Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Suku India Malaysia

(1)

Lampiran 1

Skema Alur Pikir

1. Estetika wajah adalah suatu konsep yang berhubungan dengan kecantikan atau wajah yang menarik dan menjadi salah satu hal yang penting di dalam kehidupan modern. Faktor penting yang menentukan estetika wajah adalah penampilan gigi yang teratur. (Kaur J dkk, 2014)

2. Golden proportion adalah rasio matematika yang menggambarkan dimensi antara bagian yang terkecil dan terbesar adalah 0,618 : 1. ( Bali dkk,2013)

3. Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila memainkan peranan penting pada pasien edentulus yang tidak tersedianya petunjuk sebelum pencabutan gigi supaya dapat menciptakan penampilan gigi yang teratur. (George S dkk, 2010)

4. Pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dilakukan berdasarkan antropometri fasial seperti jarak interpupil, lebar intercommisural, jarak interkantal, lebar inter alar dan lebar bizigomatik. (Bali P dkk, 2013)

5. Jarak interkantal bisa diguna untuk mendapatkan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang dijadikan sebagai pedoman dalam mendapatkan proporsi gigi yang harmonis. (Shetty K dkk, 2013)

6. Jarak interkantal adalah jarak sudut median mata dari fisura palpebral antara mata kiri ke kanan, sehingga jarak interkantal didefinisikan sebagai jarak yang diukur pada sudut medial mata dari fisura palpebral bilateral mata. ( Al Wazzan K, 2001)

7. Ras merupakan faktor yang mempengaruhi bentuk dan ukuran gigi anterior. Profil wajah yang berbeda pada setiap ras merupakan karakteristik yang dominan bagi perbedaan jarak interkantal. (Hanihara T dkk, 2005 ; George S dkk, 2010)


(2)

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai nilai Golden Proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia.

Masalah

Berdasarkan uraian diatas timbul permasalahan yang hendak diteliti berapakah nilai Golden Proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun.

8. Berdasarkan faktor jenis kelamin, ukuran gigi anterior maksila dan jarak interkantal yang lebih besar dibandingkan dengan wanita. (Kumar KVA dkk, 2014 ; Horvath SD dkk, 2012)

9. Menurut hasil penelitian Bali dkk tahun 2013 dan juga hasil penelitian George S dkk tahun 2010 di India menyatakan nilai Golden Proportion bagi suku India adalah 0.618 yaitu lebar mesiodistal gigi insisivus sentralis maksila diperoleh dari formula (0.618 x jarak interkantal / 2). (Bali dkk, 2013 ; George S dk, 2010)


(3)

Tujuan

1. Mengetahui nilai rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia.

2. Mengetahui nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia.

3. Mengetahui nilai rerata Golden Proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Manfaat

1. Sebagai informasi mengenai nilai Golden Proportion dengan jarak interkantal untuk lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun yang dapat digunakan sebagai acuan proporsi ideal.

2. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai pedoman dalam perawatan gigi untuk menentukan ukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang merupakan salah satu faktor dalam menentukan estetika wajah yang baik pada suku India Malaysia usia 21-25 tahun.


(4)

Lampiran 2

SKEMA ALUR PENELITIAN

I. Pemilihan subjek penelitian

II. Sterilisasi alat

Semua alat yang akan dipakai direndam dalam larutan dettol Suku India Malaysia

Pembagian dan pengisian kuesioner penelitian

Kriteria Inklusi Kriteria ekslusi

Memenuhi kriteria

Menjadi subjek penelitian

Dicuci bersih

Dibilas dengan alkohol 70%


(5)

III.Pencetakan rahang atas

IV.Pembuatan model kerja

Pasien disuruh duduk

Pemilihan sendok cetak RA untuk subjek

Pasien disuruh berkumur dengan air

Pengadukan alginate dan air dengan rasio 1:1

Sendok cetak dan bahan cetak dimasukkan kedalam mulut

Ditahan dan ditunggu selama 2 menit di dalam mulut

Lepaskan secara perlahan dan hati-hati

Cetakan disemprot larutan dettol

Dental stone (fujirock) diaduk dengan air sesuai rasio yang telah ditentukan ditentukan

Tuangkan ke dalam cetakan

Isi sampai penuh dan digetarkan


(6)

V. Pengukuran Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Model dibersihkan dan dirapikan

Beri kode untuk setiap model masing-masing subjek

Beri tanda titik dengan menggunakan pensil pada titik-titik yang akan dilakukan pengukuran

Kedua gigi insisivus sentralis maksila

Pengukuran dari margin ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan ke distal gigi kiri

Ukur diambil sebanyak tiga kali dengan menggunakan golden mean gauge

Ukuran yang didapatkan dilihat dari kaliper digital, sehingga didapatkan ukuran dalam satuan mm


(7)

VI.Pengukuran Jarak Interkantal

Ditandai interkantal kedua-dua mata dengan menggunakan pensil alis.

Pasien disuruh duduk

Pasien diinstrusikan untuk menutup mata

Pengukuran dengan menggunakan Golden mean gauge Diukur jarak dari sudut dalam mata kiri ke kanan

Golden mean gauge diletakkan di atas kertas putih dengan ditanda ukuran pada kertas putih.

Ukuran diukur dengan kaliper digital, sehingga didapatkan ukuran dalam satuan mm

Diukur sebanyak tiga kali oleh tiga operator


(8)

Lampiran 3

DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUESIONER PENELITIAN

NILAI GOLDEN PROPORTION ANTARA JARAK INTERKANTAL DENGAN LEBAR KEDUA GIGI INSISIVUS SENTRALIS

MAKSILA SUKU INDIA MALAYSIA

No. Responden :

Tanggal : ….../…………../2016

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No Telp/HP :

Tanda Tangan


(9)

SUKU RESPONDEN

Isilah kotak dibawah ini dengan tanda silang (X)

1. Apakah anda suku India?

Jika Ya, mohon menjawab pertanyaan berikutnya,

2. Apakah suku ayah anda India?

3. Apakah suku ayah dari ayah anda India? 4. Apakah suku ibu dari ayah anda India?

5. Apakah suku ibu anda India?

6. Apakah suku ayah dari ibu anda India?

7. Apakah suku ibu dari ibu anda India?

Kesimpulan suku mahasiswa ( diisi oleh peneliti )

India satu generasi India dua generasi

Ya Tidak


(10)

DATA SPESIFIK

Beri tanda checklist (V) pada kolom jawaban yang sesuai dengan data anda.

STATUS GIGI

1) Apakah anda pernah memakai pesawat ortodontik (contoh: behel/kawat gigi)?

Ya Tidak

STATUS MATA

2) Apakah memiliki penyakit mata ?

Ya Tidak

PEMERIKSAAN KLINIS (diisi oleh peneliti)

1) Apakah terdapat karies pada gigi insisivus sentralis RA?

Ya Tidak

2) Apakah terdapat mahkota gigi tiruan pada gigi insisivus sentralis RA?

Ya Tidak

3) Apakah terdapat restorasi atau tambalan pada gigi insisivus sentralis RA?

Ya Tidak

4) Apakah terdapat erosi terutama pada mesial distal kedua gigi?

Ya Tidak

5) Apakah terdapat pada gigi berjejal?

Ya Tidak

6) Apakah terdapat fraktur gigi?

Ya Tidak

7) Apakah terdapat diastema antara gigi insisivus sentralis RA kiri dan kanan?

Ya Tidak

8) Apakah subjek memakai gigi tiruan (gigi palsu)?


(11)

9) Apakah terdapat kelainan anomali gigi?

Ya Tidak

10) Apakah terdapat gigi edentulus?

Ya Tidak

PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL (FISIK)

1) Kelainan anomali pada mata

Normal Tidak Normal

KESIMPULAN HASIL SCREENING (diisi oleh peneliti) Memenuhi kriteria


(12)

HASIL PENGUKURAN

Tabel 1. Hasil pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

No. Usia

(tahun) JK

X (mm) X’ (mm) Selisih (mm) 1. 2. 3.

Tabel 2. Hasil pengukuran jarak interkantal

No. Usia

(tahun) JK

Y (mm) Y’ (mm) Selisih (mm) 1. 2. 3.

Tabel 3. Nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

No. Usia (tahun)

JK X

(mm) Y (mm) Nilai golden proportion 1. 2. 3. Keterangan:

JK = Jenis kelamin (laki-laki / perempuan) X = Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

X’ = Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila berdasarkan golden mean gauge Y = Jarak interkantal


(13)

Lampiran 4

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth : Saudara/i

………

Bersama ini saya, Navashangkari Ravichandran (umur 23 tahun), yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul :

NILAI GOLDEN PROPORTION ANTARA JARAK INTERKANTAL DENGAN LEBAR KEDUA GIGI INSISIVUS SENTRALIS

MAKSILA SUKU INDIA MALAYSIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai Golden Proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis permanen rahang atas pada suku India usia 21-25 tahun Oklusi Klas 1 Angle. Jarak interkantal adalah jarak yang diukur dari sudut medial mata dari fisura palpebral bilateral mata.

Pada penelitian ini Saudara/i akan menjalani prosedur penelitian. Pertama Saudara/i akan diberi kuesioner mengenai nama, jenis kelamin, umur,suku serta akan dilakukan pemeriksaan terhadap keadaan gigi-geligi dan interkantal mata. Kemudian pada Saudara/i akan dilakukan pengukuran jarak interkantal mata dan lebar kedua gigi insisivus sentralis rahang atas dengan menggunakan Golden mean gauge.

Penelitian ini tidak menimbulkan efek samping. Akan tetapi Saudara/i akan merasa tidak nyaman saat dilakukan pengukuran jarak interkantal mata dan lebar kedua gigi insisivus sentralis rahang atas dengan menggunakan Golden mean gauge. Semua tindakan tersebut membutuhkan waktu sekitar 10-15menit. Selama penelitian tidak akan terjadi masalah atau komplikasi yang serius.


(14)

Manfaat yang didapat apabila Saudara/i bersedia menjadi subjek penelitian ini adalah dapat mengatahui nilai Golden Proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis permanen rahang atas pada laki-laki dan perempuan suku India usia 21-25 tahun Oklusi Klas 1 Angle.

Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat penyertaan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar berikutnya. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/i merasa keberatan.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Navashangkari Ravichandran

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp : 087869670574

Medan, 2016


(15)

Lampiran 5

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama :

Umur : Jenis kelamin : L/P Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar persetujuan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Navashangkari Ravichandran yang berjudul “ Nilai Golden Proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila suku India Malaysia” dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2016 Pembuat Pernyataan

(……….) Tandatangan dan Nama jelas


(16)

Lampiran 6

I) Pencetakan Rahang Atas

1. Dicek oklusi gigi (Klas 1 Angle)

2. Alginate diaduk dan dimasukkan ke dalam sendok cetak

3. Sendok cetak dimasukkan dari sudut mulut sebelah kanan dan dipertahankan sampai alginate mengeras

4. Pengisian cetakan dengan gips tipe IV (dental stone)

5.Hasil cetakan dilepaskan secara perlahan kemudian rapikan dengan menggunakan lekron


(17)

II) Pengukuran Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila

6. Diberi tanda dengan menggunakan pensil pada bagian yang akan titik pengukuran

7. Diukur pada marginal ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan hingga ke distal gigi kiri menggunakan golden mean gauge.

8. Ukuran diambil sebanyak tiga kali dan dicatat pada kertas putih.

9. Ukuran yang telah dicatat diukur dengan menggunakan kaliper digital.


(18)

III) Pengukuran Jarak Interkantal

9. Posisi kepala tegak dengan lantai.

10. Diinstrusikan untuk menutup mata.

11. Ditandai interkantal kedua-dua mata dengan menggunakan pensil alis.

12. Jarak interkantal diukur dari sudut dalam mata kiri ke kanan menggunakan golden mean gauge.

13. Ukuran diambil sebanyak tiga kali, dicatat pada kertas putih dan diukur dengan


(19)

(20)

Lampiran 8

Hasil Pengukuran Jarak Interkantal, Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila dan Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila

No. Nama Umur

(tahu n)

JK X Y’ X’ Y Nilai

GP XY Nilai GP XY’/X ’Y 1. Gunavathie 24 P 17.05 27.59 17.66 28.57 0.597 0.618 2. Sri Ram

Kumar

23 L 17.38 28.12 17.98 29.10 0.597 0.618 3. Darsheni 25 P 16.81 27.20 19.50 31.56 0.533 0.618 4. Saranya 23 P 15.94 25.79 17.58 28.44 0.560 0.618 5. Ragunathan 24 L 16.81 27.20 19.38 31.36 0.536 0.618 6. Loshnee 22 P 19.34 31.29 20.14 32.59 0.593 0.618 7. Arun 25 L 17.80 28.80 18.78 30.39 0.586 0.618 8. Divya 23 P 18.06 29.22 19.24 31.14 0.580 0.618 9. Vivyashini 22 P 19.20 31.07 19.74 31.94 0.601 0.618 10. Vanita 23 P 16.47 26.65 18.56 29.96 0.550 0.618 11. Sivakumar 25 L 17.00 27.51 18.85 30.50 0.557 0.618 12. Navinkumar 22 L 18.75 30.34 20.72 33.52 0.559 0.618 13. Tineshraj 23 L 17.09 27.65 18.16 29.38 0.582 0.618 14. Jayuthralega 22 P 16.99 27.49 18.92 30.61 0.555 0.618 15. Yuga

sunthari

22 P 16.37 26.49 18.67 30.21 0.542 0.618 16. Yuganya 22 P 17.84 28.87 20.50 33.17 0.538 0.618 17. Venosha 23 P 17.25 27.91 19.21 31.08 0.555 0.618 18. Emily 22 P 16.81 27.20 19.56 31.65 0.531 0.618 19. Ugashini 21 P 18.17 29.40 20.71 33.51 0.542 0.618 20. Aiswarya 21 P 18.43 29.82 20.09 32.50 0.567 0.618 21. Yoges 23 P 16.56 26.80 17.90 28.96 0.572 0.618 22. Puvandran 23 L 16.70 27.02 19.34 31.30 0.534 0.618 23. Thevraj 23 L 17.87 28.92 19.57 31.67 0.564 0.618 24. Lavanya 23 P 17.94 29.03 19.47 31.50 0.570 0.618 25. Jeevanya 22 P 17.35 28.07 19.69 31.86 0.545 0.618 26. Reevanash 21 L 18.87 30.53 20.02 32.40 0.582 0.618 27. Umasundari 23 P 17.27 27.94 19.38 31.36 0.551 0.618 28. Kasturi 21 P 17.76 28.74 19.87 32.15 0.552 0.618 29. Darshni 23 P 17.22 27.86 20.12 32.56 0.529 0.618


(21)

30. Patrick 23 L 16.46 26.63 19.28 31.20 0.528 0.618 31. Stanley

Nathan

23 L 17.36 28.09 19.30 31.23 0.556 0.618 32. Kirubanand

an

21 L 18.46 29.87 20.22 32.72 0.564 0.618 33. Harrish 21 L 18.29 29.60 20.90 33.82 0.541 0.618 34. Ganesh 25 L 17.21 27.85 19.37 31.35 0.549 0.618 35. Kuhan 22 L 17.17 27.78 19.03 30.80 0.557 0.618 36. Navinraj 21 L 17.96 29.06 19.09 30.89 0.581 0.618 37. Yuvaveera

raj

24 L 18.18 29.42 19.36 31.32 0.580 0.618 38. Sasidaran 21 L 17.10 27.67 19.37 31.35 0.545 0.618 39. Hariharan 21 L 16.51 26.72 19.03 30.80 0.536 0.618 40. Selan 23 L 18.28 29.58 20.67 33.45 0.546 0.618 RATA-RATA 17,502 28,320 19,373 31,347 0,558 0,618

Keterangan:

JK = Jenis kelamin (laki-laki / perempuan) X = Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

X’ = Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila berdasarkan golden mean gauge Y = Jarak interkantal

Y’ = Jarak interkantal berdasarkan golden mean gauge GP = Golden Proportion


(22)

Lampiran 9

Statistics

Jenis

Kelamin Umur

Jarak Interkantal

Lebar Kedua Gigi Insisivus

Sentralis Maksila

Nilai Golden Proportion

N Valid 40 40 40 40 40

Missing 0 0 0 0 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid PEREMPUAN 20 50.0 50.0 50.0

LAKI-LAKI 20 50.0 50.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21 9 22.5 22.5 22.5

22 9 22.5 22.5 45.0

23 15 37.5 37.5 82.5

24 3 7.5 7.5 90.0

25 4 10.0 10.0 100.0


(23)

Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Jarak Interkantal dan Nilai Golden Proportion

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Lebar Kedua

Gigi Insisivus Sentralis

Maksila

Jarak Interkantal

Nilai Golden proportion

N 40 40 40

Normal Parametersa,,b Mean 17.5020 31.3467 .55858 Std.

Deviation

.81717 1.33261 .020637 Most Extreme Differences Absolute .134 .096 .105

Positive .134 .079 .105

Negative -.058 -.096 -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .850 .605 .667

Asymp. Sig. (2-tailed) .466 .857 .766

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(24)

Perbedaan Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Jarak

Interkantal dan Nilai Golden Proportion pada Laki-laki dan Perempuan Usia 21-25 Tahun

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Lebar Kedua

Gigi Insisivus Sentralis Maksila

Laki-laki 20 17.5625 .73981 .16543 Perempuan 20 17.4415 .90314 .20195

Jarak Interkantal

Laki-laki 20 31.4275 1.24870 .27922 Perempuan 20 31.2660 1.43950 .32188 Nilai Golden

Proportion

Laki-laki 20 .55900 .020074 .004489 Perempuan 20 .55815 .021700 .004852


(25)

Levene's Test for Equality

of


(26)

Perbedaan Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Jarak interkantal dan Nilai Golden Proportion Berdasarkan Kelompok Usia

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error Minimum Maximum Lebar Kedua 21 9 17.9500 .73597 .24532 16.51 18.87

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Equal variances assumed

.341 .563 .464 38 .646 .12100 .26105

Equal

variances not assumed

.464 36.582 .646 .12100 .26105

Jarak Interkantal

Equal variances assumed

.627 .433 .379 38 .707 .16150 .42611

Equal

variances not assumed

.379 37.257 .707 .16150 .42611

Nilai Golden Proportion Equal variances assumed

.087 .770 .129 38 .898 .000850 .006610

Equal

variances not assumed


(27)

Insisivus Sentralis Maksila

22 9 17.7578 1.08973 .36324 16.37 19.34 23 15 17.1900 .67117 .17330 15.94 18.28 24 3 17.3467 .73160 .42239 16.81 18.18 25 4 17.2050 .42899 .21450 16.81 17.80 Total 40 17.5020 .81717 .12921 15.94 19.34 Jarak

Interkantal

21 9 31.2378 1.06824 .35608 30.80 33.82 22 9 31.8167 1.14274 .38091 30.21 33.52 23 15 30.8220 1.38949 .35876 28.44 33.45 24 3 31.4167 1.59939 .92341 28.57 31.36 25 4 30.9500 .59110 .29555 30.39 31.56 Total 40 31.3468 1.33261 .21070 28.44 33.82 Nilai Golden

Proportion

21 9 .55667 .017464 .005821 .536 .582 22 9 .55789 .024080 .008027 .531 .601 23 15 .55827 .019905 .005139 .528 .597 24 3 .57100 .031480 .018175 .536 .597 25 4 .55625 .022202 .011101 .533 .586 Total 40 .55858 .020637 .003263 .528 .601

ANOVA Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Lebar Kedua Gigi

Between Groups 4.281 4 1.070 1.721 .167 Within Groups 21.763 35 .622


(28)

Insisivus Sentralis Maksila

Total 26.043 39

Jarak Interkantal

Between Groups 16.488 4 4.122 2.734 .072 Within Groups 52.770 35 1.508

Total 69.258 39

Nilai Golden Proportion

Between Groups .001 4 .000 .285 .886

Within Groups .016 35 .000

Total .017 39

Pengukuran Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Jarak Interkantal dan Nilai Golden Proportion berdasarkan Golden Mean Gauge

Group Statistics

kelompok N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Lebar Kedua Gigi

Insisivus

Sentralis Maksila

Sampel 40 17.5020 .81717 .12921

Golden mean gauge

40 19.3732 .82206 .12998 Jarak Interkantal Sampel 40 31.3467 1.33261 .21070

Golden mean gauge

40 28.3198 1.32233 .20908 Nilai Golden

Proportion

Sampel 40 .55858 .020637 .003263

Golden mean gauge

40 .61800 .000000 .000000


(29)

Levene's Test for Equality

of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lebar kedua gigi insisivus semtralis maksila Equal variances assumed

.468 .496 -10.210 78 .000 -1.87125 .18327

Equal variances not assumed

-10.210 77.997 .000 -1.87125 .18327

Jarak interkantal

Equal variances assumed

.458 .500 10.198 78 .000 3.02700 .29683

Equal variances not assumed

10.198 77.995 .000 3.02700 .29683

Nilai golden proportion Equal variances assumed 87.95 6

.000 -18.212 78 .000 -.059425 .003263

Equal variances not assumed

-18.212 39.000 .000 -.059425 .003263

Perbandingan Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal Dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila dengan Konsep Golden Proportion Antara Laki-laki dan Perempuan


(30)

Group Statistics

kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Laki-laki Golden Proportion 20 .55900 .020074 .004489

Umum 20 .61800 .000000 .000000

Perempuan Golden Proportion 20 .56365 .019908 .004452

umum 20 .61800 .000000 .000000

Independent Samples Test Levene's

Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference Laki -laki Equal

variances assumed

44.890 .000 -13.144 38 .000 -.059000 .004489

Equal variances not assumed

-13.144 19.000 .000 -.059000 .004489

Perempuan Equal variances assumed

39.503 .000 -12.209 38 .000 -.054350 .004452

Equal variances not assumed


(31)

56

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaur J, Sharma N, Gupt P, Babbar AK. Awareness and Preference of Needs Among Dental Patients Towards Artificial Prosthesis. Journal of Dental Herald 2014 ; 1(2) : 17.

2. George S, Bhat V. Inner Canthal Distance and Golden Proportion as Predictors of Maxillary Central Incisor Width in South Indian Population. Indian Journal of Dental Research 2010 ; 21(4) : 492-3.

3. Bali P, Singh S, Singh AP, Goyal RR. Biometric Relationship Between Inner Canthal Distance and Geometric Progression for the Prediction of Maxillary Central Incisor Width. Indian Journal of Dental Sciences 2013 ; 5(4) : 53.

4. Shetty K, Kumar M, Palagiri K, Amanna S, Shetty S. Facial Measurements as Predictors of the Length of the Maxillary Central Incisor in a Cross Section of the Indian Population - A Clinical Study. Oral Hyg Health 2013 ; 1(1) : 2.

5. Al Wazzan K. The Relationship Between Intercanthal Dimension and the Width of Maxillary Teeth. The Journal of Prosthetic Dentistry 2001 ; 86(6): 609.

6. Prendergast PM. Facial Proportions. Ireland : Springer-Verlag Berlin Heidelberg, 2012 . 16-8.

7. Jayaprakash P, Chopra A, Jayaprakash MB. Golden Proportion: God's Signature on His Masterpieces. Indian Journal of Dental Research and Review 2012 : 19-21. 8. Hong Q, Koirala R, Jun T dkk. A Study About Tooth Size and Arch Width

Measurement. Journal of Hard Tissue Biology 2008 ; 17(3) : 92-6.

9. Blumenfeld J. Racial Identification in the Skull and Teeth. The University of Western Ontario Journal of Anthropology 2000 ; 8(1) : 22-6.

10. Reddy N, Singh R, Reddy S, Guruprasad Y. A Cross-Sectional Clinical Study on Shape of Nose Inner-Canthal Distance and Geometric Progression as Predictors for Width of the Maxillary Incisor Teeth. Journal of Natural Science, Biology and Medicine 2014 ; 5 (2) : 266-7.


(32)

57

11. Le TT, Farkas LG, Ngim RC, Levin LS, Forrest CR. Proportionality in Asian and North American Caucasian Faces Using Neoclassical Facial Canons as Criteria. Aesthetic Plast Surg 2002 ; 26(1): 67.

12. Kumar KVA, Gupta SH, Sandhu HS. Determination of Mesiodistal Width of Maxillary Anterior Teeth Using Inner Canthal Distance. Medical Journal Armed Forces India 2014: 5.

13. Koesoemahardja HD, Indrawati A, Jenie I. Tumbuh Kembang Dentofasial Manusia. Edisi ke-2.Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti, 2008: 31-6.

14. Agrawal J, Yogesh AS, Shukla CK, Banerjee C, Chandrakar AK. Orbitofacial Anthropometric Assessment of Inter-canthal and Outercanthal Distance Measurement in Chhattisgarh Region. Biomedical Research 2013 ; 24 (3) : 365. 15. Hill M. Integumentary System - Eyelid Development.

16. Fehrenbach MJ, Herring SW. Anatomy of the Head and Neck. Edisi ke-3 Canada : Penerbit Saunders Elsevier, 2007 : 15-6.

17. Paradipta A. Pertumbuhan Gigi Susu dan Gigi Permanen Dilihat dari Umur.

18. Andasa K. Anatomi Gigi

nome

19. Nelson SJ. Ash MM. Dental Anatomy, Physiology, and Occlusion. Edisi ke-9. China : Penerbit Elsevier Inc, 2010 : 100.

20. Egwu OA, Ewunonu EO, Eteudo AN, Ovuocba KN, Njoku CO, Ugwu CO. Normal Values of Inner and Outer Intercanthal Distances in a Student Population in Southeast Nigeria. Int. J. Biol. Chem. Sci 2008 ; 2(3) : 355-8.

21. Seper LI, Celebic A, Petricevic N, Selimovic E. Anthropometric Differences Between Males and Females in Face Dimensions and Dimensions of Central Maxillary Incisors. Medicinski glasnik 2006 ; 3(2) : 58.


(33)

58

22. Levin EI. The Updated Application of the Golden Proportion to Dental Aesthetics. Aesthetic dentistry today 2011 ; 5(3) : 22-5.

23. Merry M, Paul, Abraham ST. Golden Proportion in Denture Esthetics. Health Sciences 2013 ; 2(1) : 2-3.

24. Mahsid M, Khoshvaghti A, Varshosaz M, Vallaei N. Evaluation of ‘‘Golden Proportion’’ in Individuals with an Esthetic Smile. Journal of Esthetics And Restorative Dentistry 2004 ; 16(3) : 186-90.

25. Diers NR, Diers NT. Device, Method and Kit for Determining Orthodontic Dimensions. United States Patent 2010 : 3-4.

26. EL-Sheikh NMA, Mendilawi LRB, Khalifa N. Intercanthal Distance of a Sudanese Population Sample as a Reference for Selection of Maxillary Anterior Teeth Size. Sudan Journal of Medical Sciences 2010 ; 5 : 118.

27. Deogade SC, Mantri SS, Sumathi K, Rajoriya S. The Relationship Between Innercanthal Dimension and Interalar Width to the Intercanine Width of Maxillary Anterior Teeth in Central Indian Population. The Journal of Indian Prosthodontic Society 2015. 15(2). 93.

28. Kumar MV, Ahila SC, Devi SS. The Science of Anterior Teeth Selection for a Completely Edentulous Patient: A Literature Review. Journal of Indian Prosthodont Soc 2011 ; 11(1) :9.

29. Rawat A, Godbole SR, Sathe S, Patidar N, Ramteke S. Evaluation of Relation Between Bizygomatic Width and Mesiodistal Dimension of Maxillary Central Incisor in Indian Population: An In Vivo Study. International Journal of Scientific Study 2015 ; 3(6) : 39.

30. Hussain MW, Qamar K, Naeem S. Significance of Intercommissural Width and Anterior Teeth Selection. Pakistan Oral & Dental Journal 2013 ; 33(2) : 393-6. 31. Hossain S, Islam KZ, Islam KMM. Correlation Between Maxillary Canines and

Facial Anatomical Landmarks in a Group of Bangladeshi People. Journal of City Dental College 2012; 9(2) : 13.


(34)

59

32. Habbu NS, Nagdir DV, Joshi N, Murati R. Interpupillary Distance as a Guide for the Selection of Upper Anterior Teeth. The Internet Journal of Dental Science 2010 ; 9(1) : 1-6.

33. Vasanthakumar P, Kumar P, Rao M. Anthropometric Analysis of Palpebral Fissure Dimensions and Its Position in South Indian Ethnic Adults. Oman Medical Journal 2013; 28(1) : 27.

34. Qamar K, Hussain MW, Naeem S. The Role of the Interalar Width in the Anterior Teeth Selection. Pakistan Oral & Dental Journal 2012 ; 32(3) : 570.

35. Hanihara T, Ishida H. Metric Dental Variation of Major Human Populations. American Journal of Physical Anthropology 2005 ; 128 : 287–98.

36. Zhuang Z, Landsittel D, Benson S, Roberge R, Shaffer R. Facial Anthropometric Differences Among Gender, Ethnicity, and Age Groups. Ann. Occup. Hyg 2010; 54(4): 395–400.

37. Horvath SD. Ludwigs A. Wegstein PG. Lüthi M. Blatz BM. The Correlation Between Anterior Tooth Form and Gender – A 3D Analysis in Humans. The European Journal of Esthetic Dentistry 2012. 7(3).4-6.

38. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 2013: 103-4.

39. Ahmed N, Abbas M, Naz A, Maqsood A. Correlation Between Innercanthal Distance and the Mesiodistal Width of the Maxillary Central Incisors. Isra Medical Journal 2015; 7(3): 139-40.

40. Batubar JRL. Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri 2010; 12(1) : 21-3.

41. Dempsey PJ, Townsend GC. Genetic and Environmental Contributions to Variation in Human Tooth Size. The Genetics Society of Great Britain 2001: 685-92.

42. Jose M. Essentials of Oral Biology (Oral anatomy, Histology, Physiology & Embryology). India : CBS Publishers & Distributors Pvt. Ltd, 2008 : 194 -5. 43. Ngeow WC, Aljunid ST. Craniofacial Anthropometric Norms of Malaysian


(35)

60

44. Prasanna LC, Bhosale S, D’Souza AS, Mamatha H, Thomas RH, Sachin KS. Facial Indices of North and South Indian Adults: Reliability in Stature Estimation and Sexual Dimorphism. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2013; 7(8): 1541-2.


(36)

24

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang mengumpulkan data-data tentang jarak interkantal dan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila suku India Malaysia usia 21-25 tahun untuk menganalisis nilai Golden Proportion.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Biologi Oral RSGMP Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2016. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah suku India Malaysia di Fakultas Kedokteran Gigi. 3.3.2 Sampel

Sampel diperoleh dengan cara purposive sampling dimana penelitian tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi terfokus pada target yang memenuhi kriteria inklusi.


(37)

25

3.3.2.1 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus38 :

Keterangan :

n1 n2 = Besar sampel minimum (laki-laki, perempuan) σ02

= SD gabungan antara laki-laki dan perempuan

= 2,67 (Indian Journal of Dental Research , Inner canthal distance and golden proportion as predictors of maxillary central incisor width in south Indian population)

Z (1-α/2) = Devial baku alpha untuk α = 5% (1,96)

Z (1-β) = Devial baku beta untuk β = 10% (1,282)

µ0 - µα = Selisih rerata yang bermakna, ditetapkan sebesar 2,0

Hasil perhitungan

Jadi jumlah sampel minimum adalah 40 orang suku India Malaysia usia 21-25 tahun yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan.

n1=n2 ≥ σ02 (Z (1-α/2) + Z (1-β)) 2 ( µ0 - µα)2

(1,96 +1,282)2 ( 2,67 )2 (2,0)2

n1 = 20 n2 =20


(38)

26

3.4 Kriteria Pemilihan Sampel 3.4.1 Kriteria Inklusi :

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu : 1. Suku India Malaysia 2 generasi.

2. Laki-laki dan perempuan 3. Usia 21-25 tahun

4. Oklusi Klas I Angle . 3.4.2 Kriteria Eksklusi

Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini, yaitu : 1. Pasien edentulus pada maksila.

2. Terdapat karies, mahkota gigi tiruan dan restorasi atau tambalan pada gigi insisivus sentralis maksila.

3. Erosi terutama pada mesial distal kedua gigi. 4. Terdapat fraktur gigi.

5. Terdapat anomali pada gigi (peg shaped).

6. Terdapat diastema antara gigi insisivus sentralis maksila kiri dan kanan. 7. Subjek memakai gigitiruan (gigi palsu)

8. Terdapat gigi berjejal.

9. Memiliki riwayat pemakaian pesawat ortodontik.

10. Terdapat riwayat kelainan kongenital, orbital disease, asimetris wajah pada wajah.

11. Pasien menolak menjadi subjek penelitian. 3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Yang termasuk variabel bebas pada penelitian ini adalah suku India Malaysia Dua Generasi antara laki-laki dan perempuan.


(39)

27

3.5.2 Variabel Terikat

Yang termasuk variabel terikat pada penelitian ini adalah jarak interkantal, lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan nilai Golden Proportion.

3.5.3 Variabel Terkendali 1. Usia 21-25 tahun

2. Ras

3. Oklusi klas I Angle 4. Operator 3 orang

5. Alat :Golden Mean Gauge 3.5.4 Variabel Tidak Terkendali

Variabel tidak terkendali yang terdapat dalam penelitian ini adalah nutrisi/gizi dan penyusutan model (shrinkage).

Variabel Bebas

Suku India Malaysia Dua Generasi laki- laki dan perempuan

Variabel Terikat -Jarak interkantal

-Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

-Nilai Golden Proportion.

Variabel Terkendali 1. Usia 21-25 tahun 2. Ras

3. Oklusi klas I Angle 4. Operator 3 orang

5. Alat :Golden Mean Gauge

Variabel Tidak Terkendali

- Nutrisi/gizi


(40)

28

3.6 Definisi Operasional

1. Golden proportion adalah rasio matematika yang menggambarkan perbandingan antara panjang yang terkecil dengan yang terbesar.

2. Anthropometrik merupakan Ilmu pengukuran tubuh manusia, seperti pengukuran diameter atau lingkar, panjang dan lebar.

3. Interkantal mata adalah Sudut mata dalam di mana bagian atas dan bagian bawah kelopak mata bertemu.

4. Jarak interkantal adalah Jarak dari sudut dalam mata kiri ke kanan atau jarak dari kedua sudut medial mata pada ujung fisura antara kedua kelopak mata kiri dan kanan.

5. Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila adalah Pengukuran marginal ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan insisivus sentralis hingga ke distal kiri pada rahang atas.

6. Nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila adalah Perbandingan jarak interkantal terhadap lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila.

7. Suku India Malaysia Dua Generasi ke Atas adalah kakek, nenek, ayah, dan ibu sampel merupakan suku India Malaysia.

8. Oklusi Klas I Angle adalah oklusi yang ditandai dengan tonjol mesio bukal molar permanen atas terletak pada celah (groove) bagian bukal molar pertama permanen bawah.

9. Golden mean gauge/ Golden Ruler adalah Alat ukur yang digunakan untuk mengukur proporsi gigi dan jarak interkantal.

10. Operator adalah Orang yang melakukan tindakan pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan juga jarak interkantal.

11. Penyusutan model (shrinkage) adalah perubahan ukuran dan bentuk model yang semakin kecil dibandingkan dengan ukuran sebelumnya.

12. Usia: jika usia 21-25 tahun pada tahun dilakukan perlakuan tersebut lebihnya ≤ 6 bulan maka dimasukkan ke kelompok usia tersebut, jika lebihnya > 6 bulan dimasukkan ke kelompok usia diatasnya.


(41)

29

3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: Golden mean gauge, Sendok cetak rahang atas, Rubber bowl, Spatula, kaliper digital, Lekron, Pensil alis, Kaca Mulut, Pulpen, Pensil, Penghapus, Kursi, Labtob Acer, Microsoft Office word 2010 (Microsoft Corporation), Printer Epson L300.

3.7.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut: Alginat, Air, Dental stone (tipe IV), Kertas Quarto Paper ONE, Tinta Printer Epson, Lembar Kuesioner, Larutan desinfektan Dettol, Tissue, Sarung tangan (handscoon), Masker, Celemek.

3.8 Prosedur Kerja 3.8.1 Ethical Clearance

Ethical Clearance diperoleh peneliti dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian yang ditujukan ke Komisi Etik dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.8.2 Pemilihan Sampel

Masyarakat Malaysia yang ada di Fakultas Kedokteran Gigi dan merupakan Ras Kaukasoid Suku India diberi lembar keusioner dan dilakukan pemeriksaan klinis untuk mendapatkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.8.3 Informed Consent

Setiap calon subjek penelitian akan diberikan Lembaran Penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan, dan jika bersedia menjadi subjek penelitian, maka subjek penelitian diwajibkan menandatangani Lembaran Persetujuan setelah Penjelasan (informed consent) yang sudah disediakan oleh peneliti.


(42)

30

3.8.4 Pengukuran Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila 3.8.4.1 Pembuatan model kerja

Tahapan dalam melakukan pembuatan model rahang atas sebagai berikut: 1. Pasien didudukkan pada kursi.

2. Sendok cetak yang dipilih besarnya sesuai dengan rahang pasien dan mencakup seluruh rahang, biasanya lebih besar 4-5 mm dari arcus dentalis.

3. Alginate dicampur air dengan rasio 1 : 1 di dalam rubber bowl kemudian diaduk dengan spatula sampai homogen dan dimasukkan kedalam sendok cetak sampai penuh.

4. Untuk maksila sendok cetak dimasukkan dari sudut mulut sebelah kanan. 5. Sendok cetak dipertahankan pada tempatnya dengan jari sampai alginate mengeras kurang lebih 2 menit.

6. Kemudian lepaskan sendok cetak dari mulut dengan perlahan dan hati-hati kemudian disemprot dengan desinfektan.

7. Untuk menghindari terjadinya perubahan hasil cetakan yang didapatkan, yaitu terjadi penyusutan (shrinkage) maka segera dilakukan pengisian cetakan dengan gips tipe IV (dental stone) segera mungkin. Sehingga penyusutan yang terjadi pada model kerja merupakan penyusutan yang benar-benar tidak bisa dihindarkan lagi.

8. Setelah mengeras, lepaskan hasil cetakan secara perlahan dan hati-hati, kemudian rapikan dengan menggunakan lekron.

9. Beri nama atau kode pada model hasil cetakan dari setiap subjek.

3.8.4.2 Pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja

1. Hasil cetakan yang sudah didapatkan diberi tanda berupa titik dengan menggunakan pensil pada bagian yang akan titik pengukuran.

2. Pada maksila dilakukan pengukuran gigi insisivus sentralis yaitu pada marginal ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan hingga ke distal gigi kiri dengan menggunakan golden mean gauge.


(43)

31

3. Golden mean gauge diletakkan di atas kertas putih dengan hati-hati ditanda ukuran dari golden mean gauge pada kertas putih.

4. Ukuran yang telah dicatat pada kertas putih diukur menggunakan kaliper digital.

5. Pengukuran dilakukan oleh tiga operator dan diambil rata-rata untuk pengukuran yang representif.

Gambar 12. Pengukuran gigi insisivus sentralis maksila pada

marginal ridge yang

paling lebar menggunakan golden mean gauge (dok.)

3.8.5 Pengukuran Jarak Interkantal

1. Subjek diiinstrusikan untuk duduk di kursi dalam keadaan istirahat dan diinstruksikan untuk menutup mata.

2. Subjek terlebih dahulu ditandai interkantal kedua-dua mata dengan menggunakan pensil alis.

3. Dilakukan pengukuran jarak interkantal oleh operator menggunakan golden mean gauge dengan cara mengukur jarak dari sudut dalam mata kiri ke kanan atau jarak dari kedua sudut medial mata pada ujung fisura antara kedua kelopak mata kiri dan kanan.

4. Golden mean gauge diletakkan di atas kertas putih dengan hati-hati ditanda ukuran dari golden mean gauge pada kertas putih.


(44)

32

5. Ukuran yang telah dicatat pada kertas putih diukur menggunakan kaliper digital.

6. Pengukuran dilakukan oleh tiga operator dan diambil rata-rata untuk pengukuran yang representif.

Gambar 13. Pengukuran jarak interkantal dengan menggunakan golden mean gauge (dok.)

3.8.6 Contoh Cara Perhitungan Nilai Golden Proportion

Setelah mendapatkan ukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal, maka nilai golden proportion didapatkan dengan memasukkan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal yang diperoleh ke dalam rumus.

17.68 28.62 = 0,618

Jadi Nilai Golden Proportion yang diperoleh adalah 0,618. Rumus :

Nilai Golden Proportion =

x Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila x Jarak Interkantal


(45)

33

3.8.7 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah menggunakan program komputer dan dianalisis dengan Uji T tidak berpasangan untuk melihat nilai golden proportion pada laki-laki dan perempuan pada suku India Malaysia. Uji Oneway ANOVA diguna untuk melihat nilai golden proportion antara masing-masing kelompok usia pada suku India Malaysia.


(46)

34

3.9 Alur Penelitian

Populasi penelitian

Sampel yang memenuhi kriteria

Pengukuran pada sampel

Hasil Data Marginal ridge yang paling lebar dari

distal gigi kanan ke distal gigi kiri

Jarak sudut median mata dari fisura palpebral antara mata kiri ke kanan

Golden Mean Gauge

Masyarakat Malaysia di Fakultas Kedokteran Gigi Suku India

Kuesioner Informed Consent

Pengukuran gigi insisivus sentralis maksila Pencetakan maksila pada

sampel


(47)

35

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional mengenai nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila. Subjek penelitian suku India Malaysia laki-laki dan perempuan dua generasi India dengan usia 21-25 tahun. Total subjek penelitian yang digunakan sebanyak 40 orang, yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 20 orang perempuan yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek penelitian harus memiliki normal oklusi atau Oklusi Klas I Angle, tidak ada gigi berjejal, tidak ada diastema dan tidak ada kelainan pada wajah. Pada sampel dilakukan pencetakan maksila dan pembuatan model kerja dengan menggunakan gips tipe IV. Pengukuran jarak interkantal pada sampel dan pengukuran gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja dengan menggunakan golden mean gauge.

Golden mean gauge merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan proporsi yang sesuai dengan konsep golden proportion. Golden mean gauge ini mempermudah dalam memperoleh rasio golden proportion dengan cepat. Alat ini digunakan pada wajah dan juga gigi geligi asli. Dalam pemakaiannya, golden mean gauge akan melebar secara langsung antara bagian yang lebih besar dengan yang lebih kecil dan memiliki perbandingan golden proportion yang sama. Nilai golden proportion dalam penelitian ini didapatkan dengan membandingkan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dengan jarak interkantal.

Dalam penelitian ini, peneliti telah menetapkan X sebagai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang didapatkan dari model kerja, X’ adalah lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari alat golden mean gauge, Y merupakan jarak interkantal yang didapatkan dari sampel, Y’ adalah jarak interkantal dari alat golden mean gauge, Z adalah nilai golden proportion dari sampel atau model kerja dan Z’ adalah nilai golden proportion dari alat golden mean gauge.


(48)

36

4.1 Hasil Pengukuran Sampel Penelitian

Berdasarkan kuesioner yang telah diisi, diperoleh data distribusi frekuensi karakteristik umum pada subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 2), menunjukkan jumlah subjek dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 20 orang (50%) dan perempuan 20 orang (50%). Distribusi frekuensi subjek penelitian pada kelompok usia 21, 22, 23, 24, dan 25 tahun (Tabel 3) secara berurutan adalah 9 orang (22,5%), 9 orang (22,5%), 15 orang (37,5%), 3 orang (7,5%) dan 4 orang (10%). Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik umum berdasarkan jenis kelamin

Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik umum berdasarkan usia

4.2 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X), Jarak Interkantal (Y) dan Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal Dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (Z)

Hasil dari pengukuran diperoleh rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (X) sebesar 17,502 ± 0,817 mm, rerata jarak interkantal (Y) sebesar 31,347 ±

Jenis Kelamin n (orang) Persentase (%)

Laki-laki 20 50

Perempuan 20 50

Total 40 100

Usia (tahun) n (orang) Persentase (%)

21 tahun 9 22.5%

22 tahun 9 22,5%

23 tahun 15 37,5%

24 tahun 3 7,5%

25 tahun 4 10%


(49)

37

1,333 mm dan rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (Z) sebesar 0,558 ± 0,021.

Tabel 4. Rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila, jarak interkantal dan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

4.3 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil dari pengukuran diperoleh rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki 17,563 ± 0,740 mm dan pada perempuan 17,442 ± 0,903 mm. Berdasarkan uji Independent T-Test, diperoleh 0,646 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan signifikan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 5. Rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (X) p Mean ± SD

Laki-laki 20 17,563 ± 0,740 0,646

Perempuan 20 17,442 ± 0,903

Uji Independent T-Test, *signifikan p<0,05

Variabel Mean ± SD

Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (X) 17,502 ± 0,817 mm Jarak interkantal (Y)

31,347 ± 1,333 mm Nilai golden proportion (Z = X/Y) 0,558 ± 0,021


(50)

38

4.4 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X) Berdasarkan Usia

Hasil dari pengukuran diperoleh rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21-25 tahun yang berkisar antara 17,190 ± 0,671 mm hingga 17,950 ± 0,736 mm Berdasarkan uji Oneway ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,167 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara kelompok usia 21 - 25 tahun.

Tabel 6. Rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan kelompok usia

Usia (tahun) n Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (X) p Mean ± SD

21 9 17,950 ± 0,736

0,167

22 9 17,758 ± 1,089

23 15 17,190 ± 0,671

24 3 17,347 ± 0,732

25 4 17,205 ± 0,429

Uji Oneway ANOVA, *signifikan p<0,05

4.5 Rerata Nilai Jarak Interkantal (Y) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil dari pengukuran diperoleh rerata jarak interkantal pada laki-laki 31,428 ± 1,249 mm dan pada perempuan 31,266 ± 1,440 mm. Berdasarkan uji Independent T-Test, diperoleh 0,707 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan signifikan jarak interkantal antara laki-laki dan perempuan.


(51)

39

Tabel 7. Rerata nilai jarak interkantal pada suku India Malaysia berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin n Jarak interkantal (Y) p

Mean ± SD

Laki-laki 20 31,428 ± 1,249 0,707

Perempuan 20 31,266 ± 1,440

Uji Independent T-Test, *signifikan p<0,05

4.6 Rerata Nilai Jarak Interkantal (Y) Berdasarkan Usia

Hasil dari pengukuran diperoleh rerata nilai jarak interkantal pada kelompok usia 21-25 tahun berkisar antara 30,822 ± 1,389 mm hingga 31,817 ± 1,143 mm. Berdasarkan uji Oneway ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,07 (p>0,05), artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan jarak interkantal antara kelompok usia 21-25 tahun.

Tabel 8. Rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia berdasarkan usia

Uji Oneway ANOVA, *signifikan p<0,05

4.7 Rerata Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (Z) Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil dari perhitungan antara lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal diperoleh nilai rerata golden proportion pada laki-laki 0,559 ± 0,020 dan pada perempuan 0,558 ± 0,022. Berdasarkan uji Independent T-Test, diperoleh

Usia (tahun) n Jarak Interkantal (Y) p

Mean ± SD

21 9 31,238 ± 1,068

0,07

22 9 31,817 ± 1,143

23 15 30,822 ± 1,389

24 3 31,417 ± 1,600


(52)

40

0,898 (p>0,05) dan ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 9. Rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin N Nilai golden proportion (Z) p Mean ± SD

Laki-laki 20 0,559 ± 0,020 0,898

Perempuan 20 0,558 ± 0,022

Uji Independent T-Test, *signifikan p<0,05

4.8 Rerata Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (Z) Berdasarkan Usia

Hasil dari perhitungan antara lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal diperoleh nilai rerata golden proportion pada kelompok umur 21- 25 tahun berkisar antara 0,556 ± 0,0210 hingga 0,571 ± 0,031. Berdasarkan uji Oneway ANOVA, diperoleh nilai signifikan 0,886 (p>0,05) dan ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara kelompok usia 21 -25 tahun.

Tabel 10. Rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia berdasarkan usia Usia (tahun) n Nilai golden proportion (Z) p

Mean ± SD

21 9 0,557 ± 0,017

0,886

22 9 0,558 ± 0,024

23 15 0,558 ± 0,020

24 3 0,571 ± 0,031

25 4 0,556 ± 0,021


(53)

41

4.9 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X’), Jarak Interkantal (Y’) dan Nilai Golden Proportion (Z’) yang Didapatkan Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge

Hasil pengukuran pada model kerja maksila didapatkan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (X) sebesar 17,502 ± 0,817 mm, dari alat golden mean gauge didapatkan rerata jarak interkantal (Y’) sebesar 28,320 ± 1,322 mm, dan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila berdasarkan model kerja (Z) sebesar 0,558 ± 0,021 dan berdasarkan alat golden mean gauge (Z’) sebesar 0,618 ± 0. Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap jarak interkantal diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai jarak interkantal dari sampel (Y) dengan golden mean gauge (Y’). Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap nilai golden proportion diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai golden proportion dari sampel dan model kerja (Z) dengan golden mean gauge (Z’).

Tabel 11. Hasil pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila

Uji Independent T-Test, *signifikan p<0,05

Hasil pengukuran sampel didapatkan jarak interkantal (Y) sebesar 31,347 ± 1,333 mm, dan dari alat golden mean gauge didapatkan rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila (X’) sebesar 19,373 ± 0,822 mm, dan nilai golden

Lebar kedua gigi insisivus sentralis

maksila (mm)

Jarak interkantal (mm)

p Nilai golden proportion

P

X 17,502±0,817

Y’ 28,320±1,322

0,000*

Z’ = (XY’)

0,618 ± 0

0,000*

Y 31,347±1,333 Z =

(XY)


(54)

42

proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila berdasarkan sampel dan model kerja (Z) sebesar 0,558 ± 0,021 dan berdasarkan alat golden mean gauge (Z’) sebesar 0,618 ± 0. Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai lebar interkaninus dari model kerja (X) dengan golden mean gauge (X’). Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap nilai golden proportion diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai golden proportion dari model kerja dan sampel (Z) dengan golden mean gauge (Z’).

Tabel 12. Hasil pengukuran jarak interkantal

Uji Independent T-Test, *signifikan p<0,05

4.10 Rerata Nilai Golden Proportion (Z) pada Laki-laki dan Perempuan dengan Nilai Golden Proportion (Z’) Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge

Berdasarkan uji Independent T-Test terhadap nilai golden proportion pada laki-laki dan perempuan dengan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05), artinya terdapat perbedaan yang terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai golden proportion pada laki-laki dan perempuan (Z) dengan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge.

Jarak interkantal (mm)

Lebar kedua gigi insisivus sentralis

maksila (mm)

p Nilai golden proportion

P

Y 31,347±1,333

X’ 19,373 ±0,822

0,000*

Z’ = (X’Y)

0,618 ± 0

0,000*

X 17,502±0,817 Z =

(XY)


(55)

43

Tabel 13. Rerata nilai golden proportion (Z) pada laki-laki dan perempuan dengan nilai golden proportion (Z’) berdasarkan alat golden mean gauge

Jenis Kelamin

n Nilai golden proportion p

Sampel Golden mean gauge

Laki-laki 20 0,559 ± 0,020 0,618 ± 0 0,000*

Perempuan 20 0,558 ± 0,022 0,618 ± 0 0,000*


(56)

44

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia dua generasi laki-laki dan perempuan usia 21-25 tahun. Penelitian antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila ini dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam perawatan bidang kedokteran gigi terutama dalam bidang prostodontik.

Gigi geligi anterior maksila memainkan peranan utama dalam penampilan gigi yang mendukung senyum menarik dan estetika wajah pada setiap individu.1 Gigi insisivus sentralis maksila adalah gigi terlebar dari gigi-gigi anterior lain. Kehilangan lebar gigi insisivus sentralis maksila menjadikan susunan gigi anterior tidak harmonis sehingga menyebabkan terganggunya fungsi estetik. Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila juga membantu pasien edentulus yang tidak mempunyai petunjuk sebelum pencabutan gigi. Ruang yang tersedia dari kehilangan gigi pada pasien dapat diganti kembali dengan gigi yang sesuai dengan menggunakan antropometrik wajah.2 Salah satu antropometrik wajah adalah jarak interkantal yaitu pengukuran dari sudut medial mata dari fisura palpebral bilateral mata. Jarak interkantal dapat digunakan sebagai pedoman dalam mencipta lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila.4

Dalam penelitian ini, subjek yang diteliti adalah mahasiswa suku India Malaysia dua generasi usia 21-25 tahun yang masih berkuliah di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara. Jumlah subjek penelitian yang diambil (Tabel 2) sebanyak 40 orang yaitu 20 orang laki-laki (50%) dan 20 orang perempuan (50%). Berdasarkan tingkat usia (Tabel 3), subjek penelitian usia 21 tahun adalah sebanyak 9 orang (22,5%), usia 22 tahun sebanyak 9 orang (22,5%), usia 23 tahun sebanyak 15 orang (37,5%), usia 24 tahun sebanyak 3 orang (7,5%) dan usia 25 tahun sebanyak 4 orang (10%). Distribusi frekuensi sampel berdasarkan kelompok usia, jumlah sampel


(57)

45

tidak diambil serata karena sulit mencari sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Perlakuan terhadap subjek penelitian adalah pencetakan rahang atas dan pengukuran jarak interkantal. Pada model, lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila diukur pada margin ridge yang paling lebar yaitu dari distal gigi insisivus sentralis kanan dan kiri. Pengukuran jarak interkantal diukur dari sudut dalam mata kanan ke kiri. Pengukuran lebar kedua gigi dan jarak interkantal ini diukur dengan menggunakan golden mean gauge.

5.1 Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila pada Suku India Malaysia

Gigi insisivus sentralis maksila telah lama terbukti sebagai kunci penting dalam menciptakan estetis yang baik. Gigi insisivus sentralis maksila lebih besar jika dibanding dengan gigi insisivus lateral dan secara anatomis kedua gigi insisivus sentralis maksila adalah sama. Dalam bidang prostodontik, pemilihan lebar gigi anterior maksila yang sesuai terutama gigi insisivus sentralis merupakan salah satu aspek yang sulit apabila tidak tersedianya petunjuk sebelum pencabutan gigi pada pasien edentulus.25 Pada model kerja, lebar gigi insisivus sentralis maksila diukur pada marginal ridge yang paling lebar dari distal gigi kanan ke distal gigi kiri dengan menggunakan golden mean gauge.

Hasil penelitian ini (Tabel 4) menunjukkan nilai rerata lebar kedua gigi insisivus maksila pada suku India Malaysia sebesar 17,502 ± 0,817 mm. Berdasarkan penelitian Ahmed dkk. (2015) diperoleh nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila adalah sebesar 15,90 ± 1,36 mm. Hubungan dengan hasil penelitian ini rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila lebih besar jika dibanding dengan penelitian Ahmed dkk. (2015). Ras sampel penelitian ini dan penelitian Ahmed dkk. (2015) adalah sama tetapi sukunya berbeda. Suku penelitian ini adalah suku India Malaysia sedangkan suku penelitian Ahmed dkk. (2015) adalah suku Pakistan.39 Gigi geligi yang sudah tumbuh ukurannya tidak dapat berubah dan ukuran gigi geligi tidak dipengaruhi oleh nutrisi, hanya diduga mempengaruhi waktu erupsi


(58)

46

gigi geligi. Namun faktor lingkungan dan faktor genetik mempengaruhi perbedaan lebar gigi insisivus sentralis maksila walaupun suku India Malaysia dan suku Pakistan adalah ras yang sama. Faktor genetik berpengaruh terhadap pola kalsifikasi gigi, bentuk korona dan komposisi mineralisasi pada proses perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi. Faktor genetik sangat kuat pengaruhnya terhadap ukuran lebar mesiodistal gigi geligi, namun faktor lingkungan seperti halnya pola makan, nutrisi, radiasi, kimiawi atau adanya kelainan endokrin juga mempengaruhi ukuran mesiodistal gigi geligi. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti keadaan sampel saat ini, tanpa meneliti faktor lingkungan dan faktor genetik sehingga penelitian selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.40,41

5.1.1 Nilai Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian terhadap nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dilihat berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5). Uji Independent T-Test digunakan untuk membandingkan rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki dan perempuan.

Hasil penelitian ini (Tabel 5) menunjukkan rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki sebesar 17,563 ± 0,740 mm dan pada perempuan sebesar 17,442 ± 0,903 mm. Nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki lebih besar dibanding perempuan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Penelitian Al Wazzan (2001) mendapatkan nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki sebesar 17,21 ± 1,01 mm dan pada perempuan 16,72 ± 1,12 mm. Hasil yang didapatkan signifikan antara laki-laki dan perempuan dimana rata-rata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila lebih besar pada laki-laki dibanding pada perempuan (p<0,05).5 Dalam hubungan dengan hasil penelitian ini (Table 6), lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang didapatkan lebih besar


(59)

47

karena adanya perbedaan suku sampel penelitian. Ras sampel penelitian ini dan penelitian Al Wazzan (2001) adalah sama tetapi sukunya berbeda. Suku sampel penelitian ini adalah suku India Malaysia sedangkan sampel penelitian Al Wazzan (2001) adalah suku Arab. Faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap ukuran dan bentuk lengkung rahang. Pengaruh faktor kekuatan fungsional, kebiasaan makan, sikap tubuh, trauma, adanya hormon-hormon seksual, yaitu estrogen pada perempuan dan testosteron pada laki-laki, kemungkinan akan memberikan karakteristik berbeda pada laki-laki dan perempuan.40

5.1.2 Nilai Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Usia

Penelitian terhadap nilai rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dilihat berdasarkan kelompok usia 21-25 tahun. (Tabel 6). Uji Oneway ANOVA digunakan untuk membandingkan rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara kelompok usia 21- 25 tahun.

Hasil penelitian ini (Tabel 6) menunjukkan rerata kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21 tahun sebesar 17,950 ± 0,736 mm, pada kelompok usia 22 tahun sebesar 17,758 ± 1,089 mm, pada kelompok usia 23 tahun sebesar 17,190 ± 0,671 mm, pada kelompok usia 24 tahun sebesar 17,347 ± 0,732 mm, dan pada kelompok usia 25 tahun sebesar 17,205 ± 0,429 mm. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata kedua gigi insisivus sentralis maksila antara kelompok usia 21-25 tahun (p> 0,05). Gigi insisivus sentralis permanen maksila erupsi pada usia 7-8 tahun dan akar lengkap pada usia 10 tahun dimana erupsi gigi sempurna pada usia 10 tahun.42 Berdasarkan teori ini, hasil penelitian yang dilakukan pada sampel berusia 21-25 tahun menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada gigi geligi sampel berdasarkan kelompok usia. Selain itu, sampel penelitian yang diambil merupakan kelompok usia yang tidak terlalu jauh perbedaanya satu sama lain hanya berbeda satu tahun dan hanya lima kelompok usia saja sehingga tidak terdapat perbedaan ataupun perubahan yang signifikan pada gigi geligi sampel antara


(60)

masing-48

masing kelompok usia sehingga hasil yang didapatkan kurang terlihat perbedaanya satu sama lain.

5.2 Jarak Interkantal pada Suku India Malaysia

Jarak interkantal merupakan salah satu pengukuran antropometrik wajah yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memperkirakan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila. Jarak interkantal diukur dari sudut medial mata dari fisura palpebral bilateral mata dengan menggunakan golden mean gauge.4

Hasil penelitian ini (Tabel 4) menunjukkan nilai rerata jarak interkantal pada suku India Malaysia sebesar 31,347 ± 1,333 mm. Berdasarkan penelitian Ngeow dk. (2009), mendapatkan nilai rerata jarak interkantal sebesar 34,1 ± 2,2 mm bagi suku India di negara India. Hubungan dengan hasil penelitian ini menunjukkan rerata jarak interkantal lebih kecil jika dibanding dengan penelitian Ngeow dk. (2009).43 Hal ini menunjukkan jarak interkantal tidak sama antara suku India Malaysia dengan suku India di negara India walaupun masyarakat India Malaysia merupakan keturunan yang sama dengan masyarakat India di negara India. Faktor yang menyebabkan perbedaan ini adalah lingkungan dan juga pengunyahan. Faktor lingkungan terjadi karena terdapat pengambilan gizi dari jenis makanan yang berbeda antara dua negara. Fakor pengunyahan dimana pola makan yang terdapat pada masyarakat yang makanannya keras menunjukkan ukuran lengkung alveolar lebih besar dibanding masyarakat yang makananya lunak. Hal ini menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan wajah bagian atas lebih lebar sehingga mempengaruhi lebar jarak interkantal.44 Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti keadaan sampel saat ini, tanpa meneliti faktor lingkungan, asupan nutrisi dan jenis makanan, sehingga selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

Berdasarkan penelitian Egwu dkk. (2008) mendapat nilai rerata jarak interkantal sebesar 42,99 ± 0,39 bagi populasi Nigeria. Hubungan dengan hasil penelitian ini rerata jarak interkantal lebih kecil jika dibanding dengan penelitian Egwu dkk. (2008). Hal ini karena terdapat perbedaan ras. Ras penelitian ini adalah ras kaukasoid


(61)

49

sedangkan ras penelitian Egwu dkk. (2008) adalah ras negroid.20 Ras Kaukasoid memiliki wajah yang lurus dengan tulang hidung yang berbentuk menara dan sempit. Manakala ras Negroid memiliki profil yang menonjol atau prognatik terutama di daerah alveolar, memliki tulang nasal berbentuk “kubah metal” dan lebar.35 Hal ini menunjukkan jarak interkantal suku India Malaysia yaitu ras kaukasoid lebih kecil jika dibanding dengan ras negroid.

5.2.1 Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian terhadap nilai rerata jarak interkantal dilihat berdasarkan jenis kelamin (Tabel 7). Uji Independent T-Test digunakan untuk membandingkan rerata nilai jarak interkantal pada laki-laki dan perempuan.

Hasil penelitian ini (Tabel 7) menunjukkan nilai rerata jarak interkantal pada laki-laki sebesar 31,428 ± 1,249 dan pada perempuan sebesar 31,266 ± 1,440 mm. Pada penelitian ini menunjukkan nilai rerata jarak interkantal lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata jarak interkantal antara laki-laki dan perempuan (p>0,05).

Penelitian Vasanthakumar dkk. (2013) mendapatkan nilai rerata jarak interkantal pada laki-laki sebesar 34,27 ± 3,57 mm dan pada perempuan sebesar 33,41 ± 3,09 mm (p>0,05). Hubungan dengan hasil penelitian ini (Tabel 3) adalah sama-sama menunjukkan nilai rerata jarak interkantal lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin. Nilai rerata penelitian ini dan penelitian Vasanthakumar dkk. (2013) juga menunjukkan keduanya adalah jarak interkantal normal.33

5.2.2 Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Usia

Penelitian terhadap nilai rerata jarak interkantal dilihat berdasarkan kelompok usia 21-25 tahun (Tabel 8). Uji Oneway ANOVA digunakan untuk membandingkan rerata nilai jarak interkantal antara kelompok usia 21-25 tahun.

Hasil penelitian ini (Tabel 8) menunjukkan rerata nilai jarak interkantal pada kelompok usia 21 tahun sebesar 31,238 ± 1,068 mm, pada kelompok usia 22 tahun


(62)

50

sebesar 31,817 ± 1,143 mm, pada kelompok usia 23 tahun sebesar 30,822 ± 1,389 mm, pada kelompok usia 24 tahun sebesar 31,417 ± 1,600 mm, dan pada kelompok usia 25 tahun sebesar 30,950 ± 0,591 mm. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata jarak interkantal antara kelompok usia 21-25 tahun (p> 0,05). Berdasarkan teori, pada usia 8-11 tahun proses tumbuh kembang jarak interkantal sudah selesai, maka penelitian ini dilakukan pada suku India Malaysia dewasa yang berusia 21 tahun hingga 25 tahun.5 Mendukung hasil penelitian ini, tidak ada perbedaan signifikan pada nilai rerata jarak interkantal maksila antara umur 21-25 tahun. Selain itu, sampel penelitian yang diambil merupakan kelompok usia yang tidak terlalu jauh perbedaanya satu sama lain hanya berbeda satu tahun dan hanya lima kelompok usia saja sehingga tidak terdapat perbedaan ataupun perubahan yang signifikan pada jarak interkantal sampel antara masing-masing kelompok usia sehingga hasil yang didapatkan kurang terlihat perbedaanya satu sama lain.

5.3 Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila pada Suku India Malaysia

Golden proportion merupakan suatu konsep yang menilai matematika yang menghasilkan suatu dasar pemahaman tentang proporsi yang seimbang serta dapat digunakan untuk mencapai sesuatu yang indah. Pada tahun 1978, Levin menemukan sebuah konstanta rasio matematika yang menggambarkan dimensi antara bagian yang terkecil dan terbesar yaitu 0,618 : 1 dan proporsi ini disebut sebagai golden proportion.3 Teknik menentukan nilai Golden Proportion diperoleh dari perhitungan yaitu membagi lebar kedua gigi insisivus sentralis permanen maksila dengan antropometrik jarak interkantal mata. Pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dan jarak interkantal ini diukur dengan menggunakan golden mean gauge.

Hasil penelitian ini (Tabel 4) menunjukkan nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila sebesar 0,558 ± 0,021 yaitu diantara 0,537 dan 0,579. Hubungan dengan hasil penelitian ini, nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila lebih kecil jika dibanding dengan konsep golden proportion dan


(63)

51

penelitian George dk. (2010) dan Bali dkk. (2013). Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan antara nilai rerata jarak interkantal dan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia. Selain itu, terdapat perbedaan faktor lingkungan dimana penelitian ini dilakukan pada suku India Malaysia manakala penelitian George dk. (2010) dan Bali dkk. (2013) dilakukan pada suku India di India. 2,3 Faktor lingkungan adalah dari segi jenis makanan dan asupan gizi. Konsumsi makanan yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Negara Malaysia lebih ke arah modern dimana asupan gizi dari konsumsi makanan lebih kecil jika dibanding dengan negara India. Faktor genetik juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jarak interkantal dan gigi insisivus sentralis maksila.42 Hal-hal ini menyebabkan nilai golden proportion yang diperoleh lebih kecil jika dibanding dengan penelitian di India.

5.3.1 Nilai Rerata Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Jenis Kelamin

Penelitian terhadap nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki dan perempuan (Tabel 9) telah dianalisis dengan uji Independent T-Test.

Hasil penelitian ini (Tabel 9) menunjukkan rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada laki-laki sebesar 0,559 ± 0,020 dan sedangkan pada perempuan 0,558 ± 0,022. Berdasarkan uji Independent T-Test, diperoleh 0,898 (p>0,05) dan ini menunjukkan Hα ditolak karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin adalah asupan nutrisi yang sama sehingga pertumbuhan juga sama dan mungkin sampel yang diambil adalah kecil. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti keadaan sampel saat ini, tanpa meneliti faktor-faktor ini sehingga penelitian selanjutnya perlu diteliti dengan faktor-faktor-faktor-faktor tersebut untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.


(64)

52

5.3.3 Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Kelompok Usia

Penelitian terhadap nilai rerata golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21- 25 tahun (Tabel 10) telah dilakukan menggunakan alat golden mean gauge.

Hasil penelitian ini (Tabel 10) menunjukkan rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada kelompok usia 21 tahun sebesar 0,557 ± 0,017, pada kelompok usia 22 tahun sebesar 0,558 ± 0,024, pada kelompok usia 23 tahun sebesar 0,558 ± 0,020, pada kelompok usia 24 tahun sebesar 0,571 ± 0,031 dan pada kelompok usia 25 tahun sebasar 0,556 ± 0,021. Hal ini menunjukkan Hα ditolak karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara kelompok usia 21-25 tahun (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian, terbukti bahwa proses tumbuh kembang jarak interkantal dan kedua gigi insisivus sentralis maksila sudah selesai pada suku India Malaysia usia 21 - 25 tahun dan ini menyebabkan tidak terdapat perbedaan signifikan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila antara umur 21-25 tahun. Sampel yang diambil merupakan kelompok usia yang tidak terlalu jauh perbedaannya satu sama lain hanya lima kelompok usia saja sehingga tidak terdapat perbedaan ataupun perubahan yang signifikan pada nilai golden proportion subjek antara kelompok usia.

5.4 Nilai Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Rerata Jarak Interkantal dan Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge

Golden mean gauge merupakan suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan proporsi yang harmonis dengan konsep golden proportion. Dalam penelitian ini, golden mean gauge telah digunakan untuk mengukur jarak interkantal pada sampel dan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja. Ketika melakukan


(65)

53

pengukuran dengan satu bagian dari golden mean gauge, bagian disebelahnya akan melebar secara langsung. Ukuran bagian melebar secara langsung ini juga telah dicatat.

Hasil penelitian ini (Tabel 12 dan Tabel 13) menunjukkan rerata nilai jarak interkantal yang didapatkan dari golden mean gauge (Y’) ketika pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada model kerja sebesar 28,320 ± 1,322 mm, rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila yang didapatkan dari golden mean gauge (X’) ketika pengukuran jarak interkantal pada sampel sebesar 19,373 ± 0,822 mm, nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari alat golden mean gauge (Z’) sebesar 0,618 ± 0, dan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari sampel dan model kerja (Z) sebesar 0,558 ± 0,021. Hα diterima, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia dan alat golden mean gauge. Nilai golden proportion pada suku India Malaysia lebih kecil. Hal ini disebabkan, lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila didapatkan pada suku India Malaysia lebih kecil dibanding dari alat golden mean gauge, sedangkan jarak interkantal lebih besar, sehingga nilai golden proportion yang didapatkan lebih kecil pada suku India Malaysia. Alat golden mean gauge tidak spesifik untuk semua suku. Latar belakang, pengetahuan umum dan sosial mempengaruhi asupan nutrisi sehingga menimbulkan gangguan pertumbuhan. Hal ini menunjukkan perlu penelitian lebih lanjut dan alat golden mean gauge ini tidak sesuai dengan nilai golden proportion pada suku India Malaysia.

5.5 Rerata Nilai Golden Proportion (Z) pada Laki-laki dan Perempuan dengan Nilai Golden Proportion (Z’) Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge

Hasil penelitian ini (Tabel 13) menunjukkan nilai golden proportion pada laki-laki sebesar 0,559 ± 0,020, nilai golden proportion pada perempuan sebesar 0,558 ± 0,022 dan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge (Z’) sebesar 0,618 ± 0. Terdapat perbedaan yang signifikan nilai rerata golden proportion pada laki-laki


(66)

54

dan perempuan dengan nilai golden proportion dari alat golden mean gauge (p<0,05). Nilai golden proportion yang didapatkan pada laki-laki dan perempuan lebih kecil daripada nilai golden proportion yang didapatkan dari alat golden mean gauge. Nilai golden proportion dari alat golden mean gauge tidak sesuai dan tidak dapat diaplikasikan untuk perawatan kedokteran gigi untuk suku India Malaysia.


(1)

viii

3.8.1 Ethical Clearance... 29

3.8.2 Pemilihan Sampel ... 29

3.8.3 Informed Consent ... 29

3.8.4 Pengukuran Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila ... 30

3.8.4.1 Pembuatan Model Kerja ... 30

3.8.4.2 Pengukuran Lebar Gigi Insisivus Sentralis Maksila pada Model Kerja ... 30

3.8.5 Pengukuran Jarak interkantal ... 31

3.8.6 Contoh Cara Perhitungan Nilai Golden Proportion ... 32

3.8.7 Pengolahan dan Analisa Data... 33

3.9 Alur Penelitian ... 34

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengukuran Sampel Penelitian ... 36

4.2 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X),Jarak Interkantal (Y) dan Nilai Golden Proportion Antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (Z) ... 36

4.3 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X) Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

4.4 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X) Berdasarkan Usia ... 38

4.5 Rerata Nilai Jarak Interkantal (Y) Berdasarkan Jenis Kelamin ... 38

4.6 Rerata Nilai pada Jarak Interkantal (Y) Berdasarkan Usia ... 39

4.7 Rerata Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal Dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (Z) Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

4.8 Rerata Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal Dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (Z) Berdasarkan Usia ... 40

4.9 Rerata Nilai Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila (X’), Jarak Interkantal (Y’) dan Nilai Golden Proportion (Z’) yang Didapatkan Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge... 41

4.10 Rerata Nilai Golden Proportion (Z) pada Laki-laki dan Perempuan dengan Nilai Golden Proportion (Z’) Berdasarkan Alat Golden Mean Gauge ... 42

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Pada Suku India Malaysia ... 45

5.1.1 Nilai Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

5.1.2 Nilai Rerata Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan Usia ... 47


(2)

5.2 Jarak Interkantal Pada Suku India Malaysia ... 48 5.2.1 Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49 5.2.2 Nilai Rerata Jarak Interkantal Berdasarkan Usia ... 49

5.3 Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Pada Suku India Malaysia ... 50 5.3.1 Nilai Golden Proportion antara Jarak Interkantal dengan

Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 51 5.3.2 Nilai Rerata Golden Proportion antara Jarak Interkantal

dengan Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila

Berdasarkan Usia ... 52 5.4 Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila, Jarak Interkantal

dan Nilai Golden Proportion Berdasarkan Alat Golden Mean

Gauge ... 52 5.5 Rerata Nilai Golden Proportion (Z) pada Laki-laki dan

Perempuan dengan Nilai Golden Proportion (Z’) Berdasarkan

Alat Golden Mean Gauge ... 53 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 55 DAFTAR PUSTAKA ... 56 LAMPIRAN


(3)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan rahang bawah

berdasarkan usia ... 9 2. Distribusi frekuensi karakteristik umum berdasarkan jenis kelamin .. 36 3. Distribusi frekuensi karakteristik umum berdasarkan usia ... 36 4. Rerata lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila, jarak interkantal

dan nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar

kedua gigi insisivus sentralis maksila ... 37 5. Rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku

India Malaysia berdasarkan jenis kelamin ... 37 6. Rerata nilai lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku

India Malaysia berdasarkan usia ... 38 7. Rerata nilai jarak interkantal pada suku India Malaysia berdasarkan

jenis kelamin ... 39 8. Rerata nilai jarak interkantal pada suku India Malaysia berdasarkan

usia ... 39 9. Rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar

kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia

berdasarkan jenis kelamin ... 40 10. Rerata nilai golden proportion antara jarak interkantal dengan lebar

kedua gigi insisivus sentralis maksila pada suku India Malaysia

berdasarkan usia ... 40 11. Hasil pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila ... 41 12. Hasil pengukuran jarak interkantal ... 42

13. Rerata nilai golden proportion (Z) pada laki-laki dan perempuan dengan nilai golden proportion (Z’) berdasarkan alat golden mean

gauge ... 43


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Anatomi Mata... 6

2. Anatomi Gigi Insisivus Sentralis Maksila ... 10

3. Pembagian Wajah Secara Vertikal ... 12

4. Nilai Golden proportion 1 : 0,618 ... 13

5. Golden mean gauge / golden ruler... 13

6. Pengukuran lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila ... 14

7. Metode pengukuran jarak interkantal... 15

8. Metode pengukuran lebar bizigomatik... 16

9. Metode pengukuran lebar intercommisural ... 16

10. Metode pengukuran jarak interpupil ... 17

11. Metode pengukuran lebar interalar ... 18

12. Pengukuran gigi insisivus sentralis maksila pada marginal ridge yang paling lebar menggunakan golden mean gauge ... 31

13. Pengukuran jarak interkantal menggunakan golden mean gauge ... 32


(5)

xii

DAFTAR SINGKATAN

I1 Insisivus sentral (Insisivus satu)

I2 Insisivus Lateral (Insisivus dua)

C Kaninus (canine)

P1, P2 Premolar satu, Premolar dua

M1, M2, M3 Molar satu, Molar dua, Molar tiga

x Nilai rata-rata (mean)

Mm Millimeter

X Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari model kerja

X’ Lebar kedua gigi insisivus sentralis maksila dari alat golden mean gauge

Y Jarak interkantal dari sampel

Y’ Jarak interkantal dari alat golden mean gauge

JK Jenis kelamin

GP Golden Proportion


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Skema Alur Pikir 2. Skema Alur Penelitian 3. Kuesioner Penelitian

4. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

5. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian (Informed Consent) 6. Prosedur Penelitian

7. Surat Ethical Clearance

8. Data Hasil Pengukuran Jarak Interkantal, Lebar Kedua Gigi Insisivus Sentralis Maksila dan Nilai Golden Proportion