Uji Resistensi Malathion dan Sipermethrin Terhadap Nyamuk Aedes aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Kota Medan Tahun 2016

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Resistensi Nyamuk

2.1.1

Pengertian Resistensi Nyamuk
Menurut WHO (1992) dalam Sucipto (2015) resistensi terhadap insektisida

adalah kemampuan individu serangga dalam populasi untuk bertahan hidup
terhadap suatu dosis insektisida yang dalam keadaan normal dapat membunuh
spesies serangga tersebut. Resistensi merupakan suatu fenomena evolusi yang
disebabkan oleh seleksi serangga hama yang diberi perlakuan insektisida secara
terus menerus. Secara prinsip mekanisme resistensi ini akan mencegah insektisida
berikatan dengan titik targetnya atau tubuh serangga menjadi mampu untuk
mengurai bahan aktif insektisida sebelum sampai pada titik sasaran. Jenis atau
tingkatan resistensi itu sendiri meliputi tahap rentan, toleran baru kemudian tahap
resisten.

Resistensi insektisida merupakan suatu kenaikan proporsi individu dalam
populasi yang secara genetik memiliki kemampuan untuk tetap hidup meski
terpapar satu atau lebih senyawa insektisida. Peningkatan individu ini terutama
oleh karena matinya individu-individu yang sensitif insektisida sehingga
memberikan peluang bagi individu yang resisten untuk terus berkembangbiak dan
meneruskan gen resistensi pada keturunannya (Tabashnik, 2011).
Jenis resistensi vektor (nyamuk) terhadap insektisida dapat berupa
resistensi tunggal, resistensi ganda (multiple resistance) atau resistensi silang

7
Universitas Sumatera Utara

(cross resistance). Resistensi tunggal adalah resistensi pada populasi serangga
terhadap satu jenis insektisida sedangkan resistensi ganda (silang) adalah
perkembangan resistensi pada populasi serangga termasuk nyamuk akibat
penekanan secara selektif insektisida lain dengan mekanisme sama/target site
sama, tetapi bukan dari satu kelompok insektisida (WHO, 1992).
Menurut Herat (1997) yang dikutip oleh Sucipto (2015) bahwa status
resistensi terhadap serangga, diukur menggunakan prosedur standar WHO dengan
uji Susceptibility, yaitu metode standar yang tepat untuk mengukur resistensi

insektisida

khususnya

di

lapangan.

Kriteria

yang

digunakan

untuk

menginterpretasi hasil Letal Concentration (LC50) atau LC100 adalah :
1.

Kematian 99-100 %


= Susceptible/Rentan/Peka

2.

Kematian 80-98 %

= Toleran

3.

Kematian