MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN
14 PADANG ARO PADA TOPIK BENDA-BENDA DAN
BANGUN DATAR SIMETRIS DENGAN PENGGUNAAN ALAT
PERAGA GAMBAR DUA DIMENSI DAN METODE YANG
BERVARIASI

NAMA

: SYAFRIYON

NIM

: 821537188

EMAIL

: [email protected]

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN 14
PADANG ARO PADA TOPIK BENDA-BENDA DAN BANGUN DATAR
SIMETRIS DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR DUA

DIMENSI DAN METODE YANG BERVARIASI
Syafriyon
Mahasiswa Universitas Terbuka
UPBJJ-14 Padang Kecamatan Sangir
Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat
ABSTRAK
Matematika adalah pelajaran yang sulit dan disegani oleh siswa. Pada mata
pelajaran Matematika kelas IVA SDN 14 Padang Aro, dengan materi benda-benda
dan bangun datar simetris dari 22 siswa, hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas
KKM 65 selebihnya dibawah KKM. Dengan melihat hasil yang diperoleh
tersebut, peneliti melaksanakan PTK dalam pembelajaran. Dimana peneliti
menggunakan alat peraga gambar dua dimensi dan metode bervariasi bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro pada mata
pelajaran Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris. PTK
ini dilaksanakan tiga tahapan siklus yakni; prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan data dari siklus ke siklus ternyata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Dan pada siklus 2 ternyata dari 22 siswa 17 siswa mendapat nilai
diatas KKM dan 5 siswa lainnya di bawah KKM. Ini berarti 77% ketuntasan
klasikal yang diperoleh siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro melebihi target
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75%. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi dan metode bervariasi pada mata pelajaran Matematika dengan materi
benda-benda dan bangun datar simetris dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IVA SDN 14 Padang Aro Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.
Kata kunci : hasil belajar, dua dimensi, metode bervariasi.

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian besar orang beranggapan bahwa Matematika adalah
pelajaran yang sulit dan disegani oleh siswa. Banyak siswa yang memiliki
nilai Matematika yang rendah dibandingkan dengan pelajaran lain, ini
disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa.
Karena adanya kendala tersebut dalam mengerjakan Matematika
pada umumnya memerlukan waktu yang cukup lama dan sering
kekurangan waktu. Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa,
strategi yang dipilih guru dalam belajar mengajar hendaknya mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar.

Menurut De Cecco dan Grawford (1974) ada 4 peranan guru untuk
meningkatkan motivasi siswa:
1. Membangkitkan semangat siswa
2. Memberikan harapan yang realitas
3. Memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah atau
kata-kata manis
4. Memberi penghargaan
Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak orang dewasa
(guru) kepada peserta didik, melainkan upaya menciptakan kondisi yang
kondusif bagi perkembangan anak. Ini berarti bahwa didalam proses
pembelajaran anak aktif mengembangkan diri dan guru aktif membantu
menciptakan kemudahan (Facilitating) untuk perkembangan yang optimal.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, disamping harus menguasai
materi atau bahan yang akan diajarkan, guru juga dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam memilih metode yang tepat dan media yang sesuai
dengan materi yang akan diajarkan.
Dalam mata pelajaran Matematika dikelas IV dimulai dari
merancang rencana pembelajaran yang berpedoman kepada standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan materi pokok tentang bendabenda dan bangun datar simetris yang terdapat dalam kurikulum 2006
(KTSP). Setelah rencana pembelajaran dilaksanakan ternyata dari 22

1

peserta didik, hanya 7 orang siswa yang mencapai tingkat penguasaan
materi sama atau diatas KKM 65 dan 15 peserta didik lainnya dibawah
KKM. Seperti terlihat dari nilai hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14
Padang Aro pada mata pelajaran Matematika dengan topik benda-benda
dan bangun datar simetris dibawah ini:
Hasil Belajar Matematika tentang Benda-Benda dan Bangun Datar Simetris
Kelas IVA SDN 14 Padang Aro
Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 1.1
N
o.
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Keterangan
Nama Siswa

KKM


Nilai

Adam Hidayatullah
Adip Sapri Hamdani
Ardian Suracman
Ardianti
Dayangku Juaza Fatya
Dian Lopez . F
Elin Melinda Putri
Fadli
Fauzi Habibullah
Fikran Ainbrant .R
Gilang
Huryah Husna
Irham
Jordi Agustian
Mayang Eka Putri
Mey Eliza Yolandari
Mita Desrianti

Nia Umiza
Piya
Riski
Sonia Gusiara
Thalita Tsalsabilla

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65

65
65
65
65
65
65
65
65

50
40
70
40
60
40
60
40
70
60
40

60
70
60
50
70
60
50
70
60
70
70

Jumlah
Rata – rata
Nilai tertinggi

1260
57,27
70


2

Tuntas

Belum Tuntas
























7

15

Nilai terendah
Ketuntasan

40
32%

68%

Melihat hasil belajar siswa yang diperoleh, dengan melakukan
refleksi, maka penulis dapat menganalisis masalah yang terjadi dalam
pembelajaran seperti :
1. Penggunaan metode pembelajaran tidak diiringi dengan metode yang
lain
2. Tidak menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran
3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
4. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk bertanya.
Berdasarkan identifikasi masalah yang di atas, penulis merasa perlu
mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan merancang perbaikan
pada

rencana

pembelajaran

maupun

pada

proses

pelaksanaan

pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
“Apakah dengan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dan
metode yang bervariasi

dapat meningkatkan hasil belajar

Matematika siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro?”
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan penulis secara
umum bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi oleh peserta
didik, sehingga dengan adanya penelitian tindakan kelas (PTK) dapat
memperbaiki kinerja guru. Menurut Wingkel : 1991 pendidik harus
memahami proses pembelajaran dan pendidik harus mampu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran serta melakukan evaluasi
proses pembelajaran yang telah diselenggarakan demi terciptanya suasana
pembelajaran yang kondusif dengan melibatkan motivasi belajar secara
maksimal.
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
3

1. Untuk mengetahui apakah dengan penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi dan metode bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IVA SDN 14 Padang Aro pada mata pelajaran Matematika tentang
benda-benda dan bangun datar simetris
2. Mendeskripsikan bentuk rencana pembelajaran tentang benda-benda
dan bangun datar simetris dengan penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi dan metode bervariasi pada mata pelajaran Matematika di kelas
IVA SDN 14 Padang Aro.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan
pembelajaran ini antara lain :
1. Bagi siswa
Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan senang dan tidak
menganggap pelajaran Matematika palajaran yang sulit sehingga dapat
memperoleh nilai yang baik.
2. Bagi guru
Untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar
3. Bagi sekolah
Dapat memberi umpan balik bagi sekolah dalam meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikan

4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.

Karakteristik Siswa SD
Masa usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa
keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang
untuk memasuki sekolah. Masa usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu :
1. Masa kelas rendah
2. Masa kelas tinggi
Ciri-ciri pada masa kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) adalah:
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan
prestasi.
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap
tidak penting.

5

6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai
angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi nilai baik atau tidak.
Ciri-ciri pada masa kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata
pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.
5. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya
dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
6. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran
tepat mengenai prestasi sekolahnya.
7. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan
tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
B.

Metode Pembelajaran Bervariasi
Dalam memberikan materi pelajaran terkadang kita selaku guru
terkendala dengan hasil akhir yang berupa angka-angka. Padahal kita
ketahui bahwa hasil akhir bukan hanya sekedar angka-angka tersebut.
Maka karena tuntutan keberhasilan pengajaran itu dinilai dari hasil
berupa nilai yang berbentuk angka, maka sebagai pendidik, dituntut
kreatifitas yang tinggi untuk menggunakan beberapa metode pengajaran
agar materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dapat diterima,
tentunya metode tersebut harus dapat diterima siswa dengan cara yang
menyenangkan dan tidak monoton dan membosankan dalam waktu yang
lama.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah,
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam

6

mengadakan

hubungan

dengan

siswa

pada

saat

berlangsungnya

pengajaran”.
Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono” menggunakan variasi dapat
diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses mengajar yang
bertujuan mengatasi kebosanan pada siswa”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran bervariasi adalah menggunakan beberapa cara atau beberapa
metode dalam praktek pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi
kebosanan pada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam metode yang
harus dikuasai guru diantaranya: metode proyek, eksperimen, tugas dan
resitasi, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, problem solving, karyawisata,
tanya jawab, latihan, ceramah dan Iain-lain, yang dijelaskan Syaiful,
(2006: 83-98) dibawah ini:
a. Metode proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang
bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas diberbagai segi yang
berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna.
b. Metode eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran
dimana

siswa

melakukan

percobaan

dengan

mengalami

dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses pembelajaran
dengan metode percobaan ini siswa diberikan kesempatan untuk
mengalami sendiri dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
suatu kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau
proses sesuatu. Siswa dituntut untuk mengaiami sendiri, mencari
kebenaran, atau mencoba, mencari sesuatu hukum atau dalil, dan
menarik suatu kesimpulan atas proses yang dialami.
c. Metode Tugas dan Resitasi

7

Metode tugas resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan
yang

mana

guru

memberikan

tugas

tertentu

agar

siswa

melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas dilaksanakan oleh
siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di
laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau
dimana saja asal tugas dapat dikerjakan.
d. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa peryataan yang
bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
e. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan Roly playing dapat dikatakan sama artinya,
dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama
pada dasarnya mendramatisan tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan
metode sosiodrama antara lain adalah: a) Agar siswa dapat
menghayati dan menghargai perasaan orang lain, b) Dapat belajar
bagaimana membagi tanggung jawab. c) Dapat belajar bagaimana
mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. d)
Merangsang kelas untuk berfikir memecahkan masalah.
f. Metode Demontrasi
Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan merasakan
atau mempertunjukkan pada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu
yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau pun tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan. Melalui metode demontrasi, proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung.
g. Metode Karyawisata

8

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajak siswa ke sesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,
bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan dan perkebunan, museum,
dan sebagainya.
h. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua
dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat maupun sekolah.
i. Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga Metode Training, merupakan suatu cara
mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu
metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan dan keterampilan.
j. Metode Ceramah
Metode Ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional,
karena sejak dahulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi
lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dan pada
anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam
kegiatan pembelajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran
tradisional, seperti dipedesaan, yang kekurangan fasilitas.
k. Metode problem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya
yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan
C.

Media Pembelajaran

9

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Kata media menurut Hinich, dkk (dalam udin, 2001 : 5.3) “kata media
berasal dari bahasa latin “medium” yang secara arafiah berarti
“perantara’’. Menurut briggs (dalam mulyani 1999 : 176) “media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta
didik untuk belajar”.
Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem
pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi.
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Berdasarkan
uraian di atas, alat peraga merupakan media pembelajaran yang berfungsi
sebagai pembawa pesan dari guru kepada siswa.
Alat peraga dalam proses belajar mengajar itu dibedakan menjadi
alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi. Alat
paraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi di samping mempunyai ukuran
panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi.
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana
pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Jenis
media grafis terdiri atas; a) gambar diam, b) bagan, c) diagram, d) grafik,
e) poster, f) kartun, g ) peta dan globe, h) papan flanel, i) papan buletin, j)
papan tulis, k) buku pelajaran,
Dari semua media grafis, gambar diam merupakan jenis yang
paling banyak digunakan mudah dikenali dan dimengerti secara
langsung tanpa memerlukan interpretasi.
Gambar didefinisikan sebagai representasi visual dari orang, tempat
atau pun benda yang diwujudkan di atas kanvas, kertas atau bahan lain,
baik dengan cara lukisan, gambar atau foto. Ukuran foto atau gambar

10

dapat diperbesar atau diperkecil agar dapat digunakan untuk keperluan
pembelajaran tertentu.
Gambar- gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti
kalender, majalah surat kabar, pamflet dari biro perjalanan, dan
sebagainya. Gambar-gambar harus dikumpulkan dalam map menurut
kategori tertentu agar mudah dicari kembali jika diperlukan.
Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas
pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar
peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau
hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.
Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan intruksional,
karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar
artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar,
pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas
dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan
asosisi peserta didik.
Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Dua Dimensi
Pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu
pengajar dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Hackbarth
(1996) berikut.
a. Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat
foto/gambar.
b. Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal tidak
mudah untuk diamati.
c. Unik
d. Memperjelas hal-hal yang abstrak
e. Mampu mengilustrasikan suatu proses
Beberapa kelebihan media gambar/ foto;
a. Sifatnya konkret; gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibandingkan media verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua
benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu
bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut.
c. Media gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
Sel penampakan daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata

11

telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau
foto.
d. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai
beberapa kelemahan yaitu;
a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Gambar/foto benda terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran
c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
D.

Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian

yang

lebih

luas

mencakup

bidang

kognitif,

afektif,

psikomotorik.
Hasil belajar menurut Udin S. Winataputra (2007:1.10), merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar
dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar
meliputi keterampilan proses, keaktifan, motivasi, juga prestasi belajar.
Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu
kegiatan.
E.

Matematika
Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berfikir, oleh
karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya Matematika. Logika
adalah masa bayi dari Matematika, sebaliknya Matematika adalah masa
dewasa dari logika. Sejalan dengan berkembangnya Matematika, maka
banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai Matematika.
James dan James (1976) mengatakan bahwa Matematika adalah
ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsepkonsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang
banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan
geometri. Namun pembagian yang jelas amatlah sukar untuk dibuat, sebab
12

cabang-cabang itu semakin bercampur. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa Matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi 4
wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.
Johnson dan Rising (1972) berpendapat bahwa Matematika adalah
pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, Matematika
itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih
berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
Subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas IVA SDN 14 Padang
Aro

Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran

2013/2014, yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan
11 siswa putri. Dan tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di SDN 14
Padang Aro.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran
2013/2014, terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan
hasil penelitian. Sedangkan pelaksanaan tindakan dimulai 22 April 2014
sampai 30 April 2014. Dilaksanakan di kelas IV dengan rincian sebagai
berikut ini:
Tabel 3.A

No.
1
2
3

Hari/ Tanggal
Selasa/ 15 April 2014
Selasa/ 22 April 2014
Rabu/ 30 April 2014

Jam Pembelajaran
10.00 WIB s/d 11.10 WIB
10.00 WIB s/d 11.10 WIB
10.00 WIB s/d 11.10 WIB

Keterangan
Prasiklus
Siklus I
Siklus II

Setiap siklus diberi rentang waktu selama satu minggu, hal ini
bertujuan untuk memberi waktu untuk berdiskusi dengan supervisor 2
guna merefleksi kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian bersama-sama

13

dengan supervisor 2 merancang kegiatan yang akan dilakukan pada siklus
berikutnya.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Sebelum melakukan tindakan kelas, diadakan refleksi awal
terhadap kegiatan pembelajaran prasiklus dengan cara mengobservasi hasil
ulangan harian siswa kelas IV tahun pelajaran 2013/2014, pelajaran
Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris. Setelah
melakukan refleksi awal terhadap kegiatan pembelajaran prasiklus
kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus I dan siklus II setelah
terlebih dahulu melakukan refleksi terhadap tiap-tiap siklus. Setiap siklus
melalui tahapan-tahapan yaitu: perencanaan, implementasi tindakan,
observasi/pengamatan, refleksi. Adapun langkah-langkah dari setiap siklus
ini adalah terdiri dari:
1. Prasiklus
Dimulai dengan melakukan refleksi awal terhadap hasil ulangan
harian belajar siswa.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah:.
o

Mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perbaikan bersama kolaborator (supervisor)
o Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus I penelitian
tindakan kelas.
o Menyusun alat/media evaluasi pembelajaran.
o Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen
pengumpulan data.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam siklus I ini dengan prosedur yang diterapkan
diantaranya:
o Penerapan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga
gambar dua dimensi pada siswa kelas IV SD dengan materi
benda-benda dan bangun datar simetris

14

o Menyajikan materi pelajaran.
o Memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menjawab
petanyaan guru dengan baik.
o Mengambil kesimpulan.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus I ini yaitu:
o Aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I
o Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari: (1) butir-butir
soal (2) lembar observasi/pengamatan kinerja guru
d. Refleksi
Pada refleksi ini dilakukan analisis, sintesis dan penilaian terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan observasi siklus I untuk melihat lebih
jauh masalah yang di hadapi terhadap penerapan metode bervariasi
dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada mata pelajaran
Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris di
kelas IV SD.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah :
o Peneliti bersama kolaborator (supervisor 2) mengadakan diskusi
kekurangan dan kendala pada siklus I
o Bersama kolaborator menyusun RPP perbaikan siklus II
o Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan
siklus II.
o Menyiapkan tes akhir pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan siklus II yaitu :
o Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan
o Mengadakan pengamatan dengan lembar observasi yang telah
disiapkan.
c. Observasi
Observasi

dilakukan bersama kolaborator (supervisor 2) untuk

mengetahui jenis kesulitan, faktor penyebab kesulitan metode
bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi.

15

d. Refleksi
Analisis terhadap tindakan yang akan dilakukan dan hasilnya
dijadikan sebagai bahan untuk melakukan tindakan berikutnya.
Apabila siswa mengalami kesulitan dalam metode bervariasi dan
penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada pelajaran
Matematika dengan topik benda-benda dan bangun datar simetris
maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai kebutuhan dan
jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
C. Teknik Analisis Data
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar
pengamatan terhadap kinerja guru, dan tes hasil belajar siswa. Untuk
masing-masing diuraikan sebagai berikut :
1. Lembar pengamatan terhadap kinerja guru berisi gambaran tentang
tindakan yang dilakukan guru yang terdiri dari dua aspek yang diamati
yaitu:
a.
Penerapan metode bervariasi
o Metode ceramah
o Metode tanya jawab
o Demonstrasi
o Metode problem solving (pemecahan masalah)
o Metode diskusi
b. Penggunaan gambar dan benda nyata sebagai alat peraga gambar dua
dimensi
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa hasil belajar siswa.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya akan dianalisis
dengan menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif
mengacu kepada teknik pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif
yang dirancang oleh Sanafiah (dalam Burhan, 2003:70). Tahapan analisis
data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi dan
pencatatan dengan menggunakan proses transkrip hasil pengamatan,
penyeleksian, dan pemilihan data. Kegiatan menelaah data dilaksanakan
sejak awal.

16

2. Analisis data, meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian data.
Semua data yang terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai
dengan pusatnya.
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisir informasi yang
telah direduksi. Data tersebut mula-mula disajikan terpisah, tetapi
setelah tindakan terakhir akan dilakukan reduksi data. keseluruhan data
tindakan akan dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga
diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran Matematika
melalui metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi
4. Kesimpulan, bisa berbentuk sketsa, sinopsis, tabel, atau bentuk-bentuk
lain. Hal itu sangat diperlukan untuk memudahkan upaya pemaparan
dan penegasan kesimpulan.
Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik
perencanaan, pelaksanaan, dan data evaluasi secara terpisah-pisah dengan
tujuan menemukan informasi yang spesifik dan terfokus pada proses
pembelajaran dan penghambat pembelajaran.
Hasil analisis dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika dengan penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi dan metode bervariasi pada kelas IVA SDN 14 Padang Aro dapat
dikatakan berhasil apabila pada akhir pembelajaran pada kegiatan tes hasil
belajar atau ulangan harian mendapatkan nilai rata-rata melebihi KKM
yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 65.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, diolah dalam
pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Menurut Wardani (2005: 2.4):

17

Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan KKM. Apabila
siswa secara

individual memperoleh nilai

≥65 maka siswa dapat

dikatakan tuntas. Dan untuk ketuntasan klasikal digunakan rumus:

Rumus tersebut digunakan untuk melihat ketuntasan klasikal dari
hasil tes belajar klasikal sebesar 75% dari seluruh siswa yang mencapai
ketuntasan ≥65 KKM Matematika.

18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Deskripsi hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa
siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian ini
pembelajaran dilakukan dalam tiga tahapan siklus yaitu :
1.

Prasiklus
Prasiklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
Refleksi prasiklus
Adapun kelemahan yang terjadi pada prasiklus

disebabkan

oleh:
o Indikator pembelajaran yang diberikan terlalu banyak sehingga
tidak cukup waktu
o Guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran pada kegiatan awal
pelajaran
o Guru tidak menggunakan alat peraga nyata sehingga kurang
menarik perhatian siswa.
o Metode demonstrasi pembelajaran yang digunakan terlalu
monoton sehingga siswa merasa cepat bosan.
o Guru tidak menggunakan LKS
o Suasana kelas kurang terkontrol sehingga terjadi kebisingan.
o Kurang memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan guru dengan baik.
Untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada prasiklus,
maka untuk pelaksanaan siklus I dapat dibuat perencana sebagai
berikut:
o Memperbaiki indikator pembelajaran agar pembelajaran tepat
waktu
o Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa pada kegiatan
awal pelajaran

19

o Memilih dan membuat alat peraga yang sesuai dengan materi
dan membuatnya semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk
mengikuti pelajaran
o Memperbaiki metode pelajaran dengan cara menggunakan
metode bervariasi (metode ceramah, tanya jawab dan metode
problem solving (pemecahan masalah )) secara individual
o Menyediakan LKS untuk kegiatan belajar pada setiap siswa
secara individual agar siswa lebih aktif
o Memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang bisa
melaksanakan tugas yang diberikan guru.
o Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada
2.

siswa yang mampu menyelesaikan tugas dari guru dengan baik.
Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi.
Refleksi siklus I
Adapun kelemahan yang terjadi pada siklus I disebabkan oleh :
o Guru

mengulang materi pelajaran tidak disertai dengan

pemberian contoh yang baru (memakai contoh pada kegiatan
pembelajaran prasiklus)
o Pemberian tugas LKS secara individual tidak membantu
peningkatan hasil belajar bagi siswa yang dikategorikan kurang
pintar.
o Tidak disertai dengan kegiatan mempresentasikan hasil tugas
LKS yang diberikan.
o Alat peraga yang digunakan masih kurang menarik bagi siswa.
Untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka
pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencana sebagai berikut:
o Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa pada kegiatan
awal pelajaran
o Memberikan lebih banyak lagi contoh-contoh yang sesuai
dengan materi yang diajarkan
o Memodifikasi alat peraga dengan pemberian warna yang lebih
menarik.

20

o Mengubah metode pembelajaran dengan mengutamakan metode
problem solving (pemecahan masalah) dan metode diskusi
(kelompok) disamping penggunaan metode yang lain ( ceramah
dan tanya jawab)
o Dengan menggunakan metode problem solving dan metode
diskusi (kelompok) diharapkan bagi siswa yang kurang
kemampuannya dalam belajar dapat terbantu oleh temannya
yang lebih pandai
o Menyediakan LKS untuk masing-masing kelompok
o Mempresentasikan hasil belajar masing-masing kelompok sesuai
dengan LKS yang diberikan
o Memberikan penguatan atau penghargaan (reward).
3. Siklus II
Siklus II terdiri dari empat tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi.
Refleksi Siklus II
Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus II ini adalah
sebagai berikut:
o Aktifitas siswa dalam PBM sudah mengarah lebih baik. Siswa
mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk
memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu
berpartisipasi

dalam

kegiatan

dan

tepat

waktu

dalam

melaksanakannya. Siswa sudah mampu mempresentasikan hasil
kerja. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian terhadap
hasil belajar siswa meningkat dari 55% pada siklus I, menjadi
77 % pada siklus II
o Meningkatnya hasil belajar siswa dalam PBM didukung oleh
meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan
meningkatkan

suasana

pembelajaran.

Guru

intensif

membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam PBM
o Meningkatnya hasil belajar siswa dalam melaksanakan evaluasi
terhadap kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran

21

setelah menggunakan pembelajaran metode bervariasi dan
penggunaan alat peraga gambar dua dimensi.
Hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Hasil Belajar Matematika tentang Benda-Benda dan Bangun Datar Simetris
Kelas IVA SDN 14 Padang Aro Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 4.A
Nilai
No
.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Nama Siswa

Adam Hidayatullah
Adip Sapri Hamdani
Ardian Suracman
Ardianti
Dayangku Juaza Fatya
Dian Lopez . F
Elin Melinda Putri
Fadli
Fauzi Habibullah
Fikran Ainbrant .R
Gilang
Huryah Husna
Irham
Jordi Agustian
Mayang Eka Putri
Mey Eliza Yolandari
Mita Desrianti
Nia Umiza
Piya
Riski
Sonia Gusiara
Thalita Tsalsabilla

L/P

L
L
L
P
P
L
P
L
L
L
L
P
L
L
P
P
P
P
P
L
P
P

KKM

65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65

Jumlah
Rata – rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah

22

Pra siklus

Siklus I

Siklus II

50
40
70
40
60
40
60
40
70
60
40
60
70
60
50
70
60
50
70
60
70
70

65
40
70
40
65
70
75
40
80
60
40
60
90
60
50
75
65
50
100
60
65
65

90
80
80
100
80
90
90
60
90
100
60
80
100
80
60
100
90
60
100
60
90
80

1260
57,27
70
40

1820
62,95
100
40

1385
82,72
100
60

Tuntas
Tidak Tuntas

7
15

12
10

17
5

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan data prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui
bahwa usaha perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan
metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi ini
terbukti meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal
ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 4.B
No.
1
2
3

Siklus
Prasiklus
Siklus I
Siklus II

KKM
65
65
65

Jumlah
1260
1385
1820

Rata-rata
57,27
62,95
82,72

Ketuntasan
Tuntas

Belum tuntas

32%
55%
77%

68%
45%
23%

Grafik 4.B

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat tingkat penguasaan materi
siswa dari siklus ke siklus, yang mana pada prasiklus sebesar 32% siswa
yang tuntas dan 68% siswa belum tuntas , kemudian pada siklus I

23

meningkat 55% siswa tuntas dan 45% siswa belum tuntas, dan pada siklus
II meningkat menjadi 77% siswa tuntas dan 23% siswa belum tuntas. Dari
hasil tersebut dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi semakin membaik.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode
bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada pelajaran
Matematika dengan topik benda-benda dan bangun datar simetris dapat
meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IVA SDN 14 Padang Aro.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penerapan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua
dimensi pada pelajaran Matematika dengan topik benda-benda dan
bangun datar simetris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IVA SDN 14 Padang Aro.
2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus ke siklus.
3. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok juga mengalami kemajuan
yang sangat berarti. Hal ini dapat dilihat dari sudah mulai terbiasa
dengan belajar dalam kelompok.

24

4. Melalui pembelajaran ini, siswa membangun sendiri pengetahuan,
untuk mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh
siswa, baik secara individu maupun kelompok.
6. Dengan pembelajaran metode bervariasi dan penggunaan alat peraga
gambar dua dimensi, pembelajaran Matematika menjadi lebih
menyenangkan.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Telah terbuktinya pembelajaran dengan metode bervariasi dan
penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika, maka penulis
sarankan:
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan lebih kreatif untuk
mencari alternatif lain dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa.
2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa,
maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara
berkesinambungan dalam berbagai mata pelajaran.
3. Bagi sekolah tempat diadakannya penelitian ini hendaknya menjadi
wadah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam
mengatasi berbagai masalah yang ditemui dalam PBM.
4. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti judul yang sama maka
peneliti menyarankan untuk menggunakan laporan ini sebagai rujukan.

25

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar.2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Faizin Nurul. 2011. Pengertian Matematika dan Hakekat
Matematika.http://pengertian-hakekat matematika.blogspot.com/diakses
tanggal 15 Mei 2014
Http://triisnaini.blogspot.com/2012/07/karakteristik-media-dua-dimensi.html
Nana Sudjana. 1999. Pengertian Hasil Belajar Menurut Ahli. Jakarta. Raja
Grafindo Persada.
Nana Sudjana.2009. Pengertian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suciati, dkk.(2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Swan Black. 2012. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar. http://soloangsa.
Wordpress.com/diakses tanggal 14 Mei 2014
Udin S Winataputra dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Winkel. 1996. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta. Diakses 16 Mei 2014
.

26

27