Tingkat Pengetahuan Pekerja Salon Terhadap Dermatitis Kontak di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Pada Tahun 2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Dermatitis Kontak adalah respon dari kulit dalam bentuk peradangan yang

dapat bersifat akut maupun kronik, karena paparan dari bahan iritan eksternal
yang mengenai kulit.1 Terdapat dua jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis
kontak iritan dan dermatitis kontak alergik. Dermatitis kontak iritan merupakan
reaksi inflamasi lokal pada kulit yang bersifat non imunologik, ditandai dengan
adanya eritema dan edema setelah terjadi pajanan bahan kontaktan dari luar.
Bahan kontaktan ini dapat berupa bahan fisika atau kimia yang dapat
menimbulkan reaksi secara langsung pada kulit.
Menurut tingkat keparahannya, dermatitis kontak dibagi dalam dua tipe,
yaitu tipe akut dan tipe kronis.2
Dermatitis kontak merupakan kelainan yang sering ditemui. Di Amerika,
angka kejadian dermatitis kontak sekitar 20% pada populasi umum.3 Dermatitis
kontak merupakan penyakit dengan angka kejadian terbanyak dibandingkan
seluruh penyakit-penyakit akibat kerja di seluruh dunia, dengan angka 50%
hingga 60%.4 Dermatitis kontak akibat kerja memiliki angka kejadia yang tinggi

dibandingkan semua kasus kulit yang berhubungan dengan pekerjaan. 5 Hal ini
terjadi pada pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alergenik atau faktor
fisik khusus di tempat kerja.6 Di Indonesia, 90% penyakit kulit akibat kerja
merupakan dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik.7
Dermatitis kontak pada pekerja di salon merupakan penyakit kulit akibat
kerja yang sering terjadi. Penata rambut adalah salah satu profesi yang rentan
mengalami dermatitis kontak terutama karena sering terpapar langsung dengan
bahan kimia yang terkandung dalamproduk-produk yang digunakan saat bekerja.
Beberapa contoh bahan yang dapat menimbulkan dermatitis kontak pada penata
rambut

adalah

nikel,

formaldehid,

ammonium

thioglycolate,


dan

p-

phenylenediamin.

Universitas Sumatera Utara

Manifestasi klinis yang muncul berupa radang, bengkak, kemerahan, dan
dapat berkembang menjadi vesikel kecil atau papul (tonjolan) yang pada tahap
akut mengeluarkan cairan.9
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai tingkat pengetahuan pekerja salon di Kecamatan Medan Petisah
terhadap dermatitis kontak pada tahun 2016. Pengetahuan pekerja salon tentang
dermatitis kontak dapat mempengaruhi sikap dan tindakan mereka terhadap
masalah kulit yang sering terjadi, khususnya berhubungan dengan pekerjaan.
Saat ini, frekuensi penyakit kulit akibat kerja pada perkerja di salon atau
penata rambut sulit untuk dinilai. Di Eropa, penyakit kulit pada penata rambut
professional berada dalam lima penyakit yang paling umum terjadi. Sekitar 20%

hingga 50% dari penata rambut menderita penyakit kulit. Beberapa gejala seperti
lesi yang terjadi dengan cepat, seringkali dirasakan dalam tahun pertama atau
tahun kedua kerja, terkadang bahkan lebih lama. 8

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas , maka yang menjadi rumusan masalah

dari penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan pekerja salon di
beberapa salon di Kecamatan Medan Petisah mengenai Dermatitis Kontak.

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat pengetahuan pekerja salon di Kecamatan Medan Petisah terhadap
Dermatitis Kontak.


1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan pekerja salon mengenai gejala dari
dermatitis kontak di Kecamatan Medan Petisah.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan pekerja salon mengenai penyebab
dari Dermatitis Kontak di Kecamatan Medan Petisah.

Universitas Sumatera Utara

3. Mengetahui pengetahuan pekerja salon mengenai cara penanggulangan
dari Dermatitis Kontak di Kecamatan Medan Petisah.
4. Mengetahui pengetahuan pekerja salon mengenai cara penegakan diagnosa
dari Dermatitis Kontak di Kecamatan Medan Petisah.
1.4.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang dermatitis kontak,
kemampuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat, dan sebagai
syarat kelulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi responden penelitian, menambah pengetahuan tentang dermatitis
kontak berhubungan dengan pekerjaan sehingga memiliki kesadaran
akan kesehatan, khususnya berkenaan dengan dermatitis kontak.
3. Bagi mahasiswa, menambah pengetahuan tentang dermatitis kontak
dan keberadaannya dalam masyarakat, terutama kaum pekerja yang
memiliki risiko tinggi untuk terkena penyakit tersebut.

Universitas Sumatera Utara