Promosi Pariwisata Pemerintah Kabupaten Karo Se Erupsi Gunung Sinabung

1.

BAB I

2.

PENDAHULUAN

3.
1.1. Konteks Masalah
Aktivitas manusia yang paling tua di bumi adalah komunikasi, hal itu terbukti
pada percakapan yang telah dilakukan manusia pertama ciptaan Allah SWT. Menurut
Agama Islam, Allah berfirman manusia pertama yang diciptakan Allah SWT, yaitu
Adam berkomunikasi dengan Allah agar ia diberi teman disurga lalu Allah memberi
jawaban dan mengabulkan permintaan Adam tersebut dengan menciptakan Hawa
sebagai temannya. Komunikasi juga telah kita lakukan semenjak kita pertama kali
dilahirkan ke dunia ini, yaitu berupa komunikasi non verbal seperti tangisan, jeritan,
dan gerakan tubuh. Bidan atau dokter yang membantu kelahiran kita dapat memaknai
maksud kita tersebut seperti itu lah komunikasi melekat dalam segi kehidupan kita.
Kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi hampir setiap aspek kehidupan di muka
bumi ini membutuhkan komunikasi dalam pelaksanaannya.

Dalam perkembangannya aktivitas komunikasi selain digunakan untuk
penyampaian informasi, juga digunakan untuk melakukakan promosi. Promosi
adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk
merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi
mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut (Djaslim,
2002:123). Promosi merupakan bagian dari komunikasi pemasaran, dimana menjadi
suatu aktivitas yang berusaha menyampaikan informasi kepada khlayak tentang suatu
produk baik berupa barang maupun jasa yang bertujuan untuk mengubah keputusan,
perilaku, dan kemauan khalayak. Dalam konteks penelitian ini barang dan jasa yang
dimaksud akan dipromosikan adalah pariwisata.
Indonesia banyak memiliki potensi alam yang bisa dijadikan objek
Pariwisata. Kata pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku
kata yakni; pari dan wisata. Pari artinya dari dan ke, sedangkan wisata artinya
perjalanan atau kunjungan, jadi kata pariwisata dapat didefinisikan yaitu suatu

Universitas Sumatera Utara

perjalanan atau kunjungan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Definisi pariwisata menurut UU RI No. 9 Tahun
1990, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang
tersebut, kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan Pariwisata.
Pariwisata erat kaitannya dengan arus globalisasi dan percepatan
pembangunan sehingga mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan
nasional. Sektor pariwisata dapat menjadi tonggak pembangunan ekonomi di suatu
negara oleh karena itu Pariwisata apabila dikembangkan menjadi lebih baik akan
meningkat laju pertumbuhan ekonomi dan mempercepat proses pembangunan suatu
negara. Pariwisata juga kerap menjadi andalan perekonomian masyarakat Indonesia
di berbagai wilayah tidak terkecuali di daerah Tanah Karo.
Tanah Karo secara geografis terletak diantara 2º50‟–3º19‟ Lintang Utara dan
97º55‟–98º38‟ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2 atau 2,97 persen dari luas
Propinsi Sumatera Utara (http://www.Karokab.go.id). Sebagian besar wilayah Kabupaten
Karo berada di dataran tinggi yang berada di kaki gunung sinabung dan kaki Gunung
Sibayak dengan cuaca yang relatif sejuk menjadikan daerah Karo menjadi salah satu
objek wisata di Sumatera Utara. Banyak potensi wisata yang bisa didapatkan di
daerah Tanah Karo, potensi wisata in tersebar di setiap wilayah Kabupaten Karo.
Hampir setiap kecamatan kota di Kabupaten Karo memiliki potensi wisata, seperti
Kecamatan Berastagi menjadi sentral kegiatan Pariwisata di Kabupaten Karo,
memiliki objek wisata yang terkenal seperti Bukit Gundaling, dan di Kecamatan

Merdeka terdapat objek wisata pendakian Gunung Sibayak dan pemandian air panas
Lau Sidebuk-debuk yang berada di Desa Semangat Gunung. Lalu, sebagian wilayah
dari danau Toba juga berada di wilayah Kabupaten Karo yakni Tongging dan air
terjun Sipiso-Piso. Banyaknya potensi wisata di wilayah Karo menyebabkan seluruh
insan Pariwisata di Kabupaten Karo harus melakukan promosi pariwisata agar
khalayak baik yang berasal dari domestik maupun mancanegara tertarik dan
memutuskan untuk mengunjungi pariwisata di Kabupaten Karo. Khususnya ketika

Universitas Sumatera Utara

bencana erupsi Gunung Sinabung melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Karo,
termasuk tempat wisata yang berada di wilayah Kabupaten Karo.
Erupsi Gunung Sinabung dimulai sejak tahun 2010 setelah hampir kurang
lebih empat ratus tahun diam. Erupsi ini hampir meluluhlantakkan perekonomian
masyarakat di lereng Gunung Sinabung tidak hanya di lereng gunung kesulitan
ekonomi juga melanda hampir semua wilayah Karo, termasuk Berastagi. Berastagi
merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) andalan Kabupaten Karo, hal ini
dikarenakan daerah Berastagi yang beriklim sejuk juga banyak spot wisata yang bisa
didapatkan pengunjung seperti Gundaling, air panas Sidebuk-debuk, wisata berkuda,
hingga pasar buah bisa ditemukan disini.

Namun sejak November 2010, Berastagi juga ikut terkena dampak erupsi
Gunung Sinabung yang mampu menyemburkan abu vulkanik hingga radius dua
puluh kilometer. Menurut kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo,
hal ini menyebabkan aktivitas Pariwisata di Kota Berastagi hampir lumpuh.
Mengingat Berastagi hanya berada di sekitar sepuluh kilometer menyebabkan
dampak erupsi itu sangat terasa hal ini menyebabkan aktivitas Pariwisata di daerah
tersebut turun drastis. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Karo, Sejak tahun 2013 saja aktivitas Pariwisata di Kabupaten Karo turun drastis.
fenomena ini cukup mengkhawatirkan mengingat Pariwisata di Berastagi menjadi
urat nadi perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
Melihat fenomena tersebut, pariwisata yang menjadi andil dalam aspek
ekonomi di Kabupaten Karo harus dipasarkan dan dipromosikan sebaik-baik
mungkin. Hal ini penting dilakukan karena kegiatan promosi harus disandingkan
dengan aktivitas pemasaran. Kegiatan promosi bisa tersebut berupa advertising, sales
promotion, public relations, personal selling, dan direct selling (Kennedy dan
Soemanagara, 2006:1).
Ada beberapa kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Karo. Hal tersebut berupa penyelenggaraan event yang
dilakukan baik di dalam daerah maupun diluar daerah Kabupaten Karo. Seperti pesta
budaya Karo. Ini dilakukan pada November 2015 lalu. Event ini bertujuan untuk

mempromosikan Pariwisata Kabupaten Karo melalu metode direct selling dan public

Universitas Sumatera Utara

relation. Juga pernah dilakukan promosi dalam bentuk pembagian CD profil
pariwisata Kabupaten Karo kepada calon wisatawan asing ketika masih berada di
Medan. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Karo melalui
metode periklanan (advertising) dan penjualan langsung (direct selling). Semua
kegiatan promosi tersebut dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karo sebagai upaya
untuk memasarkan pariwisata Kabupaten Karo kepada calon wisatawan.. Metode
promosi tersebut terus menerus dilakukan hingga sekarang. Namun, metode promosi
tersebut kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas
kepariwisataan selama erupsi Gunung Sinabung ini berlangsung.
Fenomena inilah yang menjadi ketertarikan peneliti meneliti tentang promosi
pariwisata Pemerintah Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung. Peneliti
menjadi tertarik dikarenakan aktivitas pariwisata di Kabupaten Karo ini menjadi
tonggak kebutuhan ekonomi sebagian besar masyarakat yang berdomisili di
Kabupaten Karo. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti tentang aktivitas promosi
yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini menjadi tanggung
jawab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Disini peneliti akan

meneliti mengenai aktivitas promosi yang berkaitan dengan Bauran Pemasaran.
Bauran pemasaran yang dimaksud adalah advertising, sales promotion, public
relations, personal selling, dan direct selling. Kelima metode tersebutlah yang
menjadi fokus penelitian ini.

1.2.Fokus Masalah
Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo sebagai pemangku kebijakan adalah garda depan yang
mempromosikan pariwisata di wilayah Kabupaten Karo. Ini dikarenakan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki wewenang dan kekuasaan
dalam bidang pariwisata di Kabupaten Karo. Meskipun sebagian wilayah Kabupaten
Karo dilanda Erupsi Gunung Sinabung yang membuat aktivitas kepariwisataan
menurun, disinilah perananan Pemerintah untuk mempromosikan aspek pariwisata
sebagai salah satu andalan dalam penaikan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo harus melakukan promosi

Universitas Sumatera Utara

Promosi sangat dibutuhkan dalam aktivitas Pariwisata. Ini dikarenakan setiap
aspek dalam pariwisata membutuhkan penyamapain informasi mengenai aktivitas

pariwisata yang dimaksud. Promosi dalam hal ini memegang peranan penting dalam
usaha untuk menarik pengunjung dan wisatawan untuk berwisata ke suatu daerah.
Hal ini terjadi karena pada promosi mampu membujuk, meminta, dan mengubah
persepsi khalayak untuk mengubah keputusananya dan persepsinya. Kegiatan
promosi ini berkaitan dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut berupa,
advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct selling.
Kelima metode bauran pemasaran itulah yang akan diteliti oleh peneliti. Fokus
Permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti adalah mendeskripsikan upaya promosi
yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama
erupsi Gunung Sinabung yang berkaitan dengan metode bauran pemasaran diatas.
Peneliti disini akan menjelaskan bagaimana metode bauran pemasaran ini dipakai
untuk upaya promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Karo Selama erupsi Gunung Sinabung.

1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas promosi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.
2. Untuk mengetahui kiat kiat promosi yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.
3. Untuk mengetahui peranan Pemerintah dalam usaha mempromosikan

pariwisata di Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.

1.4.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau menambah khasanah
penelitian komunikasi dan menambah pengetahuan dan pengalaman ilmu
mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.

Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi
mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU serta menambah
cakrawala dan wawasan peneliti mengenai Komunikasi Pariwisata.
3. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini, diharapkan bisa memberikan pandangan dan
pengetahuan mengenai pentingnya strategi Komunikasi Pariwisata di suatu
daerah.


Universitas Sumatera Utara