Pengaruh penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi SD Kanisius Sengkan - USD Repository

  

PENGARUH PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA

AKAN NILAI DEMOKRASI SD KANISIUS SENGKAN

SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun oleh :

Yustina Tyas Windyarti

101134016

PROGARAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

HALAMAN PERSEMBAHAN

  karya sederhana ini kupersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus yang menjadikan semua indah pada waktuNya Kedua orang tuaku Bpk. Apolinaris suryadi & ibu Natalia Eko Susanti Keluarga besar eyang M.Tukir Hadi Suprapto

  Teman-teman dan sahabatku

  

MOTO

“Tuhan tak akan terlambat,

Juga tak akan lebih cepat,

  

Semua Dia jadikan indah pada waktuNya”

(1 korintus 10 :13 & Pengkhotbah 3 : 11a)

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakkan, dan bertekunlah

dalam doa.

  

(Roma 12:12)

  

ABSTRAK

  Windyarti, Yustina Tyas. 2014. Pengaruh Penerapan Paradigma Pedagogi

  Reflektif Dalam Mata Pelajaran PKn Terhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai Demokrasi SD Kanisius Sengkan. Skripsi.Yogyakarta :

  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univrsitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Paradigma Pedagogi

  Reflektif terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi menghargai keputusan bersama siswa kelas V SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran 2013-2014.

  Penelitian ini didorong dari mata pelajaran PKn sebagai pendidikan nilai yang harus sadari oleh seluruh masyarakat sebagai warga Negara.Nilai yang akan di tanamkan adalah nilai demokrasi, sehingga melalui penelitian ini diharapkan adanya kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Penelitian ini merupakan penelitian

  

quasi-eksperimental tipe nonequivalent control group design.Subjek penelitian ini

  adalah adalah siswa kelas VA sabagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner sebagai pretest dan posttest lalu diolah menggunakan SPSS 16 For Windows dengan menggunakan tiga tahapan, yaitu uji normalitas data, uji homogenitas skor

  

pretest, uji kenaikan skor pretest ke posttest untuk kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa PPR memiliki pengaruh akan kesadaran siswa terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas V di SD Kanisius Sengkan. Hal ini ditunjukan pada harga sig (2-

  

tailed) < 0,05, yaitu 0,000 untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol harga sig (2-

tailed) > 0,05, yaitu 0,691.Jadi, Paradigma Pedagogi Reflektif berpengaruh secara

  signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi.

  Kata kunci : Mata pelajaran PKn, Nilai demokrasi, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

  

ABSTRACT

Windyarti, Yustina Tyas. 2014. The Effect of the Reflective Pedagogy

Implementation in Civic Education toward Students’ Awareness of

  Democracy Value in Sengkan Kanisius Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

  This research aimed at finding out the effect of reflective pedagogy

paradigm toward the democracy value involved in Civic Education subject,

particularly, in the material of appreciating decision for the fifth grade of

Sengkan Kanisius Elementary School batch 2013-2014.

  The consideration of this research was supported by Civic Education as a

value education that must be noticed by the whole citizens. Learning democracy

value was chosen to build students’ awareness toward the importance of

democracy value.This research conducted a nonequivalent control group design

as the type of quasi-experimental. The research target was the students of grade

  

VA, as the experimental group, and the students of grade VB, as the control

group. Data gathering technique of this research was conducted by distributing

questionnaire as the form of pretest and post test. The data was then analyzed by

utilizing SPSS 16 For Windows application through three steps, namely the test of

normality data, the test of pretest score homogenity, and the test of pretest-to-post

increasing score of both experimental and control group.

  In conclusion, the result of this research indication that reflective pedagogy

paradigm influenced students’ awareness toward democracy value involved in

Civic Education subject for the fifth grade students in Sengkan Kanisius

Elementary School. It was shown by the result of sig (2-tailed) < 0.05, that is

0.000 for experimental group and control group result of sig (2-tailed) >0.05, that

is 0,691

  . Thus, reflective pedagogy paradigm significantly influenced students’ awareness of democracy value.

  KeywordS : Civic Educations subject, democracy value, reflective pedagogy paradigm

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Yang Maha Pengasih atas segala kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di Program Studi S1 PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Rohandi, PhD, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum dan ibu E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah berkenan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

  5. Para dosen PGSD yang telah membagikan ilmu kepada penulis dan seluruh karyawan PGSD untuk segala pelayanan dalam membantu peneliti selama kuliah di PGSD

  6. Ibu M.Sri Wartini selaku kepala SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut

  7. Bapak Gilang selaku wali kelas V SD Kanisius Sengkan yang telah banyak membantu selama penulis melakukan penelitian

  8. Siswa-siswai kelas V SD Kanisius Sengkan atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik

  9. Teman-teman PGSD S1 angkatan 2010 terutama kelas C dan kelompok payung untuk kerjasama yang luar biasa sampai akhirnya penelitian ini selesai (Hendri, Nisa, Endah, Vera, Rido, Arif, Angga, Astri, Winda, Yuni, Mila, dkk)

  10. Teristimewa untuk bapak A.Suryadi dan ibu N.Eko Susanti selaku orang tua penulis yang tiada hentinya memberikan dukungan dan perjuangan luar biasa serta adikku Valleria Wenni Endani.

  11. Keluarga besar eyang (alm) Matius Tukir Hadi Suprapto yang selalu mendukung penulis baik materi ataupun moril, terutama om Al.Suryanto.

  12. Seseorang jauh di sana(Bali) yang selalu memberi dukungan, doa dan cintanya serta motivasiuntuk menyelesaikan skripsi ini.

  13. Teman-teman kost Widowati (Yunda, Maria, Dian, Diana, Windy, Rohni, Seti, Ulfah, Aan) atas motivasi dan kebersamaan yang luar biasa.

  14. Sahabat-sahabat yang selalu bersama dalam menyelesaikan study di kota ini (Della, Gista, Sari, Mei, Bibin, Khiara)

  15. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu memberikan dukungan, semangat, doa dan inspirasi hingga skripsi ini selesai. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini berguna bagi siapa saja.

  Yogyakarta,7 Juli 2014 Penulis,

  Yustina Tyas Windyarti

  

DAFTAR ISI

   HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ....... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................ Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .. Error! Bookmark not defined.

  

KATA PENGANTAR ........................................... Error! Bookmark not defined.

  BAB

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 74

LAMPIRAN ............................................................................................................ 77

  DAFTAR TABEL

  31 Tabel 1 Pengaruh perlakuan……………………….................................... Tabel 2 Indikator

  33 kuesioner………............................................................. Tabel 3 Kisi-kisi pernyataan kuesioner.......................................................

  34 Tabel 4 Susunan item kuesioner .................................................................

  38 Tabel 5 Kriteria Koefisien reliabilitas..........................................................

  41 Tabel 6 Validitas item……………….......................................................... 42 Ta 46 bel 7 Hasil item valid ……………………….......................................... Tabel 8 Kualifikasi koefisien korelasi………………….............................. 49 Tabel 9

  49 Hasil uji reliabilitas………………………................................... Tabel 10

  50 Tekhnik analisis data………………………………..................... Tabel 11 Jadwal Kegiatan………………....................................................

  53 Tabel 12 Data hasil uji normalitas data.........................................................

  57 Tabel 13 Skor pretest …………………….……………………….............. 59 Tabel 14 Skor perbandingan kelas kontrol dan eksperimen……………….. 59 Tabel 15 Rata-rata hasil pretest dan posttest

  61 …………................................ Tabel 16 Hasil analisis data perbandinga n pretest ke posttest……………… 62

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Siklus Paradigma Pedagogi Reflektif....... ................................

  3 Gambar 2 Bagan penelitian relevan...........................................................

  27 Gambar 3 Bagan variabel penelitian..........................................................

  33 Gambar 4 Diagram garis perbandingan hasil.............................................

  63 Gambar 5 Siswa kelas eksperimen mengerjakan pretest...........................

  66 Gambar 6 Siswa kelas kontrol mengerjakan pretest..................................

  66 Gambar 7 Guru memberikan pertanyaan pada siswa.................................

  67 Gambar 8 Siswa sedang berdiskusi............................................................

  68 Gambar 9 Siswa kelas kontrol sedang merangkum materi........................

  68 Gambar 10 Ketika guru melakukan tanya jawab di kelas eksperimen......

  69 Gambar 11 Saat siswa mengerjakan peta konsep......................................

  70 Gambar 12 Siswa mengerjakan refleksi.....................................................

  70

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen.................................

  77 Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen............................................................

  85 Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen........................................................... 108

Lampiran 4 RPP Kelas Kontrol.................................................................. 117

Lampiran 5 Kuesioner Validitas................................................................. 124

Lampiran 6 Hasil Validitas Kuesioner........................................................ 129

Lampiran 7 Hasil Kuesioner pretest dan posttest........................................ 137

Lampiran 8 Rekap Hasil Kuesioner Kelas Kontrol..................................... 162

Lampiran 9 Rekap Hasil Kuesioner Kelas Eksperimen.............................. 171

Lampiran 10 Penomoran baru item valid.................................................... 180

Lampiran 11 Hasil data SPSS uji normalitas data...................................... 185

Lampiran 12 Hasil data SPSS uji homogenitas........................................... 188

Lampiran 13 Surat data SPSS uji kenaikan skor.......................................... 190

Lampiran 14 Hasil Refleksi siswa kelas eksperimen................................... 192

Lampiran 15 Hasil Pekerjaan Siswa LKS Kelas Eksperimen..................... 199

Lampiran 16 Hasil Instrumen Validasi....................................................... 213

Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian............................................................... 215

Lampiran 18 Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian.............. 217

Lampiran 19 Gambar Pengamatan Kelas Kontrol..................................... 219

Lampiran 20 Gambar Pengamatan Kelas Eksperimen.............................. 222

Lampiran 21 Daftar Riwayat Hidup.......................................................... 228

  

BAB I

PENDAHULUAN Dalam bab I ini peneliti akan membahas latar belakang,rumusan masalah,

  tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Dengan rincian sebagai berikut :

1.1 Latar Belakang

  Kemerdekaan Indonesia sampai saat ini tentu tak lepas dari perjuangan para pahlawan yang berkorban untuk melawan penjajah.Mempertahankan kemerdekaan Indonesia tentulah tugas yang paling utama di zaman kemerdekaan saat itu, sehingga menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan perkembangan zamannya.Sumarsono (2001) menyatakan kondisi dan tuntutan yang berbeda ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan berkembang. Kesamaan nila-nilai ini ditandai oleh jiwa, tekad dan semangat kebangsaan, sehingga dari nilai-nilai tesebut tumbuhlah kekuatan yang mendorong proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semangat perjuangan bangsa merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap patriotismeyang seharusnya memang tumbuh dalam hati rakyat Indonesia.Nilai perjuanganmasih relevan untuk memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, salah satunya adalah nilai demokrasi. Supaya terwujudnya Negara Kesatuan Rakyat Indonesia yang benar-benar sesuai dengan harapan bangsa,diperlukan peran pendidikan sebagai alat untuk mewujudkan nilai

  • – nilai yang menjadi cita-cita bangsa.

  Menurut Undang Undang (UU) No 20/2003 Pasal 1 Ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya serta memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan bangsa. Maka

  2 pendidikan sangatlah diperlukan sebagai dasar seseorang didalam kehidupan.

  Pendidikan dan pembelajaran di sekolah tidak dapat mencapai tujuan apabila tidak ada timbal balik antara guru dan siswa.Salah satu tantangan yang dialami oleh guru yaitu bagaimana untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan pendidikan yang dijelaskan di atas.Mencapai tujuan dari pendidikan sendiri, perlu adanya upaya-upaya dalam kegiatan pembelajaran.Dalam pendidikan di Indonesia khusunya pada pendidikan sekolah dasar ada berbagai mata pelajaran yang diajarkan salah satunya mata pelajaran pendidikan Kewargegaraan atau yang sering dikenal adalah PKn.

  Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah diharapkan mampu menyiapkan siswa menjadi warga negara yang baik berdasarkan nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat (Sumarsono,2001). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan dapat menyadarkan siswa akan pentingnya nilai yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya menyadari akan nilai tersebut, tetapi siswa juga dapat mewujudkan atau mengaplikasikan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan merupakan nilai yang selalu ada dalam kehidupan.Sehingga terwujudnya kehidupan bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan harapan bangsa yang terkandung dalam butir-butir Pancasila sebagai dasar negara.

  Melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan kesadaran siswa akan nilai dapat meningkat. Salah satu tantangan yang dialami guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu guru harus berfikir bagaimana caranya supaya pendidikan nilai yang diberikan pada siswa dapat tepat sasaran.Sehingga siswa tidak hanya memahami tetapi juga dapat menerapkannya dalam kehidupan.Pada kenyataannya di sekolah yang peneliti temukan, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn diterapkan dengan metode pembelajaran konvensional atau tradisional yang sampai saat ini masih digunakan oleh beberapa guru. . Terlebih lagi guru yang ada di pedalaman dan sudah lanjut usia yang tidak mau dipusingkan oleh cara mengajarnya. Pembelajaran konvensional lebih

  3

  dikenal dengan pembelajaran transfer ilmu dari guru pada siswa. Pembelajaran konvensional hampir tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapat pengalaman langsung.

  Situasi yang terlihat ketika peneliti melakukan observasi di SD Kanisius Sengkan siswa kelas V pada Oktober 2013 adalah kurangnya kesadaran siswa untuk menghargai orang lain. Seperti siswa yang tidak bisa menghargai pendapat teman, bentuk tidak menghargai dengan cara ribut sendiri dengan teman sebangkunya. Merasa iri ketika ada teman yang menang dalam pertandingan futsal. Secara kebetulan dalam kelas tersebut sedang ada pemilihan ketua group untuk camping. Pemilihan ketua dengan cara mengambil suara terbanyak atau voting, kondisi yang ada di dalam kelas justru gaduh karena ada beberapa siswa yang tidak setuju dengan pendata siswa lain. Akibatnya siswa emosi dan ada yang mengamuk, hal ini terlihat bahwa kesadaran siswa akan nilai demokrasi yang terkandung dalam PKn tidak terlihat, atau bahkan sama sekali tidak ada.

  Sebab pada dasarnya Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya pelajaran hafalan saja, melainkan untuk diamalkan dengan penuh pengahayatan,keyakinan serta dengan kesadaran penuh.

  Dari observasi yang telah dilakukan terlihat kurangnya kesadaran siswa akan nilai demokrasi dan perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran di kelas. Perbaikan proses pembelajaran tersebut melalui model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran dalam pendidikan nilai perlu mencakup aspek kehidupan siswa, supaya siswa dapat mengaplikasikan nilai dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu model yang dapat digunakan adalah Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

  Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) menggerakan seorang pribadi supaya lebih memuliakan Allah dan lebih membantu sesama. Menurut Tim penyusun P3MP-LPM USD menyebutkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) mempunyai keunggulan dimana siswa dan guru untuk mengembangkan kompetensi secara utuh (Competence), mengasah kepekaan dan mempertajam hati nurani (Consience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi

  4

  sesama(Compassion). Paradigma Pedagogi Reflektif ini dapat dikatakan menuju pada tujuan pendidikan dimana siswa menjadi pribadi yang utuh dan bermakna bagi sesama manusia (forming men and women for others).Paradigma pedagogi reflektif menawarkan sebuah pembelajaran dimana pembelajaran tersebut terdapat konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi.Pedagogi reflektif sangat memperhatikan bagaimana konteks siswa dalam pelaksanaannya.

  Pengalaman bagi siswa selama pembelajaran juga ditekankan supaya siswa dapat terlibat langsung.Pengalaman ini diberikan dengan maksud supaya siswa dapat menemukan sendiri nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran atau tidak.Setelah itu, guru melakukan refleksi atas kegiatan yang telah berlangsung supaya siswa semkain meresapi nilai-nilai melalui pembelajaran.

  Maka dari itu, peneliti ingin menerapakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk membangkitkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi yang terkandung dalam PKn. Selanjutnya, siswa dapat mengalami dan merasakan nilai-nilai yang ditanamkan, serta tertarik untuk mewujudkan dalam kehidupannya.

  5

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

  1.2.1 Apakah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki pengaruh terhadap kesadaran nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pkn pada siswa kelas V di SD Kanisius Sengkan?

  1.2.2 Apakah kesadaran nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menggunakan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Mengetahui pengaruh Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi menghargai keputusan bersama siswa kelas V SD Kanisius Sengkan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014

  1.3.2 Mengetahui kesadaran nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menggunakan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional

  1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini yang tidak hanya bermanfaat bagi peneliti saja tetapi pada pihak-pihak yang dilibatkan seperti pihak sekolah, pihak guru serta bagi siswa sendiri sebagai obyek yang diamati.

  6

  1.4.1 Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan pengetahuan baru dalam pedagogi reflektif serta penerapannya dalam mata pelajaran PKn.

  Melatih kemampuan penulis dalam membuat suatu rancangan dalam mengajar dan kemampuan mengajar serta kemampuan mengkondisikan kelas.Selain itu, peneliti dapat membuktikan kelebihan atau keunggulan.

  1.4.2 Bagi Guru Guru mendapatkan inspirasi dalam penerapan Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran PKn siswa SD kelas V dalam membangun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

  1.4.3 Bagi Siswa Siswa memiliki pengalaman baru dalam belajar yaitu menyadari nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam mata pelajaran PKn serta manfaatnya untuk kehidupan sehari- hari serta merefleksikan pengalamannya melalui pedagogi reflektif.

  1.4.4 Bagi Sekolah Laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi warga sekolah terutama guru untuk menambah wawasan yang dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas.

1.5 Definisi Operasional

  1.5.1 Pembelajaran pedagogi reflektif merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan (hati nurani serta bela rasa terhadap sesama).

  7

  1.5.2 Kesadaran adalah kondisi seseorang yang tahu betul keadaan yang sedang berlangsung terkait dengan dirinya dalam hal dengan lingkungannya.

  1.5.3 Nilai demokrasi memuat nilai-nilai sebagai berikut, damai dan sukarela, adil, menghargai perbedaan pendapat, menghormati kebebasan, memahami keanekaragaman, teratur, serta memajukan ilmu.

  1.5.4 Siswa SD adalah anak kelas V yang sekolah di SD Kanisius Sengkan.

  1.5.5 Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran yang ada di SD Kelas V yang mempelajari kesadaran bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pola tindakan demokrasi dalam hidup bersama.

  8 BAB II LANDASAN TEORI

  Dalam bab II ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan dipakai sebagai pedoman melakukan penelitian ini, antara lain adalah kajian pustaka yang berisikan teori-teori yang mendukung, penelitian-penelitian yang relevan, serta kerangka berpikir.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung

  Pada kali ini, teori-teori yang mendukung akan dibahas mengenai mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, teori nilai, teori kesadaran, teori nilai demokrasi, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Seluruhnya akan dibahas secara runtut sebagai berikut:

2.1.1.1 Pendidikan Kewarganegaraan

  Kewarganegaraan dalam bahasa Inggris disebut juga Civic, sementara ilmu kewarganegaraan disebut Civic Education.Menurut Undang- Undang Nomor 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional mengenai dasar fungsi dan tujuan pendidikan pasal 2 dikatakan (Darmadi, 2010) : “Pendidikan Nasional Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945”. Selanjutnya pasal 3 dikatakan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

  Pendidikan kewarganegaraan atau sering disebut sebagai pendidikan bela negara, atau pendidikan hukum dan kemasyarakatan yang sering diartikan sebagai pendidikan politik. Pendidikan politik berupaya membina

  9

  negara, antara warganegara dengan sesama warga negara, supaya mampu melaksanakan dengan baik hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta akan tanah air berdasarkan Pancasila.

  Rakyat Indonesia, melalui Majelis Perwakilan Rakyat (MPR), menyatakan (Sumarno, 2001) bahwa “Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggungjawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional harus menumbuhkan jiwa patriotisme, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, dan sikap menghargai jasa para pahlawan, dan berorientasi ke masa depan”. Dari pernyataan di atas dapat disimpukan bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan pembelajaran yang mengenai pelajaran kewarganegaraan yang membantu masyarakat memahami akan kecintaannya dengan tanah air dan sikap-sikap yang harus ditanamkan. Adanya mata pelajaran PKn, warga negara diharapkan mampu menciptakan dan menjalankan hak kewajiban supaya tujuan Negara dapat terwujud.

2.1.1.1.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

  Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membangun rasa Nasionalisme bangsa, dan rasa cinta akan tanah air. PKn merupakan salah satu materi ajar yang memfokuskan pembentukan diri baik dari segi agama,budaya, sosial ataupun usia untuk mewujudkan warga negara Indonesia cerdas, terampil dan berkarakter.Kualitas bangsa negara tergantung terutama pada keyakinan dan pegangan hidup mereka dalam

  10

  bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di samping pada tingkat serta mutu penguasaannya atas suatu ilmu. Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negara, akan terwujud bila dapat merasakan nilai- nilai bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

  Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan untuk mengembangkan beberapa kemampuan-kemampuan, yaitu (Depdiknas, 2003) kemampuan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan sehingga masyarakat diharapkan mampu berfikir cerdas demi kehidupan bersama. Berpatisipasi secara bermutu dalam berbagai organisasi dan bertanggungjawab akan apa yang dilakukannya serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat. Maka, perlu adanya pembekalan sejak dini akan bela rasa terhadap bangsa serta penanaman akan nilai kebangsaan dalam diri seseorang. Pembekalan tersebut melalui pembelajaran PKn di sekolah terutama sekolah dasar (SD).Sehingga mata pelajaran PKn salah satu mata pelajaran utama yang dapat membentuk karakter siswa dan dapat mewujudkan rasa nasionalisme serta semangat demokrasi dalam hidup bernegara.

2.1.1.1.2 Tujuan Materi Pembelajaran PKn

  Salah satu sarana yang mampu menjembatani seseorang dalam berkehidupan bernegara adalah sekolah. Melalui pendidikan di sekolah seseorang dibina untuk menjadi pribadi yang lebih baik melalui mata pelajaran yang ada di sekolah terutama SD. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah PKn. Dengan adanya pelajaran PKn di sekolah diharapkan mampu mempersiapkan peserta didik untuk memiliki komitmen kuat dalam hidup bernegara (Aryani.2010:8).

  Tujuan materi pembelajaran PKn dalam mengembangkan kemampuan sebagai berikut menurut Depdiknas (2003) dalam Aryani (2010:18) : 1) membantu untuk berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif, 2) berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab serta bertindak cerdas

  11

  dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, 3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter bangsa Indonesia supaya dapat hidup berdampingan dengan negara lain. 4) berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dengan memanfaatkan teknologi dan informasi yang ada.

  Sedangkan dari kurikulum 2006, materi PKn memiliki tujuan seperti yang ada pada Depdiknas (2003) dalam Aryani (2010:18) yaitu : 1) mengembangkan pengetahuan dasar osiologis, geografis, ekonomi dan sejarah serta kewarganegaraan, 2) mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan sosial, 3) membangun komitmen dan kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan, 4) meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk baik dalam skala nasional maupun internasional.

  Dari tujuan diatas yang tercantum dalam Depdiknas (2003) menunjukan bahwa melalui pelajaran PKn mengarahkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik, supaya mampu bersaing dengan bangsa lain. Selain itu menanamkan sikap nasionalisme untuk mempertahankan nilai-nilai kebangsaan, sehingga terciptalah masyatakat yang memiliki karakter.

2.1.1.1.3 Pembelajaran PKn Berbasis Nilai

  Nilai yang dimaksud adalah dasar dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta membangun relasi dengan sesama manusia. Hal ini akan menjadi fondasi dasar nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat, seperti beberapa hal yang dikemukakan oleh Aryani & Susatim (2010) yaitu nilai kemanusiaan atau humanism, merupakan sistem nilai di mana manusia merupakan makhluk sosial, berkedudukan sama dan sederajat sehingga hendaknya sejak usia sekolah dasar, siswa diajak untuk menghargai sesama dan menyadari bahwa sifat manusia adalah makhluk sosial, makhluk individu dan makhluk susila. Nilai ilmu pendidikan dan

  12

  teknologi yang diperlukan oleh seluruh manusia dan dapat dipelajari oleh siswa dalam mata pelajaran apapun terutama dalam mata pelajaran PKn. Nilai pendidikan dalam masyarakat yang memiliki nilai budaya diarahkan melalui pembelajaran PKn ini.

  Nilai politik yang erat kaitannya dengan nilai kebangsaan yang secara sosial manusia dapat berubah tetapi tetap dilandasi jiwa persatuan dan kesatuan.Menurut Kusuma (2010) Nilai-nilai kebangsaan tersebut, antara lain: a.) Pengembangan nilai-nilai demokratis, diantaranya meliputi keadilan, taat pada hukum, kebebasan berpendapat dan berorganisasi, kesetaraan gender. b.) Pengembngan nilai-nilai kewarganegaraan dan nilai-nilai komunitas, diantaranya meliputi penghargaan atas hak-hak individual. c.) Pengembangan pemerintah yang bersih, diantaranya meliputi partisipasi, hak untuk mendapatakan pelayanan secara adil. d.) Pembentukan identitas nasional berupa kebanggaan nasional. e.) Pengembangan ikatan sosial, meliputi toleransi, keadilan sosial. f.) Pengembangan kehidupan pribadi, meliputi cenderung pada kebenaran, jujur, kesopanan, dan tolong menolong, g.)Pengembangan kehidupan ekonomi. h.) Pengembangan nilai-nilai keluarga. Selanjutnya adalah nilai musyawarah demokrasi yaitu pemahaman tentang dasar pembentukan sistem pemerintah dan kemasyarakatan yang di dalamnya ada kekuasaan yang mengatur.Musyawarah dapat terlaksana bila dijalankan dengan norma-norma kehidupan masyarakat, dan norma-norma keagaman sehingga dapat membangun demokrasi.Dalam sistem pemerintahan di Indonesia konsep musyarawah dilakukan oleh rakyat melalui perwakilan yang diatur oleh negara. Ada pula nilai ekonomi yang dipandang sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan seseorang baik dalam hal tenaga, jasa, pikiran, ataupun benda.

  Nilai kesehatan, hal ini berkaitan dengan fisik secara mental yang sehat yang akan mempermudha manusia untuk melakukan aktivitas sehari- hari baik dalam bekerja ataupun berpikir. Bila secara fisik ataupun mental

  13

  terganggu maka aktifitas tidak berjalan dengan baik.Mensana in corpore

  sano yang artinya dalam diri yang kuat terdapat jiwa yang kuat.Kalimat

  tersebut menunjukan bahwa aspek kesehatan sangatlah penting dalam sebuah negara.Nilai seni merupakan nilai estetika, imajinasi, dan kreatifitas, menyebabkan seseorang lebih cerdas dibidangnya.Nilai seni berkaitan erat dengan kepribadian seseorang yang secara mendalam sebagai refleksi atas dirinya.Warga negara hendaknya memiliki nilai seni sebagai upaya imajinasi, inovasi.

  Nilai-nilai tersebut harus dilandasi oleh kesadaran akan nilai agama dan budaya dalam kehidupan bernegara. Nilai agama merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran paling kuat karena bersumber pada kebenaran tertinggi yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat diantaranya menjalin persaudaraan, persatuan dan kesatuan bangsa dengan menjaga hubungan terhadap sesama, memelihara hak dan kewajiban sesama , bersikap adil serta menjunjung nilai kehormatan manusia.

  Nilai agama di sini bukan sebatas mengajarkan pengetahuan mengenai agama pada siswa, melainkan mengarahkan siswa untuk memiliki sikap dan kepribadian yang beriman pada Tuhan Yang Maha Esa.Maka, Pendidikan Kewarganegaraan erat kaitannya dengan nilai

  religius atau nilai agama sebab PKn merupakan salah satu mata pelajaran

  yang mengembangkan isi dari Pancasila.Salah satu isi Pancasila adalah kebebasan rakyat dalam memeluk agama.Sedangkan, nilai budaya berkaitan pada aktivitas dalam hidup sehari-hari.Artinya setiap kegiatan atau kebiasaan dalam hidup bermasyarakat merupakan budaya atau pencitraan diri.

  Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil nilai demokrasi sebagai acuan nilai yang akan diterapkan dalam Sekolah Dasar (SD). Kesadaran akan nilai tersebut dirasa perlu ditanamkan dalam pribadi siswa sebagai pijakan untuk melaksanakan hidup bernegara.

  14

2.1.1.1.4 Kompetensi yang Diharapkan dari Pelajaran PKn

  Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan perilaku yang (Sumarno, 2001) : (1.) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa. (2.) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. (3.) Rasionalis, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara. (4.) Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara. (5.) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan Negara. Dari kelima hal tersebut dapat diasumsikan bahwa pendidikan kewarganegaraan sesungguhnya membentuk pribadi masyarakat lebih baik seperti yang tertuang dalam Pancasila sebagai ideologi negara kita. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia diharapkan mampu (Sumarsono,2001) : “memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat,bangsa, dan negaranya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945”. Maka dari itu hendaknya seseorang terdidik sejak dini dalam kesadaran akan bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang menunjukan cinta tanah air, serta menanamkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Salah satunya dengan memberikan pendidikan kewarganegaraan pada Sekolah Dasar (SD).

  Nilai-nilai tersebut disesuaikan pada materi yang akan diajarkan dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Pada penelitian kali ini, penulis akan menggunakan subjek penelitian kelas V semester 2 dalam mata pelajaran PKn pada Standar Kompetensi (SK) 4 menghargai keputusan bersama, dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 mengenal bentuk- bentuk keputusan bersama, 4.2 mematuhi keputusan bersama.

  15 Pembelajaran kewarganegaraan yang ditanam sejak dini diharapkan dapat

  menumbuhkan rasa nasionalisme serta mampu mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila untuk kehidupan bernegara.

2.1.1.2 Nilai

  Menurut Wahana (2004 :84) nilai adalah kualitas yang memiliki daya tarik sendiri bagi seluruh perilaku manusia untuk mewujudkannya, karena nilai itu sendiri memiliki kesusaian dengan kodrat manusia. Sehingga apa yang akan dilakukan manusia harus seturut dengan akal dan kehendak manusia.

  Sedangkan menurut Djahiri (dalam Aryani, 2010: 32) menyatakan bahwa nilai adalah hal yang berharga baik menurut standar logika (benar/salah), estetika (bagus/buruk), etika (adil/layak/tidak adil), agama (dosa dan haram/halal), dan hukum (sah/absah), serta menjadi acuan dan/atau sistem keyakinan diri maupun kehidupan.

  Nilai juga dapat dartikan acuan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya, maka dari itu nilai tidak hanya dipikirkan atau sekedar dipahami juga tetapi harus dilakukan dengan penghayatan supaya dapat menemukan makna nilai dalam kehidupan sehari-hari.

  Seturut yang diungkapkan Wahana (2004:70) peranan nilai dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting untuk pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya.Manusia memahami nilai itu sendiri dengan beberapa hal seperti yang ditulis dalam Nila (2009:28) nilai selalu berada pada objek yang bernilai.Menemukan dan mehami nilai itu sendiri harus dipisahkan antara pemahaman terhadap objek nyata dengan nilai yang termuat didalamnya.Sebagai contoh ketika kita melihat emas pada perhiasan kalung dan cincin, kita dapat melihat kedua benda itu dengan mata.Tetapi kesamaan benda itu tidak bisa hanya dilihat dengan mata saja tetapi dengan pikiran kita.

  Sarana manusia memahami nilai ialah dengan hati nurani (Nila,2009 :28). Dalam hati manusia memiliki hukum yang berhubungan

  16

  dengan rencana yang akan dilakukan. Nilai harus dicintai terlebih dahulu kemudian dapat diwujudkan dalam kehidupan dengan memprioritaskan kepentingan.

  Sehingga pengertian nilai sendiri merupakan hal yang tidak dapat diukur secara kuantitatif tetapi memiliki peranan penting sebagai landasan hidup dan penentu langkah seseorang dalam bertindak.

2.1.1.2.1 Pendidikan Nilai

  Mulyana (2004:119) berpendapat bahawa pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempakannya secara integral dan menyeluruh dalam aspek kehidupan.Selain pendapat tersebut adapula yang menyebutkan bahwa pendidikan nilai adalah pengembangan nilai yang ada dalam diri seseorang (Kaswardi, 1993).Madiatmadja dalam Mulyana (2004) mengutarakan bahwa pendidikan nilai sebagai wahana untuk peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai yang ada dalam kehidupan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan nilai adalah proses penanaman dalam diri peserta didik mengenai nilai-nilai yang ada dalam kehidupan.

Dokumen yang terkait

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Karitas tahun ajaran 2013/2014.

0 0 2

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SD Negeri Sarikarya semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1 2 336

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan.

0 0 242

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya.

0 0 2

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi kelas V SD Negeri Sarikarya.

0 0 231

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi kelas V SD Negeri Sarikarya

0 3 229

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya

0 6 261

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan

0 0 240

Proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas VB SD Kanisius Sengkan semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 12 175

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SDK Jetisdepok tahun 2013/2014 - USD Repository

0 0 237