Laporan Praktikum Biologi Laut. docx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Lartar Belakang
Pertumbuhan hewan karang herrnatipik terbatas pada kondisi cahaya yang cukup
untuk terjadinya proses fotosintesis zooxantella, selain itu ditunjang dengan kondisi fisik
antara lain arus, kedalaman, kekeruhan dan sedimentasi, serta aspek ekologis lain seperti
siklus hari, suhu, konsentrasi plankton, predator, serta kompetisi dengan beberapa organisme
lainnya termasuk jenis hewan karang lainnya (Stoddart, 1973). Hewan karang dapat bertahan
hidup pada kisaran suhu antara 18 - 36°C dengan suhu optimal untuk pertumbuhan adalah 26
- 28°C (Weber and White, 1974 di dalam Birkeland, 1997. Perubahan suhu yang ekstrim akan
menyebabkan kerusakan seperti terhambatnya reproduksi bahkan bisa terjadi bleaching.
Terjadinya kasus bleaching pada suhu yang tinggi terjadi karena lepasnya zooxantella dari
jaringan karang. Sedangkan kisaran salinitas untuk kehidupan hewan karang berkisar antara
33 - 36‰. Dalam kondisi dibawah kisaran tersebut maka pemanfaatan carbonat di air akan
didominasi oleh kelompok vermetid, oyester dan alga kapur (Heckel, 1974 di dalam
Birkeland, 1997).
Beberapa aspek yang dapat menyebakan kematian hewan karang adalah dari aspek
biologis, fisik dan kimia. Secara biologis kematian dapat terjadi karena pemangsaan oleh
beberapa spesies, serta adanya proses bioerosi yang dilakukan oleh beberapa jenis organisme
yang hidup dalam ekosistem. Hewan yang memangsa hewan karang adalah Acanthaster
planci dan Drupela sp. Sedangkan yang melakukan bioerosi adalah dari kelompok tumbuhan

rendah seperti bakteri, filmentous algae yang masuk kedalam jaringan karang, selain itu juga
dari kelompok fungi, sponge, polychaeta, crustasea, sipuncula dan molusca. Sebagai contoh
yang terjadi di perairan Atlantik Barat, jenis sponge, diona, anthosigmella hidup dengan
membor jaringan karang hingga kedalaman 5 - 15mm bahkan ada yang mencapai 12cm.
Dari aspek fisik, kerusakan terjadi karena beberapa hal, seperti adanya gelombang
yang besar akan memporakporanda terumbu karang, adanya peningkatan suhu akan
menyebabkan bleaching, seperti yang terjadi dalam kasus EINino yang dilaporkan oleh
Birkeland (1997), bahwa pada tahun 1982-1983 terjadi kematian hingga 50- 99% di perairan
Pasifik Timur. Sedangkan kematian hewan karang yang disebabkan oleh aspek kimiawi
adalah adanya polutan yang masuk dari aktivitas manusia di daratan yang menyebabkan
eutrofikasi, sedimentasi, polusi serta masuknya air tawar yang berlebihan dari darat karena
terjadi erosi melalui proses run off.

1

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu:
1) Mahasiswa dapat memahami dan melakukan metode Line Intercept Transect (LIT)
dalam proses pengambilan data terumbu karang.
2) Mahasiswa dapat melakukan pengolahan dan analisa data terumbu karang.

1.3 Manfaat Praktikum
 Untuk melakukan dan memehami metode pengambilan terumbu karang.
 Untuk melakukan pengolahan dan menganalisa data terumbu karang.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terumbu karang merupakan endapan massif kalsium karbonat yang dihasilkan dari
organisme karang pembentuk terumbu karang (karang hermatiik) dari ilum Coridaria ordo
Scleractinia yang hidup bersimbiose dengan Zooxanthellae dan sedikit tambahan alga
berkapur serta serta organisme lain yang mensekresikan kalsium karbonat. Terumbu karang
merupakan suatu komunitas biologi yang tumbuh pada dasar batu gamping yang resisten
terhadap gelombang (Romimohtarto dan Juana, 2005).
Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat kompleks dengan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, mengingat kondisi atau aspek biologis, ekologis
dan morfologis yang sangat khas, maka merupakan suatu ekosistem yang sangat sensitif
terhadap berbagai gangguan baik yang ditimbulkan secara alamiah maupun akibat kegiatan
manusia (Dahuri dkk; 2004)
Organisme penyusun terumbu karang (Scleractinia) hidup bersimbiose dengan alga

Zooxanthellae yang dalam proses biologisnya alga mendapat karbondioksida (CO2) untuk
proses photosintesis dan zat hara dari hewan-hewan terumbu karang (Tanjung,2002).
Terumbu karang adalah ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di
wilayah Indo-Pasifik barat. Terbatasnya penyebaran terumbu karang di perairan tropis dan
secara latitudinal terbentang dari wilayah selatan Jepang sampai utara Australia dikontrol oleh
faktor suhu dan sirkulasi permukaan (surface sirculation) air. Sementara itu, penyebaran
secara longitudinal akan sangat dipengaruhi oleh adanya konektivitas berupa stepping stones
antar wilayah (Edi rudi, 2005).

3

BAB III
METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilakukan di Lab Terpadu Fakultas Kelautan dan Perikanan
Universitas Syiah Kuala. Praktikum dilakukan pada Senin 10 November 2014 Pukul 16:0018:00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

Tabel 1. Alat dan bahan

N
O
1
2
3
4

Alat dan Bahan
Rol Meter 100 m
Data Shet
Karang mati
Pulpen

Jumlah
1 unit
1 Buah
Secukupnya
1 Buah

3.2 Prosedur Kerja

Pengambilan data dilakukan pada kegiatan praktikum ini adalah dengan menggunakan
metode Line Intercept Transect (LIT). Teknis pengambilan data pada metode LIT yakni
dengan mengamati per centimeter karang yang dilalui bentangan transek, kemudian dicatat
bentuk hidup karang-karang tersebut.

3.3 Analisa Data
Perhitungan persentase penutupan (percent of cover) bagi masing-masing kategori
pertumbuhan karang dihitung dengan cara membandingkan panjang total setiap kategori
dengan panjang transek total dengan menggunakan formula berikut (English dkk,. 1997) :

Percent Cover =

Total lengt of category
x 100 %
Lengt of transect
4

Kriteria kondisi tutupan karang hidup adalah sebagai berikut :
Tutupan 0 – 24.9%


= buruk

Tutupan 25 – 49.9% = sedang
Tutupan 50 – 74.9% = baik
Tutupan 75 – 100%

= sangat baik

3.3.1 Percent cover Coral Submassive (CS)
10
x100%= 50%
2000
3.3.2 Percent Cover Massive
5
× 100%= 25%
2000
3.3.3 Percent cover Coral Heliopora (CHL)
8
×100 =40
2000

3.3.4 Percent cover Coral Branching (CB)
18
×100 =90
2000
3.3.5 Percent cover Sand atau pasir (S)
1806
×100 =90,3
2000
3.3.6 Percent cover Rock atau batuan (RCK)

5

149
×100 =74,5
2000

3.3.7 Percent cover Rubble atau patahan (R)
6
×100 =30
2000


6

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 2. Persen Tutupan Karang
LIFE FORM
Coral Submassive
Coral Massive
Coral Branching
Coral Heliopora
Sand
Rock
Rubble

PERCENT COVER
50%
25%
90%

40%
90,3%
74,5%
30%

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan simulasi kering pengambilan data terumbu
karang dengan metode Line Intercept transek (LIT) dengan panjang transek 100 meter,namun
kami hanya mengambil data sepanjang 20 meter. Pada saat pengambilan data kami banyak
melihat substrat-substrat seperti pasir dan batuan lebih mendominasi pada transek yang kami
bentangkan. Nybakken, (1992) menyatakan bahwa hewan karang membutukan substrat yang
keras dan kompak untuk menempel, terutama larva planula dalam pembentukan koloni baru
dari karang yang membutuhkan substrat yang keras.
Persetase karang hidup yang kami dapatkan dari hasil analisa data, karang hidup yang
lebih mendominasi adalah karang dengan bentuk hidup atau life form branching (CB) dengan
persentase sebesar 90%. Kemudian untuk karang dengan life form submassive (CS)
persentase tutupanya sebesar 50% dan untuk karang dengan life form massive (CM)
persentasenya sebesar 25%. Hasil ini berbanding terbalik dengan penjelasan yang dijelaskan
7


oleh Suharsono (1984) yang menyatakan bahwa coral massive memiliki adaptasi yang lebih
tinggi dengan harapan hidup yang panjang, mempunyai kemampuan penyebaran yang
terbatas, selanjutnya Supriharyono (2007) menyatakan bahwa coral massive merupakan
karang yang paling toleran terhadap kenaikan suhu. Sedangkan menurut Johan (2003),
menyatakan jenis karang yang dominan disuatu habitat tergantung pada kondisi lingkungan
atau habitat tempat karang itu hidup. Pada daerah rataan terumbu biasanya didominasi
karang–karang yang umumnya berbentuk massive dan submassive.

8

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Line Intercept Transek (LIT) adalah suatu metode pengambilan data dengan
menggunakan transek. Teknis pengambilan data pada metode LIT yakni dengan
mengamati per centimeter karang yang dilalui bentangan transek.
2. Pada praktikum kali ini karang yang lebih mendominasi adalah karang dengan life
form branching, dengan persentase tutupan 90%.
3. Karang dengan life form submassive (CS) pesentase tutupanya sebesar 50%,

kemudian untuk karang dengan life form heliopora (CHL) persentase tutupanya
sebesar 40%.
4. Karang dengan life form massive (CM) merupakan karang dengan persentase tutupan
paling sedikit yaitu 25%
5. Substrat yang lebih mendominasi adalah substrat pasir (S) dengan persentase 90.3%,
kemudian untuk substrat batuan (RCK) persentasenya sebesar 74.5%
5.2 Saran
Setelah melakukan pratikum ini kami mendapat banyak manfaat dan juga ilmu
pengetahuan mengenai metode pengambilan data dengan cara LIT. Sebaiknya para praktikan
jangan bermain-main saat melaksanakan praktikum agar tidak terjadi kesalahan dalam
praktikum.

9

DAFTAR PUSTAKA
Birkeland, C. (1997). Life And Death of Coral Reefs. Chapman and Hall. International
Thomson Publishing, New York, Washington.
Dahuri dkk; 2004. Pendayagunaan Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang
Indonesia. Jakarta
Edi rudi. 2005. Kondisi Terumbu Karang di Perairan Sabang Nanggroe Aceh Darussalam
setelah Tsunami. Jurnal Ilmu Kelautan. Vol. 10 (1) : 50 – 60
English. S dkk.1997.Survey Manual For Tropical Marine Resources.Townsville. Australian
Institute Of Marine Science
Johan,O. 2003. Metode Survei Terumbu Karang Indonesia. Yayasan Terangi. Jakarta, 98 hal
Romimohtarto dan Juana, 2005. Dampak Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang. Jurnal
EKOSAINS. Vol. III No. 3 November 2011, hal:31.
Suharsono. 1984. Pertumbuhan Karang. Pusat Penelitian Biologi Laut. LON- LIPI. Jakarta,
10 hal.
Supriharyono. 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Djambatan. Jakarta, 129 hal.

10

LAMPIRAN
Tabel 3. Data Shet karang:

Transisi (cm)
0-165
165-170
170-340
340-350
350-594
593-600
600-650
650-655
655-678
678-683
683-1110
1110-1118
1118-1389
1389-1398
1398-1450
1450-1456
1456-1527
1527-1541
1541-1630
1639-1636
1636-1685
1685-1690
1690-1770
1770-1889
1889-1917
1917-1923
1923-2000

Llife Form
S
CS
S
RCK
S
RCK
S
RCK
S
CM
S
CHL
S
RCK
S
CB
S
CB
S
RB
S
CS
S
RCK
S
CS
S

11