Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Klepu tahun pelajaran 2010

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MENGUBAH PECAHAN KE
BENTUK PERSEN DAN DESIMAL SERTA SEBALIKNYA
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD KANISIUS KLEPU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh :
Monika Ayu Maharani
NIM 091134152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG MENGUBAH PECAHAN KE
BENTUK PERSEN DAN DESIMAL SERTA SEBALIKNYA
PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD KANISIUS KLEPU
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Disusun Oleh :
Monika Ayu Maharani
NIM 091134152

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011

i

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

 


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Makalah ini kupersembahkan untuk :
™ Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang selalui menyertaiku
dengan Roh Kudus-Nya dalam setiap perjalanan hidupku dan membuat
segala sesuatu menjadi indah dalam setiap perjalanan ini.
™ Orang tuaku tercinta, terimakasih atas kerja keras, doa, dorongan,
nasehat dan pengorbananmu selama ini. Sehingga skripsi ini dapat
selesai tepat waktu.
™ Kakek dan nenek yang telah membantuku dalam memberi semangat
dan doa bagi cucunya.

™ Kekasihku tercinta, yang selalu memberikan, semangat, dorongan, doa,
dan cintanya kepadaku.
™ Teman-temanku terkasih di PGSD, terkhusus bagi teman-temanku di
kelas B. Terima kasih telah mengisi lembar-lembar hidupku dengan
penuh warna dan menjadi keluarga kedua bagiku.
™ Anak-anak di SD Kanisius Klepu, terima kasih telah dengan suka hati
dan ceria membantuku menyelesaikan skripsi ini, tanpa kalian tidak
akan jadi seperti ini.
™ Pembaca Budiman.

iv

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Jika kita takut dan malu untuk melakukan sesuatu
Maka kita tidak akan mendapatkan kemajuan”


v

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah makalah.

Yogyakarta, 22 Juli 2011
Penulis

Monika Ayu Maharani

vi


 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Monika Ayu Maharani

Nomor Mahasiswa

: 091134152

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA TENTANG MENGUBAH PECAHAN KE BENTUK PERSEN
DAN DESIMAL SERTA SEBALIKNYA PADA SISWA KELAS V SEMESTER
2 SD K KLEPU TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Juli 2011
Yang menyatakan

Monika Ayu Maharani

vii

 


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Model Cooperative Learning
Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Matematika Tentang Mengubah Pecahan Ke
Bentuk Persen Dan Desimal Serta Sebaliknya Pada Siswa Kelas V Semester 2 SD
Kanisius Klepu Tahun Pelajaran 2010/2011

Monika Ayu Maharani
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2011
Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan
terorganisasi secara sistemik. Banyaknya permasalahan yang ada dalam
mata pelajaran matematika di SD Kanisius Klepu, dapat diatasi dengan
model cooperative learning tipe STAD. Model ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika tentang
mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya pada
siswa kelas V di SD Kanisius Klepu.

Metode dalam penelitian ini, dilakukan oleh peneliti selama empat
pertemuan. Dalam setiap pertemuan pembelajaran, terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Selama penelitian di kelas, peneliti
menggunakan langkah-langkah model cooperative learning tipe STAD yaitu :
membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang, guru menyajikan
materi pelajaran, guru memberikan tugas dalam kelompok, guru
memberikan kuis, membahas kuis, dan kesimpulan.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain : sebelum
tindakan dengan persentase 51,5 %, siklus pertama dengan persentase 57,5
%, dan siklus kedua dengan persentase 87,8 %. Jadi, dari hasil yang
diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan mengalami peningkatan pada
mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk persen
dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V di SD Kanisius Klepu.
Kata kunci : model cooperative learning tipe STAD, prestasi belajar,
pecahan, persen, desimal, dan matematika.

viii

 


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Enhancing Learning Achievement By Using The Model Type STAD Cooperative
Learning Math Lessons In Eye On Change Fraction And Decimal Percent To
Form And Otherwise In Class V Semester 2 SD Kanisius Klepu Lesson Year
2010/2011.
Monika Ayu Maharani
Program Elementary School Teacher Education Studies
Sanata Dharma University, Yogyakarta.
2011
Mathematics is a branch of an exact science and systemically organized.
Many existing problems in mathematics in elementary Kanisius Klepu, can be
resolved by model type STAD cooperative learning. This model aims to improve
learning achievement in mathematics courses about converting fractions into
decimals and percentages and vice versa in class V students in elementary
Kanisius Klepu.  Mathematics is a branch of an exact science and systemically
organized. Many existing problems in mathematics in elementary Kanisius Klepu,
can be resolved by model type STAD cooperative learning. This model aims to
improve learning achievement in mathematics courses about converting fractions

into decimals and percentages and vice versa in class V students in elementary
Kanisius Klepu.
The method in this study, conducted by researchers over the past four
meetings. In each meeting the learning, consisting of initial activities, core
activities, and the final activity. During research in the classroom, researchers
used measures of type STAD cooperative learning model, namely: form a group
whose members are 4-5 people, teachers present the subject matter, the teacher
gives the task in a group, the teacher gives a quiz, discuss the quiz, and
conclusions.
The results obtained in this study include: prior action by the percentage of
51.5%, the first cycle with the percentage of 57.5%, and the second cycle with the
percentage of 87.8%. Thus, the results obtained in this study can be said that this
research has experienced an increase in mathematics courses about changing
fractions to percentages and decimals and vice versa in class V students in
elementary Kanisius Klepu.
Kata kunci : model cooperative learning tipe STAD, prestasi belajar,
pecahan, persen, desimal, dan matematika.

ix

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberkati dan
menyertai sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “
peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model cooperative learning
tipe STAD pada mata pelajaran matematika tentang mengubah pecahan ke bentuk
persen dan desimal serta sebaliknya pada siswa kelas V semester 2 SD K Klepu
tahun pelajaran 2010/2011” sesuai pada waktu yang diharapakan.
Adapun tujuan penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan program studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain itu, skripsi
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Pada kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan membimbingku dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
2. Drs. T. Sarkim, M. Ed. Ph. D., selaku Dekan FKIP yang telah
memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
3. Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku Ketua Program Studi S-I PGSD
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan motivasi dalam
penyusunan skripsi.

x

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Drs. A. Sardjana, M.Pd, dan Drs. Puji Purnomo M.si. selaku dosen
pembimbing skripsi, yang dengan sabar membimbing dan memberikan
banyak saran bagi penulis selama penyusunan skripsi.
5. Para dosen PGSD yang secara tidak langsung telah memberikan
kontribusi yang berarti sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
6. Para staf sekertariat PGSD sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
7. Staf perpustakaan USD yang telah memberi layanan kepada penulis
dalam mendapat referensi.
8. Drs. A.Y. Eko Sutopo S.Pd selaku kepala sekolah SD Kanisius Klepu
dan rekan-rekan guru yang telah memberikan peneliti ijin untuk
melakukan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas V SD Kanisius Klepu,

terima kasih atas

kerjasamanya.
10. Orang tua dan adikku yang selalu memberiku semangat dan doanya.
11. Bernadus Joko Santoso yang selalu setia memberikan penulis
semangat,dorongan dan kesabarannya selama penulis menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
12. Teman-teman mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan
2009 yang memberikan dukungan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

xi

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membangun sebagai penyempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 22 Juli 2011
Penyusun

Monika Ayu Maharani

xii

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................

iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................

vii

ABSTRAK ......................................................................................................

viii

ABSTRACT .....................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................

x

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xvii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN .................................................................

1

A.

Latar Belakang Masalah .................................................

1

B.

Identifikasi Masalah .......................................................

2

C.

Pembatasan Masalah .......................................................

3

D.

Rumusan Masalah ..........................................................

3

E.

Batasan Istilah .................................................................

3

F.

Tujuan Penelitian ............................................................

4

G.

Manfaat Penelitian.......................................................

4

KAJIAN TEORI.......................................................................

5

A.

Prestasi belajar dan belajar..............................................

5

1. Pengertian prestasi.................................................

5

2. Pengertian belajar..................................................

6

xiii

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pengertian prestasi belajar…………………….

7

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar....................................................................

7

5. Jenis-jenis belajar……………………………...

11

6. Prinsip-prinsip belajar…………………………

12

B. Model Cooperative Learning……………………

14

1. Pengertian model cooperative learning……...

14

2. Unsur-unsur model cooperative learning……

15

3. Ciri-ciri model cooperative learning…………

17

4. Tujuan model cooperative learning…………

18

5. Kelebihan dan kelemahan model cooperative
learning.................................................................

18

6. Langkah-langkah model cooperative
learning……........................................................

19

7. Macam-macam model cooperative
learning................................................................

21

8. Peran guru dalam model cooperative learning

23

9. Manfaat model cooperative learning……….

24

C. Model Cooperative Learning Tipe STAD……….

25

1. Pengertian model cooperative learning tipe STA

25

2. Sejarah model cooperative learning tipe STAD

26

3. Tujuan model cooperative learning tipe STAD

26

4. Kelebihan dan kelemahan model cooperative
learning tipe STAD…………………................

26

5. Langkah-langkah model cooperative learning
tipe STAD……………………………………...

28

6. Manfaat model cooperative learning tipe STAD

31

D. Matematika………………………………………

31

1. Pengertian matematika……………………….

31

2. Ciri-ciri matematika………………………….

32

3. Peranan nilai-nilai pendidikan dalam matematika

32

xiv

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

4. Fungsi pembelajaran pada matematika…….

33

E. Pecahan…………………………………………..

34

1. Pengertian pecahan…………………………...

34

2. Macam-macam pecahan…………………….

35

F. Alat peraga……………………………………….

36

G. Penelitian yang relevan…………………………..

36

H. Kerangka berpikir………………………………...

36

I. Hipotesis tindakan……………………………….

37

METODE PENELITIAN…………………………………

38

A.

Setting penelitian.........................................................

38

B.

Rencana tindakan........................................................

38

C.

Kriteria berhentinya siklus...........................................

53

D.

Pengumpulan data.......................................................

53

E.

Penyusunan instrumen................................................

54

F.

Teknik analisis data.....................................................

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................

67

BAB V

PENUTUP ..........................................................................

77

A.

Kesimpulan..................................................................

77

B.

Saran............................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

79

LAMPIRAN................................................................................................

81

xv

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Alur model Penelitian Tindakan Kelas ...........................................

38

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Siswa .........................................................

55

Tabel 3.3 Analisis Data ...................................................................................

55

Tabel 4.1 Hasil Nilai Ulangan Siswa Kelas V ................................................

67

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Siklus I..................................................................

70

Tabel 4.3 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................

73

Tabel 4.4 Hasil Rekap Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan ............

74

xvi

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1
Silabus .............................................................................................................

81

Lampiran 2
RPP, LKS, Kuis, Evaluasi, dan Kunci Jawaban ...............................................

83

Lampiran 3
Hasil Observasi, LKS, dan Kuis ....................................................................... 127
Lampiran 4
Hasil Kerja Siswa.............................................................................................. 133
Lampiran 5
Surat Penelitian ................................................................................................. 139
Lampiran 6
Surat Bukti Penelitian ....................................................................................... 140
Lampiran 7
Foto Penelitian .................................................................................................. 141

 

xvii

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penelitian yang saya lakukan berlokasi di SD Kanisius Klepu,
Sendang mulyo, Minggir, Sleman Yogyakarta. Para siswa dari SD tersebut
mayoritas berasal dari desa di sekitar SD tersebut. Jumlah siswa di SD
Kanisius Klepu pada umumnya berjumlah sekitar 70 siswa untuk kelas
rendah (kelas 1-3) dan sekitar 90 siswa untuk kelas tinggi (4-6).
Berdasarkan pengamatan saya selama di SD Kanisius Klepu, para
siswa

mengalami

berbagai

masalah

menyangkut

mata

pelajaran

matematika. Berbagai masalah tersebut antara lainbanyak siswa kurang
teliti, tidak mau meneliti latihan soal yang sudah dikerjakan, ramai saat
mengerjakan soal, kurang memahami soal, meremehkan pelajaran
matematika, kurang percaya diri saat mengerjakan soal, guru hanya
menggunakan metode drill, dan guru tidak menggunakan alat peraga
selama mengajar di kelas.
Dari nilai KKM siswa pada kompetensi dasar 5.1. yaitu mengubah
pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya minimal 46,5 %
yang mencapai 60 ke atas.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di kelas, perlu diadakan pembaharuan model pembelajaran.
Semula, guru hanya menggunakan metode drill dan hasilnya nilai para

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

siswa belum memuaskan. Sebaiknya, guru mencoba untuk menggunakan
model Cooperative LearningTipeStudent Teams Achievement Division
(STAD) karena menurut Surianto, 2009, dalam http://pembelajarankooperatif-tipe-stad/, yang didownload pada tanggal 3 Agustus 2011,
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang paling
sederhana dan sangat cocok bagi guru pemula, salah satu ciri dari STAD
adalah siswa dalam kelompoknya menggunakan bantuan lembar kegiatan
siswa atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian dalam kelompoknya siswa saling membantu
satu sama lainnya untuk memahami bahan pelajaran tersebut. STAD
sangat sesuai.
Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan mata pelajaran
matematika dengan model yang berbeda dari sebelumnya. Maka, peneliti
akan mencoba menggunakan Model Cooperative Learning tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) dengan langkah-langkah yaitu
membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang, guru menyajikan
materi pelajaran, guru memberikan tugas dalam kelompok, guru
memberikan kuis, membahas kuis, dan kesimpulan. Model ini juga
merupakan model pembelajaran yang paling sederhana dibandingkan
model-model pembelajaran yang lainnya.
B. Identifikasi Masalah
1. Banyak siswa kurang teliti.
2. Tidak mau meneliti latihan soal yang sudah dikerjakan.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

3. Ramai saat mengerjakan soal.
4. Kurang memahami soal.
5. Meremehkan pelajaran matematika.
6. Kurang percaya diri saat mengerjakan soal.
7. Guru hanya menggunakan metode drill.
8. Guru tidak menggunakan alat peraga selama mengajar di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Karena banyaknya masalah, saya membatasi masalah pada materi
semester 2, tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta
sebaliknya siswa SD Kanisius Klepu kelas V dengan menggunakan model
cooperative learning tipe STAD.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka
dapat dirumuskan permasalahan yang akan di teliti yaitu :
Apakah dengan model cooperative learning

tipe STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika di kelas
V SD Kanisius Klepu pada materi mengubah pecahan ke bentuk persen
dan desimal serta sebaliknya untuk tahun pelajaran 2010/2011?
E. Batasan Istilah
1. Prestasi belajar
Adalah

penguasaan

pengetahuan

atau

keterampilan

yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2. Model Cooperative LearningTipe STAD
Merupakan salah satu tipe dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen.
3. Pecahan
Adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis dalam
bentuk

a
dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.
b

F. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai adalah :
Peneliti ingin mengetahui apakah model cooperative learning tipe
STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V tentang
mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya.
G. Manfaat (kontribusi) Penelitian
1. Pengalaman berharga dalam menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan

model

cooperative

learning

tipe

STAD

untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Salah satu contoh upaya pembelajaran yang dapat dikembangkan
untuk materi lain, di kelas lain dalam mata pelajaran ini.
3. Menambah satu bacaan yang dapat dimanfaatkan untuk temanteman guru sebagai contoh pelaksanaan PTK.

 
 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Prestasi belajar dan Belajar
1. Pengertian Prestasi
MenurutSardimanA.M(2001:46)

dalam

http://tentangkomputer

kita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html yang diakses tanggal 11
Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah kemampuan nyata yang
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik
dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”.
Menurut A. Tabrani (1991:22) dalam http://tentangkomputerkita.
blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html yang diakses tanggal 11
Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual
ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) dalam
http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertianprestasi.html
yang diakses tanggal 11 Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah
hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”.
Menurut

W.S

Winkel

(1996:165)

dalam

komputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertianprestasi.html

http://tentang
yang

diakses

tanggal 11 Agustus 2011 pukul 08.24 bahwa “Prestasi adalah bukti usaha
yang telah dicapai.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi
merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah
dilakukan.
2. Pengertian Belajar
Definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :
a. Abu

Ahmadi

dan

Widodo

Supriono

(2004

:

128)

dalam

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2046047-pengertiandefinisihasil-belajar-dari/

yang

diakses

tanggal

11

Agustus

pukul

08.31berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan didalam
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Hilgard dan Bower (1975 : 156) dalam http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2046047-pengertian-definisihasil-belajar-dari/ diakses
tanggal 11 Agustus

pukul 08.31

mengemukakan bahwa belajar

berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan respon pembawaan.
c. M.

Sobry

Sutikno,

2004,

dalam

http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2046047-pengertian-definisihasil-belajar-dari/ diakses
tanggal 11 Agustus pukul 08.31 mengartikan belajar adalah suatu proses
usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan yang
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
d. Thursan

Hakim

(2002)

dalam

http://id.shvoong.com/social-

sciences/education/2046047-pengertian-definisihasil-belajar-dari/ diakses
tanggal11 Agustus pukul 08.31 mengartikan belajar adalah suatu proses
perubahan

dalam

kepribadian

manusia

dan

perubahan

tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku.
Dari penjelasan beberapa ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa dalam
bakat pengalaman dan pelatihan.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajarantara lain: faktor
yang terdapatdalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang terdiri dari luar
siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal daridalam diri anak bersifat
biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain : faktor
keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat, dan motivasi.
1. Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan

diri

dengan

keadaan yang dihadapinya.

Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi
yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat
perkembangan sebaya.
2. Bakat
Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(Chaplin, 1972 ; Reber, 1988).
Dalam perkembangannya, bakat kemudian diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Contoh : Seorang
siswa yang berbakat dalam bidang elektro, akan jauh lebih mudah
menyerap

informasi,

pengetahuan,

dan

keterampilan

yang

berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya.
Ini dapat disebut dengan bakat khusus.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

3. Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang studi tertentu.
4. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana
cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian juga dalam
kegiatan belajar mengajar, anak didik akan berhasil jika mempunyai
motivasi untuk belajar.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu motivasi instrinsikdan motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang
yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu
pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan
siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
b.

Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan
 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1. Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Orang tua hendaknya
menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Orang tua harus
menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Anak memerlukan waktu,
tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar lebih
giat. Keadaan sekolah meliputi cara menyajikan pelajaran, hubungan
guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan
antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi hasilhasil belajarnya.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak
sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses
pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat
besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada.
5. Jenis - Jenis Belajar
Robert M. Gagne, (Masidjo, 2006) menyebutkan jenis-jenis belajar
meliputi tiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.
a. Kognitif
1. Informasi verbal
Adalah suatu pengetahuan yang berbentuk bahasa verbal(lisan /tulis)
dari sumber yang berbahasa lisan/tulis. Contoh : meja.
2. Kemahiran intelektual
Adalah suatu kemampuan mempresentasikan suatu relasi yang dapat
terjadi dengan diri dan lingkungannya dalam bentuk pengertianpengertian, simbol-simbol.
3. Pengaturan kegiatan kognitif
Adalah belajar mengatur atau menggunakan kemampuan kognitif secara
efektif dan efisien, terarah sehingga kegiatan kognitif terawasi dan
tersalurkan secara sistematis dalam pemecahan masalah.
b. Psikomotorik
Keterampilan motorik
Adalah belajar untuk memanfaatkan fungsi motorik pada organ-organ tubuh
sedemikian rupa sehingga seorang siswa dapat bergerak dan memelihara
dirinya secara berdaya dan berhasil guna.
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

c. Afektif
Sikap
Adalah belajar yang mendapatkan kecenderungan-kecenderungan dalam diri
siswa untuk menilai suatu objek sebagai objek yang berharga atau tidak
berharga.
6. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal (1961) yaitu
a. Prinsip Kesiapan
Proses belajar dipengaruhi oleh kesiapan murid. Kesiapanialah
kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan
hal ini, terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas
khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas
dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang
termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik,
intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi,
persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat
belajar.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

b. Prinsip Motivasi
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah.
Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan,
mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami
anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam
lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seharusnya didorong dan bukan
dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak
c. Prinsip Persepsi
Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap
individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang
lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu. Seseorang guru akan
dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap
bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu.
d. Prinsip Tujuan
“Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para
pelajar pada saat proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran khusus yang
hendak dicapai oleh seseorang.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

e. Prinsip Belajar Afektif
“Proses

belajar

afektif

seseorang

menentukn

bagaimana

ia

menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru”.Belajar afektif
mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.

f. Proses Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor, individu dapat menentukan bagaimana ia
mampu

mengendalikan

aktivitas

ragawinya.Belajar

psikomotor

mengandung aspek mental dan fisik.

g. Prinsip Evaluasi
Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk
menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Evaluasi mencakup
kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan
untuk belajar.

B. Model Cooperative Learning
1. Pengertian Model Cooperative Learning

Model cooperative learning merupakan strategi yang menempatkan
siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa dengan tingkat
kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang yang berbeda.
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Pembelajaran harus menekankan kerja sama dalam kelompok untuk rnencapai
tujuan yang sama. Oleh sebab itu, penanaman keterampilan cooperative
sangat perlu dilakukan, antara lain menghargai pendapat orang lain,
mendorong berpartisipasi, berani bertanya, mendorong teman untuk bertanya,
mengambil giliran dan berbagi tugas.

2. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning
a. Saling ketergantungan yang positif

Artinya tiap anggota harus sadar bahwa keberhasilan seseorang
merupakan keberhasilan yang lain atau sebaliknya. Jadi keberhasilan
kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.Dengan
demikian di antara sesama anggota saling membantu menyelesaikan
tugas-tugasnya.

b. Tanggung jawab perseorangan

Adanya ketergantungan yang positif dalam cooperative learning
akan memotivasi siswa untuk mempertanggungjawabkan hasil kerjanya
kepada kelompoknya, sehingga dalam cooperative learning para siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan berpartisipasi secara aktif.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

c. Interaksi tatap muka

Setiap anggota kelompok memiliki latar belakang, pengalaman
keluarga dan sosial ekonomi yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini akan menjadi modal utama dalam proses bertukar pikiran
dalam memecahkan permasalahan. Para anggota kelompok diberi
kesempatan saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam
kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi sehingga terjalin hubungan
yang akrab. Dengan demikian maka di antara anggota kelompok dapat
saling menghargai perbedaan, saling memanfaatkan kelebihan dan
mengisi kekurangan masing-masing anggota hal ini akan berakibat hasil
yang dicapai akan jauh lebih baik bila dikerjakan sendiri.

d. Komunikasi antar anggota
Dalam cooperative learning siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan

berinteraksi

dengan

temannya

sehingga

sebelum

menugaskan siswa dalam kelompok, siswa perlu dibekali bagaimana cara
berkomunikasi yang baik. Hal ini karenatidak setiap siswa mempunyai
keahlian dalam mendengarkan dan berbicara. Meskipun memerlukan
waktu yang cukup panjang tapi proses ini sangat bermanfaat bagi siswa
dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan
pembinaan mental dan emosional siswa. Disamping itu keberhasilan
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk
saling mendengarkan dan kemampuan mereka dalam mengutarakan
pendapatnya. Sikap interaksi sosial yang diharapkan bagaimana cara
menyampaikan pendapat, bertanya dan menjawab yang baik dan benar
sesuai dengan nilai-nilai demokratis.

e. Evaluasi proses kelompok

Dalam melaksanakan evaluasi proses kelompok. guru hendaknya
menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses
kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa
bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu
dilaksanakan setiap kali ada kerja kelompok melainkan bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam
coopertive learning.

3. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning
Pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning pada
umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif umtuk menuntaskan
materi belajarnya.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

b. Kelompok dibentukdari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku,
dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

4. TujuanModel Cooperative Learning
Tujuan utama dalam pengembangan model cooperative learning
adalah belajar kelompok bersama teman-temannya dengan cara saling
menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk
mengemukakan gagasannya dengan cara menyampaikan pendapat mereka
dengan cara.

5. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning
a. Kelebihan Model Cooperative Learning
1. Siswa aktif berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
dengan kata- kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide
orang lain.
3. Dapat membantu anak untuk peka kepada orang lain dan menyadari
akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

4. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar.
5. Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
6. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi
dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.
b. Kelemahan Model Cooperative Learning
1. Penilaian yang diberikan didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau
prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
2. Keberhasilan model cooperative learning dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang.
3. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang
hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual.
6. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning

Fase
1. Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa.

Tingkah laku guru
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pelajaran

dan

memotivasi

siswa

belajar.
2. Menyampaikan informasi.

Guru menyajikan informasi kepada
siswa

dengan

jalan

demonstrasi/lewat bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana

caranya

membentuk

kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara psikis.
4. Membimbing kelompok bekerja
dan belajar.

Guru

membimbing

kelompok

belajar

kelompoksaat

mereka

mengerjakan tugas.
5. Evaluasi.

Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau

masing-masing

kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan penghargaan.

Guru

mencari

cara-cara

untuk

menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.

 
 

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

7 . Macam-macam model Cooperative Learning
Model

pembelajaran

yang

dapat

mewakili

model-model

cooperative learning :
a.Student Teams Achievement Division (STAD)
Langkah - langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang.
2. Guru menyajikan materi pelajaran.
3. Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok
yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepadaanggota.
4. Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab
pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu.
5. Pembahasan kuis.
6. Kesimpulan.
b.Jigsaw (model tim ahli)
Langkah - langkah :
1. Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang.
2. Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda.
3. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama
membentuk kelompok baru.
4. Setelah kelomppok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang sub bab yang
mereka kuasai.
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6. Pembahasan.
7. Penutup.

c. Group investivigation go a round
Langkah - langkah :
1. Membagi siswa kedalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa.
2. Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis.
3. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab
pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam
kurun waktu yang disepakati.

d. Think pair and share
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan inti materi.
2. Siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru.
3. Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya.
4. Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada
materi/permasalahan yang belum diungkap siswa.
5. Kesimpulan.
 
 

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

e. Make a match (membuat pasangan)
Langkah - langkah :
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep/topik
yang cocok untuk sesi review ( satu sisi kartu berupa kartu soal
dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban ).
2. Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soaldari
kartu yang dipegang.
3. Siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (kartu soal/kartujawaban).
4. Siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktudiberi
poin
5. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapatkartu
6. Kesimpulan.

8. Peran Guru dalam Model Cooperative Learning
Sebagai fasilitator, moderator, organisator dan mediator terlihat jelas. Kondisi
ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan dapat memberikan
suasana aktif dan pembelajaran terkesan demokratis, dan masing-masing siswa
mempunyia peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

9. Manfaat Model Cooperative Learning
Beberapa keuntungan yang diperoleh baik oleh guru maupun siswa di dalam
dengan menggunakan model cooperative learningyaitu :
a. Menimbulkan suasana yang baru dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan
sebelumnya hanya dilaksanakan model pembelajaran secara konvensional
yaitu ceramah dan tanya jawab. Metode tersebut ternyata kurang memberi
motivasi dan semangat kepada siswa untuk belajar. Dengan digunakannva
model cooperative learning, maka tampak suasana kelas menjadi lebih hidup
dan lebih bermakna.
b. Membantu guna dalam mengidentifikasikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dan mencarikan alternatif pemecahannya. Dari hasil penelitian tindakan
pelaksanaan cooperative learning dengan diskusi kelompok ternyata mampu
membuat siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
c. Mengembangkan program pembelajaran terpadu. Dengan cooperative
learning siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan aspek
kognitif saja melainkan mampu mengembangkan aspek afektif dan
psikomotor.
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif. Hal ini
dikarenakan kegiatan pembelajaran ini lebih banyak berpusat pada siswa,
sehingga siswa diberi kesempatan untuk turut serta dalam diskusi kelompok.
Pemberian motivasi dari teman sebaya ternyata mampu mendorong semangat
siswa untuk mengembangkan kemampuanberpikirnya. Terlebih lagi bila
 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembahasan

materi

yang

sifatnya

problematik

atau

yang

25

bersifat

kontroversial, mampu merangsang siswa mengembangkan kemampuan
berpikirnya.
e. Mengembangkan kesadaran pada diri siswa terhadap permasalahanpermasalahan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarya. Dengan bekerja
kelompok maka timbul adanya perasaan ingin membantu siswa lain yang
mengalami kesulitan sehingga mampu mengembangkan sosial skill siswa.
Disamping itu pula dapat melatih siswa dalam mengembangkan perasaan
empati maupun simpati pada diri siswa.
f. Melatih siswa dalam berkomunikasi seperti berani mengemukakan pendapat,
berani dikritik, maupun menghargai pendapat orang lain. Komunikasi
interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa
menimbulkan dialog yang akrab dan kreatif.
C.Model Cooperative Learning Tipe STAD

1. PengertianModel Cooperative Learning TipeStudent Teams
AchievementDivision(STAD)
STAD merupakan salah satu tipe dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah angggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan
latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja
dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah
 
 

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai
materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan
untuk saling membantu.
2. Sejarah Model Cooperatif Learning Tipe STAD
Student

Teams

Achievement

Division

yang

disingkat

STAD,

dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John
Hopkin

dan

merupakan

pendekatan

pembelajaran

kooperatif

atau

cooperativelearning yang paling sederhana.
3. Tujuan Model Cooperative Learning TipeStudent Teams Achievement
Division (STAD)
a. Mendorong siswa berdiskusi.
b. Saling membantu menyelesaikan tugas.
c. Menguasai dan pada akhirnya.
d. Menerapkan keterampilan yang diberikan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning TipeStudent Teams
Achievement Division (STAD)
Suatu strategi pembelajaran mempunyai keunggulan dan kekurangan.
Demikian pula dengan model

cooperative learning tipe STAD. Model

cooperative learning tipe STAD mempunyai beberapa kelebihan (Slavin,
1995:17) sebagai berikut :

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma-norma kelompok.
b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam
berpendapat.

Selain kelebihan tersebut model cooperative learning tipe STAD juga
memiliki kekurangan antara lain :
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit
mencapaitarget kurikulum.
b. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
guru tidak mau menggunakan model cooperative learning.
c. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan model cooperative learning.
d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

5. Langkah-Langkah Model Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
Menurut Slavin (1995) mengemukakan ada 5 langkah pelaksanaan
pendekatan ini, yaitu :
a. Persiapan
Pada tahap ini guru memulainya dengan membenkan tujuan
pembelajaran khusus, kemudian memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang
kandungan materi yang akan dipelajarai. Kemudian dilanjutkan dengan
memberi apersepsi dengan harapan mengingatkan kembali pemahaman
siswa akan materi prasyarat yang diperlukan.

b. Penyajian Materi
Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu ditekankan hal-hal
sebagai berikut :
1. Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan
dipelajari siswa dalam kelompok.
2. Menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar
hafalan.
3. Memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol
pemahaman siswa.
4. Memberi penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah.

 
 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

5. Beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang
ada.
c. Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan dipelajari dalam
bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini, siswa saring berbagi
tugas, saling bantu

Dokumen yang terkait

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran PKn untuk siswa kelas V SDN Kledokan.

0 0 253

Peningkatan minat dan prestasi belajar mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2 tahun pelajaran 2014/2015.

1 2 324

Peningkatan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013.

0 1 148

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Kanisius Kintelan Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan PMRI.

0 1 236

Peningkatan prestasi belajar matematika materi bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V SDN Banjarnegoro III semester II tahun pelajaran 2011/2012.

0 1 131

Peningkatan minat dan prestasi belajar matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI siswa kelas V semester genap SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 212

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual pada materi pecahan siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan semester II tahun pelajaran 2011/2012.

0 1 206

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi persiapan kemerdekaan Indonesia siswa kelas V SD Kanisius Duwet semester 2 tahun pelajaran 2011/2012.

0 6 359

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir berpasangan pada mata pelajaran IPS siswa kelas II B SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

0 0 147

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Prajegsari I Tempuran Magelang semester II tahun pelajaran 2011-2012.

0 0 117