PENGARUH EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS MUSI PALEMBANG

  IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5

  1

ISSN: 1978-1520

  

PENGARUH EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BIAYA

OPERASIONAL TERHADAP LABA BERSIH

BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS

  1 2 3 1,2,3

Betsy Deselor Wanti* , Rika Kharlina , Christina Yunita

  STIE Multi Data Palembang; Jl. Rajawali No 14 Palembang, telp(0711) 376400 1,2,3 Jurusan Akuntansi, Palembang 2 e-mail: rika@stie-mdp.ac.id, istinayunita@stie-mdp.ac.id

  

Abstrak

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa efektivitas dan efisiensi biaya operasional berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap laba bersih Bus

  

Rapid Transit (BRT) Transmusi Palembang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

  kuantitatif, dengan bentuk rumusan masalah assosiatif, dan bentuk hubungan kausal. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer berupa hasil wawancara dan data sekunder berupa laporan keuangan BRT Trans Musi Palembang dari tahun 2010-2013 dan gambaran umum perusahaan. Data laporan keuangan tersebut diolah menggunakan SPSS 22.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas biaya operasional memiliki t hitung sebesar 7,167 > t tabel sebesar 1,679 yang artinya efektivitas biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih, dan efisiensi biaya operasional memiliki t hitung sebesar 56,820 > t tabel sebesar 1,679 yang artinya efisiensi biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Dari hasil uji F diperoleh F Hitung sebesar 6899,824 > F Tabel sebesar 3,204 yang artinya efektivitas dan efisiensi biaya operasional berpengaruh secara simultan terhadap laba bersih.

  Kata kunci —Efektivitas, Efisiensi, Biaya Operasional, Laba Bersih.

  

Abstract

This research aims to determine and prove that effectiveness and efficiency of

operational cost effect partially and simultaneously to net income of Bus Rapid Transit (BRT)

  

Trans Musi Palembang. This research used quantitative research methods, with the form of the

associative problem formulation, and a causal relationship form. The data used is primary data

in the form of interviews and secondary data from the financial statements of BRT Trans Musi

from years 2010-2013 and a general overview of the company. Financial statement data was

processed using SPSS 22.

  The results showed that the effectiveness of operational cost has t count 7.167 > t table

1.679 which means that the effectiveness of operational cost effect significantly to net income,

and the efficiency of operational cost has t count 56.820 > t table 1.679, which means that the

efficiency of the operational cost effect significantly to net income. From the results of F test

obtained F count 6899.824 > F Table of 3.204, which means that the effectiveness and

efficiency of operational cost effect simultaneously to net income.

  Keyword —Effectiveness, Efficiency, Operational Cost, Net Income. st th th Received June1 ,2012; Revised June25 , 2012; Accepted July 10 , 2012

  2 

ISSN: 1978-1520

  PENDAHULUAN alam rangka meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan kendaraan umum, Pemerintah Kota Palembang menunjuk PT. Sarana Pembangunan Palembang Jaya

  D

  untuk mengoperasikan Bus Rapid Transit Trans Musi. Berdasarkan wacana yang dimuat di

  

website PT.SP2J, PT. Sarana Pembangunan Palembang Jaya berdasarkan surat Wali Kota

  Palembang tanggal 22 Oktober 2009 No.551-2/002394/Dishub, ditunjuk untuk mengoperasikan

  

Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi Palembang baik pengadaan APBD tahun 2009 maupun

  bantuan Kementerian Perhubungan, dibawah Pengawasan Dinas Perhubungan Kota Palembang (UPTD Angkutan Massal). Tujuan dikembangkannya Bus Rapid Transit Trans Musi adalah untuk meningkatkan pelayanan transportasi yang baik kepada masyarakat dengan menciptakan suatu sistem angkutan umum yang efisien, berkualitas, dan berkelanjutan sehingga dapat mendukung penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, nyaman, cepat, lancar, serta dapat diandalkan.

  Menurut berita yang dimuat dalam website Sriwijaya Post (2011), secara resmi, operasional Bus Rapid Transit Trans Musi di-launching pada 22 Februari 2010, dengan 2 koridor (trayek), 74 halte, 25 bus (5 bus besar, 20 bus medium). Melihat kesuksesan Trans Musi, pemerintah pusat dalam hal ini Kementrian Perhubungan memberikan 5 buah bus ukuran besar pada 1 Mei 2010. SP2J pun kemudian menambah 60 bus berukuran sedang dan melakukan soft launching pada 23 Februari 2011. Tahun 2012, sudah ada 120 unit bus Trans Musi. Perkembangan bus Trans Musi sangat pesat dari tahun ke tahun.

  Pada tahun 2010 hingga 2012 terjadi peningkatan yang cukup pesat pada operasional Trans Musi. Namun pada tahun 2013 Trans Musi mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya permasalahan yang sedang terjadi di dalam perusahaan pengelola Trans Musi (PT.SP2J).

  Permasalahan tersebut meliputi, masalah kerusakan bus, pengelolaan manajemen, hingga gaji karyawan yang belum dibayarkan.

  Menurut wacana yang dimuat di website Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Palembang, masalah pada kerusakan bus, sebanyak 63 armada Trans Musi mengalami kerusakan dan perlu perbaikan. Sebanyak 40 armada yang mengalami kerusakan tersebut mendapatkan subsidi dari Pemkot Palembang untuk diperbaiki. Kerusakan yang dialami diantaranya, baterai yang soak, ban mobil, serta mesin yang bermasalah. Selain itu, masalah jam kerja dan jumlah karyawan kurang efisien. Dimana jumlah karyawan Trans Musi sejumlah ±800 orang dan perputaran jam kerja selama 7 jam yang kurang efektif.

  Menurut wacana yang dimuat di website Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kota Palembang, selain masalah kerusakan bus, masalah pengelolaan manajemen juga menjadi masalah yang memprihatinkan dalam Trans Musi, dimana pemasukan keuangan dari perusahaan hampir merugi dan tidak untung. Menurut berita yang memuat di website Sumatera Ekspres, hal ini dikarenakan defisit sebesar Rp11 Miliar pada tahun 2013 yang diketahui akibat tidak seimbangnya pendapatan dari operasional Trans Musi dengan beban yang harus dibayarkan. Defisit tersebut terjadi karena beban operasional bus Trans Musi mencapai Rp43 Miliar. Sedangkan pendapatannya hanya Rp32 Miliar. Dana sebesar Rp32 Miliar tersebut untuk membayar gaji karyawan dan bahan bakar serta suku cadang. Kondisi tersebut semakin parah ketika dari 150 unit bus Trans Musi, kini sebanyak 63 unit mengalami kerusakan. Padahal satu bus itu pendapatannya bisa mencapai Rp500.000/hari. Sementara total karyawan, baik driver maupun pramugara BRT Trans Musi sebanyak 681 orang dengan gaji mulai dari Rp1.300.000 s/d Rp2.600.000 per bulan.

  Permasalahan yang terjadi pada setiap perusahaan biasanya dikarenakan salah dalam mengukur kinerja perusahaan, begitu juga masalah yang sedang dialami oleh Trans Musi saat ini. Besarnya biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan PT.SP2J menyebabkan rendahnya laba bersih yang diperoleh. Hal ini dibuktikan oleh beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Menurut Pebriyanti (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

  

Efisiensi Biaya Operasional terhadap Laba Bersih dengan Perputaran Persediaan sebagai

Variabel Pemoderasi (studi kasus pada PT.Petro Multi Guna Tanjungpinang , semakin besar

  IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page

  IJCCS

ISSN: 1978-1520 

  3 Lestari, Desti Dwi (2013), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Efisiensi Biaya

  

Produksi Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pada Pd. Rasa Asli Ciamis) , efisiensi biaya

  produksi memiliki pengaruh terhadap laba bersih sebesar 73,4% dan sisanya 26,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut.

  Menurut Yulistri, Imelda (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

  

Efektivitas dan Kebutuhan Modal Kerja terhadap Laba Bersih Barang Konsumsi di Bursa Efek

Indonesia , efektivitas dan kebutuhan modal kerja berpengaruh terhadap laba bersih. Namun,

  ketiga penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diah dan Toto (2004), dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas dan Kebutuhan Modal Kerja serta

  

Pengaruhnya terhadap Volume Penjualan, Pendapatan Penjualan, dan Laba Bersih Perum

Perumnas (Studi Kasus Tahun 1999-2003) , mereka menyebutkan bahwa efektivitas dan

  kebutuhan modal kerja ternyata tidak berpengaruh terhadap volume penjualan dan laba bersih.

  Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian yang akan dilakukan berjudul

  

“Pengaruh Efektivitas Dan Efisiensi Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Bus Rapid

Transit (BRT) Trans Musi Palembang”.

2. TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Efektivitas

  Menurut Mardiasmo (2009, h.132) ―efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Secara sederhana efektvitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. ‖

  Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output (Mardiasmo, 2009):

  =

  2.2 Efisiensi

  Menurut Mardiasmo (2009, h.132) ―Efisiensi berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-rendahnya (spending well). Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan sumber daya oleh suatu unit organisasi (misalnya: staf, upah, biaya administratif) dan keluaran yang dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentang konversi masukan menjadi keluaran (yaitu: efisiensi dari proses internal).‖

  Menurut Mardiasmo (2009, h.133), efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.

  =

  Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

  4 

ISSN: 1978-1520

  2.3 Biaya Operasional

  Menurut Jopie Yusuf (2006, h.33), biaya operasi atau biaya operasional adalah biaya- biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari. Unsur-unsur biaya operasional yang biasa terdapat pada suatu perusahaan dagang dan jasa adalah: a.

  Biaya tenaga kerja, gaji, komisi, bonus, tunjangan, dan lain-lain.

  b.

  Biaya administrasi dan umum.

  c.

  Biaya advertensi, promosi.

  d.

  Biaya asuransi.

  e.

  Biaya pemeliharaan gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan.

  2.4 Laba Bersih

  Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005, h.25), laba bersih merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak, laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Menurut Soemarso (2005, h.235), laba bersih (net income) merupakan selisih lebih semua pendapatan dan keuntungan terhadap semua biaya-biaya kerugian.

  2.5 Hubungan Efektivitas dan Efisiensi Biaya Operasional terhadap Laba Bersih

  Efektivitas merupakan perbandingan dari outcome dengan output (Mardiasmo, 2009), dimana dalam penelitian ini outcome adalah target laba yang merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh BRT Trans Musi dan output adalah realisasi laba (laba bersih). Sedangkan efisiensi merupakan perbandingan dari output dengan input (Mardiasmo, 2009), dimana dalam penelitian ini output yang dihasilkan adalah realisasi laba (laba bersih) dan input adalah biaya operasional yang dikeluarkan. Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya- biayanya dalam waktu (periode) tertentu. Pada umumnya, biaya operasional merupakan salah satu biaya yang menjadi landasan perhitungan laba sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar biaya operasional, maka semakin sedikit laba yang akan diterima, dan sebaliknya. Oleh karena itu, dibutuhkan penggunaan indikator efektivitas dan efisiensi biaya operasional untuk dapat menghasilkan laba bersih yang sesuai dengan yang ditargetkan pihak perusahaan. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas dan efisiensi biaya operasional berhubungan dengan laba bersih.

  2.6 Kerangka Pemikiran

  Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir

  2.7 Hipotesis

  Menurut Cholid dan Abu (2013, h.141) ―hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian‖. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : efektivitas dan efisiensi biaya operasional berpengaruh secara parsial terhadap laba bersih H2 : efektivitas dan efisiensi biaya operasional berpengaruh secara simultan terhadap laba bersih

  IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page

  IJCCS

ISSN: 1978-1520 

  5 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan bentuk rumusan masalah assosiatif, dan bentuk hubungan kausal, yaitu melihat hubungan sebab akibat efektivitas dan efisiensi terhadap laba bersih.

3.2 Objek/Subjek Penelitian

  Adapun objek dalam penelitian ini adalah Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi Palembang dan subjek dalam penelitian ini adalah PT. Sarana Pembangunan Palembang Jaya (PT.SP2J).

  3.3 Teknik Pengambilan Sampel

  Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan BRT Trans Musi Palembang tahun 2010-2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Sampling

  

Jenuh . Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi, yaitu laporan keuangan BRT Trans

Musi Palembang tahun 2010-2013.

  3.4 Jenis Data

  Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu berupa hasil wawancara antara penulis dengan pihak perusahaan, dan data sekunder yaitu berupa laporan keuangan BRT Trans Musi Palembang dan gambaran umum perusahaan.

  3.5 Teknik Pengumpulan Data

  Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan wawancara, dokumentasi berupa data keuangan Trans Musi, dan studi kepustakaan/literatur berupa teori-teori dan informasi dari buku, jurnal, hasil-hasil penelitian terdahulu, koran, dan internet.

  3.6 Definisi Operasional Tabel 1 Definisi Operasional dan Indikator

  Variabel Definisi Indikator Efektivitas Efektivitas biaya operasional merupakan 1.

  Target laba Biaya kemampuan mencapai target atau sasaran akhir 2.

  Realisasi laba Operasional dengan menggunakan biaya operasional yang (laba bersih) (X1) telah direncanakan Efisiensi Biaya Efisiensi biaya operasional merupakan 1.

  Realisasi laba Operasional kemampuan menggunakan biaya operasional (laba bersih) (X2) dengan baik dan tepat 2.

  Biaya operasional Laba Bersih Laba bersih merupakan selisih lebih semua 1.

  Pendapatan (Y) pendapatan dan keuntungan terhadap semua 2.

  Beban-beban beban-beban operasional perusahaan.

  3. Pajak

  Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

  6 

ISSN: 1978-1520

4.1 Uji Normalitas

  

Tabel 2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

  Unstandardized Residual N a,b

  48 Normal Parameters Mean Std. Deviation .06371

Most Extreme Differences Absolute .164

Positive .143

  Negative -.164

Kolmogorov-Smirnov Z 1.134

Asymp. Sig. (2-tailed) .152

a. Test distribution is Normal.

b. User-Specified

  Dari hasil analisis uji normalitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig 2-tailed) sebesar 0,152. Berdasarkan ketentuan yang telah ada, karena nilai signifikansi sebesar 0,152 lebih dari 0,05 atau nilai sig 0,152 > 0,05, maka nilai residual terdistribusi dengan normal.

4.2 Uji Autokorelasi

  

Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi

b

Model Summary

  

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

a

1 ,999 ,998 ,997 ,00573209 ,898

a. Predictors: (Constant), Efisiensi_biaya_operasional, Efektivitas_biaya_operasional

  b. Dependent Variable: Laba_bersih

  Dari hasil uji autokorelasi di atas, dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson atau DW adalah sebesar 0,898. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah dalam autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW) adalah tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau (- 2<DW≤ ±2). Nilai Durbin-Watson dalam uji autokorelasi penelitian ini bernilai sebesar 0,898. Berdasarkan ketentuan, karena nilai DW berada di antara - 2 dan +2 yaitu -2 < 0,898 < +2, maka tidak ada autokorelasi.

4.3 Uji Multikolinearitas

  Tabel 4 Uji Multikolinearitas a

Coefficients

  Unstandardize Standardized Collinearity d Coefficients Coefficients Statistics Std. Toleranc Model B Error Beta e

  VIF 1 (Constant)

  • -,003 ,001

  IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page

  IJCCS

ISSN: 1978-1520 

  7 Efisiensi_biaya_operasional 1,068 ,019 ,901 ,287 3,478

a. Dependent Variable: Laba_bersih

  Dari hasil analisis uji multikolinearitas di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance kedua variabel yaitu efektivitas biaya operasional dan efisiensi biaya operasional sebesar 0,287 lebih besar dari 0,10, serta VIF kedua variabel yaitu efektivitas biaya operasional dan efisiensi biaya operasional sebesar 3,478 kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

  4.4 Uji Heteroskedastisitas

Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas

  

Correlations

Efektivitas Efisiensi_bia Unstandardized _biaya_ope ya_operasion

  Residual rasional al Spearman's Unstandardized Correlation 1,000 -,265 -,242 rho Residual Coefficient

  Sig. (2-tailed) . ,118 ,155 N

  36

  36

  36 Efektivitas_biaya Correlation **

  • ,265 1,000 ,931 _operasional Coefficient Sig. (2-tailed) ,118 . ,000 N

  36

  36

  36 Efisiensi_biaya_o Correlation **

  • ,242 ,931 1,000 perasional Coefficient Sig. (2-tailed) ,155 ,000 . N

  36

  36

  36 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

  Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel Efektivitas Biaya Operasional dan Efisiensi Biaya Operasional dengan Unstandardized Residual memiliki nilai signifikansi (Sig 2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu 0,118 untuk nilai signifikansi Efektivitas Biaya Operasional dan 0,155 untuk nilai signifikansi Efisiensi Biaya Operasional. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diisimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

  4.5 Uji Koefisien Determinasi (R²) Tabel 6 Uji Koefisien Determinasi (R²) b

  Model Summary Adjusted R Std. Error of the Durbin- Model R R Square Square Estimate Watson a 1 ,999 ,998 ,997 ,00573209 ,898

a. Predictors: (Constant), Efisiensi_biaya_operasional, Efektivitas_biaya_operasional

  b. Dependent Variable: Laba_bersih 2 Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R Square (R ) sebesar 0.998 (99,8%) yang berarti

  bahwa pengaruh Efektivitas Biaya Operasional (X1) dan Efisiensi Biaya Operasional (X2) sebesar 99,8% terhadap Laba Bersih Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi Palembang. Sisanya sebesar 0,002 (0,2%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. R 2

  (R ) yang hanya memperoleh nilai sebesar 99,8% dapat dikatakan bahwa variabel

  Square Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

  8 

ISSN: 1978-1520

  dependen, maka faktor lainnya yang sebesar 0,2% sangat sedikit pengaruhnya terhadap variabel dependen.

4.6 Uji Parsial (Uji t)

  

Tabel 8 Uji Parsial (Uji t)

a

Coefficients

  

Unstandardized Standardized

Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -,003 ,001 -2,904 ,007 Efektivitas_bia

  ,001 ,000 ,114 7,167 ,000 ya_operasional Efisiensi_biaya 1,068 ,019 ,901 56,820 ,000 _operasional

a. Dependent Variable: Laba_bersih

  Dari hasil uji di atas menunjukkan nilai t hitung efektivitas biaya operasional sebesar 7,167 dan t hitung efisiensi biaya operasional sebesar 56,820. Untuk mengetahui t tabel dapat dilihat dari n-k-1. dalam penelitian ini jumlah n sebanyak 48, k sebanyak 2. Dapat diketahui bahwa 48-2-1 = 45 berarti t tabel dalam penelitian ini adalah 1,679.

  Efektivitas biaya operasional memiliki t hitung sebesar 7,167 lebih besar dari t tabel sebesar 1,679 (t hitung > t tabel) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang menyatakan bahwa H1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa efektivitas biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Efisiensi biaya operasional memiliki t hitung sebesar 56,820 lebih besar dari tabel sebesar 1,679 (t hitung > t tabel) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang menyatakan bahwa H1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa efisiensi biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

4.7 Uji Simultan (Uji F)

  

Tabel 9 Uji Simultan (Uji F)

a

ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

b

  1 Regression ,453 2 ,227 6899,824 ,000 Residual ,001 34 ,000 Total ,454 36

  a. Dependent Variable: Laba_bersih

  b. Predictors: Efisiensi biaya operasional, Efektivitas biaya operasional Dari F tabel dapat diketahui bahwa nilai F tabel sebesar 3,204 yang didapat dari n-k-1.

  Jumlah n sebanyak 48, k sebanyak 2 dimana 48-2-1=45 dapat diperoleh F tabel sebesar 3,204. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa F Hitung sebesar 6899,824 dan F Tabel dalam penelitian ini sebesar 3,204. Berdasarkan kriteria yang ada apabila F hitung > F tabel dan dari nilai signifikan dapat dilihat bahwa signfikan 0.000 < 0.05 yang membuktikan bahwa H2 diterima. Ini dapat dibuktikan dengan 6899,824 (F hitung) > 3,204 (F tabel). Hasil penelitian

  IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page

  IJCCS

ISSN: 1978-1520 

  9 secara simultan antara efektivitas dan efisiensi biaya operasional terhadap laba bersih.

4.8 Analisis Regresi Linear Berganda

  

Tabel 9 Analisis Regresi Linear Berganda

a

Coefficients

  Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant)

  • ,003 ,001

    Efektivitas_biaya_operasional ,001 ,000 ,114

    Efisiensi_biaya_operasional 1,068 ,019 ,901

a. Dependent Variable: Laba_bersih

  Dari tabel di atas persamaan analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah Y= -0,003 + 0,001 Efektivitas Biaya Operasional + 1,068 Efisiensi Biaya Operasional. Pada persamaan diatas menunjukkan bahwa konstanta sebesar -0,003. Hal ini menyatakan apabila konstanta sebesar -0,003 menyatakan bahwa jika tidak ada Efektivitas dan Efisiensi Biaya Operasional, maka Laba Bersih menjadi -0,003. Koefisien regresi sebesar 0,001 menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu satuan, Efektivitas Biaya Operasional akan menaikkan Laba Bersih sebesar 0,001. Koefisien regresi sebesar 1,068 menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu satuan, Efisiensi Biaya Operasional menaikkan Laba Bersih sebesar 1,068.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan

  Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut, pertama, Efektivitas dan Efisiensi Biaya Operasional berpengaruh secara parsial terhadap Laba Bersih Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi Palembang. Kedua, Efektivitas dan Efisiensi Biaya Operasional berpengaruh secara simultan terhadap Laba Bersih Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi Palembang.

  5.2 Saran

  Saran yang diberikan penulis adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan pengelola manajemen Trans Musi PT.Sarana Pembangunan Palembang

  Jaya (PT.SP2J) agar dapat meminimalisir biaya operasional dengan cara menghilangkan biaya- biaya yang tidak tepat penggunaannya, seperti mengurangi operasional Trans Musi pada jam- jam kosong, mengurangi jumlah karyawan terutama supir dan pramugara Trans Musi, memindahkan koridor-koridor dari yang penuh ke koridor yang kosong, serta mengurangi biaya tunjangan-tunjangan karyawan. Hal ini dilakukan agar dapat memperoleh laba yang besar sehingga mengurangi angka defisit dalam keuangan Trans Musi.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambah periode data yang akan digunakan dan

  meneliti subjek atau perusahaan yang berbeda dan juga dapat menambah faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap laba bersih.

  Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

  10 

ISSN: 1978-1520

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan jurnal ini bagi segi isi maupun penulisannya dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu yang dimiliki oleh penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, kedua orang tua, dosen pembimbing Ibu Rika Kharlina E.,S.E.,M.T.I dan Ibu Christina Yunita W.,S.E.,Ak, sahabat-sahabat penulis semua mahasiswa/i akuntansi angkatan 2011, serta staf perpustakaan.

  DAFTAR PUSTAKA

  

[1] Fajar, Reza 2012, Pelayanan Trans Musi : Angkutan Kebanggaan Kota Palembang,

Diakses pada Tanggal 7 September 2014, dar

[2] PT.SP2J 2012, Bus Rapid Transit (BRT) Trans Musi, Diakses pada Tanggal 7 September

2014, dari http://sp2j.co.id. [3]

  Sosmed Humas 2014, Romi Herton Tanggapi Serius Masalah Trans Musi, Diakses pada Tanggal 7 September 2014, dari www.humasprotokol,palembang.go.id.

  

[4] Siska, Windy 2014, Transmusi Rugi Rp11M, Diakses pada Tanggal 7 September 2014, dari

[5] Mardiasmo 2009, Akuntansi Sektor Publik, Andi Offset, Yogyakarta.

[6] Yulistri, Imelda 2009, Pengaruh Efektivitas dan Kebutuhan Modal Kerja terhadap Laba

  , Universitas Sumatera Utara,

  Bersih Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Medan.

  

[7] Wicaksana, Arya 2007, Analisis Struktur Harga Pokok Produk, Efisiensi dan Efektivitas

Proses Produksi Komoditi Teh , Universitas Widyatma, Bandung.

  IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page