Hubungan antara harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional dan jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional tahun 1995-2005 - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA HARGA JUAL KEDELAI, LUAS AREAL TANAM, HARGA BERAS, HARGA PUPUK, HARGA KEDELAI

  INTERNASIONAL DAN JUMLAH IMPOR KEDELAI DENGAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL TAHUN 1995-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh:

Petrus Satrio Prakoso

NIM : 041324025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEMBAHAN

Untuk Kedua orang tuaku yang senantiasa mendukung aku, Aku sayang Kalian Untuk 2 kakak dan 2 adikku, terimakasih buat kritik ,saran dan dukungan untukku selama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

“Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua” “ Peluang selalu datang bagi orang-orang yang berusaha” “Cinta itu sabar, lemah lembut, tidak mendendam, rela berkorban” “Pemuda adalah pikiran yang bertindak, bukan hanya terbatas pada usia”

  

“Sejarah manusia Indonesia adalah sejarah melawan lupa” (Milan Kundera)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA HARGA JUAL KEDELAI, LUAS AREAL

TANAM, HARGA BERAS, HARGA PUPUK, HARGA KEDELAI

  

INTERNASIONAL DAN JUMLAH IMPOR KEDELAI DENGAN

PRODUKSI KEDELAI NASIONAL TAHUN 1995-2005

  Petrus Satrio Prakoso Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2009

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara harga jual kedelai, luas areal tanam, harga beras, harga pupuk, harga kedelai internasional dan jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional pada tahun 1995- 2005.

  Penelitian studi ex post facto ini dilaksanakan pada minggu ketiga Juni tahun 2008. Metode pengumpulan data adalah dengan dokumentasi yang bersumber dari Departemen Pertanian (Deptan) dan Badan Pusat Statistik (BPS). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa korelasi product moment dari Pearson.

  Dari penelitian ini disimpulkan bahwa : (1) ada hubungan antara harga jual kedelai dengan produksi kedelai nasional; (2) ada hubungan antara luas areal tanam dengan produksi kedelai nasional; (3) ada hubungan antara harga beras dengan produksi kedelai nasional; (4) ada hubungan antara harga pupuk dengan produksi kedelai nasional; (5) tidak ada hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi kedelai nasional dan (6) ada hubungan antara jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE PRICE OF SOYBEAN, THE

WIDTH OF PLANTATION AREA, THE PRICE OF THE FERTILIZER,

THE INTERNATIONAL SOYBEAN PRICE AND THE AMMOUNT OF

  

IMPORTED SOYBEAN AND THE NATIONAL SOYBEAN

PRODUCTION 1995-2005

  Petrus Satrio Prakoso Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2009

  This research aims to find out; the relationship between the price of soybean, the width of plantation area, the price of the fertilizer, the international soybean price, and the amount of imported soybean and national soybean production.

  The research based on ex post facto and carried out at the third week of June 2008. The data collecting method was documentation which based on Department of Agriculture and Statistics Centre Board. The analysis technique was product moment correlation by Pearson.

  The results can be concluded that: (1) there is relationship between the national soybean price and the national soybean production; (2) there is relationship between the width of plantation area and the national soybean production; (3) there is relationship between the price of the fertilizer and national soybean production; (4) there is relationship between the fertilizer price and the national soybean production; (5) there is no relationship between the international soybean price and national soybean production and (6) there is relationship between the amount of imported soybean and national soybean production.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa atas terselesaikannya penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Jual Kedelai, Luas Areal Tanam, Harga Beras, Harga Pupuk, Harga Kedelai Internasional Dan Jumlah Impor Kedelai Dengan Produksi Kedelai Nasional Tahun 1995-2005”. Telah banyak tenaga, pikiran dan waktu yang penulis curahkan untuk menyelesaikan skripsi ini dan banyak pula pihak-pihak yang ikut membantu dalam terselesaikannya tugas akhir ini. Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis tujukkan kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengerjakan skripsi ini.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin pada penulis untuk mengerjakan skripsi.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin pada penulis untuk mengerjakan skripsi.

  4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M. Si selaku dosen pembimbing pertama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kepada penulis.

  5. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing dua yang telah dengan sabar memberikan dorongan, saran, kritik dan keseediaan meluangkan waktu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto, Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.Si., Bapak Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., Drs. Markiswo terima kasih bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

  7. Seluruh pihak administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, staf dan karyawan UPT Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

  Bapak dan Ibu terimakasih untuk kasih sayang, doa, kepercayaan yang 8. terus mengiringi langkahku dalam menjalani hidupku ini. Teruntuk dua kakakku dan dua adikku, bagiku kalian tidak akan pernah 9. tergantikan oleh apapun.

  10. Teruntuk Tambatan hatiku, Amelia Fristy Kusuma (MelzQue), terimakasih sudah menemani selama proses dan selalu ada di sisiku dan selalu mendukungku. Semoga hidup menjadi lebih indah dengan kebersamaan kita.

  11. Kawan-kawan seperjuangan PE’04 (Yanu, Yogi, Eri, Rico, Sigit, Icak, Titus, Yosti, Rico, Sari, Rosa, Tutik, Ria, Puji, Ari, Ratna, Santi, Melda, Kristin, Riri, Hayu, Yanti, Iis, Leni, Ina) terimakasih atas kerjasama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  arti.

  12. Buat kawan-kawan FPPI Kota Yogyakarta dan kawan-kawan TADJAM salam NADEMKRA. Terimakasih buat pendidikan, pengalaman dan jaringan yang diberikan, susah dan senang kita bersama.

  13. Buat teman-teman HMJ/HMPS dan BEMU/BEMF, UKM terimakasih atas proses pendewasaan pemikiran dan tindakan yang telah diberikan selama ini.

  14. Terimakasih buat temen-temen kos Grinjing 5A : Ari, Heri, Doni, Fred, Nanang, Rinto, Claus, Aldo.

  15. Buat si “Ganteng” B 6523 CCB, terimakasih untuk suka dan dukanya dan tetap setia mengantarkan aku dalam mengerjakan skripsi ini.

  Semoga kebaikan hati pihak-pihak yang disebutkan di atas mendapatkan balasan dari Tuhan.

  Meskipun penulis sudah berusaha sebaik-baiknya dalam menyusun skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa penulis perlukan dalam perbaikan skripsi ini.

  Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................................. v

MOTTO.................................................................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................................ vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................................. viii

ABSTRAK............................................................................................................................. ix

ABSTRACT........................................................................................................................... x

KATA PENGANTAR........................................................................................................... xi

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL.................................................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................. xviii

  

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 6 C. Tujuan Penelitian................................................................................................... 7 Manfaat Penelitian................................................................................................. 8 D.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 9

Kedelai sebagai sumber protein nabati di Indonesia…………………………… A.

  9 Dinamika Kebijakan Perkedelaian Nasional…………………………………… 10 B.

  C. Faktor-faktor yang mempunyai hubungan dengan Produksi Kedelai................... 12

  2. Luas Areal tanam kedelai di Indonesia…………………………………… 14

  32

  42 C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………………… 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Pengujian Hipotesis………………………………………………………

  39

  1. Prasyarat Uji Analisis……………………………………………………

  39

  

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………………………. 38

A. Deskripsi Data…………………………………………………………………… 38

B. Analisa Data……………………………………………………………………

  Teknik Analisis Data.................................................................................... 33 2. Pengujian Hipotesis...................................................................................... 35

  D. Teknik Analisis Data............................................................................................. 33 1.

  2. Definisi operasional variabel bebas (independent variable)........................ 32

  32 1. Macam Variabel........................................................................................

  3. Harga beras nasional……………………………………………………… 16

  31 C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya.............................................................

  31 B. Waktu Penelitian.................................................................................................

  30 2. Sumber Data..............................................................................................

  30 1. Jenis Data ..................................................................................................

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................................... 30

A.

Jenis Penelitian...................................................................................................

  27 F. Hipotesis……………..………………………………………………………… 28

  D. Penelitian Terdahulu……………………………………………………………. 24

E. Kerangka Pemikiran…………………………………………………………….

  6. Jumlah impor kedelai Nasional…………………………………………... 22

  5. Harga kedelai internasional………………………………………………. 20

  4. Harga pupuk nasional…………………………………………………….. 18

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Hubungan luas areal tanam terhadap produksi kedelai nasional................. 49

  3. Hubungan harga beras terhadap produksi kedelai nasional......................... 50

  4. Hubungan harga pupuk terhadap produksi kedelai nasional....................... 51

  5. Hubungan harga kedelai internasional terhadap produksi kedelai nasional 51

  6. Hubungan jumlah impor kedelai terhadap produksi kedelai nasional......... 52

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....……………………………………………........ 56 A. Kesimpulan............................................................................................................ 56 B. Saran.................................................................................................................... 58 C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................................... 59 D. Saran untuk peneliti lain........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………........ 61

LAMPIRAN……………………………………………………………………………....... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Impor Tanaman Pangan (dalam juta ton)Tabel 2.1 Kebijakan Perkedelaian NasionalTabel 2.2 Tingkat Harga Jual Kedelai Nasional Tahun 1995 – 2005Tabel 2.3 Luas Areal Tanam Kedelai Nasional Tahun 1995 – 2005Tabel 2.4 Harga Beras Nasional Tahun 1995 – 2005Tabel 2.5 Harga Pupuk Nasional Tahun 1995 – 2005Tabel 2.6 Kebutuhan pupuk urea, SP-36, ZA dan KCI untuk sektor pertanian (ton) tahun 2008Tabel 2.8 Harga Kedelai Internasional Tahun 1995 – 2005Tabel 2.9 Impor kedelai Nasional Tahun 1995 – 2005Tabel 4.1 Data variabel Terikat dan variabel bebasTabel 4.2 Hasil Uji NormalitasTabel 4.3 Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian

  Tabel 4. 4 Nilai Korelasi Pearson Tabel 4. 5 Perbandingan Nilai r hitung dan Nilai r tabel serta tingkat signifikansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencahariaan sebagian

  besar penduduknya adalah bercocok tanam. Sekitar tahun 1963-2003, jumlah rumah tangga pertanian meningkat pesat dari tahun 1963 sebesar 12.236 ribu (tanpa Irian Jaya), tahun 1973 sebesar 14.373 ribu dan menjadi 19.505 ribu pada tahun 1983, 20.832 ribu pada tahun 1993 dan menjadi 24.869 ribu pada tahun 2003. Rumah tangga pertanian ini mampu memproduksi berbagai macam produk pertanian, salah satunya adalah kedelai. Swasembada kedelai pernah terjadi pada tahun 1992 dengan produksi nasional yang mencapai 1,8 juta ton, tetapi sekarang hal itu seakan-akan tinggal cerita, dan terus mengalami kemunduran setelah pemerintahan Presiden Soeharto.

  Problematika ini tidak dapat diatasi bila mencoba mengurangi konsumsi tetapi dengan meningkatkan produksi kedelai. Berbagai penelitian dari lembaga-lembaga pendidikan sampai saat ini sudah banyak melahirkan rekomendasi-rekomendasi baru, namun rekomendasi tersebut hanya berhenti di ranah penelitian karena tidak mampu disinergiskan dengan para pelaksana lapangan seperti petani dan pejabat pemerintahan suatu daerah sehingga peningkatan produksi kedelai tidak pernah dapat terlaksana.

  Saat ini kemandirian Indonesia dalam hal pangan menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pemerintah dalam mengatasi ketahanan pangan. Pemerintah lebih bergantung pada impor dibandingkan memperkuat sektor pertanian sebagai salah satu faktor produksi dalam mengatasi ketahanan pangan. Solusi yang terus menerus impor berbagai produk pangan dari berbagai negara membuat sekian problematika pangan di Indonesia seakan tidak pernah selesai. Dalam hal beras, kekurangan beras diatasi dengan impor beras sehingga Indonesia sempat menjadi importir terbesar di dunia dari tahun 1998-2001. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan produk pangan yang lain seperti gula, daging sapi, garam, kedelai, jagung, dan kacang tanah maupun susu. Rendahnya harga kedelai untuk dijual membuat para petani kedelai khususnya beralih tanam ke jagung dan padi. Hal ini yang membuat produksi kedelai mengalami penurunan.

  Semua produk pertanian seharusnya tidak pernah lepas dari perhatian pemerintah, namun yang terjadi dalam pelaksanan adalah sebaliknya. Kedelai yang merupakan salah satu komoditi pertanian menjadi hangat untuk diperbincangkan, dari masalah produksi, impor, nilai kedelai melambung tinggi dan lain-lain. Kacang kedelai bagi industri pengolahan pangan di Indonesia banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu, tempe dan kecap dan susu. Jenis industri yang tergolong skala kecil - menengah ini, jumlahnya sangat banyak sehingga menyebabkan tingginya tingkat kebutuhan konsumsi kedelai. Lonjakan importasi kedelai terjadi karena adanya peningkatan konsumsi produk industri rumahan, seperti tahu dan tempe. Jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  daging (http://www.sinarharapan.co.id).

  Ketahanan pangan di Indonesia sendiri sebenarnya masih dapat dikatakan lemah, hal ini dikarenakan tingkat harga jual setiap produk yang tergolong cukup mahal dan tidak dapat bersaing dengan kedelai impor, contohnya pada tahun 2005 harga kedelai impor Rp2.800, sedangkan harga kedelai lokal Rp3.500 per kilogram, tahun 2006 harga kedelai impor Rp2.600 sedangkan kedelai lokal Rp3.500 per kilogram, dan pada 2007 harga kedelai impor Rp3.200 sedangkan kedelai lokal Rp3.400 per kilogram

  http://www.antara.co.id

  ( ). Rendahnya harga jual kedelai ini ternyata yang ikut menyebabkan produksi kedelai Nasional pun rendah karena petani enggan menanam komoditas yang memiliki harga jual yang rendah.

  Sementara itu, luas areal tanaman kedelai di Indonesia dari tahun ke tahun terus menurun. Bahkan, pada kurun waktu 1995 hingga 2007 mengalami penurunan cukup signifikan, yakni sekitar 61,75 persen atau sekitar 7.961.200 hektare. Pada periode 1995-1999, luas areal tanam kedelai masih di atas satu juta hektare, sekarang turun drastis jauh di bawah satu juta hektare, dengan produktivitas stagnan, tidak lebih dari 1,3 ton per hektare. Hal inilah yang kemudian menyebabkan produksi kedelai nasional pun dari tahun ke tahun juga mengalami penurunan. Saat ini Indonesia harus mengimpor kedelai 1,3 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebanyak 2 juta ton per tahun karena produksi nasional hanya 700 ribu ton. Untuk mencapai swasembada kedelai, perlu diterapkan beberapa strategi diantaranya dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saat ini luas areal tanam kedelai di Indonesia hanya sekitar 600 ribu hektare (ha) dengan produktivitas tanaman 1,3 ton/ha sedangkan untuk mencapai swasembada, harus ada perluasan hingga mencapai 1,5 juta ha serta peningkatan produktivitas lahan hingga 1,5 ton/ ha ( http://mediaindonesia.com ).

  Rendahnya jumlah areal tanam untuk komoditas kedelai ini dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi kedelai nasional.

  Harga beras yang terjadi di Indonesia sendiri selalu berfluktuasi pada tahun-tahun belakangan ini. Beras yang berfungsi sebagai barang komplementer bagi tanaman pangan yang lain, salah satunya adalah kedelai. Fungsi beras sebagai barang utama ikut mempengaruhi komoditas lain yang berperan sebagai barang komplementer. Penurunan harga beras pun tentunya ikut memicu penurunan harga tanaman pangan yang lain seperti kedelai. Penurunan ini tentunya akan menyebabkan penurunan jumlah produksi kedelai nasional.

  Pupuk menjadi salah satu faktor produksi bagi petani, karena dengan pupuk yang ikut menentukan seberapa banyak tanaman yang dipanen nanti.

  Mayoritas petani menggunakan pupuk urea sebagai pupuk yang utama karena dinilai instant dan hasilnya terlihat dengan jelas. Namun, harga pupuk ini pun terbilang cukup mahal apabila dibandingkan dengan pupuk yang lain. Rendahnya harga pupuk pasti akan berimbas pada rendahnya produksi kedelai yang dihasilkan oleh petani.

  Indonesia menganut model perekonomian terbuka sehingga apapun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Nasional. Harga kedelai internasional memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga kedelai nasional. Impor kedelai yang dilakukan Indonesia memiliki pengaruh negatif karena menurunkan harga jual kedelai sehingga produksi yang dilakukan oleh petani pun menjadi menurun karena petani hanya mendapatkan untung yang sedikit.

  Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas ini, Indonesia ikut terjun di dalamnya. Sementara itu, kebijakan tata niaga impor kedelai menyebabkan masuknya kedelai impor dengan harga murah, menyebabkan petani Indonesia sulit untuk bersaing. Menurut Siswono Yudhohusodo bahwa kedelai impor harganya lebih murah dan bisa dikredit, berbeda dengan kedelai lokal yang tidak bisa dikredit (harus cash).

  Impor tanaman pangan sebagian besar berasal dari negara- negara core

  zone

  dan semi perriferal. Untuk impor kedelai saja, negara pengimpor adalah AS, Argentina, Singapura, Malaysia dan Kanada. Impor tanaman pangan yang lain banyak didominasi oleh Cina, Thailand, India, Malaysia, Kanada dan AS.

  Besarnya impor tanaman pangan Indonesia dari tahun 2003- 2007 dapat dilihat pada tabel 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel I.1. Impor Tanaman Pangan Indonesia (dalam juta ton)

  Komoditas 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber impor Beras 1,43 0,24 0,19 0,44 1,3 Vietnam, Thailand,

  India, Taiwan, Maladewa

  

Kedelai 1,192 1,12 1,09 1,13 1,08 AS, Argentina,

Singapura, Malaysia, Kanada

  Jagung 1,35 1,09 0,19 1,178 0,652 Cina, Thailand, AS, Argentina, India

  Gula pasir 0,54 0,66 0,99 0,68 0,92 Thailand, India, Malaysia, Korea, UEA

  Gandum 3,5 4,54 4,43 4,48 3,6 Kanada, Australia,AS, Cina, Russia

  Sumber : BPS (Gatra, 30 Januari 2008)

  Jagung dan kedelai, dua komoditi yang paling sangat tinggi impornya di samping gula dan beras. Setiap tahun Indonesia mengimpor biji kedelai tak kurang 1,1 juta ton dan jagung 1,3 juta ton. Bahkan bungkil kedelai Indonesia merupakan net importir dengan jumlah impor rata-rata 1 juta ton. Padahal, kedua komoditi ini dianggap sangat vital bagi ketahanan pangan.

B. Rumusan Masalah

  Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu: Apakah ada hubungan antara tingkat harga jual kedelai dengan produksi 1. kedelai?

  2. Apakah ada hubungan antara luas areal tanam kedelai dengan produksi kedelai?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Apakah ada hubungan antara harga pupuk dengan produksi kedelai?

  5. Apakah ada hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi kedelai?

  6. Apakah ada hubungan antara jumlah impor kedelai dengan produksi kedelai?

C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk:

  1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat harga jual perdagangan besar kedelai dengan produksi kedelai.

  2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara luas areal tanam kedelai dengan produksi kedelai.

  3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara harga jual beras dengan produksi kedelai.

  4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara harga pupuk dengan produksi kedelai.

  5. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara harga kedelai internasional dengan produksi kedelai.

  6. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jumlah kedelai impor dengan produksi kedelai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini berguna bagi berbagai pihak, yakni:

  1. Bagi Pemerintah (Deptan dan Dinas Pertanian) Sebagai masukan dan saran bagi Pemerintah agar secara langsung maupun tak langsung untuk mampu mengembangkan sektor pertanian dan mencapai ketahanan pangan di Indonesia.

  2. Mahasiswa dan masyarakat Luas Sebagai masukan bagi mahasiswa agar mampu mengetahui potensi kedelai di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang terkait. Sementara itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dan masukan bagi masyarakat luas yang bergelut di bidang pertanian.

  Bagi Universitas Sanata Dharma 3.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan tambahan literatur referensi perpustakaan yang nantinya berguna bagi seluruh civitas Universitas Sanata Dharma.

  4. Bagi Penulis Penelitian ini membantu penulis untuk mampu menganalisa permasalahan pertanian dari segi subjek pendidikan, dalam hal ini adalah orang tua dan siswa. Penelitian ini juga menjadi kesempatan bagi penulis untuk menambah pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kedelai sebagai sumber Protein nabati di Indonesia Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama,

  meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. Kedelai merupakan tanaman dengan kadar protein tinggi sehingga tanamannya digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak. Indonesia saat ini mendapatkan pasokan kedelai terbesar dari Amerika dan Argentina.

  Konsumsi kedelai di negara kita adalah 2 juta ton/tahun dan komoditi kedelai telah menyedot devisa sebanyak 3 trilyun rupiah / tahun. Dan saat ini para pengusaha dan pengrajin tempe tahu sedang resah dikarenakan harga kedelai mengalami kenaikan. Kedelai telah mengalami kenaikan harga mulai bulan Oktober 2007.

  Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong- polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara Glycine soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara.

  Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya vitamin (asam

  fitat

  ) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu (tofu), bermacam- macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe, susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa), tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel).

B. Dinamika Kebijakan Perkedelaian Nasional

  Pembatasan pemerintah melalui berbagai kebijakan yang diberlakukan menjadikan pasar kedelai dalam negeri menjadi tidak stabil yang diindikasikan dengan perbedaan harga kedelai dalam negeri dan internasional yang terjadi masih lebar yang mengakibatkan daya tarik petani dalam negeri untuk memproduksi kedelai sangat kecil. (Kompas, 2006).

  Berbagai macam kebijakan yang terjadi selama ini terbagi menjadi kebijakan harga dasar, kebijakan stabilisasi harga dan impor. Banyak yang berubah setelah swasembada kedelai tahun 1992, Pemerintah tidak mempertahankan produksi kedelai dalam negeri. Hal ini bermula dari batasan yang disepakati dalam Letter of Intent (LoI) pada 24 Juni 1998 yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  persen. Untuk dapat mencukupi kebutuhan kedelai nasional, pemerintah lebih memilih melakukan impor dibandingkan menguatkan produksi dalam negeri.

  Perkembangan mutakhir tentang tiga paket kebijakan yang terdiri dari 1)menurunkan bea masuk impor dari 10 persen menjadi 0 persen, 2) mendorong untuk menggerakkan pertanian kedelai di berbagai tempat di tanah air. 3) perlu dilakukan komunikasi dengan para importir untuk ikut menyelamatkan harga kedelai agar tidak terjadi guncangan baru bagi perekonomian (http://www.marabandung.net).

  Ketergantungan Indonesia atas impor pun semakin meningkat, sementara pemerintah lebih memfokuskan pada impor, petani-petani kedelai pun ternyata lebih memilih menanam tanaman pangan lain seperti beras dan jagung. Berdasarkan pada uraian diatas maka dapat dibuat suatu kesimpulan, bahwa kebijakan pemerintah dalam impor kedelai nasional mempunyai tujuan:

   Tabel

  II.1 Kebijakan Perkedelaian Nasional

No Kebijakan Pemerintah Tujuan Kebijakan

  1 NOMOR 01/PMK.011/2008 menurunkan bea masuk impor tentang penetapan tarif bea dari 10 persen menjadi 0 persen masuk atas impor kacang kedelai

  2 PMK No.08/PMK.03/2008 penurunan besarnya PPh pasal 22 tentang Perubahan Keempat atas impor atas impor kedelai, Keputusan Menteri Keuangan gandum dan tepung trigu oleh No.254/KMK.03/2001 tentang importir dari 2,5 persen menjadi penunjukan Pemungut Pajak 0,5 persen dari nilai impor. Penghasilan pasal 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Faktor-Faktor Yang Mempunyai Hubungan Dengan Produksi Kedelai

  Faktor yang mempunyai hubungan dengan produksi kedelai di dunia maupun di Indonesia cukup banyak. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan semakin besarnya penawaran akan kedelai untuk diproduksi. Pengalihan lahan pertanian kedelai untuk menanam komoditi lain menyebabkan kurangnya lahan untuk areal tanam sehingga penawaran atas kedelai pun sedikit. Selain itu, masalah ketergantungan Indonesia atas komoditi pangan impor berdampak pada produksi kedelai nasional. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa produksi kedelai nasional dipengaruhi oleh hal-hal yang sangat krusial, hal-hal yang sangat krusial tersebut antara lain :.

1. Tingkat harga jual kedelai nasional

  Perbedaan harga jual kedelai di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh perbedaan dalam jumlah produksi kedelai nasional, tingkat konsumsi kedelai baik di dalam pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Penentuan perbedaaan harga selain mempengaruhi tingkat konsumsi kedelai di dalam negeri juga akan mempengaruhi arus ekspor dan impor, selain dipengaruhi oleh lain seperti kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di dalam proses penentuan harga kedelai nasional, misalnya kebijakan pajak impor kedelai mencapai 0 persen.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penawaran antara lain harga barang yang bersangkutan, harga barang substitusi, selera, jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan elastisitas barang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  harga, maka makin banyak jumlah yang ditawarkan begitu juga dengan harga yang rendah, maka makin sedikit jumlah yang ditawarkan (Gilarso:1992; 157).

  Kebijakan harga dasar dimaksudkan untuk mengamankan pendapatan petani terhadap fluktuasi harga produk sehingga berusaha meningkatkan produksi. Kebijakan harga dasar akan efektif apabila harga pasar lebih rendah daripada harga dasar yang ditetapkan (Kuntjoro;1997: 7).

  Berdasarkan pada pemaparan di atas mengenai harga jual kedelai menjelaskan bahwa apabila harga jual pasar di pasar kedelai lebih tinggi maka akan memicu petani untuk memproduksi kedelai lebih banyak, begitu juga yang terjadi apabila harga pasar kedelai lebih rendah, maka produksi kedelai akan berkurang karena kurangnya minat dari petani. Dengan adanya perbedaan harga yang dipengaruhi kebijakan pemerintah maka akan mempengaruhi arus impor kedelai yang dilakukan oleh suatu negara data tingkat harga jual kedelai dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel II.2 Tingkat Harga Jual Kedelai Nasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Tingkat Harga Jual Kedelai Nasional (Rp per kg)

  1995 2975 1996 2775 1997 2820 1998 3050 1999 3186 2000 3060 2001 3485 2002 3682 2003 3793 2004 4205 2005 4630

  Sumber: Laporan Mingguan Dolog (07 Agustus 2008)

2. Luas areal tanam kedelai di Indonesia

  Luasnya areal tanam akan mempengaruhi skala usaha, dan skala usaha ini pada akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan tanam mengakibatkan upaya melakukan tindakan yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang, karena (1) lemahnya pengawasan terhadap penggunaan faktor produksi, (2) terbatasnya persediaan tenaga kerja yang nantinya berpengaruh terhadap efisiensi usaha pertanian tersebut, (3) terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian dalam skala luas tersebut. Seringkali dijumpai dengan semakin luas lahan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tersebut untuk kegiatan produksi (Soekartawi; 1989: 15).

  Kebijakan pengaturan penggunaan lahan merupakan kebijakan pemerintah daerah yang diterapkan, yaitu kebijakan mengenai penentuan batasan juga penggunaan lahan untuk kawasan industri dan kebijakan mengenai perlunya swasembada pangan yang memerlukan batasan luas penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian. ( http://www.litbang.deptan.go.

  id ).

  Perkembangan luas lahan untuk pertanian untuk sektor kedelai di Indonesia mengalami penurunan setiap tahunnya sehingga untuk pertanian untuk sektor kedelai mengalami penurunan. Data untuk pertanian untuk sektor kedelai Indonesia dari periode tahun 1995 hingga 2005 berdasarkan data departemen pertanian (Kompas, 2007), yaitu:

  Tabel II.3 Luas areal Tanam Kedelai Nasional Tahun 1995 - 2005

Tahun Luas areal Tanam Kedelai Nasional

(000 hektar)

  1995 780,9 1996 772,4 1997 757,9 1998 735,7 1999 710,5 2000 679,2 2001 678,8 2002 544,5 2003 526,8 2004 565,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Luas areal tanam pertanian untuk sektor kedelai dunia mengalami penurunan setiap tahun, hal ini mengakibatkan pertanian Nasional pada sektor kedelai mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal tanam mempengaruhi produksi kedelai Nasional. Dari tabel di atas cenderung memiliki tren penurunan luas areal tanam. Hal ini disebabkan juga karena banyaknya konversi lahan yang terjadi sebelum tahun 2005.

3. Harga beras nasional

  Persoalan beras bukan soal harga semata, tapi dibalik itu menggunung setumpuk persoalan yang patut dibenahi. Hukum pasar tidak lepas dari teori permintaan dan teori penawaran. Harga beras meningkat diakibatkan oleh permintaan meningkat dan atau penawaran menurun.

  Permintaan meningkat salah satunya diakibatkan oleh jumlah penduduk miskin meningkat. Di lain pihak, penawaran menurun, penyebabnya adalah meroketnya industrialisasi di negeri ini. Banyak kantong-kantong produksi beras menghilang, yang awalnya lahan tersebut adalah sawah kemudian dikonversi menjadi pabrik.( http://klipingut.wordpress.com ).

  Perubahan harga suatu barang akan mempengaruhi harga barang yang lain tergantung apakah barang tersebut mempunyai hubungan yang saling menggantikan (substitute), saling melengkapi (complement) atau tidak saling mempengaruhi atau netral saja (Soekartawi;1989: 131).

  Hubungan antara beras dengan kedelai cenderung saling melengkapi (complement) dimana beras sebagai barang primer dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  harga beras jelas memberikan dampak juga terhadap harga kedelai. Apabila terjadi kenaikan harga beras maka keinginan petani untuk menanam padi sehingga lahan yang digunakan untuk memproduksi kedelai pun semakin berkurang. Perkembangan harga nasional untuk jenis

  IR cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnnya, dikarenakan tingkat biaya produksi yang meningkat (harga benih padi, harga pupuk), tingkat produksi yang menurun karena faktor alam dan berkurangnya luas lahan untuk pertanian, dan meningkatnya konsumsi beras yang tidak sebanding dengan tingkat produksi sehingga mempengaruhi harga beras nasional,secara lengkap dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

  Tabel II.5 Harga Beras Nasional Tahun 1995 - 2005 Tahun Harga Beras Nasional (Rp per Kg) 1995 1087 1996 1185 1997 1285 1998 2552 1999 2461 2000 2099 2001 2256 2002 2678 2003 2704 2004 2600 2005 3046 2006 4077

  Sumber: Kadin, 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Harga Pupuk Nasional

  Pupuk termasuk dalam salah satu input (faktor produksi) dalam pertanian. Seperti pada hukum permintaan untuk produksi, besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang akan dipakai. Bila harga faktor produksi (input) turun, maka petani cenderung akan membelinya pada jumlah yang relatif besar. Dengan demikian, dari penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah yang terbatas, maka dengan adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor produksi), maka produksi akan meningkat (Soekartawi; 1989: 149). Petani menghargai pupuk buatan karena efek yang cepat dan penggunaanya relatif mudah.

  Perubahan harga suatu barang akan mempengaruhi harga barang yang lain tergantung apakah barang tersebut mempunyai hubungan yang saling menggantikan (substitute), saling melengkapi (complement) atau tidak saling mempengaruhi atau netral saja (Soekartawi;1989: 131).

  Hubungan antara pupuk dengan kedelai cenderung saling melengkapi (complement) dimana pupuk sebagai alat produksi untuk memproduksi kedelai, sehingga perubahan yang terjadi pada harga pupuk jelas memberikan dampak juga terhadap harga kedelai. Apabila terjadi kenaikan harga pupuk maka harga kedelai pun cenderung ikut naik, sementara apabila harga pupuk mengalami penurunan, maka harga kedelai pun ikut turun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pupuk merupakan komponen yang cukup penting di dalam proses produksi sektor sehinggga komponen pupuk ini masih diperhatikan oleh pemerintah dengan memberikan subsidi pupuk kepada petani agar harga jual pupuk dapat terjangkau oleh para petani, secara lengkap harga pupuk nasional dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

  Tabel II.6 Harga Pupuk Nasional Tahun 1995 - 2005 Tahun Harga Pupuk Nasional (Rp per Kg) 1995 2100 1996 2090 1997 2000 1998 1950 1999 1850 2000 1600 2001 1780 2002 1680 2003 1700 2004 1730 2005 1800

  Sumber: World Bank, 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Tabel II.7

Kebutuhan pupuk urea, SP-36, ZA dan KCI untuk sektor pertanian

(ton)

Tahun 2008

  Sub sektor Urea SP-36 ZA KCI

  Tanaman Pangan 3.198.176 968.147 655.538 315.130 Perkebunan 957.379 184.773 163.255 671.665

  Peternakan 8.068 1.578 0 847 Perikanan 74.829 56.148 0 0

  Kehutanan 25.783 12.457 2.078 3.020 Sumber : Kompas 5 Desember 1998

  Dari tabel dapat dilihat bahwa kebutuhan petani di sector tanaman pangan lebih mengandalkan pupuk Urea dibandingkan merk pupuk yang lain. Namun, pemilihan merk pupuk ini bukan hanya didasarkan pada jenis tanahnya namun lebih didasarkan pada jenis tanamannya.

5. Harga Kedelai Internasional

  Tingginya harga pangan dunia memiliki kecenderungan berjalan dalam waktu yang cukup panjang ke depan. Kebijakan perdagangan untuk menstabilkan harga bahan pangan bersifat temporer. Kebijakan perdagangan yang strategis dalam jangka menengah adalah meningkatkan produksi bahan pangan terutama beras, jagung, dan kedelai.

  Di pasar kedelai Internasional, keinginan untuk berdagang kedelai adalah selisih antara permintaan dan sediaan kedelai di dalam negeri dimana permintaan konsumen terhadap produksi kedelai, harga akhir yang menjadi hasil kesepakatan dalam perdagangan antara dua negara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  permintaan kayu olahan dan kurva sediaan kedelai di pasar domestik. Interaksi antara permintaan kedelai dan sediaan kedua negara itu menentukan harga kedelai dan kuantitas produksi kedelai yang diperdagangkan dan yang jumlah kedelai yang dikonsumsi.

  Perbedaan harga kedelai di Indonesia pada dasarnya dipengaruhi oleh perbedaan dalam jumlah produksi kedelai, tingkat konsumsi kedelai baik di dalam pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

  Penentuan perbedaaan harga selain mempengaruhi tingkat konsumsi kayu olahan di dalam negeri juga akan mempengaruhi arus ekspor dan impor, selain dipengaruhi oleh faktor diatas juga dipengaruhi oleh kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah di dalam proses penentuan harga kedelai baik yang diekspor maupun yang diimpor. Kenaikan harga terjadi pada komoditas lain di pasar dunia karena peningkatan permintaan tidak dapat dipenuhi oleh pasokan. Aktifnya lembaga keuangan di pasar akan datang (future market) mendorong kenaikan harga komoditas semakin tinggi.

  Ketika harga pangan dunia mengalami peningkatan karena permintaan yang tinggi dari negara dengan penduduk besar dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, terutama negara seperti Cina dan India, maka akan mempengaruhi harga kedelai Internasional, dan secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel II.8 Harga Kedelai Internasional Tahun 1995 - 2005 Tahun Harga Kedelai Internasional (US$/kg) 1995 300 1996 286 1997 290 1998 268 1999 243 2000 211 2001 195 2002 212 2003 264 2004 306 2005 274

  Sumber: World Bank, 2007 6.

   Jumlah Impor Kedelai Nasional

  Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai.