Strategi Pengembangan Pariwisata Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dirgantoro. 2011. Manajemen Strategi. Jakarta: PT. Gramedia.

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Erfurt-Cooper, P., & Cooper, M. (2010). Conclusions and Recommendations.

Dalam P. Erfurt-Cooper, & M. Cooper, Volcano and Geothermal Tourism: Sustainable Geo-resources for Leisure and Recreation.

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

Jakarta: UI Press.

Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI

Jatmiko. 2003. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Nasution, Arifin Muhammad. 2008. Perencanaan Pembangunan Daerah. Medan: FISIP USU Press.

Nisjar, Karhi dan Winardi. Manajemen Strategik.1997. Bandung: mandar Maju Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Manajemen Perusahaan.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pendit, Nyoman S.1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Petford, N., & al, e. (2010). On the Economics and Social Typology of Volcano Tourism with Special Reference to Montserrat, West Indies. Dalam P. Ertfud-Cooper, & M. Cooper, Volcano and geothermal tourism : Sustainable Geo-resources for Leisure and Recreation.


(2)

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Strategi sebuah konsep pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Spillane, James, J, 1994. Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Sudarmo, Indriyo Gito. Manajemen Strategi. Yogyakarta: BPFE.

Suroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja.

Yogyakarta : Gadjah Mada Universiti,

Sutarto. 1998. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Ofset Suwardjoko P. Warpani dan Warpani Indira P. 2007. Pariwisata Dalam Tata

Ruang Wilayah. Bandung: ITB Press

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Wardiyanto dan M.Baiquni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata.

Bandung: Lubuk Agung. Sumber Perundang-undangan :

Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Pariwisata

Undang-undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025


(3)

Barus, Laura. 2014. Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Dalam Mengembangkan Sektor Pariwisata. Medan: USU Press.

Demartoto, Argyo. 2008. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pedesaan Oleh Pelaku Wisata di Kabupaten Boyolali. Surakarta: UNS Press.

Sumber Internet :

2015, pukul 21:37 WIB

2015, pukul 21:20 WIB

pukul 21:35 WIB


(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Karo

3.1.1 Kondisi Geografis dan Batas Administrasi

Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1.420 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang berpotensi sebagai daerah pertanian dan pariwisata. Dataran tinggi Karo memiliki alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berbagai keindahan dan daya tarik wisata. Lokasinya berjarak 75 km dari kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo memiliki dua buah gunung berapi aktif yaitu Gunung Sinabung 2.454 meter dpl dan Gunung Sibayak 2.172 meter dpl sehingga rawan gempa vulkanik. Daya tarik wisata utama daerah ini aalah alam pegunungan, panorama, danau, sungai, peninggalan budaya dan atraksi seni budaya.

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2̊ 50’-3̊ 19’ Lintang Utara dan 97̊ 55’-98̊ 38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 km² atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan total jumlah penduduk 311.012 jiwa yang tersebar di 17 kecamatan. Adapun batas wilayahnya yaitu :

a) Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang. b) Sebelah Selatan : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir.


(5)

c) Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun.

d) Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh.

3.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

3.2.1 Visi dan Misi

Setiap organisasi harus memiliki falsafah yang menjadi penentu arah gerak organisasi itu. Falsafah organisasi merupakan hal yang mutlak diketahui dan dipahami oleh setiap anggotanya serta komitmen untuk menuruti dan merealisasikannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki Visi dan Misi organisasi yang dapat dianggap sebagai falsafah organisasi. Visi dan Misi yang telah dirumuskan bersifat tetap dan jangka panjang yang juga menjadi kerangka dasar perencanaan strategis.

Visi dari Dinas Kebudataan dan Pariwisata Kabupaten Karo

Mewujudkan Kabupaten Karo sebagai Daerah Tujuan Wisata Berwawasan Lingkungan yang Berlandaskan Nilai – nilai Budaya Karo”

Misi dari Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Karo

1. Menyelenggarakan event-event hiburan / wisata potensial sebagai kalender wisata

2. Peningkatan kerjasama dengan pelaku bisnis pariwisata dan pengembangan sistem informasi pariwisata


(6)

3. Peningkatan profesionalisme dan daya saing sumber daya manusia pariwisata

4. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung industri pariwisata 5. Mendorong penanaman modal baik oleh pemerintah maupun swasta dan

masyarakat

6. Memberdayakan secara obyek dan daya tarik wisata operasional dan potensial secara agrowisata yang ramah lingkungan

7. Penyusunan strategi pemasaran pariwisata

8. Pengawasan pembangunan usaha pariwisata dengan memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal)

9. Keberpihakan kepada pengusaha menengah ke bawah serta masyarakat khusus pengusaha dan masyarakat lokal

10. Peningkatan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan pembangunan yang saling terkait

11. Peningkatan kualitas aparatur pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat terkait

12. Mendorong pelestarian budaya Karo dan peninggalan sejarah 13. Reaktualisasi nilai-nilai tradisional

14. Pengembangan peran serta masyarakat dalam operasionalisasi dan pemeliharaan aset budaya

15. Peningkatan sumber daya manusia pengelola aset budaya 16. Peningkatan promosi budaya


(7)

3.2.2 Struktur Organisasi

Setiap organisasi baik organisasi yang dikelola oleh organisasi publik maupun swasta mempunyai struktur organisasi. Adapun fungsi dari struktur organisasi tersebut untuk memberikan kejelasan tugas dan wewenang dari setiap karyawan dalam mengerjakan tugas demi tercapainya tujuan perusahaan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas dan Keputusan Bupati Karo Nomor : 061.1/302/Tahun 2004 tentang Uraian Tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah bahwa tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam penyelenggaraan Kepariwisataan, Seni dan Budaya. Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat : meliputi 2 (dua) sub bagian, yakni : a. Sub Bagian Keuangan.

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata.

b. Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata.

4. Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan : meliputi 2 (dua) seksi, yakni : a. Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah.


(8)

5. Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Informasi dan Promosi Wisata.

b. Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata. 6. Bidang Perencanaan : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian. b. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan.

Adapun struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini :


(9)

KEPALA DINAS

DINASTI SITEPU, S.Sos SEKRETARIAT

DRS. KARIA BAKTI KARO-KARO

KASUBBAG. KEUANGAN

AKOR MALEM GINTING, SH

Staf : Satimah br. Tarigan

Riah Ukur Ginting Alexander Ginting Herlina Sinambela

Khairil Rizal

KASUBBAG. UMUM & KEPEGAWAIAN

SENTOSA,SE.MM Staf : Ekarius Ginting Darmanto Tarigan

Elvina br Ginting

KABID. PERENCANAAN TOTO BUDIHARTO,SE, MSP KABID. PEMASARAN & PROMOSI USAHA PARIWISATA PIALA PUTERA, SE KABID. PEMBINAAN SENI & KEBUDAYAAN DRA. ESTHER H.SINURAYA KABID. BINA OBYEK & DAYA TARIK WISATA MUSA GINTING, SH


(10)

SEKSI PERENCANAAN PROGRAM & PENGENDALIAN SUDIABRINA BR. SINUHAJI Staf:

Liliani Coa Sitepu, Amd

Novita Sari P.

SEKSI INFORMASI & PROMOSI PARIWISATA PINTAMULI BR PINEM Staf: Dodot Eko Bumantoro KA. SEKSI KEBUDAYA AN & PENINGGAL AN SEJARAH ANITA PRIHATIN TARIGAN Staf: Ponda Eryono Marda Y.Ginting S.Sos KA. SEKSI PENGEMBAN GAN & DAYA

TARIK WISATA IRWAN MIWANDI Staf: Ian Adian Tarigan Anthoni Ginting Meiliana, SE Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan & Pelaporan REHULINA Staf: Esti E.Situmorang KA.Seksi Pengawasan & Perizinan Usaha Pariwisata BENYAMIN SINUHAJI Staf: Elpita Perangin-angin KA. Seksi Kesenian & Atraksi Wisata Drs. ERBIN TARIGAN\ Staf: Arapenta Barus,S.Sn KA. Seksi Penyuluhan, Pembinaan & Pengembangan Pariwisata ERYLASMANT A GINTING, SH

Staf: Hartawan Ginting Romanto Surbakti UPT. PENDAPATAN HENYTA Staf: Khrisja

UPT. PROMOSI PEMASARAN

DARTINA

Staf:

Ramiah S.Sos Sastra Sembiring


(11)

3.2.3 Susunan Kepegawaian Penugasan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki Susunan dan Penugasan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas; 2. Sekretaris;

a. Kepala Sub Bagian Keuangan.

b. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Kepala Bagian Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata :

a. Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata.

b. Kepala Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata. 4. Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan :

a. Kepala Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah. b. Kepala Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata.

5. Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata : a. Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata.

b. Kepala Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata. 6. Kepala Bidang Perencanaan :

a. Kepala Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian. b. Kepala Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan.

3.2.4 Tugas dan Fungsi

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo semula bernama Dinas Pariwisata Kabupaten Dati II Karo. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang


(12)

Nomor 22 Tahun 1995 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang mendasari terbentuknya struktur baru Dinas/ Instansi, Badan dan Lembaga lainnya Dinas Pariwisata berubah menjadi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dan dirubah kembali menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 18 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Kabupaten Karo. Perubahan yang terakhir ini mengandung konsekuensi bahwa tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bukan hanya menangani masalah pariwisata saja tetapi berkewajiban pula menangani pembinaan dan pengembangan budaya. Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 18 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Kabupaten Karo tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah :

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebudayaan dan kepariwisataan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya dalam rangka perencanaan, pembinaan dan pengembangan bidang kebudayaan, seni dan pariwisata.


(13)

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan kebudayaan seni dan kepariwisataan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan kebudayaan seni dan kepariwisataan sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fingsinya.

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. 5. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

6. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan kettausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan ketatalaksanaan Dinas.

Secara rinci, tugas-tugas pokok dan uraian-uraian khusus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Karo No. 15 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Uraian Tugas Tiap-Tiap Jabatan pada Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Karo yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

a. Memimpin, merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan, perencanaan program maupun urusan wajib yang meliputi penetapan


(14)

kebijakan bidang pariwisata, pelaksanaan bidang kepariwisataan, kebijakan bidang kebudayaan dan pariwisata.

b. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan misi daerah

c. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja Dinas sesuai dengan visi dan misi daerah

d. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah di bidang pendidikan yang berkoordinasi dengan instansi terkait di bawah koordinasi tim anggaran pendapatan daerah

e. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, Instansi vertical terkait yang ada di daerah, Provinsi dan Pusat maupun lembaga swasta dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pokok

g. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

h. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

i. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3

j. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya


(15)

k. Bertindak sebagai pengguna Anggaran dan pengguna Barang Satuan Kerja Perangkat Daerah

l. Menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

m. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Dinas termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

n. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati 2. Sekretaris

a. Mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja Dinas berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang

c. Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh bidang, seksi dan sub bagian dalam lingkungan Dinas

d. Mengkoordinasikan pelaporan akuntabilitas kinerja program dan kegiatan masing-masing bidang

e. Bertindak selaku pejabat pelaksanan teknis kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya


(16)

f. Mengendalikan pendistribusian pelayanan naskah Dinas dan mengkoordinasikan tugas-tugas bidang, seksi dan sub bagian sesuai dengan petunjuk atasan

g. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah Dinas

h. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

i. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas bidang bidang

j. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

2.1 Kepala Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan dan perumusan kebijakan teknis, kegiatan serta fasilitasi penyusunan rencana anggaran, pembinaan bendehara, pengelolaan dan penatausahaan, dan pertanggung jawaban administrasi keuangan dinas. 2.2 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan dan perumusan kebijakan teknis, kegiatan serta fasilitasi pelaksanaan pengelolaan administrasi perlengkapan, ketatausahaan, kepegawaian, dan urusan rumah tangga dinas.


(17)

3. Kepala Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan pengembangan obyek dan daya tarik wisata dan penyuluhan, pembinaan dan pengembangan pariwisata b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai

dengan bidang tugasnya masing-masing

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya f. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada

bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang

g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3.1 Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan prosedur perawatan dan pengamanan aset atau karya seni serta menyiapkan bahan untuk kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata.


(18)

3.2 Kepala Seksi penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan di bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa. 4. Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan penyelenggaraan kebudayaan, peninggalan sejarah kesenian dan atraksi wisata

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya f. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada

bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang

g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

4.1 Kepala Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah


(19)

kebijakan penetapan rencana induk pengembangan kebudayaan dan penerapan pedoman peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan.

4.2 Kepala Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi dan penetapan kebijakan mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian serta mengkoordinasikan pelaksanaan pembentukan dan pengelolaan pusat kegiatan kesenian.

5. Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan informasi dan promosi pariwisata dan pengawasan dan perijinan usaha pariwisata

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya f. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada


(20)

g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

5.1 Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi dan penetapan kebijakan mengenai kerjasama luar negei di bidang informasi dan promosi pariwisata.

5.2 Kepala Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi dan penetapan kebijakan mengenai operasional perfilman dari proses pemberian perizinan usaha perfilman.

6. Kepala Bidang Perencanaan

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan tugas perencanaan, penyusunan program kerja, penyusunan rencana kerja, penyusunan anggaran, memverifikasi usulan rencana kerja anggaran, pemantauan, pengendalian, evaluasi, pengolahan data, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah b. Mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada


(21)

c. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan sebagai PPTK

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

e. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pelaporan kepada atasan untuk pertimbangan dalam upaya peningkatan karier

f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas

bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

6.1 Kepala Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian

Mempunyai tugas pokok yaitu mempersiapkan program dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) Dinas.

6.2 Kepala Seksi Pengumpulan Data, pengelolaan dan Pelaporan

Mempunyai tugas pokok yaitu mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja dan mengolah data dan bahan laporan atas pelaksanaan program kerja.


(22)

(23)

3.3 Gambaran Umum Obyek Wisata di Kabupaten Karo

a. Gambaran Umum Obyek Wisata Air Terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian 120 meter dan dilatarbelakangi panorama indah Danau Toba, bukit-bukit, bentangan Pulau Samosir berwarna biru, serta pematang sawah dan lading. Air terjun ini terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini adalah 35 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan berukuran besar maupun kecil.

b. Gambaran Umum Obyek Wisata Tongging

Tongging adalah tempat yang nyaman untuk bersantai dan juga merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tongging berlokasi disebelah ujung utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah. Desa Tongging adalah desa yang didiami oleh tiga suku, yaitu Batak Toba, Pak-pak, dan Karo. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 40 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupaun roda 4.

c. Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Budaya Dokan

Di desa ini terdapat 7 bangunan rumah tradisional Karo di Desa ini. Dari 300 keluarga yang tinggal di Desa ini, 56 keluarga tinggal di rumah tradisional, hampir 20% dari jumlah penduduk. Desa ini berada di Kecamatan Merek, berjarak sekitar 25 km dari ibukota kabupaten, Kabanjahe. Membutuhkan waktu sekitar 95 km dari Kota Medan untuk berkunjung ke lokasi ini.


(24)

d. Gambaran Umum Obyek Wisata Puntungan Meriam Puteri Hijau Bukti peninggalan sejarah Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai magic dan setiap tahun dibersihkan serta sesajen (upah) atau cibal-cibalen oleh masyarakat setempat. Jarak dari kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 Km dan ke Seberaya 7 Km. Untuk mengunjungi obyek wisata ini dapat menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

e. Gambaran Umum Obyek Wisata Gua Liang Dahar

Gua Liang Dahar berada di Desa Lau Buluh Kecamatan Kuta Buluh Simole Kabupaten Karo Sumatera Utara. Gua ini mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing-masing 500m2, 400m2, dan 300m2, serta ruang ukuran kecil lainnya. Di dalam gua tersebut terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini adalah 40 km, untuk menuju Desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dan selanjutnya berjalan kaki selama 30 menit.

f. Gambaran Umum Obyek Wisata Danau Lau Kawar

Danau Lau Kawar memiliki luas 200 Ha. Diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi pohon-pohon kayu hutan tropis dan dipinggiran danau terbentang lahan seluas 3 Ha yang dapat dijadikan sebagai lokasi tempat berkemah. Danau Lau Kawar adalah pintu masuk menuju Gunung Sinabung. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini adalah 27 km


(25)

yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

g. Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Budaya Lingga

Di desa ini terdapat bangunan rumah tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan “Rumah Siwaluh Jabu” yang dihuni oleh 8 kepala keluarga. Bahan bangunan rumah tradisional ini terbuat dari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan oleh tenaga arsitektur masa lalu. Jarak dari Kota Berastagi ke Obyek Wisata ini adalah 15 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

h. Gambaran Umum Obyek Wisata Deleng Kutu

Deleng Kutu terletak di Desa Guru Singa, Kecamatan Berastag. Gunung Kutu tidak kalah uniknya dengan sejumlah gunung populer lainnya yang berada di Tanah Karo. Padahal gunung ini tidak setinggi Sibayak dan Sinabung, namun panorama alam yang dimilikinya cukup mempesona. Deleng Kutu, demikian masyarakat lokal menyebut gunung yang memiliki ketinggian sekitar 1.300 meter dari permukaan laut . Dilihat dari kejauhan, deleng (gunung dalam bahasa Karo) itu memang mirip kutu. Mungkin itulah sebabnya masyarakat sekitar menyebutnya Gunung Kutu. i. Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Peceren

Desa Peceren ini adalah sebuah desa kecil yang berada di pinggir kota Berastagi. Desa ini adalah rumah dari sekitar 700 keluarga sebagai penduduknya. Nama resmi dari pemerintah setempat adalah desa Sempajaya, namun hingga kini masih dikenal dengan nama Desa Peceren.


(26)

Desa ini unik karena pengunjung dapat menyaksikan sejarah serta budaya Sumatera Utara, karena di sini pengunjung bisa menjumpai 6 rumah adat tradisional dari Karo dan 4 di antaranya masih aktif digunakan hingga sekarang. Salah satu rumah paling tua yang berada di Desa Peceren kira-kira berusia 120 tahun.

j. Gambaran Umum Obyek Wisata Taman Hutan Raya

Taman Hutan Raya (Tahura) ini merupakan Obyek wisata yang terletak Kota Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan merupakan kawasan hutan seluas lebih kurang 7 Ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya berkembang berbagai species kupu kupu langka. Di obyek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini berkisar 5 km. Tahura Bukit Barisan merupakan unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi denga luas seluruhnya 51.600 Ha.

k. Gambaran Umum Obyek Wisata Gunung Sibayak

Gunung Sibayak merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Kabupaten Karo. Tingginya mencapai 2.172 meter dari permukaan laut. Dari puncak gunung akan terlihat kawah kecil berukuran 200x 200 meter. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendaki gunung ini diperkirakan 2 sampai dengan 3 jam.


(27)

Obyek wisata ini adalah tempat pemandian air panas alam yang telah dikelola secara profesional dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keinginan para pengunjung. Mata air ini bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal-gatal Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 14 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4.

m. Gambaran Umum Obyek Wisata Panorama Penatapan Doulu Obyek wisata ini terletak tidak jauh dari Kota Berastagi. Dari tempat ini para pengunjung dapat melihat pemandangan yang indah sambil menikmati jagung bakar maupun jagung rebus. Di lokasi obyek wisata ini terdapat 25 warung jagung. Untuk menuju tempat ini, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 ataupun roda 4.

n. Gambaran Umum Obyek Wisata Air Terjun Sikulikap

Air Terjun Sikulikap adalah obyek wisata air dan alam di Kabupaten Karo. Letaknya tidak jauh dari Panorama Penatapan Doulu yang membuat para pengunjung menamainya juga dengan sebutan Air Terjun Penatapan. Lokasi tepatnya berada di perbatasan Kabupaten Karo dan Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian Air Terjun Sikulikap mencapai 20 meter. Pesona indah nan hijau disepanjang aliran sungai membuat pengunjung akan merasa nyaman untuk berlama-lama. Air Terjun ini bersumber dari Taman Hutan Raya (TAHURA) yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Waktu yang dibutuhkan untuk menuju lokasi wisata ini tidaklah terlalu sulit, hanya menempuh


(28)

waktu sekitar 45 menit dari Berastagi atau bila dari kota Medan hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam saja. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

o. Gambaran Umum Obyek Wisata Air Panas Payung

Air Panas Alam Payung berada di kaki gunung Sinabung yang berjarak 5.5 Km dari puncaknya. Obyek wisata ini dikelola dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keingnan pengunjung. Kelebihan Air Panas ini adalah, bersumber dari Gunung Sinabung dan mengandung unsur belerang yang sangat rendah sehingga air kolam tersebut tidak berbau belerang. Selesai mandi badan akan terasa segar dan tidak lemas, tidak berbau, dan dapat menyembuhkan banyak penyakit, seperti gatal-gatal, asam urat, penyakit gula (apabila air panas tesebut diminum secara rutin), dan sebagainya.

p. Gambaran Umum Obyek Wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi Salah satu obyek wisata yang berada di kota Berastagi dan yang membuat banyak orang tertarik untuk mengunjungi kota Berastagi adalah Pasar Buah Tradisional Berastagi. Pasar buah ini tidak jauh dari pusat kota Berastagi. Pasar ini sangat banyak dikunjungi oleh para wisatawan karena di tempat ini ditawarkan berbagai jenis buah-buahan dan sayur-sayuran yang segar. Selain berbagai jenis buah dan sayur, di tempat ini juga ada ditawarkan berbagai souvenir dan baju kaos serta pakain-pakaian lainnya yang bercorak khas berastagi serta ada pula dijual berbagai jenis bibit bunga. Keanekaragaman jenis produk yang dijual di Pasar Buah Tradisional Berastagi tersebut membuat banyak


(29)

wisatawan tertarik untuk mengunjungi Pasar Buah tersebut, di samping udara di Berastagi yang memang sejuk.

q. Gambaran Umum Obyek Wisata Bukit Gundaling

Salah satu dari beberapa obyek wisata yang melengkapi keindahan kota Berastagi adalah Bukit Gundaling. Bukit Gundaling yang berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Berastagi ini, berada diketinggian sekitar 1.575 meter dari permukaan laut. Bukit Gundaliang tersebut menjadi salah satu tujuan bagi wisatawan yang mengunjungi Berastagi. Bukit tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon Pinus dan bunga-bungaan. Apalagi ketika berada dipuncaknya, sudah pasti pemandangannya indah serta udara yang segar langsung menjadi suguhan pertama bagi wisatawan. Karena dari puncak Gundaling, para wisatawan dapat melihat pemandangan panorama Kota Berastagi, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Untuk menuju obyek wisata Taman Mejuah-juah dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2, kendaraan pribadi roda 4, ataupun kendaraan umum yang ada di Berastagi.

r. Gambaran Umum Obyek Wisata Taman Mejuah-juah

Taman Mejuah-juah merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo berlokasi di pusat kota Berastagi dengan luas sekitar 2 hektar. Taman Mejuah-juah ditumbuhi oleh pepohanan pinus dan bunga-bunga yang indah dan memiliki udara yang sejuk. Obyek wisata ini biasanya digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga dan


(30)

sebagai taman kota Berastagi. Untuk menuju obyek wisata Taman Mejuah-juah dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2, kendaraan roda 4, bus pariwsata ataupun kendaraan umum yang ada di Berastagi.


(31)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths (kekuatan), Weakness

(kelemahan) dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity (peluang) dan

Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah analisis yang sering digunakan oleh para manajer untuk melakukan identifikasi terhadap isu strategis, analisis ini akan menghasilkan informasi yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk menentukan strategi yang tepat digunakan dalam mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo.

Mengidentifikasi isu strategis tersebut diperlukan beberapa informasi yang mengungkapkan fenomena lingkungan internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang dapat digunakan sebagai identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan juga faktor lingkungan eksternal yang digunakan sebagai alat identifikasi tentang peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap perkembangan obyek wisata di Kabupaten Karo.

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh selama penelitian di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil-hasil penelitian di lapangan yang dilakukan melalui observasi dan wawancara yang


(32)

diperolah dari lapangan, dan kemudian akan menyajikan hasilnya. Dalam penyajian data, terdapat dua aspek utama yakni :

1. Situasi lingkungan internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

2. Situasi lingkungan eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

3. Kondisi obyek wisata di Kabupaten Karo pasca erupsi Gunung Sinabung.

4.1 Lingkungan Internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi baik itu dari segi sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), dan fasilitas yang dimiliki sebagai penunjang terhadap SDM dan SDA yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

4.1.1 Sumber Daya Manusia

Ketersediaan sumber daya manusia dalam mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo merupakan hal terpenting karena perannya sebagai tim pelaksana, dan juga sebagai orang yang berpotensi untuk pengambilan sebuah keputusan terhadap hal-hal yang bersifat urgen atau mendadak. Meskipun demikian perlu diketahui juga bahwa banyaknya jumlah pegawai di suatu organisasi tidak menjamin memberikan suatu pengaruh positif terhadap implementasi dari sebuah strategi. Namun dilain sisi kurangnya jumlah pegawai di suatu organisasi juga dapat menyebabkan terhambatnya


(33)

sebuah rencana strategi yang telah disusun untuk diimplementasikan di lapangan. Jadi dalam melaksanakan sebuah strategi diperlukan sumber daya manusia yang cukup baik dalam hal kuantitas dan kualitas manusianya, yang biasa di sebut juga dengan tenaga professional.

Tenaga professional diartikan bahwa tenaga-tenaga aparatur pemerintah pengelola pariwisata yang mampu membawa dan menggerakkan organisasi pariwisata dan masyarakat dalam membangun sektor kepariwisataan dengan mengacu kepada visi pembangunan yang telah ditetapkan. Sejauh ini SDM Aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo secara keseluruhan terdiri dari 40 orang.

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai SDM Aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, maka peneliti akan menguraikan lebih detail lagi informasi mengenai pegawai yang diuraikan melalui tabel dengan spesifikasi menurut jenis kelamin dan golongan kerja pegawai. Melalui uraian data yang lebih spesifik tersebut diharapkan akan memperoleh informasi bagaimana gambaran SDM yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

Tabel 4.1 Klasifikasi SDM Menurut Persentase Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase

1. Laki-laki 24 58,5%

2. Perempuan 17 41,5%

Jumlah 41 100%

Sumber: Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian (data diolah) 2015


(34)

kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo hampir seimbang antara pegawai yang berjenis kelamin laki-laki atau sekitar 24 orang yang ditunjukkan dengan persentase 58,5 persen dengan pegawai yang berjenis kelamin perempuan atau sekitar 17 orang yang ditunjukkan dengan persentase 41,5 persen.

Tabel 4.2 Klasifikasi SDM Menurut Persentase Usia

No. Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase

1. 30 3 7,3%

2. 32 4 9,8%

3. 35 1 2,4%

4. 36 4 9,8%

5. 37 2 4,9%

6. 38 1 2,4%

7. 39 1 2,4%

8. 41 1 2,4%

9. 42 1 2,4%

10. 43 1 2,4%

11. 45 2 4,9%

12. 46 2 4,9%

13. 47 2 4,9%

14. 48 4 9,8%

15. 49 2 4,9%

16. 50 1 2,4%

17. 52 1 2,4%

18. 53 2 4,9%

19. 54 1 2,4%

20. 55 2 4,9%

21. 56 2 4,9%

22. 57 1 2,4%

41 100%


(35)

Dari tampilan tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM pegawai yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo berdasarkan tingkat usia didominasi oleh usia 32 tahun, 36 tahun dan 48 tahun yang masing-masing berjumlah 4 orang atau sekitar 9,8 persen. Dengan demikian, SDM pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan tingkat usia dapat disimpulkan memiliki usia rata-rata di atas 30 tahun.

Tabel 4.3

Klasifikasi SDM Menurut Persentase Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

1. S2 2 4,9%

2. S1 16 39,0%

3. D3 16 39,0%

4. SMA 7 17,1%

Jumlah 41 100%

Sumber : Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian (data diolah) 2015

Dari tampilan tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM pegawai yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo berdasarkan tingkat pendidikan S2 berjumlah 2 orang atau sekitar 4,9 persen S1 berjumlah 16 orang atau sekitar 39,0 persen, tingkat pendidikan D3 berjumlah 16 orang atau sekitar 39,0 persen, dan pegawai dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 7 orang atau sekitar 17,1 persen. Dari gambaran SDM menurut tingkat pendidikan dapat disimpulkan bahwa SDM pegawai yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo didominasi dengan jumlah pegawai yang berpendidikan S1 dan D3 sekitar 39,0 persen.


(36)

Dengan demikian SDM pegawai yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo cukup memadai dalam mengelola dan mengembangkan obyek wisata Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling dan Pasar Buah Tradisiona Berastagi serta daerah tujuan wisata lainnya yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu dapat mewujudkan kepariwisataan Karo sebagai daerah tujuan wisata utama di Sumatera Utara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

4.1.2 Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kegiatan operasional sehari-hari dan meningkatkan kinerja pegawai kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo secara efektif dan efisien, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo menyediakan sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendukung bagi para pengunjung dan bagi obyek wisata itu sendiri.

4.1.2.1 Sarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud dan tujuan.

Adapun sarana yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten karo yaitu :

a. Kantor

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki kantor yang berada di jalan Gundaling nomor 1 Berastagi Kabupaten Karo,Sumatera Utara, telepon (0628)-91558.


(37)

Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo ada pegawai yang berjumlah 41 orang.

c. Kebijakan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki memiliki kebijakan seperti Rencana Strategis (Renstra), Surat Keputusan, dan Surat Edaran.

d. Booklet

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki booklet

yang dapat dibagikan kepada masyarakat agar dapat memperoleh informasi mengenai obyek wisata yang ada di Kabupaten karo. e. Peralatan Kantor

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki peralatan kantor seperti komputer, proyektor, printer, laptop, meja kerja, kursi, filling besi, camera elektronik, wireless, brankas, dan lemari.

4.1.2.2 Prasarana

Prasarana merupakan segala sesuatu yang menjadi penunjang terhadap tercapainya suatu tujuan. Untuk menunjang tercapainya suatu tujuan dan melengkapi sarana obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyediakan prasarana sebagai berikut :

a. Mobil Dinas

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki mobil dinas yang dapat digunakan untuk dapat menunjang tercapainya tujuan.


(38)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo seperti plamk peta pariwisata Karo, plank peta batas wilayah administrasi Kabupaten Karo, serta plank sapta pesona.

4.2 Lingkungan Eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

4.2.1 Faktor Politik

Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberikan pengaruh terhadap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan strategi pengembangan daerah obyek wisata di Kabupaten Karo. Faktor politik yang berpengaruh terhadap obyek wisata di Kabupaten Karo yaitu Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 sebagai awal adanya otonomi daerah tentang pelimpahan wewenang, yang kemudianahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang didalamnya mengatur tentang Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Pada penyusunan urusan ini, Kabupaten Karo mengembangkan tingkat kepariwisataan sebagai salah satu Urusan Pilihan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pasar Buah Tradisional Berastagi, Taman Mejuah-juah, d a n Bukit Gundaling merupakan beberapa dari obyek wisata di Kabupaten Karo yang di kelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang memiliki daya tarik wisata tersendiri dari obyek wisata lainnya di Kabupaten Karo. Keberhasilan perencanaan pembangunan nasional ditentukan oleh adanya kesinambungan dan keselarasan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah Pusat (Presiden), Provinsi (Gubernur), dan Daerah (Bupati/Walikota). Adapun


(39)

yang menjadi visi dari Pemerintah Kabupaten Karo yaitu “Terwujudnya masyarakat Karo yang makmur dan sejahtera berbasis pembangunan pertanian dan pariwisata yang berwawasan lingkungan”. Melalui visi tersebut dapat dilihat bahwa Pemerintah Kabupaten Karo menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas pembanguan kedua setelah pertanian. Hal ini juga tertuang dalam salah satu misi dari Pemerintah Kabupaten Karo yaitu :‘Membangun dan atau meningkatkan kualitas daerah-daerah tujuan wisata yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara’.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan politik yang dikeluarkan tersebut dapat menjadi peluang bagi pengembangan obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo untuk berkembang.

4.2.2 Faktor Ekonomi

Sejalan dengan keluarnya otonomi daerah, banyak daerah otonom yang menempatkan sektor pariwisata sebagai sektor yang menjadi sektor untuk menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan berkembangnya sektor pariwisata maka perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata juga akan meningkat, khususnya pedagang yang memanfaatkan sektor pariwisata sebagai lahan untuk mencari penghasilan. Beberapa tahun belakangan ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di Pasar Buah Tradisional Berastagi, Taman Mejuah-juah, dan Bukit Gundaling serta obyek-obyek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Karo mengalami penurunan sejak tahun 2013 yang lalu akibat erupsi gunung Sinabung.


(40)

Selain itu pasokan buah dan sayuran untuk Pasar Buah ini juga semakin berkurang. Karena sebagian besar pasokan buah dan sayur untuk Pasar Buah ini berasal dari kawasan gunung Sinabung. Sementara akibat erupsi tersebut, banyak lahan pertanian yang rusak. Hal ini mengakibatkan pendapatan pedagang di sekitar obyek wisata juga mengalami penurunan drastis. Selain itu akibat dari terkena debu erupsi gunung Sinabung tersebut, di obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi banyak sekali dagangan yang menjadi rusak seperti buah-buahan, sayuran, serta bibit bunga. Hal ini mengakibatkan para pedagang yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi mengalami kerugian yang cukup besar.

Selain itu, masih banyak pedagang yang menetapkan harga dagangannya di atas rata-rata seperti di obyek wisata Bukit Gundaling. Sifat pedagang yang demikian tidak jarang menyebabkan pengunjung akan membeli dan membawa makanan dan minumannya dari luar obyek wisata.

4.2.3 Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya yang dimaksudkan disini diartikan sebagai analisis terhadap keadaan sosial berupa fenomena-fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi terlaksananya aktivitas sebuah organisasi. Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor yang dapat berubah dan terimitasi dengan pengaruh budaya-budaya yang di bawa oleh para wisatawan. Dengan adanya faktor sosial dari budaya lain sikap dan perilaku masyarakat setempatlah yang berubah dan meniru begitu saja perilaku wisatawan yang biasa dilihat dalam kehidupan kesehariannya yang


(41)

sering sekali berbeda dengan adat istiadat dan nilai- nilai budaya setempat. Oleh karena itu, agar budaya Karo dapat tetap dipertaankan, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melaksanakan berbagai event

seperti pesta budaya mejuah-juah dan pesta bunga & buah. Diharapkan melalui adanya kegiatan tersebut, maka seluruh masyarakat akan dapat melestarikan budaya Karo serta dapat memegang teguh nilai-nilai dan adat istiadat yang mereka miliki.38

4.2.4 Jaringan Kemitraan

Untuk dapat mencapai tujuan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melakukan koordinasi dengan instansi lain dan pelaku bisnis pariwisata. Sesuai dengan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki jaringan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan pembangunan yang saling terkait. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melakukan koordinasi lintas SKPD seperti dengan Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum dan yang lainnya. Juga dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan dengan masyarakat serta pelaku wisata lainnya seperti Berastagi Kuda Club (BKC).

4.3 Kondisi obyek wisata di Kabupaten Karo Pasca Erupsi Gunung Sinabung

38


(42)

a. Panorama Penatapan Doulu

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Walaupun debu tersebut tidak secara langsung merusak produk yang di jual di warung-warung yang ada di lokasi tersebut, tetapi sangat dirasakan terjadinya penurunan pengunjung karena wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi Kabupaten Karo pada saat itu.39

b. Pemandian Air panas Raja Berneh

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Kolam-kolam yang ada di obyek wisata ini dipenuhi dengan debu. Hal tersebut juga menyebabkan terjadinya penurunan kunjungan wisatan ke obyek wisata ini.40

c. Pemandian Air Panas Alam Payung

Semenjak terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, obyek wisata ini sudah tidak pernah difungsikan. Hal ini disebabkan karena obyek wisata ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Gunung Sinabung, sehingga pada saat erupsi Sinabung obyek wisata ini benar-benar dipenuhi dengan debu erupsi Gunung Sinabung. Karena hal tersebut, saat ini kondisi obyek wisata tersebut benar-benar sudah tidak terawat lagi bahkan ada beberapa kolam

39


(43)

yang sudah mengalami kerusakan.41 d. Air Terjun Sikulikap

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini tetapi tidak begitu parah. Tetapi karena kekhawatiran pengunjung yang takut untuk mengunjungi tanah Karo, akhirnya membuat hanya sedikit orang yang mau mengunjungi obyek wisata ini.

e. Danau Lau Kawar

Danau Lau Kawar adalah danau yang berada tepat di kaki Gunung Sinabung. Saat terjadinya erupsi Gunung Sinabung, tentunya memiliki dampak yang sangat besar terhadap danau ini. Karena jarak yang begitu dekat dengan Gunung Sinabung, menyebabkan masyarakat tidak berani untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Dan semenjak erupsi Sinabung tahun 2013 yang lalu, obyek wisata ini sudah tidak dikelola lagi. Sehingga saat ini kondisinya sudah sangat tidak terawat.

f. Taman Hutan Raya

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini juga menyebabkan wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi obyek wisata ini.

g. Gunung Sibayak


(44)

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Tetapi hal tersebut ternyata tidak mengurangi keinginan para pendaki untuk tetap mendaki Gunung Sibayak. Meletusnya Gunung Sinabung justru memiliki dampak positif terhadap jumlah kunjungan ke obyek wisata ini. Hal ini dikarenakan para pendaki yang dulunya sering melakukan pendakian ke Gunung Sinabung, pada akhirnya beralih ke Gunung Sibayak. Karena memang kondisi Gunung Sinabung yang sudah tidak memungkinkan untuk didaki. Selain itu, orang-orang yang berada di luar tanah Karo yang penasaran ingin melihat kondisi Gunung Sinabung, juga melakukan pendakian ke Gunung Sibayak.42

h. Desa Budaya Lingga

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini juga menyebabkan wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi obyek wisata ini.

Selain dari beberapa obyek yang diuraikan diatas, ada 3 obyek wisata yang berada di Kota Berastagi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini disebabkan karena sudah banyak orang yang mengetahui obyek wisata tersebut yang jika dibandingkan dengan obyek wisata lainnya yang belum begitu tersentuh baik oleh masyarakat maupun pemerintah, serta kondisi udara di Kota Berastagi yang sejuk yang membuat banyak wisatawan yang tertarik


(45)

mengunjungi Kota Berastagi.

Adapun obyek wisata tersebut adalah : a. Pasar Buah Tradisional Berastagi

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap Pasar Buah Berastagi. Hal ini disebabkan karena banyak lahan pertanian di daerah sekitar Gunung Sinabung yang hancur akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut. Sehingga pasokan buah dan sayur yang ada di Pasar Buah Berastagi pun sangat berkurang.43

1. Lokasi Berjualan

Bahkan buah-buahan dan sayuran yang sebelumnya memang telah tersedia di Pasar Buah pun mengalami kerusakan akibat debu Gunung Sinabung. Kunjungan wisatawan juga dirasakan sangat menurun.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi yaitu :

I. Sarana

Lokasi berjualan di Pasar Buah Tradisonal sudah ditata sedemikian rupa yaitu dengan menempatkan lokasi untuk berjualan buah, sayuran, dan bibit bunga di lokasi bagian dalam sedangkan untuk berjualan pakaian dan souvenir di lokasi bagian luar.

2. Produk yang dijual

Adapun produk yang dijual di lokasi Obyek Wisata Pasar Buah


(46)

Tradisional Berastagi ini meiputi, buah-buahn, sayuran, bibit bunga, serta pakaian san souvenir khas Kota Berastagi.

Gambar 4.1 Aneka Ragam Buah dan Sayuran

Keterangan : Aneka ragam buah-buahan dan sayur-sayuran yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi

Dari gambar diatas dapat kita lihat bahwa ada berbagai jenis buah-buahan dan sayuran segar yang dijual di Pasar Buah Berastagi. Buah dan sayuran tersebut berasal dari hasil pertanian yang ada di Kabupaten Karo. Pasar Buah Tradisional Berastagi ramai dikunjungi oleh wisatawan terkhusus ketika akhir pekan (pada hari Sabtu dan Minggu). Ketika terjadinya letusan Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pasokan buah dan sayur di Pasar Buah Berastagi, dikarenakan


(47)

banyak lahan pertanian di daerah sekitar Gunung Sinabung yang hancur akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut. Sehingga pasokan buah dan sayur yang ada di Pasar Buah Berastagi pun sangat berkurang.44

Keterangan : Berbagai macam souvenir dan pakaian-pakaian khas Berastagi yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi

Bahkan buah-buahan dan sayuran yang sebelumnya memang telah tersedia di Pasar Buah pun mengalami kerusakan akibat debu Gunung Sinabung.

Gambar 4.2 Pakaian dan Souvenir

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa selain adanya buah dan sayuran, di Pasar Buah Tradisional Berastagi juga ada ditawarkan berbagai souvenir dan pakaian khas Berastagi yang dapat dibeli oleh wisatawan. Souvenir-souvenir


(48)

tersebuta ada yang dapat dipakai langsung oleh wisatawan dan ada pula yang dapat dijadikan sebagai pajangan. Saat erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan sangat menurun. Sehingga dalam jangka waktu beberapa bulan setelah erupsi tersebut, jumlah kunjungan wisatawan sangatlah sedikit. Walaupun terkhusus untuk produk pakaian dan souvenir tidaklah mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut.45

Keterangan : Beranekaragan bibit bunga yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi

Gambar 4.3 Bibit Bunga

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa, ada pula berbagai jenis bibit bunga yang dijual di Pasar Buah Berastagi. Ada banyak jenis bibit bunga yang ditawarkan, kurang lebih 45 jenis bibit bunga. Dari sekian banyak jenis bibit yang ditawarkan,bibit bunga yang sejenis Lili adalah yang paling diminati wisatawan karena harganya juga cukup terjangkau. Pada saat erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, seperti halnya buah dan sayuran bibit bunga ini juga banyak mengalami kerusakan. Bahkan lebih dari setengahnya


(49)

bibit bunga ini mengalami kerusakan akibat terkena debu Gunung Sinabung.46

1. Kamar Mandi Umum II. Prasarana

Kamar mandi umum merupakan tempat yang digunakan pengunjung untuk membuang air. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 1 kamar mandi umum.

2. Rumah Makan

Rumah makan merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh pengujung untuk mengisi perut ketika lapar. Di obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi ini memiliki 6 unit rumah makan.

3. Tempat Parkir

Tempat parkir merupakan lapangan kosong yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menampung sejumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.

4. Masjid

Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk menunaikan sholat.

b. Taman Mejuah-juah Berastagi

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Akibat debu erupsi Gunung Sinabung tersebut, bunga-bunga taman yang ada di lokasi obyek wisata ini mengalami kerusakan. Selain itu, karena kekhawatiran masyarakat yang takut untuk mengunjungi tanah Karo, akhirnya berdampak pula pada obyek wisata ini yaitu dirasakan


(50)

bahwa jumlah kunjungan sangat merunun di obyek wisata ini.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh obyek wisata Taman Mejuah-juah Berastagi adalah sebagai berikut :

I. Sarana

1. Gapura dan tiketing

Gapura dan tiketing adalah gedung yang berfungsi sebagai tempat loket pengambilan tiket masuk Taman Mejuah-juah.

2. Sarana Rekreasi

Sarana rekreasi adalah sarana berupa wahana-wahana permainan yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bermain untuk dijadikan sebagai hiburan. Di Taman Mejuah-juah terdapat beberapa wahana permainan anak-anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, ayunan bulat, dan lain-lain.

3. Panggung Hiburan

Panggung hiburan merupakan tempat yang digunakan untuk mengadakan atraksi budaya dan kesenian daerah. Di taman Mejuah-juah ini memiliki 2 buah panggung hiburan.

4. Gedung Kesenian Karo

Gedung kesenian Karo merupakan tempat yang digunakan untuk mengadakan latihan tarian-tarian Karo dan atraksi budaya serta kesenian daerah.

5. Museum Pijer Podi

Museum Pijer Podi ini adalah museum yang berisikan alat-alat musik tradisional Karo.


(51)

Gambar 4.4 Gapura dan Tiketing

Keterangan : gapura dan tiketing merupakan loket pengambilan tiket masuk yang dilengkapi dengan selembaran kertas yang ditempalkan di kaca loket mengenai informasi tarif masuk ke obyek wisata Taman Mejuah-juah bagi pengunjung.

Gambar 4.5 Panggung Hiburan

Keterangan : Panggung hiburan yang digunakan untuk atraksi budaya dan kesenian daerah.


(52)

Dari gambar diatas, dapat diketahui adanya 2 panggung hiburan yang ada di lokasi Taman Mejuah-juah Berastagi. Panggung ini sering digunakan untuk atraksi budaya dan kesenian daerah. Selain itu panggung ini juga sering digunakan sebagai tempat untuk melakukan perlombaan-perlombaan seni pada perayaan-perayaan tertentu.

Gambar 4.6 Gedung Kesenian Karo

Keterangan : Gedung Kesenian Karo yang ada di dalam lokasi Taman Mejuah-juah, gambar ke 2 & 3 menunjukkan kondisi gedung kesenian Karo yang sudah mengalami kerusakan


(53)

terdapat di dalam lokasi Taman Mejuah-juah yang dapat digunakan sebagai tempat untuk mengadakan latihan tarian-tarian Karo dan atraksi budaya serta kesenian daerah. Pada saat penulis melakukan observasi, penulis mendapati bahwa kondisi gedung kesenian Karo sudah tidak terawat lagi. Hal ini terlihat dari kondisi dinding yang sudah mulai berlumut, atap dan pintunya yang sudah mulai rusak serta tumbuhnya rumput-rumput liar di sekitar gedung kesenian tersebut.

Gedung kesenian Karo tersebut memang sudah tidak pernah digunakan lagi satu tahun belakangan ini, dikarenakan kondisi gedung tersebut yang memang sudah rusak. 47

Gambar 4.7 Wahana Permainan Anak-anak

47


(54)

Keterangan : Kondisi wahana permainan anak-anak yang sudah rusak dan tidak dapat dipergunakan oleh pengunjung

Pada gambar diatas dapat dilihat berbagai jenis permainan anak yang sudah mulai rusak dan tidak akan aman lagi jika digunakan bermain oleh anak-anak. Bahkan ada beberapa dari wahana permainan tersebut yang memang sama sekali sudah tidak dapat dipakai lagi oleh pengunjung, seperti wahana permainan jungkat-jungkit yang ditunjukkan diatas.

Gambar 4.8 Museum Pijer Podi

Keterangan : Museum Pijer Podi yang ada di dalam lokasi Taman Mejuah-juah Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa adanya terdapat museum di dalam lokasi Taman Mejuah-juah Berastagi. Museum Pijer Podi ini adalah museum yang berisikan alat-alat musik tradisional Karo. Tetapi museum ini sudah sangat lama tidak dipergunakan lagi. Lebih dari 4 tahun, museum ini tidak pernah digunakan.48

48

Wawancara dengan Kepala Seksi Kebudayaan & Peninggalan Sejarah, Anita Prihatin Br Sehingga kondisinya juga sudah sangat tidak terawat. Hal ini terlihat dari dinding gedungnya yang sudah berlumut, lantai yang sangat kotor, serta tumbuhnya rumput-rumputan liar di sekitar museum ini.


(55)

II. Prasarana

a. Tempat Parkir

Tempat parkir merupakan lapangan kosong yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menampung sejumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 maupun bus pariwisata.

b. Musholla

Musholla merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk menunaikan sholat.

c. Kamar Mandi Umum

Kamar mandi umum merupakan tempat yang digunakan pengunjung untuk membuang air. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 2 kamar mandi umum.

d. Rumah Makan

Rumah makan merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh pengujung untuk mengisi perut ketika lapar. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 1 rumah makan.

e. Toko Souvenir

Toko souvenir merupakan tempat bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh yang akan di bawa pulang. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 3 toko souvenir.

c. Bukit Gundaling

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek


(56)

wisata ini. Akibat debu erupsi Gunung Sinabung tersebut, bunga-bunga taman yang ada di lokasi obyek wisata ini mengalami kerusakan. Tetapi hal tersebut tida menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mengunjungi obyek wisata ini. Tetapi justru erupsi Gunung Sinabung justru memberikan dampak yang positif terhadap kunjungan masyarakat ke obyek wisata ini. Pada saat erupsi Gunung Sinabung justru banyak masyarakat yang mengunjungi obyek wisata ini karena adanya rasa penasaran untuk melihat erupsi Gunung Sinabung tersebut. Karena dari lokasi obyek wisata ini dapat terlihat dengan jelas kondisi Gumumg Sinabung dan jarak dari obyek wisata ini dengan Gunung Sinabung juga cukup jauh, sehingga lokasi ini cukup aman bagi masyarakat untuk menyaksikan erupsi Gunung Sinabung.49

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh obyek wisata Bukit Gundaling adalah sebagai berikut :

I.Sarana

a. Sapo Angin

Sapo angin ini berfungsi sebagai tempat berteduh dan tempat duduk bersantai untuk menikmati pemandaangan alam dari bukit Gundaling. Bentuk bangunan ini yaitu bangunan yang berciri khas budaya Karo. b. Patung-patung ciri khas budaya Karo

Di bukit Gundaling ada dibangun beberapa patung yang bercirikan khas budaya Karo. Dimana pengunjung juga dapat berpoto dengan patung- patung ini, ada patung yang tunggal dan ada yang berpasangan.


(57)

Gambar 4.9 Patung ciri khas Budaya Karo

Keterangan : Patung berpasangan dan patung tunggal dengan ciri khas adat Karo

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa patung yang terdapat di puncak Gundaling. Patung-patung tersebut menggambarkan ciri khas budaya Karo. Patung-patung tersebut ada yang berpasangan dan ada pula yang tunggal. Para pengunjung yang datang ke puncak Gundaling dapat berfoto bersama patung-patung tersebut.


(58)

Keterangan : Gambar Sapo Angin yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk berteduh dan duduk bersantai.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa di puncak Gundaling terdapat adanya Sapo Angin yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh dan duduk bersantai untuk menikmati keindahan Kota Berastagi oleh para pengunjung. Ada 6 (enam) jumlah Sapo Angin yang terdapat di puncak Gundaling. Berdasarkan hasil observasi penulis, penulias mendapati bahwa bahwa kondisi Sapo Angin yang ada di puncak Gundaling sudah mulai rusak dan sangat tidak terawat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi Sapo Angin yang sudah mulai berlumut, bangku untuk tempat duduk juga sudah mulai rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi, serta atapnya yang juga sudah mulai rusak dan bocor. Sehingga ketika hari hujan, Sapo Angin ini sudah tidak dapat dijadikan sebagai tempat berteduh. Dari 6 (enam) jumlah Sapo Angin yang ada di puncak Gundaling, semuanya memiliki kondisi yang sama.

II.Prasarana

a. Kamar Mandi Umum

Kamar mandi umum merupakan tempat yang digunakan pengunjung untuk membuang air. Di obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki 2 kamar mandi umum.

b. Rumah Makan

Rumah makan merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh pengujung untuk mengisi perut ketika lapar. Di obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki 13 unit rumah makan.


(59)

Tempat parkir merupakan lapangan kosong yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menampung sejumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.

d. Toko Souvenir

Toko souvenir merupakan tempat bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh yang akan di bawa pulang. Di obyek wisata Bukit Gundaling memiliki 22 kios toko penjual souvenir.

e. Musholla

Musholla merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk menunaikan sholat.

Gambar 4.11 Kamar mandi umum bertaraf Internasional

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum bertaraf Internasional yang berada di obyek wisata Taman Mejuah-juah dengan kondisi yang tidak terawat.


(60)

Mejuah-terawat dengan baik. Kamar mandi bertaraf Internasional digunakan pada saat-saat tertentu saja ketika ada acara yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo maka kamar mandi bertaraf Internasional ini digunakan. Tetapi saat ini kamar mandi ini sudah tidak lagi dipergunakan karena kondisi kamar mandi tersebut yang sudah sangat parah, dan aliran air juga sudah tidak pernah disampaikan lagi ke kamar mandi ini karena debit air yang dibutuhkan untuk mengalirkannya kekamar mandi tersebut cukup besar.50

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum biasa yang masih layak pakai di dalam lokasi Taman Mejuah-juah Berastagi

Tetapi dalam lokasi Taman Mejuah-juah tersebut, ada kamar mandi umum biasa yang masih layak pakai sehingga para pengunjung yang ada di Taman Mejuah-juah dapat mempergunakannya. Dan para pengunjung yang mempergunakan kamar mandi tersebut dikenakan biaya Rp. 2000/ orang.

Gambar 4.12 Kamar mandi umum biasa


(61)

Gambar 4.13 Tempat Parkir

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3

Keterangan : Kondisi lokasi parkir yang berada di obyek wisata Taman Mejuah-juah Berastagi (gambar 1 & 2) dan Pasar Buah Tradisional Berastagi (gambar 3) Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kondisi lokasi parkir yang ada di Taman Mejuah-juah Berastagi sudah mulai berlubang-lubang (gambar 1). Ketika akhir pekan tiba, lokasi parkir ini akan sangat padat dikarenakan para pengunjung baik yang berkunjung ke Pasar Buah Tradisional Berastagi dan yang berkunjung ke Taman Mejuah-juah Berastagi akan memarkirkan kendaraannya di lokasi ini. Sehingga lokasi parkir ini akan sangat pada bahkan terkadang hampir tidak beraturan, karena pada lokasi ini pula lah para penunggang kuda dan yang memiliki kuda sado akan memarkirkan sadonya (gambar 2). Bahkan karena begitu padatnya pengunjung ketika akhir pekan,


(62)

maka lokai parkirpun akhirnya ditambah, yaitu para pengunjung dapat memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan di dekat Pasar Buah Berastagi (gambar 3). Oleh karena itu sangat diharapkan perhatian Pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut. Terkhusus untuk pemilik kuda sado dan kuda tunggang, harapannya dapat dibangun sebuah tempat khusus dimana mereka dapat memberhentikan kuda-kuda mereka sehingga kondisi parkiran pun akan lebih teratur. 51

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum yang ada di lokasi obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi

Gambar diatas merupakan kamar mandi umum yang ada di lokasi Pasar Buah Berastagi. Para pengunjung yang mempergunakan kamar mandi umum ini akan dikenakan biaya Rp. 2000/ orang. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kondisi kamar umum yang ada di lokasi obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi kurang terawat. Hal ini terlihat dari kondisi pintu kamar mandi yang sudah mulai rusak serta kebersihan yang kurang dijaga. Hal ini tentunya akan membuat para pengunjung kurang nyaman menggunakan kamar mandi ini.

Gambar 4.14 Kamar mandi umum di Pasar Buah Berastagi


(63)

Gambar 4.15 Kamar mandi umum di Gundaling

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum yang ada di lokasi obyek wisata puncak Gundaling Berastagi

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi kamar mandi umum yang ada di puncak Gundaling tidak jauh beda dengan kondisi kamar mandi umum yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi. Hal ini terlihat dari kondisi pintu kamar mandi yang sudah mulai rusak dan sudah tidak dapat ditutup dengan baik serta kebersihan yang kurang dijaga. Hal ini tentunya akan membuat para pengunjung kurang nyaman menggunakan kamar mandi ini.

4.4 Kebersihan Lokasi

Kebersihan merupakan sebuah penilaian yang penting untuk sebuah obyek wisata. Lingkungan yang bersih secara tidak langsung akan memberikan pengaruh positif terhadap psikis pengunjung untuk datang kembali, karena lingkungan bersih, nyaman dan indah merupakan impian semua orang. Kebersihan obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi dapat dikatakan cukup bersih karena setiap pedagang yang ada di lokasi Pasar Buah tersebut memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya kebersihan. Oleh


(64)

menjaga kebersihan tempat mereka masing-masing dan mengumpulkan sampah pada tong sampah yang telah disediakan. Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut kemudian akan diangkut oleh petugas kebersihan.52 Tetapi ketika hari libur tiba dimana kunjungan wisatawan cukup ramai, kondisi kebersihan dilokasi ini tidak sama seperti pada hari-hari biasa dimana kebersihannya masih dapat tetap terjaga. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran wisatawan untuk menjaga kebersihan. Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan yang membuang kulit buah-buahan yang mereka makan di sembarang tempat, padahal sudah ada disediakan tong sampah.53

Untuk kondisi kebersihan di obyek wisata Taman Mejuah-juah saat ini masih dirasakan kurang bersih. Kurangnya kebersihan disebabkan oleh sampah-sampah yang terlihat berserakan di lapangan, menjadikan tempat ini kurang indah dan nyaman, padahal fungsi Taman Mejuah- juah ini sebagai tempat rekreasi yang santai dan nyaman serta menghirup udara segar yang dapat dirasakan oleh pengunjung. Rumput-rumput liar yang semakin tinggi, tangga-tangga jalan yang mulai mengalami kerusakan serta bangku-bangku santai yang kotor di Taman Mejuah-juah ini membuat pengunjung tidak merasa nyaman untuk berkeliling menikmati indahnya bunga-bunga yang ada di taman tersebut. Terkhusus pada saat hari libur, kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah ini sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini juga disebabkan karena rendahnya kesadaran pengunjung akan pentingnya kebersihan. Padahal di dalam lokasi Taman Mejuah-juah tersebut sudah disediakan beberapa tong

52


(65)

sampah.54

Selain di lokasi Taman Mejuah-juah, hal yang serupa juga terjadi di obyek wisata Bukit Gundaling. Ketika hari libur tiba, kondisi kebersihan di Buncak Gundaling juga sangat jauh dari yang di harapkan. Tetapi obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki suatu perkumpulan yang dinamakan persatuan pedagang asongan, peramak-amak dan pedagang lainnya. Persatuan ini mempunyai tugas untuk menjaga kebersihan dan melestarikan keindahan obyek wisata untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam mengunjungi destinasi wisata. Melalui persatuan ini, mereka akan menetapkan jadwal rutin untuk melakukan gotong royong demi menjaga kebersihan Bukit Gundaling.

Kebersihan lokasi Taman Mejuah-juah ini kurang begitu terawat juga disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja untuk petugas kebersihan. Petugas kebersihan yang ada di lokasi Taman Mejuah-juah ini hanya ada 2 orang, sementara area taman ini cukup luas dan rumput-rumputan liar juga tumbuh dengan begitu cepat. Sehingga hal tersebut dirasakan menjadi kendala untuk bisa memaksimalkan kebersihan dan menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, dan asri.

55

Gambar 4.16 Kondisi kebersihan di Pasar Buah Berastagi

54


(66)

Keterangan : Kondisi jalan yang ada di lokasi Pasar Buah Tradisional Berastagi bagian dalam (kiri) dan kondisi Pasar Buah bagian dalam yang dipenuhi oleh sampah kulit buah-buahan.

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi jalan yang ada di lokasi Pasar Buah Tradisional Berastagi bagian dalam yang sudah mulai berlubang-lubang dan apabila hari libur tiba dan pengunjung ramai, maka kondisi jalan di lokasi Pasar Buah bagian dalam dipenuhi oleh sampah kulit buah-buahan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan padahal sudah ada disediakan tempat sampah oleh para pedagang. Dengan banyaknya sampah seperti yang terlihat pada gambar diatas tentunya akan mengurangi rasa kenyamanan baik bagi para pedagang maupun para pengunjung di lokasi tersebut.

Gambar 4.17 Kondisi kebersihan di tempat parkir

Keterangan : Kondisi tempat parkir Taman Mejuah-juah

Dari gambar diatas dapat dilihat kondisi lokasi parkir yang berada di obyek wisata Taman Mejuah-juah yang dipenuhi dengan sampah. Pemandangan tersebut merupakan kurangnya kesadaran pengunjung untuk


(67)

membuang sampah pada tempatnya, padahal sudah disediakan tong sampah di sekitar lokasi tersebut. Dengan keadaan tersebut tidak terlihat keindahan suatu obyek wisata, dan sebagian masyarakat dan pengunjung tidak merasa nyaman dengan keadaan banyaknya sampah yang berserakan. Kondisi tempat parkir di obyek wisata Taman Mejuah-juah hampir sama dengan kondisi yang ada di obyek wisata Bukit Gundaling yang sudah mulai mengalami kerusakan.

Gambar 4.18 Kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah

Keerangan : Kondisi wahana permainan anak-anak di lokasi obyek wisata Taman Mejuah-juah

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa ketika hari libur dan kunjungan wisatawan ramai, maka akan banyak sampah yang berserakan. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran pengunjung akan pentingnya kebersihan. Padahal di lokasi Taman mejuah-juah ini juga sudah disediakan tong sampah di beberapa tempat. Hal ini tentunya akan mengurangi kenyamanan para pengunjung untuk berekreasi di Taman Mejuah-juah tersebut.


(68)

Gambar 4.19 Kondisi kebersihan di Puncak Gundaling

Keterangan : Kondisi Obyek wisata Gundaling yang dipenuhi dengan sampah Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa masih rendahnya kesadaran masyarakat baik pedagang maupun pengunjung akan pentingnya kebersihan. Pada gambar (kiri) dapat dilihat bahwa masyarakat masih sering menumpuk sampah ke dalam selokan dan pada gambar (kanan) adalah kondisi tempat parkir yang penuh dengan sampah. Padahal di sekitar lokasi Bukit Gundaling ini sudah ada disediakan tong sampah di beberapa lokasi.

Secara keseluruhan, dampak erupsi Gunung Sinabung dirasakan oleh semua obyek wisata yang telah diuraikan diatas. Yaitu terkena debu erupsi Gunung Sinabung dan dirasakan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Tetapi di luar dari pada itu, ada pula beberapa obyek yang justru merasakan dampak positif dari meletusnya Gunung Sinabung. Seperti obyek wisata Gundaling dan Gunung Sibayak, dimana obyek wisata ini dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat untuk dapat menyaksikan erupsi Gunung Sinabung.

Selain dari kedua obyek wisata tersebut, saat ini masyarakat juga sering mengunjungi beberapa daerah yang ada di Kabupaten Karo yang dapat dijadikan


(69)

sebagai tempat untuk menyaksikan erupsi Gunung Sinabung. Misalnya di daerah desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Dari lokasi ini, masyarakat dapat melihat semburan lava pijar dan material vulkanis dari Gunung Sinabung ketika terjadi erupsi. Di desa tersebut ada pondok yang dapat digunakan oleh pengunjung sebagai tempat untuk duduk bersantai sambil menikmati pemandangan Gunung Sinabung. Karena mulai banyaknya pengunjung yang mengunjungi lokasi ini, akhirnya dijadikan peluang usaha oleh masyarakat setempat dengan membuka warung di lokasi tersebut. Karena rasa penasaran masyarakat untuk melihat erupsi Gunung Sinabung tersebut, bahkan ada pengunjung yang rela menginap di pondok yang ada di lokasi tersebut agar dapat melihat semburan lava pijar Gunung Sinabung pada malam hari.56

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Karo mulai mengembangkan wisata taman gunung api Berastagi. Pengembangan wisata ini dimaksudkan untuk mendongkrak kembali pariwisata di Berastagi pasca erupsi Gunung Sinabung. Sedikitnya dalam sehari ada satu rombongan turis asing yang mengikuti perjalanan melihat keindahan alam di kawasan Sinabung dan sekitarnya yang aman dari erupsi selama lima jam. Kegiatan ini bersifat memperkenalkan budaya, pertanian, dan alam kabupaten Karo. Paket wisata ini mulai dirintis sejak awal 2015 dan diminati turis dari Eropa dan Asia. Satu perjalanan biasanya diikuti oleh lima hingga 10 wisatawan. Para turis bahkan rela menunggu erupsi Sinabung terjadi hingga berjam-jam untuk mendapatkan foto terbaik di kawasan desa Tiga Pancur”.

Selain itu, dari pihak pelaku bisnis pariwisata juga mulai menciptakan peluang dari terjadinya erupsi Gunung Sinabung. Yaitu dengan mengembangkan “Volcano Park” di Kabupaten Karo. Sesuai dengan berita yang di kutip dari

kompas.com, yaitu bahwa :

57

56

Wawancara dengan pemilik warung, Nd. Yahya, Senin 14 Maret 2016

57


(1)

17.Buat anak kos Gg. Paten 12 Nirkul, Rini, Nora, Kak Selfi dan yang lainnya.makasih banyak untuk setiap dukungan dan motivasi yang kalian berikan, khususnya buat Nirwana br Sembiring, teman satu kamar ku, makasih banyak untuk semua hal yang telah kau lakukan dalam hidupku. Kegilaan ini yang membuatku bertahan bersamamu Kull..  :D

18.Terima kasih juga buat teman-teman KKN kelompok 1, terkhusus buat edak Sulis, Tania, Yeni, Yustina, Jefri dan Samuel yang juga telah banyak memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

19.Terima kasih juga buat teman-teman satu pelayanan di Guru Sekolah Minggu GBKP Pasar II, Titi Rante Medan. Buat Siska, Septri, kak Fina, kak Rahel,kak Ita, kak Afri, kak Yolanda, kak Sonia, kak Esy, kak Linda, kak Christina, kak Libertina, kak Tiurmina, kak Elma, kak Morina, kak Lisa, David, dan Bg Anes yang telah memberikan dukungan dan doanya kepada penulis selama pengerjaan skripsi ini. Terima kasih teman-teman, aku mengasihi kalian 

20.Terima kasih juga buat teman-teman satu pelayanan di Pengurus Permata Sektor II, GBKP Pasar II Titi Rante Medan. Buat Bora, Melda, Lala, Gita, Hadasa, dan Edo. Semangat buat pelayanan kita ke depannya ya teman-teman 

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, baik dari isinya maupun dari segi bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, April 2016

Penulis Yeyen Oktaviani


(2)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori... 7

1.5.1 Pembangunan ... 8

1.5.2 Pembangunan Pariwisata ... 10

1.5.2.1 Definisi Pariwisata ... 10

1.5.2.2 Manfaat Pariwisata ... 13

1.5.2.3 Jenis Pariwisata ... 18

1.5.2.4 Wisatawan ... 23

1.5.2.4.1 Pengertian Wisatawan ... 23

1.5.2.4.2 Motivasi Wisatawan ... 26

1.5.2.5 Pembangunan Pariwisata ... 28

1.5.3 Manajemen Strategi ... 32

1.5.3.1 Definisi Manajemen Strategi ... 32

1.5.3.2 Manfaat Manajemen Strategi ... 33

1.5.3.3 Proses Manajemen Strategii ... 34

1.5.4 Strategi ... 37

1.5.4.1 Kriteria Analisis Strategi ... 39

1.5.4.2 Ciri dan Manfaat Strategi ... 41

1.5.4..3 Strategi Pengembangan Pariwisata ... 43

1.5.5 Analisis SWOT ... 50

1.7 Defenisi Konsep ... 52

1.8 Sistematika Penulisan ... 53

BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian ... 55


(3)

2.3 Informan Penelitian ... 55

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 56

2.5 Teknik Analisis Data ... 57

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kondisi Daearah Kabupaten Karo ... 58

3.1.1 Kondisi Geografis dan Batas Administrasi ... 58

3.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Karo... 59

3.2.1 Visi dan Misi ... 59

3.2.2 Struktur Organisasi ... 61

3.2.3 Susunan Kepegawaian Penugasan ... 65

3.2.4 Tugas dan Fungsi ... 65

3.3 Gambaran Umum Obyek Wisata di Kabupaten Karo ... 77

BAB IV PEYAJIAN DATA 4.1 Lingkungan Internal Dinas Kebudayaan daN Pariwisata ... 86

Kabupaten Karo 4.1.1 Sumber Daya Manusia ... 86

4.1.2 Sarana dan Prasarana ... 90

4.1.2.1 Sarana ... 90

4.1.2.2 Prasarana ... 91

4.2 Lingkungan Eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata... 92

Kabupaten Karo 4.2.1 Faktor Politik ... 92

4.2.2 Faktor Ekonomi ... 93

4.2.3 Faktor Sosial Budaya ... 94

4.2.4 Jaringan Kemitraan ... 95

4.3 Kondisi Obyek Wisata di Kabupaten Karo Pasca ... 95

Erupsi Gunung Sinabung 4.4 Kebersihan Lokasi ... 117


(4)

BAB V ANALISI DATA

5.1 Kekuatan ... 126

5.2 Kelemahan... 127

5.3 Peluang ... 128

5.4 Ancaman ... 129

5.5 Matrik SWOT dan Identifikasi Isu ... 129

5.6 Strategi dan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Karo ... 137

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 142

6.2 Saran ... 143


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Obyek wisata di Kabupaten Karo ... 2

Tabel 1.2 Data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Karo ... 5

Selama 3 tahun terakhir Tabel 4.1 Klasifikasi SDM berdasarkan persentase jenis kelamin ... 87

Tabel 4.2 Klasifikasi SDM berdasarkan persentase usia ... 88

Tabel 4.3 Klasifikasi SDM berdasarkan persentase tingkat pendidikan ... 89

Tabel 5.1 Matriks SWOT pengembangan pariwisata kabupaten Karo ... 13 Pasca erupsi gunung Sinabung


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta pariwisata kabupaten Karo ... 76

Gambar 4.1 Aneka ragam buah dan sayuran ... 100

Gambar 4.2 Pakaian dan souvenir ... 101

Gambar 4.3 Bibit bunga ... 102

Gambar 4.4 Gapura dan tiketing ... 105

Gambar 4.5 Panggung hiburan ... 105

Gambar 4.6 Gedung kesenian Karo ... 106

Gambar 4.7 Wahana permainan anak-anak ... 107

Gambar 4.8 Museum Pijer Podi ... 108

Gambar 4.9 Patung ciri khas budaya Karo... 111

Gambar 4.10 Sapo angin ... 111

Gambar 4.11 Kamar mandi umum bertaraf internasional ... 113

Gambar 4.12 Kamar mandi umum biasa... 114

Gambar 4.13 Tempat parkir ... 115

Gambar 4.14 Kamar mandi umum di Pasar Buah Berastagi ... 116

Gambar 4.15 Kamar mandi umum di Gundaling ... 117

Gambar 4.16 Kondisi kebersihan di Pasar Buah Berastagi ... 119

Gambar 4.17 Kondisi kebersihan di tempat parkir ... 120

Gambar 4.18 Kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah ... 121