Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral Aqua PT.Tirta Sibayakindo Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri
Lampiran I
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM NO PARAMETER Satuan Kadar maksimum
yang diperbolehkan
Keterangan
1 2 3 4 5
A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. FISIKA Bau
Jumlah zat padat terlarut (TDS) Kekeruhan Rasa Suhu Warna - Mg/L Skala NTU - o C Skala TCU - 1.000 5 - Suhu udara 15 Tidak berbau - - Tidak berasa -
(2)
B. a. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. KIMIA Kimia Anorganik Air raksa Aluminium Arsen Barium Besi Fluorida Kadmium
Kesadahan (CaCO3)
Klorida
Kromium, Valensi 6 Mangan
Natrium
Nitrat, sebagai N Nitrit, sebagai N Perak pH Selenium Seng Sianida Sulfat
Sulfida (sebagai H2S)
Tembaga Timbal mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L - mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L 0,001 0,2 0,05 1,0 0,3 1,5 0,005 500 250 0,05 0,1 200 10 1,0 0,05 6,5 – 8,5
0,01 5,0 0,1 400 0,05 1,0 0,05 Merupakan batas minimum dan maksimum
(3)
b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Kimia Organik Aldrin dan Dieldrin Benzena
Benzo (a) pyrene Chlordane (total isomer) Cloroform 2,4 D DDT Detergen 1,2 Discloroethane 1,1 Discloroethene Heptaclor dan heptachlor epoxide Hexachlorobenzene Gamma-HCH (Lindane) Methoxychlor Pentachlorophanol mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L 0,0007 0,01 0,00001 0,0003 0,03 0,10 0,03 0,05 0,01 0,0003 0,003 0,0001 0,004 0,03 0,01
NO PARAMETER Satuan Kadar Maksimum yang diperbolehkan
Keterangan
1 2 3 4 5
16. 17. 18.
Pestisida Total 2,4,6 urichlorophenol Zat organic (KMnO4)
mg/L mg/L m 0,10 0,01 10
(4)
C. 19.
20.
Mikrobiologik Koliform Tinja
Total Koliform
Jumlah per 100 ml Jumlah per 100
ml
0
0 95% dari sampel yang diperiksa selama setahun, Kadang-kadang boleh ada 3 per 100 ml samepl air, tetapi tidak berturut-turut
D. 1.
2.
Radio Aktivitas Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity)
Aktivitas Beta (Gross Beta Activity)
Bg/L
Bg/L
0,1
1,0
Keterangan : mg = milligram ml = milliliter L = liter
(5)
Bq = Bequerel
NTU = Nephelometrik Turbidity Units TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut
Ditetapka di : J A K A R T A Pada tanggal : 3 September 1990 Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Ttd
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia – Press.
Manahan, Stanley. E. 1991. Environmental Chemistry. Michigan: Lewis Publishers.
Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Graha Ilmu.
Mulja, M. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga University Press. Pandia, S. 1995. Kimia Lingkungan. Bandung : ITB.
Sutrisno, C.T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta Vogel, A. I. 1953. Macro And Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis. Longmans : California
Vogel, 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: Rineka Cipta.
WHO Library Cataloging Inc Publishing Data, 1996. Guidelines For Drinking Water Quality, Second edition. Geneva: World HealthOrganization. Widowati, W. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Andi.
(7)
BAB 3
METODOLOGI ANALISA
3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat-alat - Kuvet
- Tabung Pengujian - Pipet volume 10 ml - Stopwatch
- Spektrofotometer Pharo 300 3.1.2 Bahan
- Air sebelum green sand - Air sesudah green sand - Ascorbic acid
- Alkaline-cyanide
- 1-(2-pyridilazo)-2-naphthol (PAN)
3.2 Prosedur Pembuatan Mn dengan pereaksi PAN
Dinyalakan alat Spektrofotometer Pharo 300. Kemudian dikalibrasi alat Spektrofotometer Pharo 300, sediakan 2 buah kuvet, pada kuvet pertama diisi dengan 10 ml aquadest yang nantinya sebagai larutan blanko, dan kuvet kedua diisi dengan 10 ml sampel air yang akan dianalisa. Ditekan blank zero, lalu dimasukkan kuvet pertama untuk menguji larutan blanko, setelah itu dikeluarkan kuvet, setelah kuvet dikeluarkan, dimasukkan barkode untuk analisa Mn.
Dipipet sampel air sebelum green sand dan air setelah green sand sebanyak 8 ml, kemudian dimasukkan kedalam tabung pengujian, tambahkan Mn 1 sebanyak 1 sendok, kemudian dihomogenkan, kemudian tambahkan Mn 2 sebanyak 2 ml dengan menggunakan pipet, kemudian dihomogenkan, kemudian tambahkan Mn 3 sebanyak 3 tetes kemudian dihomogenkan, kemudian tambahkan Mn 4 sebanyak 0,25 ml dengan menggunakan pipet dan tidak boleh mengenai dinding tabung, kemudian homogenkan, diamkan selama 10 menit, kemudian dimasukkan kedalam kuvet, kemuudian masukkan kedalam alat spektrofotometer Pharo 300,
(8)
ditunggu hingga mencapai panjang gelombang maksimum, catat konsentrasi Mangan yang didapat (Mn maksimal 0,05 mg/L).
(9)
BAB 4
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Analisa4.1.1 Data Hasil Penentuan Kadar Mn sebelum Green Sand
Tanggal Analisa Konsentrasi Mn (mg/L) Keterangan 04 Februari 2015 0,075 Sumber Mata Air I 12 Februari 2015 0,096 Sumber Mata Air I 16 Februari 2015 0,081 Sumber Mata Air I 20 Februari 2015 0,09 Sumber Mata Air I 24 Februari 2015 0,087 Sumber Mata Air I
4.1.2 Data Hasil Penentuan Kadar Mn sesudah Green Sand
Tanggal Analisa Konsentrasi Mn (mg/L) Keterangan 04 Februari 2015 0,048 Green Sand 12 Februari 2015 0,041 Green Sand
16 Februari 2015 0,05 Green Sand
20 Februari 2015 0,059 Green Sand 24 Februari 2015 0,054 Green Sand
4.2 Pembahasan
Kadar ion mangan yang terdapat dalam air pada air mineral setelah green sand di PT. TIRTA SIBAYAKINDO dilakukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 525 nm. Mangan yang terdapat dalam air sebelum dan sesudah green sand direaksikan dengan 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) dan membentuk kompleks merah. Green sand mangan adalah media unik yang digunakan dalam hubungannya dengan sebuah sistem penyaringan untuk mengoksidasi, endapan, dan mengurangi besi, mangan dan hidrogen sulfida. Green sand mangan juga dapat digunakan ketika arsenik atau radium sedang diubah pada proses curah hujan.
(10)
pertama yang digunakan untuk menyaring/mengambil logam-logam berat yang tidak boleh terdapat pada bahan baku dan mengurangi kandungan-kandungan logam sesuai dengan peraturan perusahaan. Produk yang sekarang dikenal sebagai green sand mangan dikembangkan pada awal 1950. Produksi ini menggunakan proses pertukaran ion dari sifat yang stabil glauconite (green sand) substrat untuk membentuk sebuah lapisan aktif mangan oksida.
Dari hasil pengukuran kadar Mangan pada sampel sebelum green sand konsentrasi mangan adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081mg/L, 0,09mg/L, dan 0,087mg/L, sedangkan kadar Mangan pada sampel setelah green sand konsentrasi Mangan adalah 0,048mg/L, 0,041mg/L, 0,05mg/L, 0,059mg/L, dan 0,054mg/L. Dapat dilihat setelah green sand kadar mangan mengalami penurunan, sesuai dengan fungsi dari green sand yaitu untuk menyaring logam seperti mangan. Hasil yang diperoleh rata-rata masih mendekati standar yang telah ditetapkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990, dimana kadar mangan maksimal pada Baku Mutu adalah 0,05 mg/L.
(11)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan- Kadar mangan yang diperoleh sebelum green sand adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081mg/L, 0,09mg/L, dan 0,087mg/L, sedangkan kadar mangan pada sampel setelah green sand konsentrasi mangan adalah 0,048mg/L, 0,041mg/L, 0,05mg/L, 0,059mg/L, dan 0,054mg/L.
- Kadar mangan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990, dimana kadar mangan rata-rata sudah sesuai dengan ketetapan, kadar mangan dalam air minum maksimal adalah 0,05 mg/L. Kadar mangan yang diukur masih berada pada batas kadar yang telah ditetapkan.
5.2 Saran
- Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menentukan kadar logam menggunakan metode dan alat yang berbeda, agar metode dan alat yang digunakan lebih bervariasi.
- Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya dalam menentukan kadar logam lebih dari satu jenis logam.
(12)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air
Air secara kimiawi adalah yang mempunyai formula (H2O), yang merupakan
gabungan 2 atom hidrogen dengan 1 atom oksigen. Air dapat ditemukan dalam fase padat, cair, atau gas. Pada tekanan atmosfer (76 cm-Hg), air menjadi padat bila didinginkan sampai 0oC dan mendidih pada 100oC. Dalam keadaan murni air bersifat netral. Air dapat melarutkan berbagai zat. Air itu sendiri terpecah menjadi unsur-unsur hydrogen unsur-unsur hidrogen dan oksigen pada suhu 2500oC.
Ahli kebersihan melihat dari sudut lain. Dia hanya mempunyai perhatian dari bentuk cair dari air. Cairan itu harus diangkut dari sumbernya ke tempat yang memerlukannya ke rumah, kantor, pabrik, dan tempat-tempat lain. Air harus bebas dari bakteri yang berbahaya, harus tidak berwarna, relatif tidak berbau, dan cukup lunak atau bebas dari garam-garam mineral. Ahli bangunan air menganggap air dalam bentuk padat (es) sebagai gangguan karena menyulitkan masuknya air ke sungai, jaringan pipa, dan hidran (pipa-pipa sambungan untuk kebakaran). Lebih jauh lagi mereka menganggap uap air hanya sebagai air yang hilang dari tempat penampungannya. Kita semua menyadari bahwa air merupakan bahan pokok yang mutlak perlu. Jumlah air pada tubuh kira-kira 70% dari bobot badan kita. Air harus tetap dijaga jumlahnya didalam badan, karena air dapat menguap dari paru-paru dan kulit serta keluar dari badan sebagai kotoran. Oleh karena itu, jika kita tidak mendapat air selama beberapa hari saja, kita dapat mati kekeringan. Air juga mutlak perlu untuk industri yang menggunakan air dalam jumlah yang relatif besar. (Pandia.1995)
(13)
Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990 dan surat keputusan Menteri Negara K.L.H. Nomor 03 tahun 1992 merupakan penggolongan air untuk berbagai keperluan, yaitu :
1) Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2) Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum.
3) Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4) Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air. (Effendi.2003).
2.2 Siklus Air di Bumi
Setiap makhluk didunia ini sangat menggantungkan hidupnya pada air. Pada manusia, selain untuk konsumsi domestic, air juga digunakan untuk keperluan pertanian, industri, dan sebagainya. Dalam memenuhi kebutuhan air, manusia selalu yang memperhatikan kualitas dan kuantitas air. Kuantitas air yang cukup dimungkinkan karena adanya siklus hidrologi, yaitu siklus (daur) alami yang mengatur tersedianya air permukaan dan air tanah. Siklus ini dapat digambarkan sebagai berikut :
(14)
Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Dengan adanya penyinaran matahari, maka air yang terdapat di permukaan bumi akan menguap dan membentuk uap air, karena adanya angin, maka uap air akan bersatu dan berada ditempat yang tinggi dan dikenal sebagai awan. Oleh angin, awan terbawa semakin lama semakin tinggi, sedangkan suhu diatas semakin rendah.
Akibatnya awan menjadi titik air dan kemudian jatuh ke bumi sebagian lagi mengalir diatas permukaan tanah. Jika air tersebut menjumpai lapisan yang rapat sehingga peresapan akan berkurang. Jika air kelau ke permukaan bumi, maka sumber air ini disebut mata air. Air permukaan yang mengalir dipermukaan bumi Matahari
Menguap
Air laut Air tanah dalam
Awan
Curah Hujan
Lapisan rapat air
(15)
umumnyaa berbentuk sungai. Jika air mengalir melalui suatu tempat yang rendah dan cekung, maka air akan berkumpul membentuk suatu danau atau telaga. Tetapi banyak diantara air tadi akan mengalir ke laut kembali untuk kemudian mengikuti siklus hidrologi. (Manahan.1991)
2.3 Manfaat Air Minum
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup dibumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air didalam tubuh manusia itu sendiri. Menurut Notoadmodjo (2003), sekitar 55-60% berat badan orang dewasa terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%. Didalam tubuh manusia, air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Oksigen juga perlu dilarutkan sebelum dapat memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Begitu juga zat-zat makanan hanya dapat diserap apabila dapat larut didalam cairan yang meliput selaput ledir usus. Air juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat pada tubuh manusia. Disamping itu juga, transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air sangat memegang peranan penting dalam aktivitas manusia. Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam maupun mata air.
(16)
Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. (Mulia.2005)
2.4Pengolahan Air Minum
Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Pada proses pengolahan air ini lazimnya dikenal dua cara, yaitu pengolahan lengkap atau Complete Treatment Process dan pengolahan sebagian atau Patrial Treatment Process.
- Pengolahan lengkap atau Complete Treatment Process adalah proses pengolahan air secara lengkap, baik fisik, kimia maupun bakteriologi. Pengolahan cara ini biasanya dilakukan untuk air sungai yang kotor atau keruh. Pada hakekatnya, pengolahan lengkap meliputi tiga tahapan pengolahan, yaitu :
1. Pengolahan Fisik yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar zat-zat organik yang ada dalam air yang akan diolah.
2. Pengolahan Kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainya. 3. Pengolahan Bakteriologi yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh
atau memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum, misalnya dengan cara membubuhkan kaporit (bahan desinfektan).
(17)
- Pengolahan Sebagian atau Partial Treatment Process adalah proses pengolahan air sebagian saja misalnya, dilakukan pengolahan kimia atau pengolahan bakteriologi saja. Pengolahan ini lazimnya dilakukan untuk : a. Mata air bersih
b. Air sumur yang dangkal dan dalam.
2.4.1 Unit-unit Pengolahan Air Minum
Adapun unit-unit pengolahan air minum terdiri dari : 1. Bangunan Pengumpul Air
Bangunan Pengumpul air merupakan bangunan untuk mengumpulkan air dari sumbernya. Fungsi dari bangunan pengumpul air ini sangat penting artinya untuk menjaga kontinuitas pengaliran. Pengadaan bangunan pengumpul air ini ditujukan untuk :
a. Kuantitas :
- Pencatatan debit air pada setiap saat, sehingga dapat diketahui fluktuasi dari kuantitas air yang masuk.
- Mengontrol peralatan pencatatan debit serta peralatan lainnya (misalnya pompa, saringan, pintu air) untuk menjaga kontinuitas debit pengaliran. b. Kualitas :
- Penanganan ini penting terutama terhadap kemungkinan pencemaran sumber asal air.
- Pemeriksaan kualitas air pada sumber air secara periodik agar dapat diketahui ada atau tidaknya pencemaran.
(18)
Bangunan pengendap pertama berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai secara gravitasi. Pengadaan unit ini terutama ditujukan untuk :
- Aliran air
Harus dijaga supaya aliran air pada unit ini relatif tenang, agar pengendapan secara gravitasi tidak terganggu. Hal ini dilakukan dengan mengatur debit air masuk dan debit air keluar pada unit ini.
- Unit instalasi
Hasil pengendapan pada unit ini adalah lumpur (endapan) pada dasar bak. Untuk menjaga efektivitas ruang pengendapan dan pencegahan pembuusukan lumpur endapan, maka secara periodic lumpur endapan harus dikeluarkan.
3. Pembubuhan Koagulan
Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tak dapat mengenndap dengan sendirinya secara gravitasi. Alat pembubuh koagulan yang banyak dikenal sekarang, dapat dibedakan dari cara pembubuhannya yaitu secara gravitasi dan dengan menggunakan pompa. Zat kimia yang sering digunakan sebagai koagulan adalah Aluminium Sulfat dengan rumus kimia Al2(SO4)3.18 H2O.
4. Bangunan Pengaduk Cepat
Unit ini digunakan untuk meratakan koagulan yang ditambahkan agar dapat bercampu dengan air secara baik, sempurna dan cepat.
(19)
5. Bangunan Pembentuk Flok
Unit ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar agar dapat diendapkan sebagai hasil reaksi partikel kecil (koloidal) dengan koagulan yang dibubuhkan.
6. Bangunan Pengendap Kedua
Unit ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada bak pembentukan flok, dengan gaya berat flok sendiri (gravitasi).
7. Filter (Saringan)
Dalam proses penjernihan air minum dikenal dua jenis filter yaitu saringan pasir lambat (slow sand filter) dan saringan filter cepat (rapid sand filter). Dari bentuk bangunan saringan dikenal pula dua macam filter yaitu saringan yang bangunannya terbuka (gravity filter) dan saringan yang bangunannya tertutup (pressure filter).
8. Reservoir
Air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteri sehingga dapat ditampung pada bak reservoir (tendon) untuk diteruskan kepada konsumen.
- Desinfektasi
Desinfektasi air minum adalah proses penghilangan bakteri patogen (bakteri yang dapat menimbulkan penyakit) yang ada didalam air tersebut. Desinfektasi air dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara yaitu
- Pemanasan
-Penyinaran ion-ion logam dengan sinar ultraviolet
(20)
-Penambahan asam atau basa
-Penambahan senyawa kimia, seperti klor (klorinasi) dan ozon (ozonisasi)
- Klorinasi Sederhana
Dengan cara ini banyaknya klor yang diberikan hanya dikira-kira saja yaitu sekitar 0,2 hingga 0,5 ppm, atau kadang-kadang 1 ppm, tanpa pemeriksaan selanjutnya akan kadar klor yang tersisa dalam air minum. Cara ini tidak dilakukan kalau air bakunya mengandung zat organic. - Klorinasi dibantu dengan Amonia
Cara ini digunakan jika air bakunya mempunyai baud an rasa yang jauh melampaui ambang batas yang ditetapkan. Penambahan amonia adalah untuk memperbaiki bau dan rasa yang timbul pada saat klor bereaksi dengan zat-zat organik atau pada saat pembubuhan klor terlalu banyak dengan waktu kontak selama 2 jam. Apabila tujuan utamanya adalah pengaturan bau dan rasa, amonia sebaiknya diberikan lebih dulu daripada klor. (Sutrisno.2004)
2.5Logam Dalam Air 2.5.1 Logam Mangan
Mangan adalah logam putih abu-abu, yang penampilannya serupa besi-tuang. Ia melebur pada kira-kira 1250oC. Ia bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen. Asam mineral encer dan juga asam melarutkannya dengan menghasilkan garam mangan (II) dan hydrogen. Bilangan dioksida akan dilepaskan oleh asam sulfat pekat dan panas. Enam
(21)
oksida mangan yang dikenal : MnO, Mn2O3, Mn3O4, MnO2, MnO3, dan Mn2O7
.
Sebagian besar senyawa-senyawa penting garam-garam mangan, bisa diperoleh dari mangan oksida (MnO), garam-garam mangan, diubah menjadi Mn2O3, yang sesuai dengan garam-garam besi adalah tidak stabil dan tidak
ada dibawah pengaturan keadaan analisa. Semua oksida larut dalam asam hidroklorida panas dan konsentrasi tinggi asam sulfur dari garam-garam mangan, pengoksidasi kuat menjadi pereduksi dengan perkembangan klorin dan oksigen yang berturut-turut. Dua asam oksida yang tidak stabil MnO3 dan
Mn2O7 adalah gabungan mangan, contoh K2MnO4 atau K2O, MnO3 dan
permanganat, contoh K2Mn2O8 atau K2O, Mn2O7 berturut-turut. (Vogel.1953)
Sumber kehadiran logam mangan pada air adalah sebagai berikut :
- Dari sumber mata air dipegunungan, logam-logam mangan bersama logam yang lainnya berasal dari tanah yang terlarut dengan air.
- Dari limbah-limbah domestik, seperti pembuangan kegiatan rumah tangga, pembuangan limbah industry, dan sebagainya.
Pada konsentrasi melebihi 0,1 mg/l, mangan mengabarkan suatu rasa yang tidak diharapkan ke minuman dan noda peralatan pipa ledeng dan cucian. Ketika campuran mangan didalam larutan mengalami oksidasi, mangan mengendap, menghasilkan permasalahan kerak. Bahkan pada sekitar 0,02 mg/l, mangan akan membentuk lapisan pada pipa yang kemudiannya mulai mengelupas sebagai endapan yang hitam. Sebagai tambahan, organisme pengganggu tertentu memekatkan mangan dan mengakibatkan rasa, dan permasalahan kekeruhan penyaluran air (WHO.1996).
(22)
2.5.2 Manfaat Mangan Sebagai Mikroelemen (Hewan Dan Manusia)
Mangan merupakan mikronutrien esensial bagi semua makhluk hidup. Mn bersifat esensial bagi komponen lebih dari 36 jenis enzim untuk metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid, sebagai kofaktor beberapa kelompok enzim oksidoreduktase, transferase, hidrolase, lipase, isomerase, ligase, lektin dan integrin. Kofaktor reaksi enzimatis meliputi reaksi fosforilasi, sintesa kolestereol dan sintesa asam lemak. Piruvat karboksilase berperan dalam metabolism karbohidrat, lipid dan dalam proses produksi energi. Enzim lain yang berkaitan dengan Mn adalah enzim yang berperan dalam sintesa, ureum, pembentukan jaringan ikat dan tulang, serta enzim yang mencegah peroksidasi lipid oleh radikal bebas. Polopeptida, arginase, serta superoksida dismutase (SOD) mengandung Mn. Mn metaloenzim adalah glutamin sintetase Mn superoksidase. Mn juga merupakan chelator dengan asam amino, kompleks asam amino dan piridoksal posfat. Mn ditransportasikan ke dalam tubuh lebih cepat daripada asam amino tanpa Mn. Mn memiliki implikasi dalam produksi melanin dan dopamin dalam sintesis asam lemak dan dalam pembentukan inositol fosfatidil membrane. Mn diperlukan dalam pembentukan dan pertumbuhan tulang serta produksi insulin didalam pankreas.
2.5.3 Efek Toksik Dari Mn
Mn dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan Mn dalam debu atau asap maupun gas tidak boleh melebihi 5mg/m3 karena dalam waktu singkat hal itu akan menimbulkan toksisitas. Hasil uji coba menunjukkan bahwa paparan Mn lewat inhalasi uji tikus bisa mengakibatkan toksisitas pada sistem syaraf pusat. Paparan per oral Mn menunjukkan toksisitas yang rendah dibandingkan mikrounsur lain
(23)
sehingga sangat sedikit dilaporkan kasus toksisitas Mn per oral pada manusia. Gejala toksisitas Mn di Chelan, tempat penambangan Mn berupa gangguan kejiwaan, hiperiritabilitas, serta perlakuan kasar. Halusinasi atau perubahan itu disebut manganic madness. Para penambang di Chile mengalami toksisitas “manganese madness”. Gejala itu akan berkembang menjadi gangguan permanen dalam sistem syaraf ekstrapiramidal, psikotik, serta paralisis sehingga menunjukkan gejala mirip penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson adalah penyakit degenerasi syaraf yang disebut juga “Manganism” yang terjadi karena paparan peleburan mineral Mangan. Mangan (Mn) juga bisa menimbulkan emboli dan bronkitis gangguan alat pernafasan dan otak, mengakibatkan halusinasi, kelupaan dan kerusakan syaraf, gejala kelainan otak, serta tingkah laku abnormal. (Widowati.2008)
2.6Spektrofotometri UV-Visible
Spektrofotometer sesuai namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energy secara relatif jika energy tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spectrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
(24)
mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.(Khopkar.2003).
Alat-alat instrumentasi Spektrofotometer UV-Visible terdiri dari : 1. Sistem Optik
Pada umumnya konfigurasi dasar setiap spektrofotometer UV-Visible berupa susunan peralatan optik yang terkonstruksi sebagai berikut :
Keterangan :
SR = Sumber radiasi M = Monokromator
SK = Sampel Kompartemen D = Detektor
A = Amplifier atau penguat VD = Visual Display atau meter
Setiap bagian peralatan optic dari spektrofotometer UV-Visible memegang fungsi dan peranan tersendiri dan saling terkait fungsi peranannya. Setiap fungsi dan peranan tiap bagian dituntut ketelitian dan ketetapan yang optimal, sehingga akan diperoleh hasil pengukuran yang tinggi tingkat ketelitian dan ketetapannya.
Dilihat dari segi spektrofotometer dapat digolongkan tiga macam yaitu : 1. Sistem optic radiasi berkas tunggal (Single Beam)
2. Sistem optic radiasi berkas ganda (Double Beam)
SR M SK A
VD D
(25)
3. Sistem optic radiasi berkas terpisah (Spliter Beam)
Pertama kali spektrofotometer UV-Visible yang diperkenalkan untuk analisis adalah spektrofotometer UV-Visible dengan sistem optic radiasi berkas tunggal (Single Beam) kemudian dengan kemajuan elektronika mulai dipopulerkan spektrofotometer UV-Vis radiasi berkas ganda (double beam), dengan asumsi mengambil suatu keuntungan tidak terpengaruh penurunan intensitas radiasi berkas ganda adalah :
Tidak mungkin kedua kuvet yang dipakai adalah betul-betul identik, dan lagi intensitas radiasi yang menguji kedua kuvet juga tidak mungkin sama. Oleh karena itu, pada era terakhir ini sistem optic spektrofotometer UV-Vis cenderung pengukurannya lebih baik dari sistem optic radiasi berkas ganda. Sedangkan sistem optic radiasi berkas terpisah (spliter beam) pada prinsipnya adalah rumit sehingga memungkinkan terjadinya penurunan intensitas radiasi setelah melalui rangkaian sistem optic yang rumit dan panjang.
2. Sumber Radiasi
Beberapa macam sumber radiasi yang dipakai pada spektrofotometer UV-Vis adalah lampu deuterium, lampu tungsten dan lampu merkuri. Sumber radiasi deuterium dapat dipakai pada daerah panjang gelombang 190 nm – 380 nm (daerah ultraviolet dekat, karena pada rentangan panjang gelombang tersebut sumber radiasi deuterium memberikan pada spektrofotometer UV-Vis.
(26)
Monokromator berfungsi untuk mendapatkan radiasi monokromatis dari sumber radiasi monokromatis. Monokromator pada spektrofotometer UV-Vis biasanya terdiri dari susunan : celah (slot) masuk - filter - kisi (grating) – celah keluar.
4. Sel dan kuvet
Kuvet atau sel merupakan wadah sampel yang akan dianalisis. Ditinjau dari pemakaiannya kuvet ada dua macam yang permanen terbuat dari bahan gelas leburan silica atau disposatble untuk satu kali pemakaian yang terbuat dari telfon atau plastic. Ditinjau dari bahan yang dipakai membuat kuvet, ada dua macam yaitu : kuvet dari leburan silica (kuarsa) dan kuvet dari gelas. Kuvet dari lebura silica dapat dipakai untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada daerah pengukuran (380 – 1100 nm) karena bahan dari gelas mengabsorbansi radiasi UV. Dianjurkan setiap kali memakai kuvet selalu dibersihkan dengan alcohol absolute atau direndam didalamnya. Membersihkan permukaan kuvet yang basah harus dipakai kertas lensa yang bagus jangan sekali-kali memegang permukaan kuvet yang transparan.
5. Detektor
Detektor merupakan salah satu bagian dari spektrofotometer UV-Vis yang penting oleh sebab itu kualitas detector akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi detector akan menentukan kualitas spektrofotometer UV-Vis. Fungsi dari detector didalam spektrofotometer adalah mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik.
(27)
Beberapa pustaka memberikan persyaratan tentang kualitas dan fungsi detector didalam spektrofotometer UV-Vis antara lain :
1. Detektor harus mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap radiasi yang diterima tetapi harus memberikan derau (noise) yang sangat minimum. 2. Detektor harus mempunyai kemampuan untuk memberikan respon
terhadap radiasi pada daerah panjang gelombang yang lebar (UV-Vis). 3. Detektor harus memberikan respon terhadap radiasi dalam waktu yang
serempak.
4. Detektor harus memberikan jaminan terhadap respon kuantitatif dan sinyal elektronik yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan sinyal yang diterima.
5. Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detector harus dapat diimplikasikan oleh penguat (amplifier) ke recorder (pencatat). (Mulja.1995).
(28)
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar BelakangAir adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk manusia, hewan serta tumbuh-tumbuhan. Manfaat air bermacam-macam misalnya untuk diminum, untuk pembawa zat makanan pada tumbuhan, zat pelarut pembersih dan sebagainya. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya dan menjadi faktor penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia. Air yang bersih mutlak diperlukan karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit, terutama penyakit-penyakit perut.
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan, bahwasanya penduduk yang menggunakan air bersih mempunyai kecenderungan lebih kecil untuk menderita sakit dibanding dengan penduduk yang tidak menggunakan air bersih. Melalui penyediaan air bersih, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya disuatu daerah, diharapkan dapat menghambat penyebaran penyakit menular. Agar air yang masuk ke tubuh manusia baik berupa minuman maupun makanan tidak mengandung bibit penyakit, maka pengolahan air baik yang berasal dari sumber air, jaringan transmisi ataupun distribusi adalah sangat diperlukan. Peningkatan kualitas air minum dengan proses pengolahan terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan, terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan.
Proses pengolahan yang dimaksud dapat dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang rumit dan lengkap, sesuai dengan tingkat pencemaran air tersebut dan pemanfaatannya. Semakin tercemar air tersebut maka akan semakin rumit
(29)
pula tingkat pengolahan yang dibutuhkan, yang berarti akan semakin banyak pula teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut.
Oleh karena itu, dalam praktek sehari-hari, maka proses pengolahan air menjadi pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut dapat dipakai sebagai sumber persediaan air atau tidak bagi kebutuhan tertentu. Peningkatan kuantitas air merupakan syarat kedua setelah kualitas air. Semakin maju tingkat kehidupan masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air masyarakat tersebut. Menurut WHO (World Health Organization), jumlah air yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai syarat kesehatan adalah 84,4 liter perhari perkapita. Kebutuhan air tersebut cukup untuk memenuhi keperluan kesehatan, minum, memasak, dan mencuci. Karena terbatasnya persediaan air, maka untuk masyarakat pedesaan ditentukan sejumlah 40-60 liter perhari perkapita. Sampai tahun 1986 penduduk yang menikmati air bersih sekitar 65% diperkotaan dan 30,5% di pedesaan, sehingga pemerintah pada akhir Pelita V mentargetkan sasaran program penyediaan air bersih sekitar 60% untuk penduduk pedesaan dan sekitar 80% untuk penduduk perkotaan. Adanya senyawa kimia berbahaya yang terlarut dalam air dapat berakibat fatal jika kadarnya sangat berlebih atau bila kadarnya hanya sedikit berlebih pada penggunaan jangka panjang mungkin akan tertimbun dalam jaringan tubuh dan menimbulkan efek yang merugikan kesehatan.
Unsur mangan terutama berasal dari batuan sedimen lapuk (dalam bentuk soil) atau berasal dari batuan malihan dari mineral mika, biotit dan amphibol, dan hornblende. Dalam air mangan ini merupakan unsur ikutan (minor element), artinya tidak selalu ada. Air dialam mengandung mangan dalam jumlah kecil
(30)
(umumnya sekitar 0,02 mg/l atau kurang). Kehadiran mangan dalam air sebanyak 0,1 mg/l (batas maksimum toleransi air dalam baku untuk air minum) atau lebih akan banyak menimbulkan berbagai masalah dalam pengguna air, antara lain :
- Mudah terjadi endapan pada bak mandi, tangki air, pipa dan lain-lain. - Air mudah menjadi keruh.
- Menyebabkan noda hitam pada pakaian berwarna putih.
- Kandungan mangan dalam jumlah besar dalam air menyebabkan perubahan warna dan bau dalam makanan.
Kehadiran mangan dalam air, sama dengan besi tidak menimbulkan masalah dalam kesehatan manusia. Penetapan batas baku mutu lebih didasarkan karena mengakibatkan perubahan rasa dan warna dalam makanan atau minuman. Batas baku mutu unsur mangan atau besi umumnya didasarkan untuk keperluan industri terutama industri makanan dan air minum. Sama halnya dengan unsur besi, mangan akan cepat terbentuk dalam suasana asam atau dalam lingkungan air tertutup seperti rawa dan danau.
Dalam air tanah kandungan lebih besar dari 1 mg/l dapat terjadi jika tercemar oleh bahan asam tambang atau air formasi dari minyak (oil). Beberapa metode untuk menurunkan kadar logam mangan adalah melalui proses oksidasi, penambahan bahan kimia, pengendapan serta filtrasi. Sehubungan dengan berbagai yang dapat ditimbulkan karena kelebihan kadar mangan (Mn), maka dari itu perlu dilakukan pengolahan untuk mengurangi serta pengendaliannya agar kualitas air tetap terjaga dengan baik serta meningkatkan derajat kesehatan sesuai dengan kualitas air minum yang
(31)
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Air bersih yang dihasilkan dalam proses pengolahannya dalam bentuk karya ilmiah ini.
I.2 Permasalahan
Berapakah kadar Mn pada air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand dan bagaimanakah mutu sudah memenuhi standar kualitas air minum yang diperoleh sebelum dan sesudah green sand.
I.3 Pembatasan Masalah
Pada penentuan kadar mangan digunakan metode spektrofotometri. Air yang digunakan diambil dari air sebelum dan sesudah green sand, dan analisa dilakukan mulai tanggal 04 Februari 2015 sampai 24 Februari 2015.
I.4 Metodologi
Dalam perolehan data sehubungan dengan penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode Spektrofotometer Pharo 100/300, dimana semua ion mangan direduksi menjadi ion Mn2+ dengan asam ascorbic. Didalam larutan basa lemah direaksikan dengan 1-(2-pyridylazo)-2-naphthol (PAN) membentuk senyawa kompleks merah kemudian diuji dengan alat spektrofotometer pharo 300. I.5 Tujuan Penulisan
- Untuk menentukan kadar mangan yang terkandung dalam air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand.
- Untuk menentukan apakah kadar mangan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 416/MENKES/PER/IX/1990.
(32)
I.6 Manfaat Penulisan
- Memberikan informasi mengenai kadar mangan yang terkandung pada air mineral aqua sebelum dan sesudah green sand.
- Memberikan informasi apakah kadar mangan sudah dapat digunakan sebagai air minum.
(33)
PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar Mangan pada air mineral setelah green sand dengan menggunakan spektrofotometer pharo 300 dengan panjang gelombang 525 nm. Dari data yang diperoleh konsentrasi mangan sebelum green sand adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,09 mg/L, dan 0,087 mg/L, sedangkan setelah green sand adalah 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.
(34)
THE DETERMINATION OF MANGANESE IN MINERAL WATER AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO USING GREEN SAND FILTER BY
SPECTROPHOTOMETRIC METHOD ABSTRACT
It has been done for the determination of manganese after green sand by using spectrophotometer with a wavelength of 525 nm. From the data obtained by the concentration of manganese before green sand are 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,01 mg/L, dan 0,087 mg/L, while after green sand are 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.
(35)
PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT.
TIRTA SIBAYKINDO MENGGUNAKAN PENYARING
GREEN SAND DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
TUGAS AKHIR
RONITA PRATAMA TOGATOROP
122401124
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(36)
PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT.
TIRTA SIBAYKINDO MENGGUNAKAN PENYARING
GREEN SAND DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
RONITA PRATAMA TOGATOROP
122401124
PROGRAM STUDI D-3 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(37)
PERSETUJUAN
Judul : Penentuan Kadar Mn Pada Air Mineral
Aqua PT.TIRTA SIBAYAKINDO Menggunakan Penyaring Green Sand Dengan Metode Spektrofotometri
Kategori : Tugas Akhir
Nama : Ronita Pratama Togatorop Nomor Induk Mahasiswa : 122401124
Program Studi : Diploma (D3) Kimia Departement : Kimia
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Disetujui di Medan, Juni 2015
Diketahui Dosen Pembimbing
Program Studi Diploma 3 Kimia Ketua
Dra. Emma Zaidar, M.Si Dr. Juliati Tarigan, S.Si.,M.Si NIP : 195512181987012001 NIP : 197205031999032001
Diketahui / Disetujui
Departement Kimia FMIPA USU Ketua
Dr. Rumondang Bulan, MS NIP : 195408301985032001
(38)
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING
GREEN SAND DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2015
RONITA PRATAMA TOGATOROP 122401124
(39)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA
SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tugas Akhir ini merupakan hasil kerja praktek di perusahaan swasta di Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Diploma-3 untuk program studi Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu dan pengetahuan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis, baik dalam penguraian Ilmu maupun keterbatasan dalam pengalaman yang sejauh ini belum dapat tercapai sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Penulis juga menyadari Tugas Akhir ini tersusun dan terselesaikan dengan baik karena ada campur tangan dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua saya M. Togatorop dan S.br Silalahi yang telah mencurahkan kasih sayang tulus, doa, dukungan moril dan material, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Ibu Juliati Tarigan, S.Si.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Emma Zaidar, MS selaku ketua Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang banyak mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Pimpinan dan seluruh staff perusahaan swasta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama menjalani PKL.
5. Kepada teman –teman terdekat saya, yaitu Sherly Marsella Sembiring, Lantika Wantri Nainggolan dan Ricky Leonardo Tambunan yang selalu rendah hati memotivasi saya dalam proses penulisan Tugas Akhir ini. 6. Kepada teman-teman seperjuangan di Kimia Analis stambuk 2012 yang
(40)
perkuliahan sampai penulisan Tugas Akhir ini dan terima kasih atas kekompakannya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun penulis diharapkan dalam sempurnanya Tugas Akhir ini. Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
(41)
PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar Mangan pada air mineral setelah green sand dengan menggunakan spektrofotometer pharo 300 dengan panjang gelombang 525 nm. Dari data yang diperoleh konsentrasi mangan sebelum green sand adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,09 mg/L, dan 0,087 mg/L, sedangkan setelah green sand adalah 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.
(42)
THE DETERMINATION OF MANGANESE IN MINERAL WATER AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO USING GREEN SAND FILTER BY
SPECTROPHOTOMETRIC METHOD ABSTRACT
It has been done for the determination of manganese after green sand by using spectrophotometer with a wavelength of 525 nm. From the data obtained by the concentration of manganese before green sand are 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,01 mg/L, dan 0,087 mg/L, while after green sand are 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.
(43)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 4
1.3. Pembatasan Masalah 4
1.4. Metodologi 5
1.5. Tujuan Penulisan 5
1.6. Manfaat Penulisan 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air 6
2.2. Siklus Air di Bumi 7
2.3. Manfaat Air Minum 9
2.4. Pengolahan Air Minum 10
2.4.1. Unit-unit Pengolahan Air Minum 11
2.5. Logam Dalam Air 15
2.5.1 Logam Mangan 15
2.5.2 Manfaat Mangan Sebagai Mikroelemen
(Hewan dan Manusia) 16
2.5.3. Efek Toksik Dari Mn 17
2.6. Spektrofotometri UV-Visible 18 BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.Alat dan Bahan 23
3.1.1.Alat 23
3.1.2.Bahan 23
3.2.Prosedur Percobaan 23
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Hasil Analisa 25
(44)
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 27
5.2.Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
(1)
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan cinta kasih-Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA
SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tugas Akhir ini merupakan hasil kerja praktek di perusahaan swasta di Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan Diploma-3 untuk program studi Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis baik dari segi kemampuan, waktu dan pengetahuan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan penulis, baik dalam penguraian Ilmu maupun keterbatasan dalam pengalaman yang sejauh ini belum dapat tercapai sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan dan saran-saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Penulis juga menyadari Tugas Akhir ini tersusun dan terselesaikan dengan baik karena ada campur tangan dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua saya M. Togatorop dan S.br Silalahi yang telah mencurahkan kasih sayang tulus, doa, dukungan moril dan material, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
2. Ibu Juliati Tarigan, S.Si.,M.Si, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS selaku ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, dan Ibu Dra. Emma Zaidar, MS selaku ketua Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang banyak mengarahkan dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Pimpinan dan seluruh staff perusahaan swasta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama menjalani PKL.
(2)
perkuliahan sampai penulisan Tugas Akhir ini dan terima kasih atas kekompakannya.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu segala kritik dan saran yang membangun penulis diharapkan dalam sempurnanya Tugas Akhir ini. Sebagai akhir kata, penyusun mengharapkan semoga Tugas Akhir yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa Kimia Analis di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
(3)
PENENTUAN KADAR Mn PADA AIR MINERAL AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO MENGGUNAKAN PENYARING GREEN SAND
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ABSTRAK
Telah dilakukan penentuan kadar Mangan pada air mineral setelah green sand dengan menggunakan spektrofotometer pharo 300 dengan panjang gelombang 525 nm. Dari data yang diperoleh konsentrasi mangan sebelum green sand adalah 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,09 mg/L, dan 0,087 mg/L, sedangkan setelah green sand adalah 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.
(4)
THE DETERMINATION OF MANGANESE IN MINERAL WATER AQUA PT. TIRTA SIBAYAKINDO USING GREEN SAND FILTER BY
SPECTROPHOTOMETRIC METHOD ABSTRACT
It has been done for the determination of manganese after green sand by using spectrophotometer with a wavelength of 525 nm. From the data obtained by the concentration of manganese before green sand are 0,075 mg/L, 0,096 mg/L, 0,081 mg/L, 0,01 mg/L, dan 0,087 mg/L, while after green sand are 0,048 mg/L, 0,041 mg/L, 0,05 mg/L, 0,059 mg/L, dan 0,054 mg/L.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 4
1.3. Pembatasan Masalah 4
1.4. Metodologi 5
1.5. Tujuan Penulisan 5
1.6. Manfaat Penulisan 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air 6
2.2. Siklus Air di Bumi 7
2.3. Manfaat Air Minum 9
2.4. Pengolahan Air Minum 10 2.4.1. Unit-unit Pengolahan Air Minum 11
2.5. Logam Dalam Air 15
2.5.1 Logam Mangan 15
2.5.2 Manfaat Mangan Sebagai Mikroelemen
(Hewan dan Manusia) 16 2.5.3. Efek Toksik Dari Mn 17 2.6. Spektrofotometri UV-Visible 18 BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.Alat dan Bahan 23
3.1.1.Alat 23
3.1.2.Bahan 23
3.2.Prosedur Percobaan 23
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Hasil Analisa 25
(6)
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 27
5.2.Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28