PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG

  

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM)

BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  Disusun Oleh : NANIK RATNAWATI NIM. 111 02 018

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2007

  Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : w w w .siainsakitiua.ji u; E-mail :

D E K L A R A S I

  Bismillah irrali man irrah i m

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  . Salatiga, Maret 2007 Peneliti

  N an i k R atnaw ati

  NIM. 111 02 018

DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

  P E N G E S A H A N f

  Skripsi Saudari : Nanik Ratnawati dengan Nomor Induk Mahasiswa :

  11102018 yang berjudul PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PONDOK PESANTREN MODERN (PPM) BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan

  Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Selasa, 13 Maret 2007 yang bertepatan dengan tanggal 23 Shafar 1428 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).

  13 Maret 2007 M Salatiga,

  23 Shafar 1428 H Panitia Ujian

  Penguji II

  Ahmad Sultoni. M.Pd NIP: 150 299 493 NIP. 150 284 602

  Pembimbing

  NIP. 150 223 794

  Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Salatiga, Maret 2007

  Lamp. : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Sdr. Nanik Ratnawati Ketua STAIN Salatiga di - SALATIGA Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari: Nama : NANIK RATNAWATI

  NIM. : 111 02 018 Jurusan : Tarbiyah Progdi : PAI

  Judul : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP ISLAM PLUS PPM BINA INSANI BARAN, KETAPANG, SUSUKAN, SEMARANG Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.

  Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing Drs. Sumarno Widiadipa

  NIP. 150 223 794

  

PERSEMBAHAN

Teruntuk Ibu (Sri Kuliati) Tercinta yang telah mendidikku dari kecil hingga dewasa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, tak lupa Aim Bapakku (Mudatsir) semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kebaikanmu dengan kebahagiaan dunia akhirat. Suamiku Tercinta dan Buah Hatiku (Arif Hanafi) yang telah Memberikan Support dan Semangat ke Aku. Bapak Ibu mertua, tak lupa Kakakku, Adekku, dan keluarga besarku. Oya sampe lupa “yousep yang crewet, Moena & mbak Warti & Handaitaulan dan teman seperjuangan yang secara langsung atau tidak langsung memberikan semangat demi kelancaran dan terselesaikannya skripsi ini.

  Terima Kasih:

  1. Kepada Bpk Drs Munzaini sebagai ketua

  Yayasan SMP Bina Insani

  2. Buat Pak Faizin, SH.I yang senantiasa

  memberikan pengetahuan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Tak lupa buat Sahabat Comp (Youlie)

  makasih banget atas bantuannya “aku selalu merepotkan, tapi habis ini udah galagi kok, paling sithiq... ”

  MOTTO

  / /

  

Si\<Li j ' ^ J} J

Jangan kamu menunda sampai besok apa yang mungkin dikerjakan hari ini

  

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang.

  Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat, hidayah, taufiq dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

  Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada panutan umat Islam Nabi Muhammad saw, sanak kerabat dan para sahabat yang telah menunjukkan jalan yang benar dengan perantara agama Islam.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai syarat memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.

  Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

  2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Ketua Program Studi PAI

  3. Drs. Sumamo Widjadipa selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar dan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.

  4. Bapak Ibu dosen dan civitas akademik STAIN Salatiga.

  5. Kepala sekolah SMP Islam Plus PPM Bina Insani dan guru karyawan yang telah membantu dalam pelaksanaan skripsi ini.

  6. Teman sejawat dan semua pihak yang telah membantu dan memberi motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga amal baik dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini, mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. amin.

  Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, Maret 2007 Penulis

  Nanik Ratnawati

  

D AFTAR ISI

  

  

  

  BAB I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB IV ANALISA DATA

  A. Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM

  

  

  

D A FTA R TA B EL

  TABEL I DAFTAR GURU SMP ISLAM PLUS BINA INSANI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  BABI

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Pada dasarnya tujuan pendidikan yang paling pokok berhubungan dengan sistem nilai atau pandangan hidup suatu bangsa. Akan tetapi hal itu tidak berarti kurikulumpun harus tidak berubah, perubahan kurikulum selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.

  Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat ini pada semula aspek dan perkembangan paradigma baru kehidupan bangsa dan bermasyarakat telah dikembangkan kurikulum PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara nasional yang menitikberatkan pencapaian target kompetensi, penguasaan materi serta memberi kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan atau melaksanakan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

  Kurikulum adalah aktifitas dan kegiatan belajar yang direncakan atau diprogramkan bagi peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam maupun di luar.1 Kurikulum ini disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta kesejahteraan bangsa yang bersumber pada Sumber Daya Alam (SDA) dan modal. Tidak hanya itu kurikulum juga bersumber pada intelektual sosial dan kepercayaan mutu lulusan maka bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi. 1

  Pengembangan dan Inovasi Kurikulum

  1 Subandijah, , Jakarta, PT. Raja Gravindo Persada, hal 2

  2 Pendidikan agama juga sangat mempengaruhi standar mutu lulusan, dari sini kebutuhan keberagamaan siswa dapat mencapai standar sebagai tujuan dalam mengembangkan kurikulum PAI sesuai dengan kebutuhan sekolah. Hal ini untuk, menjamin pertambahan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar mampu bekeija dan bersikap yang lumrah sekaligus pengembangan kepribadian yang kuat dan berakhlaq mulia.

  Dengan demikian PAI yang kaitannya dengan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber utamanya kitab Suci Al

  Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan pengajaran latihan serta 'y penggunaan pengalaman. Menuntut adanya perkembangan sebuah kurikulum pendidikan agama Islam yang bersifat multidimensi. Dimana dengan sistem multidimensi tersebut diharapkan mampu mencapai standar nilai kelulusan pendidikan agama Islam sesuai dengan yang ditetapkan yang mana mampu mencapai aspek kognitif, afektif ataupun psikomotorik.

  Sementara untuk tujuan PAI di sekolah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Sehingga hubungan manusia muslim yang berterus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan terhadap Allah serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa serta untuk 2

  2Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi/ Mengingat begitu mulianya tujuan pendidikan agama Islam di sekolah, maka hendaknya sekolah benar-benar mampu menfasilitatori siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan PAI tersebut. Dan hal ini dituntut adanya guru yang profesional dalam bidangnya (khusus bidang PAI).

  Maka sehubungan hal di atas penulis melihat, memperhatikan sebuah keunikan pada lembaga pendidikan Islam tepatnya berada di kawasan Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang yaitu SMP Islam Plus PPM ( Pondok Pesantren Modem ) “Bina Insani” yang berada di bawah naungan yayasan pendidikan Islam Haji Ahmad Tamin Sa’id. Dalam lembaga pendidikan tersebut dalam rangka untuk mencapai standar nilai kelulusan yang sudah ditetapkan lembaga ini menerapkan dua model pengembangan kurikulum yaitu kurikulum Pondok Pesantren (Kurikulum lokal) dan kurikulum nasional yang sudah ditetapkan oleh Lembaga

  Departemen Pendidikan Nasional. Kedua kurikulum itu saling berkesinambungan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dan dimana SMP Plus ini telah berhasil memadukan dua kurikulum tersebut secara selaras dan seimbang tanpa mengesampingkan salah satunya.

  Penerapan kurikulum pondok pesantren di SMP Plus ini bertujuan guna memenuhi target ketuntasan pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik materi pendidikan agama Islam yang alokasi waktunya sangat singkat yaitu hanya 2 jam pelajaran per minggu untuk satu kelas. Dalam pelaksanaan pengembangannya, materinya disesuaikan dengan materi yang dimuat dalam pelajaran PAI, yaitu aspek tauhid, Al Qur'an, al hadits, akhlak, fiqh dan tarikh Islam dengan mengambil dari kitab-kitab berbahasa Arab, atau yang lebih dikenal dengan nama kitab kuning, sebagai sumbernya, seperti kitab Bulughul Maram yang merupakan kitab hadits, Taisirul Khalaq (kitab akhlaq), Fiqh Wadhigh (kitab fiqh) dan lain-lain. Kemudian untuk mempermudah agar para siswa dapat memahami kitab-kitab di atas, maka para siswa diwajibkan mengikuti pelajaran nahwu dan sharaf. Dari sinilah nilai plus yang disandang oleh SMP Islam plus PPM Bina Insani.

  Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan atau melaksanakan dua model kurikulum yang berbeda tersebut. Melalui penelitian ini peneliti mengambil judul “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Baran, Ketapang, Susukan, Semarang”.

B. Penjelasan Istilah

  Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul maka disini

  • perlu dijelaskan istilah:

  1. Pengembangan Adalah proses, cara perbuatan mengembangkan.4

  4WJS. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Depdikbud, Jakarta, Balai

  5

  2. Kurikulum Adalah aktifitas kegiatan yang direncanakan diprogramkam bagi peserta didik di bawah bimbingan sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah.5

  3. PAI Adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlaq mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dan sumber utamanya Kitab Suci Al Qur’an dan Hadist melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.6

  C. Pokok Masalah Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana model pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan?,

  2. Bagaimana strategi pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.?

  3. Adakah manfaat yang signifikan dari pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan?

D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui bagaimana model pengembangan kurikulum PAI di SMP Plus Bina Insani Susukan.

  5Subandijah, op. cit., hal. 2.

  6

  2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.

  3. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat dari penerapan pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.

  E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi pengaruh atau manfaat terhadap peneliti dan yang hendak diteliti:

  1. Bagi Mahasiswa atau Peneliti

  a. Memberikan pengetahuan tentang kurikulum sebagai proses belajar b. Dapat mengetahui kurikulum PAI tingkat SMP secara luas.

  2. Bagi Akademik

  a. Dapat meningkatkan kualitas PAI secara baik b. Bisa menjadi contoh yang baik bagi mahasiswa atau mahasiswi.

  3. Bagi SMP Dapat menemukan model pembelajaran PAI untuk tingkat SMP yang tepat.

  F. Metode Penelitian

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif menurut Bogdan Tylor adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.7 8 Menurut S. Nasution Penelitian Kualitatif disebut juga

  Naturalistik, disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bercorak kualitatif tak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan peneliti bersifat “Natural” atau “Wajar” sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi diatur dengan o eksperimen atau test. Jenis penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh informasi atau data tanpa menggunakan angket, disini peneliti teijun langsung ke lapangan agar tidak terjadi kekeliruan atau manipulasi mengenai pengembangan kurikulum PAI di SMP Plus Bina Insani Susukan.

  2. Teknik Penggunaan Data

  a. Observasi Partisipan Observasi partisipan atau pengamatan menurut Bogdan adalah penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek dan selama itu peneliti data dengan bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematik dan berlaku tanpa gangguan.9

  Metodologi Penelitian Kualitatif,

  7 Lexi J. Moleong, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal. 3.

  

8 Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik Kuantatif, Tarsito, Bandung, 2003.

op. cit.

  9 Lexi. J,., hal. 117.

  Menurut MQ. Patton bahwa “Participant Observation is

  the Most Comprehensive o f all types o f research strategies” agar

  menjadi partisipan dan sekaligus pengamat, peneliti hendaknya turut serta dalam berbagai peristiwa dan kegiatan.10 1

  1 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata- kata atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati, b. Dokumentasi dan Wawancara

  Dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang berupa catatan buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.11 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan sekolah dengan mengambil dari dokumen yang tersedia di sekolah.

  Wawancara menurut Lexy. J. Moleong adalah percakapan dengan maksud tertentu percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (Interviewew) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (Interviewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.12

  Wawancara dengan penelitian kualitatif biasanya merupakan jenis wawancara tak berstruktur, tujuannya adalah memperoleh keterangan yang lebih terperinci dan mendalam mengenai apa yang ada di dalam pikiran orang lain. Karena itu tidak dapat dilakukan

  10 Nasution, op. cit. hal. 60.

  11 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hal. 115. dengan observasi, wawancara tak berstruktur ini daftar pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, dan mempunyai irama yang bebas dan fleksibel. Sedang wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang kurikulum PAI melalui:

  1) Kepala Sekolah 2) Pengasuh Pondok Pesantren 3) Bidang Kurikulum 4) Guru PAI

  c. Metode Tes Metode tes merupakan suatu perangkat soal. Penulis mengambil sampel kelas II untuk mengetahui prestasi belajar PAI, sebagai hasil dari penerapan model pengembangan kurikulum (perpaduan antara kurikulum lokal dan kurikulum nasional)

  3. Teknik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah unsur-unsur data yang tersedia dan berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan, kemudian ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah langkah selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu membuat rangkuman yang inti proses dan pernyataan- pernyataan yang perlu dijaga.

  Langkah selanjutnya menyusun dalam satuan-satuan. Satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya, kategori itu dilakukan dengan membuat koding tahap akhir dari anarsis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, penjelasan istilah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi

  Bab II : Kerangka Teori, meliputi kurikulum berisi pengertian kurikulum, komponen kurikulum, organisasi kurikulum, pengembangan kurikulum. Pendidikan Agama Islam berisi pengertian PAI, tujuan-tujuan PAI, materi pokok PAI dan Pondok Pesantren

  Bab III : Laporan hasil penelitian, meliputi Gambaran Umum SMP Islam Plus PPM Bina Insani, faktor penghambat pengembangan kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan dan Hasil Pengembangan Kurikulum PAI Tahun Pelajaran 2006/2007. BAB IV : Analisis Data meliputi : Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani, manfaat Pengembangan Kurikulum PAI di SMP Islam Plus PPM Bina Insani Susukan.

  13

  Bab V : Penutup meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup. Bagian terakhir daftar pustaka, daftar riwayat hidup, dan lampiran- lampiran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kurikulum

  1. Pengertian Kurikulum Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata curir, artinya "pelari" dan curere, artinya "tempat berpacu".

  Sehingga dari dua kata tersebut, kurikulum dapat diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Sedangkan secara epistimologi, kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah, atau kurikulum sebagai program belajar bagi peserta didik yang disusun secara sistematis dan logis yang diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.1

  Oleh karenanya dapat pula dikatakan bahwa kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes. Kurikulum sebagai prgram belajar atau sebagai hasil belajar yang diniati, tentunya harus menjawab persoalan-persoalan sebagai berikut: a. Kemana program itu akan diarahkan ?

  b. Apa yang harus dipelajari dalam program tersebut ?

  c. Bagaimana program itu harus dilaksanakan ?

  Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,

1 Nana Sujana,

  Sinar Baru, Bandung, 1991, him. 5-6 d. Bagaimana mengetahui bahwa program tersebut telah mencapai arah yang telah ditetapkan T Keempat unsur tersebut pada hakikatnya merupakan struktur kurikulum sebagai program pendidikan atau program belajar siswa di bawah tanggung jawab sekolah. Memperhatikan rumusan kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan terhadap kurikulum sebagai program mencakup

  a. Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan

  b. Pengalaman belajar atau kegiatan belajar

  c. Program belajar {plan fo r learning) untuk siswa d. Hasil belajar yang diniati/diharapkan.

  Apabila semua unsur di atas harus ada dalam satu rumusan pengertian, maka kurikulum dapat diartikan : "program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, diformulasikan melalui pengetahuan dari kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik.3

  Adapun pengertian kurikulum pendidikan agama menurut Zuhairini adalah bahan-bahan pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

  2Ibid ?

3 Ibid, him. 6

  14

  agama atau dengan kalimat yang lebih sederhana "kurikulum pendidikan agama adalah semua pengetahuan, aktifitas (kegiatan-kegiatan) dan juga pengalaman-pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama" .H

  Sesuai pengertian tersebut, maka kurikulum pendidikan agama termasuk salah satu komponen pendidikan agama, yakni berupa "alat" untuk mencapai tujuan pendidikan agama. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, maka dengan sendirinya dibutuhkan adanya kurikulum yang sesuai, atau dengan kata lain, bahwa dalam menentukan kurikulum pendidikan agama harus memperhatikan faktor-faktor antara lain : a. Persesuaiannya dengan tujuan pendidikan agama

  b. Persesuaiannya dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan dan kemampuan anak didik.3

  2. Komporlen Kurikulum Apabila kurikulum kita urai secara struktural, maka akan terdapat empat komponen utama, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi pelaksanaan dan komponen evaluasi keempat komponen juga disebut dengan unsur kurikulum, a. Tujuan Kurikulum

  Hakikat tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Dalam sistem 4

  5 Metodik Khusus Pendidikan Agama,

  4Zuhairini, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, him. 59

  5Ibid

  99 pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Pendidikan berdasarkan Pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil serta sehat jasmani maupun rohani.6

  Kalau kita lihat tujuan kurikulum di atas, maka tujuan kurikulum pendidikan agama juga tidak bisa terlepas dari tujuan umum pendidikan nasional, justru menurut penulis tujuan kurikulum pendidikan agama merupakan tujuan pokok dari semua tujuan pendidikan, termasuk tujuan umum di atas, sebab agama merupakan pokok dari semua sisi pendidikan.

  Tujuan kurikulum mencakup tujuan kelembagaan pendidikan atau tujuan institusional, tujuan mata pelajaran atau tujuan kurikuler dan tujuan pengajaran atau tujuan instruksional. Tujuan institusional merupakan tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, yang ditempuh.

  Tujuan kurikuler bersifat lebih khusus dibandingkan tujuan institusional. Tujuan kurikuler merupakan rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mereka menempuh atau menyelesaikan mata pelajaran yang diterapkan.

  op. cit., Ilmu Pendidikan, Teoritis ‘’Nana Sujana, him. 21, lihat pula M. Ngalim Purwanto, dan Praktis , Remaja Rosdakarya, Bandung, cet. ke 8, 1995, him. 36 dan 40

  Tujuan instruksional bersumber dan dijabarkan dari tujuan kurikuler serta paling langsung dihadapankan kepada anak didik.

  Tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki anak didik setelah menyelesaikan proses belajar mengajar. Tujuan instruksional dibagi dua yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK).7 b. Isi dan struktur kurikulum

  Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman yang harus dimiliki dan diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Ada beberapa alasan yang harus dilakukan pilihan dalam menentukan isi kurikulum, antara lain :

  1) Tugas dan tanggung jawab setelah dalam mencerdaskan anak didik sangat terbatas baik dari segi waktu maupun sumber-sumber yang tersedia. 2) Tuntutan dan kebutuhan masyarakat senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.

  3) Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai dengan tujuan dan hakikat perkembangan anak.

  4) Pendidikan formal di sekolah merupakan sub sistem dari pendidikan sepanjang hayat, artinya pendidikan dalam keluarga, di sekolah maupun di masyarakat tidak terpisahkan satu sama lainnya.8

  op. cit.,

  7Nana Sujana, him. 24

  8Nana Sudjana, op. cit., him. 27-29

  17

  c. Strategi pelaksanaan kurikulum Strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Oleh sebab itu, bagaimanapun baiknya suatu kurikulum sebagai rencana, tanpa dapat diwujudkan pelaksanaannya, pasti tidak akan membawa hasil yang baik sebagaimana yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum, antara lain :

  1) Tingkat dan jenjang pendidikan, dimana tingkat dan jenjang itu akan dilaksanakan.

  2) Proses belajar mengajar di kelas merupakan wujud nyata proses yang dikehendaki setelah menempuh pengalaman belajar.

  3) Bimbingan penyuluhan 4) Administrasi supervisi 5) Sarana kurikuler 6) Evaluasi atau penilaian*

  d. Evaluasi kurikulum Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

  Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut

  18 sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi; input atau masukan program, proses pelaksanaan program hasil atau output program dan dampak dari program. Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek dari evaluasi kurikulum adalah input, proses, output dan dampak.

  Evlauasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi bagaimana program itu harus dilaksanakan.'u

  3. Organisasi kurikulum Setelah penulis memperhatikan beberapa buku pendidikan yang memuat tentang kurikulum, ternyata organisasi atau macam kurikulum masih terdapat pembagian menurut yang dianut, yaitu terdiri dari

  seperated subject curriculum , corelated curriculum dan integrated curriculum.

  a. Separated subject curriculum Kurikulum ini dengan tegas memisahkan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, misalnya mata pelajaran tafsir tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan ilmu hadits. Satu dengan lainnya terpisah secara tegas, demikian dalam penyajian kepada murid. Kurikulum ini banyak dipakai secara luas di seluruh negara, dari pendidikan tingkat dasar, menengah sampai tingkat tinggi, lebih-lebih pada perguruan tinggi. Model ini sangat disenangi karena masing-masing staf pengajar tidak perlu memperhatikan yang lain.

  19

  b. Correlated curriculum Di sini mata pelajaran itu dihubungkan antara satu dengan lainnya, sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri seperti pada separated

  subject curriculum , dan ini dibuat sebagai reaksi terhadap kurikulum

  model separated subject curriculum yang dianggap masih kurang sempurna. Untuk menghubungkan mata pelajaran, digunakan jalan

  "fusion" atau "broadfields" (yang sejenis). Umumnya terdapat dalam empat broadfield.

  1) Language Arts, meliputi membaca, bercakap-cakap, mengarang, ejaan, tata bahasa dan menulis.

  2) Social studies, meliputi sejarah, sivics, tatanegara dan ilmu bumi. 3) Mathematic science, meliputi berhitung, ilmu pasti, ilmu alam, ilmu hayat dan kesehatan.

  4) Aesthetics, meliputi seni suara, seni tari, dramatics, seni lukis, seni pahat, dan pendidikan jasmani.

  c. Integrated curriculum Kurikulum yang terpadu, dalam arti menyeluruh dalam kebulatan, tetapi bukan saja penyajian bahan secara terpadu, bahkan tujuannya lebih dipentingkan lagi yang dapat membentuk manusia yang utuh atau sering disebut dengan manusia seutuhnya.

  Kurikulum umumnya disusun atas tiga unsur, yaitu : aktivitas anak, minat dan kebutuhan anak, serta social functions. Berdasarkan hal ini pula terdapat tiga variasi, antara lain :

  20 1) Child-centered curriculum yang disusun berdasarkan aktifitas anak.

  2) Life curriculum disusun berdasarkana apa yang langsung dibutuhkan anak dalam hidupnya dan karenanya menarik minatnya. 3) Social function curriculum disusun berdasarkan lapangan- lapangan fungsional dalam masyarakat, seperti memelihara sumber alam, produksi, transport, rekreasi, ekspresi, perasaan, keindahan dan keagamaan.1'

  Sebagaimana segala sesuatu ada kelebihan dan ada kekurangan, maka demikian juga dengan kurikulum ini. Separated subject curriculum mempunyai kelebihan, antara lain :

  1) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis 2) Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan dilaksanakan 3) Kurikulum ini mudah dinilai 4) Kurikulum ini lebih memudahkan guru 5) Kurikulum ini mudah diubah

  Adapun kelemahan separated subject curriculum antara lain : 1) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas, yang tidak berhubungan antara satu dengan lainnya. 1

  1

  Azas dan Pengembangan Kurikulum , Sumbangsih Offset,

Yogyakarta, 1985, him. 5, dalam Badarudin, Kurikulum Pendidikan P P Ibnui yoyyim ziemv"

11 Muhammad Zain,

  

Yogyakarta (Skripsi), Fakultas Agama Islam Jurusan PAI, Universitas Muhammadiyah

  2) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi anak didik dalam kehidupan sehari-hari.

  3) Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas 4) Kurikulum ini tidak sesuai dengan paham demokrasi 5) Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan jaman

  Sedangkan kelebihan correlated curriculum antara lain 1) Korelasi memajukan integrasi pengetahuan pada anak didik

  2) Minat anak didik bertambah bila mereka melihat hubungan antara mata pelajaran 3) Pengertian murid bertambah dalam tentang sesuatu, bila didapat dari penjelasan berbagai mata pelajaran

  4) Korelasi antar mata pelajaran lebih mengutamakan pengertian dan prinsip dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta.

  Adapun kelemahan correlated cuhiculum antara lain : 1) Kurikulum ini pada hakikatnya kurikulum subject centered dan tidak menggunakan bahan yang langsung berhubungan dengan kebutuhan dan minat anak-anak serta dengan masalah yang aktual yang dihadapi murid dalam kehidupan sehari-hari.

  2) Broad fields tidak memberi pengetahuan yang sistematis serta mendalam mengenai pelbagai mata pelajaran Keistimewaan/kelebihan integrated curriculum antara lain :

  1) Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit berkaitan erat 2) Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat tentang belajar

  2 2

  3) Kurikulum ini memungkinkan hubungan erat antara sekolah dengan masyarakat 4) Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi 5) Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat

  Sedang kelemahan integrated curriculum antara lain : 1) Guru-guru tidak dididik untuk menjalankan kurikulum ini

  2) Kurikulum ini dianggap tidak mempunyai organisasi yang logis, sistematis 3) Kurikulum ini memberatkan tugas guru 4) Alat-alat sangat kurang untuk menjalankan kurikulum

  Itulah berbagai macam kelebihan dan kekurangan tiga macam kurikulum, yang mana sebenarnya tinjauan-tinjauan di atas masih dapat saja ditambah lagi dengan jumlah yang lebih banyak.

  4. Pengembangan Kurikulum

  a. Pengertian pengembangan kurikulum Istilah pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara-cara tersebut terus dilakukan. Dari sini dapat diartikan bahwa pengembangan kurikulum adalah perubahan dan peralihan total dari satu kurikulum ke kurikulum lain agar mengalami penyempurnaan dalam waktu yang panjang.lj

  nIbid, him. 10-12 "Tlendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,

  Sejalan dengan pengertian di atas, Winamo Surahman dalam bukunya Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, memberikan definisi bahwa pengembangan kurikulum adalah penyusunan pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan suatu kurikulum.14

  Sedang menurut Glenys G. Unruh dan Adolph Unruh dalam bukunya Curriculum Development Problem, Processes and Progres, pengembangan kurikulum adalah proses yang komplek terdiri dari berbagai kegiatan mengasses kebutuhan, mengidentifikasikan harapan hasil belajar, mempersiapkan proses pembelajaran untuk mencapai harapan outcome hasil belajar, dan menyelesaikan program pembelajaran dengan budaya, sosial dan berbagai kebutuhan orang- orang yang untuk merekalah kurikulum tersebut dipersiapkan.15

  Dari kegiatan pengertian yang dikemukakan tokoh-tokoh di atas dapat kita rumuskan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum guna mengakses kebutuhan dan mencapai tujuan atau harapan yang disesuaikan dengan budaya, sosial masyarakat dan memenuhi kebutuhan orang-orang yang ada di dalam masyarakat.

  Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah,

  14Burhan Nurgiantoro, BPFE, Yogyakarta, 1988, him. 11

  Paradigma Pendidikan Demokratis,

  15Dede Rosyada, Prenada Media, Jakarta, cet. ke-2, 2004, him. 79 b. Prinsip dasar pengembangan kurikulum Dalam usaha mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan agar kurikulum yang dihasilkan betul- betul sesuai dengan apa yang diharapkan semua orang atau semua pihak, yaitu sekolah itu sendiri, murid dan orang tua, masyarakat dan pemerintah. Prinsip dasar itu antara lain :

  1) Prinsip relevansi Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat ditinjau sekurang-kurangnya dari tiga segi : pertama, relevansi pendidikan dengan pengembangan kehidupan sekarang, dan akan datang. Kedua, relevansi pendidikan dengan lingkungan kehidupan murid, ketiga, relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.16

  Selain dari ketiga pokok tersebut menurut penulis, ada prinsip relevansi yang paling utama sebagai dasar pengembangan kurikulum, yaitu prinsip relevansi pendidikan dengan nilai-nilai agama dan pendidikan yang dibutuhkan dalam kehidupan atau urusan agama. Sebab agama merupakan dasar atau pokok dari pendidikan itu sendiri dan agmaa akan menjadi tegak dna kokoh dengan adanya pendidikan. Pendidikan identik dengan agama, sebab pendidikan adalah "ruh" agama.17

  l6Hendyat Soetopo dan Wasty Sumanto, op. cit., him. 49-50

  17Imam Al Zamujy, Ta'limul Muta'allim, Al Miftah, Surabaya, tt., him. 9-

  2) Prinsip efektifitas Efektifitas dlaam suatu kegiatan berkenaan dengan sejauhmana apa yang direncanakan atau dapat diinginkan dapat terlaksana atau dapat tercapai. Di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi efektifitas mengajar guru dan efektifitas belajar murid.

  Efektifitas mengajar guru mencakup sejauhmana jenis-jenis kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Sedang efektifitas belajar murid menyangkut sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dapat

  1 R dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh. 3) Prinsip efisiensi

  Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tempat, biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu mewadahi dan memenuhi harapan.8 19 2

  4) Prinsip kesinambungan (kontinuitas) Implikasi prinsip ini mengusahakan agar antara berbagai tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan. Dalam tatanan kurikulum yang dikaitkan atau saling menjalin antara berbagai tingkat sekolah dan antara berbagai tingkat bidang studi.

  l8Hendyat Soetopo dan Wosty Sumanto, op. cit., him. 50-51 'TJafni Ladjid (Tuti Sarmaini Purba, ed), Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi , Quantum Teaching, Jakarta, 2005, him. 10-11

  20Ibid., him. 12

  26 5) Prinsip fleksibilitas

  Artinya lentur atau tidak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum dimaksudkan sebagai kebebasan memilih program-program pendidikan dengan murid dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para murid. Prinsip ini mengusahakan agar setiap kegiatan kurikulum bersifat lentur dan mampu disesuaikan dengan kondisi setempat serta waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapainya.21 c. Model atau Jenis Pengembangan Kurikulum

  Dilihat secara keseluruhan jenis-jenis pengembangan kurikulum dapat digolongkan ke dalam dua jenis utama.

  1) Pola tradisional (traditional pattern) Pola ini mengarah pada tugas-tugas pengembangan dibagi- bagi antara pemerintah, guru, badan penelitian dan universitas.

  Bahan pengajaran diterbitkan oleh para penulis buku yang berkompeten dan penerbit-penerbit komersial. Peranan kunci dalam tipe ini dibebankan kepada para inspektur, penasehat dan konsultan yang mendorong dan menyebarkan inovasi.

  2) Pola heuristik Perbedaannya dengan pola tradisional adalah adanya proses yang lebih lentur dan terorganisir dan khususnya inovasi terencana

  27 dilaksanakan melalui "pilot studies", "field-testing" dan evaluasi proses umpan balik tidak lagi datang dari inpeksi nasional atau penasehat seperti pada pola tradisional, d. Tahap-tahap pengembangan kurikulum

  Setelah penulis membaca berbagai buku, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga tahap pengembangan kurikulum, antara lain : 1) Tahap pengembangan program tingkat lembaga

  Kegiatan dalam pengembangan kurikulum tingkat lembaga ini harus diketahui, yaitu : a) Perumusan tinjauan institusional

  b) Penetapan isi dan struktur program

  c) Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum 2) Tahap pengembangan setiap bidang studi

  Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan setiap program studi ini, meliputi a) Merumuskan tujuan kurikuler

  b) Merumuskan tingkat pengajaran

  c) Menetapkan pokok bahasan atau sub pokok bahasan

  d) Menyusun garis-garis besar program pengajaran

  e) Menyusun pedoman khusus2

  2

  23

  

op. cit.,

  22Hendyat Soetopo dan Wosty Sumanto, him. 58

  28 3) Pengembangan program pengajaran di kelas

  Pengembangan program pengajaran di kelas sangat erat kaitannya dengan strategi belajar mengajar di kelas yang ditetapkan oleh masing-masing guru, namun harus tetap berpijak pada Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Oleh karena itu GBPP bidang studi yang ada harus dikaji dan diolah oleh guru sehingga menjadi satuan-satuan bahan pelajaran yang akan disajikan kepada murid.

B. Pendidikan Agama Islam

  1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.24

  Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pegangan hidup.25

  24Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

  Remaja Rosdakarya, Bandung, cet. 12,2005, him. 130

  25Zakiyah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta,

  Sedang menurut Abdullah Rahman Saleh sebagaimana dikutip Nur Azizah, pendidikan agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat memahami dan mengenal ajaran Islam serta menjadikan pegangan hidup

  (way o f life).26

  Dalam pengertian tersebut perlu dikemukakan beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, antara lain :

  a. Pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar, yaitu suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar terhadap tujuan yang akan dicapai.

  b. Peserta didik yang akan disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam artian ada yang dibimbing, diajar dan dilatih sebagai upaya meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman ajaran Islam.