CATATAN TENTANG METODE DAN TEKNIK PENELI
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN PENDIDIKAN
Oleh: Rohim Habibi
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Kebutuhan akan pendidikan yang baik, yang mampu meningkatkan
kualitas bangsa, mengembangkan karakter, memberikan keunggulan dan
kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi di bidang
pendidikan memberikan kesempatan dan wewenang untuk melakukan
berbagai inovasi dalam pengembangan dan implementasi kurikulum,
pembelajaran, bimbingan siswa dan manajemen pendidikan. Inovasi yang
tepat, efektif, dan efisien membutuhkan kajian yang bersifat teoritis dan
praktis melalui penelitian.
Penelitian memberikan deskripsi, eksplanasi, prediksi, inovasi dan
juga dasar-dasar teoretis bagi pengembangan pendidikan. Salah satu yang
penting dalam wilayah penelitian adalah metode dan teknik penelitian.
Metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh seorang peneliti harus
memiliki ketapatan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Melihat pengantar di atas, maka rumusan masalah makalah ini
adalah : Bagaimanakah metode dan teknik penelitian pendidikan?
C. Kerangka Teori
Metode Penelitian
PENELITIAN
Teknik Penelitian
D. Kajian Pustaka
Penulis banyak mengambil rujukan dari buku yang berkaitan
langsung dengan judul makalah, sebagai refensi primer. Serta buku-buku
lain yang mendukung pembahasan sebagai rujukan skunder. Buku
“Metode Penelitian Pendidikan” karya Nana Syaodih Sukmadinata, “Metode
Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D” karya
Prof. Dr. Sugiyono serta “Metodologi Penelitian Pendidikan Dengan Studi
Kasus” karya Jasa Ungguh Muliawan. Buku ini membahas secara luas
metodologi penelitian pendidikan dan menggunakan pendekatan studi
kasus.
Buku berjudul “Metodologi Penelitian Kualitatif” karya Prof. Dr. Lexy
J. Moleong, M.A. penulis jadikan referensi pendukung. Serta buku-buku
lain yang berkaitan dengan focus pembahasan dalam makalah ini.
Disamping rujukan literature (buku), penulis juga mengambil referensi dari
media online. Misalnya, (http://kbbi.co.id/arti-kata/metode) yang diakses
pada hari selasa tanggal 25 Oktober 2016 peneliti jadikan pendukung
dalam mendefinisikan metode. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti.
1
PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian Pendidikan
Menurut KBBI metode diartikan sebagai cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
tertentu
(http://kbbi.co.id/arti-kata/metode).
Secara
umum
metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Lebih detail Nana
Syaodih (2010: 52) menjelaskan sebagai rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan
penelitian
yang
didasari
oleh
asumsi-asumsi
dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang
dihadapi. Pada bidang pendidikan, metode diartikan sebagai langkah atau
cara menyelenggarakan pendidikan (Rohinah, 2013: 321). Jadi, metode
penelitian pendidikan adalah cara ilmiah, sistematis dengan tujuan
pendidikan.
Dilihat dari bentuknya, metode penelitian pendidikan dibedakan
dalam 3 kategori. Yaitu, metode kualitatif, metode kuantitatif, dan metode
fungsional (Ungguh, 2014: 60). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 9),
jenis-jenis metode penelitian diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan
tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasrkan
tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar
(basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian
pengembangan (research and development). Kemudian disimpulkan bahwa
metode penelitian eksperimen, dan survey termasuk penelitian kuantitatif,
sedangkan metode naturalistic bagian dari penelitian kualitatif dan R & D
dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen. Menurut McMillan
dan Schumacher dalam Nana Syaodih (2010: 53) menjelaskan secara table
sebagai berikut:
2
Tabel Metode – Metode Penelitian
KUANTITATIF
Eksperimental
Eksperimental
murni
kuasi
lemah
Eksperimental
Eksperimental
KUALITATIF
Non Eksperimental
Deskriptif
Korelasional
Komparatif
Ekspos fakto
Tindakan
Interaktif
Etnografis
Non interaktif
Analisis
Historis
Fenomenologis
Konsep
Studi kasus
Kebijakan
Teori dasar
Studi krisis
Analisis
Analisis
Historis
Subjek tunggal
Penelitian dan pengembangan (R & D)
1. Penelitian Kuantitatif
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke
dalam penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, antara
lain:
a. Metode Deskriptif
Metode deskriptif sebagai upaya untuk menggambarkan (to
describe) fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat
ini atau saat yang lampau (Arifin, 2012: 41). Penelitian ini mengkaji
bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan
dan perbedaannya
dengan fenomena
lain.
Penelitian
dengan
menggunakan metode deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi
menggambaran kondisi bersifat apa adanya (Syaodih, 2010: 72 73).
b. Metode Survei
Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk
opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.
Menurut Ali
dan Asrori (2014:
43) Survei,
pada dasarnya,
merupakan pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena
perilaku
dan
sosial
terhadap
3
subjek
dalam
jumlah
besar.
Sedangkan menurut pendapat Arifin (2012: 42), metode survei
bertujuan bukan hanya untuk mengetahui status fenomena, tetapi
juga
untuk
menentukan
kesamaan
status
dengan
cara
membandingkan dengan standar, norma atau kriteria yang sudah
ditentukan.
Ada tiga karakteristik utama dari metode survei: 1) Informasi
dikumpulkan
dari
sekelompok
besar
untuk
mendeskripsikan
beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti; kemampuan,
sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2) Informasi
dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis bisa
juga lisan) dari suatu populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel,
bukan dari populasi (Syaodih, 2010: 82).
c. Metode Eksperimental
Metode eksperimen
sistematis
guna
dapat didefinisikan sebagai metode
membangun
hubungan
yang
mengandung
fenomena sebab akibat. Metode ini merupakan metode inti dari
model
penelitian
yang
menggunakan
pendekatan
positivistik.
Menurut Sanjaya (2013 : 87) bahwa ide dasar metode penelitian
eksperimen pelaksanaanya cukup simpel yaitu melihat apa yang
terjadi
pada
kelompok
tertentu
setelah
diberikan
perlakuan
(treatment).
Dalam
bidang
pendidikan,
penelitian
eksperimen
bisa
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan survei kepustakaan yang relevan bagi masalah
penelitian.
2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3) Merumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan.
4) Mendefinisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel utama.
5) Menyusun rencana eksperimen, yaitu langkah-langkah yang
akan dan harus dikerjakan oleh peneliti.
6) Melaksanakan eksperimen, yaitu melakukan eksperimen sesuai
dengan desain eksperimen yang dipilih.
4
7) Mengatur
data
selanjutnya
kasar
serta
untuk
mempermudah
menempatkan
dalam
menganalisis
rancangan
yang
memungkinkan memperhitungkan efek yang diperiksa.
8) Menetapkan
taraf
signifikansi
hasil
eksperimen,
yakni
menetapkan tingkat kepercayaan penerimaan dan penolakan
hipotesis nol.
9) Membuat
interpretasi
mengenai
hasil
tentang
itu
dan
menuliskan dalam laporan eksperimen (Sanjaya, 2013: 91 – 94).
d. Metode Ekspos Fakto
Metode ekspos fakto (after the fact) merupakan metode
penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah
berlangsung (Arifin, 2012: 42). Bersifat sebab akibat yang tidak
manipulative
atau
memberikan
perlakuan
(dirancang
dan
dilaksanakan) oleh peneliti.
Dalam riset ilmiah, studi ekspos fakto, umumnya dilakukan
melalui studi eksperimental atau kausi-eksperimental. Validitas
kesimpulan tentang hubungan kausal yang diperoleh melalui riset
ini lebih signifikan (Ali dan Asrori, 2014: 63).
e. Metode Komparatif
Metode
komparatif
adalah
metode
penelitian
yang
menggunakan teknik membandingkan satu objek dengan objek lain
(Ungguh, 2014: 86). Penelitian menggunakan metode ini diarahkan
untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok
ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
Contoh penelitian:
Penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan prestasi lulusan
di suatu sekolah selalu lebih baik dibandingkan dengan sekolahsekolah lainnya (Arifin, 2012: 46).
f. Metode Korelasional
Ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel
dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan
beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien
korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik (Syaodih,
5
2010: 56). Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel
yang berhubungan dengan kompetensi professional guru. Semua
variabel yang ada kaitannya, seperti latarbelakang pendidikan,
pengalaman mengajar, mata pelajaran yang diampu, dan lain-lain
diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui
variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kompetensi
professional guru (Arifin, 2012: 48).
Yang terpenting adalah bahwa korelasi yang baik, benar dan
sistematis menjadi penentu bentuk akhir dari setiap kesimpulan
yang diperoleh dalam suatu penelitian.
g. Metode Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian
yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau
perbaikan. Menurut Sanjaya (2013: 149) sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan
upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari tindakan tersebut.
h. Metode Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Menurut Nana Syaodih (2010: 57) merupakan metode untuk
mengembangkan dan menguji suatu produk. Sedangkan menurut
Arifin (2012: 126) bahwa suatu metode yang dapat digunakan
untuk
mengatasi
kesenjangan
antara
penelitian
dasar
dan
penelitian terapan.
2. Penelitian Kualitatif
Qualitative Research merupakan suatu penelitian yang ditujukan
untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis
fenomena,
peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua
macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif
interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik
6
pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
Sedangkan metode non interaktif disebut juga metode analitis,
mengadakan pengkajian mendasar terhadap data penelitian (Syaodih,
2010: 60 – 64).
B. Teknik Penelitian Pendidikan
Teknik pengumpulan data atau teknik penelitian dibagi menjadi
dua, yaitu teknik tes dan non-tes:
1. Teknik Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno :
testum dengan arti : “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia,
dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,atau “percobaan”. Testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan
penilaian. Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat
tes. Testee adalah pihak yang dikenai tes (peserta tes) (Ilma, 2010: 46).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi (terj. Haryono, 1962:
91)
dalam
karya
tulisnya
berjudul
Psychological
Testing,
yang
dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar
yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat
betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes
adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan,
yang berbentuk
pemberian
tugas atau serangkaian
tugas/baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan
tingkah
laku
atau
prestasi,
nilai
mana
dapat
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Djaali dan Pudji, 2008:
68).
7
Menurut Djaali dan Pudji (2008: 70-71), yang termasuk dalam
teknik tes antara lain:
a. Lisan
Tes lisan yakni tes dimana didalam mengajukan pertanyaanpertanyaan atau
soalnya dilakukan
secara
lisan
dan testee
memberikan jawabannya secara lisan pula.
b. Tertulis
Tes tertulis yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan
butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
c. Performen
Tes
Performen
atau
Non
verbal
tes,
yakni
tes
yang
menghendaki respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata
atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku, jadi
respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa
perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
2. Teknik Non Tes
Secara umum teknik nontes merupakan teknik penilaian
untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik,
sikap, atau kepribadian (Sonasih, dkk. 1999: 43). Beberapa jenis
teknik nontes antara lain:
a. Interview / Wawancara
Teknik
wawancara
adalah
teknik
penelitian
yang
menggunakan cara Tanya jawab. Teknik ini banyak digunakan
dalam penelitian deskriptif. Nilai lebih dari teknik ini adalah objek
dan focus telaah yang dikaji dapat berkembang atau dikembangkan
secara maksimal. Sedangkan bila dilihat dari substansi atau isi
pokok pembicaraan wawancara yang baik adalah berpedoman pada
5W dan 1H. yaitu: Who, What, When, Where, Why, dan How
(Ungguh, 2014: 66-67).
8
b. Observasi
Secara
umum,
pengertian
observasi
adalah
cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang dijadikan sasaran pengamatan (Syaodih, 2012:
210)..
Observasi dapat dilakukan secara partisipasif dan non
partisipatif.pada observasi partisipatif, observer melibatkan diri
ditengah-tengah observe. Sedangkan pada observasi nonpartisipatif,
observer bertindak sebagai penonton saja. Observasi juga dapat
bersifat eksperimental, yang dilakukan dalam situasi buatan atau
yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Sedangkan observasi
sistematis dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang
(Sonasih, dkk. 1999: 59).
c. Angket
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu
teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrument atau
alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden (Syaodih, 2012: 219).
d. Sosiogram / Sosiometri
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial
murid (Djumhur, 1985: 84). Menurut Walgito (1987: 103) Sosiometri
adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau
hubungan berteman seseorang. Sedangkan menurut W.S. Winkel
(1997: 93) Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh
data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang
berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan
preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok.
Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
pengertian sosiometri adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan
9
data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu
lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya
dalam suatu kelompok.
C. Refleksi
Metode penelitian tidak bisa berdiri sendiri tanpa memahami
terlebih dahulu penelitian dan pendekatan yang digunakan. Metode
penelitian membutuhkan teknik penelitian dalam hal pengambilan data.
maka, teknik penelitian sebagaimana metode, harus disesuaikan dengan
penelitian dan jenis penelitian. Metode penelitian bervariasi mengikuti
jenis penelitian, penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian dan
pengembangan (R and D).
Metode penelitian kuantitatif memiliki sifat dan karakteristik yang
berbeda dengan metode penelitian kualitatif. Dan metode penelitian dan
pengembangan mengambil posisi tengah antara kualitatif dan kuantitatif.
Begitu juga dengan teknik pengumpulan data penelitian, ia tidak
bisa berdiri sendiri harus mengikuti metode penelitian. Secara garis besar
teknik pengumpulan data dibagi kedalam dua, yaitu tes dan non tes. Pada
akhirnya, metode dan teknik penelitian yang tepat adalah yang sesuai
dengan jenis penelitian dan pendekatan penelitian.
10
PENUTUP
A. Simpulan
1. Metode Penelitian Pendidikan
Para
ilmuan
membagi
metode
penelitian
berdasarkan
penelitiannya, yaitu : Peneltiain kuantitatif dan kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, para ilmuan banyak menggunakan metode
penelitian sebagai berikut: (1) Metode Deskriptif, (2) Metode Survei (3)
Metode Ekspos Fakto, (4) Metode Komparatif, (4) Metode Korelasional,
(5) Metode Tindakan, (6) Metode Penelitian dan Pengembangan (R & D),
dan (7) Metode Eksperimental.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua
macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif
interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik
pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
Sedangkan metode non interaktif disebut juga metode analitis,
mengadakan pengkajian mendasar terhadap data penelitian.
2. Teknik Penelitian Pendidikan
Teknik secara umum adalah cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mendapatkan data. Beberapa ilmuan membagi teknik
pengumpulan data kedalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Teknis tes
missal: Lisan, Tertulis, dan Perform (non verbal). yang termasuk
kedalam teknik non tes diantaranya adalah: Teknik Wawancara, Teknik
Angket, dan Sosiogram atau Sosiometri.
11
REFERENSI
Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad, 2014, Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Anne Anastasi, 1977, Psychological Testing 7 th ed. Alih bahasa oleh Robertus
Hariono S. Imam, Jilid 2, Jakarta: Prenhalindo.
Arifin, Zainal, 2012, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi, 2013, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djaali & Pudji M, 2008, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta:
Grasindo.
Djumhur dan Muh. Surya, 1985, Manajemen Modern, ACI: Surabaya.
Emzir, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta.:PT. Raja Grafindo.
Moleong, Lexy, J., 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Rohinah, 2013, Filsafat Pendidikan Islam: Studi Filsafat Atas Tujuan dan
Metode Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II, (2): 309-326.
Sanjaya, Wina, 2013, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur,
Jakarta: PT. Kencana.
Sonasih, Dewi N.W. dkk, 1999, Tehnik dan Alat Evaluasi Pendidikan Non Tes,
Bogor: Universitas Ibnu Khlodun.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta.
Sukardi, 2016, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syaodih, Nana S., 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Ungguh, Jasa M., 2014, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogjakarta: PT.
Gava Media.
Walgito, Bimo, 1987, Manajemen, Jakarta: Aneka Ilmu.
12
Winkel, W.S., 1997, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta:
Grasindo.
13
Oleh: Rohim Habibi
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Kebutuhan akan pendidikan yang baik, yang mampu meningkatkan
kualitas bangsa, mengembangkan karakter, memberikan keunggulan dan
kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi di bidang
pendidikan memberikan kesempatan dan wewenang untuk melakukan
berbagai inovasi dalam pengembangan dan implementasi kurikulum,
pembelajaran, bimbingan siswa dan manajemen pendidikan. Inovasi yang
tepat, efektif, dan efisien membutuhkan kajian yang bersifat teoritis dan
praktis melalui penelitian.
Penelitian memberikan deskripsi, eksplanasi, prediksi, inovasi dan
juga dasar-dasar teoretis bagi pengembangan pendidikan. Salah satu yang
penting dalam wilayah penelitian adalah metode dan teknik penelitian.
Metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh seorang peneliti harus
memiliki ketapatan sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
B. Rumusan Masalah
Melihat pengantar di atas, maka rumusan masalah makalah ini
adalah : Bagaimanakah metode dan teknik penelitian pendidikan?
C. Kerangka Teori
Metode Penelitian
PENELITIAN
Teknik Penelitian
D. Kajian Pustaka
Penulis banyak mengambil rujukan dari buku yang berkaitan
langsung dengan judul makalah, sebagai refensi primer. Serta buku-buku
lain yang mendukung pembahasan sebagai rujukan skunder. Buku
“Metode Penelitian Pendidikan” karya Nana Syaodih Sukmadinata, “Metode
Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D” karya
Prof. Dr. Sugiyono serta “Metodologi Penelitian Pendidikan Dengan Studi
Kasus” karya Jasa Ungguh Muliawan. Buku ini membahas secara luas
metodologi penelitian pendidikan dan menggunakan pendekatan studi
kasus.
Buku berjudul “Metodologi Penelitian Kualitatif” karya Prof. Dr. Lexy
J. Moleong, M.A. penulis jadikan referensi pendukung. Serta buku-buku
lain yang berkaitan dengan focus pembahasan dalam makalah ini.
Disamping rujukan literature (buku), penulis juga mengambil referensi dari
media online. Misalnya, (http://kbbi.co.id/arti-kata/metode) yang diakses
pada hari selasa tanggal 25 Oktober 2016 peneliti jadikan pendukung
dalam mendefinisikan metode. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti.
1
PEMBAHASAN
A. Metode Penelitian Pendidikan
Menurut KBBI metode diartikan sebagai cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
tertentu
(http://kbbi.co.id/arti-kata/metode).
Secara
umum
metode
penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010: 3). Lebih detail Nana
Syaodih (2010: 52) menjelaskan sebagai rangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan
penelitian
yang
didasari
oleh
asumsi-asumsi
dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang
dihadapi. Pada bidang pendidikan, metode diartikan sebagai langkah atau
cara menyelenggarakan pendidikan (Rohinah, 2013: 321). Jadi, metode
penelitian pendidikan adalah cara ilmiah, sistematis dengan tujuan
pendidikan.
Dilihat dari bentuknya, metode penelitian pendidikan dibedakan
dalam 3 kategori. Yaitu, metode kualitatif, metode kuantitatif, dan metode
fungsional (Ungguh, 2014: 60). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 9),
jenis-jenis metode penelitian diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan
tingkat kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasrkan
tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar
(basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian
pengembangan (research and development). Kemudian disimpulkan bahwa
metode penelitian eksperimen, dan survey termasuk penelitian kuantitatif,
sedangkan metode naturalistic bagian dari penelitian kualitatif dan R & D
dapat menggunakan survey, kualitatif dan eksperimen. Menurut McMillan
dan Schumacher dalam Nana Syaodih (2010: 53) menjelaskan secara table
sebagai berikut:
2
Tabel Metode – Metode Penelitian
KUANTITATIF
Eksperimental
Eksperimental
murni
kuasi
lemah
Eksperimental
Eksperimental
KUALITATIF
Non Eksperimental
Deskriptif
Korelasional
Komparatif
Ekspos fakto
Tindakan
Interaktif
Etnografis
Non interaktif
Analisis
Historis
Fenomenologis
Konsep
Studi kasus
Kebijakan
Teori dasar
Studi krisis
Analisis
Analisis
Historis
Subjek tunggal
Penelitian dan pengembangan (R & D)
1. Penelitian Kuantitatif
Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke
dalam penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, antara
lain:
a. Metode Deskriptif
Metode deskriptif sebagai upaya untuk menggambarkan (to
describe) fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat
ini atau saat yang lampau (Arifin, 2012: 41). Penelitian ini mengkaji
bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan
dan perbedaannya
dengan fenomena
lain.
Penelitian
dengan
menggunakan metode deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi
menggambaran kondisi bersifat apa adanya (Syaodih, 2010: 72 73).
b. Metode Survei
Survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk
opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu tertentu.
Menurut Ali
dan Asrori (2014:
43) Survei,
pada dasarnya,
merupakan pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena
perilaku
dan
sosial
terhadap
3
subjek
dalam
jumlah
besar.
Sedangkan menurut pendapat Arifin (2012: 42), metode survei
bertujuan bukan hanya untuk mengetahui status fenomena, tetapi
juga
untuk
menentukan
kesamaan
status
dengan
cara
membandingkan dengan standar, norma atau kriteria yang sudah
ditentukan.
Ada tiga karakteristik utama dari metode survei: 1) Informasi
dikumpulkan
dari
sekelompok
besar
untuk
mendeskripsikan
beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti; kemampuan,
sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2) Informasi
dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis bisa
juga lisan) dari suatu populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel,
bukan dari populasi (Syaodih, 2010: 82).
c. Metode Eksperimental
Metode eksperimen
sistematis
guna
dapat didefinisikan sebagai metode
membangun
hubungan
yang
mengandung
fenomena sebab akibat. Metode ini merupakan metode inti dari
model
penelitian
yang
menggunakan
pendekatan
positivistik.
Menurut Sanjaya (2013 : 87) bahwa ide dasar metode penelitian
eksperimen pelaksanaanya cukup simpel yaitu melihat apa yang
terjadi
pada
kelompok
tertentu
setelah
diberikan
perlakuan
(treatment).
Dalam
bidang
pendidikan,
penelitian
eksperimen
bisa
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan survei kepustakaan yang relevan bagi masalah
penelitian.
2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3) Merumuskan hipotesis berdasarkan penelaahan kepustakaan.
4) Mendefinisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel utama.
5) Menyusun rencana eksperimen, yaitu langkah-langkah yang
akan dan harus dikerjakan oleh peneliti.
6) Melaksanakan eksperimen, yaitu melakukan eksperimen sesuai
dengan desain eksperimen yang dipilih.
4
7) Mengatur
data
selanjutnya
kasar
serta
untuk
mempermudah
menempatkan
dalam
menganalisis
rancangan
yang
memungkinkan memperhitungkan efek yang diperiksa.
8) Menetapkan
taraf
signifikansi
hasil
eksperimen,
yakni
menetapkan tingkat kepercayaan penerimaan dan penolakan
hipotesis nol.
9) Membuat
interpretasi
mengenai
hasil
tentang
itu
dan
menuliskan dalam laporan eksperimen (Sanjaya, 2013: 91 – 94).
d. Metode Ekspos Fakto
Metode ekspos fakto (after the fact) merupakan metode
penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah
berlangsung (Arifin, 2012: 42). Bersifat sebab akibat yang tidak
manipulative
atau
memberikan
perlakuan
(dirancang
dan
dilaksanakan) oleh peneliti.
Dalam riset ilmiah, studi ekspos fakto, umumnya dilakukan
melalui studi eksperimental atau kausi-eksperimental. Validitas
kesimpulan tentang hubungan kausal yang diperoleh melalui riset
ini lebih signifikan (Ali dan Asrori, 2014: 63).
e. Metode Komparatif
Metode
komparatif
adalah
metode
penelitian
yang
menggunakan teknik membandingkan satu objek dengan objek lain
(Ungguh, 2014: 86). Penelitian menggunakan metode ini diarahkan
untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok
ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti.
Contoh penelitian:
Penelitian tentang faktor-faktor yang menyebabkan prestasi lulusan
di suatu sekolah selalu lebih baik dibandingkan dengan sekolahsekolah lainnya (Arifin, 2012: 46).
f. Metode Korelasional
Ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel
dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan
beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien
korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik (Syaodih,
5
2010: 56). Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel
yang berhubungan dengan kompetensi professional guru. Semua
variabel yang ada kaitannya, seperti latarbelakang pendidikan,
pengalaman mengajar, mata pelajaran yang diampu, dan lain-lain
diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui
variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kompetensi
professional guru (Arifin, 2012: 48).
Yang terpenting adalah bahwa korelasi yang baik, benar dan
sistematis menjadi penentu bentuk akhir dari setiap kesimpulan
yang diperoleh dalam suatu penelitian.
g. Metode Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian
yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau
perbaikan. Menurut Sanjaya (2013: 149) sebagai proses pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan
upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis
setiap pengaruh dari tindakan tersebut.
h. Metode Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Menurut Nana Syaodih (2010: 57) merupakan metode untuk
mengembangkan dan menguji suatu produk. Sedangkan menurut
Arifin (2012: 126) bahwa suatu metode yang dapat digunakan
untuk
mengatasi
kesenjangan
antara
penelitian
dasar
dan
penelitian terapan.
2. Penelitian Kualitatif
Qualitative Research merupakan suatu penelitian yang ditujukan
untuk
mendeskripsikan
dan
menganalisis
fenomena,
peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua
macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif
interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik
6
pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
Sedangkan metode non interaktif disebut juga metode analitis,
mengadakan pengkajian mendasar terhadap data penelitian (Syaodih,
2010: 60 – 64).
B. Teknik Penelitian Pendidikan
Teknik pengumpulan data atau teknik penelitian dibagi menjadi
dua, yaitu teknik tes dan non-tes:
1. Teknik Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno :
testum dengan arti : “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia,
dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,atau “percobaan”. Testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan
penilaian. Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat
tes. Testee adalah pihak yang dikenai tes (peserta tes) (Ilma, 2010: 46).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi (terj. Haryono, 1962:
91)
dalam
karya
tulisnya
berjudul
Psychological
Testing,
yang
dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar
yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat
betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes
adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan,
yang berbentuk
pemberian
tugas atau serangkaian
tugas/baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau
perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan
tingkah
laku
atau
prestasi,
nilai
mana
dapat
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Djaali dan Pudji, 2008:
68).
7
Menurut Djaali dan Pudji (2008: 70-71), yang termasuk dalam
teknik tes antara lain:
a. Lisan
Tes lisan yakni tes dimana didalam mengajukan pertanyaanpertanyaan atau
soalnya dilakukan
secara
lisan
dan testee
memberikan jawabannya secara lisan pula.
b. Tertulis
Tes tertulis yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan
butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawabannya juga secara tertulis.
c. Performen
Tes
Performen
atau
Non
verbal
tes,
yakni
tes
yang
menghendaki respon dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata
atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku, jadi
respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa
perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
2. Teknik Non Tes
Secara umum teknik nontes merupakan teknik penilaian
untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik,
sikap, atau kepribadian (Sonasih, dkk. 1999: 43). Beberapa jenis
teknik nontes antara lain:
a. Interview / Wawancara
Teknik
wawancara
adalah
teknik
penelitian
yang
menggunakan cara Tanya jawab. Teknik ini banyak digunakan
dalam penelitian deskriptif. Nilai lebih dari teknik ini adalah objek
dan focus telaah yang dikaji dapat berkembang atau dikembangkan
secara maksimal. Sedangkan bila dilihat dari substansi atau isi
pokok pembicaraan wawancara yang baik adalah berpedoman pada
5W dan 1H. yaitu: Who, What, When, Where, Why, dan How
(Ungguh, 2014: 66-67).
8
b. Observasi
Secara
umum,
pengertian
observasi
adalah
cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang dijadikan sasaran pengamatan (Syaodih, 2012:
210)..
Observasi dapat dilakukan secara partisipasif dan non
partisipatif.pada observasi partisipatif, observer melibatkan diri
ditengah-tengah observe. Sedangkan pada observasi nonpartisipatif,
observer bertindak sebagai penonton saja. Observasi juga dapat
bersifat eksperimental, yang dilakukan dalam situasi buatan atau
yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Sedangkan observasi
sistematis dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang
(Sonasih, dkk. 1999: 59).
c. Angket
Angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu
teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrument atau
alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden (Syaodih, 2012: 219).
d. Sosiogram / Sosiometri
Sosiometri adalah alat yang tepat untuk mengumpulkan data
mengenai hubungan-hubungan sosial dan tingkah laku sosial
murid (Djumhur, 1985: 84). Menurut Walgito (1987: 103) Sosiometri
adalah alat untuk dapat melihat bagaimana hubungan sosial atau
hubungan berteman seseorang. Sedangkan menurut W.S. Winkel
(1997: 93) Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh
data tentang hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang
berukuran kecil sampai sedang ( 10 - 50 orang ), berdasarkan
preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok.
Dari
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
pengertian sosiometri adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan
9
data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu
lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya
dalam suatu kelompok.
C. Refleksi
Metode penelitian tidak bisa berdiri sendiri tanpa memahami
terlebih dahulu penelitian dan pendekatan yang digunakan. Metode
penelitian membutuhkan teknik penelitian dalam hal pengambilan data.
maka, teknik penelitian sebagaimana metode, harus disesuaikan dengan
penelitian dan jenis penelitian. Metode penelitian bervariasi mengikuti
jenis penelitian, penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian dan
pengembangan (R and D).
Metode penelitian kuantitatif memiliki sifat dan karakteristik yang
berbeda dengan metode penelitian kualitatif. Dan metode penelitian dan
pengembangan mengambil posisi tengah antara kualitatif dan kuantitatif.
Begitu juga dengan teknik pengumpulan data penelitian, ia tidak
bisa berdiri sendiri harus mengikuti metode penelitian. Secara garis besar
teknik pengumpulan data dibagi kedalam dua, yaitu tes dan non tes. Pada
akhirnya, metode dan teknik penelitian yang tepat adalah yang sesuai
dengan jenis penelitian dan pendekatan penelitian.
10
PENUTUP
A. Simpulan
1. Metode Penelitian Pendidikan
Para
ilmuan
membagi
metode
penelitian
berdasarkan
penelitiannya, yaitu : Peneltiain kuantitatif dan kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, para ilmuan banyak menggunakan metode
penelitian sebagai berikut: (1) Metode Deskriptif, (2) Metode Survei (3)
Metode Ekspos Fakto, (4) Metode Komparatif, (4) Metode Korelasional,
(5) Metode Tindakan, (6) Metode Penelitian dan Pengembangan (R & D),
dan (7) Metode Eksperimental.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua
macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif
interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik
pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
Sedangkan metode non interaktif disebut juga metode analitis,
mengadakan pengkajian mendasar terhadap data penelitian.
2. Teknik Penelitian Pendidikan
Teknik secara umum adalah cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mendapatkan data. Beberapa ilmuan membagi teknik
pengumpulan data kedalam dua jenis, yaitu tes dan non tes. Teknis tes
missal: Lisan, Tertulis, dan Perform (non verbal). yang termasuk
kedalam teknik non tes diantaranya adalah: Teknik Wawancara, Teknik
Angket, dan Sosiogram atau Sosiometri.
11
REFERENSI
Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad, 2014, Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Anne Anastasi, 1977, Psychological Testing 7 th ed. Alih bahasa oleh Robertus
Hariono S. Imam, Jilid 2, Jakarta: Prenhalindo.
Arifin, Zainal, 2012, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi, 2013, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Djaali & Pudji M, 2008, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta:
Grasindo.
Djumhur dan Muh. Surya, 1985, Manajemen Modern, ACI: Surabaya.
Emzir, 2008, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta.:PT. Raja Grafindo.
Moleong, Lexy, J., 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Rohinah, 2013, Filsafat Pendidikan Islam: Studi Filsafat Atas Tujuan dan
Metode Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II, (2): 309-326.
Sanjaya, Wina, 2013, Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur,
Jakarta: PT. Kencana.
Sonasih, Dewi N.W. dkk, 1999, Tehnik dan Alat Evaluasi Pendidikan Non Tes,
Bogor: Universitas Ibnu Khlodun.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta.
Sukardi, 2016, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya,
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syaodih, Nana S., 2010, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya.
Ungguh, Jasa M., 2014, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogjakarta: PT.
Gava Media.
Walgito, Bimo, 1987, Manajemen, Jakarta: Aneka Ilmu.
12
Winkel, W.S., 1997, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta:
Grasindo.
13