LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR BUAH (1)

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
“STRUKTUR BUAH”

OLEH :
SAMIYATI
15.201010.027
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah penting

bagi


tumbuhan,

terutama

jika

dikaitkan

dengan

pembentukan biji untuk mempertahankan kelsaan jenisnya. Buah telah banyak
mengalami perubahan atau modifikasi sehingga dengan mepelajarinya dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai kekerabatan antara tumbuhan
beserta evolusinya. Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan
berbunga. Pada banyak species tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal
buah

yang

telah


berkembang

lanjut

beserta

dengan

jaringan

yang

mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar
luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ
tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam
batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah
apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji'
(juga merupakan bulir) jagung, biji bunga-matahari, biji lada, atau polong kacang
tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak

termasuk buah sejati.
Buah adalah

organ

pada

tumbuhan

berbunga

yang

merupakan

perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Pengertian buah
dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada
pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang

terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ
yang lain. Buah seringkali memiliki nilai ekonomi sebagai bahan pangan maupun
bahan baku industri karena di dalamnya disimpan berbagai macam produk
metabolisme tumbuhan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
alkaloid, hingga terpena dan terpenoid. Ilmu yang mempelajari segala hal tentang
buah dinamakan pomologi (Ashari, 2004).
1.2 Tujuan
Mahasiswa mengetahui struktur buah yang tergolong buah basah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya buah berkembang dari bagian alat kelamin betina (putik)
yang disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang lengkap
tersusun atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah ada yang dapat
dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp dan endokarp sebelum
biji masak (Sutopo, 2002).
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan
atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang
pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari
penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari

struktur buah dan bagian – bagian buah yang ada pada buah. Misalnya dikatakan
buah sejati atau buah sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh
bagian – bagian buah yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu
mete terlihat tangkai bunga yang membesar seperti buah, padahal bagianyang
membesar itu bukan buah tapi tangkai buah (Sutopo, 2002).
Menurut Tjitrosoepomo (1985) buah pada tumbuhan umumnya dapat
dibedakan dalam empat golongan yaitu:
1. Buah Tunggal (Sejati)
Buah tunggal (sejati) adalah buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu
bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.
2. Buah Ganda
Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri,
lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu

buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa
macam buah berganda. Misalnya:
buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa).
buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia).
buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona).

buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).
3. Buah Majemuk
Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan
demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah), yang
tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja.
4. Buah Semu
Buah semu atau buah tertutup adalah, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain pada bunga itu yang malahan menjadi bagian utama
buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian dan seringkali merupakan bagian
buah yang bermanfaat dapat dimakan) sedang buah yang sesungguhnya kadangkadang tersembunyi.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2018 pukul
10:00-11:00 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas
Borneo Tarakan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Pisau, cutter, pensil hitam,
penggaris dan Buku gambar.

Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu Buah Tomat, mentimun dan
kedondong.
3.3 Pelaksanaan Struktur Buah Pengamatan
1. Siapkan Gambar struktur luar masing-masing buah.
2. Belah buah secara membujur dan melintang
3. Gambar bagian-bagian buah dan beri keterangannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penampang Buah
Membujur

Melintang
a.
b.
c.
d.
e.


Exocarp
Mesocarp
Seed
Locus
plasenta

a.
b.
c.
d.
e.

Exocarp
Mesocarp
Seed
Locus
plasenta

a.
b.

c.
d.
e.
f.

Exocarp
Mesocarp
Funiculus
Locus
Plasenta
seed

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Exocarp

Mesocarp
Funiculus
Locus
Plasenta
seed

a.
b.
c.
d.

exocarp
mesocarp
endocarp
seed

a.
b.
c.
d.


exocarp
mesocarp
endocarp
seed

4.2 Pembahasan
Buah memiliki bagian yang disebut sebagai perikarp, yaitu dinding buah
yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga. Perikarp ini
dibagi ke dalam beberapa lapisan yaitu, lapisan paling luar yang disebut exocarp
atau epikarp, lapisan pada bagian tengah yang disebut mesocarp, dan lapisan
paling dalam yang disebut endocarp.
Dari hasil pengamatan, tipe buah pada buah banyak ragamnya, seperti
buah yang telah diamati yaitu buah kedondong, tomat merupakan berry (buah

buni). Kemudian untuk mentimun adalah tipe buah pepo.
Selain tipe buah yang berbeda-beda dari setiap buah, terdapat juga
perbedaan yang lain yaitu dari tipe plasentasinya. Untuk tipe plasentasi ditentukan
dari posisi asal biji yang ada pada buah tersebut. Pada umumnya, tipe plasentasi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: sentral (menuju ke tengah), parietal (menuju ke
pinggir), dan axile (membentuk daerah seperti bintang dan menuju ke tengah).
Dari irisan melintang dan membujur dari buah-buah yang dipraktikumkan,
maka terdapat beberapa penggolongan menurut tipe plasentasinya. Untuk tipe
plasentasi parietal adalah buah mentimun. Sedangkan untuk tipe plasentasi sentral
adalah tomat dan kedondong.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bardasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami berkesimpulan
bahwa:
1. Buah merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Buah dapat
2.

disamakan dengan sumbu tubuh dari tumbuhan.
Adapun fungsi dari buah diantaranya yaitu tempat terbentuknya embryo yang
merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi

3.

tumbuhan baru.
Buah pada suatu tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu buah sejati
(fructus nudus) dan buah semu (fructus spurius). Buah sejati (fructus nudus)
merupakan buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau yang
paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah
gugur itu, selain itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus.
Contohnya adalah buah tomat, jeruk nipis dan timun. Sedangkan buah semu
(spurius) merupakan buah yang mana buahnya tersebut justru bagian dari
bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi bagian buah
yang sanagt penting. Contoh dari buah semu yaitu buah pear.

5.2 Saran
Disarankan agar dalam pengamatan di lakukan dengan baik dan teliti, juga
dalam melakukan pemotongan buah terutama biji dilakukan dengan hati-hati agar
saat mengamati struktur buah dan biji mudah dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Ashari, 2004. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Teknologi Benih. Bengkulu:
Fakultas

Pertanian Unib

Diakses pada tanggal 13 Maret 2018
Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2018
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW. Malang.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2018
Tjitrosoepomo, 1985. FisiologiTanamanBudidaya. UI Press; Jakarta
Diakses pada tanggal 13 Maret 2018