Analisis hukum Islam terhadap Qiyas uang dengan emas pada Pembiayaan Murabahah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP QIYAbah}ah Uang Di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo‛. Rumusan
masalahnya: Pertama, Bagaimana praktek mura>bah}ah uang di BMT
Madani Sepanjang Sidoarjo. Kedua, bagaimana analisis Hukum Islam
terhadap qiya>s uang dengan emas pada pembiayaan mura>bah}ah uang
di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.
Data penelitian ini dihimpun melalui wawancara dengan
direktur BMT Madani dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan
pola pikir deduktif, yaitu ketentuan hukum Islam mengenai transaksi
akad mura>bah}ah yang selanjutnya dipaparkan dari kenyataan yang
ada di lapangan mengenai pelaksanaan akad mura>bah}ah yang
menjadikan uang sebagai objek dari akad mura>bah}ah, dan kemudian
objek tersebut dikiaskan dengan emas, untuk selanjutnya ditarik
sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa akad mura>bah}ah yang
dilakukan di BMT Madani menggunakan uang sebagai objek dari
akad mura>bah}ah. penggunaan uang sebagai objek dari akad dinilai
lebih membantu dan lebih memudahkan anggota untuk melakukan
transaksi, karena anggota bisa memilih sendiri barang yang ingin
dibeli dan bisa mengetahui sendiri spesifikasi barang yag akan dibeli.
Dasar pemberian uang adalah dari jenis objek yang akan dibeli oleh

anggota dann telah dituliskan dalam form akad mura>bah}ah, yang
kemudian dihitung margin keuntungan darinya. Berdasarkan Hukum
Islam, penggunaan uang sebagai objek dari akad mura>bah}ah adalah
dilarang, karena uang merupakan barang yang ribawi. Sehingga jika
menjadikan uang sebagai objek dari akad mura>bah}ah berpotensi
menimbulkan riba. Harga awal dari pembelian barang pun belum
diketahui, sehingga ada beberapa syarat dari akad mura>bah}ah uang
belum terpenuhi. Qiya>s uang dengan emas bisa ditinjau dari fungsi
dan kewajiban yang harus dilakukan. Fungsinya bisa digunakan untuk
alat jual beli, dan kewajibannya adalah terdapat beban zakat dalam
uang. Emas bisa dibagi menjadi dua, yaitu sebagai uang dan sebagai
barang. Emas sebagai uang tidak boleh dijadikan objek jual beli, akan
tetapi emas sebagai barang bisa digunakan sebagai objek dari jual
beli.
Sejalan dengan kesimpulan diatas, maka disarankan bagi
Dewan Pengawas Syariah BMT Madani sepanjang Sidoarjo agar
memberikan pengertian dan pemahaman kepada staff BMT tentang
akad mura>bah}ah, sehingga akad yang dijalankan bisa sah menurut
hukum Islam dan sah menurut hukum Indonesia.


DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
PENGESAHAN ...................................................................................................... iv
MOTTO .................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................... vi
ABSTRAK ...............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................ xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiii
BAB

I

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP QIYAs ......................................................................... 43
2. Landasan hukum......................................................................... 44
3. Rukun dan syarat ........................................................................ 45
4. Qiya>s uang dengan emas............................................................ 48

BAB III

PRAKTEK PEMBIAYAAN MURAs Uang dengan Emas .............................................................. 60
D. Aplikasi Akad Mura>bah{ah ............................................................. 64
E. Realisasi Akad Mura>bah{ah............................................................. 65
F. Implikasi Akad Mura>bah{ah ............................................................ 65

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP QIYAs Uang dengan
Emas pada Akad Mura>bah{ah Uang di BMT Madani
Sepanjang Sidoarjo ......................................................................... 74
BAB

V PENUTUP ............................................................................................ 80

A. Kesimpulan ..................................................................................... 80
B. Saran ................................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


1

BAB I
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP QIYArabah, qard},

wadibah{ah13 berasal dari kata ribh{ yang bermakna tumbuh dan
berkembang dalam perniagaan. Dalam istilah syari’ah, konsep mura>bah{ah
terdapat berbagai formulasi pengertian yang berbeda-beda menurut pendapat
para ulama (ahli). Di antaranya menurut Utsmani, pengertian mura>bah{ah
adalah salah satu bentuk jual beli yang mengharuskan penjual memberikan
informasi kepada pembeli tentang biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan komoditas (harga pokok pembelian) dan tambahan profit yang
ditetapkan dalam bentuk harga jual nantinya.
Setiap bank memiliki kebijakan sendiri-sendiri dalam menjalankan
produknya. Bank membuat kebijakan berdasarkan prinsip yang menurut

12

Tim Pelaksana Tashih Alquran Mushaf Madinah, Alquran, Terjemah Dan Tafsir, ..., 47.

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia,( Yogyakarta:
.Graha Ilmu, 2005), 24.
13

7

8

mereka paling benar, khususnya Bank Syari’ah atau Lembaga Keuangan
Syariah (LKS).
Salah satu produk yang menjadi unggulan dalam perbankan syari’ah
maupun lembaga keuangan syari’ah adalah pembiayaan mura>bah{ah. Produk ini
menawarkan kepada nasabah untuk melakukan transaksi jual beli dengan
pembayaran secara angsur. Dimana ketika nasabah membutuhkan suatu barang
akan tetapi dia tidak memiliki uang kontan, maka dia bisa mengajukan
pembiayaan pada perbankan syari’ah maupun lembaga keuangan syariah
berupa pembiayaan mura>bah{ah.
Pada pembiayaan mura>bah{ah, bank membelikan kebutuhan nasabah sesuai
yang disepakati. Setelah bank membelikan barang tersebut, bank kemudian
menjual kembali barang tersebut kepada nasabah dengan meminta margin

keuntungan sesuai dengan kesepakatan dua belah pihak. Nasabah wajib
membayar kepada bank tersebut sesuai dengan kesepakatan dan dibayar secara
angsur.
Kemudian ketika nasabah membutuhkan uang tunai, maka bank akan
membelikan suatu barang kepada nasabah yang kemudian dijual kembali
kepada nasabah dan menentukan margin keuntungannya. Sedangkan nasabah
bisa menjual kembali barang tersebut dan bisa menggunakan uang hasil dari
penjualan untuk keperluannya. Hal itu dilakukan karena uang bukanlah suatu
objek yang bisa diperjual belikan. Objek yang biasa digunakan adalah emas.
Karena nilai jual emas cenderung konstan dan bisa berlaku dimana saja. Jika

8

9

uang yang menjadi objek mura>bah{ah, maka ditakutkan ada riba yang
berkembang.
Setelah lama berjalan, sebagian lembaga keuangan, khususnya Baitu al-

Mabah{ah uang yang dikiaskan dengan emas di BMT

Madani Sepanjang Sidoarjo.

2.

Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktek pembiayaan Mura>bah}ah
uang yang dikiaskan dengan emas di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.

13

14

D. Kajian Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, penulis melakukan penelaahan
karya-karya ilmiah yang berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti
dengan judul Analisis Hukum Islam terhadap Qiya>s Uang dengan Emas pada
Pembiayaan mura>bah{ah Uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Tujuan
adanya kajian adalah untuk menghindari adanya plagiasi dalam penelitian ini,
sehingga tidak terjadi pembahasan yang sama dengan penelitian yang lain.
Maka penulis perlu menjelaskan tentang topik penelitian yang penulis teliti
berkaitan dengan masalah tersebut berupa kajian dan pembahasan di antaranya

adalah sebagai berikut:
1. Nurrul Nisfu Suci Rofikhoh 21, alumni IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun
2008 Fakultas Syari’ah Program Studi Muamalah dalam jurnal yang
berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hutang Uang Dengan Sistem
Jual Beli ( Mura>bah{ah) Dari Piutang Di Desa Sawo Babat Lamongan”. Hasil
dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa pada awalnya hutang
tidak dilakukan dengan uang tunai, akan tetapi pihak yang berpiutang
menggunakan barang apapun untuk dihutangkan dengan ketentuan harga di
atas standar. Kemudian pihak yang berhutang bisa menjual kembali barang
tersebut. Maka peneliti mengungkapkan bahwa sistem seperti ini sah, karena
telah memenuhi ketentuan dalam Islam dan tidak adanya riba. Baik dari

21

Nurrul Nisfu Suci Rofikhoh, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hutang Uang Dengan Sistem
Jual Beli (Murabah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Maka
dari itu penulis memilih judul ‚Analisis Hukum Islam terhadap Qiya>s Uang
dengan Emas pada Pembiayaan Mura>bah}ah Uang di BMT Madani
Sepanjang Sidoarjo‛.


22

Firdaus Darus Salam, “Pengawasan Pembiayaan Murabah}ah uang di BMT Madani
Sepanjang Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap Qiya>s uang dengan
emas pada pembiayaan muras antara uang
dengan emas pada pembiayaan mura>bah}ah.
2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan
memberi kontribusi pemikiran kepada masyarakat, khususnya kepada
peneliti dalam melaksanakan transaksi yang tidak bertentangan dengan
syariat Islam.

16

17

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian
skripsi ini, yaitu ‚Analisis Hukum Islam terhadap Qiya>s Uang dengan Emas


pada Pembiayaan Mura>bah}ah Uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo‛ .
Maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang berkenaan dengan judul di atas.

Qiya>s Uang dengan Emas

: Menyamakan uang dengan emas pada
zaman dahulu yang mana bisa digunakan
untuk transaksi. Hal ini terjadi pada
pembiayaan mura>bah}ah yang menjadikan
uang sebagai objek dari akad.

Akad Mura>bah}ah

: Akad jual beli antara BMT Madani
Sepanjang

Sidoarjo

dengan


nasabah,

dimana nasabah datang ke BMT untuk
mengajukan pembiayaan, kemudian BMT
membelikan barang tersebut dan menjual
kembali barang tersebut kepada nasabah
dengan

margin

disepakati

oleh

keuntungan
kedua

pihak.

yang
Atau

memberikan uang kepada nasabah sesai
dengan kebutuhan nasabah, kemudian
menetapkan margin keuntungan sesuai
uang

17

yang

telah

diberikan

kepada

18

nasabah, sehingga nasabah bisa membeli
segala kebutuhannya sendiri.

H. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode sebagai
berikut:
1.

Lokasi penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yakni
penelitian yang dilakukan dalam konteks lapangan yang benar-benar
terjadi terhadap qiya>s uang dengan emas pada praktek pembiayaan

mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.23 Lokasi ini dipilih
karena BMT ini merupakan milik organisasi masyarakat, yaitu
Muhammadiyah. Pengurus dari BMT ini ditentukan oleh pengurus
Muhammadiyah cabang Sidarjo. Saat ini yang terpilih menjadi direktur
dari BMT ini adalah orang yang memiliki kompeten dibidang ekonomi
umum, gukan ekonomi syariah, sehingga cara praktek kegiatan BMT
hampir sama seperti koperasi konvensional.
Selanjutnya,

untuk

dapat

memberikan

deskripsi

yang

baik,

dibutuhkan serangkaian langkah yang sistematis. Langkah-langkah
tersebut terdiri atas: data yang dikumpulkan, sumber data, teknik analisis
data, dan sistematika pembahasan.

23

Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

18

19

2.

Data yang dikumpulkan
Berdasarkan rumusan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka
data yang dikumpulkan adalah data tentang praktek qiya>s uang dengan
emas pada pembiayaan mura>bah{ah uang di BMT Madani Sepanjang
Sidoarjo.

3.

Sumber data
Data penelitian ini dapat diperoleh dari beberapa sumber data sebagai
berikut:
a.

Sumber Primer, sumber yang diperoleh secara langsung dari
masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan
alat lainnya.24
Dalam penelitian ini, yaitu sumber data yang pengambilannya
diperoleh dari tempat penelitian, meliputi:
1) Data yang didapatkan peneliti dari hasil wawancara dengan
Pimpinan BMT Madani Sepanjang Sidoarjo, Bapak Hoirul Razik
Sabki, S.E.
2) Data yang didapatkan peneliti dari hasil Praktek Kerja Lapangan
Selama 2 Minggu di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo sebagai
staff marketing.

b.

Sumber sekunder, yaitu sumber yang telah dikumpulkan pihak lain25.
Dalam penelitian ini, merupakan data yang bersumber dari buku-buku

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
87.
24

19

20

dan

catatan-catatan

atau

dokumen

tentang

apa

saja

yang

berhubungan dengan masalah hukum Islam tentang akad Mura>bah}ah:
1) Wahbah Az-Zuhaili, Fikih al-Islam wa Adillatuh.
Problematika Masa Kini Qardhawi

2) Yusuf Al-Qardhawi,
Menjawab.

3) Ahmad Hasan, Mata Uang Islami.
4) Fakultas Syariah Uin Sunan Ampel, Ushul Fiqh Dan Kaidah
Fiqhiyah.
5) Hendi Suhendi, Fiqih Muabah}ah uang yang ada di BMT Madani
Sepanjang Sidoarjo.

Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian-Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT.
Gramedia Pusaka Utama, 1992), 193
28
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39.

27

29

Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian..., 153.

21

22

b.

Analyzing, yaitu upaya mencari dan menyusun secara sistemasis hasil
wawancara juga dokumentasi yang disusun secara sistematis dan
dianalisis secara kualitatif untuk memberikan kejelasan pada masalah
yang dibahas dalam skripsi ini. 30

c.

Editing, yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh dengan
memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang
meliputi kesesuaian keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian,
kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan.31 Teknik ini
digunakan penulis untuk memeriksa kelengkapan data yang sudah
penulis dapatkan, dan akan digunakan sebagai sumber-sumber studi
dokumentasi. Teknik ini betul-betul menuntut kejujuran intelektual
(intelectual honestly ) dari penulis agar nantinya hasil data konsisten
dengan rencana penelitian.

6. Teknik analisis data
Hasil dari pengumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian
dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang
dapat diamati dengan metode yang telah ditemukan.
a.

Analisis Deskriptif, yaitu mengurai dan mengolah data mentah
menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih

30

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalisti,
Plenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1991), 183.
31
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.

22

23

spesifik, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran akad

mura>bah}ah yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.
b.

Pola Pikir Deduktif, Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola
pikir deduktif yaitu pola pikir yang berpijak pada teori-teori yang
berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan berdasarkan
fakta-fakta yang bersifat khusus.32 Pola pikir ini berpijak pada teoriteori akad mura>bah}ah yang kemudian dikaitkan dengan fakta di
lapangan tentang qiya>s uang dengan emas pada pembiayaan

mura>bah}ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.
I. Sistematika Pembahasan
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua memuat landasan teori tentang qiybah{ah. Dalam
hal ini memuat pengertian uang, sejarah uang, pengertian mura>bah}ah dan qiya>s
uang dengan emas.
Bab ketiga memuat profil BMT yang meliputi sejarah, legalitas lembaga,
produk, akad dan mekanisme bagi hasil yang ada di BMT Madani Sepanjang
Sidoarjo. kemudian memuat qiya>s uang dengan emas di BMT Madani
Sepanjang Sidoarjo yang meliputi legalitas praktek, akad dan aplikasi akad

mura>bah}ah yang ada di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo.
32

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1975), 16.

23

24

Bab keempat memuat tentang analisis hukum Islam terhadap akad

mura>bah{ah uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo, dan memuat tentang
analisis hukum Islam terhadap praktek Qiya>s uang dengan emas pada akad

Mura>bah}ah

uang di BMT Madani Sepanjang Sidoarjo. Pada bab ini

merupakan kerangka untuk menjawab pokok-pokok permasalahan yang
terdapat dalam rumusan masalah. Adapun sistematikanya yang pertama adalah
analisis praktek akad mura>bah{ah uang yang ada di BMT Madani Sepanjang
Sidoarjo. Dan yang kedua adalah analisis hukum Islam terhadap qiya>s uang
dengan emas pada praktek pembiayaan mura>bah{ah pada BMT Madani
Sepanjang Sidoarjo.
Bab kelima merupakan bab penutup dari keseluruhan isi pembahasan
skripsi, pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari penulis.

24

25

BAB II

QIYA>S UANG DENGAN EMAS PADA PEMBIAYAAN MURAbah}ah
1. Pengertian mura>bah}ah

Mura>bah}ah1 adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana
penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli kemudian
menjual kembali kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan
yang diharapkan sesuai jumlah tertentu. Dalam akad mura>bah}ah , penjual
menjual barangnya dengan meminta kelebihan atas harga beli dengan harga
jual. Perbedaan antara harga beli dengan harga jual barang disebut dengan
margin keuntungan.

‫ و يطَْ الرِبح فِي ااصطَِا ِ الفِقْ ي عَي‬. ِ ‫ِ الزِياد ُ ا َاصَِةُ فِي التِ ا‬2‫الرِبح فِي ال غة‬
.ِ‫الزِياد ُ ا َاصَِةُ عَي ْأ ِ امَا ِ تِي ةُ تقِْي ِ امَا ِ فِي ع ِيا ِ الت اد ِ امُ تِفَة‬
Al-Ribh}u menurut bahasa adalah tambahan yang dihasilkan dari
perniagaan. Dan menurut istilah fikih adalah tambahan yang dihasilkan
atas uang pokok sebagai hasil dari pertukaran uang dalam kegiatan
pertukaran (jual beli) yang bermacam-macam.

1

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), 138.
Nazih Hammad, Mu‘jamu al-Mus}t}alah{a>t al-Ma>liyah wa al-Iqtis}a>diyah fi> Lughati al-Fuqaha>’ ,
(Damaskus: Daar al-Qolam), 225-226.

2

25

26

Mura>bah}ah adalah3 akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad
ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam
akad mura>bah}ah ditentukan berapa keuntungan yang ingin diperoleh.
Karakteristik mura>bah}ah adalah si penjual harus memberi tau si pembeli
tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang
ditambahkan pada biaya tersebut.
Ulama pertama yang memperbolehkan sistem ini adalah Al-Imam AsSyafi’i yang mana disebutkan dalam bukunya Al-Ummu

‫ فَاشترا ا‬,‫ِ ِ و أَ بحك فِي ا َك َا‬

ِ‫ أَشتر‬: َ ‫ َفقَا‬,َ‫الرجلُ الرجلَ السِ ْعة‬

َ‫وإِ َا أ‬

ْ‫ أَ بحك فِي ا بِا ِيا ِ إِنْ شاءَ أَحد َ فِي ا بيعا وإِن‬: َ ‫ واَل ِ قَا‬,‫ فَال ِراءُ جائِز‬,ُ‫الرجل‬
َ‫شاءَ ترك‬
Dan jika seseorang menampikan pada orang lain terhadap suatu
benda, dia berkata: ‚saya beli ini dan saya akan memberi keuntungan
kepadamu sekian‛, maka orang tersebut membelinya, maka jual beli
itu diperbolehkan. Dan yang berkata: ‚saya memberi keuntungan
kepadamu dengan khiar, jika dia menghendaki, maka akan ada jual
beli, dan jika ia menghendaki pula dia bisa meninggalkannya.
Pada dasarnya Imam As-Syafi’i memperbolehkan4 cara ini dengan
syarat harus ada khiar bagi pembeli untuk meneruskan jual beli ataupun
meninggalkannya. Dan ada khiar bagi pembeli.

3

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fikih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2006), 113.
4
Wahbah Az-Zuhaili, Al-mu‘a>mala>t al-Ma>liyah al-Ma‘a>s}irah, (Damaskus: Darif al-Islabah}ah berasal dari kata al-ribh} yang berarti
keuntungan, laba, tambahan (margin). Wahbah Az-Zuhaili memberikan
definisi mura>bah}ah yaitu jual beli dengan harga perolehan ditambah
keuntungan. Secara umum, rukun dan syarat sah akad diatur dalam pasal 22
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).
2. Landasan hukum
1. Alquran
a) Al-Nisa 29

‫ي أَي ا اَل ِي من ا اَ تأْكُُ أَم اَل ُم بيِن ُم بِال اطِلِ إِاَ أَنْ ت ُ نَ تِ ا ً ع ترا‬
َ22 ‫مِن ُم واَ تقْتُ ا أَ فُس ُم إِنَ اهَ كَانَ ِب ُم حِي ا ُالنساء‬
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
6
7

Abdul Aziz Bin Jalawy, Kutub al-Sittah, (Riyadh: Darussalam, 1429), 2610.
Buku OJK (Standar produk perbankan syariah murabahah).

28

29

kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka
diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah Maha Penyayang padamu. (Al-Nisa 29)8
b) Al-Baqarah 275

‫اّل ِي يأْكُُ نَ الرِبا اَ يقُ م نَ إِاَ َك ا يقُ الَ ِ يت طُ ال يطَانُ مِ ا َم ِ َلِك‬
ِ‫جاءَ م عِ َة م‬
‫النا ِ م فِي ا‬

‫بِأَ م قَالُ ا إِ ا ال يع مِثْلُ الرِبا وأَحلَ اهُ ال يع و حر الرِبا َف‬
‫ِب ِ فَا ت ى فََ ما سَف وأَمر إلَى اهِ وم عاد فَأُولَِك أَصحا‬
َ272 ‫خالِدونَ ُال قر‬

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang
demikian itu karena mereka berkta bahwa jual beli itu sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Barang siapa mendapat keterangan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu dan menjadi
miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa
mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal
didalamnya. (Al-Baqarah 275)9
c) Al-Maidah 1

‫ي أَي اَ اّل ِي أَمن ا أَوفُ ا بِالعقُ دِ أُحَِت لَ ُم ب ِي ةَ اأَ عمِ إِاَ ما يتَى عَي ُم غَير‬
َ1 ‫محَِي الصيدِ وأَ تم حر إنَ اهَ يح ُم ما يرِيد ُامائد‬
Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan
ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu,
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai yang Dia kehendaki
(A-Maidah 1)10

8

Tim Pelaksana Tashih Alquran Mushaf Madinah, Alquran, Terjemah Dan Tafsir,..., 83.
Ibid., 47.
10
Ibid., 106.
9

29

30

2. Hadis
a) Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

:ُ‫ ثَاَثَة فِي ِ ال ركَة‬:َ ‫ضِي اهُ عن أَنَ النِي صَى اهُ عَي ِ وسَم قَا‬

‫ع صي‬

َ ‫ال يع إِلَى أَجل وا ُمقَا ضةُ وخ ْطُ ال رِ بِال عِيرِ اَ لِ ْ يتِ اَ لِ ْ يعِ ُ وا اب ماج‬
Dari Suhaib r.a. Sesungguhnya Nabi saw. bersabda: Ada tiga hal
yang mengandung berkah: jual beli secara tidak tunai, muqa