Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Suku India Malaysia

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Estetika wajah adalah suatu konsep yang berhubungan dengan kecantikan atau
wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal yang penting dalam kehidupan.
Faktor penting dalam menentukan estetika wajah adalah penampilan gigi yang
harmonis sehingga terwujudnya senyum yang menarik.1
Penampilan gigi meliputi bentuk, lebar, warna, ukuran serta posisi gigi terutama
pada gigi anterior maksila.1 Gigi insisivus sentralis maksila adalah gigi terlebar dari
gigi-gigi anterior lain. Kehilangan lebar gigi insisivus sentralis maksila menjadikan
susunan gigi anterior tidak harmonis sehingga menyebabkan terganggunya fungsi
estetik. Akibatnya dalam mengembalikan fungsi estetis, dokter gigi membutuhkan
petunjuk lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila untuk menciptakan penampilan
gigi yang estetis.2 Berbagai petunjuk telah disarankan dan dilaporkan hasilnya dalam
memperkirakan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang sesuai pada pasien
seperti jarak interpupil, lebar intercommisural, jarak interkantal, lebar inter alar dan
lebar bizigomatik.3 Salah satu pengukuran antropometrik wajah adalah jarak
interkantal mata. Interkantal adalah sudut mata dalam di mana bagian atas dan bagian

bawah kelopak mata bertemu. Jarak interkantal adalah jarak yang diukur dari sudut
medial mata dari fisura palpebral bilateral mata.4 Jarak interkantal yang normal
adalah 28 mm hingga 35 mm karena dipengaruhi oleh bentuk wajah, ras dan jenis
kelamin.5
Jarak interkantal dapat digunakan sebagai pedoman dalam mendapatkan lebar
kedua gigi insisivus sentralis maksila untuk mencipta penampilan gigi yang
harmonis. ‘Rule of fifth’ adalah lima bagian wajah secara vertikal dimana semua
bagian sama ukuran dengan lebar mata. Berdasarkan teori ini, jarak interkantal adalah
bagian yang ketiga dimana lebar jarak interkantal sejajar dengan lebar gigi anterior

Universitas Sumatera Utara

2

maksila. Hal ini menunjukkan jarak interkantal dapat memberikan pendekatan yang
sesuai bagi pemilihan gigi anterior maksila.6
Golden proportion adalah salah satu konsep estetis yang dapat menciptakan gigi
anterior yang harmonis. Banyak penelitian telah dilakukan dengan menggunakan
jarak interkantal untuk mendapatkan nilai Golden Proportion yang sesuai bagi lebar
kedua gigi insisivus sentralis maksila berdasarkan ras dan jenis kelamin. Lombardi

merupakan orang pertama yang menyarankan pemakaian konsep golden proportion
dalam bidang kedokteran gigi pada tahun 1973. Pada tahun 1978, Levin telah
menemukan sebuah konstanta rasio matematika yang menggambarkan dimensi antara
bagian yang terkecil dan terbesar adalah 0,618 : 1 dan ini disebut sebagai golden
proportion.3. Menurut penelitian Bali dkk. (2013) dan juga penelitian George S dk.
(2010) di India menyatakan nilai Golden Proportion bagi suku India adalah 0.618
yaitu lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila diperoleh dari formula (nilai Golden
Proportion x jarak interkantal ).2,3 Berdasarkan hal ini sudah ditentukan lebar kedua
gigi insisivus sentralis maksila terhadap jarak interkantal memiliki hubungan proporsi
dengan perbandingan 0,618 : 1. 3,7
Faktor ras, jenis kelamin dan usia mempengaruhi ukuran lebar kedua gigi
insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal. Menurut Qu Hong (2008), terdapat
perbedaan ukuran gigi diantara berbagai ras maupun suku.8 Ciri-ciri ras Kaukasoid
adalah ukuran gigi anterior lebih kecil dibandingkan ras Mongoloid.9 Menurut
penelitian Reddy dkk. (2014) menyatakan lebar gigi insisivus sentralis rahang atas
lebih besar pada laki-laki jika dibandingkan dengan perempuan.10 Menurut LeTT
dkk. (2002) profil wajah berbeda bagi setiap ras dan ini merupakan karateristik
dominan bagi profil wajah masyarakat Asia karena jarak interkantal lebih lebar jika
dibandingkan dengan ras kaukasoid.11 Menurut Kumar dkk. (2014) menyatakan nilai
rata-rata jarak interkantal pada laki-laki lebih besar jika dibanding perempuan. 12 Gigi

insisivus sentralis maksila bererupsi sempurna pada usia 10 tahun. Setelah gigi erupsi
sempurna maka pertumbuhan tulang juga akan selesai. Hal ini mendasari saya untuk
meneliti usia 21-25 tahun karena pertumbuhan dan perkembangan gigi akan selesai
pada usia 18 tahun.

Universitas Sumatera Utara

3

Penelitian tentang golden proportion antara lebar kedua gigi insisivus sentralis
maksila dengan jarak interkantal belum pernah dilakukan pada suku India Malaysia.
Berdasarkan hal diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
konsep golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus
sentralis maksila pada masyarakat Malaysia suku India yang berusia 21-25 tahun.

1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapakah nilai rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia usia 2125 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia?
2. Berapakah nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku
India Malaysia usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia?

3. Berapakah nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan
lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25
tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia ?
4. Apakah nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua
gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun sama
dengan nilai golden mean gauge 0,618 ?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui nilai rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia
usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia.
2. Untuk mengetahui nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila
pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia.
3. Untuk mengetahui nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal
dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia
21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia.
4. Untuk mengetahui apakah nilai golden proportion antara jarak interkantal
dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 2125 tahun sama dengan nilai golden mean gauge 0,618.

Universitas Sumatera Utara


4

1.4 Hipotesa Penelitian
Hα = Terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata golden proportion antara
jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India
Malaysia dua generasi usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin, antar usia dan
nilai golden mean gauge.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
Sebagai informasi mengenai nilai Golden Proportion dengan jarak interkantal
untuk lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 2125 tahun yang dapat digunakan sebagai acuan proporsi ideal.

1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai
penelitian awal dalam menentukan nilai golden proportion antara jarak interkantal
dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila, sehingga nantinya didapatkan
nilai golden proportion yang dapat diaplikasikan untuk perawatan kedokteran gigi
khususnya prostodontik dalam menentukan lebar kedua gigi insisivus sentralis
maksila dengan jarak interkantal untuk suku India Malaysia usia 21-25 tahun.


Universitas Sumatera Utara