Analisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan SK Menteri BUMN nomor : Kep-100/MBU/2002 : studi kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang Magelang tahun 2007 dan 2008 - USD Repository

  

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN

PERUSAHAAN BERDASARKAN SK MENTERI BUMN

NOMOR : KEP-100/ MBU/ 2002

  

(Studi Kasus pada PT Industri Sandang Nusantara

Unit Patal Secang Magelang Tahun 2007 dan 2008)

S K R I P S I

  Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi

  

Oleh:

  Margareta Wijayanti NIM: 052114076

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN

PERUSAHAAN BERDASARKAN SK MENTERI BUMN

NOMOR : KEP-100/ MBU/ 2002

  

(Studi Kasus pada PT Industri Sandang Nusantara

Unit Patal Secang Magelang Tahun 2007 dan 2008)

S K R I P S I

  Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi

  

Oleh:

  Margareta Wijayanti NIM: 052114076

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

Skripsi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN

SK MENTERI BUMN NOMOR : KEP-100/ MBU/ 2002 PERSEMBAHAN Sepenuh hati karya ini kupersembahkan untuk:

  Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menuntun dalam setiap langkahku… Keluargaku yang tak pernah berhenti berdoa dan memberi semangat …

  Sahabat-sahabatku yang telah menorehkan banyak cerita… Kekasihku…

  MOTTO

  

"Betapa kegagalan itu merupakan bagian dari

kehidupan kita sehari-hari, saya dapat

mengatasinya dan dalam prosesnya mengajari

saya bagaimana caranya .."

  

(John C. Maxwel)

  

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BERDASARKAN SK MENTERI BUMN

NOMOR : KEP-100/ MBU/ 2002

(Studi Kasus pada PT Industri Sandang Nusantara

  

Unit Patal Secang Magelang Tahun 2007 dan 2008)

Margareta Wijayanti

NIM: 052114076

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2010

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 di PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang sebelum dan ketika krisis global pada tahun 2007 dan 2008. Latar belakang penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mengalami penurunan sejak terjadinya krisis global, dimana PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang juga sebagai salah satu perusahaan yang terkena dampaknya. Tingkat kesehatan yang diukur dilihat dari aspek keuangan yang diambil dari laporan keuangan.

  Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dari laporan keuangan yang dikeluarkan oleh PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang pada tahun 2007 dan 2008. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menghitung tingkat kesehatan yang sesuai dengan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002.

  Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang pada tahun 2007 adalah sehat sedangkan pada tahun 2008 tidak sehat. Hal ini berarti krisis global berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang.

  

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF COMPANY’S FINANCIAL HEALTH LEVEL BASED

ON STATE-OWNED ENTERPRISE MINISTER’S

NO. : KEP-100/ MBU/ 2002

  

(A Case study at PT Industri Sandang Nusantara

Unit Patal Secang Magelang in the year 2007 and 2008)

Margareta Wijayanti

NIM: 052114076

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  The purpose of this study was to determine the level of financial health of enterprise based on SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100 / MBU / 2002 at PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang before and during global crisis in 2007 and 2008. The background of this research is the financial performance of companies in Indonesia had decreased since the global crisis, in which PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang also as one of the affected companies. The health level measured was viewed from the financial aspects taken from financial report.

  The study was a case study. The data were obtained from financial report issued by the PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang in 2007 and 2008. The data analysis technique used was by calculating the helath level appropriate with SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100 / MBU / 2002.

  The results showed that company’s helath level PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang in the year 2007 was healthy while in the year 2008 was not healthy. This meant that the global crisis negatively affected the financial performance of PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang.

  KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis skripsi bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  a. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  b. Drs. Y. P. Supardiyono, M. Si., Akt., QIA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  c. Drs. Yusef Widya Karsana, Akt., M. Si., QIA selaku ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  d. Firma Sulistiyowati, S. E., M. Si., QIA selaku Pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  e. Semua Dosen dan Karyawan FE USD yang telah membantu penulis.

  f. Kedua Orang Tuaku yang selalu berdoa demi kelancaran pendidikanku.

  g. Kedua kakak laki-lakiku Lorensius Pranoto Jati Wicaksono dan Paulus Hari Wijayanto serta adikku Theresia Kristanti Rejeki yang selalu memberikan semangat doa dan dorongan dalam hidupku. h. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku. i. Sahabat-sahabatku: Elen, Didot, Nova, Lily dan Gema yang dengan rela selalu meluangkan waktu untuk membantu demi kelancaran studiku. j. Teman-teman Akuntansi 2005 FE USD atas kerjasamanya.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 31 Juli 2010 Margareta Wijayanti

  Yogyakarta, 26 Juli 2010

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .......................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii ABSTRAK .................................................................................................. viii ABTRACK ................................................................................................. ix HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. x HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................... xii HALAMAN DAFTAR TABEL ....................................................................... xiv HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xv BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...................................................................

  4 C. Batasan Masalah ......................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian ....................................................................

  4 E. Manfaat Penelitian ..................................................................

  5 F. Sistematika Penulisan ..............................................................

  6 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................

  8 A. Pengertian dan Peranan BUMN ..............................................

  8 B. Tingkat Kesehatan Perusahaan ...............................................

  9 C. Macam-macam Rasio...............................................................

  11 D. Aspek-aspek Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN menurut SK Menteri BUMN RI No.: KEP-100/ MBU/ 2002................

  14 E. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan pada Aspek Keuangan ............................................

  16 F. Krisis Ekonomi Global ............................................................

  25 BAB III METODA PENELITIAN .............................................................

  28 A. Jenis Penelitian ........................................................................

  28 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................

  28 C. Objek Penelitian ......................................................................

  28 D. Data yang Diperlukan .............................................................

  28 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

  29 F. Teknik Analisis Data ...............................................................

  29 G. Menginterpretasikan Hasil Perhitungan ...................................

  35 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................

  37 A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ...............................................

  37 B. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................

  40 C. Hasil Produksi dan Daerah Perusahaan ...................................

  43 D. Lokasi dan Layout Perusahaan ................................................

  43 E. Kegiatan ..................................................................................

  44

  BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..............................................

  47 A. Analisis ....................................................................................

  47 B. Pembahasan .............................................................................

  55 BAB VI PENUTUP......................................................................................

  61 A. Kesimpulan .............................................................................

  61 B. Keterbatasan Penelitian ...........................................................

  63 C. Saran ........................................................................................

  63 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

  64 Lampiran ..................................................................................................

  65

  

DAFTAR TABEL

  33 Tabel 3.7 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Aset ...............................

  52 Tabel 5.10 : Daftar Penilaian Aspek Keuangan Tahun 2008 ...........................

  52 Tabel 5.9 : Daftar Penilaian Aspek Keuangan Tahun 2007 ...........................

  51 Tabel 5.8 : Daftar Hasil Perhitungan TMS Terhadap TA Tahun 2007 dan 2008..............................................................................................

  51 Tabel 5.7 : Daftar Hasil Perhitungan Perputaran Total Aset Tahun 2007 dan 2008 .......................................................................................

  50 Tabel 5.6 : Daftar Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2007 dan 2008 .......................................................................................

  49 Tabel 5.5 : Daftar Hasil Perhitungan Collection Periods Tahun 2007 dan 2008..............................................................................................

  49 Tabel 5.4 : Daftar Hasil Perhitungan Current Ratio Tahun 2007 dan 2008 ..

  48 Tabel 5.3 : Daftar Hasil Perhitungan Cash Ratio Tahun 2007 dan 2008 ......

  48 Tabel 5.2 : Daftar Hasil Perhitungan ROI Tahun 2007 dan 2008 .................

  36 Tabel 5.1 : Daftar Hasil Perhitungan ROE Tahun 2007 dan 2008.................

  34 Tabel 3.9 : Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan..............................

  34 Tabel 3.8 : Daftar Skor Penilaian Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset.

  32 Tabel 3.6 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan...............................

  Halaman Tabel 2.1 : Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan..............................

  32 Tabel 3.5 : Daftar Skor Penilaian Collection Periods ....................................

  31 Tabel 3.4 : Daftar Skor Penilaian Current Ratio ...........................................

  30 Tabel 3.3 : Daftar Skor Penilaian Cash Ratio ...............................................

  29 Tabel 3.2 : Daftar Skor Penilaian ROI ..........................................................

  25 Tabel 3.1 : Daftar Skor Penilaian ROE ..........................................................

  24 Tabel 2.9 : Daftar Skor Penilaian untuk Total Modal Sendiri terhadap Total Aset .....................................................................................

  23 Tabel 2.8 : Daftar Skor Penilaian untuk Total Asset Turn Over ....................

  22 Tabel 2.7 : Daftar Skor Penilaian untuk Perputaran Persediaan ....................

  21 Tabel 2.6 : Daftar Skor Penilaian untuk Collection Periods..........................

  20 Tabel 2.5 : Daftar Skor Penilaian untuk Current Ratio ..................................

  19 Tabel 2.4 : Daftar Skor Penilaian untuk Cash Ratio ......................................

  18 Tabel 2.3 : Daftar Skor Penilaian untuk ROI .................................................

  17 Tabel 2.2 : Daftar Skor Penilaian untuk ROE ................................................

  53

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran_1 : Laju Pertumbuhan PDB Triwulanan menurut Lapangan Usaha......................................................................................

  65 Lampiran_2 : Laporan Kebijakan Moneter TriwulanIV-2008 .....................

  66 Lampiran_3 : Laporan Laba Rugi Tahun 2007 dan 2008.............................

  70 Lampiran_4 : Neraca Tahun 2007 dan 2008 ................................................

  74 Lampiran_5 : Salinan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002........................................................................................

  77 Lampiran_6 : Surat Keterangan Penelitian...................................................

  91

  1 BAB I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Perkembangan bisnis yang semakin pesat membuat perusahaan harus menggunakan berbagai macam cara agar membuat perusahaan tetap dapat bertahan di bidangnya. Munculnya pesaing-pesaing baru yang lebih kompeten dan dengan inovasi-inovasi yang lebih disukai konsumen membuat perusahaan harus lebih bekerja keras untuk dapat tetap “hidup”.

  Munculnya pesaing-pesaing baru ini membuat perusahaan harus semakin dapat mengelola keuangannya secara efektif dan efisien, karena dengan pengelolaan keuangan yang baik akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dimana hal tersebut akan sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan akuntabilitasnya. Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi global yang ikut melanda Indonesia.

  Pada awal tahun 2008 dampak dari krisis global ini memang tidak terlalu berpengaruh besar terhadap Indonesia. Tetapi pada triwulan empat terjadi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) negatif terutama pada sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu minus 22,9 persen karena siklus musiman. Sektor lainnya yang mengalami penurunan yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran minus 2,6 persen, sektor industri pengolahan minus 2,5 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian minus 0,0 persen (pada subsektor pertambangan migas sebesar minus 1,6 persen).

  2 Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV mengalami pertumbuhan positif. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 4,8 persen, sektor keuangan, real estat dan jasa perusahaan tumbuh 2,0 persen, sektor konstruksi tumbuh 1,9 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 1,7 persen, dan sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh 0,8 persen (lampiran_1). Pengaruh negatif tersebut juga dirasakan oleh PT Industri Sandang Nusantara Patal Secang yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan industri.

  PT Industri Sandang Nusantara Patal Secang ini adalah perusahaan perdagangan dan industri yang termasuk ke dalam perusahaan BUMN yang berdiri sejak tahun 1978 sehingga dalam menilai tingkat kesehatannya digunakan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 sebagai tolok ukurnya. Aspek-aspek yang dinilai dalam SK Menteri ini yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan aspek adminitrasi. Dalam mengukur kesehatan keuangan pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Secang peneliti hanya memfokuskan pada aspek keuangan saja untuk menilai kinerja dilihat dari laporan keuangan.

  BUMN perlu diatur agar dapat dikendalikan secara optimal dan diawasi penuh oleh pemegang saham. Upaya pengawasan dan pengendalian tersebut dilakukan melalui induk perusahaan pada masing-masing BUMN sesuai peran Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip manajerial di mana pemegang saham memfokuskan diri pada penyusunan rencana-rencana strategis menyangkut kelangsungan perusahaan. Alasan lain mengapa BUMN perlu diatur adalah karena jumlah

  3 anak perusahaan yang semakin banyak mengakibatkan rentang pengawasan

  .

  menjadi semakin lebar dan sulit dilakukan Pihak perusahaan merasa bahwa krisis ekonomi global ini sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Hal ini terlihat dari kerugian yang sangat besar dialami oleh perusahaan milik Pemerintah ini di tahun 2008. Dengan adanya kerugian yang sangat besar ini, maka Penulis ingin melihat bagaimana dampak krisis ekonomi global ini terhadap tingkat kesehatan PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang sebelum terkena dampak krisis ekonomi global dan ketika terkena dampak krisis ekonomi global didasarkan pada Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 pada aspek keuangan saja.

  Hingga saat ini, terdapat penelitian terdahulu yang meneliti mengenai tingkat kesehatan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh F. A. Suhartono H. P. yang meneliti tentang Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan Studi Kasus pada PT. Industri Sandang II Unit Patal Secang 1994-1998. Hasil penelitian ini adalah tingkat kesehatan tersebut dari tahun ke tahun cenderung naik turun disebabkan oleh naik turunnya laba sebelum pajak. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 pada tahun 2007 dan 2008.

  4 B. Rumusan Masalah Bagaimana tingkat kesehatan keuangan PT Industri Sandang

  Nusantara Unit Patal Secang pada tahun 2007 dan 2008 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 khususnya aspek keuangan yang meliputi delapan indikator, yaitu Return On Equity (ROE), Return On

  Investment (ROI), Rasio Kas, Rasio Lancar, Collection Periods, Perputaran

  Persediaan, Perputaran Total Aset dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset.

  C. Batasan Masalah

  Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, penilaian terhadap kinerja perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan meliputi penilaian terhadap aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada tingkat kinerja aspek keuangan PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang pada tahun 2007 dan 2008 berdasarkan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui rasio profitabilitas perusahaan yang diukur dengan

  Return On Equity (ROE)/ Tingkat Imbalan kepada Pemegang Saham dan Return On Investment (ROI)/ Tingkat Imbalan Investasi tahun 2007 dan

  2008.

  5

  2. Untuk mengetahui rasio likuiditas perusahaan yang diukur dengan Cash

  Ratio / Tingkat Rasio Kas dan Current Ratio/ Tingkat Rasio Lancar tahun 2007 dan 2008.

  3. Untuk mengetahui rasio aktivitas perusahaan yang diukur dengan

  Collection Periods dan Perputaran Persediaan serta Total Asset Turn Over (TATO)/ Perputaran Total Aset tahun 2007 dan 2008.

  4. Untuk mengetahui rasio solvabilitas perusahaan yang diukur dengan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (RMS terhadap TA) tahun 2007 dan 2008.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja keuangannya agar dapat dikelola dengan baik serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat menambah referensi perpustakaan Universitas Sanata Dharma serta menambah ilmu bagi pembacanya.

  3. Bagi Penulis Dalam masa penulisan dapat memberikan pengalaman bagi penulis agar dapat mengetahui dunia kerja dan penggunaan teori sewaktu kuliah di dalam dunia kerja yang sebenarnya.

  6 F. Sistematika Penulisan

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendukung analisa dari penelitian. Teori ini akan digunakan sebagai tinjauan pustaka dalam pembahasan masalah yang akan diteliti.

  BAB III METODA PENELITIAN Bab ini menguarikan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, data yang diperlukan dan teknik analisa data.

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang gambaran perusahaan secara umum pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang yang meliputi sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, hasil produksi dan daerah pemasaran, lokasi dan layout perusahaan serta kegiatannya.

  BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang analisa data dan pembahasan masalah.

  7 BAB VI PENUTUP

  Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran peneliti berdasarkan hasil penelitian.

  8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Peranan BUMN

  Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Menurut tipenya, BUMN termasuk ke dalam Quasi-Profit Organization dimana “tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau menjual barang dan/atau jasa dengan maksud untuk memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor dan para anggota” (Mahsun 2006: 3).

  Menurut Keputusan Menkeu RI Nomor 740/ KMK 00/ 1989, BUMN adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara atau badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki Negara tetapi statusnya disamakan dengan BUMN, yaitu:

  1. BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah.

  2. BUMN yang merupakan patungan antara pemerintah dengan BUMN lainnya.

  9

  3. BUMN yang merupakan badan-badan usaha patungan dengan swasta nasional/ asing dimana Negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.

  Menurut Anoraga (1994: 5), BUMN memilik 7 peranan penting, yaitu

  1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi negara pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;

  2. Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan;

  3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa barang dan jasa bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;

  4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang bersfat melengkapi kegiatan swasta dan koperasi dengan antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun bentuk jasa dengan memberikan pelayanan yang bermutu;

  5. Turut aktif memberikan bimbingan kepada sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah dan sektor koperasi;

  6. Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya.

B. Tingkat Kesehatan Perusahaan

  Sesuai dengan SK Menteri BUMN RI Nomor : KEP-100/MBU/2002, tujuan dari penilaian tingkat kesehatan perusahaan ini adalah dengan perkembangan dunia dalam situasi perekonomian yang semakin terbuka maka perusahaan perlu dilandasi dengan sarana dan sistem penilaian kerja yang dapat mendorong perusahaan ke arah peningkatan efisiensi dan daya saing.

  10 Tingkat kesehatan keuangan perusahaan dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang berisi informasi keuangan (Mahsun 2006: 135). Menurut Mahsun (2006: 135), terdapat 6 tujuan pembuatan laporan keuangan sektor publik:

  1. Kepatuhan dan pengelolaan Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada para pengguna laporan keuangan dan penguasa bahwa pengelolaan keuangan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang ditetapkan.

  2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik dan sebagai alat untuk memonitor dan menilai efisiensi kinerja manajer publik dan memungkinkan pihak eksternal untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

  3. Perencanaan dan informasi otorisasi Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa yang akan datang serta memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.

  4. Kelangsungan organisasi Laporan keuangan berfungsi untuk membantu para pembaca menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja tersebut dapat melangsungkan usahanya untuk menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

  11

  5. Hubungan masyarakat Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi dan media untuk menyatakan prestasi yang telah dicapai organisasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

  6. Sumber fakta dan gambaran Laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

C. Macam-macam Rasio

  Menurut Ross (2008: 56), “Financial ratios is relationship determined from a firm’s financial

  information and used for comparison purpose. Such ratios are ways of comparing and investigating the relationships between different pieces of financial information. Using ratios eliminates the size problem because the size effectively divides out. We’re then left with percentage, multiples, or time periods .”

  Rasio keuangan adalah hubungan yang dihitung dari informasi keuangan sebuah perusahaan yang digunakan untuk tujuan perbandingan.

  Rasio-rasio tersebut merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada di antara berbagai bagian informasi keuangan.

  Penggunaan rasio akan menghilangkan masalah ukuran karena ukuran akan secara efektif terbagi. Yang akhirnya kita dapatkan persentase, kelipatan, atau periode waktu (Ross 2002: 78).

  Menurut Prastowo (2002: 76), dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai efektifitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan

  12 aktivitas usahanya. Dengan rasio, kita juga dapat memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan.

  Terdapat empat kelompok rasio keuangan, yaitu:

  1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang berjangka pendek pada waktunya.

  a. Current Ratio =

  b. Cash Ratio (Ratio Immediate Solvency) =

  c. Acid Test Ratio =

  d. Working capital to total asset ratio =

  2. Rasio aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan.

  a. Periode pengumpulan piutang =

  b. Perputaran piutang =

  c. Perputaran persediaan =

  d. Rata-rata menahan persediaan =

  e. Perputaran total aktiva =

  13

  3. Financial leverage ratio Rasio leverage adalah rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

  a. Debt ratio =

  b. Debt to equity ratio =

  c. Time interest earned ratio =

  4. Rasio profitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset maupun laba bagi modal sendiri.

  a. Gross profit margin =

  b. Net profit margin =

  c. Operating ratio =

  d. Return On Investment =

  e. Return On Equity =

  RI Nomor : KEP-100/MBU/2002, terdapat

  Menurut SK Menteri BUMN

  

delapan macam rasio yang digunakan untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan:

  1. Return on Equity (ROE) = x 100%

  2. Return on Investment (ROI) = x 100%

  3. Rasio kas = x 100%

  14

  1. Aspek Keuangan Delapan rasio yang digunakan dalam SK MK RI Nomor : KEP- 100/MBU/2002 :

  g. Perputaran total aset

  f. Perputaran persediaan

  e. Collection periods

  d. Rasio lancar

  c. Rasio kas

  b. Imbalan Investasi (ROI)

  a. Imbalan kepada Pemegang Saham (ROE)

  Ada tiga aspek yang digunakan untuk menilai tingkat kesehatan perusahaan negara:

  4. Rasio lancar = x 100%

  

D. Aspek-aspek Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN menurut SK Menteri

BUMN RI Nomor : KEP-100/MBU/2002

  8. Rasio modal sendiri terhadap total asset = x 100%

  x 100%

  Total pendapatan

  7. Perputaran total asset =

  6. Perputaran persediaan = x 365

  5. Collection periods = x 365 hari

  h. Rasio modal sendiri terhadap total aset

  15

  2. Aspek Operasional Indikator yang dinilai meliputi unsur-unsur kegiatan yang dianggap paling dominan dalam rangka menunjang keberhasilan operasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

  3. Aspek Administrasi Dalam penilaian aspek administrasi, indikator yang dinilai adalah

  a. Laporan perhitungan tahunan

  b. Rancangan KAP

  c. Laporan periodik

  d. Kinerja PUKK Tingkat Kesehatan BUMN: Terdapat tiga tingkat kesehatan untuk BUMN yaitu:

  a. Sehat, yang terdiri dari: AAA apabila tota (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80 < TS <= 95 A apabila 65 < TS <= 80

  b. Kurang sehat, yang terdiri dari: BBB apabila 50 < TS <= 65 BB apabila 40 < TS <= 50 B apabila 30 < TS <= 40

  16

  c. Tidak sehat yang terdiri dari: CCC apabila 20 < TS <= 30 CC apabila 10 < TS <= 20 C apabila TS <= 10

  

E. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan

Pada Aspek Keuangan

  1. Total bobot a. BUMN Infrastruktur (Infra) dengan total skor 50.

  BUMN Infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidangnya meliputi: 1) Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik.

  2) Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api. 3) Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara.

  4) Bendungan dan irigasi.

  b. BUMN Non Infrastruktur (Non infra) dengan total skor 70.

  BUMN Non Infrastruktur adalah BUMN yang bidang usahanya di luar bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam BUMN Infrastruktur.

  17

  2. Indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya

Tabel 2.1 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan Bobot Indikator Infra Non Infra

  Imbalan kepada pemegang saham (ROE)

  15

  20 Imbalan investasi (ROI)

  10

  15 Rasio kas

  3

  5 Rasio lancar

  4

  5 Collection Periods

  4

  5 Perputaran persediaan

  4

  5 Perputaran total aset

  4

  5 Rasio modal sendiri terhadap total aset

  6

  10 Total

  50

  70 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/ MBU/ 2002

  3. Metode penilaian

  a. Imbalan kepada pemegang saham/ Return On Equity (ROE) Rumus:

  ROE = x 100% 1) Laba setelah Pajak adalah Laba setelah Pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari : a) Aktiva tetap

  b) Aktiva Non Produktif

  c) Aktiva Lain-lain

  d) Saham Penyertaan Langsung

  18

  

2) Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri dalam

neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen Modal sendiri yang digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Dalam Modal sendiri tersebut di atas termasuk komponen kewajiban yang belum ditetapkan statusnya.

3) Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku Aktiva Tetap yang sedang dalam tahap pembangunan.

Tabel 2.2 Daftar Skor Penilaian untuk ROE Skor ROE (%) Infra Non Infra

  15 < ROE

  15

  20 13 < ROE <=15 13,5 18 11 < ROE <= 13

  12

  16 9 < ROE <= 11 10,5

  14 7,9 < ROE <= 9

  9

  12 6,6 < ROE <= 7,9 7,5

  10 5,3 < ROE <= 6,6 6 8,5 4 < ROE <= 5,3

  5

  7 2,5 < ROE <=4 4 5,5 1 < ROE <= 2,5

  3

  4 0 < ROE <= 1 1,5

  2 ROE < 0

  1 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  19

  b. Imbalan investasi/ Return On Investment (ROI) Rumus:

  ROI = x 100% 1) EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari : a) Aktiva Tetap

  b) Aktiva lain-lain

  c) Aktiva Non Produktif

  d) Saham penyertaan langsung 2) Penyusutan adalah Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi

3) Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.

Tabel 2.3 Daftar Skor Penilaian untuk ROI Skor ROI (%) Infra Non Infra

  18 < ROI

  10

  15 15 < ROI <= 18 9 13,5 13 < ROI <= 15

  8

  12 12 < ROI <= 13 7 10,5

  10,5 < ROI <= 12

  6

  9 9 < ROI <= 10,5 5 7,5 7 < ROI <= 9

  4

  6 5 < ROI <=7 3,5 5 3 < ROI <= 5

  3

  4

  20 Tabel 2.3 Daftar Skor Penilaian untuk ROI (Lanjutan)

  Skor ROI (%) Infra Non Infra

  1 < ROI <= 3 2,5

  3 < ROI <= 1

  2

  2 ROI < 0

  1 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  c. Rasio kas/ Cash Ratio Rumus:

  

Cash Ratio = x 100%

1) Kas, Bank dan surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing- masing pada akhir tahun buku.

  2) Current Liabilities adalah posisi seluruh Kewajiban Lancar pada akhir tahun buku.

Tabel 2.4 Daftar Skor Penilaian untuk Cash Ratio Skor

  Cash Ratio = X (%) Infra Non Infra

  X >= 35

  3

  5 25 <= X < 35 2,5 4 15 <= X < 25

  2

  3 10 <= X < 15 1,5 2 5 <= X < 10

  1

  1 0 <= X < 5 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  21

  d. Rasio lancar/ Current Ratio Rumus:

  Current Ratio = x 100% 1) Current Asset adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku

2) Current Liabilities adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir tahun buku .

Tabel 2.5 Daftar Skor Penilaian untuk Current Ratio

  Current Ratio = X (%) Skor Infra Non Infra

  125 <= X

  3

  5 110 <= X < 125 2,5 4 100 <= X < 110

  2

  3 95 <= X < 100 1,5 2 90 <= X < 95

  1

  1 X < 90 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  e. Collection Periods (CP) Rumus:

  CP = x 365 hari 1) Total Piutang Usaha adalah posisi Piutang Usaha setelah dikurangi Cadangan Penyisihan Piutang pada akhir tahun buku.

  2) Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun buku.

  22 Tabel 2.6 Daftar Skor Penilaian untuk Collection Periods

  CP = X (hari) Perbaikan = X (hari) Skor Infra Non Infra

  X <= 60 X > 35

  4

  5 60 < X <= 90 30 < X <= 35 3,5 4,5 90 < X <= 120 25 < X <=30

  3

  4 120 < X <=150 20 < X <= 25 2,5 3,5 150 < X <= 180 15 < X <= 20

  2

  3 180 < X <= 210 10 < X <=15 1,6 2,4 210 < X <= 240 6 < X <= 10 1,2 1,8 240 < X <= 270 3 < X <= 6 0,8 1,2 270 < X <= 300 1 < X <= 3 0,4 0,6 300 < X 0 < X <= 1

  Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  f. Perputaran Persediaan (PP) Rumus:

  PP = x 365 1) Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang.

2) Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.

  23 Tabel 2.7 Daftar Skor Penilaian untuk Perputaran Persediaan

  PP = X (hari) Perbaikan = X (hari) Skor Infra Non Infra

  X <= 60 X > 35

  4

  5 60 < X <= 90 30 < X <= 35 3,5 4,5 90 < X <= 120 25 < X <=30

  3

  4 120 < X <=150 20 < X <= 25 2,5 3,5 150 < X <= 180 15 < X <= 20

  2

  3 180 < X <= 210 10 < X <=15 1,6 2,4 210 < X <= 240 6 < X <= 10 1,2 1,8 240 < X <= 270 3 < X <= 6 0,8 1,2 270 < X <= 300 1 < X <= 3 0,4 0,6 300 < X 0 < X <= 1

  Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  g. Perputaran total aset/ Total Asset Turn Over (TATO) Rumus:

  TATO = Total pendapatan x 100%

  1) Total Pendapatan adalah Total Pendapatan Usaha dan Non Usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan Aktiva Tetap

2) Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap Dalam Pelaksanaan.

  24 Tabel 2.8 Daftar Skor Penilaian untuk Total Asset Turn Over

  Skor TATO = X Perbaikan = X (%) (%) Infra Non Infra

  120 < X 20 < X

  4

  5 105 < X <= 120 15 < X <= 20 3,5 4,5 90 < X <= 105 10 < X <= 15

  3

  4 75 < X <= 90 5 < X <= 10 2,5 3,5 60 < X <= 75 0 < X <= 5

  2

  3 40 < X <= 60 X <= 0 1,5 2,5 20 < X <= 40 X < 0

  1

  2 X <= 20 X < 0 0,5 1,5 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

  h. Rasio total modal sendiri terhadap total asset Rumus:

  TMS terhadap TA = x 100%

1) Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.

  2) Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada poisisi akhir tahun buku yang bersangkutan.

  25 Tabel 2.9 Daftar Skor Penilaian untuk Total Modal Sendiri

  terhadap Total Aset Skor TMS terhadap TA (%) = X Infra Non Infra

  X < 0 0 <= X <10

  2

  4 10 <= X < 20

  3

  6 20 <= X < 30 4 7,25 30 <= X < 40

  6

  10 40 <= X < 50 5,5 9 50 <= X < 60

  5 8,5 60 <= X < 70 4,5 8 70 <= X < 80 4,25 7,5

  80 <= X < 90

  4

  7 90 <= X < 100 3,5 6,5 Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

F. Krisis Ekonomi Global

  Penyebab resesi ekonomi global Amerika Serikat berawal dari adanya kasus kredit macet pada sektor perumahan. Semula kredit perumahan hanya diberikan kepada nasabah yang sudah memenuhi syarat untuk melakukan pembayaran cicilan. Meningkatnya harga properti sebanyak 20% setiap tahunnya menyebabkan banyak orang berani untuk mengajukan kredit pembelian rumah, bank pun memberikan kemudahan dalam pengajuan kredit tersebut dengan bunga yang sangat kecil atau kredit tanpa uang muka.

Dokumen yang terkait

Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan PT. Industri Sandang II Unit Patal Secang Magelang

2 66 10

Analisis optimalisasi biaya mutu terhadap laba operasional perusahaan : studi kasus pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang.

0 0 147

Analisis efisiensi penggunaan modal kerja : studi kasus pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang.

0 0 160

Evaluasi kinerja bagian produksi dan bagian pemasaran menggunakan analisis selisih laba kotor : studi kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang.

0 0 213

Perkembangan keuangan perusahaan berdasarkan analisis ratio keuangan : studi kasus pada PT. Industri Sandang II [PERSERO] Patun Muriateks Kudus tahun 1986-1990.

0 1 168

Analisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan surat keputusan menteri BUMN No. Kep-100/MBU/2002 : studi kasus pada PT Tambang Batubara Bukit Asam [Persero] Tbk. dan PT Perusahaan Gas Negara [Persero] Tbk. - USD Repository

0 0 131

Evaluasi pengendalian biaya tenaga kerja langsung : studi kasus pada PT Industri Sandang Nusantara Patal Cilacap - USD Repository

0 0 110

Analisis tingkat kesehatan BUMN ditinjau dari SK Menteri Keuangan No. 198/KMK.016/1998 : studi kasus PT. Aneka Tambang Tbk - USD Repository

0 0 80

Penilaian tingkat kesehatan BUMN ditinjau dari aspek keuangan berdasarkan SK Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002 - USD Repository

0 0 135

Analisis tingkat kesehatan perusahaan ditinjau dari aspek keuangan berdasarkan surat keputusan menteri BUMN no. Kep-100/MBU/2002 - USD Repository

0 1 117