DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2017-2021 KOTA BMA, NUSA TENGGARA BARAT

  Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor

6.1 RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

6.1.1 Petunjuk Umum

  8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia.

  14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/ataupengelolaan sarana dan prasarana dalam Pengembangan Permukiman, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.

  13. Investasi PS Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya.

  12. Kelembagaan dalam penyelenggaraan Pengembangan Permukiman

  11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

  10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan.

  9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi dalam Pengembangan Perkotaan pada kota bersangkutan.

  Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni (livable), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Perintah wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.

  Perkembangan permukiman hendaknya juga aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat, agar pengembangaannya dapat sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam lingkungannya. Aspek sosial budaya ini dapat meliputi desain, pola, dan struktur, serta bahan material yang digunakan.

  6. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi dalam Pengembangan Permukiman.

  5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Permukiman.

  4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjut an dan berwawasan lingkungan.

  3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya

  2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota

  1. Peran Kabupaten/Kota dalam pengembangan wilayah

  Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan permukiman, diantaranya adalah

  7. Keterpaduan Pengembangan Permukiman dengan sektor lainnya dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik.

15. Safeguard Sosial dan Lingkungan.

  16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran

6.1.2 Kebijakan, Program dan Kegiatan Pembangunan Permukiman

  2. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur

  4. Tersedianya RSH, RUSUNAWA siap huni

  1. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan prasarana dasar permukiman)

  2. Mengacu pada UU no. 4/1992 tentang perumahan dan peraturan perundangan terkait Melalui penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat diwujudkan permukiman yang layak huni dan mendukung pengembangan perkotaan. Selain itu, mampu mendorong kerjasama antar stakehoder dalam mendanai dan menyelenggarakan Program Pengembangan Permukiman oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Dinas PU/Cipta Karya yang diwujudkan dalam Program Pengembangan Permukiman Perkotaan dan Program Pengembangan Permukiman Perdesaan

  1. Kelompok sasaran masyarakat untuk RSH, RUSUNAWA diutamakan masyarakat berpenghasilan rendah

  Asumsi dari Pengembangan Permukiman adalah:

  6. Tersedianya kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap dengan menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dengan lingkungan permukiman yang telah ada di sekitarnya

  5. Tersedianya perumahan untuk mendukung terselenggaranya gerak perekonomian yang dinamis

  3. Tersedianya kawasan permukiman yang sehat

  3. Mengarahkan pertumbuhan wilayah

  2. Tersedianya prasarana dan sarana (jalan, drainase, jaringan air bersih) kawasan

  Sub Bidang Pengembangan Permukiman pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Bima memiliki program dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Tujuan Pengembangan Permukiman :

  4. Terdorongnya kegiatan ekonomi melalui kegiatan pembangunan permukiman Keluaran dari Sub Bidang Pengembangan Permukiman adalah:

  3. Terarahnya pertumbuhan wilayah

  2. Tersedianya perumahan tipe RSH, RUSUNAWA

  1. Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman

  4. Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman Adapun sasaran dari Pengembangan Permukiman adalah:

  1. Lahan siap bangun

6.1.3 Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

1. Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH

  Target:

  • Perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya

  PNS/TNI/Polri dan Karyawan/wati swasta • Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah.

  • Dibangun sesuai PP 80 tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS
  • Dukungan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri, Pekerja masyarakat berpenghasilan rendah
  • Diprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat segera mendorong perkembangan wilayah • Sudah mendatangani MoU antara Pemerintah Daerah dengan Bapertarum.
  • Identifikasi lokasi-lokasi pengembangan kawasan permukiman baru(Kasiba/Lisiba BS), diprioritaskan bagi kawasan yang mewujudkan keberpihakan pada masyarakat berpenghasilan rendah termasuk PNS, TNI dan POLRI.
  • Bantuan fisik berupa jalan akses dan jalan poros yang menghubungkan kawasan baru
  • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati/Walikota
  • Review minimal setahun sekali

  Penanganan:

  Kontribusi Pemerintah Daerah: • Menyediakan dana pendamping.

2. Penataan dan Peremajaan Kawasan

  Target:

  • Lingkungan permukiman perkotaan yang tidak teratur sehingga menurunkan kualitas lingkungan permukiman perkotaan.
  • Lingkungan permukiman sebagai trip distributions (distribusi pergerakan) tidak accessible terhadap infrastruktur perkotaan.
  • Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga berdampak pada lingkungan perkotaan.
  • Penanganan permukiman kumuh yang tidak efektif.
  • Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Perkotaan.
  • Penanganan Penanganan kawasan permukiman perkotaan melalui peremajaan kawasan perkotaan.
  • Daftar lokasi disyahkan oleh Walikota

  Penanganan: • Pengembangan Program dan Kebijakan Pengendalian Kota Besar dan Metropolitan.

  Kontribusi Pemerintah Daerah: • Menyediakan dana pendamping.

  Review minimal setahun sekali •

3. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa

  Target: Untuk Rusunawa yang diperuntukan bagi masyarakat berpendapatan rendah.

  Sebagai salah satu solusi penanganan kawasan kumuh perkotaan (peremajaan

  • kawasan permukiman perkotaan/urban renewal). Tidak bisa diharapkan sebagai sumber pendapatan daerah.

  Hanya dibangun pada lokasi yang memenuhi syarat administratif, fisik, ekologik, dan tidak berdampak sosial yang negatif. Untuk Rusunawa yang diperuntukkan bagi buruh Diusulkan apabila sudah menjadi permasalahan bagi pemerintah daerah setempat.

  • Bukan merupakan bantuan bagi salah satu perusahaan/pabrik.
  • Dibangun di atas tanah Pemerintah Daerah.
  • Dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati bersama.
  • 4. Peningkatan Kualitas Permukiman

  Target :

  Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kemiskinan perkotaan yang tinggi. • Kabupaten/Kota • yang memiliki komitmen untuk melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dan membentuk lembaga permukiman serta melaksanakan proses secara partisipatif. Kabupaten/Kota yang mengalokasikan dana pendamping NUSSP pada setiap tahun • pelaksanaan yang dinyatakan dalam konfirmasi dengan surat resmi oleh Walikota/Bupati dan disetujui oleh DPRD, sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah dengan Departemen Keuangan menurut kapasitas fiskal yang dimiliki.

  Penanganan:

  Penyiapan Rencana Penataan Lingkungan/RP4D dalam bidang Perumahan dan • Permukiman. Fasilitasi Kredit Mikro Perumahan kepada KBR. • Pembangunan Infrastruktur Permukiman bagi KBR. • Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat melalui kegiatan • Pelatihan dan Pendampingan.

  Kontribusi Pemerintah Daerah:

  Menyediakan dana pendamping. • Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati • Review minimal setahun sekali •

Tabel 6.1 PSD Permukiman skala menengah yang ada di Kota BimaTahun 2012

a. On site

  3. Prasarana Air Minum M

  4. Prasarana Air Limbah

  b. Off site M M 1500 500 KK

  5. Prasarana dan Sarana Persampahan Unit

  2 Baik 500 KK

  4. PEMERINTAH

  1. Jalan Lingkungan M

  2. Saluran Air Hujan M

  4. Prasarana Air Limbah

  No Pengelola/PSD Satuan Jumlah Kondisi Tingkat Pelayanan % KK Ket.

  b. Off site M M

  5. Prasarana dan Sarana Persampahan Unit

  Parameter Teknis Wilayah yang disusun berdasarkan karateristik wilayah dan standar yang berlaku di Kota Bima mengacu pada Peraturan Daerah No 7 Tahun 2007 tentang Rencana tata ruang wilayah Daerah Kota Bima.

  1. Aspek Pendanaan

  Pembangunan PSD Permukiman oleh pihak swasta maupun PERUMNAS pada dasarnya dibebankan pada masyarakat pembeli rumah sedangkan pembangunan PSD Permukiman yang dibangun oleh pemerintah masih sangat terbatas. Pemerintah Kota Bimamasih memprioritaskan pada peningkatan kwalitas PSD pada permukiman yang ada khususnya pada permukiman kumuh, serta operasi dan pemeliharaan PSD Permukiman yang telah terbangun baik yang dilakukan oleh pihak swasta maupun PERUMNAS, setelah pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Bima.

  2. Aspek Kelembagaan

  Pembangunan PSD Permukiman sebelum diberlakukan PP 41 tahun belum ditangani oleh Dinas Daerah secara khusus Dinas PU maupun oleh PERUMNAS sedangkan

  2 Baik 500 KK

  3. Prasarana Air Minum Titik

  2. Saluran Air Hujan M 4000 Sedimentasi 500 KK

  1. Jalan Lingkungan M 4000 Rusak sedang 500 KK

  1. MASYARAKAT

  1. Jalan Lingkungan M

  2. Saluran Air Hujan M

  3. Prasarana Air Minum M

  4. Prasarana Air Limbah

  b. Off site M M

  5. Prasarana dan Sarana Persampahan Unit

  2. SWASTA

  1. Jalan Lingkungan M 3000 Rusak sedang 2000 KK

  2. Saluran Air Hujan M 3500 Sedimentasi 2000 KK

  3. Prasarana Air Minum Titik

  4 Baik 2000 KK

  4. Prasarana Air Limbah a. On site b. Off site M

  M 1000 2000 KK

  5. Prasarana dan Sarana Persampahan Unit

  2

  3. PERUMNAS

a. On site

a. On site

6.1.4 Parameter Teknis Wilayah

  pembangunan oleh oleh pihak swasta dilaksanakan oleh pengembang sedangkan kelembagaan masyarakat belum banyak beperan dalam pembangunan PSD permukiman di Kota Kota Bima.

6.1.5 Usulan Program Pembangunan Permukiman

  1. Sistem Infrastruktur Permukiman yang Diusulkan

  Infrastruktur yang diusulkan dalam pembangunan permukiman Kota Bimaadalah infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman khususnya untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh dan lingkungan nelayan yang ada di Kota Bimaserta infrastruktur dalam rangka menunjang pembangunan RSH bagi PNS yang ada di Pemkot Kota Bima dan pembangunnan Rusunawa yang diperuntukkan bagi pekerja yang berpenghasilan rendah.

  2. Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman

  1. Prasarana dan sarana menunjang Rusunawa diprioritaskan pada kantong-kantong pemukiman kumuh.

  Lokasi Rusunawa yang diusulkan dalam RPIJM Kota Bima berada di Kelurahan Jatibaru, Kecmatan Asakota, dan atau Kelurahan Sambinae Kecamatan Mpunda. Bangunan Rusunawa di biayai dari dan APBN melalui Departemen Pekerjaan Umum dan prasarana dibiayai melalui dana APBD Kota Bima yang meliputi pembebasan tanah, pembangunan jalan masuk, drainage, air bersih dan biaya Pemasangan listrik dan biaya penambahan daya listrik.

  2. Prasarana dan sarana menunjang RSH PNS Pemkot Kota Bima RSH bagi PNS Pemkot Kota Bima berlokasi di Kelurahan Mande Kecamatan Mpunda, Kelurahan Sambinae Kecamatan Rasanae Barat, Kelurahan Jatibaru, Jatiwangi Kecamatan Asakota sebanyak 200 unit pada tahap I yang dibiayai melalui Koperasi Pegawai Negeri Pemkot Kota Bima.

  Prasarana penunjang seperti jalan poros, drainase dan jaringan air bersih diusulkan untuk dibiayai dari APBN. Pada tabel 6.2 diuraikan secara rinci tentang program prioritas, estimasi biaya dan proyeksi pengerjaan fisik kegiatan.

Tabel 6.2. Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman Kota Bima

  Proyeksi Harga Klasifikas Satua Biaya N Satua Volum 2015 2016 2017 2018 2019 i Kegiatan n (Juta Lokasi

  Ket o n e Tanggun (Juta Rp)

  Biay Biay g Jawab Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Vol Rp) a a Pembanguna I. n Rusunawa Pembebasan Kel.

  Pemkot APB

  1. Ha 50 0,2 1.000 0,2 1.000 Tanah Melayu Bima D II Kel.

  Pemkot APB Ha 50 0,2 1.000 0,2 1.000 Tanjung

  Bima D II Pemkot APB Ha 50 0,2 1.000 Kel. Sarae 0,2 1.000 Bima D II

  Prasarana Kel.

  Jalan Melayu

  • Pemkot APB Poros Kel.

  2. Paket 1.000 3 3.000 1 1.000 1 1.000 1 1.000 Bima D II Tanjung Drainase

  • Kel. Sarae Air Bersih - Kel.

  Melayu Pemerinta Bangunan

  30.50

  

10.50

  10.50

  10.50 APB Kel. h Pusat

3. Unit 10.500

  3

  1

  1

  1 Rusunawa N Tanjung

  Dep.PU Kel. Sarae J u m l a h

  36.50

  

12.50

  12.50

  12.50 I Pembanguna II. n RSH PNS Kel.

  Pembebasan Sambina’ Koperasi

  1. Ha 2.000 2,00 4.000 1 2.000 1 2.000 Tanah

e, Kel.

  PNS Mande, ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-8

  • Jalan Poros - Drainase - Air Bersih M M SR 0,5 0,25

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-9 N o Kegiatan Satua n Harga Satua n (Juta Rp) Volum e Biaya (Juta Rp) Lokasi Proyeksi Klasifikas i Tanggun g Jawab Ket 2015 2016 2017 2018 2019 Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biay a Vol Biay a Kel.

  7.75

  7.75

  5 9.000 9.000 8.775

  45.87

  II

  N J u m l a h

  7.50 Pemerinta h Pusat Dep.PU APB

  10

  7.50

  10

  Jatibaru 100 7.500 100 7.500 10 7.500

  Mande, Kel. Jatiwangi, Kel.

  Sambina’ e, Kel.

  N

  50 Pemerinta h Pusat Dep.PU APB

  20

  50

  20

  25

  10 1.250

  50

  Jatibaru 2.50 1.500 2.50 1.500

  Mande, Kel. Jatiwangi, Kel.

  Sambina’ e, Kel.

  3.000 1.250 125 Kel.

  0.25 5.000 5000 500

  Jatibaru 2. Prasarana

  Jatiwangi, Kel.

37.50 Kel.

3. RSH PNS Unit 75,00 500

  6.1.6 Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman

  Infrastruktur yang diusulkan dalam pembangunan permukiman Kota Bima adalah infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan permukiman khususnya untuk meningkatkan kualitas permukiman kumuh dan lingkungan nelayan yang ada di Kota Bima serta infrastruktur dalam rangka menunjang pembangunan RSH bagi PNS/TNI-POLRI yang ada di Pemkot Kota Bima dan pembangunnan Rusunawa yang diperuntukkan bagi pekerja yang berpenghasilan rendah. Rincian aalokasi anggaran untuk masing masing kegiatan tercantum dalam Tabel 6.3

Tabel 6.3 Usulan Pembiayaan Proyek Penyiapan Perumahan dan Permukiman Komponen PSD Permukiman Kota Bima Proyek : Penyediaan Perumahan dan Permukiman Komponen : Pembangunan PSD Permukiman Kota : Bima No Kegiatan Total (Rp) Pusat (Rp) Pemda (Rp) Masyarakat (Rp) Ket

  1. Pembangunan 73.000.000.000 70.000.000.000 13.000.000.000 Rusunawa

  2. Pembangunan 88.250.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 83.000.000.000 RSH PNS

  6.2 RENCANA INVESTASI PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN/ LINGKUNGAN

  6.2.1 Kondisi eksisting dan Permasalahan

  6.2.1.1 Petunjuk Umum

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun diperdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

  Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah : (1) Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

  6.2.1.2 Permasalahan Penataan bangunan

  Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang antara lain :

  1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung

  • Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-10

  • Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian.
  • Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung didaerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.
  • Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
  • Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.
  • Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasi kan dengan baik.
  • >Terdapat permukiman kumuh seluas 26,2 Ha yang tersebar di 15 (lima belas) kantong permukiman yang dihuni tidak kurang dari 25.000 jiwa (berdasarkan data tahun 20
  • Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.
  • Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.
  • Sarana lingkungan hijau/open space atau publicspace, sarana olah raga, dan lain-lain yang masih perlu diperhatikan.
  • Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat di
  • Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkat kan peran masyarakat.
  • Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan diwilayahnya.
  • Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan
  • Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-11

  2. Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara

  3. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan

  Perkotaan

  4. Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

  2015, 200 Kabupaten/Kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas kumuh

  Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan dan lingkungan antara lain :

  1. Peran dan fungsi Kabupaten/Kota,

  2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota

  3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya,

  4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

  5. Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk (Masterplan) Pengembangan Kota,

  6. Logical Framework ( kerangka logis ) penilaian kelayakan pengembangan

  7. Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan sektor lain dilaksanakan pada .setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik,

  8. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia,

  9. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan pada kota bersangkutan,

  10. Sebagai suatu PS yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan,

  11. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta,

  12. Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan

  13. Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya investasi,

  14. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut,

  15. Safeguard sosial dan lingkungan,

  16. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam bentuk lampiran.

6.2.1.3 Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten/Kota

1. Kebijakan

  a. Meningkatkan pembinaan penyelenggaraan Bangunan Gedung, termasuk bangunan gedung dan rumah negara.

  b. Meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk memenuhi persyaratan Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

  c. Meningkatkan kapasitas penyelenggara dalam penataan lingkungan permukiman.

  d. Meningkatkan kualitas lingkungan untuk mendukung pengembangan jatidiri dan produktifitas masyarakat.

  e. Mengembangkan kawasan-kawasan yang memiliki peran dan potensi strategis bagi pertumbuhan kota.

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-12 f. Mengembangkan kemitraan antara pemerintah, swasta dan lembaga- lembaga nasional maupun internasional lainnya di bidang Bangunan Gedung dan Penataan Lingkungan Permukiman.

g. Mewujudkan Arsitektur Perkotaan yang memperhatikan / mem pertimbang kan khasananah arsitektur lokal dan nilai tradisional.

  h. Menjaga kelestarian nilai arsitektur Bangunan Gedung yang dilindungi dan dilestsrikan serta keahlian membangun (seni dan budaya)

i. Mendorong upaya penelitian dan pengembangan teknologi rekayasa arsitektur Bangunan Gedung melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten.

2. Program Penataan Bangunan Gedung Dan Lingkungan

  Pelaksanaan program-program tersebut diatas dilakukan melalui beberapa kegiatan yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung Secara terperinci terdiri dari:

  − Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan

  dan lingkungan

  − Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung − Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung dan Arsitektur − Pelatihan teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan − Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara

  Pembinaan teknis pembangunan gedung negara

  −

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

  −

  Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung

  −

  b. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  c. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

6.2.2 Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  6.2.2.1. Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Penataan Bangunan Gedung di Kota Bima khususnya gedung pemerintah dan rumah negara belum sepenuhnya memperhatikan tentang keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, bangunan gedung yang ada masih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan ruang untuk melakukan aktifitasnya.

  Prasarana dan sarana hidran kebakaran dari sekian banyak gedung pemerintah dan rumah negara belum dipenuhi termasuk Gedung Dinas Pekerjaan Umum yang seharusnya menjadi contoh terhadap bangunan pemerintah lainya belum memenuhi prasarana dan sarana hidran kebakaran. Apabila terjadi kebakaran pada gedung maka yang diharapkan adalah bantuan sepenuhnya dari Dinas Pemadam Kebakaran. Peraturan yang mengatur tentang penyelenggaraan Bangunan Gedung di Kota Bima masih diprioritaskan untuk memenuhi ketentuan KDB, KLB serta roi jalan.

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-13 Dibidang Penataan Lingkungan di Kota Bima masih terdapat 10 lokasi lingkungan permukiman kumuh baik itu kumuh berat, kumuh sedang dan kumuh ringan yang tersbar di 10 kelurahan yang ada di Kota Bima . Secara rinci lokasi permukiman kumah di Kota Bima dapat dilihat pada tabel. 6.4. Ruang Terbuka Hijau yang menjadi kebutuhan masyarakat di Kota Bima masih sangat terbatas khususnya untuk sarana olah raga dan public space.

6.2.2.2. Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Identifikasi terhadap kondisi Penataan Bangunan Gedung di Kota Bima belum pernah dilakukan numun pengamatan lapangan hampir seluruh bangunan gedung Pemerintah dan rumah dinas belum memperhatikan tentang keselamatan , keamanan dan kenyamanan bangunan. Ketentuan yang mengatur tentang Penataan Bangunan yang tertuang dalam Perda 08 tahun 2005 dan Surat Keputusan Walikota Bima No. 83 tahun 2005 tentang Ijin Mendirikan Bangunan mengatur tentang KDB, KLB dan sempadan Bangunan.

  Pemenuhan terhadap aksesibilitas bangunan meskipun belum ada peraturan yang mengaturnya sudah dilaksanakan untuk beberapa gedung pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat melalui PTBG namun belum ada kontribusi dari Pemerintah Kota Bima . Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung khususnya Gedung Pemerintah dan Rumah Dinas sangat perlu dilakukan kegiatan Diseminasi Peraturan Perundang – Undangan PBL yang dilaksanakan oleh pemerintah Pusat.

  Wilayah Kota Bima yang secara administrasi terdiri dari 5 wilayah Kecamatan dan 38 Kelurahan, memiliki 33 titik kawasan yang terindikasi sebagai permukiman kumuh. Berdasarkan tingkat kekumuhannya, dari 33 kawasan tersebut dibagi menjadi tiga tingkat kekumuhan, yaitu kawasan dengan tingkat kumuh tinggi, sedang dan rendah. Masing-masing hasil penilaian ini diperoleh berdasarkan atas hasil pengamatan lapangan terhadap kondisi bangunan, sarana dan prasarana umum, kondisi kependudukan, kondisi fasilitas umum serta kriteria-kriteria lainnya yang telah ditetapkan dalam buku panduan dari Direkktorat Jendral Cipta Karya. Untuk lebih jelasnya, kawasan yang terindikasi kumuh, luas kawasan kumuh, jumlah penduduk, jumlah rumah tingkat kekumuhan serta hasil penilaiannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6.4. Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Kota Bima Priorita Luas Jumlah Tingkat Lokasi

  s

No Kawasan Penanganan Pendudu Kekumuha Ket.

Kelurahan Penang (Ha) k (Jiwa) n anan

A. KECAMATAN RASANAE BARAT

  Kws RW 01 / RT. 02,

  1 Tanjung 3,47 1.165 Berat

  I 03, dan 14 Profil Kawasan

  Kws RW 04 (RT. 10, 2,02 1.000 Berat

  I Permukim 11, 12 dan 15) an Kumuh Kws RW 02 (RT. 05, Kota Bima (Hasil

  06, dan 13) 2,78 900 Berat

  I Survey 2013)

  2 Dara Lingk. Danatraha 4,5 1.150 Berat

  I ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-14

  Priorita Luas Jumlah Tingkat Lokasi s

No Kawasan Penanganan Pendudu Kekumuha Ket.

Kelurahan

  Penang (Ha) k (Jiwa) n anan

Lingk. Tolodara 6,22 1.000 Berat

  I Lingk. Binabaru 1,37 905 Berat

  I Lingk. Sarae (RW 01 /

  3 Sarae 3,35 930 Berat

  I RT 01, 02, 03, dan 05) Lingk. Gilipanda (RW 0,65 390 Berat

  I 05 / RT 13 dan 14)

  4 Paruga Lingk. Sarata 1,83 1.030 Berat

  I Lingk. Pasaraya 1,61 890 Berat

  I Lingk. Ranggo (RW 01 /

  5 Nae 1,19 515 Berat

  I RT 01, 02 dan 03) Lingk. Nae (RW 02 / RT 0,87 480 Berat

  I 07)

B. KECAMATAN ASAKOTA

  Kws RW 04 (RT. 08

  6 Melayu 1,76 1.015 Berat

  I dan 09) Kws RW 01 (RT. 01, 1,97 1.020 Berat

  I 02, dan 03)

Kws RW 06 1,81 895 Berat

  I Kws RW 07 (RT. 15, 16 1,53 1.205 Berat I dan 17)

  Lingk. Jatiwangi; Lingk. Gindi; Lingk. Tambana;

  7 Jatiwangi 2,2 9.063 Sedang

  II Kedo; Tato; Tolotongga; SK Songgela)*

  Kumuh Tahun Link. Lela; Lingk.

  2014 Sapaga; Lingk (Hasil

  8 Jatibaru Rasalewi; Lingk. 1,6 8.170 Sedang

  II Survey Rasabou; Lingk.

  2012) Jatibaru *

  • * 9 Kolo 1,5 4.548 Sedang

  II C. KECAMATAN MPUNDA Lingk. Manggemaci Profil

10 Manggemaci (RW 01 / RT 01, 02, 2,05 775 Berat

  I Kawasan dan 03) Permukim an Kumuh

  Lingk. Waki (RW 02 / 2,62 705 Berat

  I Kota Bima RT 04, 05, dan 06) (Hasil Survey

  Lingk. Bedi (RW 03 / 1,62 645 Berat I 2013)

  RT 07, 08, dan 09) ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-15

  Priorita Luas Jumlah Tingkat Lokasi s

No Kawasan Penanganan Pendudu Kekumuha Ket.

Kelurahan

  Penang (Ha) k (Jiwa) n anan

  11 Monggonao 1,5 4.963 Ringan

  III *

  12 Santi 1,4 2.156 Ringan

  III *

  13 Sambinae 1,91 2.444 Sedang

  II * SK Kumuh

D. KECAMATAN RABA

  Tahun 2014 RW 01/RT 01,02; RW

  (Hasil

14 Rontu 2,45 2.535 Sedang

  II 05/RT 09,10 * Survey 2012)

  • * 15 Rabangodu Utara 1,8 4.894 Ringan

  III

  16 Penaraga 1,2 4.470 Sedang *

  II

  • * 17 Rabadompu Barat 0,7 4.934 Sedang

  II

33 Kawasan 59,48 64.792

  Belum Teridentifikasi secara Detil * Sumber: BAPPEDA Kota Bima, Profil Permukiman Kumuh Kota Bima Tahun 2014

6.2.3. Permasalahan Yang Dihadapi

  6.2.3.1. Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  Permasalahan utama dalam dalam Penataan Bangunan Gedung di Kota Bima adalah belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung, sehingga untuk mencapai sasaran dimana seluruh bangunan gedung khususnya gedung Pemerintah yang memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan sehingga bangunan gedung dan layak huni dan berjati diri belum terpenuhi.

  Identifikasi terhadap Bangunan Gedung dan Rumah Negara terhadap pemenuhan standar terhadap keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan belum teridentifikasi secara baik sehingga aset negara ini tidak teradministrasikan dengan baik.

  6.2.3.2. Rumusan Masalah

  Belum adanya Perda tentang Penataan Bangunan Gedung dan Rumah Negara mengakibatkan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung kurang mendapat perhatian. Prasarana dan sarana hidran kebakaran pada Gedung dan Rumah Negara yang ada di Kota Bima belum dipenuhi dan kurang mendapat perhatian.

6.2.4. Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

  Untuk memenuhi amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010 maka untuk Penataan Bangunan di Kota Bima direkomendasikan beberapa kegiatan yaitu :

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-16

  1. Pemerintah Kota Bima segera menyusun Peraturan Daerah yang mengatur tentang keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan.

  2. Untuk mengetahui kondisi bangunan gedung Pemerintah dan Rumah Negara perlu dilakukan kegiatan identifikasi terhadap kondisi Bangunan Gedung dan Rumah Negara.

  3. Memberikan percontohan Penataan Bangunan seperti aksesibilitas Bangunan dan percontohan lanilla Di bidang Penataan Lingkungan Pemerintah Kota Bima sebesar- besar nya untuk memenuhi komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015, 200 Kabupaten/Kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua Kabupaten/Kota bebas kumuh termasuk didalamnya Lingkungan Nelayan.

6.2.5. Program Yang Diusulkan

  Program yang diusulkan dalam Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan meluputi :

1. Penataan Bangunan Gedung meliputi kegiatan : a. Penyusunan RANPERDA Bangunan Gedung, 1 Keg.

  b. Kegiatan diseminasi peraturan perundang-undangan penataan bangunan dan lingkungan, 1 Keg.

  c. Kegiatan identifikasi Penataan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, 1 Keg.

  d. Kegiatan percontohan aksesibilitas Bangunan Gedung dan Rumah Negara, 1 Keg.

  e. Kegiatan penanganan pemadam kebakaran pada lingkungan kumuh f. Penyusunan Perda tentang Penataan Lingkungan permukiman di Kota Bima, 1 Keg.

  g. Sosialisasi Perda tentang penataan lingkungan permukiman, 1 Keg.

2. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman meliputi kegiatan :

  a. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan Kawasan Kumuh Perkotaan, 2338 Unit b. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan Kawasan kumuh Nelayan; 470

  Unit

  c. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan Perumahan Tradisional ; 1259 Unit

  d. Perbaikan Prasarana Lingkungan Percontohan Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH), 3 Lokasi ( 10 Ha)

3. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

  a. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana lingkungan, 6 Lokasi

  b. Peningkatan ekonomi masyarakat, 3000 KK c. Bantuan sosial kemasyarakata, 2000 KK. Rincian masing-masing Program Kegiatan dapat dilihat pada : Tabel 6.5., Tabel 6.6., Tabel 6.7., Tabel 6.8., Tabel 6.9., Tabel 6.10., Tabel 6.11. sebagai berikut

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-17

Tabel 6.5. Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh Data dan Informasi Ke Ciptakarya-an Kota : Bima Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh Jumlah Bangunan Ketersediaan PSD Peruntukan Luas ( unit ) Jumlah

  Lahan No Nama Lokasi Lingkungan Penduduk Berdasar Jalan Bangunan ( Ha ) Sarana Drainase

  RTRK Lingkungan Air Bersih Sanitasi Persampahan Umum (M) Hunian (M)

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12 I. Kecamatan Rasanae Barat

  1 Melayu 3,2 ± 2200 jw ± 348 unit 5 800 1.200 - MCK 1- TPS 1 Permukiman

  2 Tanjung 2,5 ± 1985 jw ± 255 unit 12 950 1000 - MCK 1- TPS 1 Perdagangan

  3 Paruga 1, 2 ± 1310 jw ± 200 unit 20 1.100 1300 - TPS 2 Perdagangan

  4 Dara 1,52 ± 500 jw ± 198 unit 10 1.200 1500 Perdagangan - TPS 1

  5 Sarae 2,58 ± 3200 jw ± 460 unit - 6 1.500 1500 TPS 1 Permukiman

  6 Nae 1,8 7 700 800 TPS 1 Permukiman - ± 700 jw ± 190 unit

  II Kecamatan Mpunda 1,5

  1. Monggonao 1,4 ± 1500 jw ± 360 unit 5 200 320 Sumur Bor 1 MCK -1 TPS 1 Permukiman

  2. Santi 1,32 ± 650 jw ± 200 unit 3 250 340 Sumur Bor 1 Permukiman - TPS 1

  3. Mangge maci 1,8 ± 595 jw 4 250 300 TPS 1 Permukiman - ± 276 unit -

  III Kecamatan Raba 1,2

  1. Rabangodu Utara 0,7 ± 1020 jw ± 200 unit 5 375 550 MCK1 - TPS 1 Permukiman

  2 Penaraga 1,5 ± 1700 jw ± 200 Unit 6 300 600 Sumur 1 MCK 1 TPS 1 Permukiman

  3. Rabadompu Barat 2,2 ± 1100 jw ± 230 unit 3 450 700 TPS 1 - MCK 1 Permukiman

IV. Kecamatan Asakota 1,6

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-18

  3 500 250 Sumur Bor 1 Pesisir -

  • 1. Songgela - Bonto 3,2 ± 250 jw ± 100 unit

  2. Jatiwangi - Kedo 2,5 ± 1200 jw ± 250 Unit 2 - Pertanian -

  3. Jati baru - Lela 1, 2 ± 800 jw ± 130 unit 3 300 500 - - - Pertanian

Tabel 6.6. Pembangunan Prasarana dan Sarana Kawasan Kumuh Data dan Informasi Ke Ciptakarya-an Kab/Kota : Kota Bima Pembangunan Prasarana dan Sarana Lingkungan Nelayan Jumlah Bangunan (Unit) Ketersediaan PSD Luas Jumlah

  Peruntukan Lahan No Nama Lokasi Lingkungan Penduduk Berdasarkan RTRK Bangunan (Ha) (Jiwa) Bangunan Jalan Air Sanita Sarana Drainase Persampahan Hunian Lingkungan Bersih si Umum

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12 Kecamatan Rasanae Barat

  1. Kelurahan Melayu 1,20 300 100 2 320 300 HU 1 MCK 4 TPS 1 Permukiman

2. Kelurahan Tanjung 1,50 320 110 3 450 450 HU 1 MCK 4 TPS 1 Perdagangan 3.

  • – Kel. Jatiwangi 0,50 120

  40

  1

  • 200 100 HU 5 MCK 2 Pesisir/ Pertanian Songgela

  4 Kelurahan Kolo 2,0 400 220 3 500 300 HU 4 MCK 2 Pesisir/Nelayan - ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-19

  

Tabel 6.7.Usulan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

PENYELENGARAAN DISEMINASI/ SOSIALISASI USULAN KEGIATAN Materi

  KETERA Instansi Waktu NO NGAN Penyelengg penyeleng Sasaran

  Peraturan Bupati/ UUBG PPBG Permen Perda Peraturan Lainnya ara garaan Walikota

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  1 Depar- Biriokrasi, UUBG No. PPBG Permen Perda No 08 Tahun SK Wali Kota Bima No

  1. Penyusunan Perda temen PU Gapensi, LSM, 28 tahun No. 38 PU. BG. 2005 Tentang IMB 83 tahun 2005 tentang Penataan 2010-2011

dan Lembaga 2002 tahun No. 36 petunjuk Teknis IMB Bangunan/Lingku-ngan

  Pemkot perguruan 2005 tahun 2005 Bima tinggi dan Masyarakat

  2 Kota Bima 2010-2011 Pemerintah ……….. ……….. ……….. ……….. ……………………

  2 Penyusunan Perda ………… Kota Bima tentang Bangunan … Gedung Negara

  3 Kota Bima 2010-2011 Pemerintah ……….. ……….. ……….. ……….. ……………………

  3 Penyusunan Perda ………… Kota Bima Keamanan/Keselamata … n bangunan Gedung

  Biriokrasi, ……….. ……….. ……….. ……….. …………………… 4 Sosialisasi UUBG no. Gapensi, LSM,

  28 th 2005, PPBG no Departem 2010 -2011 Lembaga

  38 th 2005, Permen en PU, perguruan

  PU.BG no. 36 th 2005

  4 Dinas PU tinggi dan dan Perda no. 08 tahun Prov dan

  Masyarakat 2005 Kota Bima

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-20

Tabel 6.8. Usulan Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung dan Arsitektur

  USULAN PUSAT INFORMASI BANGUNAN (PIB) PENYEBARAN INFORMASI TENTANG BANGUNAN GEDUNG KEGIATAN Gedung PIB Website PIB NO KETERANGAN Instansi Waktu Kegiatan Sasaran Materi Informasi Tidak Tidak Penyelenggara Penyelenggaraan Ada Ada ada ada

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12 1 ( ) ( v ) ( ) ( v ) Sosialiasi Dep. Pu 2010

  1 Penyusunan …………… Penyusunan dengan Pemkot sistim data

  Terwujudn sistim data Bima base/ informasi ya base/

  Bangunan program/si informasi

  Gedung sitim Bangunan

  Informasi Gedung Bang.

  Gedung

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-21

1 Kota Bima/

  Pendataan HSBG dan

  IMB Standar HPS yang ditetapkan pd tahun berkenaan

  1 Pelatihan teknis manajemen dan informasi pengelolaan data HSBG

  …………… Kota Bima 2010 -

  2011 Masyarakat,

  Birokrasi, Perguruan tinggi dan LSM

  ……….. ……….. ……………………

  2 Sosialisasi pd masyarakat tentang

  Keselamatan Bangunan

  Tentan g IMB SK Wali Kota

  …………… Kota Bima 2010 -

  2011 Masyarakat,

  Birokrasi, Perguruan tinggi dan LSM

  ……….. ……….. ……………………

  3 Peningkatan peran serta masyarakat tentang

  Keselamatan bangunan/lingk ungan

  ……………

  Bima No 83 tahun 2005 tentang petunjuk Teknis

  ASPEK TEKNIS PER SEKTOR | 6-22

Tabel 6.9. Usulan Pelatihan Teknis Tenaga Pendata HSBG dan Keselamatan Bangunan

  7

  N O PENYELENGARAAN PELATIHAN TEKNIS USULAN KEGIATAN KETERANG AN Instansi Penyelenggar a Waktu penyelen ggaraan Sasaran Materi Permen Perda Peraturan Bupati/ Walikota Tata Cara Penghitungan Harga Satuan Peraturan Lainnya

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  8

  Perda No 08

  9

  10

  11

  Dinas PU Provinsi 2010 -

  2011 Tenaga Teknis pendataaan

  Bangunan di Kota Bima