TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG DENGAN TENAGA (Studi di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG

DENGAN TENAGA

(Studi di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan)

  

Skripsi

  Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syariah

  Oleh : Apriyanti Dewi

  NPM : 1321030114 Program Studi : Mu‟amalah

  

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1437 H / 2017 M

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG

DENGAN TENAGA

(Studi di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan)

  Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna

  Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam Ilmu Syariah

  

Oleh:

APRIYANTI DEWI

  

NPM : 1321030114

Program Studi : Mu’amalah

  Pembimbing I : H.A. Khumaidi Ja‟far, S.Ag., M.H. Pembimbing II : Khoiruddin M.SI.

  

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

1437 H / 2017 M

  

Abstrak

  TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG DENGAN TENAGA (Studi Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

  Selatan ) Utang piutang (Qardh) merupakan kegiatan pinjam meminjam uang atau barang antara orang yang membutuhkan (muqtaridh) dengan orang yang memiliki uang atau barang kemudian dipinjamkan (muqridh) dan selanjutnya uang atau barang tersebut akan dikembalikan dengan jumlah atau barang yang sama.

  Pembayaran utang yang terjadi di masyarakat salah satunya adalah pembayaran utang dengan tenaga. Pada dasarnya pembayaran utang dengan tenaga ini dilakukan atas dasar tolong menolong karena muqtaridh yang tidak bisa membayar utangnya tersebut dengan uang atau barang. Seperti yang terjadi di dusun Borobudur, pada saat berakad peminjam (muqtaridh) menyepakati akan mengembalikan nya pada waktu yang disepakati namun ketika jatuh tempo muqtaridh tidak mampu dan menggantinya dengan tenaganya.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana praktek pembayaran utang dengan tenaga di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dan Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang pembayaran utang dengan tenaga di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek pembayaran utang dengan menggunakan tenaga dan untuk mengetahui tinjauan hukum Islam tentang pembayaran utang dengan tenaga di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

  Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Kemudian data yang terkumpul diolah melalui proses editing dan sistematisasi data sehingga menjadi bentuk karya ilmiah yang baik. Sedangkan analisis data dengan menggunakan analisis kualitatif dengan pendekatan berfikir deduktif dan induktif.

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dapat dikemukakan bahwa praktek pembayaran utang dengan tenaga yang terjadi dimasyarakat dari segi pembayaran utang adalah diperbolehkan (mubah), sebab tidak bertentangan dengan adat kebiasaan masyarakat setempat (

  urf‟) tujuan utama transaksi utang

  piutang yaitu untuk saling tolong menolong kepada sesama yang berada dalam kesusahan, dengan memberi manfaat kepada yang berhutang untuk menggunakan pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi kesulitan yang sedang dialami. Dalam pembayaran utang piutang juga tidak ada syarat adanya tambahan dalam pembayarannya dan pembayaran utang dengan tenaga dilaksanakan dengan seimbang antara nilai tenaga yang dikeluarkan dengan jumlah utang yang dipinjam serta para pihak yang bersangkutan Muqridh dan dapat ditoleransi sebab baik Muqtaridh dan Muqridh tidak ada yang melakukan kecurangan dalam pembayarannya.

  

MOTTO

ى" ى: ىملسوى يل ىا ى لَصىِا ىُ وُسَ ىَ قَ

  ىَ َق ىُ ْ َ ىُا ى ِ َ ىَ َ ْيْ َ ُ ىِْا ىْ َ ىٍمِلْ ُ ىْ َ ىَ فَّ َيْ ىْ َ ىَ فَّ َ ىٍ ِ ْ ُ ى َلَ ىَ فَّ َ ىْ َ ىَوىِ َ قَيِلا ىِ ْوَيْ ى ِ َ ُ ىْ ِ ىَ َ ْ ُ ىٌ ْ َ ىا ىَ فَّ َيْ ىقَيْيْ ىدُّلا ى ِ َ ُ ىْ ِ ى َ ْ ُ ى ىِلْبَ ْا ىِنْوَ ى ِفِىا وىُ َ ِخَلأ َوىقَيْيْ ىدُّلا ى ِفِىا ىُهَ َيْتَسقًمِلْ ُ ىَ َيْتَسىْ َ ىَوىُ َ ِخَلأ َوىقَيْيْ ىدُّلا ى ِفِىِ ْيَلَ ىا ى

  1 .

  ىِ ْيِخَ ىِنْوَ ى ِفِىُلْبَ ْا ىَنقَ قَ “Dari Abu Hurairah ra., Nabi SAW bersabda: Barang siapa menghilangkan satu macam kesusahan dunia sesama muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan di hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan mempermudah dia di dunia dan akhirat dan Allah akan menolong hambanya selagi hamb a itu mau menolong saudaranya”. (HR. Muslim)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1.

  Kedua orang tua ku tercinta Bapak Abdul Majid dan Mamah Salwati yang selama ini dengan kesabaran yang luar biasa sudah mendidik, membimbing, dan mendoakan ku disetiap langkah dan mengajarkan aku untuk selalu menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain 2. Adik-Adik ku Umilia Fitriyani, Maulana Yusuf, Zaina Ar-Rahma yang selalu mendukung dan menantikan kesuksesanku

3. Sahabat-Sahabat 4.

  Teman Teman seangkatan 5. Almamater

RIWAYAT HIDUP

  Apriyanti Dewi, lahir pada tanggal 25 Agustus 1995 di Tanjung Bintang Lampung Selatan. Anak pertama dari empat bersaudara, merupakan buah cinta kasih dari pasangan Bapak Abdul Majid dan Mamah Salwati adapun riwayat pendidikan adalah sebagai berikut: 1.

  TK Islam Al-Mubayyinat (Kecamatan Batu Ceper, Kabupaten Tanggerang) lulus tahun 2001 2. MI Al-Fatah (Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan) lulus tahun 2007

  3. MTS Al-Fatah (Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan) lulus tahun 2010

  4. MA Al-Fatah (Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan) lulus tahun 2013

  5. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung program strata satu (S1) Fakultas Syari‟ah Jurusan Mu‟amalah dari tahun 2013 hingga saat ini.

  

KATA PENGANTAR

A lhamdulillahi rabbil „alamiin

  Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat dan kelancaran, Engkaulah faktor utama dalam keberhasilan penulisan skripsi ini.

  Selanjutnya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang merupakan uswatun hasanah atau suri tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.

  Dengan telah terselesaikannya skripsi ini yang berjudul “TINJAUAN HUKUM

  ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG DENGAN TENAGA” (Studi di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan). Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dari semua pihak dengan berbagai bentuk kontribusi yang diberikan, baik secara moril ataupun materil. Dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.

  Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung, yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk mema nfaatkan segala fasilitas di Fakultas Syari‟ah 2. H.A. Khumedi Ja‟far S.Ag, M.H, selaku pembimbing I dan ketua jurusan

  Mu‟amalah yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta memberikan

  Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah melindungi Bapak. Amiin 3. Khoiruddin M.SI selaku Pembimbing II yang telah mencurahkan waktu, pikiran, dan perhatian serta dengan penuh kesabaran membimbing dalam proses penulisan skripsi ini. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah melindungi Bapak. Amiin.

  4. Seluruh dosen Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan yang telah memberikan pelajaran dan pengajaran kepada penulis sehingga dapat mencapai akhir perjalanan di kampus UIN Raden Intan Lampung.

  5. Bapak dan Ibu staf karyawan perpustakaan syari‟ah dan perpustakaan pusat UIN Raden Intan Lampung

  6. Kepala Dusun dan tokoh masyarakat Dusun Borobudur Branti Raya Natar lampung selatan beserta staf-stafnya telah mengizinkan penulis untuk penelitian. Terimakasih atas waktu dan bantuannya.

  7. Segenap masyarakat Dusun Borobudr khususnya para pihak yang terlibat langsung dalam penelitian ini. Terimakasih atas waktu dan bantuannya.

  8. Bapak, Mamah dan Keluarga Tercinta yang selalu memberikan support, terimakasih atas segal a pengorbanan yang telah dilakukan. Do‟a restu kalian menjadi kekuatan untuk penulis.

  9. Sahabat-sahabat tersayang Ririn Kholilah, Fina Fauziah, Rinda Cintya, Dinar Ambarsari, Amelia Andriyani, Cici Indriani, Rosnaeni, Desy Listhiana, Dian Kartika, Sayyidah Sekar, Anggita, Richa Fransisca, Ahmad Fistoni Azim, Dede Iskandar, Sayid Fikri. yang telah menemani penulis dalam suka dan duka dalam mengarungi dinamika kehidupan kampus. Terimakasih atas segala warna yang kalian berikan.

  10. Teman-teman sekelas Muamalah B dan seluruh teman seangkatan.

  Terimakasih atas pertemanan yang penuh kehangatan.

  11. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala bentuk kontribusi yang diberikan kepada penulis.

  Semoga amal baik kalian mendapat balasan dari Yang Maha Sempurna. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis sangat mengarapkan masukan baik berupa saran maupun kritik demi kelengkapan dan sempurnanya skripsi ini.

  Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Bandar Lampung, 30 Mei 2017 Penulis

  Apriyanti Dewi NPM. 1321030114

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iii

MOTTO ..................................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ viii

  BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ....................................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul ............................................................................... 3 C. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 3 D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 8 F. Metode Penelitian ..................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Dasar Hukum Utang Piutang ..................................... 15 B. Rukun dan Syarat Utang Piutang ........................................................... 22 C. Akad Utang piutang dalam Islam ..................................................... 26 D. Hukum Memberi Kelebihan dalam Membayar Utang .......................... 43 E. Hukum Menunda Pembayaran Utang ............................................... 45 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ........................................................ 47 B. Praktek Pembayaran Utang dengan Tenaga di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ....... 55 BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARAN UTANG DENGAN TENAGA A. Praktik Pembayaran Utang dengan Tenaga di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ......... 62 B. Tinjauan Hukum Islam tentang Pembayaran Utang dengan Tenaga

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................... 74 B. Saran ......................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Guna menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami

  arti judul skripsi “Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Pembayaran Utang dengan Tenaga (Studi di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan )”.

  Maka Perlu dijelaskan kata-kata penting dari judul tersebut, adapun kata- kata yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut :

1. Tinjauan adalah hasil meninjau pandangan pendapat (sesudah menyelidiki,

  2 mempelajari, dan sebagainya).

  2. Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasullullah SAW tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama

3 Islam Hukum Islam menurut ahli fiqih yaitu hukum yang erat ”.

  hubungannya atau bertalian dengan perbuatan orang mukallaf yang terdiri

  4 Sedangkan atas tuntutan, pembolehan dan penentuan sesuatu yang lain”.

  Hukum Islam menurut ahli ushul fiqh adalah: “Firman Allah yang di tunjukan kepada orang-orang mukallaf yaitu orang-orang yang sudah cakap bertanggung jawab hukum, berupa perintah, larangan, atau kewenangan 2 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 1050.

  5 Hukum Islam pula memilih yang bersangkutan dengan perbuatannya”.

  6

  dinamakan fikih, yang berarti pemahaman dan penalaran rasional. Hukum Islam disini lebih spesifik pada hukum Islam yang mengatur tentang kebendaan antar manusia yakni Fiqh Muamalah dan yang berkaitan dengan hukum ekonomi syari‟ah (muamalah) tentang hutang piutang.

  3. Utang adalah memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan baik berupa uang maupun benda dalam jumlah tertentu dengan perjanjian yang telah disepakati bersama, dimana orang yang diberi tersebut harus mengembalikan uang atau benda yang dihutangnya dengan jumlah yang

  7

  sama, tidak kurang atau lebih pada waktu yang ditentukan. Sedangkan menurut Azhar Basyir utang adalah memberikan harta kepada orang lain untuk dimanfaatkan guna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan

  8 maksud akan membayar kembali gantinya pada waktu mendatang.

  4. Tenaga adalah kekuatan badan daya sesuatu yang menyebabkan bergerak, kegiatan bekerja, berusaha dan sebagainya, orang yang bekerja atau

  9 melakukan aktifitas.

  Berdasarkan beberapa pengertian di atas ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan Tinjauan Hukum Islam Tentang Pembayaran Utang Dengan Tenaga adalah bagaimana Islam memandang tentang utang piutang yang terjadi antara tetangga ataupun saudara yang ada di Dusun Borobudur 5 Ahmad Sudjono, Filsafat Hukum Dalam Islam, (Bandung,: 6 Ma‟arif, t.th).,h. 33.

  Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h.

  3. 7 A. Khumedi Ja‟far, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Lampung: Permatanet, 2015), h. 165.

  Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan wahyu Allah dan Sunah Rasul. Muqridh adalah orang yang memberikan utang dan Muqtaridh adalah orang yang berhutang. Muqtaridh yang tidak mampu membayarkan utangnya pada waktu yang telah disepakati dan kemudian melakukan pembayaran dengan menggunakan tenaga yang besarnya setara dengan jumlah uang yang dipinjam kepada

  muqridh tersebut.

B. Alasan Memilih Judul

  Adapun alasan penulis memilih judul skripsi Tinjauan Hukum Islam Tentang Pembayaran Utang Dengan Tenaga ( Studi Di Dusun Borobudur Desa Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) adalah sebagai berikut : 1.

  Alasan Objektif a.

  Bahwa terjadi utang piutang yang awalnya akan dibayar dengan uang namun pada waktu pembayarannya muqtaridh melunasi utang tersebut dengan tenaga.

  b.

  Bahwa pembayaran utang dengan tenaga merupakan suatu fenomena yang terjadi di masyarakat, oleh karena itu perlu diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas.

2. Alasan Subjektif a.

  Bahwa informasi-informasi berkaitan dengan pelaksanaan utang piutang dapat ditemukan pada lingkungan tempat tinggal penulis dan dapat di temukan pada perpustakaan b.

  Pembahasan judul ini memiliki relevansi dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di bidang Muamalah F akultas Syari‟ah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.

C. Latar Belakang Masalah

  Sebagaimana diketahui bahwa al-Q ur‟an dan sunnah, merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan yang kekal di akhirat nanti. Al- qur‟an dan sunnah sebagai penuntun memiliki daya jangkau dan daya atur yang universal, artinya meliputi aspek kehidupan manusia dan selalu ideal untuk masa lalu kini dan yang akan datang. Dalam hal ini, ekonomi sebagaimana bidang-bidang ilmu lainnya yang tidak luput dari kajian Islam bertujuan menuntun agar manusia berada di jalan yang lurus (shirat al-mustaqim). Kegiatan ekonomi dalam pandangan Islam merupakan tuntunan kehidupan. Selain itu merupakan

  10

  anjuran yang memiliki dimensi ibadah. Perintah untuk melakukan aktivitas yang produktif bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia seperti pada Q.S: An-Naba ayat 11 dan Q.S Al- jumu‟ah ayat 10 sebagai berikut:

     11 “Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan.”

10 Suhrawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 2.

               اللهَ

  “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

  12

  (Q.S. Al-

  agar kamu beruntung”. Jumu‟ah:10.)

  Islam sebagai agama Allah SWT yang telah disempurnakan, memberi pedoman bagi kehidupan manusia baik spiritual-materialisme, individu-sosial, jasmani-rohani, duniawi-ukhrawi muaranya hidup dalam keseimbangan dan kesebandingan di dalam bidang kegiatan ekonomi, Islam memberikan pedoman-pedoman atau aturan-aturan hukum yang pada umumnya dalam bentuk garis besar. Hal itu dimaksudkan untuk memberi peluang bagi perkembangan kegiatan perekonomian dikemudian hari, sebab syariat Islam tidak terbatas pada ruang dan waktu.

  Manusia sebagai mahluk individu yang memiliki berbagai keperluan hidup, telah disediakan Allah swt, beragam benda yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut tidak mungkin dapat diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan, dengan kata lain ia harus bekerja sama dengan orang lain. Hal itu dilakukan karena harus didukung oleh suasana yang tentram. Ketentraman akan dapat dicapai apabila keseimbangan kehidupan di dalam masyarakat tercapai dan tidak terjadi ketimpangan sosial yang akan bermuara kepada kecemburan sosial. Untuk mencapai keseimbangan hidup di dalam masyarakat diperlukan aturan-aturan yang dapat mempertemukan baik kepentingan individu (pribadi)

  13 maupun kepentingan masyarakat.

  Muslim yang satu dengan muslim lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan. Islam telah mengatur sedemikian rupa mengenai usaha- usaha yang harus dilakukan atau ditempuh oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan terutama dalam keadaan yang sangat mendesak salah satu usaha yang dilakukan yaitu meminjam uang kepada pihak atau lembaga terkait sehingga kebutuhan dapat terpenuhi.

  Kegiatan utang-piutang boleh dilakukan dengan tanpa adanya tambahan, sedangkan dalam pelaksanaanya tergantung pada keadaan ekonomi yang bersangkutan, Apakah yang bersangkutan sudah tepat melakukannya atau belum. Memberikan utang atau pinjaman adalah perbuatan yang baik, karena merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang terdapat unsur tolong menolong sesama manusia sebagai mahluk sosial.

  Menolong seseorang karena kesulitan hendaknya diperhatikan bahwa memberi pertolongan itu tidak mencari keuntungan yang besar tetapi hanya sekedar mengurangi atau menghilangkan beban atas kebutuhan yang sedang seseorang butuhkan, janganlah mencari keuntungan yang batil dalam setiap

  14 perniagaan.

  Secara umum utang piutang ialah memberi sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan mengembalikan sama dengan yang itu (sama nilainya). Utang piutang adalah salah satu bentuk transaksi yang bisa dilakukan 13 Ibid., h. 5. pada seluruh tingkat masyarakat baik masyarakat tradisional maupun modern, oleh sebab itu transaksi itu sudah ada dan dikenal oleh manusia sejak manusia ada di bumi ini ketika mereka mulai berhubungan satu sama lain. Setiap perbuatan yang mengacu pada perniagaan tentunya melalui proses awal yaitu akad, sebelum terjadinya perikatan antara pihak satu dengan pihak lain. Akad merupakan suatu perbuatan yang sengaja dibuat oleh dua orang atau lebih,

  

15

berdasarkan keridhoan masing-masing.

  Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka tidak terlepas dari usaha seseoarang itu sendiri misalnya dengan meminjam uang dengan tetangganya dan karena dirasa ia tidak bisa mengembalikan uang pinjaman tersebut dengan uang juga atau dengan benda maka ia meminta kepada peminjam uang untuk membayarnya menggunakan tenaga. dan Berdasarkan realita di lapangan inilah yang terjadi di desa Borobudur Branti Raya dimana seorang peminjam meminjam uang kepada seseorang namun ketika peminjam jatuh waktu yang ditetapkan untuk mengembalikan uang peminjam tidak dapat mengembalikannya dan ia meminta kepada pemberi utang untuk mempekerjaknnya sebagai asisten rumah tangga, adapula yang meminta untuk membantu membuat rumah yang pemberi pinjaman. Padahal dalam Islam utang itu memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan baik berupa uang maupun benda dalam jumlah tertentu dengan perjanjian yag telah disepakati bersama, di mana orang yang diberi uang tersebut harus mengembalikan uang atau benda yang dihutangnya dengan jumlah yang sama

  16 tidak kurang atau lebih pada waktu yang telah ditentukan.

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang praktik pembayaran utang yang dibayar menggunakan tenaga dengan menekankan kepada akad pembayaran utang dan kerjasama antara pemberi utang dan peminjam utang apakah sesuai dengan ketentuan hukum Islam. Kemudian penulis menuangkannya dalam sebuah judul skripsi

  Tinjauan Hukum Islam tentang Pembayaran Utang dengan Tenaga

  diharapkan dari hasil kajian ini dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembayaran utang yang dibayar menggunakan tenaga tersebut.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian diatas, maka Rumusan Masalah dalam skripsi ini adalah: 1.

  Bagaimana praktik pembayaran utang dengan tenaga di dusun Borobudur Branti Raya ? 2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang pembayaran utang dengan tenaga di dusun Borobudur Branti Raya?

  E. Tinjauan dan Kegunaan Penelitian 1.

  Tujuan penelitian a.

  Untuk mengetahui praktek sistem pembayaran hutang dengan menggunakan tenaga di dusun Borobudur Branti Raya b.

  Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam tentang pembayaran utang dengan tenaga di dusun Borobudur Branti Raya

2. Kegunaan Penelitian a.

  Secara teoritis, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai sistem dalam pembayaran hutang yang dibayar menggunakan tenaga menurut hukum Islam dan diharapkan dapat memperkaya khazanah pemikiran keIslaman pada umumnya civi tas akademik Fakultas Syari‟ah jurusan Mu‟amalah pada khususnya. Selain itu diharapkan menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya sehingga proses pengkajianakan terus berlangsung dan akan memperoleh hasil yang maksimal.

  b.

  Secara praktis penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu syarat memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang bertujuan unuk mengumpulkan data dari lokasi atau lapangan yakni dusun Borobudur desa Branti Raya yang pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realitas tentang apa yang terjadi di masyarakat jadi mengadakan penelitian megenai beberapa masalah aktual yang kini tengah berkecamuk dan

  17

  mengekspresikan di dalam bentuk gejala atau proses sosial. Dalam hal ini akan langsung mengamati pihak-pihak yang memberi hutang dan yang meminjam hutang.

  Selain lapangan penelitian ini juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) sebagai pendukung dalam melakukan penelitian, dengan menggunakan berbagai literatur yang ada di perpustakaan yang relevan dengan masalah yang diangkat untuk diteliti.

  2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskrptif, data yang diperoleh akan dideskripsikan dan dianalisis secara bertahap. dalam penelitian ini akan dideskripsikan tentang bagaimana praktik dari hutang yang dibayar menggunakan tenaga ditinjau dari hukum Islam.

  3. Data dan Sumber Data Fokus penelitian ini lebih mengarah pada persoalan hukum Islam yang terkait dengan pelaksanaan pembayaraan hutang yang dibayar dengan tenaga. Serta faktor-faktor yang melatar belakangi hal tersebut oleh karena itu itu sumber data yang digunakan dalam penelitian ini : a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau

  18

  objek yang diteliti. Dalam hal ini data primer yang diperoleh peneliti

17 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1968), h. 5.

  bersumber dari pelaku pemberi hutang dan peminjam utang, yaitu yang berada di Dusun Borobudur desa Branti Raya Natar Lmapung Selatan b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak

  19

  langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Penelti menggunakan data ini sebagai data pendukung yang berhubungan dengan pelaksaan pembayaran utang yang dibayar menggunakan tenaga di dusun Borobudur kecamatan Branti Raya Lampung Selatan.

4. Populasi dan Sampel Penelitian a.

  Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian mungkin beberapa manusia, gejala-gejala, benda-benda, pola sikap, tingkah laku, dan

  20

  sebagainya yang menjadi objek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Dusun Borobudur yang melakukan pembayaran utang menggunakan tenaga yang berjumlah 6 orang.

  b.

  Sampel Sampel adalah contoh yang mewakili dari populasi dan cermin dari keseluruhan objek yang diteliti. Untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumusan yang dikemukakan Arikunto, yang apabila subjeknya 19 kurang dari 100 orang maka akan diambil semua sehingga penelitian ini Sugiono, Metodelogi Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 1. merupakan penelitian populasi dan jika subjeknya besar melebihi dari

  21

  100 orang dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%. Penulis mengambil sampel sebanyak 6 orang di dusun Borobudur desa Branti Raya Natar Lampung Selatan.

5. Metode Pengumpulan Data a.

  Wawancara (interview) Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data primer yang bersumber

  22

  langsung dari responden penelitian dilapangan (lokasi). Dengan cara peneliti melakukan Tanya jawab dengan pemberi dan peminjam utang yang dikerjakan dengan sistematik berdasarkan pada masalah yang dibahas atau diteliti. Pada praktiknya penulis menyiapkan daftar pertanyaan untuk diajukan secara langsung kepada pemberi dan peminjam utang.

  b.

  Dokumentasi Koentjaraningrat dalam bukunya menyatakan, bahwa “Metode

  Dokumentasi “ adalah suatu cara untuk mendapatkan data dengan cara berdasarkan catatan dan mencari data mengenai hal-hal berupa catatan,

  23 transkip, buku, surat kabar, majalah, poto, dokumen rapat, dan agenda.

  Dalam hal ini penulis menggunakan metode dokumentasi untuk memastikan sistem operasional. Dari data yang didapat kemudian diteliti isinya diklarifikasikan menurut pola tertentu sebagai kriteria atau analisis 21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rienka Cipta, 2006), h. 120. 22 Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Adaya Bakti, 2004), h. 36 untuk dapat dikuantifikasikan dengan menghitung frekuensi atau intesitas fakta tertentu.

  6. Metode Pengolahan Data a.

  Pemeriksaan Data (Editing) Pemeriksaan data atau editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk (raw data)

  24

  terkumpul itu tidak logis atau meragukan tujuannya yaitu menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan dan bersifat koreksi sehingga kekurangannya dapat dilengkapi dan diperbaiki.

  b.

  Sistematika Data (sistemstizing) Bertujuan menempatkan data menurut kerangka sistematika bahasan

  25

  berdasarkan urutan masalah dengan cara melakukan pengelompokan data yang telah diedit dan kemudian diberi tanda menurut kategori-kategori dan urutan masalah.

  7. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kajian penelitian yaitu Tinjauan Hukum Islam tentang Sistem

  Pembayaran Utang yang dibayar dengan Tenaga yang akan dikaji dengan menggunakan metode kualitatif. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui sistem pelaksanaan dalam membayar utang tersebut, tujuannya dapat dilihat dari sudut pandang hukum Islam yaitu agar dapat memberi 24 Susiadi, Metode Penelitian, (Lampung: Permatanet, 2015), h.57 pemahaman mengenai pelaksanaan sistem pembayaran utang yang dibayar menggunakan tenaga yang ada di dalam hukum Islam.

  Metode berfikir dalam penulisan ini menggunakan metode berfikir

  26

  induktif metode ini digunakan dalam membuat kesimpulan yang menggunakan suatu jawaban dan permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berkenaan dengan objek penelitian yang sedang diteliti.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Dasar Hukum Utang Piutang Menurut kamus besar bahasa Indonesia, utang-piutang adalah uang

  27 yang dipinjam dari orang lain dan yang dipinjamkan kepada orang lain.

  Sedangkan piutang mempunyai arti uang yang dipinjamkan (dapat ditagih

  28 dari orang lain).

  Pengertian utang piutang sama dengan perjanjian pinjam meminjam yang dijumpai dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1754 yang berbunyi : “pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumblah barang-barang tertentu dan habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa yang belakangan ini akan mengembalikan sejumblah yang sama dari

  29 macam keadaan yang sama pula.

  Dalam Islam utang piutang dikenal dengan istilah Al-Qardh dalam arti bahasa berasal dari kata Qaradha yang merupakan sinonim dari kata

  Qatha‟a artinya memotong. Diartikan demikian karena orang yang

  memberikan utang memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan

  27 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 689. 28 Poerwadarmito, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2003), h.

  1136.

  30

  kepada orang yang menerima utang (Muqtarid). atau Al-Qardh dapat dipahami sebagai harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang, sebab harta yang diserahkan merupakan satu potongan dari harta orang yang

  31

  memberikan hutang. Adapun arti Qardh dalam istilah fiqih terdapat beberapa perincian dalam mazhab fiqih.

  Menurut Imam Maliki mengatakan bahwa Al-qardh merupakan pinjaman atas benda yang bermanfaat yang diberikan hanya karena belas kasihan dan merupakan bantuan (ariyah) atau pemberian (hibah), akan

  32 tetapi harus dikembalikan seperti bentuk yang dipinjamkan.

  Menurut Mazhab Hanafi, Qardh adalah harta yang diberikan kepada orang lain dengan syarat mengembalikannya dan harta itu dalam bentuk

  mitsli. Pengertian Mitsli adalah barang yang tidak berbeda dalam beberapa

  jenisnya yang bisa menjadikan harganya berbeda. Mislanya barang yang ditakar, dihitung, dan ditimbang. Adapun barang yang berbentuk selain

  33 mitsli seperti hewan, kayu, kebun, tidak sah untuk dihutangkan.

  Menurut Imam Syafi‟I Al-Qardh adalah pinjaman yang berarti baik yang bersumberkan kepada Al- Qur‟an bahwa barang siapa yang memberikan pinjaman yang baik kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan

  34 melipat gandakan kebaikan kepadanya.

  30 Asmaji Muchtar, Dialog Lintas Mazhab Fiqih Ibadah dan Muamalah, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 500. 31 A. Marzuki Kamaluddin, Fiqih Sunnah, Jilid XII, (Bandung: PT. Al- Ma‟arif, 1998), h.

  129. 32 M. Muslichuddin, Sistem Perbankan dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 8.

  Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat dipahami bahwa Al-Qardh adalah pinjaman atau utang yang diberikan kepada seseorang kepada orang lain untuk dikembalikan lagi kepada orang yang telah meminjamkan harta, karena pinjaman tersebut merupakan potongan dari harta yang memberikan pinjaman atau utang. Dengan kata lain Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dalam

  35 istilah lain meminjam tanpa mengharapkan imbalan.

  Dasar hukum qardh yang tercantum dalam Al- Qur‟an, yaitu firman

  Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah : 245

               اللهَ

      “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-

  36 lah kamu dikem balikan.”

  Ayat di atas menjelaskan akan pentingnya orang yang selalu menafkahkan hartanya dijalan Allah SWT. Barang siapa melakukan demikian maka Allah akan melipatgadakan harta mereka. Hal yang menarik dari ayat tersebut adalahpenyebutan Allah SWT bagi orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah dengan sebutan “member pinjaman 35 M. Syafi‟i Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Pers, 2001), h. 131.

  kepada Allah ”. Maksudnya adalah Allah mengumpamakan pemberian seseorang kepada hambanya dengan tulus untuk kemaslahatan hambaNya

  (dinafkakan dijalan Allah ) sebagai pinjaman kepada Allah sehingga ada jaminan bahwa pinjaman tersebut kelak akan dikembalikan oleh Allah di

  37 hari kiamat.

  Utang-Piutang pada dasarnya hukumnya sunnat, akan tetapi bisa berubah menjadi wajib apabila orang yang berutang sangat membutuhkannya, sehingga utang-piutang sering diidentikan dengan tolong

  38

  menolong. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Maidah:2

              اللهَ

     اللهَ

  “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

  39 pelanggaran.”

  Berdasarkan Ayat di atas menjelaskan Allah SWT menyerupakan amal saleh dan memberi infaq fisabilillah dengan harta yang dipinjamkan, dan menyerupakan pembalasannya yang berlipat ganda kepada pembayaran hutang. Amal kebaikan disebut pinjaman (utang) karena orang yang berbuat

  37 38 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Juz I, (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 493 A.Khumedi Ja‟far, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Lampung: Permatanet, 2015),

h. 166.

  baik melakukannya untuk mendapatkan gantinya sehingga menyerupai

  40 orang yang mengutangkan sesuatu agar mendapat gantinya.

  Dasar hukum qardh yang tercantum dalam hadits yaitu

  ى ِ قَ ى َلَ ى ِاىَيِ ْسُ ىُ َلْيْيَاىُتْ َ َ ىَمفَّلَسَوىِ ْيَلَ ىُا ى َلَصىِا ىُ ْوُسَ ىَ قَ ىٍكِاقَ ىِ ْ ىٍ َ َ ىْ َ ى ِضْ َلْا ىُ قَ قَ ىُلْ ِْبِْجقَ ىُتْلُلَيْفىَ َشَ ىُ َيِ قَمَثِ ىُضْ َلْا َوىقَِلِقَثْ َ ىِ ْشَ ِ ىُ َ ىَلفَّصا ىقً ْوُيْتْكَ ىِ فَّ َْلْ ىْ ِ ى فَّلَِ ىُضِ ْلَيْتْ َ ى َلَىُضِ ْلَيْتْ ُمْا َوىُهَلْ ِ َوىُ َأْ َ ىَلِئىقفَّ ا ىفَّنلآىَ قَ ىِ َ ىَلفَّصا ىَ ِ ىُلَضْفَ 41 .

  ىٍ َجقَح “Anas bin Malik berkata bahwa, “Aku melihat pada waktu malam di isra‟ kan, pada pintu surga tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qardh delapan belas kali. Aku bertanya, wahai Jibril, mengapa qardh lebih utama dari sedekah ? Ia menjawab karena memina-minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karen a keperluan.”

  Maksud hadist di atas adalah Nabi SAW ingin memberikan sugesti agar orang tidak berat dalam memberikan pinjaman. Karena terkadang seseorang merasa keberatan bila harus memberikan pinjaman apalagi bersedekah, apalagi ketika keadaan ekonominya pas-pasan. Tetapi dengan jaminan pahala yang lebih, memberikan pinjaman akan terasa lebih ringan

  42 ketika seseorang belum mampu memberikan sedekah.

  Selain al- Qur‟an dan hadits di atas yang menjadi sumber dari utang- piutang yang dilakukan untuk menolong sesama yang sedang kesusahan dan untuk meringankan beban yang dialami, Allah juga menjanjikan kebaikan

  40 Mardani, 41 Fiqih Ekonomi Syari‟ah Fiqih Mu‟amalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 334.

  

Ibn Majjah, Sunan Ibnu Majah, Juz II, (Beirut Lebanon: Darul Fikr, tt), h. 15. kepada orang yang senang memberi bantuan kepada sesama. Sebagaimana Hadits Nabi SAW yang berbunyi :

  ى" ى: ىملسوى يل ىا ى لَصىِا ىُ وُسَ ىَ قَ ىَ َق ىُ ْ َ ىُا ى ِ َ ىَ َ ْيْ َ ُ ىِْا ىْ َ ىٍمِلْ ُ ىْ َ ىَ فَّ َيْ ىْ َ

  ىَ فَّ َ ىٍ ِ ْ ُ ى َلَ ىَ فَّ َ ىْ َ ىَوىِ َ قَيِلا ىِ ْوَيْ ى ِ َ ُ ىْ ِ ىَ َ ْ ُ ىٌ ْ َ ىا ىَ فَّ َيْ ىقَيْيْ ىدُّلا ى ِ َ ُ ىْ ِ ى َ ْ ُ ى ىِلْبَ ْا ىِنْوَ ى ِفِىا وىُ َ ِخَلأ َوىقَيْيْ ىدُّلا ى ِفِىا ىُهَ َيْتَسقًمِلْ ُ ىَ َيْتَسىْ َ ىَوىُ َ ِخَلأ َوىقَيْيْ ىدُّلا ى ِفِىِ ْيَلَ ىا ى 43 .

  ىِ ْيِخَ ىِنْوَ ى ِفِىُلْبَ ْا ىَنقَ قَ “Dari Abu Hurairah ra., Nabi SAW bersabda: Barang siapa menghilangkan satu macam kesusahan dunia sesama muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan di hari kiamat. Dan barang siapa yang mempermudah orang yang dalam kesulitan, maka Allah akan mempermudah dia di dunia dan akhirat dan Allah akan menolong hambanya selagi hamba itu mau menolong saudaranya”.

  (HR. Muslim) Selanjutnya dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah melalui Mas‟ud yang berbunyi :

  ى: ىَنقَ ىفَّلَِ ىِْيَْيْتفَّ َ ىقً ىْ َيْ ىقًمِلْ ُ ىُضِ ْلُيْ ىٍمِلْ ُ ىْ ِ قَ ىَ ىقَ ى ى ىدُِّ فَّ ا ىفَّن ىٍ ْوُ ْ َ ىِ ْ ىْ َ 44 .

  ىً فَّ َ ىقَ ِتَ َلَصَ “Dari Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa Nabi SAW Berkata: Tidak ada seorang muslim yang memberi utang kepada seorang muslim lain sebanyak dua kali, kecuali perbuatannya itu seperti sedekah sekali”.

  Penjelasan dari hadits di atas dapat dipahami bahwa dianjurkan bagi seorang Muslim untuk menolong sesamanya dengan jalan memberi utang agar bisa keluar dari segala kesusahan dan kesempitan yang dihadapinya. Di dalam Islam memberikan utang kepada orang lain yang benar-benar 43 Al-hafidz ibn hajar al-asqolan, Bulughul Marom, Hadits ke 1493, (Semarang:Pustaka memerlukan merupakan salah satu bentuk kebaikan yang bernilai ibadah. Dan Allah juga akan menjamin kemudahan kepada orang yang suka

  45 menolong orang lain.

Dokumen yang terkait

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PELAYANAN MASYARAKAT (Studi di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara) - Raden Intan Repository

0 0 99

ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA DESA PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN (Studi di Desa Binjai Ngagung Kecamatan Bekri Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 1 86

TINJAUAN FIQH SIYASAH TENTANG FUNGSI KEPALA DESA DAN BPD DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Haduyang Kec. Natar Kab. Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 91

TINJAUAN FIQH SIYASAH TERHADAP KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN MASYARAKAT (Studi di Desa Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 2 96

POLITIK DINASTI DALAM KEPEMIMPINAN DESA (Studi di Desa Wawasan Kecamatan Tanjung Sari Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 1 91

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENDISTRIBUSIAN BERAS BERSUBSIDI (Studi Kasus di Dusun Tiga Desa Restu Baru Kecamatan. Rumbia Kabupaten. Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 117

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG SEWA MENYEWA JASA BIDUANITA PADA HIBURAN ORGAN TUNGGAL (Studi Pada Organ Tunggal Alfa Musik Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 2 99

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG KOMISI DARI HASIL JUAL BELI KARUNG BEKAS OLEH KEPALA MANDOR DI PT NEW HOPE DENGAN ORGANISASI KARTA SUKMA (Studi Kasus Dusun Sukamulya Desa Sukanegara Tanjung Bintang Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 104

PANDANGAN HUKUM ISLAM DALAM PEMBAYARAN HUTANG DENGAN PRESENTASE HARGA JUAL (Stadi Kasus di Desa Tugu Ratu Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat) - Raden Intan Repository

0 2 111

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PELAKSANAAN PERJANJIAN KEPEMILIKAN RUMAH YANG BELUM DIBANGUN (Studi Pada Perumahan Sidosari 2 Natar Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 1 98