PENGAWASAN PERUSAHAAN DAERAH (PD) PASAR KOTA TANGERANG PADA PASAR TRADISIONAL BANDENG PASCA REVITALISASI

  

PENGAWASAN PERUSAHAAN DAERAH (PD)

PASAR KOTA TANGERANG PADA PASAR

TRADISIONAL BANDENG PASCA REVITALISASI

  SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh Naomi Laura

  6661111108

  

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2016

  

ABSTRAK

Naomi Laura. 6661111108. Pengawasan Perusahaan Daerah (PD) Pasar

Kota Tangerang pada Pasar Tradisional Bandeng Pasca Revitalisasi.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Kondisi Pasar Tradisional semakin hari semakin buruk, sedangkan sekarang semakin banyak Pasar Modern yang berkembang di Kota Tangerang. Pemerintah Kota Tangerang melakukan revitalisasi Pasar Tradisional untuk meningkatkan kualitas Pasar Tradisional sehingga tidak kehilangan konsumen. Melalui PD Pasar Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang membuat program untuk merevitalisasi Pasar Tradisional yang kondisinya sudah buruk, salah satunya adalah Pasar Bandeng. Setelah dilakukannya revitalisasi, pengawasan terus dilakukan dari semua pihak demi mempertahankan kondisi pasar yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengawasan di Pasar Bandeng pasca revitalisasi. Peneliti menggunakan metode kualitatif. Pemilihan informan menggunakan teknik puposive sampling. Peneliti menggunakan teori yang dikemukakan oleh Stephen P. Robbins dan Marry Coulter yang terdiri dari 4 dimensi pengawasan, yaitu menetapkan standar, pengukuran, membandingkan, dan melakukan tindakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan masih kurang optimal karena intensitas pengawasan yang rendah dan pembenahan yang belum berhasil. Untuk itu peneliti memberikan saran yaitu, perlu dibuatnya peraturan khusus pengawasanan, diadakannya jadwal pengawasan agar pengawasan dilakukan secara rutin, ditegakkannya peraturan yang ada dengan cara memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggar peraturan, dilakukan pembenahan atas fasilitas yang rusak. Kata kunci: pengawasan, pasar tradisional, revitalisasi

  

ABSTRACT

Naomi Laura. 6661111108. Controlling of Market Regional Company

Tangerang City on Bandeng Traditional Market After Revitalized. School of

Public Administration. The Faculty of Social Science and Political Sciene.

Sultan Ageng Tirtayasa University.

  

Traditional market conditions are getting worse, while Modern Market

growing in Tangerang City. The Government of Tangerang City revitalizing

Traditional Market to increase the quality of Traditional Market so that not

lose consumers. The Government of Tangerang make a program revitalizing

for Traditional Market in bad condition, one of which is Bandeng Market

trough Market Regional Company Tangerang City. After the revitalization,

controlling are contiued by all parties to mantain market condition much better

than before. The purpose of this research was to determine how the control in

Bandeng Market after revitalized. This research used qualitative methods.

Election research informants used purposive sampling technique. This

research used the teory put forward by Stephen P. Robbins and Marry Coulter

consist of four dimensions of controlling, there are Standards, Measurement,

Compare, and Action. The result showed that controlling is still not optimal

because low intensity of control and revamping unsuccsessful. The suggestions

to this research are the need special regulation for controlling, made a regular

schedule for controlling, enforce all regulations by give strict sanctions.

Revamping over the demage facilities. Kleywords: Controlling, Traditional Market, The Revitalization

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang selalu setia menyertai penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengawasan Perusahaan Daerah (PD) Pasar

  Skripsi Kota Tangerang Pada Pasar Tradisional Bandeng Pasca Revitalisasi”. ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (satu) pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun sebagai perbaikan dan guna untuk menambah wawasan di masa yang akan datang. Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis juga memperoleh bantuan bimbingan dan juga saran baik berupa moril maupun materiil. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan dan bimbingannya kepada yang terhormat: 1.

  Yth. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Yth. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Yth. Ibu Rahmawati, M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa serta selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan membagi ilmunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

  4. Yth. Bapak Iman Mukhroman, M.Ikom sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan

  III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  6. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa serta selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, yang memberikan bimbingan, semangat, dan motivasi selama menjalani perkuliahan.

  7. Yth. Bapak Riswanda, Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Yth. Ibu Dr. Ayuning Budiati, S.IP., MPPM selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membagi banyak ilmunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan ilmu selama menjalani perkuliahan.

  10. Yth. Bapak Teguh Waluyo, SE selaku Kepala Sub. Divisi Pembangunan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi Pasar dari Kantor Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi untuk penyediaan data dalam penyelesaian skripsi penulis.

  11. Yth. Bapak Sugeng Aryanto, SH selaku Kepala Pasar Malabar dan Bapak Sanusi Endang Priyatna selaku Kepala Pasar Bandeng yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan penjelasan mengenai informasi dan data tentang Pasar Bandeng.

  12. Yth. Bapak Hizbulloh selaku Staff Pasar Bandeng yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi tentang Pasar Bandeng.

  13. Orang tua serta Keluarga yang telah memberikan dukungan, doa, dan motivasi kepada penulis dalam menjalani skripsi ini.

  14. Semua teman-teman mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara angakatan 2011 yang telah memberikan banyak pengalaman, dukungan, serta doa, terkhusus untuk Firstyana Gusti Ayu, Nita Retna Sari, Dhani Chairani, Indri Selianawati, Diana Pusvitasari, Desy Hartining, Gesti Resti Fitri, Deddy Rusadi, Helen Kartikasari.

  Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.

  Serang, 01 November 2016 Penulis

  Naomi Laura

  

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT

  

KATA PENGANTAR ........................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................ iv

DAFTAR TABEL ......................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ix

DAFTAR BAGAN ......................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

  1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 17

  1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 17

  1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................... 17

  1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 18

  1.5.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 18

  1.5.2 Manfaat Praktis .......................................................................... 18

  1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 18

  

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

  2.4 Asumsi Dasar ...................................................................................... 49

  3.6.1 Cara Pengumpulan Data .................................................. 56

  3.6 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 56

  3.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 54

  3.4.2 Definisi Operasional .............................................................. 53

  3.4.1 Definisi Konsep .......................................................................... 52

  3.4 Variabel Penelitian .......................................................................... 52

  3.3 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 52

  3.2 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................... 51

  3.1 Metode Penelitian ...................................................................................... 50

  BAB III METODE PENELITIAN

  2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................... 46

  2.1 Deskripsi Teori ...................................................................................... 22

  2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 43

  2.1.10 Syarat-Syarat Pengawasan Yang Efektif .......................... 39

  2.1.9 Dimensi Pengawasan .............................................................. 38

  2.1.8 Prinsip-Prinsip Pengawasan .................................................. 36

  2.1.7 Proses Pengawasan .............................................................. 33

  2.1.6 Tipe-Tipe Pengawasan .............................................................. 30

  2.1.5 Tujuan Pengawasan .............................................................. 29

  2.1.4 Manfaat Pengawasan .............................................................. 28

  2.1.3 Pengertian Pengawasan .............................................................. 26

  2.1.2 Pengertian Perusahaan Daerah .................................................. 24

  2.1.1 Pengertian Pasar .......................................................................... 22

  3.6.2 Jenis dan Sumber Data .................................................. 61

  3.8 Teknik Analisis Data .......................................................................... 64

  3.9 Teknik Pengujian dan Keabsahan Data .................................................. 66

  3.10 Jadwal Penelitian .......................................................................... 68

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .............................................................. 70

  4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Tangerang ...................................... 70

  4.1.2 Gambaran Umum PD Pasar Kota Tangerang .......................... 73

  4.1.3 Tugas Unsur Organisasi .............................................................. 73

  4.1.4 Susunan Organisasi PD Pasar Kota Tangerang .......................... 82

  4.1.5 Visi dan Misi PD Pasar Kota Tangerang .......................... 85

  4.1.6 Gambaran Umum Pasar Bandeng ...................................... 86

  4.1.7 Struktur Organisasi Pasar Kota Tangerang .......................... 89

  4.2 Deskripsi Data ...................................................................................... 90

  4.2.1 Data Informan Penelitian .................................................. 91

  4.2.2 Daftar Nama Informan .................................................. 93

  4.3 Analisis Hasil Penelitian .......................................................................... 95

  4.3.1 Menetapkan Standar (Standards) ...................................... 96

  4.3.2 Pengukuran (Measurement) .................................... 107

  4.3.3 Membandingkan (Compare) .................................... 122

  4.3.4 Melakukan Tindakan (Action) .................................... 136

  4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 148

  4.4.1 Menetapkan Standar (Standards) .................................... 149

  4.4.2 Pengukuran (Measurement) .................................... 153

  4.4.3 Membandingkan (Compare) .................................... 157

  4.4.4 Melakukan Tindakan (Action) .................................... 159

BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan .................................................................................... 164

  5.2 Saran .................................................................................... 166

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 Keterangan Pasar Milik PD Pasar Kota Tangerang .............. 6Tabel 3.1 Pedoman Wawancara .............................................................. 58Tabel 3.2 Daftar Informan .............................................................. 62Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .............................................................. 69Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana Pasar Bandeng ...................................... 88Tabel 4.2 Kode Penelitian .............................................................. 91Tabel 4.3 Kodefikasi Informan Penelitian ...................................... 93Tabel 4.4 Daftar Harga Renovasi Pasar Bandeng ........................ 127Tabel 4.5 Matriks Hasil Penelitian ................................................ 163

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Tipe-tipe Pengawasan ............................................................. 30Gambar 2.2 Proses Pengawasan ............................................................. 34Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................. 48Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ............................................................. 66Gambar 4.1 Peta Kota Tangerang ............................................................. 71Gambar 4.2 Pasar Bandeng ............................................................. 86

  

DAFTAR BAGAN

  Halaman

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Pasar Kota Tangerang .......................... 14Bagan 4.1 Struktur Organisasi PD Pasar Kota Tangerang .............. 83Bagan 4.2 Struktur Organisasi Pasar Kota Tangerang .......................... 88

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN II Member Check LAMPIRAN III Matriks Hasil Penelitian LAMPIRAN IV Data Pendukung Penelitian LAMPIRAN V Dokumentasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pasar adalah sebagai suatu tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk membeli atau menjual barang dan jasa atau faktor-faktor produksi.

  Syarat-syarat terbentuknya pasar antara lain, adanya penjual, adanya pembeli, adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan, terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli. Pasar menjadi tujuan utama masyarakat sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berbagai kebutuhan pokok tersedia di pasar, baik berupa bahan pangan maupun sandang yang dijual secara grosir dan ritel (Kotler & Keller, 2012:8).

  Peranan pasar terbagi untuk produsen, konsumen, dan pemerintah. Peran pasar bagi produsen yaitu sebagai tempat untuk mempromosikan barang, menjual hasil produksi, memperoleh bahan produksi. Peran pasar bagi konsumen yaitu untuk memudahkan konsumen mendapat barang kebutuhan dan sebagai tempat bagi konsumen untuk menawarkan sumber daya yang dimiliki. Peran pasar bagi pemerintah yaitu sebagai penunjang kelancaran pembangunan dan sebagai sumber pendapatan daerah. Kegunaan pasar konkret dalam kegiatan ekonomi masyarakat, antara lain merupakan tempat menjual hasil produksi yang dihasilkan masyarakat, menjadi tempat pemenuhan kebutuhan masyarakat secara langsung, menjadi tempat transaksi jual beli barang atau jasa, membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, membantu menciptakan lapangan kerja, membantu meningkatkan pendapatan daerah (Robert S. Pyndick, 2007:152).

  Pasar mempunyai beberapa fungsi antara lain, fungsi disribusi, yaitu untuk mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Fungsi pembentukan harga, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Fungsi promosi, yaitu sebagai sarana paling tepat untuk ajang promosi. Dalam pengklasifikasiannya, pasar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan sektor perekonomian yang sangat penting bagi mayoritas penduduk di Indonesia. Masyarakat miskin yang bergantung kehidupannya pada pasar tradisional tidak sedikit. Menjadi pedagang di pasar tradisional merupakan alternatif pekerjaan di tengah banyaknya pengangguran di Indonesia. Pasar tradisional biasanya terhubung dengan toko-toko kecil di dusun-dusun sebagai tempat kulakan. Pasar tradisional di pedesaan juga terhubung dengan pasar tradisional di perkotaan yang biasa menjadi sentral kulakan bagi pedagang pasar-pasar pedesaan di sekitarnya. Pasar tradisional merupakan penggerak ekonomi masyarakat.

  Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar serta ditandai dengan adanya transaksi. Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pengelola pasar. Pasar tradisional mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya antara lain, lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang keakraban antara penjual dan pembeli. Di dalam pasar tradisional, tawar- menawar harga adalah wujud transaksi interaktif yang sering dilakukan. Harga di pasar tradisional merupakan hasil kesepakatan antara pedagang dan pembeli. Informasi mengenai harga dagangan merupakan sebuah komponen penting di pasar tradisional. Sistem jual beli yang terjadi merupakan sebuah sistem transaksi yang interaktif yang tidak dapat ditemui di pasar modern. Fleksibilitas dalam pasar tradisional tidak hanya dalam masalah harga. Para pedagang pun relatif fleksibel dalam melakukan kegiatannya, baik pada sisi waktu, kegiatan, maupun tempat. Hal ini menjadi salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah ke bawah. Saat bangsa sedang di landa kritis ekonomi, pasar tradisional terbukti menjadi salah satu katup penyelamat ekonomi kerakyatan. Bila diatur dengan baik pasar tradisioanal sebenarnya bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi PAD pemerintah daerah.

  Kelemahannya antara lain, kumuh dan kotornya lokasi pasar, banyaknya produk yang mayoritas diperjualbelikan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab menggunakan bahan kimia yang tidak seharusnya dipakai, cara pengemasan yang kurang dilirik oleh konsumen. Selain itu, pedagang juga harus berjuang menghadapi pungutan, baik resmi maupun ilegal. Gambaran yang melekat pada pasar tradisional secara umum dilatar belakangi oleh perilaku dari padagang pasar, pengunjung, atau pembeli dan pengelola pasar. Gambaran negatif terhadap pasar tradisional mengakibatkan sebagian pada pengunjung mencari alternatif tempat belanja lain yang mudah dijangkau seperti pedagang kaki lima dan pedagang keliling yang lebih mudah dijangkau.

  Pasar modern adalah pasar yang pelayanannya dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga. Kelebihan dari pasar modern ini adalah memiliki sirkulasi pengunjung yang teratur, ventilasi dan sanitasi yang baik, kapasitas parkir yang memadai dan keamanan yang terjamin. Pasar modern ini juga menyediakan fasilitas penunjang aktivitas pasar seperti mushola, ATM center, toilet, tempat cuci dan pemotongan. Sedangkan kelemahannya yaitu pada praktik jual beli yang tidak melakukan kontrak langsung antara penjual dan pembeli (https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar).

  Dengan berjalannya waktu, peran pasar tradisional terlihat terus menurun. Selain itu peran pasar tradisional skala kecil menengah di perkotan terancam hadirnya pedagang keliling dan warung di perkampungan. Pada sisi lain, kehadiran mereka adalah solusi yang jitu bagi kalangan menengah kebawah untuk belanja harian tanpa harus ke pasar. Sehingga menghemat biaya transportasi. Akibatnya akan terdapat beberapa pasar tradisional yang tutup karena kehilangan fungsinya. Hilangnya pasar tradisional yang berpuluh tahun menjadi penghubung perekonomian perdesaan dengan perkotaan, dikhawatirkan akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan.

  Di Indonesia, pangsa pasar dan kinerja pasar tradisional mengalami penurunan, sementara pasar modern mengalami peningkatan karena banyaknya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia untuk mendirikan pasar-pasar modern. Hal ini menyebabkan pasar tradisional kurang diminati.

  Selain karena pasar modern, penurunan pangsa pasar tradisional juga disebabkan oleh banyak faktor lainnya, antara lain kondisi pasar yang memperihatinkan, desain dan tampilan pasar serta atmosfer, tata ruang, tata letak, dan lemahnya daya saing para kegiatan tradisional. Karena munculnya berbagai macam pasar modern yang memiliki fasilitas lebih menarik dan nyaman dibandingkan dengan pasar tradisional, akhirnya tidak sedikit masyarakat yang mulai berpaling dari pasar tradisional ke pasar modern.

  (Leksono, 2007:55).

  Pasar-pasar tradisional dan pasar modern rata-rata mempunyai spesifikasi barang dagangan yang hampir sama sehingga berpeluang mengakibatkan terjadi persaingan diantara dua pasar tersebut. Jika dibiarkan persaingan bebas antara kedua pasar tersebut dapat menggeser keberadaan pasar tradisional. Dari banyak sisi, pasar tradisional tidak lebih baik dari pasar modern, apalagi karakter masyarakat saat ini lebih menyukai tempat belanja yang nyaman dan efisien dan hal inilah yang ditawarkan oleh pasar modern. Pasar tradisional tidak memiliki dua hal tersebut karena keterbatasan modal. Dan hal inilah yang harus dijembatani pemerintah. Kebijakan revitalisasi pasar adalah cara yang tepat untuk mengatasi ketimpangan ini.

  Pada kota-kota besar trend yang mengakibatkan menurunnya perkembangan pasar tradisional semakin menjadi perhatian. Salah satu kota yang memiliki masalah tersebut adalah Kota Tangerang. Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di kota berjuluk

  “kota 1000 industri” ini terlihat sangat dinamis. Di sektor perdagangan pun terlihat gairah investasi dan transaksi yang terus menggeliat. Namun, di tengah gemerlapnya semua itu, Pemkot Tangerang tidak melupakan arti penting pasar tradisional sebagai roda utama perekonomian sebagian besar warganya. Pengelolaan pasar pada saat dikelola oleh Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Pariwisata dan Dunia Usaha tidak sesuai lagi karena adanya persaingan global dan seiring dengan perkembangan Kota Tangerang maka Pemerintah Kota Tangerang pada tahun 2003 membentuk PD Pasar Kota Tangerang sesuai dengan Perda No. 3 Tahun 2003 Tentang Pembentukan PD Pasar dan mulai beroperasi pada tanggal 10 April 2004. Dengan adanya PD Pasar Kota Tangerang diharapkan dapat meningkatkan kualitas Pasar Tradisional di Kota Tangerang. PD Pasar Kota Tangerang dibentuk untuk mengelola pasar tradisional dengan mengacu pada Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pasar. Jumlah, lokasi, kondisi, dan status pasar-pasar yang sudah sejak lama ada dan diberikan kewenangannya kepada PD Pasar Kota Tangerang adalah sbb:

Tabel 1.1 Keterangan Pasar Milik PD Pasar Kota Tangerang LUAS NO NAMA PASAR KONDISI LAHAN

  2

  1 Pasar Anyar 240,680 m Baik w

  2 Pasar Bandeng 4,550 m Rusak berat 2

  3 Pasar Gerendeng 1,886 m Kumuh 2

  4 Pasar Jatiuwung 1,500 m Cukup 2

  5 Pasar Malabar 4,120 m Rusak 2

  6 Pasar Poris 2.000 m Kumuh 2

  7 Pasar Ramadhani 3,500 m Kumuh (Sumber: Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang, 2011.) Melihat besarnya peran dan fungsi pasar-pasar tradisional tersebut, Pemerintah Kota Tangerang pun memiliki sejumlah program untuk meningkatkan mutu fisik dan pelayanan pasar-pasar tradisionalnya. Salah satunya adalah program revitalisasi pasar yang sudah rutin dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Dilaporkan, Tahun 2012 lalu Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan dana sebesar Rp 17.500.000.000,- untuk merevitalisasi sejumlah pasar tradisional yang tersebar di 13 kecamatan di Kota Tangerang (http://pdpasarkotatangerang.blogspot.co.id/2013/10/revitalisasi-pasar- tradisional-di-kota.html).

  Pengertian dari revitalisasi bisa berarti proses, cara dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Sehingga secara umum pengertian dari revitalisasi merupakan usaha- usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

  Terdapat beberapa pasar tradisional di Kota Tangerang yang mendapat perhatian dan telah di revitalisasi. Salah satu pasar tradisional yang telah direvitalisasi adalah Pasar Bandeng yang beralamat di Jalan Beringin Raya, Kecamatan Karawaci, Kelurahan Karawaci Baru, Kota Tangerang. Kondisi Pasar Bandeng sebelum direvitalisasi terbilang sangat memperihatinkan, yakni kondisi pasar yang kumuh seperti perkampungan, dijadikan tempat tinggal oleh oknum-oknum preman, dan disinyalir menjadi sarang kriminal. Begitu pula dengan kondisi bangunan yang sesuai dengan keterangan kondisi pada data PD Pasar Kota Tangerang menyatakan rusak berat.

  Revitalisasi Pasar Bandeng mulai dilakukan pada Bulan Maret 2012 biaya sebesar Rp 16.000.000.000,- dan terlaksana atas kerjasama dalam perjanjian MoU (Memorandum of Understanding) antara Pemerintah Kota Tangerang dengan PT Bangun Bina Persada. Terkait kerja sama pengelolaan, pihak ke tiga akan diberikan hak pengelolaan pasar selama 5 tahun. Pendapatan yang masuk ke dalam Perusahaan Daerah Pasar Bandeng antara lain dari bagi hasil jual beli kios sebesar 70% : 30%, dan pengelolaan kebersihan, keamanan, dan kotribusi sebesar 70% : 30%, serta diberikannya kotribusi sebesar Rp 20.000.000,-/bulan. Dengan dikelolanya Pasar Bandeng oleh pihak swasta, diharapkan bisa memberikan kontibusi yang besar terhadap PAD Kota Tangerang. Selain itu juga dapat menjadi percontohan untuk pasar-pasar tradisional lain di Kota Tangerang. Revitalisasi ini bertujuan untuk memberikan kesan nyaman dan aman kepada pembeli maupun penjual. Kini

  2 Pasar Bandeng berdiri dengan bangunan pasar seluas 4.500 m dan total kios

  sebanyak 401 kios. Revitalisasi ini telah merubah kondisi pasar menjadi lebih bersih dan tertata rapi. Pasar ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti mushola, kantor unit pasar, kantor koppas, bank, pos keamanan dan parkir, kantor pemasaran, gardu listrik, PJU di lingkungan pasar, area bongkar-muat barang, area parkir, TPS, fire hydrant, rambu lalulintas, MCK, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

  Namun demikian, revitalisasi pasar tidak otomatis mendorong peningkatan pembeli. Di balik pembangunan fisik yang telah dibaharui, terdapat masalah yang timbul pada pasar tersebut. Bahkan dalam jangka pendek, revitalisasi pasar membuat orang kehilangan pelanggan karena untuk sementara pasar dilakukan penataan. Pada tahun kedua setelah pembangunan, tingkat pengunjung dan pedagang di Pasar Bandeng semakin menurun sehingga kebijakan kontribusi kepada Perusahaan Daerah Pasar Bandeng diturunkan menjadi Rp 13.000.000,-/bulan dari yang seharusnya kontribusi tersebut naik setiap tahunnya. Untuk itu dibutuhkan proses pemulihan untuk menarik kembali pelanggan pasar yang lama (Wawancara dengan Kepala Pasar, Februari 2015).

  Dari ke-7 pasar tradisional milik Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang, diketahui bahwa kondisi Pasar Bandeng yang paling memprihatinkan yaitu dengan kategori rusak berat sehingga pada tahun 2012 PD Pasar Kota Tangerang merevitalisasi Pasar Bandeng. Namun, setelah pasar direvitalisasi kondisinya semakin sepi pengunjung dan pendapatannya pun semakin menurun sehingga kondisi Pasar Bandeng yang sekarang adalah pasar yang memiliki bangunan yang terbaik dan fasilitas yang terlengkap dibandingkan Pasar Tradisional milik PD Pasar Kota Tangerang lainnya namun menjadi pasar yang paling sepi pengunjung bahkan dibandingkan dengan kondisi sebelum revitalisasi yang lebih ramai pengunjung, sehingga hal tersebut yang menjadi alasan peneliti menulis penelitian yang memilih tempat di Pasar Bandeng sebagai lokasi penelitian.

  Berdasarkan pengamatan awal penulis, kenyataan yang dijumpai di Pasar Bandeng Kota Tangerang dengan kompleksitas masalah yang terjadi pada saat berlangsungnya kegiatan pelayanan pasar, terdapat penyimpangan yang merupakan masalah pengawasan dan harus dilakukan perbaikan oleh PD Pasar Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

  Pertama , kurangnya pengawasan kepada pelaku usaha pasar terutama

  investor. Pada Pasar Bandeng, masih terdapat banyak kios yang kosong terutama di lantai dua, hal ini dikarenakan harga sewa yang mahal yang disebabkan oleh penjualan dari pihak ketiga. Walaupun kios yang berada di pasar ini tersedia dengan keadaan yang baik tetapi ternyata banyak pedagang yang mengaku bahwa harga kios yang disewakan atau dijual dengan harga yang mahal karena banyak kios dan toko yang diinvestasikan oleh masyarakat, bukan untuk membuka usaha dagang sehingga penyewa mendapat harga yang lebih mahal daripada harga asli. Berdasarkan pernyataan administrasi keuangan pihak pengelola pasar, perbedaan harga antara daftar harga asli dengan harga yang diberikan oleh investor ada yang mencapai 50%. Seperti contohnya kios yang berukuran 3x2 M mempunyai harga jual dari pihak pengelola sebesar Rp 118.000.000,- termasuk PPN 10% dan para investor menjual kembali pada pedagang dengan kisaran harga Rp 225.000.000

  • – Rp 250.000.000. Dari hasil observasi dan data yang diberikan oleh pihak PD Pasar Bandeng, terdapat 7 jenis tempat pedagang untuk dibeli atau disewa oleh pedagang yaitu los yang berbentuk meja keramik, counter yang berbentuk tempat setengah lingkaran, 3 kios dengan ukuran yang berbeda-beda, kios mamin (makanan dan minuman), dan kios KBT (kios bawah tangga). Semua jenis tempat mempunyai ukuran yang berbeda-beda berdasarkan tanah dan huk. Semua jenis tempat dagang tersebut tersusun dengan bangunan rapi yaitu kios berada di sisi pinggir bangunan pasar, los berada di tengah pasar pada lantai 1, counter berada di tengah pasar pada lantai 2, kios mamin berada di luar area bangunan pasar yaitu dibawah kantor pengelola demi mencegah adanya
kebakaran yang disebabkan oleh dapur, dan kios KBT yang berada di setiap bawah tangga pada area bangunan pasar. Dari semua itu, bangunan yang paling banyak kosong adalah kios terutama pada lantai dua.

  Hal yang disebabkan dari banyaknya kios yang kosong di Pasar Bandeng berdampak pada sepinya pengunjung pasar dan menurunnya pemasukan kepada PD Pasar Kota Tangerang. Mayoritas pengunjung adalah hanya masyarakat di perumahan sekitar pasar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan masyarakat sekitar, terdapat pernyataan bahwa masyarakat banyak yang memilih pergi ke pasar lain yang lebih ramai dengan alasan pasar lain mempunyai barang yang lebih lengkap dibandingkan Pasar Bandeng.

  Bahkan terdapat beberapa pedagang pasar bandeng yang tidak rutin berjualan maupun yang menutup usaha dagangannya dikarenakan kerugian yang didapat oleh pedagang atas sepinya pengunjung pasar. Sepinya pengunjung juga berdampak pada pemasukan pendapatan bagi pihak pengelola Pasar Bandeng sehingga tidak dapat mencapai target kebijakan kontribusi yang seharusnya diberikan kepada PD Pasar yaitu sebesar Rp 20.000.000,- menjadi diturunkan pada tahun ke-2 setelah revitalisasi sebesar Rp 13.000.000,-. Hal ini berdampak kerugian bagi PD Pasar Bandeng Kota Tangerang karena pada ketentuan awal, besaran kontribusi untuk PD Pasar Bandeng seharusnya naik setiap tahunnya.

  Dalam hal ini, PD Pasar pernah mengadakan sekali pertemuan bersama para inverstor yaitu pada tahun pertama revitalisasi untuk melakukan himbauan supaya para investor dapat mempertimbangkan harga jual atau sewa demi keberlangsungan pasar tetapi hingga saat ini himbauan tersebut belum bersama investor. PD Pasar juga belum memberikan peringatan dan sanksi kepada para pedagang dan investor yang telah lama bahkan bertahun-tahun menutup kiosnya sebagaimana sanksi yang tertulis di Peraturan Daerah Kota Tangerang No 6 Tahun 2005 Pasal 10 yaitu sanksi ditutup dan disegelnya tempat berjualan selama-lamanya 3 bulan berturut-turut, dikenakan denda 100% tiap keterlambatan 1 bulan membayar biaya jasa pengelolaan dan ijin pemakai Tempat Berjualan dicabut apabila keterlambatan berlangsung selama 3 bulan berturut-turut, pemutusan aliran listrik dan air diputus.

  Kedua , belum dilakukannya tindak lanjut dari hasil pengawasan

  mengenai pelanggaran atas kewajiban dan larangan pedagang sesuai peraturan yang ada. Melalui pengawasan yang dilakukan, terdapat beberapa pedagang di Pasar Bandeng yang terbukti melakukan pelanggaran. Beberapa pelanggaran tersebut antara lain, menempati los tempat berjualan dengan tidak sesuai aturan yang ada, menambah dan memperluas tempat usahanya, tidak memelihara kebersihan tempat dan barang dagangan serta menyediakan tempat sampah, tidak memenuhi pembayaran pungutan pada waktunya. Masih terdapat keterangan nama los yang tercantum di jalan dalam pasar yang tidak sesuai dengan barang yang dijual di tempat tersebut. Pada saat pasar mempunyai bangunan yang baru, pedagang di dalamnya berjualan dengan sesuai aturan, tetapi kondisi seperti itu tidak berjalan lama karena para pedagang mengaku merasa kehilangan konsumen. Hal ini terjadi karena pada awalnya masih terdapat pedagang yang berjumlah sedikit sehingga pedagang memilih berjualan di los yang berdekatan dengan los yang telah terisi agar tidak kehilangan pelanggan. Selain itu terdapat juga pemilik kios yang memperbolehkan pedagang menyewa kios dengan menjual dagangan yang berbeda dengan keterangan kios. Pada akhirnya pedagang baru yang ingin mengisi sesuai dengan aturan los tidak mendapat tempat karena sudah terisi oleh pedagang lain. Selain itu, pedagang los terutama pada los sayur tidak hanya berjualan di meja keramik yang telah disediakan, melainkan menambah peti atau meja tambahan untuk memperbanyak produk dagang walaupun telah terdapat aturan ambang toleransi dengan batasan keramik berwarna yang tetap saja dilanggar oleh pedagang tersebut. Kebersihan yang kurang diperhatikan oleh pedagang yang diakibatkan oleh bercampurnya sampah antara sayur dengan daging atau yang lainnya di pinggir jalan membuat kurang nyamannya jalan bagi pengunjung.

  Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Pasar Bandeng, mereka menyatakan bahwa hal tersebut telah diketahui oleh pihaknya maupun Kepala Pasar dan mereka menyadari hal tersebut memang menimbulkan penyimpangan, tetapi pada akhirnya pihak pengelola membiarkan ketidakteraturan tersebut demi meningkatkan pendapatan pedagang dan kondisi pasar yang tidak memungkinkan untuk teratur. Namun sesuai dengan peraturan yang ada, seharusnya PD Pasar mempunyai tugas untuk melakukan penyuluhan kepada para pedagang, pelaku usaha, dan warga masyarakat pengguna pasar mengenai kebersihan, keamanan, dan ketertiban. Selain itu, harus menegakkan peraturan berupa sanksi ancaman pidana kurungan selama-lamanya 3 bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 5.000.000,00 sesuai dengan pelanggaran atas kewajiban dan larangan pemakai tempat usaha. Hingga saat ini belum ada tindakan tegas dari pengawasan yang telah dilakukan atas pelanggaran tersebut.

  Ketiga , kurangnya Sumber Daya Manusia di PD Pasar Bandeng. Pada

  Pasar Bandeng, Kepala Pasar adalah satu-satunya orang yang bekerja untuk menangani segala permasalahan yang ada di Pasar. Kepala Pasar juga berperan sebagai pengawas atau kepanjangan tangan dari PD Pasar Kota Tangerang yang diberikan wewenang untuk mengawas dan mengevaluasi serta memberika laporan kepada PD Pasar Kota Tangerang mengenai masing-masing pasar. Namun sesuai aturan yang ada seharusnya Pasar Kota Tangerang mempunya struktur organisasi sebagai berikut:

Bagan 1.1 Struktur Organisasi Pasar Kota Tangerang

  KepalaPasar Subag Administrasi & Keuangan

  Urusan Kebersihan Urusan Ketentraman, Ketertiban, Keamanan Petugas Satuan

  Petugas Psapon Pengamanan, ketertiban, dan keamanan

  Pada Pasar lainnya di Kota Tangerang terdapat PD Pasar masing-masing yang mempunyai staff sesuai dengan struktur tersebut. Dengan kurangnya SDM di Pasar Bandeng, peran pengawasan untuk mengupayakan perbaikan perilaku pedagang menjadi terbatas. Hal tersebut diakibatkan oleh karena Kepala Pasar harus bekerja sendiri untuk menghandle seluruh tanggung jawab dalam organisasi pasar, tidak adanya koordinasi dalam organisasi pasar itu sendiri, dan kurangnya kemampuan/kompetensi Kepala Pasar.

  Keempat , tidak adanya SOP (Standar Operating Procedur) sebagai acuan atau buku panduan dalam melakukan pengawasan untuk Kepala Pasar.

  Dalam melakukan perannya sebagai pengawas, Kepala Pasar Bandeng tidak memiliki standar yang baku untuk melakukan pengawasan sistematis sesuai dengan prosedur. Namun, pada wawancara yang dilakukan peneliti, Kepala Pasar Bandeng menyatakan bahwa ia mengetahui bagaimana alur pengawasan pasar itu sendiri, yakni perannya mengawasi keadaan pasar dari mulai fisik hingga pelaku usaha, selanjutnya menilai apa yang menjadi permasalahan atau menemukan pelanggaran, kemudian membuat laporan kepada PD Pasar Kota Tangerang untuk ditindaklanjuti langsung oleh PD Pasar Kota Tangerang maupun dengan memberikan surat teguran untuk pihak pengelola/pihak swasta agar melakukan tindakan perbaikan. Kepala Pasar Bandeng menyatakan bahwa pihak pengelola tidak mempunyai inisiatif untuk melihat langsung permasalahan yang ada atau pelanggaran yang ada di dalam pasar maupun memberikan tindakan korektif untuk perbaikan. Bagaimanapun kemampuan yang dimiliki oleh Kepala Pasar dalam melakukan pengawasan akan lebih baik bila mempunyai SOP dimana kinerjanya dapat diukur dan dapat menciptakan manajemen yang baik, serta dapat dilakukan penerapan sanksi yang tegas.

  Kelima , lambatnya penangangan atas keluhan pedagang. Beberapa

  pedagang mengaku bahwa seringkali keluhan yang mereka sampaikan tidak mendapat respon yang cepat dari pihak pengelola maupun pd pasar. Pedagang dengan pihak pengelola maupun pd pasar, padahal seringkali pedagang mengharapkan hal tersebut dilakukan demi kemajuan pedagang maupun pasar.

  Keluhan pedagang biasanya disampaikan kepada Kepala Pasar saat berada di lapangan. Keluhan tersebut antara lain, 1) bagian-bagian fisik pasar yang telah rusak seperti atap yang bocor, pagar yang roboh, dan pintu masuk yang kurang yang membuat beberapa pedagang kehilangan konsumen, 2) harga kios yang terbilang mahal karena investor, 3) sepinya pengunjung pasar terutama pada lantai dua, 4) berkurangnya petugas kebersihan yang berdampak menurunnya kebersihan lingkungan pasar. Kepala Pasar sendiri menyatakan bahwa setiap keluhan dari pedagang selalu ia pertimbangkan dan dilaporkan kepada PD Pasar Kota Tangerang, hanya saja untuk hal-hal yang berkaitan dengan fisik pasar maupun pengelolaan pasar harus sepenuhnya tanggung jawab pihak pengelola untuk menindaklanjuti dan seringkali hal tersebut dilakukan dengan waktu yang lama sekalipun telah mendapat surat teguran dari pihak PD Pasar Kota Tangerang.

1.2 Indentifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan permasalahan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilaksanakan yaitu sebagai berikut: 1.

  Kurangnya pengawasan kepada pelaku usaha pasar terutama investor.

  2. Belum dilakukannya tindak lanjut dari hasil pengawasan mengenai pelanggaran atas kewajiban dan larangan pedagang sesuai peraturan yang ada.

  3. Kurangnya Sumber Daya Manusia di PD Pasar Bandeng.

  4. Tidak adanya SOP (Standar Operating Procedur) sebagai acuan atau buku panduan dalam melakukan pengawasan untuk Kepala Pasar.

  5. Lambatnya penangangan atas keluhan pedagang pasar.

  1.3 Batasan Masalah

  Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan agar peneliti lebih fokus terhadap permasalahan secara mendalam, dalam hal ini peneliti membatasi pada ruang lingkup permasalahan yang difokuskan kepada

  

“Pengawasan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Tangerang Pada Pasar

Tradisional Bandeng Pasca Revitalisasi .

  1.4 Rumusan Masalah

  Adapun rumusan masalah peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui “Bagaimana Pengawasan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Tangerang”.

  1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

  Untuk menambah khasanah dalam ilmu pengetahuan terkait pengembangan ilmu administrasi negara, khususnya pada teori manajemen dan pengawasan. Selain itu, diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan pembelajaran bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Pengawasan Pasar Tradisional.

1.5.2 Manfaat Praktis

  Bagi Pemerintah Kota Tangerang, Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Tangerang dan PD Pasar Bandeng Kota Tangerang diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi melalui masukan yang bersifat membangun untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Pasar Tradisional di Kota Tangerang guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.