Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penemuan Makna Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Hidup Lebih dari Prognosis Medis T2 752011002 BAB V

BAB V
PENUTUP

Setelah deskripsi dan analisa data pada Bab III dan IV dengan
menggunakan pisau logoterapi Frankl maka di akhir tulisan ini penulis akan
menutup tulisan ini dengan memberikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian
dan observasi langsung di lapangan dan memberikan saran atau rekomendasi
kepada pihak-pihak terkait dengan penemuan makna hidup pasien gagal ginjal
kronik yang hidup lebih lama dari prognosis medis.

5.1.


Kesimpulan.
Pasien gagal ginjal kronik menemukan makna hidupnya setelah hidup
lebih lama dari prognosis medis. Mereka menerima yang tidak seharusnya
mereka terima. Pemberian hidup lebih lama dari prognosis medis
merupakan anugerah yang tiada taranya dari Tuhan. Mereka menerima
pemberian yang seharusnya mereka tidak terima sesuai dengan prognosis
medis. Penderitaan yang mereka alami dipahami sebagai ujian, takdir,
ultimatum, dan cambuk dari Tuhan. Pemahaman yang demikian

memotivasi pasien gagal ginjal kronik untuk hidup lebih baik di hadapan
manusia dan di hadapan Allah. Mereka berkomitmen untuk merubah dan
memperbaiki semua sikap yang negatif menjadi positif, sehingga arah dan
tujuan hidup mereka semakin jelas. Penyakit gagal ginjal kronik yang
tidak dapat disembuhkan dan cuci darah seumur hidup tanpa batas waktu
yang ditentukan, membuat mereka semakin mendekatkan diri kepada

121

Tuhan dan memanjatkan doa-doa untuk kekuatan menghadapi seluruh
pergumulan hidup. Ketika keadaan tidak dapat diubah maka pasien gagal
ginjal kronik mengubah sikap mereka terhadap keadaan yang tidak dapat
diubah. Melalui penjelasan di atas maka teori Frankl yang menjelaskan
ketika kita tidak dapat mengubah keadaan maka ubahlah sikap kita
terhadap keadaan yang tidak dapat diubah, teori Frankl dapat diterima.
Frankl menjelaskan hal ini dalam teorinya sebagai kebebasan untuk
berkehendak.




Pasien gagal ginjal kronik ketika hidup lebih lama dari prognosis medis
berkeinginan untuk bermakna bagi suami, isteri, orang tua, anak, keluarga,
dan gereja. Keinginan itu muncul ketika mereka telah menerima kasih
sayang yang tulus dari keluarga yang benar-benar menopang, menerima,
menghargai, dan mengampuni mereka. Keinginan itu muncul saat mereka
menyadari segala perbuatan yang tidak baik yang telah mereka perbuat
sebelum mengalami gagal ginjal kronik. Hal ini menjelaskan bahwa
penderitaan yang dialami, membuat mereka mengintrospeksi diri dan ingin
untuk bermakna. Dari penjelasan di atas maka teori Frankl dapat diterima
namun perlu dilengkapi bila diterapkan kepada pasien gagal ginjal kronik.
Hal yang perlu ditambahkan kepada teori Frankl adalah bahwa objek
kehendak untuk bermakna dipengaruhi oleh siapa yang menerima,
menopang, menghargai, mengasihi, dan mendoakan pasien.

122



Makna hidup tidak sama bagi setiap orang, demikian juga pasien gagal
ginjal kronik dalam penemuan makna hidupnya. Setiap orang berbeda

dalam memaknai hidupnya. Ada yang menemukan makna hidupnya pada
cucu, suami, isteri, anak, saudara, orang tua, sahabat, keluarga ketika
mereka semakin mencintainya. Oleh karena itu makna hidup adalah unik
dan personal dan ditemukan sendiri dan tidak dihadiahkan atau diberikan
orang lain. Ketika makna hidup berhasil ditemukan maka hidupnya akan
bahagia, dan sebaliknya apabila makna hidup tidak dapat ditemukan maka
seseorang akan mengalami kehampaan eksistensial. Pasien gagal ginjal
kronik menemukan makna hidupnya setelah hidup lebih lama dari
prognosis medis. Maka dengan demikian teori Frankl yang mengatakan
bahwa makna hidup itu unik dan personal dan selalu berorientasi kepada
masa yang akan datang (future oriented), adalah benar, dapat diterima dan
berlaku secara universal baik di dunia Barat dan Timur.



Dari ketiga makna (penderitaan, cinta, dan kerja) yang paling
memengaruhi penemuan makna hidup pasien yang gagal ginjal kronik
adalah makna penderitaan. Penderitaan membuat mereka lebih bermakna
dan menemukan makna hidup. Dari yang tidak berarti menjadi berarti, dari
yang tidak Sholat menjadi Sholat, dari pembohong menjadi jujur, dari

yang tidak perduli menjadi perduli, dari yang kurang serius melayani
menjadi serius melayani, dari pemakai narkoba menjadi tidak pemakai
narkoba dan lain-lain. Dengan demikian waktu dan kesempatan yang
diberikan Tuhan kepada pasien gagal ginjal kronik dipakai untuk
memaknai hidup dan hidup yang bermakna. Dengan demikian benar apa

123

yang dijelaskan Frankl bahwa dalam keadaan menderita sekali pun makna
hidup tetap dapat ditemukan, maka teori Frankl berlaku dan sejajar secara
universal baik di dunia Barat dan Timur walaupun budaya Barat dan
Timur berbeda. Teori Frankl teruji kebenarannya karena “teori” ini bukan
teori dari hasil yang di pelajari secara teoritis tetapi dari “pengalaman
hidup atau laboratorium hidup” Frankl. Karena itu teori ini pantas
didengar dan diterima. Pertanyaan adalah apakah harus menderita lebih
dahulu baru kemudian menemukan makna hidup? Jawabnya: TIDAK.
Mengapa? Karena makna hidup dapat ditemukan baik dalam keadaan
bahagia juga dalam keadaan menderita. Namun secara umum manusia
menemukan makna hidupnya ketika penderitaan terjadi atas dirinya.




Penemuan makna hidup bagi pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih
lama dari prognosis medis, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama
faktor sosial (keluarga, suami, isteri, anak, saudara, warga gereja, teman
semarga), kedua faktor religiusitas, dan ketiga faktor motivasi diri
(semangat untuk hidup). Namun faktor yang pertama dan yang utama
adalah dukungan sosial (keluarga). Hal ini disebabkan masyarakat/orang
Timur hidup dalam Communal Life (hidup dalam kebersamaan).
Kepastian hidup ada dalam kebersamaan. Kebersamaan merupakan salah
satu

kenyamanan

hidup

untuk

masyarakat


Timur.

Selain

itu

orang/masyarakat Timur adalah Interdependence Personality (saling
ketergantung antara satu dengan yang lain) bukan independence
personality. Kepribadian orang/masyarakat Timur juga dipengaruhi oleh
orang lain yang dekat dengan dirinya. Hal ini juga berkaitan dengan apa
124

yang dijelaskan oleh Durkheim bahwa individu dipengaruhi oleh
kelompok sosial/masyarakat dan saling memengaruhi. Disamping itu
pasien gagal ginjal kronik mempunyai latar belakang hidup atau masa lalu
yang tidak benar. Ketika keluarga menerima, menghargai, mencintai,
mengampuni mereka sebagai manusia yang utuh maka keluarga sangat
berarti dan bermakna bagi pasien gagal ginjal kronik dalam penemuan
makna hidupnya.




Maka dengan demikian sumbangan kontektual lokal dalam teori penelitian
ini adalah pentingnya peranan sosial (keluarga) dalam penemuan makna
hidup bagi pasien gagal ginjal kronik yang hidup lebih lama dari prognosis
medis. Maka implikasi pastoralnya adalah tidak membiarkan mereka
sendirian (lonely), sering dikunjungi, dihargai, diterima, dengan cinta yang
tulus dan ikhlas, didukung, di doakan, dan diperhatikan.

5.2.

Saran.

5.2.1. Para konselor pasien gagal ginjal kronik.



Meningkatkan perkunjungan pastoral kepada pasien gagal ginjal kronik,
bukan doa-doa yang muluk-muluk yang menjanjikan kesembuhan
penyakit, karena mereka tahu bahwa mereka tidak pernah sembuh dari

penyakitnya.



Membangun komunikasi yang baik, menerima, menghargai, dan melayani
mereka dengan tulus dan ikhlas.

125



Memungsikan 4 (empat) fungsi dasar pendampingan konseling pastoral
yaitu menyembuhkan, mendukung, membimbing, dan memulihkan.

5.2.2. Kepada Keluarga yang mendampingi pasien gagal ginjal kronik.



Mendampingi pasien gagal ginjal kronik dengan penuh perhatian dan cinta
kasih yang tulus dan ikhlas.




Menerima mereka sebagai manusia yang utuh.



Mendampingi mereka dalam suka dan duka yang dialami oleh pasien gagal
ginjal kronik.



Setia untuk mengantar dan menemani selama proses hemodialisa (cuci
darah) di Rumah Sakit.

5.2.3. Kepada peneliti selanjutnya.



Perlu melanjutkan penelitian tentang pengaruh peran sosial (keluarga,

isteri, suami, anak, saudara, anggota gereja, kumpulan marga/arisan)
dalam penemuan makna hidup bagi pasien gagal ginjal kronik yang hidup
lebih lama dari prognosis medis.

126