HUBUNGAN DEPRESI DENGAN KADAR GULA DARAH ACAK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Studi Di Ruang Dahlia RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

SKRIPSI

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN KADAR GULA DARAH ACAK PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

(Studi Di Ruang Dahlia RSUD Jombang )

  

SRI MEY PUJININGSIH

13.321.0049

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

  

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN KADAR GULA DARAH ACAK PADA

PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

(Studi Di Ruang Dahlia RSUD Jombang )

  SKRIPSI Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

  Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

  

SRI MEY PUJININGSIH

13.321.0049

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertandatangan di bawah ini : Nama : SRI MEY PUJININGSIH NIM : 13.321.0049 Tempat dan tanggal lahir :Madiun,15 Mei 1995 Institusi : STIKes ICME Prodi S1 Keperawatan Jombang

  Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Depresi Dengan Kadar Gula Darah Acak Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Studi di Ruang Dahlia RSUD

  Jombang adalah bukan skripsi orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah di sebutkan sumbernya. Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

  Jombang, Mei 2017 (Sri Mey Pujiningsih)

PERSETUJUAN SKRIPSI

  Judul : Hubungan Depresi Dengan Kadar Gula Darah Acak Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi di Ruang Dahlia RSUD Jombang)

  Nama Mahasiswa : Sri Mey Pujiningsih NIM : 13.321.0049

  TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL: .................................

  Dr. Hariyono, S.Kep.Ns,M.Kep Anin Wijayanti, S.kep.,Ns.,M.Kes Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

  Mengetahui, Ketua Stikes Ketua Program Studi

H. Bambang Tutuko, SH, S.Kep.Ns.,MH Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

  

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh :

  Nama Mahasiswa : Sri Mey Pujiningsih NIM : 13.321.0049 Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan Judul : Hubungan Depresi Dengan Kadar Gula Darah Acak Pada

  Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Studi di Ruang Dahlia RSUD Jombang

  Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi S1 Ilmu Keperawatan.

  Komisi Dewan Penguji, Ketua Dewan Penguji : Dr. H.M Zainul Arifin ,Drs.,M,Kes ( ) Penguji I : Dr. Hariyono ,S.Kep.Ns,M.Kep . ( ) Penguji II : Anin Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kes. ( ) Ditetapkan di : JOMBANG Pada tanggal : 2017

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 15 Mei 1995 dari Bapak Simon Hardiyanto dan Ibu Minarsih .

  Tahun 2007 penulis lulus dari SDN Sidodadi 02 , tahun 2010 penulis lulus dari MTsN, tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 1 Saradan dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES Insan Cendekia Medika Jombang melalui jalur tes PMDK. Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKES ICME Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, Mei 2017 Sri Mey Pujiningsih

  113210049

  MOTTO

BERPEGANG TEGUHLAH PADA KEJUJURAN

KARENA ITU ADALAH KUNCI KESUKSESAN PENELITI

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama dari segalanya, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan hidayahNya,serta kemudahan sehinnga karya sederhana ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

  1. Bapak dan ibu tercinta, yang selalu memberikan segala dukungan, cinta dan kasih sayang yang tiada terhingga. Hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan semoga ini langkah awal untuk membuat bapak dan ibu bahagia. Aku tahu banyak yang telah kalian korbankan demi memenuhi kebutuhanku yang selalu tak pernah lelah untuk memenuhi kebutuhanku,saya hanya bisa mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak dan ibu,hanya Allah SWT yang mampu membalas kemuliaan hati kalian.

  2. Untuk keluarga Suro Geden ku terimakasih untuk Do’a nya yang senantiasa engkau panjatkan untuku.

  3. Bapak Dr.Hariyono,.S.Kep.Ns,M.Kep.dan ibuAninWijayanti,S.Kep.,Ns.,M.

  Kes.yang tiada bosanya an lelah dalam membimbing da mengarahkan serta memberi ilmu dan pengalaman yang luar biasa sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini.

  4. Teman-temanku seperjuangan terutama teman yang tinggal di Blue kost yang satu atap selama 2 tahun ini dan seluruh teman di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika serta semua teman-temanku yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan serta bantuannya selama ini

  5. Dosen-Dosen S1 Keperwatan STIKES ICME Jombang dan almamater saya yang selalu memberi bimbinganya.

  6. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya proposaal skripsi ini.

  KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-

  Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 ini dengan sebaik- baiknya.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skirpsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH, S.Kep.Ns.,MH selaku ketua STIKes ICMe Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir program studi S1 Keperawatan, Inayatur Rosyidah,S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku kaprodi S1 Keperawatan, Dr.Hariyono,S.Kep.Ns,M.Kep selaku pembimbing utama yang memberikan bimbingan kepada penulis selama proses Penyusunan skripsi,Anin Wijayanti,S.kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing anggota yang memberikan bimbingan penulisan dan pengarahan kepada penulis, Kepala STIKES ICME Jombang beserta Bapak Ibu dosen dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya, Amin.

  Jombang, Mei 2017 Penulis

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

  1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 4

  1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

  1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

  BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Depresi ...................................................................................................... 6

  2.2 Konsep Diabetes Mellitus ......................................................................... 13

  2.3 Kadar gula darah ...................................................................................... 31

  2.4 Hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus. .................................................................................... 34

  2.5 Model Neuman ......................................................................................... 35

  BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

  3.1 Kerangka Konsep .................................................................................... 47

  3.2 Hipotesis .................................................................................................. 48

  BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1 Desain Penelitian ...................................................................................... 49

  4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 49

  4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................................... 50

  4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ................................................................. 52

  4.5 Identifikasi Variabel ................................................................................. 53

  4.6 Definisi Operasional ................................................................................. 53

  4.7 Pengumpulan data dan analisa data ......................................................... 54

  4.8 Etika Penelitian ......................................................................................... 60

  BAB 5 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

  5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 62

  5.2 Pembahasan ............................................................................................... 67 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.

  a. Kesimpulan ............................................................................................... 71

  b. Saran ......................................................................................................... 71

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Depression Anxiety Stress Scale (DASS) ...................................... 12Tabel 2.2 Kriteria diagnostik glukosa darah .................................................. 21Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia

  RSUD Jombang..............................................................................

  54 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 ........................

  63 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 .............

  63 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Bekerjaan di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 .............

  63 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan informasi di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 ........................

  64 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan sumber informasi di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 .........

  64 Tabel 5.6 Karakteristik Frekuensi responden berdasarkan kuesioner pernyataan responden di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 ............................................................................

  64 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Depresi di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 ........................

  65 Tabel 5.8 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 ....................................

  65 Tabel 5.9 Tabulasi silang hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tanggal 17-27 April 2017 ................................................

  66

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Teori Neuman ................................................................................ 46Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia

  RSUD Jombang..............................................................................

  47 Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang .........................................................................................

  52

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden. ....................................

  Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden ....................................... . Lampiran 3 Lembar Kuesioner ......................................................................... . Lampiran 4 Jadwal Penelitian ........................................................................... . Lampiran 5 Tabulasi Data Umum .................................................................... . Lampiran 6 Tabulasi Data khusus ..................................................................... . Lampiran 7 Tabulasi Validitas .......................................................................... . Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliability................................................. . Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Kuesioner ......................................................... . Lampiran 10 Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan....................................... . Lampiran 11 Lembar Surat Pre Survey Data ..................................................... . Lampiran 12 Lembar Surat Studi Pendahuluan dan Izin Penelitian .................. . Lampiran 13 Lembar Surat Telah Melakukan Penelitian .................................. . Lampiran 14 Lembar Konsultasi ....................................................................... .

DAFTAR LAMBANG

  1. H1/Ha : Hipotesis alternatif 2. % : Prosentase 3. : Alfa (tingkat signifikansi)

  

  4. N : Jumlah populasi 5. n : Jumlah sampel

  6. P : Nilai yang di dapat 7. f : Skor yang didapat 8. > : Lebih besar 9. < : Lebih kecil

DAFTAR SINGKATAN

  1. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  2. ICMe : Insan Cendekia Medika

  3. Prodi : Progam studi

  4. PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

  5. PERSAD IA : Persatuan Diabetes Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Penyakit Diabetes Mellitus sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dan berdampak pada peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar. Oleh karenanya semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, seharusnya ikut serta secara aktif dalam usaha upaya pencegahan. Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang akan disandang seumur hidup. Pengelolaan penyakit ini memerlukan peran serta dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lain. Pasien dan keluarga juga mempunyai peran yang penting, sehingga perlu mendapatkan edukasi untuk memberikan pemahaman mengenai perjalanan penyakit, pencegahan, penyulit, dan penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Pemahaman yang baik akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga dalam upaya penatalaksanaan Diabetes Mellitus guna mencapai hasil yang lebih baik.

  Keberadaan organisasi profesi seperti PERKENI dan IDAI, serta perkumpulam pemerhati Diabetes Mellitus yang lain seperti PERSADIA, PEDI, dan yang lain menjadi sangat dibutuhkan (Perkeni, 2015).

  (IDF) memperhitungkan angka

  International Diabetes Federation

  kejadian Diabetes Mellitus di dunia pada tahun 2012 adalah 371 juta jiwa, tahun 2013 meningkat menjadi 382 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2035 penderita Diabetes Mellitus akan meningkat menjadi 592 juta jiwa (Kemenkes RI, 2014). Berdasarkan data dari rumah sakit RSCM Jakarta

  54% penderita Diabetes Mellitus (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit di Jawa Timur tahun 2013 penderita Diabetes Mellitus (102.399 kasus) (Profil Dinkes Jatim, 2014). Berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten Jombang jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2014 sejumlah 21.992 (Dinas

  

Kesehatan Kab Jombang, 2014). Menurut Piette American Journal of

Managed Care (2012), depresi pada penderita Diabetes Mellitus dua kali

  lebih banyak di antara penduduk umumnya, dengan 15% sampai 30% dari pasien diabetes yang memenuhi kriteria depresi. Depresi ditemukan pada kelompok Diabetes Mellitus, dalam studi terbaru oleh Khuwaja et al, (2013) menunjukkan bahwa 43,5% pasien yang mengunjungi klinik Diabetes Mellitus menderita depresi.Angka kejadian Diabetes Mellitus di Ruang Dahlia RSUD Jombang pada tahun 2016 sejumlah 549 orang (67%), pada tahun 2017 meningkat menjadi 582 orang (72%).

  Penyakit Diabetes Mellitus adalah penyakit seumur hidup, kematian penderita Diabetes Mellitus disebabkan paling banyak disebabkan komplikasi oleh sebab itu harus dihadapi dengan sikap positif penderitanya (Sutedjo, 2010). Penderita Diabetes Mellitus dapat berusia panjang seperti orang normal apabila dalam kondisi terkendali. Sikap paling tepat adalah menerima dan bersahabat dengan penyakitnya. Aktivitas yang menuntut rutinitas, keajegan dalam waktu lama sangat beresiko untuk terjadinya kejenuhan, bosan, dan akhirnya drop out, aktivitas membutuhkan biaya yang banyak. Pada saat kebosanan terjadi dan muncul niat untuk melanggar dimunculkan kesadaran diri bahwa akibat yang ditimbulkan akan lebih berbahaya dan merugikan diri sendiri serta keluarganya. Suatu kenyataan bahwa apa yang harus dikendalikan oleh penderita Diabetes Mellitus berlawanan dengan dorongan yang muncul dari tubuh, misalnya merasa sangat lapar melawan membatasi makanan, ingin minum manis melawan pantang minum gula, maka untuk tetap hidup sehat perlu kesadaran dan perjuangan untuk mewujudkannya (Sutedjo, 2010).

  Pengaturan gula darah ialah derajat kontrol gula darah dalam hal ini adalah kontrol gula darah karena sampai sekarang ini tes kontrol gula darah merupakan cara yang paling baik untuk mengetahui apakah gula darah dalam batas kontrol yang baik atau buruk (Crooke, 2012). Salah satu perubahan psikologis yang paling sering terjadi adalah kejadian depresi pada pasien Diabetes Mellitus. Studi melaporkan bahwa pasien Diabetes Mellitus dua kali lebih besar mengalami gejala depresi atau di diagnosa depresi dibandingkan dengan populasi umum (Anderson, 2012). Depresi pada Diabetes Mellitus memberikan kontribusi untuk neurohormonal dan neurotransmitter perubahan yang dapat mempengaruhi metabolisme glukosa (Soegondo, 2009).

  Modifikasi pola hidup merupakan langkah pencegahan yang baik agar penderita Diabetes Mellitus tidak mengalami kekambuhan. Kambuh sendiri memiliki arti suatu keadaan dimana muncul gejala penyakit yang sama seperti sebelumnya dan biasanya justru lebih parah. Depresi dapat diatasi dengan cara mengubah cara kita bereaksi pada suatu keadaan. olahraga secara teratur, dan melakukan relaksasi. Melakukan manajemen depresi merupakan bentuk tindakan nyata untuk mencegah kekambuhan Diabetes Mellitus. Manajemen depresi sendiri berfungsi untuk membuka pikiran yang positif dan mengurangi tingkat depresi yang di alami oleh seseorang (Prabowo, 2013).

  1.2 Rumusan masalah

  Apakah ada hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tahun 2017?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan umum Menganalisis hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tahun

  2017.

  1.3.2 Tujuan khusus

  a. Mengidentifikasi depresi pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tahun 2017.

  b. Mengidentifikasi kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tahun 2017.

  c. Menganalisis hubungan depresi dengan kadar gula darah acak pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di Ruang Dahlia RSUD Jombang tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Teoritis Hasil dari penelitian ini dapat memperkaya ilmu dan informasi tentang . pentingnya mencegah depresi agar kadar gula darah bisa menurun

  1.4.2 Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi petugas kesehatan atau perawat mengenai cara mencegah depresi agar kadar gula darah bisa menurun dan menjadi referensi bahan ajar tentang tingkat depresi dengan kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Depresi

  2.2.1 Definisi depresi Depresi adalah gangguan alam perasaan hati (mood) yang ditandai oleh kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sampai hilangnya kegairahan hidup, tidak mengalami gangguan menilai realitas (reality testing ability / RTA masih baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada

  splitting of personality ), perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas normal (Hawari, 2011).

  Depresi merupakan gangguan suasana perasaan yang menurun, dengan gejala utama berupa kesedihan. Gejala ini ternyata cukup banyak dijumpai dengan angka prevalensi 4-5 % populasi, dengan derajat gangguan bertaraf ringan, sedang, atau berat. Ditinjau dari aspek klinis, depresi dapat berdiri sendiri, merupakan gejala dari penyakit lain, mempunyai gejala fisik beragam, atau terjadi bersama dengan penyakit lain (komorbiditas), sehingga dapat menyulitkan penatalaksanaan (Sudiyanto, 2010).

  2.2.2 Epidemiologi Menurut Jain, 2004 dan Manning, 2003 (dalam Himawati, 2010) depresi adalah penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2020, depresi akan naik dari nomor empat menjadi nomor dua dibawah penyakit jantung iskemik sebagai

  Gangguan depresi berat merupakan kelainan umum dengan prevalensi sepanjang umur sekitar 15% dan sekitar 25% pada wanita.

  Insiden gangguan depresi berat sebesar 10% pada pasien rawat jalan dan 15% pada pasien rawat inap (Kaplan, Sadock, 2010).

  Menurut Andreasen, 2001 (dalam Himawati, 2010) usia rerata gangguan depresi berat sekitar 40 tahun, dimana sekitar 50% pasien berkisar antara 20-50 tahun. Inseden meningkat pada usia < 20 tahun.

  Gangguan depresi berat terjadi pada orang tanpa hubungan interpersonal dekat atau pada mereka yang tidak menikah atau yang cerai (Kaplan, Sadock, 2010).

  2.2.3 Penyebab depresi Faktor-faktor penyebab depresi menurut Barlow (2010) sebagai berikut, a. Dimensi Biologis

  Prevalensi keluarga yang memiliki anggota pernah mengalami depresi ada kemungkinan dialami oleh anggota keluarga yang lain.

  b. Dimensi Psikologis

  1. Peristiwa lingkungan yang stressfull

  2. Learned Helpnessless, orang menjadi cemas dan depresi ketika membuat atribusi bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas stress dalam kehidupanya.

  3. Negative Cognitive Style, adanya pikiran negatif atas suatu fenomena yang sudah terpola atau menjadi gaya hidup. c. Dimensi Sosial Kultural Meliputi berbagai masalah sosial misalnya hubungan interpersonal, hubungan dengan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh budaya setempat. Pada dasarnya faktor penyebab depresi dapat ditinjau dari berbagai segi baik fisik (biologis), psikologis, ataupun sosial (lingkungan/kultural) yang ketiganya tidak berdiri sendiri tetapi saling mempengaruhi terbentuknya depresi.

  2.2.4 Gejala Depresi Gejala depresi meliputi trias depresi, yang terdiri dari mood yang terdepresi, hilangnya minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang ditandai dengan keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Gejala tambahan lainnya meliputi :

  a. Konsentrasi dan perhatian berkurang

  b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

  c. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna

  d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

  e. Gagasan dan perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

  f. Tidur terganngu

  g. Nafsu makan berkurang Tingkat depresi yang muncul merupakan gambaran dari banyaknya gejala trias depresi serta gejala tambahannya (Hawari, 2011).

  Ciri-ciri depresi menurut American Psychology Association-APA a. Mood yang depresi hampir sepanjang hari dan hampir setiap hari. Dapat berupa mood yang mudah tersinggung.

  b. Penurunan kesenangan atau minat secara drastis dalam seluruh aktivitasnya c. Suatu kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan (5% dari berat tubuh dalam sebulan) atau suatu peningkatan atau penurunan selera makan yang drastis.

  d. Agitasi yang berlebihan atau melambatnya respon gerakan hamper setiap hari.

  e. Perasaan lelah atau kehilangan energi setiap hari

  f. Perasaan berharga atau salah tempat ataupun rasa bersalah yang berlebihan hampir setiap hari g. Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berfikir jernih atau untuk membuat keputusan h. Pikiran yang muncul berulang tentang kematian atau bunuh diri.

  Depresi sebagai suatu diagnosa gangguan jiwa adalah suatu keadaan jiwa dengan ciri sedih, merasa sendirian, putus asa, rendah diri, disertai perlambatan psikomotorik, atau kadang malah agitasi, menarik diri dari hubungan sosial, dan terdapat gangguan vegetatif seperti anoreksia serta insomnia (Kaplan, 2010).

  Orang yang rentan terkena depresi menurut Hawari (2011) biasanya mempunyai ciri-ciri:

  1. Pemurung, sukar untuk bisa merasa bahagia

  3. Memandang diri rendah

  4. Mudah merasa bersalah dan berdosa

  5. Mudah mengalah

  6. Enggan bicara

  7. Mudah merasa haru, sedih, dan menangis

  8. Gerakan lamban, Lemah, Lesu, Kurang energik

  9. Keluhan psikosomatik

  10. Mudah tegang, agitatif, gelisah

  11. Serba cemas, khawatir, dan takut

  12. Mudah tersinggung

  13. Tidak ada percaya diri

  14. Merasa tidak mampu, merasa tidak berguna

  15. Merasa selalu gagal dalam usaha, pekerjaan ataupun studi

  16. Suka menarik diri, pemalu, dan pendiam

  17. Lebih suka menyisih diri, tidak suka bergaul, pergaulan sosial amat terbatas

  18. Lebih suka menjaga jarak, menghindar keterlibatan dengan orang

  19. Suka mencela, mengkritik, konvensional

  20. Sulit mengambil keputusan

  21. Tidak agresif, sikap oposisinya dalam bentuk pasif-agresif

  22. Pengendalian diri terlampau kuat, menekan dorongan/impuls diri

  23. Menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan

  24. Lebih senang berdamai untuk menghindari konflik atau konfrontasi

  2.2.5 Tipe Depresi Kategorisasi depresi menurut Durand & Barlow (2010) berdasarkan berat tidaknya gangguan ada dua yaitu; a. Depresi berat disebut episode depresi mayor Ini adalah depresi yang paling sering didiagnosis dan paling berat.

  Mengindikasikan keadaan suasana ekstrem yang berlangsung paling tidak salama 2 minggu dan meliputi gejala-gejala kognitif (perasaan tidak berharga dan tidak pasti) dan fungsi fisik yang terganggu (seperti perubahan pola tidur, perubahan pola makan, dan berat badan yang signifikan atau kehilangan banyak energi). Episode ini biasanya disertai dengan hilangnya interes secara umum terhadap berbagai hal dan ketidakmampuan mengalami kesenangan apapun dalam hidup.

  b.

   Mania

  Periode kegirangan atau eforia eksesif yang tidak normal yang berhubungan pada beberapa gangguan suasana perasaan.

  c.

   Hypomanic Episode

  Versi episode hipomanik yang tidak begitu berat yang tidak menyebabkan terjadinya hendaya berat pada fungsi sosial atau okupasional. Episode manik tidak selalu bersifat problematik, tetapi memberikan kontribus bi pada penetapan beberapa gangguan suasana perasaan d. Episode Manik Campuran Suatu kondisi di mana individu mengalami kegirangan dan depresi atau kecemasan di waktu yang sama. Juga dikenal dengan sebutan episode manik disforfik.

  2.2.4 Alat ukur derajat Depresi Skala Depression Anxiety Stress Scale (DASS) Keterangan 0: Tidak saya alami 1: saya mengalami beberapa tingkat, atau beberapa kali 2: saya sering mengalami 3: saya selalu mengalami

  2.1 Tabel Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

  Pernyataan Skor 1 2 3

  1. Saya merasa rendah diri dan sedih 2.

  Saya mengalami kesulitan tidur pada malam hari 3. Saya menyadari jika saya kehilangan berat badan 4. Saya mengalami kelelahan tanpa sebab 5. Saya merasa gelisah dan tidak dapat menghindarinya

  6. Saya penuh harapan untuk masa depan 7.

  Saa lebih cepat marah dari bias any

  8. Saya merasa orang lain akan lebih baik jika saya mati

  Sumber : Saryono (2010) Penilaian berdasarkan DASS : Ringan : 7-9 Sedang : 10-14 Berat : 15-19 Extrim : 20+

2.2 Konsep Diabetes Mellitus

  2.2.1 Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa

  (glukosa sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup (Maulana, 2008).

  Diabetes Meliitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin dalam tubuh (Santosa, 2014).

  Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Perkeni, 2015).

  Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, Diabetes Mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90 persen dari semua populasi Diabetes Mellitus adalah Diabetes Mellitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin.

  2.2.2 Penyebab Diabetes mellitus Diabetes Mellitus disebabkan karena berkurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya berjumlah cukup. Kekurangan insulin disebabkan adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel pulau langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Namun, jika dirunut lebih lanjut, beberapa faktor yang menyebabkan Diabetes Mellitus sebagai berikut :

  a. Genetik atau faktor keturunan. Diabetes Mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita Diabetes Mellitus memiliki kemungkinan besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Para ahli kesehatan juga menyebutkan Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin.

  Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

  b. Virus dan bakteri. Virus penyebab Diabetes Mellitus adalah rubela,

  mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi

  sitolitik dalam sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta.

  Diabetes Mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan Diabetes Mellitus .

  c. Bahan toksik atau beracun. Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida) dan

  strepzoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong.

  d. Nutrisi. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor

  Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit Diabetes Mellitus .

  e. Kadar kortikosteroid yang tinggi.

  f. Kehamilan diabetes gestasional, yang akan hilang setelah melahirkan.

  g. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

  h. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin. (Maulana, 2008).

  Sedangkan menurut Lanywati (2011) penyebab Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut : a. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak mampu memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah, maka kelebihan gula tidak dapat terolah lagi dan akan masuk ke dalam darah serta urine (air kencing).

  b. Pada saast tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh akan berkurang, dan dengan demikian kebutuhan akan hormon insulin juga berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan jarang berolah raga, zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar, tetapi hanya akan ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan memerlukan hormon insulin. Namun, jika hormon insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit Diabetes Mellitus .

  c. Penyakit saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya, seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannya, sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7 kg-10 kg. Pada saat penambahan jumlah konsumsi makanan tersebut terjadi, jika ternyata produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit Diabetes Mellitus.

  2.2.3 Tipe-tipe Diabetes Mellitus Menurut Santosa (2014) tipe Diabetes Mellitus atau klasitifikasi Diabetes Mellitus yang utama adalah :

  a. Diabetes Mellitus tipe 1 Diabetes Mellitus tipe 1 terjadi karena tubuh penderita tidak mampu memproduksi insulin. Diabetes Mellitus tipe 1 juga sering disebut sebagai penyakit autoimun. Penyakit ini terjadi karena sistem imun tubuh pada suatu individu secara spesifik menyerang dan merusak sel- sel penghasil insulin yang terdapat pada pankreas.

  b. Diabetes Mellitus tipe 2 Diabetes Mellitus tipe 2 disebabkan oleh faktor kombinasi antara faktor genetika dan faktor lingkungan. Pada Diabetes M ellitus tipe 2, faktor genetika lebih dominan bila dibandingkan dengan Diabetes Mellitus tipe 1. dari berbagai penelitian diketahui bahwa sebagian besar penderita diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus.

  c. Gestational Diabetes Mellitus.

  Diabetes Mellitus tipe ini terjadi saat kondisi gula darah menjadi tinggi pada masa kehamilan dan terjadi pada orang yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Umumnya akan kembali normal setelah masa kehamilan. Meskipun tipe Diabetes ini bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik, dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu.

  2.2.4 Gejala-gejala Diabetes Mellitus Tanda-tanda seseorang terkena atau mengidap Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut : gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah : a. Sering buang air kecil.

  b. Terus menerus lapar dan haus.

  c. Berat badan menurun.

  d. Kelelahan.

  e. Penglihatan kabur.

  f. Infeksi pada kulit yang berulang.

  g. Meningkatkanya kadar gula dalam darah dan air seni.

  h. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.

  Sedangkan gejala Diabetes Mellitus tipe II mencul secara perlahan- lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala Diabetes Mellitus tipe I, yaitu : a. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit.

  b. Sering buat air kecil.

  c. Terus menerus lapar dan haus.

  d. Kelelahana yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya.

  e. Mudah sakit yang berkepanjangan.

  f. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.

  Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut tidak disiram, makan akan dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya gula. Gejala lain yang biasanya muncul adalah : a. Penglihatan kabur.

  b. Luka yang lama sembuh.

  c. Kaki terasa kebas, geli atau merasa terbakar.

  d. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita.

  e. Impotensi pada pria. (Maulana, 2008).

  Sedangkan menurut Lanywati (2011) gejala klasik penyakit Diabetes Mellitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu meliputi poliuria

  (banyak kencing), polidipsi (banyak minum) dan polipagio (banyak makan).

  a. Poliuria (banyak kencing), merupakan gejala umum pada penderita Diabetes Mellitus, banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing, gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif tinggi.

  b. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan (dehidasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian, akan terjadi banyak kencing dan banyak minum.

  c. Polipagi (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol.

  Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh cadangan gula dari makanan yang diterima.

  Gejala-gejala yang biasa tampak pada penderita Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut : a. Adanya perasaan haus yang terus-menerus. c. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

  d. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.

  Adapun pada penderita yang berat, akan timbul beberapa gejala atau tanda yang lain, yaitu sebagai berikut : a. Terjadinya penurunan berat badan.

  b. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki.

  c. Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh.

  d. Hilangnya kesadaran diri (Lanywati, 2011).

  2.4.5 Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 Diagnosis Diabetes Mellitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang Diabetes Mellitus. Kecurigaan adanya Diabetes Mellitus perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan seperti:

  1. Keluhan klasik Diabetes Mellitus: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

  2. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

  Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria Diabetes Mellitus digolongkan ke dalam kelompok preDiabetes Mellitus yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

  1. Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl.

  2. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 -jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl

  3. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT

  4. Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.

  (Perkeni, 2015).

Table 2.1 Kriteria diagnostik glukosa darah Bukan diabetes

  mg/dl Pra diabetes mg/dl Diabetes Mg/dl Puasa

  Sewaktu < 110 < 110 110-125

  110-199 ≥ 126 ≥ 200 Sumber Perkeni (2015)

  2.4.5 Pencegahan Diabetes Mellitus Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara umum adalah sebagai berikut : a. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan.

  Usahakan untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badan normal, atau bahkan berat badan ideal. Jangan makan dalam porsi yang berlebihan, dan kurangi makan gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi. b. Olah raga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak). Di samping itu, dengan olah raga secara teratur, otot-otot tubuh akan menjadi kencang dan organ-organ tubuh dapat bekerja dengan lebih lancar, baik dan efisien (Lanywati, 2011).

  Sedangkan menurut Maulana (2008) pencegahan komplikasi Diabetes Mellitus ada 9 cara untuk berperan aktif dalam perawatan Diabetes Mellitus sehingga dapat menikmati hidup lebih sehat di masa yang akan datang : a. Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun

  Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan Diabetes Mellitus, lakukan pemeriksaan fisik sekali setahun.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN DEPRESI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD SRAGEN

0 0 10

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH PUASA DENGAN KADAR NATRIUM DAN KALIUM PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS di RSUD KABUPATEN JOMBANG

0 0 14

HUBUNGAN STATUS GRAVIDA DENGAN DEPRESI POSTPARTUM (Studi di RSIA Muslimat Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 13

GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi Kasus di Puskesmas Mojoagung Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

1 2 85

HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2 (Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 122

PEMERIKSAAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Studi Di Puskesmas Mojoagung Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

4 48 77

KADAR KALIUM PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 (Studi Kasus di Puskesmas Mojoagung, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa timur) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 73

KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA MENOPAUSE (Studi Di DesaPuloLor RT.07/RW.02 Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 74

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN DEPRESI PENDERITA KUSTA (Studi di Puskesmas Mayangan Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 104

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN KADAR GULA DARAH ACAK PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 (Studi di Ruang Dahlia RSUD Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 2 9