Prevalensi Penyakit Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif yang Berkunjung ke RSU Dr. Pirngadi Medan pada Januari hingga Juni 2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian yang paling tinggi di
seluruh dunia. Sebelum tahun 1900, penyakit infeksi dan malnutrisi merupakan penyebab
kematian terbanyak di seluruh dunia, sedangkan penyakit kardiovaskular hanya
bertanggung jawab terhadap kurang dari 10% dari seluruh kematian. Pada saat ini penyakit
kardiovaskular menyumbang angka kematian hampir mendekati 40% di negara maju dan
sekitar 28% di negara miskin dan berkembang (Gaziano, 2008).
Hipertensi merupakan penyebab utama penyakit-penyakit kardiovaskular yang
menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Data penelitian Departmen Kesehatan
Rebublik Indonesia menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular cukup tinggi dan
bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup
bersih dan sehat serta mahal biaya pengobatan hipertensi (Mayza, 2009).
Prevalensi hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat
yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi, merupakan salah
satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan
pembuluh darah. Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila
telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak
jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan kesehatan rutin
atau datang dengan keluhan lain (Kemenkes, 2012).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, sebagian besar kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan
darah pada usia 18 tahun ke atas ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui menderita hipertensi dan
hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi.
Hal ini dapat dicegah bila hipertensi diobati karena dengan pengobatan yang adekuat
akan menurunkan kejadian stroke 35-40%, penyakit jantung coroner 20-25%, dan gagal
jantung kongestif diatas 50%. Oleh kerana itu, dalam kurun 20 tahun terakhir, angka

Universitas Sumatera Utara

kematian karena serangan jantung dan stroke yang disebabkan oleh hipertensi mengalami
penurunan (Pickering, 2008),
WHO mengatakan pasien hipertensi bisa mengurangi risiko tekanan darah tinggi
dengan mengurangi asupan garam, makan makanan bergizi, berolah raga teratur,
menghindari rokok dan minuman beralkohol. Meskipun terapi anti hipertensi telah terbukti
mampu menurunkan resiko penyakit jantung dan ginjal, sebagian besar penderita hipertensi
ternyata tidak diobati atau diobati tetapi kurang adekuat (Kotchen, 2008).
Menurut data dan pengalaman sebelum adanya pengobatan yang efektif, penderita
hipertensi yang tidak diobati terbukti mengalami pemendekkan masa kehidupan sekitar 1020 tahun. Bahkan individu yang mengalami hipertensi ringan tanpa adanya bukti kerusakan

organ jika tidak diobati selama 7-10 tahun berisiko tinggi mengalami komplikasi yaitu
sekitar 30% terbukti mengalami aterosklerosis dan lebih dari 50% akan mengalami
kerusakan organ yang berhubungan dengan hipertensi itu sendiri, seperti kardiomegali,
gagal jantung kongestif, retinopati, masalah serebrovaskular atau insufisiensi ginjal. Oleh
karena itu, walaupun bentuk ringan, hipertensi merupakan penyakit yang progesif dan
penyebab kematian jika tidak segera diobati (Fisher, 2005)
Melihat kondisi dan data-data yang dikemukakan di atas, yaitu meningkatnya
prevalensi hipertensi sementara masih banyak pasien yang belum diobati ataupun yang
sudah diobati namun belum adekuat serta tingginya prevalensi penyakit jantung hipertensi
maka peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Prevalensi Penyakit Jantung
Hipertensi pada Pasien Gagal Jantung Kongestif yang Berkunjung ke Poliklinik
Kardiovaskular (Jantung) RSU Dr. Pirngadi pada Januari -Juni 2014”.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan pemasalahannya adalah
berapakah prevalensi penyakit jantung hipertensi pada pasien dengan gagal jantung
kongestif yang berkunjung ke Poliklinik Kardiovaskular (Jantung) RSU Dr. Pirngadi pada
Januari –Juni 2014?


1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui prevalensi penyakit jantung hipertensi pada pasien gagal jantung
kongestif yang berkunjung ke Poliklinik Kardiovaskular (Jantung) RSU Dr. Pirngadi pada
Januari - Juni 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui prevalensi hipertensi sebagai penyebab gagal jantung kongestif
pada pasien dewasa (≥18 tahun).
1.4. Manfaat Penelitian
a) Memberi kesadaran kepada masyarakat betapa tingginya prevalensi hipertensi dan
sekaligus meningkatkan tahap waspada mereka terhadap kesehatan diri terutama
mengenai tekanan darah.
b) Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang
hipertensi dan penyakit gagal jantung kongestif.
c) Dapat dijadikan rujukan untuk penelitian-penelitian akan datang.

Universitas Sumatera Utara