PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA MAPEL PKN KELAS VA SD NEGERI BABARSARI, SLEMAN TAHUN PELAJARAN 20112012

  

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING PADA

MAPEL PKN KELAS VA SD NEGERI BABARSARI, SLEMAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

  

SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Disusun Oleh:

Dhimas Legowo

081134125

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012 ii

iii

  

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Keberhasilan hanya akan datang kepada orang yang berusaha dan berdoa,,,,,,,

  Dengan segala kerendahan hati dan tulus iklas secara khusus skripsi ini kupersembahkan kepada: ALLAH yang selalu memberi anugrah yang terindah ayahku , ibuku , kakakku, dan teman-temanku tercinta

  iv v

vi

  

ABSTRAK

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN

METODE INKUIRI TERBIMBING PADA MAPEL PKN KELAS V SD

NEGERI BABARSARI, SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Dhimas Legowo

  

Universitas Sanata Dharma

2012

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa kelas VA SD Negeri Babarsari, Sleman tentang materi organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat menggunakan metode inkuiri terbimbing tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa dan presentase siswa yang mencapai KKM. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas VA SD Negeri Babarsari, Sleman pada tahun

  pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn tentang materi organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Peneliti melaksanakan penelitian dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan tes, observasi, dan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal rata-rata minat siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing adalah 8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing, rata-rata minat siswa menjadi 12. Pada siklus II, rata-rata minat siswa meningkat menjadi 16 dalam skala 20 . Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas VA tahun pelajaran 2010/2011 adalah 62,23 dan persentase yang mencapai KKM yaitu 44,73%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 74,39 dan persentase siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 68,75%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II, rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 84,04 dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 81,25%. Berdasarkan hasil refleksi, disarankan kepada guru untuk menggunakan metode inkuiri terbimbing agar pembelajaran dapat lebih aktif dan menarik. Selain itu, kegiatan refleksi setelah pembelajaran berlangsung sangat penting karena dengan refleksi guru dapat merencanakan kegiatan pembelajaran yang semakin baik.

  Kata kunci: minat, prestasi belajar, metode inkuiri terbimbing vii

  

ABSTRACT

THE INCREASE OF LEARNING INTEREST AND ACHIEVEMENT

USING METODE INKUIRI TERBIMBING PADA MAPEL PKN FOR THE

FIFTH GRADE STUDENTS SEKOLAH DASAR NEGERI BABARSARI,

SLEMAN ACADEMIC YEAR 2011/2012

  

Dhimas Legowo

Sanata Dharma University

2012

  The research aims to know the increase of learning interest achievement of the fifth grade students of SD N Babarsari, Sleman academic year 2011/2012 in organizations within the school and community use an inquiry method of guided which is indicated by the increase of students interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM). Type of the research which was conducted is Classroom Action Research (CAR) The subject of this research is 32 fifth grade students of Sekolah Dasar Negeri Babarsari, academic year 2011/2012. The research object is the increased interest and student achievement in the subject matter of civic organizations in the school and community. The data gathering techniques employed in this research were test, observation, and interview. The researcher conducted the research in 2 cycles. Each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection . The gained data were analyzed by quantitative descriptive. The result showed that students interest average before using inkuiri metod is 8. After using Inkuiri metod in cycle I, the students interest average became 12, which showed the criteria of students interest was enough. Then, in cycle II, better audiovisual media was used. The students interest average significantly increased, that is 16, which showed the criteria of students interest was high. The research result of the students learning achievement showed that the students average score was 62.23 with 44.73% that reached KKM before using audiovisual media. In cycle I, after using audiovisual media, the score became 74.39 with 68.75% that reached KKM. In cycle II, the score significantly increased, that is 84.04 with 81.25% that reached KKM. Based on the result of the reflection, the teacher is recommended to use inkuiri metod in order to provide interesting learning. Besides, reflection should also be given after the learning activity for it can provide better learning activity.

  Keywords: interest, achievement, inkuiri metod viii

KATA PENGANTAR

  ix

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1.Bapak Drs. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2.Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  3.Bapak Drs. P. Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.

  5. Bapak Prihamanto, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Babarsari, Sleman yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas VA SD Negeri Babarsari, Sleman.

  6. Bapak Sadana, S.Pd., selaku guru kelas VA SD Negeri Babarsari, Sleman yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

  7. Siswa-siswi kelas VA SD Negeri Babarsari, Sleman yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. x

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah .......................................................... ............... ..... .. 1 B.Identifikasi masalah.............................................................................. 4 C.Pembatasan Masala h.……………………… ................................. 5

  D.Rumusan Masalah ............................................................................. 5 E.Pemecahan Masalah

  6 ………………………........................................ F.Batasan Pengertian

  ………………………………............................... …. 6 G.Tujuan Penelitian

  …… ………………………...................................... 7 H.Manfaat Penelitian .............. ..................................................................... 7 xi

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 9 B.Minat ........................................................................................................ 10 C.Prestasi Belajar ........................................................................................ 15 D.Metode Inkuiri Terbimbing ..................................................................... 19 E.Organisasi Sekolah dan Masyarakat ........................................................ 22 F.Kerangka Berpikir .................................................................................... 23 G.Hipotesis Tindakan ............................................................................24 BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ........................................................................................ 25 B.Setting Penelitian ..................................................................................... 28 C.Rencana Tindakan ................................................................................... 30 D.Instrumen Penelitian ................................................................................ 36 E.Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ....................................... 42 F.Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 49 G.Analisis Data ........................................................................................... 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ....................................................................................... 57 B.Pembahasan ............................................................................................. 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan .............................................................................................. 93 B.Saran ........................................................................................................ 96 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 101 xii

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Jadwal Penelitian............................................................................ 29 Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian ................................................... 36 Tabel 3. Rubrik Pengamatan Minat ............................................................. 38 Tabel 4. Panduan Wawancara dengan Guru ............................................... 39 Tabel 5. Panduan Wawancara dengan Siswa .............................................. 40 Tabel 6. Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ......................................... 42 Tabel 7. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran .................... 43 Tabel 8. Kriteria Validasi Perangkat pembelajaran .................................... 45 Tabel 9. Perhitungan Validasi soal siklus I ................................................. 46 Tabel 10. Perhitungan Validasi soal siklus II .............................................. 47 Tabel 11. Kriteria Reliabilitas ..................................................................... 49 Tabel 12. Kriteria Keberhasilan Minat Belajar Siswa ................................ 52 Tabel 13. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa .............................. 52 Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Minat Kondisi Awal dengan Siklus I ........ 74 Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dengn Siklus II .................. 74 Tabel 16. Hasil Uji t Minat Kondisi Awal dengan Siklus I ........................ 75 Tabel 17. Hasil Uji t Minat Siklus I dengan Siklus II ................................. 76 Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar Siswa ............................... 79 Tabel 19. Hasil Uji t Satu Sampel Prestasi Belajar Siswa .......................... 80 Tabel 20. Hasil Uji t Dua sampel Prestasi Belajar Siswa ........................... 81 Tabel 21. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ...................................... 86 Tabel 22. Rangkuman Hasil Pengamatan Minat Belajar Siswa .................. 87 xiii

  Tabel 23. Kriteria Minat Belajar Siswa ...................................................... 87 Tabel 24. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II............... 91 Tabel 25. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................................ 92 xiv

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................. 26 Gambar 2. Peningkatan Minat Belajar Siswa ............................................ 73 Gambar 3. Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas ........................................... 77 Gambar 4. Pencapaian KKM Kondisi Awal .............................................. 78 Gambar 5. Pencapaian KKM Siklus I ........................................................ 78 Gambar 6. Peningkatan Pencapaian KKM Siklus II ................................... 79 xv

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Silabus ................................................................................... 99 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................... 104 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................ 117 Lampiran 4. Bahan Ajar ........................................................................... 125 Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus............................................... 130 Lampiran 6. Soal Evaluasi ....................................................................... 134 Lampiran 7. Validitas Soal Evaluasi ........................................................ 144 Lampiran 8. Reliabilitas Soal Evaluasi .................................................... 150 Lampiran 9. Taraf Kesukaran Soal Evaluasi ............................................ 156 Lampiran 10. Rubrik Penilaian Non Tes................................................... 161 Lampiran 11. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ........................... 165 Lampiran 12. Notulen dan Daftar Hadir Refleksi .................................... 171 Lampiran 13. Data Peningkatan Minat Siswa ........................................... 178 Lampiran 14. Data Hasil Belajar Siswa .................................................... 180 Lampiran 15. Hasil Kerja Siswa .............................................................. 184 Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 196 Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian Di SD ..... 197 Lampiran 18. Foto

  • – Foto Penelitian ...................................................... 198

  xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memiliki peranan sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran

  startegis guru dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang dicapai siswa (pengetahuan, sikap, keterampilan).

  Kompetensi siswa akan berkembang secara optimal tergantung bagaimana guru memposisikan diri dan menempatkan posisi siswa dalam pembelajaran. Selama ini dalam pembelajaran, siswa diposisikan sebagai obyek yaitu anak hanya menerima pembelajaran dari guru tanpa melibatkan siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru memposisikan diri sebagai subyek pembelajaran. Akibatnya guru lebih aktif dan dominan dalam proses pembelajaran. Seharusnya, guru dalam pembelajaran lebih memposisikan diri sebagai fasilitator, motivator, dan mediator sehingga siswa dapat mengembangkan kompetensinya.

  Selain Guru, Sekolah juga memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam mempersiapkan warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan adalah menyelenggarakan program pendidikan yang memberikan berbagai kemampuan sebagai seorang warga negara melalui berbagai mata pelajaran termasuk salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan. Kemampuan dasar, materi pokok, dan indikator pencapaian hasil belajar yang dicantumkan dalam Standar Nasional merupakan bahan

  

minimal yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, daerah, sekolah atau guru

dapat mengembangkan, menggabungkan, atau menyesuaikan bahan yang

disajikan dengan situasi dan kondisi setempat. Realitanya hasil belajar siswa

dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan belum menunjukkan hasil yang

diinginkan.

  Berdasarkan wawancara dan pengamatan dengan guru kelas VA SD Negeri Babarsari dalam mata pelajaran PKn bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah diselingi tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi. Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang tepat ini berpengaruh terhadap iklim kelas.

  Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, pemberian tugas, dan diskusi yang kurang terarah dalam pembelajaran mengakibatkan siswa kurang aktif. Kegiatan yang dilakukan siswa hanya mendengar dan kadang-kadang mencatat, itupun hanya dilakukan oleh sebagian kecil siswa. Sedangkan, siswa yang lain lebih banyak berbicara dengan teman duduk sebangku.

  Guru menyadari bahwa tindakan tersebut mengakibatkan situasi dan kondisi yang kurang mendukung untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh kerena itu, dalam pembelajaran dengan cepat merubah startegi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Maksudnya adalah agar siswa lebih perhatian terhadap materi yang dijelaskan. Namun demikian, pertanyaan- pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hanya sebagian kecil siswa yang menjawab, sedangkan siswa yang lain lebih banyak berdiam diri.

  Pembelajaran satu arah yang dikembangkan guru selain membosankan dan kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran juga berakibat pada aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Akibat dari penerapan metode ceramah yang diselingi tanya jawab, pemberian tugas antara lain siswa memiliki sikap negatif terhadap pembelajaran, kurang berani mengemukakan pendapat dan mengambil keputusan, malas bertanya dan menjawab pertanyaan, kurang serius dalam mengikuti pelajaran, kurang berminat dan termotivasi dalam belajar, serta kurang menghargai dan bekerjasama sesama siswa.

  Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas VA SD negeri Babarsari bahwa penggunaan metode pembelajaraan satu arah mengakibatkan hasil prestasi belajar yang masih kurang di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 72, dari data nilai PKn tahuan ajaran 20010/2011 hanya 45 % dari 38 jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

  Permasalahan sebagaimana tersebut di atas harus segera diatasi atau di teliti sehingga akan meningkatkan kompetensi siswa antara lain prestasi belajar dan minat belajar. Yang akhirnya akan meningkatkan hasil dan mutu pembelajaran. Namun, jika tidak segera diatasi atau diteliti akan memperoleh kerugian antara lain rendahnya kompetensi yang akan dicapai siswa (pengetahuan, sikap, keterampilan), hasil belajar, mutu pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh karena itu, hal tersebut memerlukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam merancang pembelajaran mulai dari menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pengajaran (RPP) sampai dengan mengaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan menghasilkan siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, berpikir kreatif, kritis dan rasional, serta memiliki hasil belajar yang baik.

  Berkaitan dengan hal tersebut di atas peneliti ingin meneliti melalui penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode inkuiri terbimbing, yaitu metode dimana siswa menemukan informasi pengetahuan yang mereka butuhkan dengan bantuan dan bimbingan seorang guru, dengan metode yang menerapkan proses pembelajaran yang secara mandiri dalam menemukan informasi siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran, dengan aktifnya siswa diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sehingga kompetensi dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

B. Identifikasi Masalah

  a. Pada kegiatan pembelajaran Pendidikan Kwarganegaraan di SD Negeri Babarsari siswa kelas VA mengalami kesulitan dalam materi Organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.

  b. Penyebab masalah tersebut adalah guru hanya memberikan metode pengajaran yang kurang inovativ yaitu hanya dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Penyebab lain adalah metode pembelajaran di kelas yang masih kurang efektif dan efisien.

  c. Berdasarkan nilai ulangan harian pada materi Organisasi di lingkungan Sekolah dan masyarakat pada tahun ajaran 2010/2011 hanya 45% siswa yang mendapat nilai di atas taraf minimal KKM mendapat nilai di bawah KKM.

  C. Pembatasan Masalah

  Materi pembelajaran PKn dibatasi pada kompetensi dasar 3.2 Menyebutkan organisasi di lingkungan Sekolah dan Masyarakat dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Subjek penelitian ini dibatasi pada siswa SD negeri Babarsari kelas VA tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 anak.

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah, masalah dan pembatasannya, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SD negeri Babarsari Tahun pelajaran 2011/2012?

  2. Apakah metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SD negeri Babarsari Tahun pelajaran 2011/2012?

  3. Apakah metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SD negeri Babarsari Tahun

  pelajaran 2011/2012? E. Pemecahan masalah Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas VA SD Negeri Babarsari tahun pelajaran 2011/2012 akan diatasi dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. F. Batasan Pengertian

  1. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong sesorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatnagkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

  2. Prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang dalam mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes dari guru.

  3. Metode inkuiri terbimbing adalah adalah suatu metode di mana siswa

  menemukan sendiri pengetahuanya melalui pengamatan maupun melakukan percobaan eksperimen untuk dapat menemukan informasi yang ingin ia ketahui.

  4. Materi organisasi di lingkungan yaitu organisasi yang berada di lingkungan Sekolah dan Masyarakat.

  G. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas VA SD negeri Babarsari Tahun pelajaran 2011/2012.

  2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat belajar PKn pada siswa kelas VA SD negeri Babarsari tahun pelajaran 2011/2012.

  3. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas VA SD negeri Babarsari tahun pelajaran 2011/2012.

  H. Manfaat penelitian

  Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Peneliti Dapat memperoleh pengalaman peneliti dalam melakukan PTK khususnya menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran PKn pada siswa kelas VA SD negeri Babarsari Tahun pelajaran 2011/2012.

  2. Bagi Guru Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SD untuk melakukan PTK khususnya menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn.

  3. Bagi Siswa Dapat memberikan pengalaman mempelajari PKn dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VA SD negeri

  Babarsari Tahun pelajaran 2011/2012.

  4. Bagi Pihak Sekolah Dapat menambah bahan bacaan terkait dengan PTK khususnya menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas VA SD negeri Babarsari Tahun ajaran 2011/2012.

  5. Bagi Prodi Menambah bahan bacaan yang terkait dengan penelitian tindakan kelas khususnya penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam usaha meningkatkan minat dan hasil belajar pada mata pelajaran PKn kelas VA di SD negeri Babarsari tahun pelajaran 2011/2012.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian yang relevan Berdasarkan skripsi yang ada, peneliti menemukan beberapa skripsi yang

  relevan dengan penelitian. Peneliti hanya dapat menemukan penelitian yang sama-sama menggunakan metode inkuiri terbimbing namun tidak sama pada mata pelajarannya.

  1. Skripsi yang dibuat Vitalis Listyaningrum yang dibimbing oleh Dra.

  Maslicah Asy’ari M.Pd. dengan judul Evektivitas belajar IPA siswa kelas

  IV A Kanisius pugeran pada materi benda terapung,tenggelam,dan melayang dalam pencapaian hasil belajar melalui motede inkuiri terbimbing, hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing cukup baik dalam pembelajaran di kelas .

  2. Skripsi yang telah dibuat oleh Arum Yuli Widiyaningsing yang dibimbing oleh Dra . Maslichah Asy’Ari M.Pd dengan judul Efektivitas pembelajaran

  IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan melalui metode inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar.Hasil dari penelitian ini juga menunjukan hasil yang baik dalam menggunakan metode inkuiri terbimbing.

  9

B. Minat 1 . Pengertian Minat Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.

  Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. (Gunarso,1995 : 68).

  Winkel (1986: 30) minat diartikan sebagai kecendrungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

  Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

  Menurut W.J.S Poerwadarminta (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia), minat berarti perhatian; kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu; keinginan.

  Hurlock (1978:114) mengungkapkan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang.

  Minat menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang. Bila anak-anak berminat pada suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan daripada bila mereka merasa bosan. Lagi pula, jika anak-anak tidak memperoleh kegembiraan suatu kegiatan, mereka hanya akan berusaha seperlunya saja. Akibatnya, prestasi mereka jauh lebih rendah dari kemampuan mereka. Ini menjadikan mereka merasa bersalah dan malu.

  Sikap ini lebih mengurangi kesenangan mereka pada kegiatan tersebut.

2. Ciri-ciri Minat

  Hurlock (1995:117) menjelaskan ciri-ciri minat anak antara lain sebagai berikut: 1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa tersebut. 2) Minat bergantung pada kesiapan belajar

  Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Sebagai contoh mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.

  3) Minat bergantung pada kesempatan belajar Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak.

  Karena lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka “tumbuh dari rumah.” Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

  4) Perkembangan minat mungkin terbatas Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin memiliki minat yang sama pada olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya normal.

  5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apasaja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka. 6) Minat berbobot emosional

  Bobot emosional-aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

  7) Minat itu egosentris Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya minat anak laki-laki pada matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian itu bidang matematik di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.

  Minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu (Hurlock, 1995:117)

  a) Aspek kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media masa.

  b) Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru, teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media masa terhadap kegiatan itu.

  c) Aspek Psikomotor Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.

  Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

  3. Cara Mengukur Minat

  Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo (1995: 59) menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang kurang distandarisasikan. Di mana yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara konkrit dari individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan (observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara. Pada penelitian ini minat siswa diukur menggunakan pengamatan (observasi).

  Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkins dalam Kunandar, 2008 : 157). Wawancara dilakukan secara bertatap muka langsung kepada guru dan beberapa siswa.

  4. Indikator Minat

  Marpadi (2008 : 112) menjelaskan beberapa indikator siswa yang memiliki minat yaitu berusaha untuk memahami, membaca buku yang berkaitan dengan yang siswa pelajari, bertanya di dalam kelas, bertanya pada teman, bertanya pada orang lain, mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh.

  Dari uraian di atas mengenai indikator- indikator siswa yang memiliki minat, peneliti menyimpilkan bahwa indikator siswa yang memiliki minat antara lain: a. Ekspresi perasan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran dengan antusias, siswa tidak mengeluh bila diberi tugasdari guru, siswa mengikuti pembelajaran dengan tepat waktu, dan siswa duduk dengan tenang dan siap untuk belajar.

  b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru, siswa memperhatikan penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh, tidak melamun di dalam kelas, tidak mengantuk, tidak mengobrol atau selalu mengganggu teman lain ketika belajar.

  c. Kemauan mengembangkan diri, meliputi: siswa giat membaca buku Pkn, siswa menanyakan kesulitan kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang sedang dipelajari, siswa mengerjakan tugas dari guru, dan siswa membawa buku atau sumber lain untuk belajar.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Belajar

  Banyak para ahli yang mendefinisikan belajar sesuai dengan cara berpikir, dan filsafat yang dianutnya. Belajar menurut Ernes ER. Hilgard dalam Riyanto ( 2009: 4-5) adalah belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau dibebankan prosedur pelatihan itu melalui (baik di laboratorium atau dalam lingkungan alam) yang dibedakan dari perubahan oleh faktor tidak terkait dengan pelatihan yang artinya seseorang dapat dikatakan belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah.

  Winkle ( 1996: 53) dalam Riyanto ( 2009: 5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Sedangkan Degeng (1997: 3) dalam Riyanto (2009: 5) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar. Gagne dalam Suprijono( 2009: 2) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.

  Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

  Muhibbin Syah (2008: 63) Belajar merupakan suatu kegiatan berproses dan merupakan unsur fundamental dalam penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berati, berhasil atau tidaknya suatu pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Proses belajar yang dialami siswa baik secara langsung maupun tidak langsung, baik ketika ia berada di sekolah, di lingkungan rumah, maupun di keluarganya sendiri.

  Menurut Muhibbin (2008: 63) belajar diartikan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

  Suryono dan Hariyanto (2011: 9) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks ini, belajar dari tidak tahu menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan.

  Travers dalam Suprijono (2009: 2) menyatakan bahwa belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Morgan dalam Suprijono ( 2009: 3) menyatakan Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam perilaku yang merupakan hasil pengalaman masa lalu. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).

  Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah sebuah proses pengumpulan informasi yang didapat dari lingkungan atau seseorang sehingga terjadi perubahan perilaku pada seseorang.

2. Prestasi Belajar

  Suratinah Tirtonegoro (1984: 43) Prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Periode yang dimaksudkan adalah periode dalam kegiatan belajar.

  Zaenal Arifin (2009: 12) Prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa. Kata prestasi sering digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran.

  Menurut (Winkel, 1996 ) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya. Pada dasarnya winkle lebih menekankan prestasi belajar itu pada kemempuan siswa secara umum.

  Prestasi belajar erat kaitannya dengan belajar karena belajar merupakan suatu proses dan prestasi belajar adalah suatu hasil. Winkle(1983: 161) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 895) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,dikerjakan,dsb) .

  Syah (2003: 213) mendefinisikan indikator prestasi belajar pada prinsipnya adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yg bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta, dan rasa maupun yang berdimensi karsa.

  Winkle ( 1984: 102) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang dihasilkan murid melalui pertanyaan/persoalan/tugas yang diberikan oleh guru dimana prestasi belajar itu berbeda-beda sifatnya tergantung dari bidang yang didalamnya murid menunjukkan prestasi, misalnya dalam bidang pengetahuan/ pemahaman (bidang kognitif).

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang dalam mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes dari guru. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

D. Metode Inkuiri Terbimbing 1) Pengertian metode inkuiri terbimbing

  Inkuiri dibedakan menjadi dua macam yaitu inkuiri terbimbing (guided

  inquiry ) dan inkuiri bebas (open inquiry). Metode inkuiri terbimbing adalah

  metode dimana siswa menemukan informasi atau pengetahuan yang mereka butuhkan dengan bantuan dan bimbingan seorang guru (Amien, 1979 : 15).

  Metode ini biasanya dilaksanakan dengan cara terpimpin dan memberikan arahan terbatas pada siswa dan selanjutnya siswa menemukan sendiri apa yang sebenarnya harus dicari. Guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Guru banyak mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri. Jadi tugas guru disini adalah membimbing siswa dan mengarahkan siswa dalam menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang dicari siswa.

  Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing guru harus memeberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam kegiatan-kegiatanya. Selain itu, guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Permasalahan untuk masing-masing kegiatan dapat dinyatakan sebagai “pertanyaan” atau “pernyataan”. Konsep-konsep dan atau prinsip- prinsip yang harus ditemukan oleh sisiwa melalui kegiatan, harus ditulis dengan jelas dan tepat. Alat dan bahan harus sesuai dengan kebutuhan siswa untuk melakukan kegiatan (Wartono, 2006:38).

2) Ciri-ciri Metode Inkuiri Terbimbing

  Menurut Pratiknyo Prawironegoro (1980 : 1) ciri-ciri pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing : a. Mengutamakan aktivitas murid untuk belajar sendiri.

  b. Berorientasi pada proses.

  c. Dengan bantuan guru siswa mengarahkan atau memimpin dirinya sendiri untuk memecahkan masalah.

  Dengan ciri-ciri di atas jelas bahwa keterangan yang diberikan dalam pelajaran tersebut, tidak diberikan dalam bentuk final, tetapi anak diwajibkan mengadakan aktivitas sendiri untuk menemukan keterangan yang dipelajari.

3) Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing

  Menurut Amien (1979 : 15) Ada beberapa langkah dalam melaksanakan metode Inkuiri terbimbing yaitu : a. Pernyataan problem atau masalah dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan pada kegiatan awal, Guru berusaha menarik rasa keingintahuan siswa terhadap materi dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada kegiatan yang akan di laksanakan siswa di beri kesempatan untuk mengemukakan hipotesis dari kegiatan yang akan mereka lakukan.