Penentuan Kalsium Dan Ph Padaproduk Aqua Di Pt. Tirta Sibayakindo

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).Awalnya, industri air minum
di Indonesia diprakarsai oleh Almarhum Tirto Utomo. Beliau mendirikan
perusahaan dengan nama PT. Golden Mississippi yang memiliki pabrik di Bekasi,
Jawa Barat . Pada tahun 1989 nama PT. Golden Mississippi diganti menjadi PT.
AQUA Golden Mississippi (AGM). PT. AGM ini merupakan perusahaan pertama
di Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan Air Minum Dalam Kemasan
dengan merk dagang “AQUA”.
Pada tahun 1983, dengan mulai meluasnya distribusi AQUA maka
diputuskan untuk memisahkan bagian distribusi dan bagian produksi dengan
menunjuk PT. Wirabuana Internet. Sebelumnya untuk eksport ke beberapa Negara
ASEAN yang mulai dirintis tahun 1987 diganti nama sendiri oleh PT. AQUA
Golden Mississippi. Sebagai upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada
konsumen, pada tahun 1984 dilakukan dispensi pabrik yang pertama dengan

dibuka pabrik “AQUA” yang ke-2 di Pandaaan Jawa Timur, yaitu PT Tirta Jaya
Mas Unggul. Dengan luasnya pemasaran produk “AQUA” di masyarakat dan
pasaran yang hampir menjangkau seluruh pelosok Indonesia, perusahaan memberi
lisensi untuk memproduksi “AQUA” oleh PT. Tirta Dewata Semesta (Bali) tahun

Universitas Sumatera Utara

4

1987. PT. Panida Utama di Ciburial-Sukabumi (Jawa Barat) tahun 1987 dan pada
tahun 1990 kepada PT. Tirta Sibayakindo (Berastagi) sebagai pabrik ke-5 di
Indonesia.
Tanggal 4 September 1998 merupakan hari bersejarah bagi PT. AQUA
Group, karena salah satu produsen raksasa air minum dalam kemasan yang
berpusat di Paris, Prancis melakukan kerjasama yaitu Group Danone yang
diwakili oleh Danone Asia.
Pada tanggal 16 Oktober 2000, setelah bergabung dengan Danone semua
anak perusahaan AQUA Group diganti menjadi PT. Tirta Investama kecuali PT.
AQUA Golden Mississippi, PT. Tirta Sibayakindo dan PT. Varia Industri Tirta.
2.2


Definisi Air
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk

hidup yang lain juga sangat membutuhkan air. Kekurangan air pada tubuh
manusia bisa menyebabkan dehidrasi karena ketahanan tubuh manusia sangat
bergantung pada berbagai fungsi air sedangkan tubuh manusia belum
mengembangkan suatu sistem penyimpanan air sebagai sistem penyimpanan
lemak.
Bagi kehidupan makhluk hidup, air bukanlah merupakan hal yang baru,
karena tidak satupun kehidupan di bumi ini dapat berlangsung tanpa air. Oleh
sebab itu air dikatakan sebagai benda mutlak yang harus ada dalam kehidupan
manusia. Tubuh manusia mengandung 60%-70% air dari seluruh berat badan, air
didaerah jaringan lemak terdapat kira-kira 90% (Soemirat, 2001).

Universitas Sumatera Utara

5

Air yang dipergunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari masih

banyak yang belum memenuhi persyaratan kesehatan, maka pengelolaan sumber
daya air sangat penting agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan
tingkat mutu yang diinginkan.Salah satu langkah pengelolahan yang dilakukan
adalah pemantauan dan interprestasi data kualitas fisika, kimia dan biologi
(Effendi, 2003).
Pada prinsipnya, jumlah air dialam ini tetap dan mengikuti suatu aliran
yang dinamakan “ cyclus hydrologie”. Dengan adanya penyinaran matahari, maka
semua air yang ada pada permukaan bumi akan bersatu dan berada ditempat yang
tinggi yang sering dikenal dengan nama awan. Oleh angin, awan ini akan terbawa
makin lama makin tinggi dimana temperature diatas semakin rendah, yang
menyebabkan titik-titik air jatuh kebumi sebagai hujan. Air hujan ini sebagian
mengalir kedalam tanah jika menjumpai lapisan rapat air, maka perserapan akan
berkurang, dan sebagian air akan mengalir diatas lapisan rapat air ini. Jika air ini
keluar pada permukaan bumi, umumnya berbentuk sungai-sungai dan jika melelui
suatu tempat rendah (cekung) maka air akan berkumpal, membentuk suatu danau
atau telaga. Tetapi banyak diantaranya yang mengalir kelaut kembali dan
kemudian akan mengikuti siklus hidrologi ini (Sutrisno,1994).
Berdasarkan peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan
kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun
penggolongan air menurut Effendi (2003) adalah sebagai berikut :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golangan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.

Universitas Sumatera Utara

6

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan pertenakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit tenaga listrik.
2.3

Sumber Air
Makhluk Hidup tidak terlepas dari kebutuhan akan air. Manusia dalam

kehidupan sehari-hari memerlukan air untuk berbagai keperluan mulai dari air
minum, mencuci, mandi dan lain-lain. Sumber-sumber air tersebut adalah:


2.3.1

Air Angkasa (Hujan)
Air yang berada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai

sumber.Berdasarkan

letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa

(hujan), air permukaan dan air tanah.

2.3.2

Air Permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai, danau,

telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya. Air permukaan
merupakan salah satu sumber penting bahan baku air bersih.


2.3.3

Air Tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan

bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

Universitas Sumatera Utara

7

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air
hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tanah
menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Air tanah
memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain. Pertama, air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu mengalami proses purifikasi
atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang tahun, saat
musim kemarau sekalipun.Sementara itu air tanah juga memiliki beberapa
kerugian atau kelemahan dibanding sumber air lainnya.Air tanah mengandung

zat-zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi dapat
menyebabkan kesadahan air. Selain itu, untuk menghisap dan mengalirkan air ke
atas permukaan, diperlukan pompa (Chandra,B.2007).

2.4

Karakteristik Air
Menurut Effendi (2003), air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki

oleh senyawa kimia lain, karakter tersebut antara lain :
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0ºC (32ºF) – 100ºC,
air berwujud cair.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
penyimpan panas yang sangat baik.
3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan
adalah proses perubahan air menjadi uap air.
4. Air merupakan pelarut yang baik.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.


Universitas Sumatera Utara

8

2.5

Syarat-Syarat Air Minum
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan

tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan
segala yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia
yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat secara estetis, dan dapat
merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan
endapan pada seluruh jaringan distribusinya.
Atas dasar pemikiran tersebut dibuat suatu standar air minum yaitu suatu
peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi sebagai parameter yang
sebaiknya diperbolehkan didalam air minum (Slamet, 1994).

Menurut Sutrisno (1994), dari segi kualitas air minum harus memenuhi :
a.


Syarat Fisik

1.

Air tidak boleh berbau
Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh

masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis
dapat disebabkan oleh tumbuhnya Algae.

2.

Air tidak boleh berasa
Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air minum yang tidak

tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan. Rasa logam/amis, rasa pahit, asin, dan sebagainya. Efeknya tergantung
pada penyebab timbulnya bau tersebut.
3.


Air tidak boleh berwarna

Universitas Sumatera Utara

9

Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna.

4.

Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang

bersifat anorganik maupun organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan
tanaman dan hewan. Buangan industri juga dapat menyebabkan kekeruhan. Zat
organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembang
biakannya.


5.

Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk ± 25ºC) agar :
-

Tidak terjadi pelarutan kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan

6.

-

Menghambat reaksi-reaksi biokimia didalam saluran/pipa

-

Mikroorganisme patogen tidak mudah berkembang biak

-

Bila diminum air dapat menghilangkan dahaga.

Jumlah zat padat terlarut (TDS)
TDS biasanya terdiri dari zar organik, garam anorganik dan gas terlarut.

Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula.

Universitas Sumatera Utara

10

b.

Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat

kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

c.

Syarat Bakteriologik
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen)

dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas
yang telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air.
Bakteri golongan Coli ini bersal dari usus besar (feaces) dan tanah.
Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah :
-

Bakteri typshum

-

Vibrio colereae

-

Bakteri dysentriae

-

Entamoeba histolyhes

-

Bakteri enteritis (penyakit perut)

Air yang mengandung Coli dianggap telah terkontaminasi (tercemar) dengan
kotoran manusia.

2.6

Air Minum
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum
(Kepmenkes, RI., 2002).Air minum yang baik dan aman untuk kesehatan jika
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis dan kimiawi sesuai dengan parameter
yang ditentukan oleh Permenkes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010.

Universitas Sumatera Utara

11

2.6.1

Manfaat Mineral Dalam Air Minum
Air minum menjadi sumber air yang utama dibutuhkan oleh tubuh.Namun

harus di ingat, bahwa air di alam selalu mengandung zat-zat terlarut terutama
mineral.Maka secara alamiah air yang di minum harus memenuhi syarat tertentu,
yakni tidak mengandung zat-zat berbahaya, seperti racun khususnya logam-logam
toksis misalnya timbal, cadmium, merkuri, dan juga tidak boleh ada bakteri yang
patogen.Sebaliknya, air minum harus mengandung mineral utama seperti kalsium,
magnesium, dan kalium. Sedangkan natrium biasanya berasal dari makanan yang
lain. Maka air minum harus diperoleh dari air sumur yang memenuhi syarat atau
diproses melalui perusahaan air minum supaya memenuhi syarat (Fox, 1998).
Air minum menjadi salah satusumber beberapa mineral karena terdapat
secara alamiah atau ditambahkan. Ada beberapa mineral yang terdapat di dalam
air minum dengan kadar potensial untuk menopang kesehatan yakni kalsium,
magnesium, florida, selenium, kuprum, dan kalium. Kontribusi air minum sebagai
sumber mineral yang diperlukan dibandingkan dengan kontribusi makanan
lainnya berkisar 1-20 %. Mineral kalsium dan magnesium merupakan yang paling
banyak yakni sampai 20% dari yang diperlukan tubuh berasal dari air minum.
Tingkat penyerapan kalsium dari air minum yang mengandung kalsium yang
tinggi sebanding dengan penyerapan kalsium dari susu. Air minum yang
mengandung 300 mg kalsium per liter menyumbangkan kalsium yang setara
dengan kalsium dari satu gelas susu(WHO, 2005; Silalahi, 2014).

2.7

Definisi Kalsium

Universitas Sumatera Utara

12

Kalsium merupakan unsur logam alkali tanah yang reaktif, mudah ditempa
dan dibentuk serta berwarna putih perak.Kalsium bereaksi dengan air dan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Di alam kalsium ditemukan dalam
bentuk senyawa-senyawa seperti kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kalsit
pualam dan batu kapur, kalsium sulfat (CaSO4) dalam batu pualam putih atau
gypsum, kalsium fluorida (CaF2) dalam fluorit, serta kalsium fosfat (Ca3(PO4)2)
dalam batuan fosfat dan silikat.Kalsium bereaksi lambat dengan oksigen di udara
pada temperatur kamar tetapi terbakar hebat pada pemanasan.Kalsium terbakar
hanya menghasilkan oksidanya (Svehla, 1985).
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
yaitu 1,5 % -2 % dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg.
Dari jumlah ini, 99% berada dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi.Di dalam
cairan ekstraselular dan intraselular kalsium memegang peranan penting dalam
mengatur fungsi sel seperti transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah
dan menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormonhormon dan faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004).
Dalam keadaan normal sebanyak 30% -50% kalsium yang dikonsumsi
diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan
menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan pada semua golongan usia. Hal ini dikarenakan penyerapan
mineral dari air minum dipengaruhi oleh kondisi fisiologis pencernaan dan
komposisi makanan.Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam
keadaan terlarut (Kozisek, 2005).
2.7.1 Fungsi dan Peranan Kalsium

Universitas Sumatera Utara

13

Kalsium mempunyai peran penting didalam tubuh, yaitu dalam
pembentukan tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan
ekstraselular dan intraselular, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel. Selain itu, kalsium
juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI,
2007).
1. Pembentukan tulang
Almatsier (2004) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai
dua fungsi : (a) sebagai bagian integral dari struktur tulang, (b) sebagai tempat
menyimpan

kalsium.Proses

pembentukan

tulang

dimulai

pada

awal

perkembangan janin, dengan membentuk matriks yang kuat, tetapi masih lunak
dan lentur yang merupakan cikal bakal tulang tubuh. Matriks yag merupakan
sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang terbuat dari kolagen yang
diselubungi oleh bahan gelatin. Segera setelah lahir matriks mulai menjadi kuat
dan mengeras melalui proses kalsifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral yang
mengandung senyawa kalsium. Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau
kombiasi kalsium fosfat dan kalsium hidroksida dinamakan hidroksiapatit
{(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Karena kalsium merupakan mineral yang utama dalam
ikatan ini, keduanya harus berada dalam jumlah yang cukup di dalam cairan yang
mengelilingi matriks tulang.Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks
mengandung kalsium, fosfat, magnesium, seng, natrium bikarbonat, dan fluor,
selain hidroksipatit (Almatsier, 2004). Selama kehidupan, tulang selalu
mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun kepadatan, sesuai dengan
usiadan perubahan berat badan. Menurut Krummel (1996), faktor yang

Universitas Sumatera Utara

14

mempengaruhi kalsifikasi/penulangan adalah genetik (untuk menentukan massa
tulang); hormon seks dan aktivitas fisik (untuk mempengaruhi metabolisme
tulang); dan berat badan berbanding terbalik dengan risiko patah tulang.
2. Pembentukan gigi
Mineral yang membenuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah
dan luar dari gigi adalah minerla yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu
hidroksiapatit. Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih
rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah
kolagen. Pertukaran antara kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung dengan
lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit
pertukaran mungkin juga terjadi diantara saliva dan email gigi. Kekurangan
kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya
kerentanan terhadap kerusakan gigi (Almatsier, 2004).
3. Pembekuan darah
Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan
fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini
mengatalisis perubahan protrombin bagian darah normal, menjadi trombin
kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian lan dari darah, menjadi fibrin
yang merupakan gumpalan darah (Sherwood, 2001).
4. Katalisator reaksi-reaksi biologik
Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti
absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pankreas, ekskresi
insulin oleh pankreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin.Kalsium yang

Universitas Sumatera Utara

15

diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari pesediaan kalsium
dalam tubuh (Almatsier, 2004).
5. Kontraksi otot
Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di
dalam otot, yaitu aktin dan miosin.Bila darah kalsium kurang dari normal, otot
tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat
menimbulkan kejang.Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi
transpor membran sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator
membran, dan transmisi ion melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).

2.8

Penentuan Kalsium
Analisa

kadar

kalsium

dapat

dilakukan

dengan

metode

titrasi

kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan pernbentukan
senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentuk kompleks.Sebagai zat
pembentuk kompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri
adalah garam dinatrium etilen diamina tetra asetat (Na2-EDTA) (Depkes RI,
1979).
Prinsip dari metode ini adalah bila EDTA ditambahkan kedalam sampel
yang mengandung Ca, kemudian EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang
stabil dengan Ca yang ada. Penetapan Ca dengan EDTA dapat dilakukan pada pH
10, karena Ca akan membentuk kompleks yang tidak stabil pada pH rendah.
Persamaan reaksi umum pada titrasi kompleksometri:

Mn+ + Na2EDTA → (MEDTA)n - 4 + 2H+ (Gandjar, 2007)

Universitas Sumatera Utara

16

Untuk mendeteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna.
Indikator zat warna yang ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum
titrasi akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam. Pada
saat titik akhir titrasi (kelebihan sedikit EDTA) maka kompleks indikator-logam
akan pecah menghasilkan warna yang berbeda. Indikator yang digunakan adalah
murexid yang pada titik akhir titrasi akan berubah warna dari merah muda
menjadi ungu (Gandjar,2007). Pada awalnya indikator mureksid bereaksi dengan
ion kalsium sehingga larutan berwarna merah muda. Pada titik akhir titrasi dengan
EDTA, indikator akan lepas kembali dan larutan menjadi berwarna ungu
Reaksi :pH 12.13
Ca2+ + murexide
Ca2++ murexide + EDTA

2.9

Ca2+ murexid (merah muda)
Ca2+ EDTA + murexid (ungu)

Penentuan pH
pH yang merupakan singkatan dari pangkat hidrogen atau power of

hydrogen adalah tingkatan asam basa suatu cairan. Tingkat pH dalam air sangat

dipengaruhi oleh kandungan mineral lain. Standar kadar pH air minum adalah 6,5
sampai 8,5. pH di bawah 6,5 disebut asam dan di atas 8,5 disebut basa. Jika pH
dalam air minum terlalu rendah maka air akan terasa asam atau bahkan pahit, dan
jika pH terlalu tinggi maka air berasa tidak enak ketika diminum.

Banyak ahli kesehatan yang mengatakan bahwa air alkali/basa (air yang
kadar pH-nya di atas standar) adalah air yang baik untuk mencegah berbagai
macam penyakit degeneratif seperti kanker. Pernyataan itu sepenuhnya dibantah
oleh United States Environmental Protection Agency (EPA), yang menganjurkan

Universitas Sumatera Utara

17

untuk meminum air dengan standar kadar pH air minum yakni 6,5 hingga 8,5,
tidak lebih dan tidak kurang. Apabila air yang dikonsumsi terlalu asam akan
menyebabkan kerusakan mokusa (saluran pencernaan) sehingga menimbulkan
penyakit asam lambung.

Penentuan pH adalah penting dalam proses penjernihan air karena
keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang larut pada air terutama
karbondioksida.

Pengaruh

yang

menyangkut

aspek

kesehatan

daripada

penyimpangan standar kualitas air minum adalah lebih kecil dari 6,5 dan lebih
besar dari 9,2. pH menunjukkan tinggi rendahnya ion hidrogen dalam air. pH air
yang kurang dari 6,5 atau diatas 9,2 menyebabkan beberapa persenyawaan kimia
dalam tubuh manusia berubah menjadi racun (Alegantina ,2004).

pH menentukan sifat korosi, semakin rendah pH, maka sifat korosinya
semakin tinggi (Gupta, 2009). pH air yang lebih besar dari 7 memiliki
kecenderungan untuk membentuk kerak pada pipa dan kurang efektif dalam
membunuh mikroba (Sururi, 2008).

2.10

Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri atau kelatometri adalah suatu jenis titrasi dimana

reaksi antara bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu kompleks
senyawa. Kompleks senyawa ini disebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat
yang saling mengkompleks. Kelat yang terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua
komponen yang membentuk ligan dan tergantung pada titran serta titrat yang
hendak diamati (Anonim, 2012).

Universitas Sumatera Utara

18

Menurut Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman (2008), cara-cara titrasi
dengan EDTA terbagi menjadi 5, yaitu :
1. Titrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan seringdipakai.
Larutan ion yangakan ditetapkan ditambah dengan dapar, misalnya dapat pH
10 lalu ditambahkan indikator logamyang sesuai dan dititrasi langsung
dengan larutan baku dinatrium edetat.

2. Titrasi kembali, cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan
hidroksida pada pH yangdikehendaki untuk titrasi. Untuk senyawa yang tidak
larut misalnya sulfat, kalsium oksalat,untuk senyawa yang membentuk
kompleks yang sangat lambat dan ion logam yang membentuk kompleks
lebih stabil dengan natrium edetat daripada dengan indikator. Pada keadaan
demikian,dapat ditambahkan larutan baku dinatrium edetat berlebihan
kemudian larutan di dapat pada pHyang diinginkan dan kelebihan dinatrium
edetat dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam.

3. Titrasi substitusi, cara ini dilakukan bila ion logam tersebut tidak memberikan
titik akhir yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi
kembali, atau juga jika ion logamtersebut membentuk kompleks dengan
dinatrium edetat lebih stabil daripada logam lain sepertimagnesium dan
kalsium.

4. Titrasi tidak langsung, cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk
menentukan kadar ion-ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan

Universitas Sumatera Utara

19

pengkelat. Sebagai contoh barbiturat tidak bereaksidengan EDTA akan tetapi
secara kuantitatif dapat diendapkan dengan ion merkuri dalamkeadaan basa
sebagai ion kompleks 1:1. Setelah pengendapan dengan kelebihan
Hg(II),kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan
kembali dalam larutan bakuEDTA berlebihan. Larutan baku Zn(II) dapat
digunakan untuk menitrasi kelebihan EDTA inimenggunakan indikator yang
sesuai untuk mendeteksi titik akhir.

5. Titrasi alkalimetri, pada metode ini proto dari dinatrium edetat (Na2H2Y)
dibebaskan oleh logam berat dan dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai
dengan persamaan reaksi berikut :

Mn+

+

H2Y2- ↔ (MY)+n-4

+ 2H+

Larutan logam yang ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus
dalam suasana netral terhadap indikator yang dipergunakan.Penetapan titik akhir
menggunakan indikator asam-basa atau secara potensiometri.

Universitas Sumatera Utara