Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

Bab 3. Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1 ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN PENATAAN RUANG

  Sesuai dengan Undang Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang RPJPN, RPJMN 2015-2019 diarahkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional, termasuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur antara lain diarahkan untuk (a) menyediakan infrastruktur transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang dan barang, baik dalam lingkup nasional maupun internasional; (b) menghilangkan kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan serta efektivitas dan efisiensi penggunaan energi termasuk tenaga listrik; (c) meningkatkan teledensitas pelayanan telematika masyarakat pengguna jasa; (d) memenuhi kebutuhan hunian layak bagi masyarakat dan mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh; serta (e) mewujudkan peningkatan keandalan dan keberlanjutan layanan sumber daya air baik untuk pemenuhan air minum, sanitasi, dan irigasi guna menunjang ketahanan air dan pangan.

  UU No. 17 Tahun 2007 tersebut juga mengamanatkan bahwa pengembangan wilayah diselenggarakan dengan memperhatikan potensi dan peluang keunggulan sumberdaya darat dan/atau laut di setiap wilayah, serta memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur harus memperhatikan situasi dan kondisi suatu wilayah agar pemanfaatan dari infrastruktur tersebut dapat dioptimalkan bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan antarwilayah, serta menjadi perekat kehidupan berbangsa dan bernegara.

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  Kebijakan pembangunan infrastruktur selama ini diarahkan pada percepatan peningkatan daya saing yang tercermin pada laporan World Economic Forum (WEF) tahun 2014 dimana posisi daya saing infrastruktur Indonesia meningkat tajam dari urutan 84 dari 133 negara tahun 2009 menjadi urutan 56 dari 144 negara Tahun 2014. Penilaian daya saing infrastruktur mencakup kualitas dan kapasitas infrastruktur seperti jalan, jalan kereta api, pelabuhan, bandar udara (bandara), energi, ketenagalistrikan, serta telekomunikasi (fixed and mobile phone). Di samping itu, upaya perbaikan kinerja infrastruktur juga diprioritaskan pada infrastruktur bendungan, jaringan irigasi, serta jaringan sanitasi dan air minum dengan tujuan untuk mendukung peningkatan produksi hasil pertanian, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan airnasional.

  Dalam upaya percepatan pembangungan infrastruktur di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, keseimbangan pembangunan tetap dijaga dengan meningkatkan konektivtas antara pusat pertumbuhan dengan wilayah hinterland maupun wilayah pendukungnya dengan tetap menjaga manfaat ekonomi yang positif terhadap masyarakat di wilayah tersebut dan menjaga kualitas daya dukung lingkungannya.

  Penyediaan air minum dan sanitasi sebagai layanan dasar belum menjangkau seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2013, proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum aman adalah 67,73 persen sedangkan proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi layak adalah 60,91 persen (BPS, 2013). Dengan demikian, masih terdapat 100 juta jiwa penduduk yang belum memiliki akses air minum dan 120 juta penduduk yang belum memiliki akses terhadap fasilitasi sanitasi layak. Adapun terkait layanan persampahan, proporsi rumah tangga yang terlayani pengelolaan persampahan adalah 24,9 persen dan 46 persen khusus di daerah perkotaan (Riskesdas, 2013). Permasalahan dalam penyelenggaraan air minum dan sanitasi adalah minimnya keberlanjutan sarana dan prasarana yang telah terbangun, semakin terbatasnya sumber air baku untuk air minum dan kurang optimalnya sinergi pembangunan air minum dan sanitasi. Minimnya keberlanjutan sarana dan prasarana disebabkan oleh belum optimalnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat, keterlibatan aktif pemerintah daerah baik dari aspek regulasi maupun pendanaan, serta penerapan manajemen aset. Perencanaan dan pelaksanaanpenyediaan air minum dan sanitasi saat ini belum mencakup strategi manajemen aset yang tepat khususnya terkait pemeliharaan dan rehabilitasi sehingga mempersingkat usia ekonomis dari infrastruktur terbangun. Air baku untuk air minum semakin terbatas, baik secara kuantitas maunpun kualitas. Pemanfaatan alternatif sumber air baku, contohnya air hujan dan daur ulang, belum banyak dimanfaatkan.Penyediaan layanan sanitasi belum tersinergikan dengan penyediaan layanan air minum sebagai upaya pengamanan air minum untuk pemenuhan aspek 4K (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan).

  Belum optimalnya pembangunan infrastruktur/prasarana dasar permukiman tersebut menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan kawasan kumuh terutama di perkotaan. Berdasarkan hasil pengukuran oleh Kementerian

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Pemda DKI Jakarta hingga bulan Oktober 2014, tercatat masih terdapat 38,431 Ha kawasan kumuh yang tersebar di Indonesia. Meskipun telah banyak program-program penanganan kumuh yangdiimplementasikan di Indonesia, penerapan program tersebut masih belum optimal menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan persoalan kumuh secara tuntas.

  Arahan yang diamanatkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019 dalam bidang permukiman adalah:  Terpenuhinya penyediaan air minum dan sanitasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga terwujud 100% akses air minum dan sanitasi dengan indikator meningkatnya akses penduduk terhadap air minum layak menjadi I00% dan sanitasi layak menjadi 100%  Pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung, didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh dengan indikator berkurangnya proporsi rumah tangga yang menempati hunian dan permukiman tidak layak menjadi 0%  Pengembangan infrastruktur perdesaan, terutama untuk mendukung pembangunan pertanian.

3.1.1. Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

  Kawasan strategis dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan ruang lingkup dan kewenangannya yaitu kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi dan kawasan strategis kabupaten/kota. Berdasarkan UU no. 26 Tahun 2007

  pasal 1 ayat 30 mendefinisikan kawasan strategis kabupaten/kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Berdasarkan definisi diatas, ada kata kunci dalam kawasan strategis pada tiap lingkupnya adalah kawasan yang diprioritaskan karena memiliki pengaruh sangat penting terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. Dengan demikian, peranan kawasan strategis diharapkan dapat secara signifikan untuk memberi pengaruh positif bagi wilayah pengaruhnya. Berikut akan menjelaskan kawasan strategis yang ada di Kota Padangsidimpuan.

  A. Kawasan Strategis Nasional

  Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia. Yang dimaksud kawasan strategis nasional dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padangsidimpuan ini adalah kawasan strategis nasional yang berada di wilayah administrasi Kota Padangsidimpuan.

  B. Kawasan Strategis Provinsi Sumatera Utara

  Kawasan strategis provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Yang

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  dimaksud kawasan strategis provinsi dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padangsidimpuan ini adalah kawasan strategis Provinsi Sumatera Utara yang berada di wilayah administrasi Kota Padangsidimpuan.

  Acuan utama dalam penetapan kawasan strategis Provinsi Sumatera Utara adalah Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Utara tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Saat ini, Perda Provinsi Sumatera Utara tentang RTRW Provinsi Sumatera Utara yang mengacu pada UU No.26 Tahun 2007 belum ada (masih dalam tahap proses legalisasi).

C. Kawasan Strategis Kota Padangsidimpuan

  Kebijakan Perwujudan Kawasan Strategis, meliputi :

  1. Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi; hendak diwujudkan dengan menerapkan strategi sebagai berikut :  Mengembangkan kawasan pusat pasar Sangkumpal Bonang sebagai kawasan pengembangan ekonomi terpadu skala regional (Pasar Sangkumpal Bonang, Pajak Batu, City Walk, Pasar Kodok)  Menetapkan jalur ring road timur sebagai kawasan strategis ekonomi yang berpotensi sebagai kawasan ekonomi cepat tumbuh  Mengembangkan kawasan agrowisata dan agropolitan (Desa Pintu Langit,

  Joring Lombang, Joring Natobang, Simasom Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu dan Desa Huta Padang, kelurahan Lembah Lubuk Raya Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru), dimana lokasinya berada pada dataran tinggi dengan lahan yang subur dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian hortikultura

   Menetapkan kawasan puncak Simarsayang sebagai kawasan pendidikan tinggi yang berdaya saing didukung dengan pengembangan pusat studi dan penelitian pertanian dan perkebunan skala regional yang didukung juga dengan pengembangan hutan kota pada kawasan sekitarnya . Kawasan ini memiliki pemandangan dan suasana alam yang menunjang sebagai kawasan rest area/kawasan pariwisata untuk mendukung fungsinya sebagai kawasan pendidikan yang representatif dan terdepan di Pantai Barat Sumatera Utara  Mengintensifkan promosi peluang investasi dan mengembangkan insentif dalam bentuk kemudahan-kemudahan yang dapat menarik investasi dari luar daerah di sektor perdagangan dan jasa

  2. Pengembangan Kawasan Strategis Lingkungan; diupayakan dengan cara sebagai berikut :  Mengembangkan kawasan resapan air di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu (Desa Pintu Langit Jae, Desa Simasom, Desa Batu Layan, Desa Simatohir, Desa Joring Natobang)  Mengembangkan kawasan resapan air di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara (Desa Labuhan Rasoki)

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

Tabel. 3.1. Arahan Penetapan Kawasan Strategis Kota Padangsidimpuan

  Langit, Joring Lombang, Joring Natobang, Simasom Kecamatan Angkola Julu dan Huta Padang, Lembah Lubuk Raya Kecamatan Hutaimbaru

  Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan

  Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan tahun 2013-2033

  Pintu Langit, Desa Simasom, Batu Layan, Simatohir, Joring Natobang, Labuhan Rasoki

  Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian

  5. Kawasan resapan air Simasom Dsk Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan

  Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi

  4. Kawasan puncak Simarsayang Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi

  Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi Desa Pintu

  No. Penetapan Kawasan Strategis Jenis Kawasan Strategis Tipologi Lokasi

  Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi

  3. Kawasan Agrowisata dan agropolitan Pintu Langit Jae Dsk

  Ring road timur Kecamatan Batunadua

  2. Kawasan sepanjang Ring Road Timur Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi Kawasan ekonomi cepat tumbuh

  Sangkumpal Bonang, Pajak Batu, City Walk, Pasar Kodok

  Kawasan pengembangan ekonomi terpadu Pasar

  Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi

  1. Kawasan Pusat Pasar Sangkumpal Bonang Dsk

3.1.2. Arahan Rencana Penataan Ruang Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional; d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antarsektor; e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

  f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan sesuai dengan ketentuan sistem perkotaan nasional RTRWN Tahun 2008. Sedangkan penentuan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Sumatera utara hingga akhir tahun perencanaan (tahun 2028).

a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

  Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ditetapkan dengan kriteria:

  1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional.

  2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi.

  3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi. Kawasan strategis dapat ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota. Ditinjau dari Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) maupun Draft Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Sumatera Utara, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kebijakan kawasan strategis nasional maupun kawasan strategis provinsi di wilayah Kota Padangsidimpuan.

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019 b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

  Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan dengan kriteria:

  1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

  2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Berdasarkan penentuan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Provinsi Sumatera Utara, Kota Padangsidimpuan termasuk Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Provinsi Sumatera Utara Dengan demikian, penataan ruang Kota Padangsidimpuan bertujuan untuk

  “Mewujudkan Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Perdagangan dan Pendidikan di Pantai Barat Sumatera Utara ”.

Tabel 3.2. Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008

   Tentang RTRWN Provinsi Sumatera Utara No Provinsi PKN PKW

  1 Sumatera Utara KawasanPerkotaan Tebingtinggi, Medan-Binjai-Deli Sidikalang, Serdang-Karo pematangSiantar, (Mebidangro) Balige, Rantau

  Prapat, Kisaran, GunungBalige, Padang Sidempuan, Sibolga

  c. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

  Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan dengan kriteria:

  1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

  2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

3.1.3. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota adalah:

  a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang:

  a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan dan drainase.

  b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3.1.4. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padangsidimpuan

  Merujuk kepada RTRW Kota Padangsidimpuan 2013 - 2033, sistem perkotaan merupakan kesatuan sistem kota-kota di Kota Padangsidimpuan untuk dikembangkan saling terkait dengan tingkat fungsi kota (hirarki kota) sebagai pusat jasa pelayanan, untuk melayani perkembangan berbagai usaha jasa dan kegiatan produksi baik untuk permukiman dalam wilayahnya maupun terhadap wilayah sekitarnya. Pusat-pusat pertumbuhan dipilih dari wilayah kecamatan atau desa/kelurahan yang memiliki potensi besar dan cendrung cepat berkembang dan dapat mendorong perkembangan wilayah di sekitarnya.

  A. Pusat Pelayanan Kota

  Dalam tata jenjang pusat pelayanan kota, maka Kota Padangsidimpuan diarahkan memiliki satu pusat kota yang berlokasi di Pusat Kota Padangsidimpuan (Kelurahan Wek II dan Kelurahan Wek III). Pusat Pelayanan Kota (PPK) meliputi Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Pusat kota ini memiliki cakupan pelayanan skala kota pada umumnya dan sekaligus melayani kawasan sekitarnya yakni wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Kecamatan Padangsidimpuan Selatan. Fungsi utama pusat kota yang diarahkan adalah:

  • Pusat perdangangan regional dan jasa
  • Kesehatan • Perkantoran umum
  • Perumahan

  B. Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK)

  Kota Padangsidimpuan diarahkan memiliki tiga sub pusat pelayanan kota (SPPK) sebagaimana diuraikan berikut:

  1. Sub Pusat Pelayanan Kota 1 (Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara) berpusat di Kelurahan Pal IV Pijor Koling. Fungsi utama yang diarahkan adalah:

  • Pusat Pemerintahan Kota Padangsidimpuan • Pusat pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi
  • Perumahan • Industri • Pertanian • Transportasi

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  2. Sub Pusat Pelayanan Kota 2 (Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua) berpusat di Kelurahan Batunadua Jae dan Kelurahan Batunadua Julu.

  Fungsi utama yang diarahkan adalah:

  • Pendidikan menengah dan Pendidikan Tinggi • Perumahan • Industri • Transportasi • Kesehatan (Rumah Sakit Khusus)
  • Pertanian

  3. Sub Pusat Pelayanan Kota 3 (Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu) berpusat di Kelurahan Hutaimbaru. Fungsi utama yang diarahkan adalah:

  • Pertanian • Pendidikan menengah
  • Perumahan • Industri pengolahan bahan makanan (home industri)
  • Pariwisata • Perdagangan Holtikultura

C. Pusat Lingkungan

  Kota Padangsidimpuan diarahkan memiliki 6 pusat lingkungan yang berpusat di Kelurahan Pijor Koling, Kelurahan Padang Matinggi, Desa Hanopan, Desa Ujung Gurap, Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Joring Natobang Fungsi utama yang diarahkan pada tiap-tiap pusat lingkungan ini adalah:

  • Perumahan • Pendidikan menengah
  • Kesehatan sampai tingkat Puskesmas • Pusat Pemerintahan Kecamatan, Desa/Kelurahan • Perdagangan skala lingkungan.

Tabel 3.3. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2030 Pusat

  

No Hierarki Wilayah Pelayanan Fungsi Utama Wilayah

Pelayanan

  • Kota

    Padangsidimpuan

    dan Kawasan Pantai

    Barat Sumatera

    - Pusat perdagangan Utara regional dan jasa

  I Pusat Kota

  • Wek II, III - Kecamatan - Pusat pendidikan sampai Padangsidimpuan dengan pendidikan Utara dan menengah Kecamatan - Perkantoran umum

    Padangsidimpuan

    - Perumahan Selatan - Kesehatan

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019 Pusat

  

No Hierarki Wilayah Pelayanan Fungsi Utama Wilayah

Pelayanan

  • Pusat Pemerintahan Kota Padangsidimpuan - Pusat pendidikan sampai
  • Kecamatan tingkat perguruan ti
  • Pal IV Pijor

    Padangsidimpuan

    Koling - Perumahan Tenggara - Industri - Pertanian - Transportasi - Pendidikan menengah
  • Perumahan Sub Pusat - Batunadua

  II

  • Kecamatan - Industri Kota Jae,

    Padangsidimpuan

    - Transportasi - Batunadua Batunadua - Kesehatan (Rumah Sakit Julu Khusus)
  • Pertanian - Pertanian - Kecamatan - Pendidikan Menengah

    Padangsidimpuan

    - Perumahan -

    Hutaimbaru dan

    Hutaimbaru - Industri Rumah Tangga Kecamatan Angkola (Home Industri) Julu - Pariwisata - Pijor Koling - Perumahan - Padang - Pendidikan mene
  • - Skala Lingkungan

    Matinggi - Kesehatan sampai tingkat

    (melayani wilayah

    Pusat

  Puskesmas

  • Hanopan

  III kelurahannya sendiri Lingkungan

  • Ujung - Pusat Pemerintahan dan kelurahan/desa Gurap Kecamatan, disekitarnya) Desa/Kelurahan
  • Sadabuan - Joring - Perdagangan skala Natobang lingkungan

d. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

  Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ditetapkan dengan kriteria:

  1. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga.

  2. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga.

  3. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya.

  4. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. Berdasarkan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), maka di wilayah Kota Padangsidimpuan tidak ada ditetapkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).

A. Arahan Struktur Ruang Kota Padangsidimpuan

  Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, kebijakan dan strategi penataan ruang Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  Kebijakan Struktur Ruang, meliputi :

  1. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Wilayah yang Merata dan Berhierarki; yang hendak diwujudkan dengan strategi :  Menetapkan dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan kota secara sinergis dan terpadu dengan pusat-pusat kegiatan pelayanan yang sudah ada  Melengkapi prasarana dan sarana lingkungan serta fasilitas pelayanan umum pendukung di setiap hierarki pusat-pusat pelayanan sesuai dengan kebutuhannya  Membangun jaringan transportasi darat yang bersinergi dalam rangka mendukung pengembangan wilayah  Mengendalikan pemanfaatan ruang di setiap hierarki pusat-pusat pelayanan melalui pelaksanaan ketetapan peraturan zonasi dan perizinan yang konsisten, serta pengenaan sanksi terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.

  2. Pengembangan Sistem Transportasi Darat yang hendak diwujudkan dengan strategi :  Membangun ruas-ruas jalan baru dan peningkatan akses serta layanan jaringan jalan arteri, kolektor dan jaringan jalan lokal, yang menghubungkan antar pusat-pusat pelayanan perkotaan dan antara pusat-pusat kegiatan dengan masing-masing wilayah pelayanan;  Membangun dan meningkatkan kualitas layanan terminal umum sebagai simpul transportasi, mencakup di dalamnya pembangunan simpul-simpul baru dan pengembangan jalur-jalur layanan baru yang potensial di masa depan;  Membangun terminal kota yang terintegrasi antar moda (kereta api, angkutan kota) dan antar wilayah;  Mengembangkan jaringan jalan lingkar luar Kota Padangsidimpuan;  Meningkatkan akses menuju Bandar Udara Aek Godang dengan melakukan pengembangan jalan by pass;  Memantapkan fungsi jalan arteri dan kolektor yang melewati Kota Padangsidimpuan

  3. Penyediaan Sumberdaya Air untuk Irigasi maupun untuk sumber air baku yang akan diwujudkan dengan strategi :  Menjaga kelestarian kawasan tangkapan air, badan air dan mata air serta meningkatkan ketersediaan air tanah  Mengembangkan jaringan irigasi pada areal pertanian penduduk dalam bentuk pembangunan jaringan irigasi baru maupun rehabilitasi/ pemeliharaan jaringan irigasi yang sudah ada  Menggalang kerja sama dengan wilayah hinterland dalam bidang pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

   Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui penerapan prinsip- prinsip pembangunan berkelanjutan pada setiap kegiatan pembangunan.

B. Arahan Rencana Pengembangan Infrastruktur Perkotaan

a) Rencana Sistem Penyediaan Air Minum/Air Bersih Kota Padangsidimpuan

  Sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan perpipaan. Instalasi pengolah air minum dan sistem jaringan dapat dikelola oleh perusahaan daerah yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pengelolaan air bersih di Kota Padangsidimpuan dikelola oleh PDAM Tirtanadi Cabang Kota Padangsidimpuan dan PDAM Tirta Ayumi dengan menggunakan sistem BNA. Sumber air bersih di kota ini adalah sumber air permukaan. Proyeksi kebutuhan air bersih untuk Kota Padangsidimpuan didasarkan atas beberapa kegiatan yang menggunakan air bersih, seperti untuk kegiatan Domestik (Rumah Tangga) sebesar 150 liter/orang/hari, Hidran Umum sebesar 40 liter/orang/hari, Komersial/Industri sebesar 30 liter/orang/hari, dan untuk Fasilitas Sosial sebesar 15 liter/orang/hari. Selain kebutuhan air yang disebutkan dia atas, total kebutuhan air untuk Kota Padangsidimpuan harus ditambahkan dengan tingkat kebocoran yang mungkin timbul sebesar 20% dari penggunaan kegiatan perkotaan.

  3 Padangsidimpuan Batunadua 27026 4,054 811 405 1,081 6,351 1,270.22 7,621

  4 Padangsidimpuan Utara 76543 11,481 2,296 1,148 3,062 17,988 3,597.52 21,585

  2 Padangsidimpuan Selatan 91983 13,797 2,759 1,380 3,679 21,616 4,323.20 25,939

  1 Padangsidimpuan Tenggara 45804 6,871 1,374 687 1,832 10,764 2,152.79 12,917

  

Kebutuhan Air Bersih Tahun 2030

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 10795 1,619 324 162 432 2,537 507.37 3,044 Jumlah 267829 40174.35 8034.87 4017.435 10713.16 62939.815 12587.963 75527.778

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 23185 3,478 696 348 927 5,448 1,089.70 6,538

  4 Padangsidimpuan Utara 84427 12,664 2,533 1,266 3,377 19,840 3,968.07 23,808

  3 Padangsidimpuan Batunadua 24502 3,675 735 368 980 5,758 1,151.59 6,910

  2 Padangsidimpuan Selatan 83393 12,509 2,502 1,251 3,336 19,597 3,919.47 23,517

  1 Padangsidimpuan Tenggara 41527 6,229 1,246 623 1,661 9,759 1,951.77 11,711

  

Kebutuhan Air Bersih Tahun 2025

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 9787 1,468 294 147 391 2,300 459.99 2,760 Jumlah 242819 36422.85 7284.57 3642.285 9712.76 57062.465 11412.493 68474.958

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 21020 3,153 631 315 841 4,940 987.94 5,928

  3 Padangsidimpuan Batunadua 22214 3,332 666 333 889 5,220 1,044.06 6,264

  Page |

  2 Padangsidimpuan Selatan 75606 11,341 2,268 1,134 3,024 17,767 3,553.48 21,321

  1 Padangsidimpuan Tenggara 37649 5,647 1,129 565 1,506 8,848 1,769.50 10,617

  

Kebutuhan Air Bersih Tahun 2020

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 8873 1,331 266 133 355 2,085 417.03 2,502 Jumlah 220145 33022 6604 3302 8806 51734 10347 62081

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 19057 2,859 572 286 762 4,478 895.68 5,374

  4 Padangsidimpuan Utara 69396 10,409 2,082 1,041 2,776 16,308 3,261.61 19,570

  3 Padangsidimpuan Batunadua 20140 3,021 604 302 806 4,733 946.58 5,679

  2 Padangsidimpuan Selatan 68546 10,282 2,056 1,028 2,742 16,108 3,221.66 19,330

  1 Padangsidimpuan Tenggara 34133 5,120 1,024 512 1,365 8,021 1,604.25 9,626

  

(m³/hari)

Pelayanan Sosial (m³/hari) Hidran Umum (m³/hari) Jumlah (m³/hari) Tingkat Kebocoran (20%) JumlahTotal (m 3 /hari)

Kebutuhan Air Bersih Tahun 2015

  No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Rumah Tangga (m³/hari)

Komersial/

Industri

Tabel 3.4. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih di Kota Padangsidimpuan Tahun 2031

  III

  • 13

  Jumlah Rumah Komersial/ Pelayanan Hidran Tingkat Jumlah JumlahTotal No Kecamatan Penduduk Tangga Industri Sosial Umum Kebocoran 3 (m³/hari) (m /hari) (Jiwa) (m³/hari) (m³/hari) (m³/hari) (m³/hari) (20%)

  4 Padangsidimpuan Utara 93123 13,968 2,794 1,397 3,725 21,884 4,376.78 26,261

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 25573 3,836 767 384 1,023 6,010 1,201.93 7,212

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 11907 1,786 357 179 476 2,798 559.63 3,358 Jumlah 295416 44312.4 8862.48 4431.24 11816.64 69422.76 13884.552 83307.312

  Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2013-2033

  III

  Page | - 14 Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

  Upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota dan pihak-pihak terkait lainnya dalam penyelenggaraan sistem penyediaan air minum/air bersih di Kota Padangsidimpuan antara lain adalah:  Pengelolaan air minum oleh PDAM Tirtanadi pada Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan  Pengelolaan air minum oleh PDAM Tirta Ayumi pada Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, Hutaimbaru, Batunadua dan Padangsidimpuan Tenggara  Sistem air minum/air bersih perdesaan/gravitasi yang dikelola oleh kelompok masyarakat.

   Pembangunan jaringan air minum/air bersih pada desa-desa yang belum memiliki fasilitas air minum/air bersih  Perlu pengembangan kelompok-kelompok masyarakat di bidang pelayanan air minum/air bersih  Perlu pengelolaan air minum/air bersih untuk mencapai kualitas air yang sehat untuk dikonsumsi masyarakat  Perlu adanya koordinasi antara Pemerintah Kota Padangsidimpuan,

  Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, pihak PDAM Tirtanadi, PDAM Tirta Ayumi dan instansi terkait lainnya dalam rangka memelihara sumber-sumber mata air meliputi o

  Mata Air Sisundung, Mata Air Huta tunggal, dan Mata Air Oppu Bakkar dengan daerah pelayanan WK

  • – 1, yang meliputi Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Selatan; o

  Mata air pintu langit jae, dan mata air simasom, dengan daerah pelayanan sebagian WK

  • – IV dan sebagian WK – V, yang meliputi Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru dan Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu; o

  Mata air simatohir dengan daerah pelayanan sebagian WK

  • – II, yang meliputi Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua; dan o

  Mata air labuhan rasoki dan mata air labuhan labo dengan daerah pelayanan WK

  • – III, yang meliputi Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

   Merencanakan dan menyusun Rencana Induk Jaringan Air Minum dan program pengembangan air minum di Kota Padangsidimpuan.  Membangun IPA untuk penambahan debit diluar mata air yang ada dan direncanakan di : o

  Instalasi Pengolahan Air Bersih ( IPA ) di Kelurahan Panyanggar Kecamatan Padangsidimpuan Utara dengan Kapasitas 150 liter/detik; o Instalasi Pengolahan Air Bersih ( IPA ) di Desa Sirampak Kecamatan Padngsidimpuan Hutaimbaru dengan kapasitas 150 liter/detik; o Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) di Desa Labuhan Rasoki Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dengan kapasitas 130 liter/detik; dan o Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) di Desa Simatohir Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dengan kapasitas 125 liter/detik.

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

b) Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota

  1. Jumlah Air Limbah = 80% x Total Kebutuhan Air Bersih

  4 Padangsidimpuan Utara 76543 17,268.10 6.29 15309 765

  2 Padangsidimpuan Selatan 91983 20,751.36 7.56 18397 920

  1 Padangsidimpuan Tenggara 45804 10,333.38 3.76 9161 458

  

Jumlah Volume Air Limbah Tahun 2030

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 10795 2,435.35 0.89 2159 108 Jumlah 267829 60,422.22 22.01 53,565 2,678

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 23185 5,230.54 1.91 4637 232

  4 Padangsidimpuan Utara 84427 19,046.73 6.94 16885 844

  3 Padangsidimpuan Batunadua 24502 5,527.65 2.01 4900 245

  2 Padangsidimpuan Selatan 83393 18,813.46 6.85 16679 834

  1 Padangsidimpuan Tenggara 41527 9,368.49 3.41 8305 415

  98 Jumlah 242819 54,779.97 19.96 48,564 2,427

Jumlah Volume Air Limbah Tahun 2025

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 9787 2,207.95 0.80 1957

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 21020 4,742.11 1.73 4204 210

  3 Padangsidimpuan Batunadua 22214 5,011.48 1.83 4443 222

  2. Jumlah Septic Tank yang dibutuhkan = Jumlah Penduduk : 5 jiwa/unit*

  Perkiraan penyediaan prasarana air limbah Kota Padangsidimpuan sampai tahun 2031 dianalisis berdasarkan asumsi sebagai berikut:

  1 Padangsidimpuan Tenggara 37649 8,493.61 3.09 7530 376

  89 Jumlah 220144 49,664.71 18.09 44,029 2201

Jumlah Volume Air Limbah Tahun 2020

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 8873 2,001.75 0.73 1775

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 19057 4,299.26 1.57 3811 191

  4 Padangsidimpuan Utara 69396 15,655.74 5.70 13879 694

  3 Padangsidimpuan Batunadua 20140 4,543.58 1.66 4028 201

  2 Padangsidimpuan Selatan 68546 15,463.98 5.63 13709 685

  1 Padangsidimpuan Tenggara 34133 7,700.40 2.81 6827 341

  

Jumlah Volume Air Limbah Tahun 2015

  

Tabel. 3.5. Perkiraan Volume Air Limbah di Kota Padangsidimpuan

Tahun 2030 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Kriteria Design Air Limbah (m³/hari) Timbulan Tinja (m³/hari) Septic Tank (Unit) MCK (Unit)

  4. Keluaran Lumpur Tinja Domestik = 30 liter/orang/tahun x Jumlah Penduduk Kota Proyeksi jumlah volume air limbah dan kebutuhan akan septick tank dan MCK sampai tahun 2030 ditinjau dari perkiraan jumlah penduduk.

  3. Jumlah MCK yang dibutuhkan = Penduduk yang Terlayani MCK : 100 jiwa/unit*

  2 Padangsidimpuan Selatan 75606 17,056.71 6.21 15121 756

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019 Kriteria Design Jumlah Timbulan Septic No Kecamatan Penduduk Air Limbah MCK Tinja Tank (Jiwa) (m³/hari) (Unit) (m³/hari) (Unit)

  3 Padangsidimpuan Batunadua 27026 6,097.07 2.22 5405 270

  4 Padangsidimpuan Utara 93123 21,008.55 7.65 18625 931

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 25573 5,769.27 2.10 5115 256

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 11907 2,686.22 0.98 2381 119 Jumlah 295415 66,645.85 24.28 59,084 2,954

   Sumber: RTRW Kota Padangsidimpuan 2013-2033

  Sistem pengelolaan air buangan rumah tangga on site yang terdapat di Kota Padangsidimpuan terdapat 15.200 unit septictank, 5 MCK Komunal dan memiliki IPLT Ujung Gurap. Untuk masa yang akan datang diperlukan sistem pengelolaan limbah secara terpadu pada pusat perkotaan dan sistem pengelolaan air limbah berbasis masyarakat pada kawasan perumahan penduduk. Pengelolaan limbah di Kota Padangsidimpuan dikelompokkan dalam 2 jenis yakni: Pengelolaan limbah domestik:  Mewajibkan bagi pengusaha/pengelola Kawasan industri untuk membangun instalasi pengolah limbah (IPAL)  Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan prasarana air limbah.

   Meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah berbahaya. Pengelolaan limbah non domestik:  Melayani pengolahan limbah rumah tangga di Kawasan dengan tingkat kepadatan rendah dengan onsite system.  Melayani pengolahan limbah rumah tangga di Kawasan dengan kepadatan sedang dengan onsite system komunal.  Melayani pengolahan limbah rumah tangga di kawasan dengan tingkat kepadatan tinggi dengan offsite system atau minimal dengan onsite system komunal.

c) Rencana Sistem Persampahan Kota Padangsisimpuan

  Adapun peralatan yang digunakan untuk pengumpulan sampah terdiri dari: 1. Keranjang sampah dengan volume 25 liter.

  2. Gerobak pengumpul sampah dengan volume 720 liter.

  3 3. Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dengan volume 10 m .

  4. Truk. Untuk menentukan peralatan yang dibutuhkan maka terlebih dahulu harus diketahui volume sampah yang dihasilkan. Kriteria-kriteria yang diambil untuk menentukan banyaknya peralatan dan volume sampah tersebut adalah:

1. Sampah Rumah Tangga:

   Volume sampah: 2 liter/orang/hari;

  Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Padangsidimpuan 2015-2019

   Peralatan: keranjang sampah, gerobak pengumpul sampah, tempat pembuangan sampah sementara serta truk;  Frekuensi pengumpulan setiap hari.

  2. Sampah di daerah komersial:

   Volume sampah: 0,25 liter/orang/hari;  Peralatan: keranjang sampah, gerobak pengumpul sampah, tempat pembuangan sampah sementara serta truk;  Frekuensi pengumpulan setiap hari.

  3. Sampah yang dihasilkan pada sarana umum/sosial:

   Volume sampah: 0,5 liter/orang/hari;  Peralatan: keranjang sampah, gerobak pengumpul sampah, tempat pembuangan sampah sementara serta truk;  Frekuensi pengumpulan setiap hari.

  Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut di atas maka dapat dihitung timbulan sampah dan banyaknya peralatan persampahan yang dibutuhkan untuk Kota Padangsidimpuan sampai dengan tahun 2030 adalah sebagai berikut:

  1

  2 Padangsidimpuan Selatan 83393 167

  21 42 4,643 116

  4 Padangsidimpuan Utara 84427 169

  1

  11

  34

  6 12 1,348

  49

  3 Padangsidimpuan Batunadua 24502

  4

  38

  21 42 4,587 115

  2

  4

  19

  57

  10 21 2,284

  83

  1 Padangsidimpuan Tenggara 41527

  12 Perkiraan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan Tahun 2025

  13 4 - Jumlah 242819 485.638 60.70475 121.4095 13355 334 111

  2 5 538

  20

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 9787

  1

  10

  39

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 23185

  5 11 1,156

  11 23 2,519

  12

  37

  7 14 1,486

  54

  3 Padangsidimpuan Batunadua 27026

  5

  42

  23 46 5,059 126

  2 Padangsidimpuan Selatan 91983 184

  2

  21

  63

  92

  46

  1 Padangsidimpuan Tenggara 45804

  13 Perkiraan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan Tahun 2030

  1 Jumlah 267829 535.658 66.95725 133.9145 14731 369 123

  5

  15

  3 5 594

  22

  6 Padangsidimpuan Angkola Julu 10795

  1

  11

  32

  6 12 1,275

  29

  42

  Page |

  3

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 19057

  4

  32

  95

  17 35 3,817

  4 Padangsidimpuan Utara 69396 139

  1

  9

  28

  5 10 1,108

  40

  3 Padangsidimpuan Batunadua 20140

  31

  5 10 1,048

  94

  17 34 3,770

  2 Padangsidimpuan Selatan 68546 137

  2

  16

  47

  9 17 1,877

  68

  1 Padangsidimpuan Tenggara 34133

  

Perkiraan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan Tahun 2015

  

Tabel. 3.6. Perkiraan Timbulan Sampah dan Kebutuhan Sarana Persampahan di Kota Padangsidimpuan Tahun 2030

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Rumah Tangga (m³/hari) Komersial (m³/hari) Sarana Umum/Sosial (m³/hari) Tong Sampah (Unit) Gerobak Unit) TPS (Unit) Truk Sampah (Unit)

  III

  38

  26

  5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 21020

  19 38 4,158 104

  4

  35

  19 38 4,210 105

  4 Padangsidimpuan Utara 76543 153

  1

  10

  31

  6 11 1,222

  44