Promosi Pariwisata Pemerintah Kabupaten Karo Selama Erupsi Gunung Sinabung

(1)

DAFTAR REFERENSI

A, Yoeti, Oka. 1980, Pemasaran Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung

Edisi Revisi 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung.

Bungin, B. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Cangara.

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : Pt. Citra Aditya Bakti.

James , Spillane, J. 1982:20. Pariwisata Indonesia, Sejarah Dan Prospeknya :Kanisius.

Mulyana, Dedi. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran: Strategi Dan Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Purba, Amir, Dkk. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa Press Rakhmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya.

Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (1997). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Saladin, Djaslim Dan Oesman, Yevis Marty. 2002. Perilaku Konsumen Dan Pemasaran Strategi. Jakarta: Balai Pustaka

Iskandar. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Dilengkapi Dengan Perilaku Organisasi Teori Dan Penerapan. Bandung: Multazam.


(2)

Kennedy, John. E., Soemanagara, R. Dermawan. 2006, Marketing Communication: Taktik & Strategi, Jakarta, PT. Bhuana Ilmu Populer

Buchari, Alma. 2007, Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Spillane, J. 1982. Pariwisata Indonesia, Sejarah Dan Prospeknya. .Kanisius

William G. Nickels, 2008. Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Ke-Tigabelas, Basu, Swastha Dh., Irawan Yogyakarta: Liberty Offset.

Simamora, Bilson. 2013. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Surabaya: Pustaka Utama

Kuncoro, Mudrajat, 2001, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Yogyakarta : Erlangga.

Tinarbuko, Sumbo. 2007. Semiotika Iklan Sosial (bagian I). Yogyakarta : Jalasutra.

Arikunto, S. 2007. Menajemen Penelitian. Jakarta ; Rineka Cipta.

Miles, Matthew B., Dan Huberman, Michael A. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep R. Rohidi. Jakarta: Ui Press.

Patton, Michael Quinn. Terj (Budi Puspo Priyadi). 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Wibisono,2006:43).

Steers M, Richard. (1977). Efektifitas Organisasi. Jakarta:Erlangga.

Rustan, Surianto (2009) Layout, Dasar & Penerapannya. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama

Erupsi Gunung Sinabung 2013. diambil dari WWW.KOMPAS.COM (30 September 2015, pukul 12.30 WIB).


(3)

http://www.bpn.go.id/Publikasi/Peraturan-Perundangan/Undang-Undang/undang-undang-nomor-9-tahun-1990-909


(4)

4.

BAB III

5.

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

Metodologi Penelitian

Metodologi dalam (Mulyana, 2001:145-146) adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Dengan kata lain metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodelogi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan penoti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif sehingga sangat subjektif, maka metodelogi pun sebenarnya merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif (objektif ) hingga sangat kualitatif (subjektif).dengan demikian, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2)

Ada empat kunci yang perlu diperhatikan dalam metode penelitian yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang bersifat rasional, empiris dan sistematis. Rasional adalah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga dapat dijangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode penelitian yang dilakukan harus memperoleh data yang valid atau data yang menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek data yang dikumpulkan oleh peneliti. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu . secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan ialah data yang sebelumnya


(5)

belum pernah diketahui. Pembuktian ialah membuktikan adanya keraguan-keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan pengembangan ialah

memperdalam dan memperluas pengetahuan (Sugiyono, 2009:3).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, metode deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa atau membuat prediksi melainkan menggambarkan situasi penelitian dalam situasi alamiah. Perlu juga ditekankan bahwasanya dalam penelitian kualitif, hasil penelirian bukan sebagai tujuan utama melainkan prosesnya. Hal ini dikarenakan melalui proses tersebut bisa ditarik kesimpulan tentang apa yang terjadi selama penelitian.

3.1.1.

Metode Deskriptif Kualitatif

Belum ada kesepakatan mengenai pengertian metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pengertian ini sama dengan analisis deskriptif dalam statistic, sebagai lawan dari analisis inferensial. Pada hakikatnya, metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristi data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat atas ukuran sebaran( Rahmat.1993;25).

Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian ini juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus.

Teknik pengumpulan data kualitatif diantaranya adalah interview (wawancara), quesionere (pertanyaan-pertanyaan/kuesioner), schedules (daftar pertanyaan), dan observasi (pengamatan), participant observer technique,

penyelidikan sejarah hidup (life historical investigation), dan analisis konten (content analysis). Dari keseluruhan metode ini, peneliti memakai metode wawancara dan observasi dengan langsung turun kelapangan mengamati objek yang akan diteliti.


(6)

Pelaksanaan metode-metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada

pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu.

3.2.

Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Objek

penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38)

Objek penelitian merupakan hal merujuk pada masalah yang sedang

diteliti. Objek penelitian yang diteliti adalah promosi pariwisata Pemerintah

Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel penelitian

melekat. sebuah penelitian yang menjadi subjek penelitian tidak hanya berupa

orang melainkan bisa berupa benda. Di dalam sebuah penelitian, subjek penelitian

merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral karena pada subjek

penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti.

Untuk menentukan sebuah subjek penelitian, peneliti harus menyesuaikan

banyaknya subjek penelitian dengan unit analisis penelitian sehingga terpilihnya

wakil dari populasi yang akan diteliti oleh peneliti. Unit analisis adalah satuan yang

menunjuk pada subjek penelitian (Arikunto, 2007:152). Dalam penelitian ini


(7)

person digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang subjek

atau informan penelitian sehingga key person tersebut yang akan dimintai informasi

mengenai masalah penelitian.

Kegiatan penelitian kualitatif yang menjadi sumber informasi adalah

para informan (subjek) yang kompeten, mempunyai relevansi dengan setting sosial

yang diteliti, sedang tempat yang menjadi elemen dari situasi sosial adalah situasi

dan kondisi lingkungan tempat yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika

didasarkan pada tujuan dan masalah penelitian yang dikaji. Adapun pemilihan

subjek yang tepat dalam penelitian kualitatif adalah berdasarkan tujuan (purposive

sampling). Penentuan subjek berdasarkan tujuan dilakukan untuk meningkatkan

kegunaan informasi yang didapatkan dari subjek yang kecil. Peneliti memilih

subjek yang mempunyai pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang sedang

diteliti. Walau bagaimanapun, penelitan kualitatif tetap dihadapkan pada

orang-orang yang dapat mengungkapkan informasi dan orang-orang itu bisa sedikit dan bisa

banyak, bisa homogen sifatnya dan karakteristiknya, bisa juga berbeda

(Bungin, 2005:134).

Dengan pengertian subjek penelitian diatas maka peneliti akan meneliti

key person atau tokoh kunci yang menjadi sumber informasi utama yang harus

didapat dalam penelitian ini. Tokoh kunci ini didapat berdasarkan struktur

organisasi yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Subjek


(8)

penelitian yang akan diteliti. Sehingga didapatlah key person untuk dijadikan

subjek penelitian ini. Adapun key person tersebut adalah :

 Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisatakabupaten Karo  Kepala Bidang Bina Objek Dan Daya Tarik Wisata

 Kepala Bidang Pembinaan Seni Dan Kebudayaan  Kepala Bidang Pemasaran Dan Promosi Wisata

Semua key person tersebut akan diwawancarai oleh peneliti mengenai

objek penelitian yang akan diteliti sampai informasi mengenai objek tersebut dirasa

sudah cukup. Data dirasa sudah cukup apabila informasi yang diberikan oleh

subjek tersebut sudah mewakili seluruh objek penelitian yang akan diteliti ataupun

informasi yang diberikan oleh subjek penelitian hanya bersifat monoton sehingga

informasi yang diberikannya tidak beragam. Oleh karena itu peneliti akan

menghentikan penelitiannya.

.

3.4. Kerangka Analisis

Kerangka analisis adalah urutan yang dipakai peneliti dalam menganalisis hasil yang didapat langsung dilapangan dengan teori – teori yang sudah dikemukakan diawal. Sehingga informasi, data, dan hasil yang didapat langsung dari lapangan bisa dianalisis sesuai dengan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Kerangka analisis tersebut adalah :

Promosi Bauran Advertising

Komunikasi Pemasaran


(9)

Gambar 1. Kerangka Analisis

3.5.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2004 :224).

Banyak teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang

dikemukakan oleh para ahli. Namun dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari subjek utama dan subjek tambahan melalui beberapa metode yaitu : observasi dan wawancara. Karena penelitian kualitatif lebih banyak

dilaksanakan dilapangan, serta masalah-masalah yang diteliti menyangkut hal-hal yang sulit diungkapkan,membutuhkan pendekatan sosial langsung dengan informan serta berhubungan dengan masalah-masalah pemaknaan oleh karena itu dalam penelitian ini peniliti melaksanakan pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research), dengan teknik pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara. Karena metode ini mendukung peneliti untuk memperoleh data dari informan mengenai masalah yang akan diteliti.

Penelitian ini mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian, yaitu menggunakan data primer yang

diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan (field research), dengan metode wawancara dan observasi langsung. Selain itu juga digunakan data sekunder yang diperoleh melalui riset kepustakaan (library research), dan refrensi lainnya.

Direct Selling Personal Selling Publict Relations Sales Promotion


(10)

3.6.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan September 2015 sampai dengan bulan

Maret 2016. Apabila data yang diperoleh telah cukup, maka penelitian akan

dihentikan. Pada saat peneliti terjun langsung ke lapangan, peneliti melihat

bagaimana promosi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Karo selama terjadi erupsi Gunung Sinabung.

3.7.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini memperoleh data dari informan yang memiliki kriteria sesuai

dengan yang ditetapkan peneliti, kemudian penelitian menggunakan teknik

pengumpulan data dengan menggunakan triangulasi data dan teori, dan proses

pengumpulan data tersebut dilakukan terus-menerus hingga datanya jenuh.

Kemudian dengan menggunakan teknik analisis data selama di lapangan model

Miles and Huberman, peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai

berikut. Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya

sebagai model interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga hal utama, yaitu

reduksi data, penyajian data , dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles, Matthew

dan Huberman, A. Michael.1992:16). Ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan

yang terjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data. Dan

dibawah ini akan dipaparkan masing-masing dari proses analisis data.


(11)

Dalam proses analisis data interaktif kegiatan pertama adalah proses

pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif data yang dimaksud berbeda dengan

penelitian kuantitatif. Yang menjadi data dalam penelitian kualitatif adalah berupa

kata-kata, fenomena, foto, sikap, dan perilaku keseharian yang diperoleh peneliti

melalui observasi

Dan kata-kata atau peristiwa tersebut harus berdasarkan apa yang dilihat,

didengar, dan diamati Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data

sesuai dengan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan sejak awal, yaitu

wawancara dan observasi. Dalam proses pengumpulan data harus melibatkan

aktor atau informan, aktivitas, latar, atau konteks terjadinya peristiwa.

3.7.2. Tahap Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data berlangsung secara

terus menerus sejalan pelaksanaan penelitian. Tahapan reduksi data merupakan

bagian kegiatan analisis sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana

yang dikode, dibuang, pola-pola mana mana yang meringkas sejumlah bagian

tersebut, cerita-cerita apa yang berkembang, merupakan pilihan-pilihan analitis.

Dengan begitu, proses reduksi data dimaksudkan untuk lebih menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang tidak diperlukan, serta

mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk melakukan penarikan


(12)

peneliti kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi sangat penting karena yang

bersangkutan dapat mulai memilah dan memilih data mana dan data dari siapa yang

harus lebih dipertajam.

3.7.3. Display Data

Langkah selanjutnya setelah proses reduksi data berlangsung adalah

penyajian data, yang dimaknai oleh Miles dan Huberman sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan mencermati penyajian data, peneliti akan lebih

mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Kegiatan

reduksi data dan proses penyajian data adalah aktivitas-aktivitas yang terkait

langsung dengan proses analisis data model interaktif. Dengan begitu, kedua proses

ini pun berlangsung selama proses penelitian berlangsung dan belum berakhir

sebelum laporan hasil akhir penelitian disusun sehingga tidak terburu-buru untuk

menghentikan display data ini sebelum yakin bahwa semua yang seharusnya diteliti

telah dipaparkan atau disajikan dalam bentuk karya ilmiah.

3.7.4. Verifikasi Dan Penarikan Kesimpulan

Dalam kegiatan penelitian kualitatif ini, penarikan kesimpulan dapat saja

berlangsung saat proses pengumpulan data berlangsung, baru kemudian dilakukan

reduksi dan penyajian data. Hanya saja ini perlu disadari bahwa kesimpulan yang

dibuat bukan sebagai sebuah kesimpulan final. Kesimpulan diambil dapat sebagai


(13)

Dalam model interaktif, tiga jenis kegiatan analisi dan kegiatan

pengumpulan data merupakan proses siklus dan interaktif. Dengan sendirinya

peneliti harus memiliki kesiapan untuk bergerak aktif diantara empat sumbu itu,

yaitu proses pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan kesimpulan atau

verifikasi. Dengan begitu analisis ini merupakan sebuah proses yang terulang dan

berlanjut secara terus menerus dan saling menyusul. Kegiatan keempatnya


(14)

6.

BAB IV

7.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

4.1.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1.Tahap Awal

Penelitian ini menjelaskan tentang promosi pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung. Untuk mendapat informasi mengenai promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, peneliti terlebih dahulu meminta izin untuk melakukan penelitian di Dinas Pariwisata Kabupaten Karo. Setelah izin penelitian diberikan, peneliti

dipersilahkan untuk meneliti dan memperoleh data di lingkungan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo dan sumber lain yang berhubungan dengan pariwisata di Kabupeten Karo.

Dalam penelitian ini, peneliti sudah menentukan subjek yang akan dimintai informasi dan data yang dibutuhkan. Subjek penelitian yang sudah ditentukan ini merupakan key person (tokoh kunci). Key person ini merupakan subjek utama dalam penelitian ini untuk memberikan data yang dibutuhkan peneliti sehingga peneliti bisa merumuskan hasil penelitian ini. Key person ini dipilih karena pekerjaan dan bagian mereka sesuai dengan objek penelitian yang akan diteliti. Adapun key person yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Karo b) Kepala Bidang Pemasaran Dan Promosi Usaha Pariwisata c) Kepala Bidang Bina Obyek Dan Daya Tarik Wisata d) Kepala Bidang Pembinaan Seni Dan Kebudayaan

Key person adalah orang yang sangat berpengetahuan dan bisa

menyampaikan gagasan, orang yang pandangannya dapat menambah berguna dalam membantu pengamat memahami apa yang sedang terjadi (Patton, 2009: 159). Dalam hal ini key person dipilih karena kualifikasi jabatan mereka sesuai dengan objek


(15)

penelitian yang sedang diteliti. Dalam metode penelitian kualitatif, penentuan dari informan ini disebut purposive sampling.

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika didasarkan pada tujuan dan masalah penelitian yang dikaji. Adapun pemilihan subjek yang tepat dalam penelitian kualitatif adalah berdasarkan tujuan (purposive sampling). Penentuan subjek berdasarkan tujuan dilakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi yang didapatkan dari subjek yang kecil. Peneliti memilih subjek yang mempunyai pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang sedang diteliti. Walau bagaimanapun, penelitan kualitatif tetap dihadapkan pada orang-orang yang dapat mengungkapkan informasi dan orang-orang itu bisa sedikit dan bisa banyak, bisa homogen sifatnya dan karakteristiknya, bisa juga berbeda (Bungin, 2005:134).

4.1.2. Deskripsi Lokasi Penelitian A. Visi dan Misi Organisasi

Visi adalah serangkaian kata-kata bahkan rangkaian kalimat mengungkapkan impian, cita-cita, rencana, harapan sebuah perkumpulan, perusahaan, organisasi yang ingin dicapai di masa mendatang. Visi juga dapat menjamin kesuksesan dan

kelestarian organisasi/ perusahaan jangka panjang (Wibisono,2006:43).

Suatu organisasi harus memiliki faslafah yang menjadi penentu arah gerakan organisasi itu. Falsafah organisasi merupakan hal yang yang mutlak diketahui dan dipahami oleh setiap anggotanya serta komitmen untuk menuruti dan

merealisasikannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki visi dan misi organisasi yang dapat dianggap sebagai falsafah organisasi. Visi dan misi yang telah

dirumuskan bersifat tetap dan jangka panjang yang juga menjadi kerangka dasar perncanaan strategis. Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana motivasi pemerintah harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Pengaruh lingkungan internal dan ekternal yang mengakibatkatkan meningkatkan persaingan, tantangan dan tuntutan masyarakat, mendorong Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo untuk mempersiapkan diri agar tetap eksis dan unggul


(16)

dengan senantiasa mengupayakan perubahan ke arah yang lebih baik. Adapun yang menjadi Visi dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Pemerintah Kabupaten Karo

adalah “Mewujudkan Kabupaten Karo sebagai Daerah Tujuan Wisata Berwawasan

lingkungan yang berlandaskan nilai-nilai budaya Karo”.

Adapun misi dari Dina Pariwisata, Seni dan Budaya Pemerintah Kabupaten Karo yaitu sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan event-event hiburan/wisata potensial sebagai kalender wisata

2. Peningkatan kerjasama dengan pelaku bisnis pariwisata dan pengembangan sistem informasi pariwisata

3. Peningkatan profesianalisme dan daya saing sumber daya manusia pariwisata 4. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung industri pariwisata

5. Mendorong penanaman modal baik oleh pemerintah maupun swasta dan masyarakat

6. Memberdayakan secara obyek dan daya tarik wisata operasional dan potensial secara agrowisata yang ramah lingkungan

7. Penyusunan strategi pemasaran pariwisata

8. Pengawasan pembangunan usaha pariwisata dengan memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal)

9. Keberpihakan kepada pengusaha menengah kebawah serta masyarakat khusus pengusaha dan masyarakat lokal

10.Peningkatan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan pembangunan yang saling terkait

11.Peningkatan kualitas aparatur pemerinta, pelaku pariwisata dan masyarakat terkait

12.Mendorong pelestarian budaya karo dan peninggalan sejarah 13.Reaktualisasi nilai-nilai tradisional

14.Pengembangan peran serat masyarakat dalam operasional dan pemeliharaan aset budaya


(17)

16.Peningkatan promosi budaya

17.Menumbuhkembangkan sadar wisata di tengah-tengah masyarakat

2. Struktur Organisasi

Setiap organisasi baik organisasi yang dikelola oleh organisasi publik maupun swasta mempunyai struktur organisasi. Adapun fungsi dari struktur organisasi tersebut untuk memberikan kejelasan tugas dan wewenang dari setiap karyawan dalam mengerjakan tugas demi tercapainya tujuan dari perusahaan. Struktur organisasi adalah cara organisasi mengatur sumber daya manusia bagi kegiatan-kegiatan ke arah tujuan. Struktur merupakan cara yang selaras dalam menempatkan manusia sebagai bagian organisasi pada suatu hubungan yang relatif tetap, yang sangat menentukan pola-pola interaksi, koordinasi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas (Steers,1977:70).

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah dan Keputusan Bupati Karo Nomor : 061.1/302/Tahun 2004 tentang Uraian Tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah bahwa tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam

penyelenggaan Kepariwisataan, Seni dan Budaya. Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Karo mempunyai bagan seperi berikut :


(18)

Gambar 2. Struktur Organisasi

Dengan keterangan sebagai berikut : 1. Kepala Dinas


(19)

a. Sub Bagian Keuangan.

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Bina Objek dan Daya Tarik Wisata : meliputi 2 (dua) seksi, yakni : a. Seksi Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata.

b. Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata. 4. Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah. b. Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata.

5. Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata : meliputi 2 (dua) seksi, yakni : a. Seksi Informasi da Promosi Wisata.

b. Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata. 6. Bidang Perencanaan : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian. b. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan.

3. Tugas dan Fungsi Organisasi

Secara rinci, tugas-tugas pokok dan uraian-uraian khusus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Karo No. 15 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Uraian Tugas Tiap-Tiap Jabatan pada Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Karo yang dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Kepala Dinas

Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas pokok baik kesekretariatan, perencanaan program maupun urusan wajib yang meliputi Penetapan Kebijakan Bidang Kebudayaan, Pelaksanaan Bidang Kebudayaan, Kebijakan Bidang Kepariwisataan, Pelaksanaan Bidang Kepariwisataan, Kebijakan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata;


(20)

 Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan misi Daerah;

 Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja Dinas sesuai dengan visi dan misi daerah;

 Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di bidang Kebudayaan dan Pariwisata yang berkoordinasi dengan Instansi terkait dibawah koordinasi Tim Anggaran Pendapatan Daerah;

 Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintahan Kabupaten Karo;

 Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, instansi vertical terkait yang ada di daerah, Propinsi dan Pusat maupun lembaga swasta dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pokok;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;

 Bertindak sebagai pengguna Anggaran dan pengguna barang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);

 Menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

 Menyusun dan memberikan laporan dan pertanggungjawaban tugas Dinas termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;


(21)

 Menyusun dan memberikan laporan dan pertanggungjawaban tugas Dinas termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati. B. Sekretaris

(1). Sekretaris mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada penyusun rencana program serta pembinaan organisasi dan tata laksana di lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

 Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja Dinas berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang;

 Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh bidang di lingkungan Dinas;

 Mengkoordinasikan pelaporan akuntabilitas kinerja program dan kegiatan masing-masing bidang;

 Bertindak selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya;

 Mengendalikan pendistribusian pelayanan naskah dinas dan mengkoordinasikan tugas-tugas bidang, sub bagian sesuai dengan petunjuk atasan;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah Dinas;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawan pelaksanaan tugas-tugas bidang.


(22)

(2). Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:  Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan

keuangan;

 Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan memverifikasi usulan Rencana Kerja Anggaran masing-masing Bidang dan mengacu kepada Prioritas Plafon Anggaran (PPA);

 Menghimpun dan memverfikasi usulan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) masing-masing Bidang berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran;

 Menyiapkan dan menyampaikan usulan penerbitan Surat Penyediaan Dana Satuan Kerja Daerah (SPD-SKPD) berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kepada Penjabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD);

 Menghimpun dan menatausahakan Surat Penyediaan Dana (SPD) yang diterbitkan Penjabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD);

 Bertindak sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD);

Menyusun laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

Melaksanakan tugas lainya yang diberikan oleh Sekretaris. C. Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata

(1). Kepala Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata dan Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata;


(23)

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;

 Bertindak selaku Penjabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang;

 Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

 Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(2). Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

 Membuat usulan program kegiatan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata sesuai dengan skala prioritas;

 Melaksanakan kegiatan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang menjadi tanggung jawab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo;  Melakukan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan

Obyek dan Daya Tarik Wisata;

 Menyusun dan merencanakan penyelenggaraan wisata untuk pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata;

 Membuat laporan kepada Kepala Dinas secara tertulis tentang pelaksanaan kegiatan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Karo;  Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan

bidang tugas nya masing masing ; Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;


(24)

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(3). Kepala Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Membuat usulan program kegiatan Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pa riwisata;

 Melaksanakan kegiatan penyuluhan pariwisata kepada pengelola Obyek dan Daya Trik Wisata, pelaku usaha pariwisata dan masyarakat luas;

 Melakukan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pariwisata;

Melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi;

 Membuat laporan kepada Kepala Dinas secara tertulis tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan pariwisata di Kabupaten Karo;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penyelenggaraan Kebudayaan, Peninggalan Sejarah, Kesenian dan Atraksi Wisata;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;


(25)

 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;

 Bertindak selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelag ditetapkan yang berwenang;

 Menyusun dan memberikan laporan pertanggungglawaban tugas Bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(4). Kepala Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Membuat usulan program kegiatan pembinaan dan pengembangan budaya untuk tujuan pariwisata dan program pemeliharaan dan pelestarian peninggalan sejarah;

 Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan budaya dan Daya Tarik Wisata yang menjadi tanggung jawab Dinas;

 Melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pelestarian peninggalan sejarah untuk tujuan pariwisata;

 Menghimpun atau menyusun literature, buku, keterangan dan karya tulis lainya yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah yang dijadikan sebagai daya tarik wisata;

 Mempelajari peraturan perundang-undangan dan kebijakan Nasional mengenai criteria system penghargaan dan/ atau anugerah bagi insane atau lembaga yang berjasa di bidang kebudayaan;

 Mempelajari peraturan perundang-undangan dan kebijakan Nasional mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang Kebudayaan;

 Mempelajari peraturan perundang-undangan dan kebikanperlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan Benda Cagar Budaya (BCB);


(26)

 Pengembangan dan pemanfaatan museum, registrasi museum dan koleksi serta penambahan dan penyelamatan koleksi museum;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. (5). Kepala Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata mempunyai uraian tugas adalah sebagai berikut:

 Membuat usulan program kegiatan pembinaan Kesenian dan Atraksi Wisata sesuai skala prioritas pembangunan;

 Melaksanakan kegiatan pembinaan kesenian dan atraksi wisata kepada pelakus seni, tokoh budaya dan masyarakat luas;

 Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan kegiatan seni budaya dan atraksi wisata; Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan peningkatan apresiasi seni tradisional dan modern;  Pemberian perizinan usah di bidang pengedaran film, penjualan,

penyewaan film (VCD, DVD), pertunjukan film (bioskop), pertunjukan film keliling, penayangan film melalui media elektronik dan tempat hiburan;

Melakukan pengawasan peredaran film dan rekaman video;

 Membuat usulan tentang penyelenggaraan kegiatan festival, pameran dan lomba secara berjenjang dan berkala;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;


(27)

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

D. Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Pariwisata

(1) Kepala Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Pariwisata mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Informasi dan Promosi Pariwisata dan Pembinaan Usaha Pariwisata;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;

 Bertindak selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang;

 Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(2). Kepala Seksi Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas sebagai berikut:  Membuat usulan program kegiatan pemasaran Pariwisata;

Menyelenggarakan promosi kepariwisataan dalam dan luar daerah;

 Menyediakan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata;


(28)

Menyusun dan mengembangkan sistem informasi pemasaran pariwisata;  Membuat usulan tentang penyelenggaraan kegiatan festival, pameran dan

lomba secara berjenjang dan berkala;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Pariwisata;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(3). Kepala Seksi Pembinaan Usaha Pariwisata mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

 Membuat usulan program kegiatan pembinaan terhadap operasional usaha pariwisata;

Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap operasional usaha pariwisata;  Menangani pemberian izin usaha pariwisata dan memberikan penilaian dalam

rangka pembinaan rekomendasi terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kepariwisataan;

Melakukan pembinaan teknis terhadap pengawasan izin usaha pariwisata; Menyusun dan menyelenggaraan kegiatan penyuluhan kepada usaha pariwisata;  Melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi terhadap usaha

pariwisata;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;


(29)

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Pemasaran dan Bina Usaha Pariwisata;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. E. Bidang Perencanaan

(1). Kepala Bidang Perencanaan mempunyai tugas sebagai berikut :

 Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas perencanaan, penyusunan program kerja, penyusunan rencana kerja, penyusunan anggaran, memverivikasi usulan rencana kerja anggaran, pemantauan, pengendalian, evaluasi, pengolahan data, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertibangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi Program Kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya;

 Bertindak selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang;

 Menyusun dan memberikan laporan pertanggunggjawaban tugas Bidang kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(2). Kepala Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian mempunyai uraian tugas sebagai berikut :


(30)

 Mempersiapkan program dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) Dinas;

 Mempersiapkan bahan penyusunan program kerja dan rencana anggaran berdasarkan KUA dan PPA;

 Memverifikasi usulan Rencana Kerja Anggaran masing-masing Bidang untuk tujuan pencapaian kinerja program dan kegiatan mengacu kepada KUA;

 Mempersiapkan bahan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas bidang dan mengumpulkan, mengolah dan melaporkan pelaksanaan dinas;

Mempersiapkan bahan penyusunan Standar Pelayanan Minimal SKPD;

 Menyusun bahan rencana pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan program kerja dan pelaksanaan prosedur dan system kerja.

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahansebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Perencanaan;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(3). Kepala Seksi Pengumpulan data , Pengolahan dan Pelaporan mempunyai tugas sebagai berikut :

 Mengumpulkan bahan dalam rangka penyusunan laporan atas pelaksanaan program kerja


(31)

 Menyusun laporan pelaksanaan program kerja dalam hal prosedur, mekanisme dan system kerja, pencapaian program dan kegiatan serta Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah sesuai dengan program;

 Mempersiapkan penyajian data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan tugas untuk tujuan pelaporan dan bahan rapat koordinasi;

 Menghimpun dan mempersiapkan bahan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

 Mewakili atasan untuk tugas tertentu sesuai perintah dan petunjuk Kepala Bidang Perencanaan;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. F. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

(1). Kepala UPT.PAD (Pendapatan Asli Daerah) mempunyai uraian tugas sebagai berikut:

 Membuat prakiraan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari seluruh sumber yang menjadi kewenangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

 Membuat usulan program kegiatan untuk merealisasikan target penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Karo dari sektor Pariwisata;

 Melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemungutan PAD sektor Pariwisata Kabupaten Karo;

 Melaksanakan kerjasama dan atau koordinasi dengan Bidang/Seksi yang memiliki hubungan kerja dalam rangka merealisasikan penerimaan PAD;

 Menyusun dan menyampaikan laporan bulanan realisasi penerimaan PAD kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo;


(32)

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan.

(2). Kepala UPT. Promosi dan Pemasaran mempunyai uaraian tugas sebagai berikut :

 Melaksanakan koordinasi dengan Bidang/Seksi terkait dalam membuat usulan program kegiatan Promosi dan Pemasaran kepariwisataan, kesenian dan kebudayaan;

 Melaksanakan kegiatan Promosi dan Pemasaran Pariwisata, Seni dan Budaya Karo di luar daerah Kabupaten Karo yang bertujuan untuk menguatkan image positif masyarakat terhadap daya tarik kepariwisataan Kabupaten Karo;

 Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi tehadap pelaksanaan kegiatan Promosi dan pariwisata Kabupaten Karo;

 Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing;

 Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan;

 Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP 3;

Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan 4. Logo Organisasi

Logo berasal dari Bahasa Yunani yaitu Logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih populer adalah istilah logotype, bukan logo. Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840, diartikan sebagai


(33)

tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu logotype adalah elemen tulisan saja. (Rustan, 2009: 12).

Fungsi logo untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah untuk menumbuhkan semangat kerja dalam asas kebudayaan Karo. Logo yang dipakai oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sama seperti logo yang dipakai oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Adapun makna logo tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 3 Logo Organisasi Penjelasan Logo :

UIS BEKA BULUH, Lambang kepemimpinan

BINTANG LIMA, Melambangkan bahwa suku Karo terdiri dari lima merga, kemudian dipadukan dengan tiang bambu yang terdiri dari empat buah sehingga menyatu dengan tahun Kemerdekaan R.I

PADI, Melambangkan Kemakmuran yang terdiri dari 17 butir sesuai dengan tanggal kemerdekaan R.I

BUNGA KAPAS, Lambang keadilan sosial, cukup sandang pangan yang terdiri dari 8 buah sesuai dengan bulan kemerdekaan R.I

KEPALA KERBAU, Melambangkan semangat kerja dan keberanian

TUGU BAMBU RUNCING, Melambangkan patriotisme dan kepahlawanan dalam merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan R.I

MARKISA, KOL dan JERUK, Melambangkan hasil pertanian spesifik Karo yang memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat Karo


(34)

JAMBUR SAPO PAGE, Melambangkan sifat masyarakat Karo yagn suka menabung (tempat menyimpan padi)

UIS ARINTENENG, Lambang kesentosaan

RUMAH ADAT KARO, Melambangkan ketegaran seni, adat dan budaya Karo PIJER PODI, Pijer podi berasal dari dua suku kata; pijer dan podi. Pijer berarti: pijar, membara, solder, ataupun patri. Sedangkan podi berarti: serbuk (hasil kikiran) logam yang dicampur dengan boraks untuk dilumaskan pada permukaan patrian agar erat, kokoh, dan juga mempercantik (membentuk motif/ hiasan).

Erpodi dalam bahasa Karo artinya kegiatan mematri sebuah benda setelah melumasinya dengan serbuk logam (emas atau perak) yang dicampur boraks agar erat dan kokoh. Selain untuk memperkuat patrian, kegiatan ini juga untuk membentuk motif/ hiasan pada benda-benda.

Jadi, pijer podi dapat kita simpulkan: patrian khusus dari serbuk logam yang dicampur dengan boraks agar erat dan kokoh.

4.1.3. Profil Informan

A. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo dikepalai oleh Bapak Dinasti Sitepu S.Sos. Lahir pada tanggal 3 Juni 1957 di Kabupaten Karo. Saat ini beliau berada di golongan IV C sesuai dengan pangkat pembina utama muda sesuai dengan penggolongan pegawai negeri sipil di Indonesia. Beliau menamatkan sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area.

B. Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata.

Untuk Kepala Bidang pemasaran dan Promosi usaha Pariwisata dijabat oleh Bapak Piala Putra Tarigan. SE. Beliau lahir di Kabupaten Seli Serdang pada tanggal 21 Agustus 1966. Beliau saat ini menempati golongan IV B dengan pangkat Pembina Tingkat I. Beliau menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(35)

Jabatan ini dijabat oleh Ibu Dra. Esther Helena Sinuraya. Beliau lahir di Medan Pada Tanggal 11 Agustus 1962. Beliau menamatkan pendidikan sarajana di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Saat ini beliau berada di Golongan III D dengan pangkat Penata Tingkat I.

D. Kepala Bidang Bina Objek dan Daya Tarik Wisata

Jabatan ini dijabat oleh Bapak Musa Ginting, SH. Lahir pada Tanggal 18 April 1976 di Kabupaten Karo. Beliau menamatkan pendidikan sarjana di Fakulttas Hukum Universitas Karo. Saat ini beliau berada di Golongan IV A dengan pangkat Pembina sesuai dengan penggolongan Pegawai Negeri Sipil di Indonesia.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Pengamatan dan Wawancara Informan 1

Nama : Putra Piala Tarigan, SE

Jabatan : Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata Bapak Putra Piala Tarigan, SE adalah kepala bidang pemasaran dan promosi usaha pariwisata. Beliau lah yang berwenang di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo untuk urusan Promosi pariwisata sesuai dengan kajian yang hendak diteliti oleh peneliti. Peneliti pertama kali berjumpa dengan beliau pada tanggal 16 Februari 2016. Ketika berjumpa dengan beliau peneliti langsung mewawancarai beliau mengenai topik kajian penelitian. Yaitu promosi pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama Erupsi Gunung Sinabung. Peneliti bertanya mengenai promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung. Beliau menjawab :

“erupsi Gunung Sinabung telah banyak merusak kawasan Pariwisata di Kabupaten

Karo. Namun, rusaknya kawasan pariwisata hanya bisa ditanggulangi dengan membangun kembali ataupun memperbaiki sarana pariwisata yang mengalami kerusakan. Untuk urusan promosi, merupakan wewenang saya. Tetapi erupsi


(36)

dikarenakan sebenarnya erupsi Gunung Sinabung masih dalam status aman terhadap daerah-daerah kawasan wisata dan tidak perlu ada penanganan khusus dalam promosi untuk mengantisipasi hal ini.

Kemudian, peneliti bertanya kembali, apa saja promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung ini. Beliau menjawab :

“erupsi tidak memberikan dampak terhadap promosi. Kalau berbicara promosi,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sudah mempunyai program, baik yang sudah dilaksanakan, maupun yang akan dilaksanakan. Adapun kegiatan tersebut bertumpu kepada 2 hal yang menjadi tanggung jawab bidang pemasaran dan promosi usaha pariwisata. 2 hal tersebut adalah : pemasaran kawasan

pariwsata di Kabupaten Karo dan promosi usaha pariwisata yang dikelola baik oleh Pemerintah Kabupaten Karo ataupun yang dikelola oleh pihak masyarakat atau swasta. Hal ini menjadi pokok pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh bidang pemasaran dan promosi usaha pariwisata. Untuk itu melaksanakan pokok pekerjaan diatas Dinas Pariwisata sudah menyiapkan program untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Program tersebut sudah masuk kedalam draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah agar program tersebut mendapat pengesahan sekaligus mendapat anggaran. Ini merupakan standart untuk tertip administrasi pemerintahan. Adapun kegiatan yang sudah masuk menjadi draf program 2016 adalah sebagai berikut :

Mengikuti kegiatan yang diadakan diluar daerah untuk mempromosikan pariwisata yang ada di Kabupaten Karo. Program tersebut adalah :

Pekan Raya Sumatera Utara (18 Maret – 18 April 2016) Festival Danau Toba

Tourism expo di Batam dan Banjarmasin (Oktober – November 2016) Festival bunga Tomohon (7-12 Agustus 2016)

Membuat event di dalam daerah, seperti : Pesta Mejuah-juah (Juni 2016) Pesta Bunga dan Buah


(37)

Kemudian peneliti bertanya mengenai kegiatan promosi yang sudah ataupun pernah dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Beliau menjelaskan :

“Untuk kegiatan yang sering dan sudah kita laksanakan adalah salah satunya Pekan Raya Sumatera Utara. Ini dikarenakan Pekan Raya Sumatera Utara merupakan agenda tahunan pemerintah provinsi Sumatera Utara untuk mepromosikan budaya dan pariwisata daerah yang ada di Sumatera Utara. Selanjutnya Kabupaten Karo juga pernah menjadi tuan rumah Festival Danau Toba di Berastagi dan Tongging. Ini dilaksanakan atas inisiatif Bupati Kabupaten Karo. Ini diadakan agar publik sadar Danau Toba yang begitu luasnya, ada daerah yang berada di Kabupaten Karo yang tidak kalah bagus dengan wilayah Danau Toba yang berada di kawasan

Kabupaten Lain. Apalagi wilayah tersebut tidak terkena dampak erupsi Gunung Sinabung dan menjadi kawasan strategis dan termasuk dalam 10 destinasi terbaik di Indonesia. Selanjutnya, melaksanakan kegiatan pesta budaya dan pesta bunga dan buah. Kegiatan ini sudah lama vakum dan diadakan kembali pada tahun 2015 lalu. Kegiatan ini merupakan daya tarik wisata yang ingin terus dilaksanakan. Karena dikegiatan banyak dilakukan pameran budaya, atraksi wisata, kesenian, dan segala macam yang berhubungan dengan Kebudayaan Karo.kita juga pernah membuat publikasi dalam bentuk kepingan CD, namun publikasi ini dianggap tidak efektif dan terlalu memakan anggaran yang cukup besar. Juga kita rutin mengikuti berbagai festival pariwisata dilauar daerah seperti batam expo di tahun 2015, dan juga festival nasional pariwisata indonesia yang diselenggarakan di Jakarta”.

Lalu peneliti bertanya mengenai program pemasaran dan promosi yang akan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung. Beliau menjawab,

“Ada tidaknya erupsi Gunung Sinabung ini tidak berpenngaruh terhadap program yang kita jalankan. Oleh sebab itu program ini dilaksanakan terus menerus agar dapat mengenalkan pariwisata di Kabupaten Karo ini kepada calon wisatawan, baik lokal maupun internasional. Adapun program tersebut sudah dirancang adalah sebagai berikut :


(38)

Merumuskan Strategi Pemasaran Industri Pariwisata dengan penekanan pada keterpaduan antara produk dan pemasaran pariwisata, termasuk pengembangan sistem informasi jaringan pariwisata antar daerah dalam rangka mendukung penguatan dan pengembangan promosi pariwisata terpadu ke pasar global.

Pelaksanaan Event-event dan hiburan wisata potensial.

Pelaksanaan Event-event dan hiburan wisata yang tertuang dalam Calendar Of Event dengan kualitas semakin meningkat.

Pengembangan dan pemasaran Paket Wisata melalui BPW

Meningkatkan distribusi informasi melalui penyebaran leaflet dan brosur pariwisata serta memanfaatkan fasilitas internet yang ada.

Pembuatan outdoor lokasi kawasan wisata

Mengembangkan kerjasama luar negeri dengan mengundang Tour Operator luar negeri berkunjung ke Kabupaten Karo.

Penyelenggaraan Event-Event Hiburan / Wisata Potensial Sebagai Kalender Wisata

Peningkatan Kerjasama Dengan Pelaku Bisnis Pariwisata Dan Pengembangan Sistem Informasi Pariwisata“.

Peningkatan Profesionalisme Dan Daya Saing SDM Pariwisata

Lalu peneliti, kembali bertanya mengenai dampak erupsi Gunung Sinabung terhadap aktivitas kepariwisataan di Kabupaten Karo. Beliau menjawab:

“Secara umum pasti ada dampaknya bagi kepariwisataan. Namun, dampaknya tidak seburuk yang dibayangkan semua orang. Untuk itulah kita senantiasa memberikan edukasi kepada pengunjung bahwasanya pariwisata di Kabupaten karo masih relatif aman. Hal buruk terjadi karena banyaknya media yang menggambarkan erupsi Gunung Sinabung sedemikian buruknya. Sehingga banyak masyarakat yang terikut oleh pemberitaan media tersebut.padahal keadaannya tidak seperti yang terjadi di media tersebut. Erupsi memang terjadi dan memberikan dampak yang besar. Hanya saja itu terjadi di sekitaran kawasan Gunung Sinabung. Sehingga objek wisata yang berada di radius 5 kilometer dari Gunung Sinabung harus ditutup. Objek wisata tersebut adalah Kawasan danau laukawar.”


(39)

Informan 2

Nama : Esther Helena Sinuraya

Jabatan :Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Budaya

Peneliti bertemu dengan beliau pada tanggal 2 Maret 2016. Peneliti bertemu dengan beliau untuk menanyakan program beliau dibidang kebudayaan dan seni yang berkaitan dengan aktivitas pariwisata. Setelah dipersilahkan masuk ke ruangan beliau, peneliti menanyakan tentang program beliau dibidang kebudayaan dan seni dengan kaitannya dengan pariwisata di Kabupaten Karo. Beliau menjawab :

“Untuk masalah kebudayaan dan seni, semua program yang dibuat semata mata hanya untuk kepentingan pariwisata dan promosi pariwisata. Oleh karena itu kita bekerja sama dengan bidang promosi dan pemasaran untuk mempromosikan kebudayaan dan seni di event-event daerah dan luar daerah. Hanya saja, terkhusus untuk kebudayaan, kita berkordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencari kegiatan-kegiatan kebudayaan yang akan ditampilkan.”

Peneliti menanyakan apa saja bentuk kebudayaan dan seni yang biasa ditampilkan di ajang promosi baik daerah maupun diluar daerah. Beliau menjawab :

“Ada banyak, pertama yang paling kita tonjolkan adalah tarian daerah, yaitu tari terang bulan, tari roti manis, dan tarian gundala-gundala. Tarian ini biasa di atrasikan di event acara pesta budaya Karo. Selain itu ada kegiatan pameran kuliner yaitu cimpa dan manuk sangkepi. Sejauh ini kita hanya bisa menangani atraksi kebudayaan tersebut.”

Kemudian peneliti bertanya kembali tentang situs kebudayaan yang dijadikan objek wisata.

“Kita mempunyai desa wisata Lingga. Desa tersebut mempunyai objek wisata yang ramai dikunjungi, yaitu rumah adat Lingga. Rumah adat ini merupakan rumah adat karo yang biasa disebut rumah Siwaluh Jabu. Desa budaya ini pernah kita

promosikan hingga ke Austria dan London pada tahun 2011 lalu.”

Kemudian peneliti bertanya kembali, tentang dampak yang dihasilkan erupsi Gunung Sinabung terhadap pariwisata di Kabupaten Karo.


(40)

“Jika dampak pasti ada, namun kita tidak bisa mencegahnya. Kita hanya bisa

berdoa agar erupsi tersebut secepatnya reda. Ya sejauh ini situs peninggalan budaya kita belum ada ayang rusak akibat erupsi Gunung Sinabung ini.”

Kemudian peneliti bertanya mengenai program yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas Pariwisata di Kabuppaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung ini. Beliau menjawab,

“Kita sudah mempunyai program untuk ini. Programnya adalah : Inventarisasi peninggalan sejarah dan budaya

Pengadaan / penyusunan buku literatur budaya Karo

Pengadaan / penyusunan buku kumpulan legenda budaya Karo Pelatihan seni budaya karo kepada generasi muda.

Pementasan seni budaya karo secara berkala di Berastagi Seminar Budaya Karo

Pementasan Seni Budaya di luar Daerah”. Informan 3

Nama : Dinasti Sitepu, S.Sos Jabatan : Kepala Dinas Pariwisata

Peneliti mewawancarai Kepala Dinas Pariwisata untuk memberikan informasi mengenai gambaran umum aktivitas promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kabupaten Karo. Peneliti mewawancarai beliau karena peneliti mengganggap bahwasanya beliau yang menjabat sebagai kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo paling bertanggungjawab dan mengetahui aktivitas promosi yang dilakukan oleh jajarannya. Peneliti bertemu dengan Beliau untuk mewawancarainya pada tanggal 10 Maret 2016. Peneliti bertemu dengan beliau sewaktu beliau hendak berangkat menuju kantor Bupati Karo untuk rapat kedinasan. Peneliti bertanya mengenai upaya promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Beliau menjawab,

“Untuk promosi kan sudah ada bagiannya, setiap langkah kebijakan dan program yang berhubungan dengan pariwisata Kabupaten Karo itu kita rapatkan dulu. Promosi ini merupakan bagian pak piala (kepala bidang pemasaran dan promosi


(41)

usaha pariwisata). Yang paling penting dari promosi ini adalah kita bberusaha sedekat mungkin dengan calon wisatwan dan harus rajin mengikuti kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan promosi pariwisata ini.”

Peneliti bertanya mengenai kiat-kiat promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung. Beliau menjawab,

“Semua urusan promosi ada di kepala bidang promosi. Kamu harus bertanya sama dia. Saya hanya menyetujui saja. Tidak ada bedanya informasi yang kamu tanya dari dia dengan informasi yang kamu terima dari dia. Tapi kalau mau lebih jelasnya kamu harus bertanya dengan dia.”

Mendengar jawaban tersebut, peneliti menyudahi wawancara yang dilakukan kepada Bapak Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini.

Informan 4

Nama : Musa Ginting, SH

Jabatan : Kepala Bidang bina Objek dan Daya Tarik Wisata Peneliti bertemu dengan beliau pada tanggal 15 Maret 2016, setelah apel upacara pagi hari Senin. Peneliti bertemu dengan beliau dengan didampingi oleh sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Peneliti langsung dipersilahkan duduk di kantornya dan disuruh untuk menunggu beliau selagi bersiap-siap mengumpulkan berkas dan menyelesaikan pekerjaannya. Setelah limabelas menit, barulah beliau mempersilahkan peneliti untuk bertanya. Peneliti pun bertanya mengenai tugas dan wewenang beliau mengenai Pariwisata di Kabupaten Karo. Beliau menjawab :

“Sesuai dengan penelitian kamu,yaitu tentang promosi maka kamu bisa bertanya langsung kepada yang terkait, yaitu Kepala bidang promosi. Kalau wewenang saya hanya masalah pembinaan objek wisata. Tidak ada hubungannya dengan promosi.”

Kemudian peneliti bertanya kembali mengenai usaha beliau dalam meningkatkan aktivitas kepariwisataan selama erupsi Gunung Sinabung. Beliau menjawab :


(42)

“Wewenang saya adalah membina semua insan pariwisata di Tanah Karo alam usaha memperbaiki dan meningkatkan fasilitas pariwisata.hanya itu saja. Jadi kalau kamu bertanya mengenai promosi, saya bukan orang yang tepat karena disini sudah ada bagian perbagiannya. Kalau saya hanya bertugas untuk membina masyarakat yang ada di wilayah objek wisata saja. Tidak ada hubungannya dengan promosi”

Kemudian peneliti bertanya mengenai program yang yang berkaitan dengan usaha peningkatan pariwisata yang berhubungan dengan promosi, bbeliau menjawab,

“Sekali lagi saya katakan, saya tidak menangani masalah promosii ataupun pemasaran. Jika kamu mau, saya punya program sendiri yang berkaitan dengan peningkatan pariwisata di Kabupaten Karo. Program tersebut sebagai berikut :

Rehabilitasi fasilitas wisata dan fasilitas umum di obyek wisata Penataan lingkungan, taman dan fasilitas obyek wisata

Meningkatkan kemampuan lembaga pelayanan publik lokal melalui peningkatan SDM kepariwisataan dan penyediaan perangkat peraturan yang kondusif untuk mendukung pengembangan kepariwisataan.

Pembinaan masyarakat sadar wisata, terutama disekitar Obyek Wisata. Meningkatkan kondisi tugas dan tanggungjawab antar pelaku (stake holder)

melaui inisiatif forum kerjasama lintas pelaku pariwisata. Pengembangan Obyek Wisata baru.

Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk peningkatan mutu Obyek Wisata”

4.2.2. Analisis

Ketika peneliti mewawancarai seluruh informasi utama (key person), peneliti menemukan bahwa informasi yang diberikan subjek tersebut bersifat homogen. Disebut bersifat homogen karena informasi yang diberikan oleh informan atau subjek merujuk kepada satu sumber, yaitu Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata. Ini disebabkan didalam struktur organisasi yang ada di Dinas


(43)

Kebudayaan dan Pariwisata, yang behubungan dengan pemasaran dan promosi adalah wewenang dari Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata. Oleh karena itu, seberapa mendalamnya observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti ketika mewawancarai informan tersebut adalah kembali kepada satu sumber yang mempunyai informasi yang dibutuhkan. Sehingga peneliti memutuskan untuk menghentikan wawancara dan observasinya di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo karena semua informasi yang diberikan oleh informan sudah cukup untuk menyelesaikan penelitian. Dengan diselesaikannya pengambilan data dan informasi yang dilakukan peneliti di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo maka peneliti masuk pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis data.

Namun, didalam metode penelitian kualitatif data dan informasi yang didapat oleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan terlebih dahulu di reduksi. Tahap reduksi data adalah tahapan dimana data dan informasi yang diterima ttersebut dipisahkan dan pilah-pilah sehingga peneliti dapat memilih data dan informasi mana yang akan digunakan untuk dianalisis. Oleh karena itu peneliti terlebih dahulu masuk kepada tahapan reduksi data.

Dalam tahapan ini, reduksi data adalah memusatkan perhatian kepada informasi yang diberikan oleh informan. Informan memberikan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Namun reduksi data dalam penelitian ini tidak dapat dilakukan karena keragaman data dan informasi yang diberikan oleh subjek penelitian tidak banyak. Kebanyakan data yang diberikan oleh subjek penellitian ini bersifat homogen, yaitu hanya berpusata kepada satu informan sehingga semua data yang diiberikan oleh informan tersebut otomatis tereduksi dengan sendirinya. Sehingga peneliti hanya memusatakan perhatiannya kepada informasi yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Wisata. Sehingga setiap informasi yang diberikannya merupakan sebuah data yang dapat mendukung penelitian ini dan juga dapat mewakili semua elemen yang akan dianalisis. Oleh karena itu peneliti masuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap display data atau penyajian data.


(44)

Penyajian data atau display data dalam penelitian ini adalah data yang

ditemukan dari lokasi penelitian disajikan dalam bentuk narasi dan skripsi mengenai fenomena yang menjadi objek penelitian. Hasil tersebut disajikan sedemikian rupa agar semua informasi mengenai objek penelitian tersampaikan. Berikut adalah penyajian data yang ditemukan peneliti selam berada di lokasi penelitian :

a. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung adalah sebagai berikut : b. Mengikuti kegiatan yang diadakan diluar daerah untuk mempromosikan

pariwisata yang ada di Kabupaten Karo. Program tersebut adalah :  Pekan Raya Sumatera Utara (18 Maret – 18 April 2016)  Festival Danau Toba

 Tourism expo di Batam dan Banjarmasin (Oktober – November 2016)  Festival bunga Tomohon (7-12 Agustus 2016)

c. Membuat event di dalam daerah, seperti :  Pesta Mejuah-juah (Juni 2016)  Pesta Bunga dan Buah

 Lomba lari marathon mini dalam acara Berastagi 10 KM

Semua kegiatan diatas adalah kegiatan promosi yang akan dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo pada tahun anggaran 2016, artinya semua program tersebut sudah masuk didraft APBD untuk disahkan selain kegiatan prommosi yang akan dilakukan tersebut, pemerintah Kabupaten Karo dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo pernah melakukan kegiatan Promosi selama erupsi Gunung Sinabung terjadi. Artinya, ada beberapa kegiatan promosi yang dilakukan oleh . Adapun kegiatan promosi diatas sesuai dengan metode promosi yang dikemukakan oleh Kotler (2003) dapat dikategorikan kedalam bauran komunikasi pemasaran (marketing comunication mix). Hasil dari analisis terhadap kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah sebagai berikut terkait bauran komunikasi pemasaran.


(45)

Pada metode periklanan, Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melakukan beberapa kegiatan yang tujuannya untuk mengiklankan atau mengenalkan produk wisata kepada calon Wisatawan. Adapun bentuk iklan yang dibuat oleh Dinas Pariwisata dan Kabupaten Karo untuk mempromosikan daerah pariwisata Kabupaten Karo adalah membuat brosur dan kepingan CD. untuk brosur memberikan informasi kepada calon wisatawan yang akan berkunjung mengenai daerah wisata yang ada di Kabupaten Karo. Ini bisa berupa informasi akses, kondisi alam dan fasilitas yang terdapat didaerah tersebut. Metode periklanan ini rutin dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, artinya mereka sepakat bahwa aspek periklanan dengan mencetak brosur cukup efektif dilakukan. Selanjutnya adalah pembuatan CD profil tempat wisata di Kabupaten Karo. Program ini hanya berjalan sekali dan tidak dilanjutkan dikarenakan menyedot biaya yang cukup besar dalam proses pembuatannya.

Program dalam bentuk periklanan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hanya mencakup dua program tersebut, yakni brosur dan CD. namun kegiatan priklanan yang lain biasanya disandingkan oleh kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan di daerah Kabupaten Karo Seperti Pesta Budaya Karo dan Festival Danau Toba. Namun ini bukanlah kegiatan periklanan yang direncanakan, melainkan kegiatan periklanan yang bertujuan untuk memberi informasi tentang kegiatan yang berlangsung atau lebih tepatnya bagian dari publikasi dari kegiatan tersebut.

2. Promosi Penjualan (sales Promotion)

Metode selanjutnya adalah metode promosi penjualan, yaitu metode yang memberikan perhatian khusus kepada barang dan jawa yang hendak ditawarkan. Hal ini dilakukan untuk menarik minat wisatawan, baik lokal maupun internasional untuk mengubah keputusannya untuk membeli suatu produk wisata. Dalam aktivitas

promosi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Karo memuat konten promosi penjualan. Hal ini terlihat di ajang Pekan Raya Sumatera Utara dan Festival Bungan Tomohon. Pada kegiatan tersebut promosi yang dilakukan adalah dengan menampilkan miniatur Pariwisata dan Kebudayaan Karo yang akan menarik perhatian calon wisatawan yang berkunjung. Miniatur tersebut berupa rumah adat, senjata tradisional dan pakaian tradisional. Miniatur ini


(1)

1.

BAB I

2.

PENDAHULUAN

3.

1.1.

Konteks Masalah

Aktivitas manusia yang paling tua di bumi adalah komunikasi, hal itu terbukti pada percakapan yang telah dilakukan manusia pertama ciptaan Allah SWT. Menurut Agama Islam, Allah berfirman manusia pertama yang diciptakan Allah SWT, yaitu Adam berkomunikasi dengan Allah agar ia diberi teman disurga lalu Allah memberi jawaban dan mengabulkan permintaan Adam tersebut dengan menciptakan Hawa sebagai temannya. Komunikasi juga telah kita lakukan semenjak kita pertama kali dilahirkan ke dunia ini, yaitu berupa komunikasi non verbal seperti tangisan, jeritan, dan gerakan tubuh. Bidan atau dokter yang membantu kelahiran kita dapat memaknai maksud kita tersebut seperti itu lah komunikasi melekat dalam segi kehidupan kita. Kita tidak dapat hidup tanpa berkomunikasi hampir setiap aspek kehidupan di muka bumi ini membutuhkan komunikasi dalam pelaksanaannya.

Dalam perkembangannya aktivitas komunikasi selain digunakan untuk penyampaian informasi, juga digunakan untuk melakukakan promosi. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut (Djaslim, 2002:123). Promosi merupakan bagian dari komunikasi pemasaran, dimana menjadi suatu aktivitas yang berusaha menyampaikan informasi kepada khlayak tentang suatu produk baik berupa barang maupun jasa yang bertujuan untuk mengubah keputusan, perilaku, dan kemauan khalayak. Dalam konteks penelitian ini barang dan jasa yang dimaksud akan dipromosikan adalah pariwisata.

Indonesia banyak memiliki potensi alam yang bisa dijadikan objek

Pariwisata. Kata pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yakni; pari dan wisata. Pari artinya dari dan ke, sedangkan wisata artinya


(2)

perjalanan atau kunjungan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Definisi pariwisata menurut UU RI No. 9 Tahun 1990, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut, kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan Pariwisata.

Pariwisata erat kaitannya dengan arus globalisasi dan percepatan

pembangunan sehingga mempunyai peranan penting dalam proses pembangunan nasional. Sektor pariwisata dapat menjadi tonggak pembangunan ekonomi di suatu negara oleh karena itu Pariwisata apabila dikembangkan menjadi lebih baik akan meningkat laju pertumbuhan ekonomi dan mempercepat proses pembangunan suatu negara. Pariwisata juga kerap menjadi andalan perekonomian masyarakat Indonesia di berbagai wilayah tidak terkecuali di daerah Tanah Karo.

Tanah Karo secara geografis terletak diantara 2º50‟–3º19‟ Lintang Utara dan 97º55‟–98º38‟ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 Km2

atau 2,97 persen dari luas Propinsi Sumatera Utara (http://www.Karokab.go.id). Sebagian besar wilayah Kabupaten Karo berada di dataran tinggi yang berada di kaki gunung sinabung dan kaki Gunung Sibayak dengan cuaca yang relatif sejuk menjadikan daerah Karo menjadi salah satu objek wisata di Sumatera Utara. Banyak potensi wisata yang bisa didapatkan di daerah Tanah Karo, potensi wisata in tersebar di setiap wilayah Kabupaten Karo. Hampir setiap kecamatan kota di Kabupaten Karo memiliki potensi wisata, seperti Kecamatan Berastagi menjadi sentral kegiatan Pariwisata di Kabupaten Karo, memiliki objek wisata yang terkenal seperti Bukit Gundaling, dan di Kecamatan Merdeka terdapat objek wisata pendakian Gunung Sibayak dan pemandian air panas Lau Sidebuk-debuk yang berada di Desa Semangat Gunung. Lalu, sebagian wilayah dari danau Toba juga berada di wilayah Kabupaten Karo yakni Tongging dan air terjun Sipiso-Piso. Banyaknya potensi wisata di wilayah Karo menyebabkan seluruh insan Pariwisata di Kabupaten Karo harus melakukan promosi pariwisata agar khalayak baik yang berasal dari domestik maupun mancanegara tertarik dan memutuskan untuk mengunjungi pariwisata di Kabupaten Karo. Khususnya ketika


(3)

bencana erupsi Gunung Sinabung melanda hampir seluruh wilayah Kabupaten Karo, termasuk tempat wisata yang berada di wilayah Kabupaten Karo.

Erupsi Gunung Sinabung dimulai sejak tahun 2010 setelah hampir kurang lebih empat ratus tahun diam. Erupsi ini hampir meluluhlantakkan perekonomian masyarakat di lereng Gunung Sinabung tidak hanya di lereng gunung kesulitan ekonomi juga melanda hampir semua wilayah Karo, termasuk Berastagi. Berastagi merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) andalan Kabupaten Karo, hal ini

dikarenakan daerah Berastagi yang beriklim sejuk juga banyak spot wisata yang bisa didapatkan pengunjung seperti Gundaling, air panas Sidebuk-debuk, wisata berkuda, hingga pasar buah bisa ditemukan disini.

Namun sejak November 2010, Berastagi juga ikut terkena dampak erupsi Gunung Sinabung yang mampu menyemburkan abu vulkanik hingga radius dua puluh kilometer. Menurut kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, hal ini menyebabkan aktivitas Pariwisata di Kota Berastagi hampir lumpuh.

Mengingat Berastagi hanya berada di sekitar sepuluh kilometer menyebabkan dampak erupsi itu sangat terasa hal ini menyebabkan aktivitas Pariwisata di daerah tersebut turun drastis. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, Sejak tahun 2013 saja aktivitas Pariwisata di Kabupaten Karo turun drastis. fenomena ini cukup mengkhawatirkan mengingat Pariwisata di Berastagi menjadi urat nadi perekonomian masyarakat di daerah tersebut.

Melihat fenomena tersebut, pariwisata yang menjadi andil dalam aspek ekonomi di Kabupaten Karo harus dipasarkan dan dipromosikan sebaik-baik mungkin. Hal ini penting dilakukan karena kegiatan promosi harus disandingkan dengan aktivitas pemasaran. Kegiatan promosi bisa tersebut berupa advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct selling (Kennedy dan Soemanagara, 2006:1).

Ada beberapa kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Hal tersebut berupa penyelenggaraan event yang dilakukan baik di dalam daerah maupun diluar daerah Kabupaten Karo. Seperti pesta budaya Karo. Ini dilakukan pada November 2015 lalu. Event ini bertujuan untuk mempromosikan Pariwisata Kabupaten Karo melalu metode direct selling dan public


(4)

relation. Juga pernah dilakukan promosi dalam bentuk pembagian CD profil pariwisata Kabupaten Karo kepada calon wisatawan asing ketika masih berada di Medan. Hal ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Karo melalui metode periklanan (advertising) dan penjualan langsung (direct selling). Semua kegiatan promosi tersebut dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karo sebagai upaya untuk memasarkan pariwisata Kabupaten Karo kepada calon wisatawan.. Metode promosi tersebut terus menerus dilakukan hingga sekarang. Namun, metode promosi tersebut kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas kepariwisataan selama erupsi Gunung Sinabung ini berlangsung.

Fenomena inilah yang menjadi ketertarikan peneliti meneliti tentang promosi pariwisata Pemerintah Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung. Peneliti menjadi tertarik dikarenakan aktivitas pariwisata di Kabupaten Karo ini menjadi tonggak kebutuhan ekonomi sebagian besar masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Karo. Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti tentang aktivitas promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo, dalam hal ini menjadi tanggung jawab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Disini peneliti akan meneliti mengenai aktivitas promosi yang berkaitan dengan Bauran Pemasaran. Bauran pemasaran yang dimaksud adalah advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct selling. Kelima metode tersebutlah yang menjadi fokus penelitian ini.

1.2.Fokus Masalah

Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo sebagai pemangku kebijakan adalah garda depan yang

mempromosikan pariwisata di wilayah Kabupaten Karo. Ini dikarenakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki wewenang dan kekuasaan dalam bidang pariwisata di Kabupaten Karo. Meskipun sebagian wilayah Kabupaten Karo dilanda Erupsi Gunung Sinabung yang membuat aktivitas kepariwisataan menurun, disinilah perananan Pemerintah untuk mempromosikan aspek pariwisata sebagai salah satu andalan dalam penaikan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo harus melakukan promosi


(5)

Promosi sangat dibutuhkan dalam aktivitas Pariwisata. Ini dikarenakan setiap aspek dalam pariwisata membutuhkan penyamapain informasi mengenai aktivitas pariwisata yang dimaksud. Promosi dalam hal ini memegang peranan penting dalam usaha untuk menarik pengunjung dan wisatawan untuk berwisata ke suatu daerah. Hal ini terjadi karena pada promosi mampu membujuk, meminta, dan mengubah persepsi khalayak untuk mengubah keputusananya dan persepsinya. Kegiatan promosi ini berkaitan dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran tersebut berupa, advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct selling. Kelima metode bauran pemasaran itulah yang akan diteliti oleh peneliti. Fokus Permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti adalah mendeskripsikan upaya promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung yang berkaitan dengan metode bauran pemasaran diatas. Peneliti disini akan menjelaskan bagaimana metode bauran pemasaran ini dipakai untuk upaya promosi yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Selama erupsi Gunung Sinabung.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui aktivitas promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.

2. Untuk mengetahui kiat kiat promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.

3. Untuk mengetahui peranan Pemerintah dalam usaha mempromosikan pariwisata di Kabupaten Karo selama erupsi Gunung Sinabung.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas atau menambah khasanah penelitian komunikasi dan menambah pengetahuan dan pengalaman ilmu mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(6)

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang didapat selama menjadi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai Komunikasi Pariwisata.

3. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini, diharapkan bisa memberikan pandangan dan

pengetahuan mengenai pentingnya strategi Komunikasi Pariwisata di suatu daerah.