Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan

bertujuan

untuk

membimbing

peserta

didik

dalam

mempelajari, menggunakan dan sedapat mungkin menciptakan semuanya (Imam
Bernadib,


1982:28).

Departemen

Pendidikan

Nasional

RI

(2003:5)

mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan definisi pendidikan dari
Departemen Pendidikan Nasional tersebut, nampak bahwa pendidikan merupakan
suatu proses pembelajaran untuk menghasilkan manusia terdidik yang dewasa
secara intelektual, moral serta berkepribadian. Proses pembelajaran dalam

menghasilkan peserta didik yang dewasa menekankan pada perubahan sikap,
pengembangan ilmu pengetahuan, dan penerapan atas nilai-nilai kebudayaan yang
berperan strategis dalam mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia.
Lembaga pendidikan yang bersifat formal merupakan tempat yang
strategis bagi pemerintah dan masyarakat dalam membina generasi penerus di
masa depan. Proses pembinaan tersebut, dilakukan melalui interaksi belajar
mengajar antara guru dengan peserta didik. Proses pembelajaran tidak hanya
dilakukan di lingkungan formal tetapi juga dapat dilakukan di lingkungan

1

nonformal. Belajar di lingkungan formal atau sekolah pada umumnya berlangsung
di dalam kelas atau pada ruangan yang tertutup. Pada kegiatan ini, berbagai alat
peraga atau media-media pembelajaran yang dibawa ke dalam kelas berfungsi
untuk menunjang proses belajar mengajar. Namun banyak hal yang mungkin tidak
dapat dibawa masuk ke dalam ruangan sehingga hal ini akan menghambat
jalannya proses belajar mengajar, dalam hal ini kelaslah yang dibawa keluar guna
meneliti dan mengamatinya secara langsung (Engkoswara, 1984:54).
Dalam dunia pendidikan, para peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran harus menempuh kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam

kelas maupun luar kelas. Pembelajaran di ruang terbuka atau lingkungan luar akan
menambah dan memperluas pengalaman atau minat peserta didik selain itu para
peserta didik dilatih memperkaya pengajaran yang diberikan saat proses
pembelajaran berlangsung (Engkoswara, 1984:55). Kegiatan pembelajaran akan
terealisasi dengan baik dengan adanya media pendidikan yang mendukung. Media
pendidikan adalah suatu bagian integral dari proses pendidikan di sekolah (Oemar
Hamalik 1980:11). Media pendidikan mencakup berbagai metode dan tehnik yang
digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara
guru dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran (Oemar Hamalik,
1980:23). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa melalui media
pendidikan peserta didik akan lebih mudah memahami dan mengerti materi yang
disampaikan oleh guru.
Guru dalam menentukan media pendidikan tidak lepas dari materi yang
akan diajarkan. Dalam memilih media pendidikan guru harus melihat sumber

2

belajar yang ada. Oleh karena itu, media yang digunakan tidak lepas dengan
pemilihan sumber belajar. Sumber belajar merupakan salah satu komponen yang
saling berinteraksi dalam dunia pendidikan. Sumber belajar adalah daya yang bisa

dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung, sebagian atau secara keseluruhan (Suyatno Kartodirdjo,
dkk, 2006:36). Sumber belajar dalam proses pembelajaran dapat berupa perangkat
lunak maupun perangkat keras. Sumber belajar bertujuan agar peserta didik agar
dapat belajar secara efektif dan efisien. Tercapainya tujuan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah mutu dan jumlah sumber belajar yang
digunakan, lingkungan sebagai tempat belajar siswa, kemampuan siswa dalam
belajar, dan peran orangtua maupun masyarakat (Arief Sukadi Sadiman, dkk,
1988:2). Seorang pendidik mengupayakan agar setiap peserta didik dapat
berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada. Sumber belajar
dapat dirancang dan juga terdapat sumber belajar yang dimanfaatkan secara
langsung, diantaranya yaitu bangunan atau peninggalan bersejarah dan berbagai
peristiwa sejarah yang disajikan dalam bentuk diorama.
Diorama merupakan salah satu media sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan secara langsung. Peserta didik akan dilatih untuk dapat belajar
mandiri dengan membuka pikiran secara luas mengenai peristiwa sejarah.
Berbagai diorama yang berhubungan dengan peristiwa sejarah banyak dijumpai di
berbagai museum. Diorama yang terdapat di dalam museum dapat digunakan
sebagai sumber sejarah yang efektif. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, materi
sejarah di SMA juga dapat memanfaatkan diorama yang ada di museum.


3

Mengunjungi suatu museum adalah suatu kegiatan inovatif yang akan
menambah pengalaman belajar secara langsung bagi peserta didik. Selain itu,
bangunan bersejarah juga akan membantu peserta didik dalam memahami materi
sejarah. Museum Benteng Vredeburg merupakan salah satu museum Nasional
yang terletak di kota Yogyakarta. Museum Benteng Vredeburg menyimpan
banyak diorama dan benda bersejarah yang sangat bermanfaat sebagai sumber
belajar sejarah. Peserta didik akan lebih tertarik untuk belajar sejarah melalui
diorama-diorama tentang peristiwa sejarah yang ada di dalam Museum Benteng
Vredeburg.
Di museum Benteng Vredeburg ini tersimpan berbagai macam koleksi
yang mempunyai nilai penting bagi catatan sejarah bangsa Indonesia. Koleksi
tersebut berupa bangunan, koleksi replika, dan miniatur. Terdapat juga koleksi
realia seperti mesin jahit yang menurut catatan sejarah

digunakan untuk

memperbaiki pakaian para prajurit. Selain itu, bangunan museum Benteng

Vredeburg sendiri menyimpan banyak cerita sejarah (Djoko Marihandono,
2007:2). Benteng Vredeburg merupakan salah satu bangunan bersejarah yang
menjadi saksi 4 jaman, yaitu masa kolonial Belanda, Inggris, Jepang hingga masa
kemerdekaan (Suharjo, Agus Sulistya, 2011:32). Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Museum Benteng Vredeburg sebagai sumber belajar sejarah di SMA.

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan:
Bagaimanakah Museum Benteng Vredeburg dapat dijadikan sebagai sumber
belajar sejarah di SMA kelas XI dan XII?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan Museum Benteng Vredeburg sebagai sumber belajar
sejarah di SMA.
2. Mengetahui bagaimana Museum Benteng Vredeburg dapat dijadikan
sebagai sumber belajar sejarah di SMA khususnya kelas XI dan XII.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan dapat memberi sumbangan bagi dunia pendidikan dan
pengajaran khusunya pendidikan sejarah di SMA.
b. Memberi masukan kepada para guru-guru di SMA untuk mengenalkan
Museum sebagai sumber belajar yang relevan.
c. Bahan pertimbangan dalam menyusun progam pengajaran sejarah
dengan mengkaitkan peninggalan-peninggalan sejarah khususnya
museum.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini memberikan wawasan dan pemahaman
bagi dunia pendidikan guna memanfaatkan bangunan dan peninggalanpeninggalan bersejarah khususnya museum sebagai sumber belajar yang

5

dapat menunjang mutu pendidikan nasional, selain itu juga memberikan
sumbangan kepada semua pihak dalam melestarikan dan memanfaatkan
museum sebagai tempat yang bernilai historis.

6