Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Needs Terhadap Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan
kepada pasien, diagnostik dan terapeutik untuk berbagai penyakit dan masalah
kesehatan, baik yang bersifat bedah maupun non bedah. Rumah sakit harus dibangun
dan dilengkapi, serta dipelihara dengan baik untuk menjamin pelayanan kesehatan,
keselamatan pasiennya, harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak berdesakdesakan, dan terjamin sanitasinya untuk kesembuhan pasien (Aditama, 2003).
Menurut Azwar (1996), rumah sakit adalah suatu organisasi yang memiliki
tenaga medis professional yang terorganisasi suatu sarana kedokteran yang permanen,
menyelenggarakan

pelayanan

kedokteran,

asuhan

keperawatan


yang

berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita pasien.
Menurut Sujudi dan Suhartini (1996), tujuan adanya rumah sakit agar dapat menjual
jasa untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit serta memberikan pelayanan atau
perawatan secara preventif, kuratif dan rehabilitatif serta untuk keperluan pendidikan
dan penelitian. Adapun tugas daripada rumah sakit adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya dan berhasil guna. Upaya-upaya tersebut dilakukan agar
terjadi penyembuhan dengan penanganan secara medis dan professional.

9
Universitas Sumatera Utara

10

2.1.1 Pelayanan Rumah Sakit
Departemen Kesehatan RI telah menyusun kriteria-kriteria penting mengenai
jenis disiplin pelayanan yang berkaitan terutama dengan struktur dan proses
pelayanan rumah sakit, sebagai salah satu nilai atau modul yang dijadikan sebagai
dasar perbandingan yang harus dipakai oleh pengelola rumah sakit dalam

melaksanakan pelayanan yang didasari ilmu pengetahuan dan keterampilan
manajemen rumah sakit yang memadai dan dijiwai oleh etika profesi (Depkes RI,
2008).
Pelayanan kesehatan yang dilakukan di rumah sakit digolongkan dalam tiga
bentuk pelayanan yaitu pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan pelayanan
gawat darurat. Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan pada waktu
dan jam tertentu sedangkan pelayanan rawat inap adalah pelayanan yang diberikan
dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam. Adapun pelayanan gawat darurat adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan dalam waktu setinggi-tingginya 24 jam
(Depkes,2008).
2.1.2 Pelayanan Rawat Inap
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tanggal 28 Oktober
2009 tentang Rumah Sakit, disebutkan bahwa rawat inap terdiri dari :
1. Unit Ruangan Perawatan Umum
2. Unit Ruangan Perawatan Penyakit Dalam
3. Unit Ruangan Perawatan Bedah
4. Unit Ruangan perawatan Obstetri dan Ginekologi
5. Unit Ruang Perawatan Bayi

Universitas Sumatera Utara


11

6. Unit Ruang Perawatan Pediatri
Azwar (1996) menyatakan sejak pasien dirawat dirumah sakit hingga
diperbolehkan pulang, maka pasien rawat inap akan mendapatkan pelayanan sebagai
berikut :
1. Pelayanan Penerimaan/administrasi
2. Pelayanan dokter
3. Pelayanan makanan/gizi
4. Pelayanan penunjang medik dan non medik
5. Kebersihan lingkungan
2.1.3 Dimensi Mutu Pelayanan kesehatan
Sebagai salah satu bentuk pelayanan jasa yang melibatkan tingkat interaksi
yang tinggi antara penyelenggara dan pemakai jasa, mutu pelayanan kesehatan
ditentukan oleh beberapa faktor dimensi pokok. Terdapat enam faktor yang
mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan prosedur
kesehatan, yaitu :
1. Kompetensi teknis, yaitu yaitu pelayanan yang sesuai dengan stadar teknik
pelayanan yang sudah disepakati oleh para ahli sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.
2. Keamanan pelayanan, yaitu pelayanan yang diberikan tidak menyebabkan
komplikasi atau kelainan pasien.
3.

Kenyamanan Pelayanan, yaitu pelayanan yang diberikan dalam lingkungan yang
nyaman, misalnya ruang tunggu dan runag periksa mempunyai ventilasi yang

Universitas Sumatera Utara

12

baik, cahaya cukup terang, tempat duduk yang memadai, bersih dan rapi, serta
menunggu giliran yang diperiksa tidak terlalu lama.
4. Informasi pelayanan, yaitu adanya berbagai peran papan informasi misalnya loket
pendaftaran, jam buka dan tutup, tanda petunjuk kearah ruangan pemeriksaan dan
sebagainya, dengan demikian dapat memberikan kemudahan pada pasien yang
berkunjung.
5. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pelayanan, yaitu pasien diterima dengan ramah
tamah, petugas bersikap baik terhadap pasien, maupun teman sekerjanya, dengan

raut muka yang berseri, bersikap membantu dan melayani pasien sampai selesai.
6. Efisiensi pelayanan, yaitu tidak terjadi pemborosan dalam memberikan
pelayanan, misalnya tidak memberikan antibiotik bila tidak diperlukan,tidak
memberikan suntikan bila tidak diperlukan, memberikan pelayanan kesehatan
datang tepat waktu sehingga tidak membuang waktu pasien menunggu (Depkes
RI, 2000).

2.2 Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)
2.2.1 Sejarah JKA
Pemerintah Provinsi Aceh menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan
Aceh (JKA) pada 1 Juni 2010. Program ini menjangkau hingga seluruh penduduk
Provinsi Aceh (universal health coverage). Gubernur Propinsi Aceh drh. Irwandi
Yusuf M, Sc, menempatkan Program JKA sebagai salah satu upaya meningkatkan
sumber daya di Provinsi Aceh. Program JKA bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan, mendorong kreatifitas dan produktivitas masyarakat Aceh untuk

Universitas Sumatera Utara

13


menggapai visi Aceh 2015 “ Aceh Sehat Yang Islami, Mandiri, Berkeadilan dan
Sejahtera. Program JKA menjembatani Aveh untuk mengakses pelayanan kesehatan.
JKA menghilangkan kendala biaya ketika masyarakat Aceh berobat. Pemerintah tidak
lagi memungut biaya administrasi maupun biaya pelayanan kesehatan.
2.2.2 Kebijakan Dalam JKA
Kebijakan JKA salah satu bagian yang terpenting untuk menciptakan
masyarakat Aceh terlepas dari belenggu ketidakberdayaan, kesakitan, kesehatan telah
manjadikan masalah tersendiri dalam masyarakat yang telah lama berusaha untuk
dihilangkan.
1. Kepesertaan
Pergub Aceh nomor 56 tahun 2011 pasal 4 menyebutkan peserta JKA adalah seluruh
penduduk Aceh, tidak termasuk:
1. Peserta Program Askes Sosial PT Askes (Persero) termasuk pejabat negara yang
iurannya dibayar pemerintah, Pemerintah Aceh, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
2. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek.
Penduduk Aceh adalah masyarakat yang berdomisili di Aceh dan memiliki KTP
Aceh atau KK Aceh atau surat keterangan penduduk yang dibuat oleh kepala desa
berdasarkan persetujuan camat setempat.
Peserta JKA digolongkan menjadi dua jenis kesepertaan yaitu:
1. Peserta JKA Jamkesmas: peserta yang dibiayai oleh dana APBN diperuntukkan

bagi penduduk miskin sesuai kriteria yang ditetapkan pemerintah pusat. Peserta JKA
Jamkesmas juga berhak mendapatkan JKA melalui integrasi pembiayaan kesehatan
antara APBN dan APBA.

Universitas Sumatera Utara

14

2. Peserta JKA Non Jamkesmas: peserta yang dibiayai oleh dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) diperuntukkan bagi penduduk yang tidak
dijamin oleh program asuransi kesehatan sosial PT. Askes dan JPK Jamsostek
2. Iuran
1. Pada tiga tahun pertama (2010-2012) Pemerintah Provinsi Acehmenggangarkan
setiap tahun sejumlah Rp241,9 M (tahun 2010), Rp 399 M (tahun 2011) dan Rp 419
M (tahun 2012) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA). Dana JKA
tersebut digunakan untuk pembayaran kapitasi di fasilitas kesehatan dasar (puskesmas
dan jaringannya) dan untuk pembayaran klaim rumah sakit.
2. Tahun 2014 dan selanjutnya, Pemerintah Daerah Aceh merencanakan pembatasan
subsidi iuran bagi penduduk miskin dan hampir miskin. Penduduk Aceh yang bekerja
mandiri dan memiliki kemampuan ekonomi wajib mengiur.

3. Tata Laksana Pelayanan Kesehatan
1. Manfaat jaminan kesehatan yang diberikan kepada peserta adalah dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (komprehensif) berdasarkan
kebutuhan medis sesuai dengan standar pelayanan medis.
2. Pelayanan kesehatan dalam Program JKA menerapkan pelayanan terstruktur dan
berjenjang.
3. Pelayanan rawat inap tingkat lanjut diberikan diruang rawat inap kelas III.
4. Pemberian pelayanan kepada peserta oleh fasilitas kesehatan harus dilakukan
secara efisien dan efektif, dengan menerapkan prinsip kendali biaya dan kendali
mutu.

Universitas Sumatera Utara

15

2.3 Konsep Pasien PAPS
2.3.1 Pengertian Pasien PAPS
PAPS adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum
diputuskan boleh pulang oleh dokter yang merawatnya. Standar kejadian pulang
paksa di rumah sakit adalah ≤ 5%. Pasien dikatakan keluar hidup jika pasien yang di

pulangkan seizin dokter yang merawat, sedangkan pasien keluar dengan keadaan mati
dikategori pasien mati 7 hari).
2.6.2 Faktor Enabling
1. Pendapatan
Menurut Sumardi dan Dieter Evers dalam Khalimah (2007), pendapatan yaitu
seluruh penerimaan baik berupa uang maupun dari hasil sendiri. Jadi yang dimaksud
pendapatan adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan
pekerjaan sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Dari defenisi diatas
dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah jumlah penghasilan baik berupa uang
maupun barang yang diperoleh dari hasil pekerjaannya.
2. Keterjangkauan Biaya
Menurut Anjaryani (2009), keterjangkauan biaya merupakan kemampuan
pasien dalam membayar jasa terhadap pelayanan yang telah didapat atau

Universitas Sumatera Utara

27

kesanggupan individu atau keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan meliputi
kewajaran biaya, kejelasan komponen biaya, biaya pelayanan Sedangkan menurut

Menurut Mulyadi (2005), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang memungkinkan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.
3. Ketersediaan Sarana/Fasilitas Kesehatan
Sarana/fasilitas pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terjadinya
perilaku kesehatan. Faktor ini mencakup ketersediaan saranan dan prasarana fasilitas
kesehatan seperti fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2.6.3 Faktor Needs
1. Sikap Petugas
Menurut Anjaryani (2009), sikap petugas meurpakan unsur yang memberikan
pengaruh yang paling besar dalam menentukan kualitas dar pelayanan yang di
berikan kepada pasien di rumah sakit.
2. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan keadaan, kesediaan dan kepedulian dari orangorang yang dapat dihandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Pada saat proses
perawatan berlangsung, dukungan keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien yaitu
sebagai penyemangat untuk kesembuhannya.
3. Persepsi Tentang Penyakit
Persepsi tentang penyakit adalah sebuah proses dimana individu menafsirkan
tentang perkembangan penyakitnya. Persepsi tentang penyakit memiliki sifat


Universitas Sumatera Utara

28

subyektif. Hal tersebut berarti setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda
terhadap penyakitnya

2.7. Kerangka Konsep
Variabel Bebas

Variabel Terikat

Faktor Predisposing
-Jenis Kelamin
-Umur
-Pendidikan
-Pengetahuan
-Lama Perawatan

Faktor Enabling
-Pendapatan
-Keterjangkauan Biaya
-Fasilitas kesehatan

Keputusan Pasien Untuk
Pulang Atas Permintaan
Sendiri (PAPS)

Faktor Needs
-Sikap petugas
-Dukungan keluarga
-Persepsi tentang penyakit

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep, dapat dirumuskan definisi konsep variabel
penelitian yaitu sebagai berikut : Faktor predisposing merupakan kumpulan faktor
yang menggambarkan karakteristik individu yang mempengaruhi seseorang untuk
memakai pelayanan kesehatan (jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan dan
lama perawatan), Faktor enabling merupakan suatu kondisi atau keadaan yang
membuat seseorang mampu melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya
akan pelayanan kesehatan sangat tergantung pada kemampuan konsumen untuk

Universitas Sumatera Utara

29

membayar (pendapatan keluarga, keterjangkauan biaya dan ketersediaan fasilitas).
Faktor needs merupakan

dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan

pelayanan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung tidak ada (sikap petugas,
dukungan keluarga dan persepsi tentang penyakit). Sedangkan keputusan pasien
untuk pulang atas permintaan sendiri merupakan keputusan yang dilakukan
responden untuk pulang sebelum adanya izin dari dokter yang merawatnya.
2.8. Hipotesis Penelitian
Dari gambar kerangka konsep di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah
terdapat pengaruh faktor predisposing (jenis kelamin, umur, pendidikan, pengetahuan
dan lama perawatan), faktor enabling (pendapatan, keterjangkauan biaya, fasilitas
kesehatan) dan faktor needs (sikap petugas, dukungan keluarga dan persepsi tentang
penyakit) terhadap keputusan pasien untuk PAPS di RSUD. Dr. Yuliddin Away
Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelatihan Dan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

13 100 124

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Needs Terhadap Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

4 12 135

Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

3 9 81

Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 0 11

Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 0 3

Pelaksanaan Fungsi Manajerial Perawat Pelaksana di Ruang Penyakit Dalam RSUD Dr.H.Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 0 7

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Needs Terhadap Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 3 17

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Needs Terhadap Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 0 2

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Needs Terhadap Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 0 8

Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Needs Terhadap Keputusan Pasien Untuk Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) di RSUD Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan

0 0 32