BOOK Puji H, Kiki JP Analisis Program CSR

Analisis Program CSR Restorasi Hutan Tahun 2015
PT. Tirta Investama Plant Cianjur
Puji Hariyanti; Kiki Juniansyah Putra
Universitas Islam Indonesia
� puji.hariyanti@uii.ac.id; kikijuniansyahputra@gmail.com

Pendahuluan
Konsep CSR mulai muncul pada tahun 1970-an di Amerika
Serikat yang diawali dengan gencarnya aksi yang dilakukan baik oleh
individu maupun kelompok dengan cara melakukan gugatan secara
hukum terhadap perusahaan. Masyarakat sekitar yang tinggal di
sekitar perusahaan merupakan salah satu bagian publik eksternal dari
stakeholder (Cutlip, Center & Broom, 2006: 390).
Pada waktu silam kegiatan CSR yang biasa dilaksanakan oleh
beberapa perusahaan hanya berupa pemberian donasi atau biasa
dikenal sebagai charity yang bertujuan untuk memberikan sedikit
keuntungan perusahaan secara langsung guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun konsep CSR yang sekarang ini jauh
lebih kompleks dibandingkan sebelumnya. Menurut Alitri (2011: 92)
konsep CSR pada era modern ini lebih dikenal dengan mengusung tiga
pilar atau triple P, yaitu proit, people, dan planet.

Dikutip dari laman http://www.tamankata.web.id/2015/11/
pelestarian-air-dan-lingkungan-hidup.html (akses pada 10 April 2016)
PT. Tirta Investama merupakan salah satu perusahaan yang ikut serta
melaksanakan program CSR di kabupaten Cianjur Jawa Barat. Adapun
program Corporate Social Responsibility yang sudah dilakukan salah
satunya adalah pada tahun 2015 PT. Tirta Investama Plant Cianjur
bersama pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)
melakukan kegiatan berupa penanaman pohon.

101

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Sonny menjelaskan, PT. Tirta Investama berkomitmen untuk tetap
berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan mengembangkan
tanaman lokal. Pada tahun 2015 adalah awal dari program kerjasama
dengan pihak TNGGP dengan penanaman pohon yang akan ditanam
dan dirawat secara berkala. “Inilah komitmen yang nyata dari PT.
Tirta Investama Plant Cianjur untuk mendukung upaya konservasi
keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan konservasi Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango,” tegasnya.
Dari laman http://www.kabarcianjur.com/2015/06/melalui-csraqua-lakukan-restorasi-hutan.html (akses pada 12 April 2016) Dia
menerangkan, bentuk dukungan itu secara formal telah dituangkan
dalam sebuah kesepakatan kerjasama. Dimana perjanjian tersebut
mengusung program kerja yang mendukung upaya konservasi
keanekaragaman hayati berbasis pemberdayaan masyarakat di sekitar
kawasan konservasi dengan ruang lingkup kegiatan. “Yaitu restorasi
ekosistem hutan dan pemberdayaan masyarakat yang akan dijalankan
dalam jangka waktu lima tahun (2015 – 2019).” tegasnya.
Dalam membuat sebuah program CSR yang berhubungan langsung
dengan alam dan masyarakat maka diperlukan strategi yang matang
dan riset atau survei agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat
tercapai dengan maksimal. Akan tetapi terkadang sebuah program
yang sudah direncanakan secara matang dapat mengalami perubahan
ataupun sebagainya disaat pelaksanaan program tersebut dilapangan.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap strategi dan implementasi CSR dengan studi pada PT. Tirta
Investama Plant Cianjur di provinsi Jawa Barat yang merupakan salah
satu perusahaan air mineral di Indonesia yang melaksanakan program
tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR.


Tinjauan Pustaka
Pembahasan dengan tema serupa mengenai Corporate Social
Responsibility sebelumnya sudah banyak dikaji dalam berbagai
penelitian. Beberapa diantaranya Fardila (2013) dengan judul
“STRATEGI KOMUNIKASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
PADA PT. HOLCIM INDONESIA DAN PT. PLN CILACAP”.
Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif ini

102

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi sebagai
metode pengumpulan datanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa
komunikasi program CSR yang dijalankan oleh PTHI Cilacap ditangani
oleh Community Relations Departement dengan menerapkan strategi
komunikasi melalui media, forum-forum komunikasi dan melalui
perbedaan penyampaian pesan. Implementasi strategi komunikasi
pada PTHI Cilacap dalam kegiatan CSR memiliki prosedur dalam

menentukan sasaran komunikasi, tujuan isi pesan komunikasi, media
komunikasi, dan komunikator. Sedangkan kegiatan CSR pada PT.
PLN Cilacap ditangani oleh Humas dan Staf Program Kemitraan
PT. PLN Cilacap dengan strategi sosialisasi dan survei. Implementasi
strategi komunikasi pada PT. PLN Cilacap dalam kegiatan CSR tidak
mempertimbangkan penentuan sasaran komunikasi, tujuan isi pesan
komunikasi, media komunikasi dan komunikator.
Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Khoiriyah
(2015) dengan judul “IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY PT. UNILEVER INDONESIA TBK” (Studi Deskriptif
Kualitatif Program Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam di Kecamatan
Bambanglipuro Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pedekatan kualitatif dan
metode pegumpulan datanya dengan metode observasi, wawancara
dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi
CSR PT. Unilever Tbk melalui Program Pemberdayaan Petani Kedelai
Hitam di kecamatan Bambanglipuro dilakukan melalui pendampingan
dari Aslap yang selalu memonitoring dari awal proses tanam hingga
panen. Aslap memberikan ilmu tentang teknik/pola tanam yang
tepat kepada petani agar mendapatkan produksi kedelai hitam yang

berkualitas dan bersertiikat. Selanjutnya dengan memberikan akses
pasar untuk para petani, ada kejelasan tentang penjualan kedelai hitam
sehingga mampu meningkatkan taraf hidup dan perekonomian petani
di kecamatan Bambanglipuro yang tergabung dalam P3KH.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu terletak pada kajian objek
yang berfokus pada salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility
yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur yaitu program
restorasi hutan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan
pada tahun 2015. Aktivitas komunikasi dan pelaksanaan Corporate
Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant
103

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Cianjur ditangani oleh Departemen SR & CSR. PT. Tirta Investama
Plant Cianjur menjadikan program atau aktivitas CSR sebagai strategi
inti perusahaan karena dianggap sangat penting sebagai bentuk
manifestasi keberlanjutan perusahaan. Perusahaan atau pelaku usaha
yang menjadikan aktivitas CSR sebagai strategi inti dan jantung
bisnisnya termasuk kedalam kategori kelompok hijau.

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung
jawab sosial sebuah perusahaan terhadap masyarakat yang berada di
sekitarnya. Dewasa ini banyak perusahaan yang telah memasukkan
kegiatan CSR dalam aktivitas bisnis mereka. Berikut ini adalah
beberapa deinisi CSR:
a. Menurut UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat,
maupun masyarakat pada umumnya.
b. Nor Hadi (2011) mengungkapkan bahwa CSR adalah suatu bentuk
tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang
diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya,
serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan
masyarakat secara lebih luas.
Suharto (2009: 107) mengatakan secara konseptual CSR merupakan
kepedulian perusahaan yang dilandasi tiga prinsip dasar yang dikenal

dengan istilah Triple Bottom Line yaitu:
a. Proit
Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan
berkembang.
b. People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan
manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR
seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan,

104

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas
ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang
berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.
c. Planet
Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
keberagaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada

prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup,
penyediaan air bersih, perbaikan pemukiman dan pengembangan
pariwisata.
Menurut Saidi dan Abidin (2004: 64-65) terdapat empat model atau
pola dalam melaksanakan kegiatan atau program CSR yang umumnya
diterapkan di Indonesia diantaranya:
1. Model keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program
tanggung jawab sosial perusahaan secara langsung dengan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan
sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan
tugas ini sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu
pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public afair
manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relations.
2. Model melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan.
Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan
atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim
diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya
perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi
yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.
3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan tanggung

jawab sosial melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi
non pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola
dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan
turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga
sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
Untung (2009) mengungkapkan terdapat empat kelompok
perilaku pengusaha terkait dengan praktik CSR dalam menjalankan
usahanya yaitu:

105

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

1. Kelompok Hitam
Kelompok hitam adalah mereka yang tidak melakukan praktik
CSR sama sekali. Yang mana pengusaha yang menjalankan bisnis
semata-mata untuk keuntungan sendiri.
2. Kelompok Merah
Kelompok merah adalah mereka yang sudah mulai melaksanakan

praktik CSR tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya
yang akan mengurangi keuntungan.
3. Kelompok Biru
Kelompok biru adalah perusahaan yang menilai praktik CSR
akan memberi dampak positif pada usahanya karena merupakan
investasi, bukan biaya.
4. Kelompok Hijau
Kelompok hijau adalah perusahaan yang sudah menempatkan CSR
pada strategi inti dan jantung bisnisnya, CSR tidak hanya dianggap
sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal sosial.

Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Data tersebut berasal
dari catatan observasi, wawancara, dokumentasi, catatan memo, dan
dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik
fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 5 bulan yang dimulai
dari Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017. Selama jangka waktu

tersebut telah dilakukan penelitian di lapangan, pengolahan data
dan penyusunan laporan penelitian sebagai hasil dari penelitian.
Proses pengumpulan dan pengambilan data yang penulis gunakan
adalah dengan cara mengamati atau observasi secara langsung yang
kemudian dilanjutkan dengan wawancara terhadap praktisi CSR PT.
Tirta Investama Plant Cianjur dan dokumentasi. Dalam hal ini penulis
menggabungkan jenis wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

106

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

Hasil dan Pembahasan
PT. Tirta Investama Plant Cianjur dibawah naungan DANONE
Group merupakan perusahaan yang memiliki status sebagai perusahaan
multinasional (asing) dimana pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan atau yang disebut juga Corporate Social Responsibility (CSR)
harus mematuhi ketetapan dan kebijakan hukum positif yang berlaku di
Indonesia sehingga pelaksanaannya bersifat wajib untuk dilaksanakan.
Sesuai Undang-Undang No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas pengertian CSR dalam Pasal 1 angka 3 menyebutkan tanggung
jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,
baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat
pada umumnya.
Berdasarkan hasil temuan data diketahui bahwa praktisi CSR PT.
Tirta Investama Plant Cianjur memahami pelaksanaan CSR sebagai
komitmen dalam bentuk kegiatan atau program-program sosial yang
diberikan oleh perusahaan dengan harapan dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup bagi masyarakat sekitar. Aktivitas
CSR juga merupakan sebuah respon dan tindakan yang dilakukan oleh
perusahaan atas kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan
baik stakeholder internal maupun eksternal sehingga akan berimpact
positif pada perusahaan.
PT. Tirta Investama Plant Cianjur menjadikan aktivitas CSR
kedalam strategi inti dan jantung bisnis sebagai bentuk manifestasi
keberlanjutan perusahaan yang berarti menurut teori diatas PT. Tirta
Investama Plant Cianjur dapat dikategorikan pelaku kelompok hijau.
Praktisi CSR berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat tumbuh dan
berkembang apabila tidak adanya dukungan dari masyarakat terutama
masyarakat yang berada disekitar wilayah kerja perusahaan.
Maka dari itu CSR dilakukan sebagai salah satu cara untuk
memperoleh dukungan dari masyarakat melalui terciptanya lingkungan
kerja perusahaan yang kondusif dengan memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk merasakan manfaat baik dari keberadaan perusahaan.
Dengan terciptanya suasana yang kondusif di dalam maupun di luar
lingkungan kerja perusahaan maka produksivitas akan berjalan lancar.
107

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Adapun program CSR yang sudah berjalan pertama adalah
sarana air bersih atau yang dikenal dengan sebutan Water Acces
Sanitation and Hygiene (WASH). Program WASH menjadi salah satu
koor bisnis perusahaan karena memiliki tanggung jawab moral untuk
mengembalikan air.
WASH merupakan kegiatan bantuan sarana air bersih dan
pelatihan cara berperilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat
sekitar lingkungan kerja perusahaan. Sejauh ini PT. Tirta Investama
Plant Cianjur telah memberikan sekitar 40 sampai dengan 45 titik
bantuan sarana air bersih. Untuk satu titik tersebut bisa dimanfaatkan
oleh 10 Kepala Keluarga atau 5 sampai 10 rumah.
Selanjutnya yang kedua adalah program IFS atau Integrated Farming
System. IFS yaitu program pertanian organik terintegrasi yang berbasis
pada pemberdayaan masyarakat (kelompok petani). Pemberdayaan
yang dilakukan berupa pelatihan dan pendampingan terhadap para
petani di sekitar lingkungan kerja perusahaan seperti cara menanam
padi yang organik tanpa ada kontaminasi dengan bahan-bahan kimia.
Produk yang sudah dihasilkan dari program ini adalah beras organik
yang dikenal dengan nama ORISA.

Gambar 1. Kepala Pabrik PT. TIV Cianjur bersama dengan tim relawan CSR pada
program restorasi hutan
(Sumber Sumber PT. Tirta Investama Plant Cianjur)

Yang ketiga adalah program konservasi yaitu upaya untuk menjaga
keseimbangan dan melestarikan lingkungan alam. Konservasi di PT.
Tirta Investama Plant Cianjur dibedakan menjadi tiga kategori yakni

108

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

konservasi di recharge area, konservasi di area Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (TNGGP) dan konservasi di dalam area perusahaan.
Pada tahun 2015 terjadi kerjasama antara PT. Tirta Investama Plant
Cianjur dengan pihak TNGGP untuk melakukan penanaman pohon
bersama dengan nama program restorasi hutan. Program tersebut
merupakan hasil dari MOU di tingkat Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan yang kemudian di follow-up oleh kedua belah pihak.
Kesepakatan yang tercapai adalah program restorasi hutan
berlangsung mulai tahun 2015 sampai dengan 2019 di area TNGGP
dengan blok yang berbeda-beda setiap tahunnya dan lahan seluas 8
hektar serta jumlah yang ditanam sebanyak 3.500 bibit pohon.
Program Restorasi Hutan Tahun 2015
Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan
daerah tangkapan air atau catchment area yang sangat penting bagi
PT. Tirta Investama Plant Cianjur guna menjamin ketersedian sumber
daya air yang meresap ke dalam tanah sehingga menjamin terhadap
kualitas dan kuantitas dari air tersebut.
Berdasarkan dari hal tersebut maka PT. Tirta Investama Plant
Cianjur berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya konservasi
daerah tangkapan air dan atau recharge area di wilayah kerja perusahaan,
khususnya di Kawasan Konservasi Bidang Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah I Cianjur, Seksi PTN Wilayah II Gedeh, Resort PTN Tegalega,
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang merupakan wilayah
inti dari recharge area perusahaan AQUA Cianjur berada.
Restorasi ekosistem hutan adalah salah satu jenis kategori program
konservasi yang rutin dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur.
Program tersebut dipahami oleh praktisi CSR perusahaan adalah sebagai
penghijauan yang artinya menghijaukan atau me-restore kembali hutan
yang kondisinya belum padat dan tertutup semua oleh pepohonan.
Pelaksanaan restorasi merupakan upaya untuk menyelamatkan
dan memperbaiki kondisi ekosistem hutan sebagai habitat bagi
keanekaragaman hayati. Tujuan utama dari restorasi hutan adalah
mengembalikan struktur dan fungsi ekosistem awal dengan cara
menanam jenis-jenis pohon kunci yang memainkan peranan penting
di dalam ekologi hutan alam.

109

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Gambar 2
Kantor Resort PTN Tegalega TNGGP
(Sumber Dokumentasi Penulis)

Mengingat tahun 2015 merupakan tahun pertama dari lima
tahun pelaksanaan kerjasama maka pada dasarnya direncanakan atau
dilaksanakan terlebih dahulu kegiatan yang bersifat tahapan awal dari
suatu rangkaian proses kegiatannya. Namun demikian terdapat aktivitas
yang merupakan implementasi langsung dari kegiatan tersebut. Selain
melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat teknis diatas kegiatan
restorasi hutan juga menjadi wadah terjalinnya relasi yang semakin
kuat dengan pihak TNGGP.
Kedua belah pihak berkolaborasi bersama untuk membina dan
memberdayakan masyarakat sekitar. Masyarakat ini tergabung dalam
kelompok Masyarakat Mitra Polhut (MMP) atau disebut para kelompok
petani hutan sebagai mitra dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Komunikasi dengan para stakeholders terutama pihak eksternal
dan pemilik lokasi yakni Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango menjadi langkah awal yang dilakukan dengan harapan
terjadinya kesepahaman antara semua pihak dan elemen yang terlibat
dalam program restorasi ekosistem hutan tahun 2015.
Dalam menjalankan program sosialnya PT. Tirta Investama Plant
Cianjur selalu melibatkan pihak lain sebagai mitra atau dengan kata lain
perusahaan tidak terlibat secara langsung. Menurut Saidi dan Abidin
(2004: 64-65) terdapat empat model atau pola dalam melaksanakan
kegiatan atau program CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia
salah satunya yaitu bermitra dengan pihak lain.

110

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

Perusahaan menyelenggarakan tanggung jawab sosial melalui
kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non pemerintah,
universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun
dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
Pada program restorasi ekosistem hutan tahun 2015 PT. Tirta
Investama Plant Cianjur bermitra dengan Yayasan Nasional Ternak
Indonesia (NTI) sebagai kepanjangan tangan dalam mengelola dana
dan melaksanakan kegiatan sosial tersebut.
NTI ditunjuk oleh perusahaan karena dinilai sebagai lembaga
yang berpengalaman dalam hal konservasi dan program lainnya yang
dilaksanakan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur. NTI juga memiliki
kewajiban untuk melaporkan segala macam kegiatan yang akan dan
sudah dilakukan bersama pihak Balai Besar Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap
perusahaan.
Program restorasi hutan melibatkan banyak pihak termasuk
eksternal perusahaan dari tingkat pemerintah kabupaten mulai
perangkat desa setempat hingga Bupati Cianjur ikut serta dalam event
yang juga dijadikan oleh PT. Tirta Investama sebagai ajang edukasi
kepada masyarakat umum akan pentingnya menjaga kelestarian
alam. Dengan diikut sertakannya para stakeholders tersebut PT.
Tirta Investama Plant Cianjur berharap mereka bisa terinspirasi
dan termotivasi untuk mengadakan program-program sosial yang
bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kondisi alam khususnya di
kabupaten Cianjur.
Yang menjadi target sasaran dari program restorasi hutan adalah para
kelompok petani hutan disekitar perbatasan dengan kawasan TNGGP.
Para petani tersebut diajak dan diberdayakan agar ikut serta menjaga
kelestarian hutan dan mencegah mereka melakukan penebangan liar
ataupun kegiatan yang dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem
di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Dalam pelaksanaan restorasi ekosistem hutan tahun 2015 PT.
Tirta Investama Plant Cianjur juga bekerjasama dengan elemen media
sebagai sarana publikasi khususnya yang ada di kabupaten Cianjur.
Adapun media yang bekerjasama pada saat itu adalah media cetak dan
media online. Kedua jenis media tersebut dipilih karena perusahaan
111

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

memiliki kedekatan dengan para wartawan yang tergabung dalam
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cianjur.
Pelaksanaan program restorasi ekosistem hutan tahun 2015 dalam
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berlangsung di
dua tempat yaitu di Blok Citatah dan Blok Kandang Kuda. Penentuan
lokasi atau area penanaman menjadi kewenangan dari TNGGP karena
TNGGP yang lebih tahu area mana saja yang perlu dihijaukan kembali.
Blok Citatah dan Blok Kandang Kuda dipilih karena TNGGP ingin
mengembalikan kedua area tersebut ke habitat awal yaitu dengan
menanam kembali tanaman-tanaman endemik melalui program
restorasi hutan.
Berdasarkan temuan data petugas lapangan dari Resort PTN
Tegalega Balai Besar TNGGP telah melakukan pengukuran deinitif
lokasi kegiatan restorasi hutan 2015. Pengukuran dilakukan dengan
metode survey menggunakan GPS dan kemudian data diolah
menggunakan sotware ArcGIS dan diketahui luas hasil pengukuran
blok Kandang Kuda adalah 1,023 ha. Sedangkan luas hasil pengukuran
blok Citatah adalah 7,108 ha.
Selanjutnya petugas lapangan Resort PTN Tegalega bersama
mitra PT. Tirta Investama Plant Cianjur serta dibantu beberapa petani
membuat dan memberikan tanda batas lokasi restorasi hutan 2015.
Untuk blok Kandang Kuda dibuat tanda batas lokasi sebanyak 20 (dua
puluh) buah sedangkan blok Citatah sebanyak 19 (sembilan belas)
buah dengan menggunakan bambu berdiamater 10 cm dengan panjang
1 meter.
Tanda batas berupa bambu tersebut diatasnya di beri cat warna
merah sekitar 10 cm. Selain itu di blok Citatah terdapat tanda batas
alami yaitu sungai citilirik sepanjang 800 meter sehingga tidak perlu
ditandai dengan bambu sebagai tanda batasnya. Tanda batas diukur dan
dipancang setiap 50 meter sampai dengan 100 meter serta juga dapat
disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Setelah itu dibuatlah peta
lokasi berdasarkan hasil pengukuran di lapangan yang menggunakan
GPS.

112

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

Gambar 3
Pemancangan Bambu Oleh Personil Seksi PTN Wilayah II Gedeh dan Resort PTN
Tegalega serta Mitra dari NTI
(Sumber Dokumentasi Penulis)

Dikarenakan untuk saat ini di blok Kandang Kuda dan blok Citatah
sudah tidak ada penggarapan lagi maka kemudian pihak TNGGP
melakukan identiikasi terhadap kelompok masyarakat yang direncanakan
akan membantu pelaksanaan restorasi hutan 2015 di kedua blok tersebut.
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kerjasama dengan masyarakat
guna membangun peran dan partisipasi penuh kelompok petani hutan
dalam pelaksanaan restorasi ekosistem hutan.
Kerjasama dengan petani hutan merupakan kunci utama dalam
pelaksanaan kegiatan konservasi keanekaragaman hayati berbasis
pemberdayaan masyarakat sehingga proses pelaksanaan kegiatan di
tingkat lapangan dapat dilakukan secara pastisipatif dengan melibatkan
peran aktif masyarakat petani hutan. Masyarakat ini tergabung dalam
kelompok Masyarakat Mitra Polhut (MMP) sebagi mitra Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango.
Sesuai kesepahaman bersama antara PT. Tirta Investama Plant
Cianjur dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
untuk jumlah bibit yang ditanam itu sebanyak 3.500 bibit. Program
restorasi ekosistem hutan ini telah dilaksanakan pada pertengahan
tahun tepatnya bulan Juni 2015 dengan bentuk kegiatan berupa
pengadaan bibit tanaman endemik dan MPTS sejumlah 3.500 batang
dengan komposisi sebagai berikut:
113

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Tabel 1.1
Jenis dan Jumlah Bibit Tanaman Endemik dan MPTS
Jenis

Blok Citatah

Blok Kandang Kuda

Rasamala

900

150

Puspa

800

150

Manglid

1000

200

MPTS/Alpukat

300

0

Jumlah

3000

500

Setelah itu kegiatan pelaksanaan penanaman pohon atau restorasi
hutan dilakukan secara penuh oleh kelompok petani hutan didampingi
oleh petugas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango serta mitra
dan relawan PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Penanaman dilakukan
dengan pendekatan jarak di lapangan 5 x 5 meter dengan asumsi 400
batang pohon per hektar. Dengan total luasan 8 hektar maka jumlah
yang ditanam adalah 3.200 batang pohon sementara 300 batang pohon
dipersiapkan sebagai bibit cadangan untuk mengganti bibit yang rusak
atau mati selama proses berlangsung.
Kemudian dilakukan kegiatan pemeliharaan yang berupa
penyulaman, penyiangan dan pendangiran terhadap tanaman terutama
tanaman-tanaman yang mengalami gangguan dari gulma dan lainnya.
Pendangiran dilaksanakan untuk membersihkan sekeliling tanaman
dari gangguan gulma baik rumput maupun tanaman pengganggu
lainnya. Proses pemeliharaan ini dilakukan oleh kelompok masyarakat
petani hutan secara partisipatif dengan pendekatan pemberdayaan
masyarakat.
Yang terakhir adalah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan restorasi ekosistem hutan yang difokuskan pada teknis
pelaksanaan kegiatan dari mulai persiapan hingga pelaksanaan di
lapangan. Kegiatan ini dilakukan guna menyusun perencanaan di
tahun berikutnya. Sampai dengan monitoring dan evaluasi November
2015 persentase tumbuh tanaman adalah 85%.
Selanjutnya terkait dana atau anggaran yang dikeluarkan oleh PT.
Tirta Investama Plant Cianjur dalam kegiatan konservasi khususnya
pada program restorasi ekosistem hutan tahun 2015 adalah sebesar 100
juta rupiah. Praktisi CSR PT. Tirta Investama Plant Cianjur mengatakan
bahwa anggaran tersebut diperoleh dari dana operasional perusahaan
114

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

sendiri melalui persetujuan dari pihak Head Oice (HO) AQUA di
Jakarta.
Dalam pelaksanaan aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan
PT.Tirta Investama Plant Cianjur sangat konsen dan melandasinya
dengan konsep 3P atau yang dikenal Triple Bottom Line:
1. Proit
Bagi PT. Tirta Investama Plant Cianjur keuntungan bukan
menjadi hal yang utama dari pelaksanaan program CSR. Perusahaan
menyadari pelaksanaan restorasi hutan akan berdampak positif
bagi keberlanjutan perusahaan kedepan.
Aktivitas CSR dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan
perusahaan kepada peraturan dan sebagai usaha untuk
menumbuhkan citra baik perusahaan di mata masyarakat.
Pada konsep proit dalam triple bottom line perusahaan tetap
harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
PT. Tirta Investama Plant Cianjur merasa kegiatan restorasi
hutan tidak menguntungkan secara langsung artinya untung
yang diterima tidak seperti ketika berjualan air minum yang 1
botolnya bisa langsung di rupiahkan. Perusahaan meyakini bahwa
program CSR termasuk restorasi hutan merupakan investasi yang
keuntungannya akan diperoleh dalam jangka waktu yang panjang.
Perusahaan juga yakin apabila kondisi lingkungan dan alam
dapat terus dijaga dengan program-program konservasi maka PT.
Tirta Investama Plant Cianjur pun akan terus berproduksi dan
dapat diterima serta didukung dengan baik oleh masyarakat sekitar
sehingga keberadaan perusahaan akan tetap ada.
2. People
Sesuai dengan peraturan yang menjadi dasar pelaksanaan CSR
bahwa PT. Tirta Investama Plant Cianjur mengutamakan masyarakat
sekitar pabrik sebagai penerima manfaat program restorasi hutan.
Selain juga melihat berdasarkan tingkat urgensi kelompok masyarakat
yang benar-benar dibantu dan berada di recharge area.
Dalam melaksanakan program tanggung jawab sosialnya
perusahaan memetakan 2 jangkauan wilayah yakni Ring 1 dan
115

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Ring 2. Dimana Ring 1 merupakan daerah yang berbatasan
langsung dengan PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Selanjutnya
Ring 2 yaitu daerah yang berbatasan langsung dengan Ring 1 dan
daerah penyangga yang terdapat fasilitas atau alat-alat yang dari
perusahaan serta terpengaruh oleg kegiatan perusahaan.
Pada konsep people dalam triple bottom line melihat seberapa
jauh program CSR yang dilaksanakan memberikan manfaat bagi
kesejahteraan masyarakat. Dari kegiatan restorasi hutan yang telah
dilaksanakan PT. Tirta Investama Plant Cianjur tidak memiliki
indikator yang dapat mengukur dampak langsung pelaksanaan
program pada kesejahteraan sosial masyarakat.
Sejauh ini perusahaan baru melihat dampak tersebut dari
tanggapan masyarakat dan laporan perangkat desa setempat
mengenai manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Karenanya
restorasi hutan bukan hanya semata-mata kegiatan menanam
pohon tetapi juga proses pembelajaran bagi masyarakat sekitar.
Program khusus yang dilaksanakan dalam rangkaian restorasi
hutan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat
khususnya para petani yang terlibat yakni bantuan hewan ternak
berupa kambing sebanyak 32 ekor yang disalurkan pada kelompok
petani atau mitra dikawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango.
3. Planet
PT. Tirta Investama Plant Cianjur hingga saat ini hanya
menyalurkan dana CSR untuk lingkungan eksternal saja. Sesuai
dengan aturan dari pemerintah bahwa program-program kegiatan
sosial ditujukan untuk lingkungan masyarakat sekitar perusahaan.
Suharto (2009: 107) mengatakan bahwa pada konsep planet
dalam triple bottom line perusahaan harus peduli terhadap
lingkungan hidup dan keberlanjutan keberagaman hayati. Sejauh
ini PT. Tirta Investama Plant Cianjur sangat peduli terhadap
lingkungan dan alam terbukti dengan adanya item atau jenis
konservasi dalam program CSRnya.
Restorasi hutan bertujuan untuk melestarikan dan menghijaukan
bumi agar meminimalisir dampak negatif dari bencana alam seperti
banjir serta longsor. Selain itu perusahaan juga berhati-hati terkait
116

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

proses produksinya dimana PT. Tirta Investama Plant Cianjur sangat
meminimalisir tumpahan bahan beracun berbahaya atau B3 ke alam
sebagai bentuk pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan.
Peran stakeholder internal dari PT. Tirta Investama Plant Cianjur
sangat positif artinya semua elemen karyawan dan manajemen sudah
memahami akan pentingnya penghijauan. Dalam program restorasi
hutan tahun 2015 beberapa karyawan PT. Tirta Investama Plant Cianjur
diajak dan dilibatkan menjadi tim relawan CSR untuk menanam di area
Blok Citatah. Semua elemen perusahaan menyadari bahwa restorasi ini
untuk jangka waktu yang panjang dan akan membawa manfaat baik
bagi masyarakat sekitar maupun perusahaan.
Di sisi lain para stakeholders eksternal juga memberikan
dukungan dan ikut berperan dalam kelancaran program restorasi
hutan tahun 2105. Hal tersebut dapat terlihat dari antusiasme pihakpihak pemangku kepentingan dalam berpartisipasi pada aktivitas CSR
yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant Cianjur. Peran dari
stakeholders memang sangat diharapkan karena pohon yang ditanam
adalah milik bersama yaitu milik seluruh masyarakat Cianjur.
Sesuai MOU yang dilanjutkan dengan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) pelaksanaan program restorasi ekosistem hutan 2015
merupakan tahun pertama bagi PT. Tirta Investama Plant Cianjur
yang bekerjasama dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Secara umum program restorasi hutan tahun pertama ini
sudah berjalan dengan baik dan pelaksanaannya sesuai seperti yang
direncanakan. PT. Tirta Investama Plant Cianjur memilik harapan dan
target sangat tinggi kepada mitra yakni agar semua bibit pohon yang
ditanam dapat hidup dan tumbuh 100%.
Perusahaan memberikan kepercayaan yang besar kepada mitra
untuk berkomitmen dan memastikan bahwa tanaman dari program
restorasi tahun 2015 tersebut berhasil. Kedepannya PT. Tirta Investama
Plant Cianjur akan melakukan inovasi cara monitoring dengan
menggunakan drone sehingga lebih efektif. Penggunaan drone diyakini
oleh praktisi CSR perusahaan akan menghemat waktu dan tenaga pada
saat melaksanakan monitoring di lokasi restorasi.
Inovasi lain yang akan dikembangkan pada pelaksanaan tahun
berikutnya adalah penomoran dengan menggunakan barcode.
117

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Penggunaan barcode pada setiap tanaman diyakini akan menjadi solusi
tepat apabila ada bibit pohon yang mati akan mudah terdeteksi dan
bisa dilakukan langkah cepat tanggap seperti penyulaman ataupun
penggantian dengan bibit pohon yang baru.
PT. Tirta Investama Plant Cianjur juga berencana untuk melibatkan
para anak-anak sekolah untuk ikut serta menanam bibit pohon di
tahun yang akan datang bersama-sama dengan para volunteer dan
pihak lain yang sudah berperan dalam program restorasi hutan tahun
2015. Dengan dilibatkannya para generasi muda tersebut diharapkan
dapat memantik rasa kepedulian mereka terhadap lingkungan dan
alam disekitar.
Terkait dengan pemberdayaan masyarakat PT. Tirta Investama
Plant Cianjur menyadari bahwa program restorasi ekosistem hutan
pada 2015 yang merupakan tahun pertama pelaksanaan di kawasan
Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango belum dapat
memberdayakan masyarakat sekitar terutama di kecamatan Gekbrong
dan Warung Kondang secara menyeluruh dikarenakan program
restorasi ini menargetkan kelompok petani hutan disekitar lokasi
penanaman.
Dengan adanya program restorasi hutan ini PT. Tirta Investama
Plant Cianjur berharap semua elemen dan lapisan masyarakat akan
mendapatkan manfaat dan impact yang positif di kemudian hari
terutama bagi para anak-anak generasi muda di masa yang akan datang.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
peneliti maka diperoleh beberapa kesimpulan atau jawaban atas
rumusan masalah penelitian yang pertama adalah PT. Tirta Investama
Plant Cianjur secara umum telah melaksanakan CSR sesuai dengan
hukum positif yang berlaku di Indonesia dan menjadikan aktivitas
CSR kedalam strategi inti serta jantung bisnisnya sebagai modal sosial
untuk keberlanjutan perusahaan.
Program CSR yang dilaksanakan PT. Tirta Investama Plant
Cianjur terhadap masyarakat sekitar baik ring 1 dan ring 2 antara lain:
program sarana air bersih atau Water Acces Sanitation and Hygiene
(WASH), program pertanian organik terintegrasi yang berbasis pada
118

Puji Hariyanti & Kiki Juniansyah Putra, Analisis Program CSR...

pemberdayaan masyarakat (kelompok petani) atau Integrated Farming
System, program konservasi yang dibedakan menjadi tiga yakni
konservasi di recharge area, konservasi di area Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (TNGGP) dan konservasi di dalam area perusahaan.
Yang kedua adalah aktivitas komunikasi dan pelaksanaan Corporate
Social Responsibility yang dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant
Cianjur ditangani oleh Departemen SR & CSR. Implementasi CSR PT.
Tirta Investama Plant Cianjur melalui program restorasi ekosistem
hutan tahun 2015 di lokasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
di blok Citatah dan blok Kandang Kuda telah berhasil dilaksanakan
sesuai kesepahaman MOU bersama yakni menanam 3.500 bibit pohon
dengan luas 8 hektar dengan pendampingan mitra mulai dari pra
pelaksanaan hingga pasca pelaksanaan penanaman.
Yang ketiga adalah restorasi hutan 2015 merupakan start awal
kegiatan penanaman bibit pohon yang direncanakan berjalan hingga
lima tahun kedepan mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2019. Pada tahun pertama PT. Tirta Investama Plant Cianjur hanya
menggunakan media cetak dan online lokal sebagai sarana untuk
publikasi kepada khalayak. Media tersebut merupakan media lokal
yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesi (PWI) Cianjur.
Dan terakhir adalah bahwa dalam pelaksanaan restorasi hutan
2015 belum dapat menjangkau dan atau memberdayakan masyarakat
secara luas artinya hanya para petani yang ikut terlibat dalam kegiatan
saja yang mendapatkan bantuan berupa hewan ternak. Selain itu ada
beberapa hal yang akan ditingkatkan pada tahun berikutnya seperti
penggunaan barcode pada setiap tanaman dan penggunaan pesawat
drone untuk proses monitoring dengan tujuan agar lebih efektif.

119

Manajemen Image Kebhinekaan Indonesia

Datar Pustaka
Alitri. 2011. Community Development: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Cutlip Scott M, Allen H Center dan Glen M Broom. 2006. Efective Public
Relations. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana.
Fardila, Parassiliana. 2014. “Strategi Komunikasi Corporate Social
Responsibility Pada PT. Holcim Indonesia dan PT. PLN Cilacap.”
Skripsi Sarjana, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Khoiriyah, Arifatul. 2015. “Implementasi Corporate Social Responsibility
PT. Unilever Indonesia Tbk Studi Deskriptif Kualitatif Program
Pemberdayaan Petani Kedelai Hitam di Kecamatan Bambanglipuro
Kabupaten Bantul, Yogyakarta.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.
Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 40 tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas.
Saidi dan Abidin. 2004. Corporate Social Responsibility: Alternatif Bagi
Pembangunan Indonesia. Jakarta: ICSD
Suharto, Edi. 2009. Pekerjaan Sosial di Dunia Industri. Bandung: Alfabeta.
Sulistiawaty, Dewi. 2015. “Pelestarian Air dan Lingkungan Hidup Bersama
AQUA”.
http://www.tamankata.web.id/2015/11/pelestarian-air-dan-lingkunganhidup.html (akses pada 10 April 2016).
Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar
Graika.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum.
Jakarta: PT. Raja Graindo Persada.
--------------“Melalui CSR, Aqua Lakukan Restorasi Hutan”.
http://www.kabarcianjur.com/2015/06/melalui-csr-aqua-lakukanrestorasi-hutan.html (akses pada 12 April 2016).
120