UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA KECAMATAN PURWOREJO TAHUN 2017 - STIE Widya Wiwaha Repository

  

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI

METODE EKSPERIMEN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B

TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA

KECAMATAN PURWOREJO TAHUN 2017

  Tesis Program Studi M agister M anajemen

  

Diajukan Oleh :

S US IYATI

151602995

PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN

  

S TIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2017

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

  

Tesis

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI

METODE EKSPERIMEN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B

TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA

  Diajukan Oleh :

  

S US IYATI

151602995

  Disetujui Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

  Pada tanggal : Agustus 2017 Pembimbing I Pembimbing II

   Dr. Wahyu Widayat, M.Ec Dra. S ofiati, M.S i

  dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar M agister Yogyakarta, Agustus 2017

  M engetahui, PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA DIREKTUR

  

Drs. John S uprihanto, MIM, Ph.D

STIE Widya

  Wiwaha Jangan Plagiat

  

PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Wiwaha Plagiat

  Yogyakarta, Juli 2017

  Widya

S usiyati

  Jangan STIE

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga telah dapat diselesaikan tesis M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis dengan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Sains M elalui M etode Eksperimen Pada Anak Didik Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo Tahun 2017. Adapun tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar M agister M anajemen di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

  Wiwaha

  Dalam kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, arahan, motivasi, dan saran dalam

  Plagiat

  penyusunan tesis ini. Untuk itu disampaikan terima kasih kepada:

  Widya 1.

  Dr. Wahyu Widayat, M.Ec, selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

  2. Dra. Sofiati, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan Jangan

  STIE dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

  3. Drs. John Suprihanto, MIM, Ph.D selaku Direktur Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

  4. Bapak/Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian tesis ini.

  5. Bapak/Ibu Dosen Magister Manajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

  Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak diucapkan terima kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat diharapkan.

  Yogyakarta, Juli 2017

  S usiyati Wiwaha Plagiat

  Widya Jangan STIE

  

DAFTAR IS I

  Halaman HALAM AN JUDUL ....................................................................................... i HALAM AN PENGESAHAN ......................................................................... ii PERNYATAAN .............................................................................................. iii KATA PENGANTAR..................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................... v DAFTAR TABEL............................................................................................ viii DAFTAR GAM BAR ...................................................................................... ix

  Wiwaha

  DAFTAR LAM PIRAN ................................................................................... x ABSTRAK ....................................................................................................... xi

  Plagiat

  BAB I PENDAHULUAN Widya A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Pertanyaan Penelitian............................................................................ 5 Jangan STIE D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori.......................................................................................... 7 B. Kerangka Penelitian.............................................................................. 29 BAB III M ETODE PENELITIAN

  B.

  Definisi Operasional............................................................................. 32 C. Subyek Penelitian ................................................................................. 32 D.

  Tempat Penelitian ................................................................................. 33 E. Waktu Penelitian................................................................................... 33 F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 33 G.

  Metode Pengumpulan Data .................................................................. 35 H. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 37 I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 38 J.

  Indikator Keberhasilan.......................................................................... 42

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN Wiwaha A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 43 B. Pembahasan .......................................................................................... 70 Plagiat BAB V KESIM PULAN DAN SARAN Widya A. Kesimpulan........................................................................................... 78 B. Saran ..................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA Jangan STIE LAM PIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Kemampuan Sains Anak M enggunakan M etode Eksperimen.........................................................................

  36 Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Kemampuan sains Anak sebelum Tindakan .......

  44 Tabel 4.2 Data Kemampuan Sains Anak Siklus I ...........................................

  54 Tabel 4.3 Data Kemampuan Sains Anak Siklus II ..........................................

  66 Tabel 4.4. M atriks SWOT................................................................................

  70 Tabel 4.5. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Sains .............................................

  71 STIE

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.....................................................................

  30 Gambar 3.1. Penelitian Tindakan Kelas M odel Spiral Kemmis & M c Taggart ..................................................................................

  33 Gambar 4.1 Anak Saat M enanam Kacang Ijo (Hari pertama) ........................

  49 Gambar 4.2 Anak Saat M engamati Pertumbuhan Kecambah Kacang Ijo (Hari kelima)................................................................................

  52 Gambar 4.3 Anak Saat Eksperimen Bermain M agnet ....................................

  60 Gambar 4.4. Anak Saat Percobaan Terapung Dan Tenggelam .........................

  65 STIE

  Widya Wiwaha Jangan Plagiat

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Lampiran 2. Pedoman Observasi Lampiran 3. Data Nilai Kemampuan Sains Pra Siklus Lampiran 4. Data Nilai Kemampuan Sains Siklus I Lampiran 5. Data Nilai Kemampuan Sains Siklus II Lampiran 6. Nilai Anak Didik Kelompok B Pra Siklus Lampiran 7. Nilai Anak Didik Kelompok B Siklus I Lampiran 8. Nilai Anak Didik Kelompok B Siklus II

  Wiwaha Plagiat Widya Jangan

  STIE

ABS TRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains anak melalui metode eksperimen pada anak didik Kelompok B Taman Kanak- kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. M odel penelitian yang digunakan adalah model siklus sistem spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan M c Taggart. Penelitian dilakukan dua siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah 18 anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo. M etode pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif. Peningkatan kemampuan sains dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah anak termasuk dalam kriteria baik dan sangat baik.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains anak. Kemampuan sains anak sebelum dilakukan kriteria berkembang sangat baik sejumlah 5 anak. Setelah adanya tindakan pada Siklus I yaitu anak-anak menanam kacang ijo yang kemudian diamati pertumbuhannya, ternyata anak tertarik mengikuti kegiatan eksperimen ini, dan hasilnya kemampuan sains anak meningkat sebanyak 9 anak, dan pada Siklus

  Wiwaha

  II pada pertemuan 1 kegiatan bermain magnet dimana anak diminta menempelkan benda-benda uji coba pada magnet kemudian melihat reaksi yang ditimbulkan dan pada pertemuan 2 dilakukan percobaan tenggelam terapung dimana Anak-anak diminta memasukkan benda-benda uji coba pada wadah berisi

  Plagiat

  air kemudina melihat reaksi yang ditimbulkan. Hasil dari siklus II nilai anak meningkat hingga 17 anak mendapa kriteria berkembang sangat baik. Dalam

  Widya

  pembelajaran menggunakan metode eksperimen, guru mengajak anak melakukan diskusi mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal- hal yang perlu diamati selama eksperimen kemudian memberikan penjelasan yang disertai contoh. Selanjutnya anak dapat mencoba mempraktikkan sendiri, melakukan pengamatan, membuktikan kebenaran dari prediksi yang dilakukan,

  Jangan STIE

  mengatasi permasalahan yang timbul dalam percobaan, dan menarik kesimpulan. Kata kunci: keterampilan proses sains

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang

  sangat pesat seiring dengan perkembangan zaman. Begitu pula perkembangan ilmu pengetahuan pada dunia pendidikan menuntut perubahan sistem pendidikan nasional, supaya masyarakat khususnya anak mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan zaman saat ini dan yang akan datang.

  Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  Wiwaha

  Pasal 1 Ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

  Plagiat

  secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

  Widya

  keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka dilakukan dengan proses belajar yang

  Jangan STIE

  dapat mengubah tingkah laku individu yang bersangkutan serta mengembangkan kreativitas, sikap, dan perilaku. Proses belajar tersebut akan lebih optimal jika dilakukan sejak anak masih berusia dini. Hal ini disebabkan karena masa anak usia dini merupakan masa emas (the golden age), di mana seluruh aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang dengan pesat dan merupakan usia yang sangat potensial untuk melatih serta mengembangkan

  Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  Pasal 1 Ayat 14, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari pemerintah dan masyarakat karena merupakan langkah awal untuk menuju pendidikan yang lebih lanjut. Di samping itu, pendidikan anak usia dini merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga dan juga bangsa. Anak-anak

  Wiwaha adalah generasi penerus keluarga dan sekaligus penerus bangsa (Suyanto,2005: 1).

  Berbagai aspek perkembangan yang dapat dikembangkan dalam Pendidikan

  Plagiat

  Anak Usia Dini yaitu fisik maupun psikis yang meliputi perkembangan intelektual

  Widya

  atau kognitif, bahasa, motorik, dan sosio-emosional (Yulianti, 2010: 7). Dari seluruh aspek yang ada, aspek perkembangan kognitif adalah aspek utama yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek yang lain. Terdapat berbagai

  Jangan STIE

  kemampuan anak dalam bidang kognitif yang harus dikembangkan, mulai dari konsep bentuk, warna, ukuran, pola, bilangan, lambang bilangan, huruf, dan sains.

  Dalam bidang sains, kompetensi dasar yang harus anak miliki adalah mampu mengenal berbagai konsep sederhana tentang kehidupan sehari-hari yang dialaminya.

  Pengenalan tentang sains hendaknya dilakukan sejak usia dini dengan proses sains secara langsung. Hal itu dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui hasilnya saja tetapi juga dapat mengerti proses dari kegiatan sains yang dilakukannya. Sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun mati. Selain itu juga dapat melatih anak menggunakan panca inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan peristiwa (Suyanto, 2008: 75). Untuk menunjang terjadinya proses tersebut, guru harus menyiapkan metode yang tepat dalam pembelajaran. Anak usia dini membutuhkan metode yang dapat membuat mereka berinteraksi langsung dengan kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini guru dapat menggunakan metode eksperimen.

  Wiwaha

  M elalui metode eksperimen, anak dapat berinteraksi langsung dengan kegiatan yang diberikan oleh guru dan membuat eksperimen-eksperimen terutama

  Plagiat

  dalam bidang sains. Dengan begitu diharapkan anak dapat memahami proses dari

  Widya

  kegiatan yang diberikan, mengerti konsep-konsep sains, dan tentunya mendukung kemampuan kognitif anak dalam keterampilan pembelajaran sains. Di samping itu penggunaan metode eksperimen juga memudahkan guru karena dapat

  Jangan STIE

  menggunakan media yang ada di lingkungan sekitar.

  Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Kelompok B di Taman Kanak-kanak (TK) Negeri Pembina Kecamatan Purworejo, keterampilan sains masih rendah. Guru lebih sering menggunakan metode pemberian tugas menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA) dan majalah TK sehingga kurang menarik minat anak. Kurang optimalnya pembelajaran sains juga disebabkan diajarkan pada anak masih bersifat abstrak, dan sulit dipahami karena anak tidak melakukannya secara langsung serta metode dan strategi pembelajaran yang diberikan kurang bervariatif.

  Anak-anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo secara umum belum dapat menguasai kemampuan sains yang meliputi keterampilan dalam melakukan perencanaan kegiatan, melakukan aktivitas eksploratif dan menyelidik, mengklasifikasi benda, mengenal sebab- akibat, memecahkan masalah, dan memiliki inisiatif. Hal itu disebabkan penggunaan metode pemberian tugas baik LKA maupun majalah TK yang sering diberikan tentunya hanya mampu mengembangkan salah satu dari aspek

  Wiwaha

  keterampilan proses sains, misalnya melalui kegiatan mencari jejak, yang hanya mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah tetapi belum dapat

  Plagiat mengembangkan aspek kemampuan sains yang lain. Widya

  Data yang diperoleh dari hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal

  24 April 2017 dapat disimpulkan bahwa kemampuan sains dari 18 anak yang diobservasi hanya 5 anak yang berkembang sangat baik, dan masih lebih dari 50%

  Jangan STIE

  anak di kelas belum mencapai kriteria berkembang sesuai harapan. Hasil ini diperoleh melalui penilaian di kelas pada saat melaksanakan pembelajaran sains.

  Saat pembelajaran berlangsung, anak banyak sibuk sendiri dengan apa yang ada di mejanya, ramai dengan teman, adapula yang diam tanpa memperhatikan. M asih belum aktifnya dalam pembelajaran sains dikarenakan anak didik belum terbiasa mengemukakan pendapat dan idenya sendiri, pembelajaran banyak didominasi anak tidak semangat dalam menerima informasi dari guru. Oleh karena itu, diperoleh ide untuk menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran guna mengembangkan kemampuan sains anak. Penggunaan metode eksperimen diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan dan keaktifan anak dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar yang dilakukan dapat memberikan pengalaman yang berkesan bagi anak dan hasil pembelajaran lebih optimal.

  Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diangkat judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Sains melalui M etode Eksperimen pada Anak Didik Kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo ”.

  Wiwaha

  B. Rumusan Masalah Plagiat

  Kemampuan sains melalui metode eksperimen pada anak didik

  Widya

  Kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo belum berkembang sesuai harapan.

  Jangan STIE C. Pertanyaan Penelitian

  Bagaimana meningkatkan kemampuan sains melalui metode eksperimen pada anak didik kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sains melalui metode eksperimen pada anak didik kelompok B Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kecamatan Purworejo.

  E. Manfaat Penelitian

  M anfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

  1. Bagi Guru Agar guru memberikan inovasi dan pengalaman baru dalam pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen.

  Wiwaha

  2. Bagi Sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki pembelajaran

  Plagiat dan meningkatkan kualitas proses belajar. Widya Jangan

  STIE

BAB II LANDAS AN TEORI A. Kajian Teori

1. S ains

  Sains secara harfiah dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Patta, 2006: 9). Perlunya mempelajari sains dalam pembelajaran adalah agar anak dapat mengerti konsep-konsep sederhana sains yang tentunya dapat bermanfaat untuk kehidupan anak sehari-hari.

  Wiwaha

  Sains secara garis besar memiliki tiga komponen, yaitu: proses, produk, dan sikap ilmiah (Patta, 2006: 11). Pembelajaran sains untuk anak usia dini tidak

  Plagiat

  hanya menitikberatkan pada hasil saja, tetapi lebih kepada proses. Dengan

  Widya

  memahami proses kegiatan sains, akan membuat anak lebih paham sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna.

a. Pengertian Keterampilan Proses S ains

  Jangan STIE

  Sains sebagai proses disebut juga kemampuan sains (science process

  skills ) atau disingkat proses sains yang merupakan keterampilan untuk

  mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh dan pengembangan ilmu itu selanjutnya (Patta, 2006: 12).

  M enurut Nuryani, dkk dalam Nugraha, (2005: 125) kemampuan sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, baik berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual), maupun keterampilan sosial.

  Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan sains untuk anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan keterampilan anak dalam mengenal dan memahami ilmu dan konsep yang ada dalam sains. Dengan penguasaan proses sains diharapkan anak mengalami perubahan dan kemajuan dalam proses-proses sains seperti kemampuan klasifikasi, aktivitas eksploratif, perencanaan kegiatan, sebab-akibat, inisiatif, dan pemecahan masalah. Dengan anak memahami proses pembelajaran sains akan memberikan hasil belajar yang berkesan dan tidak mudah lupa. Anak

  Wiwaha

  dapat menggunakan apa yang didapat dalam proses belajar sains tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

  Plagiat Widya

b. Kriteria Keterampilan Proses S ains

  Kemampuan sains perlu dikembangkan dalam pembelajaran sains anak usia dini. Alasan-alasan yang mendasari perlunya pengembangan kemampuan

  Jangan STIE

  sains (Semiawan, dkk, 1992: 14-16) adalah: 1)

  Perkembangan ilmu pengetahuan yang berlangsung semakin cepat, sehingga tidak mungkin untuk guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada anak dengan waktu mengajar yang ada. 2)

  Anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang nyata.

  3) Sifat penemuan yang tidak bersifat mutlak tetapi relatif sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir kritis.

  4) Adanya keterkaitan antara pengembangan konsep dan pengembangan sikap dan nilai.

  Kemampuan sains secara lebih rinci dapat dikelompokkan menjadi enam oleh Nuryani dalam Nugraha, (2005: 128-130), yaitu: 1) Mengamati.

  Di dalam mengamati terdapat kegiatan melihat, mencium, mendengar, mencicipi, meraba, dan mengukur yang melibatkan sebagaian atau seluruh alat indera. Hal-hal yang dapat diamati antara lain berupa gambar

  Wiwaha atau benda-benda yang diberikan kepada anak pada waktu kegiatan.

  2) Menggolongkan atau mengklasifikasi.

  Plagiat

  M enggolongkan atau mengklasifikasi merupakan suatu sistematika yang

  Widya

  digunakan untuk mengatur objek-objek ke dalam sederetan kelompok tertentu. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain mencari persamaan suatu objek dalam kelompok dan menyusun objek ke dalam suatu

  Jangan STIE

  susunan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya sifat dan fungsi. 3) Menginferensi.

  Inferensi merupakan keterampilan dalam memberikan penjelasan atau interpretasi yang akan menuju pada suatu kesimpulan mengenai hasil observasi.

  4) Meramalkan atau memprediksi.

  Keterampilan memprediksi merupakan suatu keterampilan membuat perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan sesuatu keuntungan atau pola yang sudah ada. Prediksi di dalam sains dibuat atas dasar observasi.

  5) Mengkomunikasikan.

  Kegiatan mengkomunikasikan ini melibatkan kemampuan mengutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, grafik, dan persamaan. Kegiatan ini dapat melatih anak berbahasa yang benar agar dapat dimengerti oleh orang lain.

  Wiwaha

  6) Menggunakan alat dan melakukan pengukuran.

  M enggunakan alat dan pengukuran amat penting dalam sains.

  Plagiat Penggunaan alat harus benar dan mengetahui alasan penggunaannya. Widya Pengukuran juga harus dilakukan dengan cermat dan akurat.

  M enurut Patta (2006: 33-37) secara khusus pengembangan keterampilan proses difokuskan pada keterampilan observasi, penyusunan

  Jangan STIE

  hipotesis, merancang percobaan, interpretasi, dan keterampilan komunikasi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1) Keterampilan observasi.

  Kesempatan menggunakan alat indera untuk mengamati suatu objek dan fenomena sangat penting untuk mengembangkan keterampilan observasi.

  Semakin banyak melakukan kegiatan observasi maka kemampuan

  Pada awalnya mungkin seorang anak hanya akan mengamati “permukaannya” saja, tetapi seiring dengan rasa ingin tahu yang tinggi maka anak akan mengamatinya lebih dalam lagi.

  2) Keterampilan penyusunan hipotesis.

  Hipotesis merupakan kecenderungan untuk menjelaskan beberapa hasil observasi, kejadian, dan hubungan antara setiap kejadian/ fenomena.

  Yang perlu dihindari adalah pemikiran bahwa suatu hipotesis harus selalu benar. Guru harus menanamkan kepada anak rasa percaya diri dalam mengemukakan pendapat untuk memperkirakan pemecahan masalah. Hipotesis anak terhadap adanya masalah masih sangat sederhana sesuai

  Wiwaha

  dengan pengalaman mereka. Guru dapat membantu anak dengan mengajukan pertanyaan yang menimbulkan kemungkinan jawaban dari

  Plagiat anak. Widya

  3) Keterampilan merancang percobaan.

  Keterampilan merancang percobaan ini meliputi menyusun pertanyaan, membuat prediksi, dan mencari sendiri jawaban pemecahannya. Anak

  Jangan STIE

  dilatih untuk memikirkan sendiri langkah-langkah pemecahannya tanpa instruksi yang berlebihan dari guru.

  4) Keterampilan interpretasi.

  Untuk mengembangkan ide-ide anak dari hasil mengumpulkan data yang diperlukan, mereka harus menafsirkan apa yang mereka temukan.

  Keterampilan interpretasi ini terkait dengan kemampuan memprediksi.

5) Keterampilan komunikasi.

  Dalam kegiatan sains ada banyak potensi anak yang dapat dikembangkan, salah satunya komunikasi. Anak dapat mengkomunikasi- kan ide/ pemikiran, kegiatan yang dilakukan, temuan atau kesimpulan kepada teman maupun guru.

  M enurut Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 kemampuan sains untuk anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:

1) Mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi.

  2) Menunjukkan aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik (seperti: apa yang terjadi jika air ditumpahkan)

  3) Menyusun perencanaan kegiatan yang akan dilakukan

  4) Mengenal sebab-akibat tentang lingkungannya (angin bertiup menyebabkan daun bergerak)

  5) Menunjukkan inisiatif dalam memilih tema permainan (seperti: “ayo kita bermain pura-pura seperti burung”).

  6) Memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

  Dari pendapat para ahli tersebut, dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan sains anak sesuai dengan Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 yaitu keterampilan dalam klasifikasi, aktivitas eksploratif dan menyelidik, perencanaan kegiatan, sebab-akibat, inisiatif, dan pemecahan masalah.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

c. Bentuk Kegiatan S ains untuk Anak TK

  Kegiatan sains untuk anak usia 5-6 tahun hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangannya (Suyanto, 2008: 76-80), kegiatan sains tersebut antara lain sebagai berikut:

  1) Hubungan Sebab-Akibat Terlihat Secara Langsung.

  Anak usia 5-6 tahun tidak sulit menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif.

  Sains memiliki banyak kegiatan yang akan memudahkan anak untuk mengetahui adanya hubungan sebab-akibat secara langsung, salah satunya dengan neraca dari kayu untuk kegiatan menimbang benda.

  Wiwaha

  2) Memungkinkan Anak Melakukan Eksplorasi.

  Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak untuk melakukan

  Plagiat

  eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada di sekitarnya, misalnya

  Widya

  bermain dengan air, magnet, balon, layang-layang, suara, dan bayang- bayang yang akan menyenangkan bagi anak. Anak dapat menggunakan panca inderanya untuk bereksplorasi atau melakukan penyelidikan.

  Jangan STIE

  3) Memungkinkan Anak Mengkonstruksi Pengetahuan Sendiri.

  Kegiatan sains tidak cukup dengan memberi tahu anak tentang definisi atau nama-nama objek dengan cerita maupun gambar. Tetapi sains untuk anak membutuhkan objek yang nyata agar anak dapat berinteraksi secara langsung guna melatih kemampuan mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Sebagai contoh untuk mengenalkan kereta api, anak dapat dibawa ke stasiun untuk melihat secara langsung bentuk dari kereta api.

  4) Memungkinkan Anak Menjawab Persoalan “Apa” Daripada “Mengapa”.

  Pertanyaan “mengapa” merupakan pertanyaan yang sulit dijawab oleh anak karena masih terdapat keterbatasan untuk menghubungkan sebab- akibat. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika sebab-akibat. sebagai contoh saat anak bermain air di pipa, lalu anak ditanya, “Apa yang akan terjadi jika ujung pipa ini dinaikkan?”. Anak dapat menjawab “Air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih rendah”. Anak tidak perlu ditanya “M engapa jika ujung ini dinaikkan air mengalir ke ujung

  Wiwaha yang lebih rendah?” Hal itu tidak akan bisa dijawab oleh anak.

  5) Lebih Menekankan Proses Daripada Produk.

  Plagiat

  Kegiatan sains yang menunjang anak untuk bereksplorasi dengan benda-

  Widya benda disekitarnya dengan cara yang lebih menyenangkan bagi anak.

  Anak tidak akan berpikir hasilnya, mereka secara alami akan menemukan berbagai pengertian dari interaksinya tersebut, sehingga dapat diartikan

  Jangan STIE

  bahwa proses lebih penting dari produk/ hasil. 6) Memungkinkan Anak Menggunakan Bahasa Dan Matematika.

  Kegiatan pengenalan sains hendaknya terpadu dengan ilmu lain seperti bahasa, matematika, dan seni. M elalui bahasa, anak dapat menceritakan apa yang baru ia lakukan kepada temannya. M elalui matematika, anak dapat melakukan pengukuran dengan bilangan dan juga membaca angka.

  Sedangkan melalui seni, anak dapat menggambarkan objek yang dia amati kemudian mewarnainya.

7) Menyajikan Kegiatan Yang Menarik (The Wonder Of Science).

  M elalui sains, berikan percobaan yang menarik bagi anak misal sulap. Guru dapat menggunakan ilmu sains untuk membuat percobaan yang ajaib bagi anak TK yang masih memiliki pemikiran magis. Kegiatan sains yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mencampur warna, menimbang, bermain magnet, dan terapung tenggelam.

d. Materi S ains untuk Anak Usia 5-6 Tahun

  Kegiatan sains yang dapat diberikan untuk anak TK usia 5-6 tahun (Suyanto, 2008: 80-108) antara lain yaitu mengenal gerak, mengenal zat cair, mengenal timbangan atau neraca, bermain gelembung sabun, mencampur warna dan zat, mengenal benda-benda lenting, bermain dengan udara, bermain bayang bayang, melakukan percobaan sederhana, mengenal api dan pembakaran, mengenal es, bermain pasir, bermain dengan bunyi, bermain magnet, dan menyayangi binatang. M ateri sains yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah menanam kacang ijo, bermain magnet, dan melakukan percobaan sederhana.

  Dalam pembelajaran sains diperlukan suatu metode agar anak memiliki

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

2. Metode Eksperimen

  mengenai konsep sains. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode eksperimen. M enurut M ulyani, dkk (1999: 159) alasan penggunaan metode eksperimen adalah untuk memberikan kesempatan anak mengalami atau melakukan sendiri percobaannya, mengikuti proses, mengamati objek, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang kegiatan yang dilakukan.

a. Pengertian Metode Eksperimen

  Pendapat Winarno (Tri M ulyani, 2000: 22) menyatakan bahwa metode eksperimen dimaksudkan sebagai kegiatan anak untuk mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati dengan mata kepala sendiri proses dan hasil percobaan. Sejalan dengan pendapat di atas, Roestiyah (2001: 80) berpendapat

  Wiwaha

  bahwa teknik eksperimen adalah salah satu cara mengajar, di mana anak melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati proses dan

  Plagiat

  menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan

  Widya ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

  Sementara menurut Syaiful, dkk (2006: 82) metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana anak melakukan

  Jangan STIE

  percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini, anak diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Senada dengan hal ini, Tri M ulyani (2000: 23) menjelaskan bahwa metode eksperimen ini lebih berorientasi pada anak dalam kegiatan menemukan sendiri informasi yang betul-betul jadi miliknya.

  Dari pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode dimana anak diberikan kebebasan untuk melakukan percobaan dengan petunjuk dan bimbingan dari guru. M etode ini mencoba membantu siswa untuk lebih terlibat aktif dalam kegiatan yang diberikan oleh guru. M etode eksperimen ini berpusat terhadap proses dan hasil eksperimen.

b. Tujuan Pemakaian Metode Eksperimen

  Wiwaha

  Pemakaian metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar (M oedjiono, dkk, 1992: 77-78) bertujuan untuk:

  Plagiat

  1) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi,

  Widya

  atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.

  2) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada Jangan

  STIE hasil eksperimen, melalui eksperimen yang sama.

  3) Melatih anak merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan.

  4) Melatih anak menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi, atau data yang terkumpul melalui percobaan.

c. Keunggulan dan Kekurangan Metode Eksperimen

  Keunggulan dan kekurangan metode eksperimen (M oedjiono, dkk, 1992: 79-80) sebagai berikut:

  1) Keunggulan dari metode eksperimen adalah:

  a) Anak secara aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukannya melalui percobaan yang dilakukan.

  b) Anak memperoleh kesempatan untuk membuktikan kebenaran teoretis secara empiris melalui eksperimen, sehingga anak terlatih membuktikan ilmu secara ilmiah.

  c) Anak berkesempatan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah,

  Wiwaha dalam rangka menguji kebenaran hipotesis-hipotesis.

  2) Kekurangan dari metode eksperimen mencakup:

  Plagiat

  a) Memerlukan peralatan, bahan, dan atau sarana eksperimen bagi

  Widya

  setiap anak atau sekelompok anak. Hal ini perlu dipenuhi karena jika tidak tersedia akan mengurangi kesempatan anak bereksperimen.

  b) Jika eksperimen memerlukan waktu yang lama, akan mengakibatkan Jangan

  STIE berkurangnya kecepatan laju pembelajaran.

  c) Kurangnya pengalaman anak maupun guru dalam melaksanakan eksperimen, akan menimbulkan kesulitan tersendiri dalam melaksanakan eksperimen.

  d) Kegagalan atau kesalahan dalam eksperimen akan mengakibatkan perolehan hasil belajar, berupa informasi, fakta, atau data yang salah Sedangkan menurut M ulyani, dkk (1999: 158-159) keunggulan dan kekurangan metode eksperimen adalah sebagai berikut: 1)

  Keunggulan metode eksperimen adalah:

  a) Membuat peserta didik percaya pada kebenaran kesimpulan percobaan yang dilakukannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.

  b) Peserta didik aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukannya.

  c) Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah.

  d) Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realisitis.

e) Hasil belajar menjadi kepemilikan peserta didik yang bertalian lama.

  2) Kekurangan metode eksperimen mencakup:

  a) Memerlukan peralatan percobaan yang komplit

  b) Dapat menghambat laju pembelajaran dalam penelitian yang memerlukan waktu lama.

  c) Menimbulkan kesulitan bagi guru dan peserta didik apabila kurang berpengalaman dalam penelitian.

  d) Kegagalan dan kesalahan dalam bereksperimen akan berakibat pada kesalahan menyimpulkan.

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

d. Prosedur Pemakaian Metode Eksperimen

  Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam memakai metode eksperimen menurut M oedjiono, dkk (1992: 78-79), langkah- langkah berikut ini dapat diikuti.

  1) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, yang mencakup kegiatan:

  a) Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapai; b)

  Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di sekolah;

  Wiwaha

  c) Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan

  Plagiat

  kepada anak, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-

  Widya

  kemungkinan yang akan terjadi;

  d) Menyediakan peralatan, bahan dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan; dan

  Jangan STIE

  2) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan-kegiatan:

  a) Mendiskusikan bersama seluruh anak mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati selama eksperimen;

  b) Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh anak, di mana anak mengamati yang dieksperimenkan; dan

  3) Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, melalui kegiatan-kegiatan:

  a) Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen;

  b) Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan, atau sarana lainnya; dan c) Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.

  e. Langkah-langkah Pembelajaran dalam Penelitian

  1) Anak dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anak. 2)

  Guru bercakap-cakap dengan anak mengenai prosedur, peralatan, dan bahan, yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan.

  3) Anak diajak melakukan prediksi dari percobaan yang akan dilakukan. 4)

  Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan percobaan disertai contoh dan menyampaikan kepada anak hal-hal yang perlu diamati selama percobaan. 5)

  Anak mempraktikkan sendiri apa yang telah disampaikan oleh guru, membuktikan kebenaran dari prediksi yang dilakukan, dan mengatasi permasalahan yang diberikan guru dalam percobaan. 6)

  Guru berdiskusi dengan anak untuk menarik kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan.

  M enurut Bawani (Yasin, 2007: 10)Anak usia dini adalah anak yang sedang

  STIE Widya Wiwaha

  Jangan Plagiat

3. Karakteristik Anak Usia Dini

  akan ditumbuhkan kemampuan emosinya agar setelah dewasa nanti berkemungkinan besar untuk memiliki kecerdasan. National Association for the

  

Education of Young Children (Tadkiroatun M usfiroh, 2008: 1) mengatakan bahwa

  anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Seluruh aspek perkembangan anak harus dikembangkan secara optimal karena anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya (Yuliani, 2009: 6).

  Anak usia dini juga memiliki karakteristik yang khas baik fisik maupun psikis. Pengalaman yang didapat anak pada saat usia dini akan berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya. Oleh karena itu masa kanak-kanak

  Wiwaha

  merupakan masa yang sangat penting, sehingga segala aspek perkembangan yang dimiliki anak harus dikembangkan dengan optimal.

  Plagiat

  Anak usia dini mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang

  Widya

  sangat pesat. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang baik, setiap anak memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Secara umum Hartati (Siti, dkk, 2008: 1.4- 1.12) berpendapat bahwa beberapa ciri anak usia dini adalah sebagai berikut:

  Jangan STIE

  a.

  Memiliki ingin tahu yang besar.

  Anak usia dini memiliki ketertarikan yang besar terhadap dunia dan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Anak usia dini mulai gemar bertanya tentang banyak hal dan suka membongkar sesuatu untuk memenuhi rasa ingin tahunnya. b.

  Merupakan pribadi yang unik.

  Secara umum anak memiliki pola perkembangan yang sama antara satu dengan yang lainnya, tetapi pada dasarnya setiap anak memiliki keunikan masing-masing, misal dalam gaya belajar, minat, dan latar belakang keluarga.

  c.

  Suka berfantasi dan berimajinasi.

  Anak usia dini sangat suka berfantasi atau berimajinasi tentang apa saja. M ereka membayangkan berbagai hal yang melampaui kondisi nyata. Anak suka menceritakan segala sesuatu yang sebenarnya tidak ada atau tidak pernah ia alami. Salah satu bentuk dari proses imajinasi adalah adanya teman imajiner, yang bisa berupa orang, hewan, atau benda.

  Wiwaha d.

  Masa paling potensial untuk belajar.

  Anak usia dini sering disebut dengan istilah golden age atau usia emas. Hal

  Plagiat

  itu dikarenakan masa usia dini merupakan masa yang potensial untuk anak

  Widya

  dalam belajar karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai aspek.

  e.

  Menunjukkan sikap egosentris. Jangan

  STIE

  Egosentris diartikan bahwa anak usia dini umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, bukan dari sudut pandang orang lain.

  Anak lebih sering berpikir dan berbicara tentang dirinya serta melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya.

  f.

  Memiliki daya rentang konsentrasi yang pendek.

  Dalam pembelajaran, anak sering sekali berpindah dari satu kegiatan ke perhatian anak yang pendek, sehingga mudah teralihkan pada kegiatan yang lain.

  g.

  Sebagai bagian dari makhluk sosial.

  Anak usia dini mulai melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya dan lingkungannya. Ia mulai belajar berbagi, mengalah, dan sabar menunggu giliran dalam bermain. Anak juga belajar untuk dapat diterima di dalam lingkungan sosialnya. Jika dia ingin menang sendiri, ia akan dijauhi oleh teman-temannya. Oleh karena itu anak akan berperilaku sesuai harapan sosialnya karena dia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.

  Wiwaha

  M enurut Rohman (2002: 33) karakteristik anak usia dini yaitu di antaranya: a.

  Usia 0-1 tahun.

  Plagiat

  Pada masa bayi perkembangan anak mengalami percepatan luar biasa

  Widya

  dibanding usia selanjutnya. Karakteristik anak usia dini ini antara lain mempelajari keterampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri, dan berjalan, mempelajari komunikasi sosial, serta mengembangkan

  Jangan STIE

  komunikasi prabahasa berupa tangis, celoteh, isyarat, dan ungkapan emosional.

  b.

  Usia 2-3 tahun.

  Beberapa karakteristik usia ini antara lain anak aktif mengeksplorasi benda- benda yang ada di sekitarnya, mengembangkan kemampuan bicara dengan satu dua kata, dan mulai belajar mengembangkan emosi. c.

  Usia 4-6 tahun.

  Secara umum karakteristik usia ini antara lain secara motorik anak semakin aktif melakukan aktivitas, secara bahasa anak sudah mampu berkomunikasi dengan baik, bentuk permainan anak sudah bersifat pararel, artinya anak mulai bermain permainan yang memerlukan kerja sama, dan perkembangan kognitif berkembang sangat pesat.

  d.

  Usia 7-8 tahun.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN Turina Dyah Puspitorini TK NEGERI PEMBINA

0 4 11

PENINGKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF MELALUI PEMBELAJARAN SAINS PEMULA DENGAN METODE PROYEK DI TAMAN KANAK-KANAK

0 0 17

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN BOLA PADA ANAK KELOMPOK B TK KUNTUM KEDURUS SURABAYA SKRIPSI

0 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS MELALUI KEGIATAN PENCAMPURAN WARNA PADA ANAK KELOMPOK B TK SIWI PERTIWI KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20182019 SKRIPSI

1 4 91

PENGEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK AT TAWAKAL KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU - Raden Intan Repository

0 2 132

UPAYA GURU MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI GERAK MANIPULATIF DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 1 122

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN OUTBOUND USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK PEMBINA KOTAAGUNG TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 2 146

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B DI TAMAN KANAK-KANAK RAUDHATUL ANELI SUKABUMI BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 14 165

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI PENERAPAN PERMAINAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK ANDINI SUKARAME BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

1 34 121

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BONEKA JARI PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI CIBEREM KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

0 2 14