TAFSIR AYAT AL QUR AN TENTANG KEDILAN KE

TAFSIR AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEDILAN, KEJUJURAN,
DAN MORAL.
Di susun oleh
SYUKRIZAL
IWAN SUDIRJA
KHARISMA
BUSTANUL IRVAN
ARAFAT
RISKI RAMADHAN

DOSEN PEMBIMBING: DR. Muhammad Abizal

FAKULTAS DAKWAH & KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
JURUSAN KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM
BANDA ACEH
2015

1

TAFSIR AYAT AL-QUR’AN TENTANG KEDILAN, KEJUJURAN,

DAN MORAL.
SURAT AN-NISA AYAT 58-59 DAN
SURAT AL-MUKMINUN AYAT 1-8
A. PENDAHULUAN
kelompok masyarakat memiliki tolak ukur atau standar moral yang harus
diterapkan dan dipatuhi oleh setiap orang di dalam masyarakatnya. Yaitu standar
moral yang berhubungan dengan berbagai persoalan apa saja yang dapat
menguntungkan atau merugikan manusia atupun anggota kelompoknya. Dan
penentuan standar moral merupakan bagian dari Etika.
Agar setiap orang dapat menerapkan semua aturan di dalam masayarakat
dengan baik,maka setiap orang perlu menanamkan berbagai sikap yang baik
seperti kejujuran dan keadilan, sebab apabila setiap orang telah memiliki sikap
jujur dan adil, maka ia akan selalu bersikap dan berkata jujur di dalam
kehidupannya sehari-hari terutama dalam menjalankan pekerjaan yang menuntut
adanya sikap kejujuran. Sehingga ia akan mudah mendapat percayaan dari orang
lain dalam memjalankan tugas tertentu. Bersikap adil pun tak kalah pentingnya
karena lebih menyangkut hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya,
terutama dalam hal hubungan antara pimpinanan dalam mengatur masyarakatnya
ataupun bawahannya dala bekerja. Setiap orang dituntut untuk dapat
bersikap adil yaitu tidak membeda-bedakan atau berbuat semena-mena terhadap

orang lain. Karena apabila kita dapat berbuat jujur dan adil kepada orang lainnya
maka kita dihormati oleh orang lain.

2

B. PEMBAHASAN
Tafsir surat an-nisa 58-59
1. Surat An-Nisa ayat 58

        
         
       
Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mendengar lagi Maha melihat.
Sesungguhnya allah menyuruh agar menyampaikan amanat kepada
ahlinya. dalam hadits al-Hasan yang diterima dari samurah mengatakan bahwa

Rasulullah saw bersabda:
“Sampaikanlah amanat kepada orang yang memberi amanat kepadamu dan
janganlah kamu mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (H.R. Imam
Ahmad).1
Ayat ini termasuk salah satu ayat yang terpenting dalam persoalan hukum
syariat, dan menurut zahir ayat khitab-nya ditunjukan kepada segenap umat Islam,
yang berhubungan dengan amanat. Menurut yang diriwayatkan dari Ali, Zaid bin
Asham dan Syahar bin Hasyab, ayat ini ditunjukan kepada wali-wali orang Islam.
Yang dimaksud dengan adil dalam firman Tuhan “Hukumlah dengan adil”
ialah, dengan hukum yang berdasarkan kepada Al-Quran dan Hadis, karena
hukum yang berdasarkan pemikiran semata-mata bukan lah hukum yang sah.
Kalau tidak didapat dalam Al-Quran dan Hadis boleh menghukum dengan jalan
. Muhammad Nasib Ar-Rifal, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 1. Jakarta;
gema Insani Pers, 1999. Hal 737.
1

3

Ijtihad seorang hakim, yang mengetahui dengan baik akan hukum Allah dan
Rasul.2

Surat An-Nisaa ayat 59

      
          
        
  
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”

Persoalan amanah, ketaatan kepada Allah, Rasul, Ulul Amri dan
sebagaimana yang terdapat surat An-Nisaa ayat 58 dan 59 diatas adalah
merupakan dasar-dasar pokok bagi hukum-hukum Islam. Andaikan Allah tidak
menurunkan ayat-ayat yang lain dalam Al-Quran, cukuplah kedua ayat itu bagi
kaum muslimin, asal saja hukum-hukum itu diletakkan diatas dasar pokok kedua
ayat tadi.
Amanat ialah “sesuatu yang dipercayakan”. Termasuk didalamnya segala

apa yang dipercayakan kepada seorang, baik harta maupun ilmu pengetahuan dan
sebagainya. Seorang pelajar memikul amanat, maka wajib ia menjaga waktu dan
memperthatikan pelajarannya dengan sebaik-baiknya.

. Syekh H. abdul Halim Hasan Binjai. Tafsir Al-Ahkam. Jakarta; Kencana,
2006. Hal 280.
2

4

Dalam kitabnya yang terkenal “Ihya Ulumuddin,” Imam Ghazali dengan
panjang lebar menerangkan bagaimana kewajiban guru dan murid, sebagai
menunaikan amanah Allah ringkasnya amanat itu terbagi lima, yaitu3:
1. Amanat ilmu.
2. Amanat kehakiman-peradilan.
3. Amanat Tuhan kepada hamba-Nya
4. Amanat manusia sesama manusia.
5. Amanat manusia kepada dirinya sendiri.
Asbabun nuzul
Kedua ini diturunkan sehubungan dengan kasus Utsman bin Thalhah bin

Abi Thalhah, penjaga Ka’bah yang mulia. Ayat ini diturunkan karena tatkala
Rasulullah SAW. Mengambil kunci Ka’bah pada peristiwa penaklukan Mekkah,
beliau mengembalikan kepada Ustman. Sebagai ahli ilmu menceritakan kepada ku
bahwa Rasulullah berdiri dipintu ka’bah, lalu bersabda:” Tidak ada Tuhan
melainkan Allah Yang Esa dan tidak sekutu bagi-Nya; Maha benar janji-Nya. Dia
Yang Esa menolong hambanya dan mengalahkan berbagai golongan. Ketahuilah,
segala kehormatan, darah, atau kekayaan yang diadukan, maka ia berada dibawah
kaki-Ku ini kecuali soal pemeliharaan Baitullah dan pemberian air minum kepada
jamaah haji”.4

Tafsir Surat Al-Mukminun Ayat 1-8

         
        
        
3

Syekh H. abdul Halim Hasan Binjai, Tafsir Al-Ahkam.... hal 282.

4


Muhammad Nasib Ar-Rifal, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, jilid 1.... hal

737.

5

        
       
     
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.
7. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang
melampaui batas.

8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar bin Khatab, dia berkata:
“Apakah wahyu turun kepada Nabi., maka terdengarlah disampingnya
suara seperti dengung lebah. Kami diam sejenak. Kemudian beliau menghadap
kiblat, mengangkat kedua tangannya lalu berdoa, ‘Ya Allah berilah tambahan
kepada kami dan jangan lah Engkau menguranginya, muliakanlah kami dan
jangan lah Engkau hinakan, berilah kami rezeki, dan janganlah Engkau tolak,
utamakan lah kami dan jangan Engkau menyisihkan kami, ridhai lah kami dan
jadikan kami ridha.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah
menurunkan kepada ku sepuluh ayat. Barang siapa yang mengamalkannya maka
ia masuk surga.’ Kemudian beliau membaca ayat Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang beriman...’ Beliau membaca hingga 10 ayat.” ( HR Ahmad).

6

Dalam tafsirnya, Imam Nasa’i meriwayatkan dari Yazid bin Babanus dia
berkata:
“Kami bertanya kepada Aisyah Umul Mukminin, ‘ Bagaimanakah akhlak
Rasulullah Saw?’ Beliau menjawab, ‘akhlak Beliau adalah Al-Quran.’ Kemudian

Aisyah membaca ayat, ‘Sesungguhnya beruntunglah orang-orang beriman... dan
orang-orang yang memelihara shalat-shalatnya.’ Aisyah berkata, ‘Seperti
dikemukakan ayat itulah akhlak Rasulullah Saw...’”
Firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman,” yakni beruntung karena meraih surga, sedang mereka memiliki sifatsifat ini. “Yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya,” yakni kalbu mereka
khusyu’, lalu memejamkan penglihatan mereka dan merendahkan diri, serta
penglihatan mereka tidak melampaui tempat shalat. Khusyu’ dalam shalat tercapai
oleh orang yang mengkonsentrasikan kalbunya terhadap shalat, mencurahkan
seluruh perhatian kepada shalat dan meprioritaskan shalat dari perbuatan lainnya.
Firman Allah Ta’ala, “ Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
perilaku yang tidak berguna,” yakni dari kebathilan yang meliputi syirik
kemaksiatan, dan hal-hal yang tidak berfaedah yang menyangkut perkataan dan
perbuatan. Firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang menunaikan zakat,”
yakni zakat mal sebelum di fardhu kan nisabnya. Ditafsirkan demikian, karena
ayat ini merupakan ayat Makkiyah. Asal zakat diwajibkan di Mekkah. Allah
berfirman dalam surat Al-An’aam, “Dan berikanlah hak nya pada saat
memanen.” Zakat yang difardhukan di Madinah ialah yang sudah memiliki nisab
dan kadar khusus. Adapula yang menafsirkan ayat diatas dengan penyucian diri
dari kemusyrikan dan kotoran sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya
berutunglah orang-orang yang menyucikan diri dan sesungguhnya merugilah

orang yang mengotori diri.” Mukmin yang sempurna ialah orang yang
mnyucikan dirinya dan hartanya.
Firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka
Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di
7

balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas”. Yakni, orangorang yang memelihara farjinya dari perbuatan haram seperti berzina atau sodomi,
dan mereka hanya mendekati istri atau suaminya. Barang siapa yang menerima
apa yang telah dihalalkan Allah kepadanya, maka tiada celaan atau dosa diatasnya.
Barang siapa yang memilih selain istri atau suami dan budak sahaya dan mereka
itu lah yang melampaui batas”.
Firman Allah Ta’ala, “Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat
(yang dipikulnya) dan janjinya,”. Jika mereka diserahi amanat maka mereka tidak
mengkhianatinya. Namun, menyampaikan kepada yang berhak menerimanya. Jika
mereka berjanji atau berakad, maka mereka memenuhinya. Tidak seperti kaum
munafik yang disifati oleh Rasulullah SAW. “Tanda orang munafik ada tiga
apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila
diserahi amanat ia berkhianat. (HR Muslim).5
Asbabun Nuzul

Imam Hakim telah mengetengahkan sebuah hadis melalui sahabat Abu
Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah Saw. Bila mana melakukan shalat selalu
mengangkat pendangannya kelangit. maka turunlah ayat ini: “(yaitu) orangorang yang khusyu' dalam sembahyangnya,”Maka sejak saat itulah Rasulullah
menundukan kepalanya jika sedang mengerjakan shalat.6
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Sirin, hadits
ini mursal. Bahwa apabila para shahabat shalat, mereka suka memandang ke
langit. Maka turunlah ayat ini (Al-Mu’minuun: 2) sebagai petunjuk bagaimana
seharusnya shalat.

5

Tafsir Surat Al-Mukminun ayat 1-8 diambil dari Muhammad Nasib ArRifal. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3. Jakarta: gema Insani Pers. 1999. Hal
405-409
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, tafsir
Jalalain, Jilid 2. Bandung; Algensindo, 2006. Hal 223.
6

8

C. KESIMPULAN
Berikut ini kesimpulan tafsir surat An-nisa ayat 58-59:
1. Hukumlah dengan adil, artinya menghukum dengan hukum Al-qur’an dan
Hadist
2. Seorang hakim harus mengetahui hukum Allah dan Rasul
3. Kita senantiasa harus mentaati Allah, Rasul dan Ulil Amri
4. Semua dari kita mendapat amanah dari Allah dan kita menjaga harus
menjalankan amanah Allah, sebagai mahasiswa Allah memberi amanah
berupa ilmu yang harus aplikasikan dalam kehidupan.
Kesimpulan dari tafsir surat Al-Mukminun ayat 1-8, Allah akan memberi
keberuntungan kepada:
1. Orang beriman akan beruntung dunia dan akhirat, karena orang berman
menjaga diri sikap tercela dan sikap orang munafik
2. Orang yang hatinya khusyuk dalam shalat, hanya Allah saja didalam
hatinya maka ia akan beruntung
3. Dan orang yang menjaga diri dari kemasiatan dan perbuatan dosa
4. Serta orang yang meberi zakat yang menyucikan dirinya dan hartanya
5. orang-orang yang memelihara farjinya dari perbuatan haram seperti
berzina atau sodomi, dan mereka hanya mendekati istri atau suaminya.
Barang siapa yang menerima apa yang telah dihalalkan Allah kepadanya,
maka tiada celaan atau dosa diatasnya. Barang siapa yang memilih selain
istri atau suami dan budak sahaya dan mereka itu lah yang melampaui
batas”.
6. Orang yang diberi amanah akan menjalankan amanahnya dengan baik

9

DAFTAR PUSTAKA

1. Muhammad Nasib Ar-Rifal, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 1. Jakarta; gema
Insani Pers, 1999.
2. Syekh H. abdul Halim Hasan Binjai. Tafsir Al-Ahkam. Jakarta; Kencana, 2006
3. Tafsir Surat Al-Mukminun ayat 1-8 diambil dari Muhammad Nasib Ar-Rifal.
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir jilid 3. Jakarta: gema Insani Pers. 1999
4. Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, tafsir Jalalain, Jilid
2. Bandung; Algensindo, 2006.

10