Laporan Praktikum Kimia Anorganik 2 Pemb (2)

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK 2
“Pembuatan Tawas dari Limbah Kaleng Alumunium”
Tanggal Praktikum : 27 Maret 2014

DISUSUN OLEH :
RIZKY HARRY SETIAWAN
1112016200069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK
Botol minuman dibuat dari kaleng dengan dugaan kuat bahwa beberapa kaleng
bekas mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi, mengingat aluminium
mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga memungkinkan
untuk dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas juga

member peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau
bahan dalam deodorant. Mengingat banyaknya minuman ringan yang diproduksi dan
menggunakan kemasan kaleng serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan,
makadiperlukan penelitian terhadap kandungan aluminium dari jenis kaleng
minuman ringan. Kaleng bekas minuman ringan yang mengandung aluminium
selanjutnya diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) (Manurung,1995).

INTRODUCTION
Alumunium ialah unsure melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi
(sesudah oksigen dan silica), mencapai 8,2 % dari massa total. Keberadaanya
umumnya bersamaan dengan silicon dalam aluminosilkat dari feldspar, mika dan di
dalam lempung,yaitu pelapukan batuan tersebut. Bijih yang paling pentin untuk
produksi alumunium adalah bauksit,yaitu alumunium oksida terhidrasi yang
mengandung 50-60% Al2O3 . 1-20% Fe2O3; 1-10% silicon; sedikit sekali
titanium ,zirconium ,vanadium dan oksida logam transisi yang lain ; dan sisanya (2030%) adalah air. Bauksit dimurnikan melalui proses Bayer,yang mengambil manfaat
dari fakta bahwa oksida alumina amfoter larut dalam basa kuat ,tetapi besi(III) oksida
tidak. Bauksit mentah dilarutkan dalam natrium hidroksida.

Dan dipisahkan dari besi oksidasi serta zat asing tak terlarut lainnya dengan
penyaringan. Alumunium

oksida terhidrasi murni mengendap bila larutan
didinginkan sampai lewat jenuh dan dipancing menjadi kristal ( Oxtoby,2003).
Kristalisasi atau penghambluran ialah peristiwa pembentukkan partikelpartikel zat padat di dalam suatu zat yang homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai
pembentukan partikel-partikel padat di dalam uap,seperti dalam hal pembentukkan
salju; sebagai pembekuan di dalam lelehan cair sebagaimana dalam pembuatan
kristal tunggal yang benar;atau sebgai kristalisasi dalam larutan cair. Kristalisasi dari

larutan sangat penting dalam industry karena banyaknya ragam bahan yang
dipasarkan dalam bentuk kristal .Penggunaannya sangat luas karena dua hal ;
1. kristal yang terbentuk dari larutan tak murni selalu murni, kecuali jika terbentuk
kristal dari campuran.
2. kristalisasi merupakam metode yang praktis untuk mendapatkan bahan-bahan
kimia murni dalam kondisi yang memenuhi syarat untuk penggunaan dan
penyimpanan.
Kristal sebagaimana dalam larutan berupa macam ukuran dan dikeluarkan sebagai
kristal hasil.Tujuan utama dari kristalisasi tentulah untuk mendapatkan perolehan
yang memuaskan serta kemurnian yang tinggi dan juga menghasilkan suatu kristal
hasil (Warren dkk,1999).
Tawas adalah senyawa kimia berupa garam sulfat yang memiliki banyak
sekali ragamnya salah satunya yang paling populer adalah Aluminum Sulfat yang

banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh
karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Tawas merupakan garam sulfat
rangkap terhidrat dengan formula M+M3+ (SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation
univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam
kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat.
Gas hidrogen dapat terbentuk dari reaksi antara aluminium dan NaOH, yang
menghasilkan larutan Al(OH)3. Larutan ini berwarna abu-abu kehitaman. Setelah
percobaan pembuatan gas ini selesai alangkah baiknya limbah aluminium (AL(OH)3)
ini jangan dibuang, melainkan ditampung untuk pembuatan tawas. Tawas kalium
aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam
larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O(l) -----> 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat
isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbedabeda tergantung pada jenis logam dan suhu (Anonim,2011)

MATERIALS & METHODS
Materials
1) Erlenmeyer
2) Gelas beaker
3) Gelas Ukur

4) Neraca O’hauss
5) Gunting
6) Amplas
7) Hot plate
8) Corong
9) Kertas Saring

1)
2)
3)
4)

2 gram Kaleng bekas ( Alumunium)
40 mL KOH 20%
30 mL H2SO4 6M
batu es secukupnya

Methods
1. Timbang alumunium dari kaleng bekas 2 gram.
2. Dituangkan 40 ml larutan KOH 20 % ke dalam erlenmeyer kemudian

dimasukan potongan alumunium pelahan lahan (hati – hati).
3. Perhatikan reaksinya, tunggu sampai gelembung – gelembung dalam
erlenmeyer habis..
4. Panaskan erlenmeyer menggunakan hotplate, samapi gelembung gas pada
erlenmeyer benar – benar habis.
5. jika pemanasan sudah selesai. Saring larutan tersebut ke dalam corong
yang telah dipasang kertas saring. Kemudian diamkan diamkan erlenmeyer
sampai tidak terlalu panas lagi (dingin).
6. setelah dingin masukan 30 ml larutan H2SO4 6M.
7. saring kembali larutan tersebut dengan kertas saring dan corong yang baru.
Kemudian didinginkan dalam backer glass yang telah berisi es batu.
8. amati apa yang terjadi ! apakah terbentuk kristas atau tidak dalam backer
glass.
9. timbang kertas saring kosong,
10. jika terbentuk kristal. Saring dengan kertas saring yang diletakan dalam
corong. Lalu kertas saringnya dibilas dengan etanol 70 %.
11. diamkan selama 1 hari lalu ditimbang berat tawas (Kristal) yang terbentuk.

RESULT & DISCUSSION
NO

PERLAKUAN
1 40 mL KOH 20% + 2 gram Alumunium

2

Dipanaskan
Hotplate

3

Disaring dengan menggunakan kertas Menghasilkan filtrate
saring dan corong
berwarna bening.

4

Filtrate ditambahkan 30 mL H2SO4 6M

5


menggunakan Sampai baunya menghilang

Sampel Tawas yang dibuat + air kotor

yang

Larutan
menjadi
kristal
berwarna
putih,dan
menghasilkan rasa panas.

Kristal didinginkan ke dalam batu es,dan Terbentuk
diamkan selama 1 hari
putih
6




dengan

PENGAMATAN
Terbentuk gelembung gas,
warna larutan menjadi semakin
hitam,panas,berasap
dan
menghasilkan bau.

tawas

berwarna

Terjadi pemisahan air dan zat
pengotor,sehingga air yang
keruh menjadi jernih.

Perhitungan
Massa Gelas Beaker kosong = 100 gram
Massa Gelas Beaker + Tawas = 135,48 gram

Massa Tawas

= (massa gelas beaker + tawas) – (massa gelas beaker
kosong)
= 135,48 gram- 100 gram = 35,48 gram



Persamaan Reaksi
1) 2Al + 2KOH + 6H2O −−−−−−−> 2K[Al(OH)4] + 3H2
2) 2K[Al(OH)4]+H2SO4 −−−−−−−> Al(OH)3+K2SO4+2H2O
3) 2Al(OH)3 + 3H2SO4 −−−−−−−> Al2(SO4)3 + 6H2O
4) K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O−−−−−−−>2KAl(SO4)2.12H2O



Lampiran Foto Kerja Praktikum

PEMBAHASAN


Praktikum kali ini adalah pembuatan tawas menggunakan bahan alumunium.
Alumunium didapat dari kaleng-kaleng bekas minuman. kaleng bekas ditambahkan
20% larutan KOH sebanyak 40 ml. Pada penambahan KOH 20% ini reaksi berjalan
cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O -------> 2K[Al(OH)4] + 3H2
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung
gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium
bereaksi. Untuk menghindari terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 20% ditambahkan
berlebih. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi. Filtrat
yang diperoleh ditambah H2SO4 6M kemudian disaring untuk menghilangkan
pengotor-pengotornya. Reaksi yang terjadi adalah :
2K[Al(OH)4]+H2SO4→2Al(OH)3+K2SO4+2H2O
Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi
sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan persamaan
reaksi sebagai berikut :
2Al(OH)3 + 3H2SO4 →Al2(SO4)3 + 6H2O
Pada reaksi sebelumnya, penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan
K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa
larutan bening tak berwarna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk pada reaksi di atas bereaksi
kembali dengan K2SO4 hasil reaksi membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)

2.12H2O

berwarna putih .Kristal-kristal tawas yang telah didinginkan. Pada saat pendinginan

ini, larutan dibiarkan diudara terbuka hingga dingin, pada saat ini endapan yang terbentuk
adalah Kal(SO4)2.12H2O.,Reaksinya adalah :
K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O→2KAl(SO4)2.12H2O

Kristal alum (tawas) yang diperoleh dicuci dengan larutan etanol 50% yang
bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Senyawasenyawa yang direaksikan juga berupa hidrat saat pengendapan kedua larutan
kita mendapatkan kristal putih yang mengendap di dasar gelas kimia. Endapan
inilah yang dinamakan tawas yang selanjutnya disaring dengan kertas saring serta
dilakukan pembilasan dengan aquadest . hal ini dimaksudkan untk menghilangkan
ion K +danAl3+atau SO42- yang tidak ikut bereaksi.Tawas yang kami dapatkan
sebesar 35,48 gram

CONCLUTION
Berdasarkan data yang di peroleh dalam percobaan pembuatan tawas dari limbah
alumunium, dapat disimpulkan bahwa :
1. Limbah alumunium dapat digunakan untuk pembuatan tawas

2. Berat Tawas yang dihasilkan sebesar 35,48 gram
2. Larutan KOH 20% digunakan untuk menghasilkan tawas
3. Tawas dapat digunakan untuk menjernihkan air
REFERENSI
L,Warren dkk.1999.Operasi Teknik Kimia Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby,David W.2003.Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 2.
Jakarta : Erlangga
Anonim.2011. Pembuatan Kalium Aluminium Sulfat (Tawas) Dari Limbah Aluminium
Foilhttp://himka1polban.wordpress.com/laporan/kimia-anorganik/laporan-pembuatantawas-dari-limbah-aluminium-foil/( diakses pada tanggal 2 April pukul 21:15 WIB)
Manurung&Irma.1995.http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/viewFile/2806/
1995 (Diakses pada tanggal 2 April 2014 pukul 21.00 WIB)