PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA Tugas Akhir - PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA - Test Repository
PERAN AUDITOR EKSTERNAL DI BMT AL-ISHLAH SALATIGA Tugas Akhir
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
Oleh : FARDA NUR ROHIMA NIM : 201 13 056 JURUSAN DIPLOMA TIGA ( D III ) PERBANKKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Q.S Al Insyirah: 6-8) Barang siapa yang keluar dalam menuntut ilmu maka ia adalah berperang di jalan Allah hingga pulang (HR. Tirmidzi) Ilmu pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa ilmu pengetahuan buta (Albert Einstein)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.Penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak dibantu, dibimbing, dan didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepala Jurusan D3 Perbankan Syariah yang telah banyak membantu dan memberi semangat dalam penyusunan tugas akhir ini.
2. Dosen pembimbing Ibu Dr. Hikmah Endraswati, S.E., M.Si. yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan dan semangat dalam penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak ibu dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberi ilmu.
4. Seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan selalu mendoakan, Ibu, Ayah, Adik dan saudara-saudara.
5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 jurusan D III Perbankan Syariah yang berjuang bersama dalam penulisan tugas akhir ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufik dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para Rasul, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang lurus.
Tugas akhir yang berjudul “Peran Auditor Eksternal di BMT Al-Ishlah Salatiga” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya dalam bidang Ekonomi Syariah pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam Tugas Akhir ini, penulis akan memaparkan tentang peran auditor eksternal di BMT Al-Ishlah.
Penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Yang terhormat Rektor IAIN Salatiga Bpk. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., 2. Yang terhormat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga Bpk.
Dr. Anton Bawono, M.Si.
3. Yang terhormat Ketua Jurusan DIII Perbankan Syariah IAIN Salatiga Bpk. Drs.
4. Yang terhormat Ibu Dr. Hikmah Endraswati, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang selaku memberikan bimbingan, masukan, arahan dalam menyusun tugas akhir ini.
5. Ibunda tercinta Nur Ngatiyah dan alm. Ayah tercinta Rohmat yang senantiasa mencurahkan cinta, kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk penulis.
6. Segenap karyawan BMT Al-Ishlah Salatiga yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 jurusan D III Perbankan Syariah yang berjuang bersama penulis dalam penulisan tugas akhir.
Semoga atas segala bantuan dan bimbingan serta semangat yang diberikan mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT dan semoga tugas akhir ini dapat memberikan sumbangan ilmu bagi lingkungan akademisi.
Salatiga, 19 September 2016 Penulis
ABSTRAK
Rohima, Farda Nur. 2016. Peran Auditor Eksternal di BMT Al-Ishlah Salatiga. Tugas Akhir. Jurusan Syariah. Program Studi DIII Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran, prosedur dan tindak lanjut temuan auditor eksternal di BMT Al-Ishlah Salatiga.Metodologi yang penulis gunakan pada Tugas Akhir ini yaitu penelitian kualitatif dengan berdasarkan pengumpulan data di lapangan dan sumber-sumber lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor eksternal berperan penting bagi BMT Al-Ishlah dan membuat laporan keuangan BMT Al-Ishlah menjadi lebih baik. Prosedur pelaksaan audit dilaksanakan secara beruntutan sesuai ketentuan yang sudah diatur. Pelaksanaan audit dilaksanakan untuk memperbaiki laporan BMT dan menindak lanjuti hasil temuan.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu auditor eksternal berperan penting bagi pihak BMT Al-Ishlah Salatiga untuk menjadikan BMT lebih baik lagi dan menjadikan BMT lebih dipercaya oleh pihak luar. Selain itu BMT dapat membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga reputasi BMT sebagai salah satu lembaga keuangan Islam yang membuat laporan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.
Kata Kunci : Peran, Auditor Eksternal, BMT Al-Ishlah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................... v MOTTO ................................................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii ABSTRAK ............................................................................................................. x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B.Rumusan Masalah ..................................................................................... 6 C.Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 D.Manfaat Penelitian.. ................................................................................... 6 E.Metodologi Penelitian ................................................................................ 7 F.Sistematika Penulisan ............................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI A.Telaah Pustaka ...................................................................................... 11 B.Landasan Teori .................................................................................... .13
1.Pengertian Pengawas dan DPS .......................................................... 13
2.Hakekat Audit .................................................................................... 14
3.Pengertian Auditing .......................................................................... 14
4.Peran dan Tanggung Jawab Auditor ................................................. 16
5.Jenis-Jenis Audit ............................................................................... 19
6.Standar Audit .................................................................................... 23
7.Jenis Audit Sektor Publik/ Audit Eksternal ....................................... 25
8.Standar Audit Sektor Publik .............................................................. 28
9.Departemen Koprasi Dekopin dan Pusat Koperasi ........................... 30
10.Regulasi Koprasi Tentang Audit ..................................................... 32
11.Jenis Opini Audit ............................................................................ 38
BAB III LAPORAN OBJEK PENELITIAN A.Sejarah Pendirian BMT Al-Ishlah....................................................... 42 B.Visi dan Misi ...................................................................................... 43 C.Lokasi dan Wilayah Perusahaan ........................................................ 44 D.Produk ................................................................................................ 44 E.Badan Hukum dan Struktur Lembaga ................................................ 49 F.Data Pertambahan Anggota Tahun 2013-2015 .................................. 50
H.Profil Ausditor Eksternal .................................................................... 52
BAB IV ANALISIS A.Peran Auditor Eksternal ......................................................................... 53 B.Prosedur Pelaksanaan Auditing ............................................................. 54 C.Tindak Lanjut Hasil Temuan ................................................................. 58 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ........................................................................................... 63 B.Saran ..................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan AuditGambar 2.2 Bagan AuditorGambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi BMT Al-IshlahGambar 3.2 Daftar Anggota Baru BMTDAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Laporan Laba Rugi tahun 2013-2015
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 21/Per/M.KUKM/XI/2008 bab 1 pasal 1 menyatakan Pengawasan adalah kegiatan pembinaan, pemantauan, pemeriksaan, dan penilaiankesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi oleh pemerintah, dalam hal ini Menteri di tingkat pusat dan pejabat yang diberi wewenang menjalankan tugas pembantuan di tingkat daerah dengan tujuan agar pengelolaan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi dilakukan secara baik dan terkendali sehingga menumbuhkan kepercayaan dari pihak terkait.
Pengawasan di lembaga keuangan syariah (LKS) sangat penting dalam rangka untuk menjaga kesehatan dan stabilitas keuangan lembaga itu sendiri.
Pengawasan dilakukan LKS untuk meminimalisir resiko yang mengakibatkan kerugian bagi nasabah dan lembaga, terlebih pengawasan untuk laporan keuangan. Pengawasan laporan keuangan dilakukan dengan cara mengaudit laporan keuangan. Menurut Holmes & Overmyers (1975) dalam Harahab (1995: 11) mendefinisikan auditing adalah fungsi penyaksi yang melakukan pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh manajemen. Menurut Arens dan Loebbecke (1980) dalam Harahab (1995: 11)
auditing adalah satu set prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan
akuntansi yang memberi informasi sehingga akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang apakah laporan keuangan yang diperiksa disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku.
Tujuan audit adalah pemeriksaan laporan keuangan oleh akuntan yang independen. Laporan keuangan yang disajikan manajemen adalah daftar posisi keuangan (Neraca), hasil usaha (Laba Rugi), dan daftar perubahan posisi keuangan atau laporan arus kas. Berdasarkan pemeriksaannya ia memerlukan pendapat apakah laporan keuangan yang disusun menajemen wajar atau tidak dalam arti sesuai atau tidak dengan Standar Akuntansi Keuangan (Harahab, 1995: 11). Fungsi auditing ini sudah lama ada semenjak adanya pemisahan antara pemilik dan manajemen atau antara agent dan principal. Audit dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa laporan penyajian manajemen, pihak manapun telah dapat dipercaya dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalam proses pengambilan keputusan (Harahab, 1995: 13).
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung jawabnya. Laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga yang independen, dalam hal ini auditor eksternal, karena:
1. Adanya perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan menyebabkan perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya.
2. Laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan, baik yang disengaja
3. Laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (Fridati: 2005).
Auditor Eksternal merupakan para auditor yang bekerja pada perusahaan
akuntan publik, di mana salah satu jasa yang ditawarkan oleh kantor akuntan publik adalah jasa pemeriksaan audit pada laporan keuangan perusahaan yang disusun manajemen perusahaan. Perusahaaan dengan skala menengah keatas biasanya menggunakan jasa auditor eksternal untuk menilai kembali laporan keuangan perusahaannya. Pemeriksaan audit oleh auditor eksternal berguna agar laporan keuangan tersebut mampu disajikan secara lebih akurat dan terpercaya, karena laporan keuangan memiliki resiko informasi, yaitu bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar atau tidak lengkap. Selain itu permeriksaan audit juga digunakan sebagai syarat untuk masuk ke pasar modal. Oleh sebab itu dikatakan bahwa pemeriksaan audit laporan keuangan meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan menekan resiko informasi. Laporan keuangan tersebut mampu membawa keyakinan atas pihak eksternal yang akan atau sudah menjadi
patner atas perusahaan tersebut (Grihardini, 2011: 1).
BMT yang berbadan hukum maka dapat melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dalam hubungan-hubungan hukum (rechtsbetrekking), dapat melakukan transaksi dan membuat perjanjian akad, baik internal organisasi masyarakat. Hal inilah yang mendorong Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk menerbitkan Surat Keputusan Menteri Nomor 91/kep/MKUKM/IX/2004, berdasarkan ketentuan itu maka yang disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil, sehingga semua BMT yang ada di Indonesia dapat digolongkan dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS), mempunyai payung hukum dan kegiatan legal operasionalnya dengan syarat memenuhi ketentuan perundang–undangan yang berlaku.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 Tentang Akuntan Publik, bab 1 pasal 1 menjelaskan tentang akuntan publik. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Akuntan Publik Asing adalah warga negara asing yang telah memperoleh izin berdasarkan hukum di negara yang bersangkutan untuk memberikan jasa sekurang-kurangnya jasa audit atas informasi keuangan historis.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/seojk.05/2016 Tentang Laporan Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan menyatakan bahwa fungsi auditor eksternal adalah efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan, antara lain mengenai penyediaan semua catatan akuntansi dan data auditor eksternal memberikan pendapatnya tentang kewajaran, ketaatan, dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan standar audit yang berlaku.
Audit laporan keuangan penting dilakukan oleh lembaga keuangan dan perusahaan pada umumnya karena kewajiban hukum suatu perusahaan (PT) dilakukan audit. Misalnya, Pasal 68 ayat (1) UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila memenuhi syarat tertentu. Kemudian UU Pasar Modal, UU Perbankan, dan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya juga mengatur kewajiban audit laporan keuangan. Menurut Taylor & Glezen (1994:6-8) terdapat empat alasan perlunya audit atas laporan keuangan:
1. There is a potential conflict between those who prepare information (management) and those who use information (owner, investors, creditor, and regulators). This potential conflict can result biased information.
2. Information can have substantial economic consequences for a decision maker.
3. Expertise is often required for preparing and verifying information.
4. Users of information frequently are prevented from direcly assessing the quality of information.
Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran
Auditor Eksternal di BMT Al Ishlah Salatiga” yang akan dilakukan di
lembaga keuangan BMT Al Ishlah Salatiga karena auditor berperan penting bagi lembaga keuangan karena menjadikan lembaga lebih maju dengan cara yang benar dan baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa peran auditor eksternal di BMT Al-Ishlah?
2. Bagaimana prosedur pelaksanaan auditing di BMT Al-Ishlah?
3. Bagaimana tindak lanjut hasil temuan auditor eksternal di BMT Al-Ishlah? C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui apa saja peran auditor eksternal di BMT Al-Ishlah.
2. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan yang seperti apa saja yang dilakukan auditing di BMT Al-Ishlah.
3. Untuk mengetahui bagaimana tindak lanjut hasil temuan auditor eksternal di BMT Al-Ishlah.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.
1. Manfaat akademis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan kemaslahatan keilmuan dalam lembaga keuangan syariah.
2. Manfaat bagi Pembaca Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai kajian pustaka.
3. Bagi Penulis Untuk memenuhi syarat dalam menempuh ujian akhir progrm studi DIII Syariah IAIN Salatiga dan untuk menambah pengetahuan tentang Auditor Eksternal.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian kualitatif yang didasarkan pada pengumpulan data di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif (Reinard, 2006)
2. Jenis Data
a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya (Suryana, 2010). Data ini bersumber dari hasil observasi. Data primer yang penulis maksud disini tertuang pada bab ketiga yaitu berupa laporan objek penelitian dan juga pada bab keempat yaitu tentang auditor eksternal di BMT Al-Ishalah. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (Suryana, 2010). Data ini bersumber dari hasil riset perpustakaan dan internet yang tertuang pada bab pertama dan bab kedua tentang landasan teori.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Riset Perpustakaan dan Internet Riset yaitu melalui pengumpulan data-data yang diperlukan melalui buku-buku di perpustakaan dan info-info di internet.
b. Observasi Observasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan langsung dilapangan. Bentuk observasi yang penulis lakukan yaitu melalui wawancara terhadap karyawan-karyawan BMT Al-Ishalah Salatiga untuk kemudiaan dianalisis lebih lanjut.
c. Wawancara Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencairan data/informasi mendalam yang dijukan kepada responden/informan dalam bentuk pernyataan susulan setelah teknik angket dalam bentuk pernyataan lisan. Teknik in sangat diperlukan untuk mengungkap bagian terdalam (tersembunyi) yang tidak dapat terungkap lewat angket (Hikmah, 2011: 79).
Teknik pengumpulan data ini digunakan penulis untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan. Wawancara juga bertujuan agar terjalin hubungan baik antar pihak yang bersangkutan.
d. Studi Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu penelusuran dan pengolahan data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan atau kebijakan, sejarah dan hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian (Hakmat, 2011: 83).
Teknik pengumpulan data ini digunakan penulis untuk mendapatkan data melalui dokumen-dokumen yang ada di BMT Al-Ishlah Salatiga seperti jenis produk-produk, visi misi dan data lain yang diperlukan.
4. Analisis Data Dalam penelitin ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif merupakan metode penelitian yang diarahkan untuk memberi
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi di daerah tertentu. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif analisis yang berarti interpretasi isi disebut dan disusun secara sistematis atau menyeluruh dan sistematis.
Data-data yang diperoleh kemudian penulis analisis untuk mengetahui bagaimana peran auditor eksternal di BMT Al-Ishlah Salatiga.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika
Bab I Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan
Bab II Pembahasan teori Bab ini terdapat telaah pustaka dan sebagai bab untuk mengantarkan pada pembahasan-pembahasan teori yang digunakan dalam sebuah sistem ekonomi islam di masyarakat.
Bab III Laporan objek penelitian Bab ini berisi tentang sejarah BMT, visi dan misi BMT, lokasi dan wilayah perusahaan, produk BMT, badan hukum dan struktur lembaga, data pertumbuhan anggota baru tahun 2013-2015, dan data laporan laba rugi tahun 2013-2015
Bab IV Analisis Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian, didalamnya memberikan suatu analisis data dari data-data yang telah diteliti. Bab V Penutup kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Penelitian dilakukan oleh Hermawan (2010) di Universitas Pasundan Bandung. Menyimpulkan bahwa ada berbagai kesamaan antara auditor internal
dan auditor eksternal memungkinkan keduanya untuk menjalin hubungan yang erat. Auditor internal memungkinkan tidak perlu lagi mengulang beberapa prosedur audit yang telah dilakukan oleh auditor eksternal. Begitu juga sebaliknya, auditor eksternal tidak perlu mengulangi prosedur auditnya apabila ia menilai bahwa auditor internal telah berfungsi secara efektif. Auditor eksternal juga dapat meminta auditor internal membantu selama melaksanakan audit, sehingga diharapkan informasi keuangan yang disajikan BUMN memenuhi karakteritik kualitatif pelaporan keuangan yang pada akhirnya menumbuhkan kepercayaan pengguna.
Penelitian Rapina, Saragi dan Carolina (2010) di Universitas Kristen Maranatha. Menyimpulkan bahwa berdasarkan tujuan penelitian ini pula, maka penulis menarik suatu hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa independensi eksternal auditor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelaksanaan audit. Besarnya pengaruh independensi eksternal auditor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pelaksanaan audit dapat dilihat dari hasil perhitungan koefisien determinasi yang menunjukkan nilai sebesar 14,8% sedangkan sisanya yaitu sebesar 85,% dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti.
Penelitian dilakukan oleh Hawarid (2014) di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Menyimpulkan bahwa KJKS Kalbar Madani Pontianak telah menerapkan kebijakan–kebijakan yang seusai dengan PSAK 105 tentang pembiayaan mudharabah. Hal ini di tunjukkan dalam hal seperti, tidak diberlakukannya bunga namun terdapat kesepakatan nisbah bagi hasil yang sebelumnya telah didiskusikan secara bersama–sama oleh pemilik modal yaitu KJKS dengan pengelola dana. Kesepatan itu tertuang dalam suatu akad atau perjanjian. Selain itu, pengelola dana juga harus memberikan jaminan kepada KJKS untuk mengantisipasi penyelewengan dana yang bias saja dilakukan oleh pengelola dana tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Martamin (2006) tentang perbedaan pelaksanaan tindakan Supervisi antara Kantor Akuntan Publik dengan perusahaan. Hasil studi ini dapat menunjukkan bahwa terkecuali untuk aspek Kepemimpinan & Mentoring, tidak terdapat perbedaan pelaksanaan tindakan Supervisi terhadap auditor dalam dua aspek tindakan Supervisi sebagaimana yang direkomendasikan oleh Accounting Education Change Commission (AECC) yang meliputi aspek Kondisi Kerja dan aspek Penugasan demikian pula untuk aspek Kepuasan Kerja auditor antara Kantor Akuntan Publik dengan auditor internal di perusahaan khususnya tempat peneliti bekerja. Untuk aspek Kepemimpinan & praktik antara Kantor Akuntan Publik dengan auditor internal di perusahaan. Perbedaan hasil pengujian dalam penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumnya disebabkan adanya beberapa perbedaan praktik audit antara praktik audit di Amerika dengan praktik audit di Indonesia.
Dari beberapa penelitian di atas, maka penelitian yang saat ini penulis susun dengan judul “Peran Auditor Eksternal di BMT Al-Ishlah Salatiga” belum pernah diteliti sebelumnya. Perbedaan dari penelitian terdahulu adalah penelitian ini lebih membahas dalam hal peran, prosedur dan tindak lanjut temuan di BMT Al-Ishlah dan lebih sepesifik terdahap auditor eksternal.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Pengawas dan DPS
Pengawas adalah melakukan pengawasan secara periodik atas aktivitas manajemen, oprasional dan keuangan, sehingga dapat dipastikan aktivitas manajemen, oprasional dan keuangan BMT berjalan sesuai denganprosedur yang berlaku di BMT dan terhindar dari kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengancam keberlangsungan BMT.
Dewan pengawas syariah (DPS) adalah lembaga independen atau hakim khusus dalam fiqh muamalat. Namun DPS bisa juga anggota diluar ahli fiqh tetapi ahli juga di dalam lembaga keuangan islam dan fiqh muamalat. Dewan pengawas syariah lembaga yang berkewajiban mengarahkan, meriview dan mengawasi aktivitas lembaga keuangan agar dapat diyakinkan bahwa mereka
2. Hakekat Audit
Menurut Mulyadi & Puradiredja (1998) dalam Ulum (2012 : 3) audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepantingan.
Menurut Arens & Loebbecke (1996) dalam Ulum (2012 : 3) menyatakan bahwa audit merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang kompeten dan independen untuk dapat menentuan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten.
3. Pengertian Auditing Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan,
karena angkutan publik sebagai pihak yang akhli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan independen arus kas (Agoes, 2012: 2)
Menurut Holmes & Overmyers (1975) dalam Harahab (1995: 11) secara objektif atas laporan keuangan perusahaan yang disusun oleh manajemen. Menurut Arens dan Loebbecke (1980) dalam Harahab (1995: 11)
auditing adalah satu set prosedur yang sesuai dengan norma pemeriksaan
akuntansi yang memberi informasi sehingga akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang apakah laporan keuangan yang diperiksa disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku.
Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran
dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia (Arens, 1995).
Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah pemeriksaan
(examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan trsebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut (Mulyadi, 2002).
Menurut Mulyadi (2002) dalam Noverio (2011) auditor digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu: a. Auditor Independen
Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya
kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut umumnya ditujukan b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.
c. Auditor Intern
Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan
negara atau swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.
4. Peran dan Tanggung Jawab Auditor
Auditor memiliki peran yang sangat strategis, banyak pendapat yang
menyatakan bahwa auditor akan berguna bagi pihak pengguna laporan keuangan, hasil auditan akan membuat keputusan ekonomi. Auditor berfungsi melindungi pihak yang berkepentingan dengan menyediakan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak luar perusahaan maupun bagi manajemen dalam mendukung pertanggung jawaban kepada pemilik dan memberikan kepastian bahwa laporan keuangan tidak mengandung informasi yang menyesatkan pemakainya (Baridwan, 1999).
Kebutuhan akan laporan keuangan tidak lagi hanya disediakan untuk manajemen dan banker, namun telah meluas kepihak-pihak lain seperti pemerintah, investor, kreditur dan pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat laporan keuangan yang transparan, akurat, tepat waktu dan tidak menyimpang dari prinsip akuntansi berterima umum. Peran
auditor jika dilihat dari segi lingkungan bisnis yang semakin berkembang, maka peran auditorpun semakin luas.
Auditor harus mampu berperan menjadi moderator bagi perbedaan- perbedaan kepentingan antara berbagai pelaku bisnis dan masyarakat, agar mampu menjalankan peran tersebut, Auditor harus selalu menjaga mutu jasa yang diberikannya dan menjaga independensi, integritas dan objektivitas profesinya. Auditor harus bertanggung jawab kepada klien dan pihak ketiga atau secara khusus kepada (Mulyadi, 2002) dalam Noverio (2011): a. Pihak khusus (parties in privity) seperti klien.
b. Pihak yang diuntungkan (primary beneficiaries) seperti direktur.
c. Pihak-pihak terbatas (foreseen and limited classes) seperti pihak-pihak yang memerlukan laporan audit dalam melakukan bisnis.
d. Pihak-pihak foreseeable (foreseeable parties) seperti investor. e. Peran dan tanggung jawab auditor diatur dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia ataupun Statement Auditing Standarts Board (ASB).
Peran dan tanggung jawab auditor sebagai berikut (Mulyadi, 2002):
a. Tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kecurangan (frand), kekeliruan dan ketidak beresan. Dalam SPAS seksi 316 pendeteksian terhadap kekeliruan dan ketidak beresan dapat berupa kekeliruan pengumpulan dan pengelolaan data akuntansi, kesalahan estimasi akuntansi, kesalahan penafsiran prinsip akuntansi tantang jumlah, klasifikasi dan cara penyajian, penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta penyalah gunaan aktiva.
b. Tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan konflik.
SPAP seksi 220 harus bersikap jujur, bebas dari kewajiban klien dan tid meak mempunyai kepentingan dengan klien baik terhadap manajemen maupun pemilik. Disamping itu sikap mempertahankan tindakan independensi dan penuh intregritas serta bebas dari hubungan- hubungan tertentu dalam wujud mempertahankan fakta (independent
infact) dan menghindari pihak luar merugikan sikap independensinya (independent in appearasce).
c. Tanggung jawab mengkonfirmasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil proses audit. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa hasil kelangsungan hidup perusahaan, auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bila ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu diungkapkan.
d. Tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien.
5. Jenis-Jenis Audit
Secara umum dalam akuntan nonpublik, audit dibedakan dalam tiga jenis, yaitu audit laporan keuangan (financial statement audit), audit oprasional (operational audit), dan audit ketaatan (compliance audit) (Ulum, 2012: 5).
a. Audit Laporan Keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sering kali juga dilakukan audit laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis kas atau basis akuntansi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Asumsi dasar dari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan untuk maksud berbeda. Oleh karenanya, jauh lebih efisien memperkerjakan satu auditor untuk melaksanakan audit dan membuat kesimpulan yang dapat diandalkan oleh semua pihak dari pada membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri (Ulum, 2012: 5). b. Audit Operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi sesuatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit oprasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan. Tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut (Ulum, 2012: 5).
c. Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah audit (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Suatu audit ketaatan pada perusahaan swasta, dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana akuntan telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Ulum, 2012: 6). Gambar 2.1 Sumber : Ulum, 2012
Sedangkan dari sisi auditor, dikenal istilah eksternal auditor (akuntan publik), AUDIT
Audit Kepatuhan Audit Laporan
Keuangan Audit Operasional
Laporan audit berisi pendapat auditor atas kepatuhan perorangan atau organisasi terhadap kebajikan ,
perundangan, peraturan
Memeriksa seluruh atau sebagian aktivitas organisasi
Memeriksa tindakan perorangan atau organisasi
Memeriksa asersi dalam laporan keuangan
Laporan audit berisi pendapat auditor atas kesesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum
Kriteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi berterima umum
Laporan audit berisi pendapat auditor atas kepatuhan perorangan atau organisasi terhadap kebajikan, perundangan, peraturan
Kriteria yang digunakan adalah tujuan tertentu organisasi
Kriteria yang digunakan adalah kebijakan, perundangan, peraturan dengan akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Jasa yang diberikan mencakup berbagai jenis audit. Untuk bisa menjadi seorang akuntan publik yang memiliki KAP sendiri, harus memiliki izin dari Departemen Keuangan yang ditunjukkan dengan bukti kepemilikan nomor register. Akuntan publik merupakan auditor eksternal yang bekerja dan memperoleh imbalan (fee) berdasarkan kontrak dengan pihak perusahaan/entitas tertentu (Ulum, 2012: 7).
Sedangkan internal auditor adalah akuntan yang berkerja pada suatu perusahaan dan ditempatkan sebagai auditor. Setatusnya karyawan dan dibayar oleh perusahaan. Biasanya bertugas melakukan compliance audit dan oprational audit (Ulum, 2012: 7).
Sementara govermenmtal auditor adalah auditor yang bekerja pada sektor pemerintah (di Indonesia misalnya pada BPKP-Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan-dan BPK-Badan Pemeriksa Keuangan). Karena bkerja pada sektor pemerintah, maka setatusnya merupakan PNS dan digaji oleh negara.
Govermenmtal Auditor melakukan semua jenis pekerjaan audit, baik laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit oprasional (Ulum, 2012:7). Gambar 2.2 AUDITOR
Governmental
Internal Auditor Eksternal Auditor
Auditor
Dolaksanakan oleh Dilaksanakan oleh
Dilaksanakan oleh auditor pemerintah auditor independen auditor intern sebagai sebagai karyawan atas dasar kontrak karyawan organisasi pemerintah kerja
Mencakup sebagai Mencakup audit
Mencakup audit tipe audit, terutama laporan keuangan, kepatuhan dan audit audit atas laporan audit kepatuhan, dan oprasional audit oprasional keuangan
Sumber : Ulum, 2012:
6. Standar Audit
Menurut Arens & Loebbecke (1997) dalam Ulum (2012: 11) mengatakan bahwa standar audit merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggungjawab profesionalnya, standar-standar ini meliputi pertimbangan mengenai kualitas profisional mereka, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti. Pedoman utama adalah sepuluh standar ACIPA di tahun 1974 dan diadaptasi oleh IAI di Indonesia sejak 1973, dan sekarang disebut standar auditing yang ditetapkan IAI (SA-IAI), kecuali untuk perubahan-perubahan kecil, bentuknya tetap sama. Kesepuluh standar sebagaimana yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
a. Standar Umum 1) Audit harus dilakukan dengan seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independen dalam sikap mental dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan 1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
3) Penguangkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang dipikulnya (Ulum, 2012: 12).
7. Jenis Audit Sektor Publik/ Audit Eksternal
Ditinjau dari perspektif audit sector public sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhannya, serta sifat, tujuan, dan ruang lingkupnya, dapat diklarifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu audit keuangan, audit kinerja/audit operasional, dan audit invetigasi (Ulum, 2012: 104).
Audit keuangan, secara tradisional adalah pemeriksaan keuangan dan ketaatan terhadap perundang-undangan yang berlaku (compliance test), dengan tujuan.
a. Menilai kewajaran laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan anggaran negara (budget accountability report) setiap manajemen instansi pemerintah atau instansi pemerintah sebagai satu kesatuan.
b. Menilai dan memberikan pernyataan pendapat akuntan (opini) atau kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen entitas bisnis sector publik. Dalam hal ini, menilai dan menentukan: 1) apakah laporan keuangan tersebuat telah disajikan secara layak mengenai posisi keuangan dan hasil usaha serta laporan perubahan posisi keuangannya, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Apakah prosedur atau prosesnya telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
3) Apakah tidak ada salah saji material yang berpengaruh terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.
Audit kinerja diartikan sebagai sebuah pengujian secara sistematis, terorganisasi dan objektif atas suatu entitas untuk menilai pemanfaatan sumber daya dalam memberikan pelayanan publik secara efisien dan efektif dalam memenuhi harapan stakeholder dan memberikan rekomendasi guna peningkatan kerja. Audit kinerja adalah bagian integral dari manajemen terhadap hasil-hasil tahunan, anggaran berbasis kinerja, sistem pengindikator kinerja, analisis dan pelaporan capaian kinerja, secara audit kinerja.
Menurut Rosjidi (2001) dalam Ulum (2012: 105) Senada dengan definisi tersebut, audit operasional juga diartikan sebagai evaluasi yang bebas, selektif, dan analitis terhadap suatu kegiatan, program, atau fungsi dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan kepada objek yang diaudit. Definisi lain yang menyatakan bahwa audit operasional/kinerja adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program organisasi, dan seluruh atau sebagian aktivitas, dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana digunakan secara ekonomis dan efisien, dan apakah tujuan kegiatan, program, dan aktivitas yang telah direncanakan dapat dicapai dengan efektif tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.