Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan Tes Kecerdasan Majemuk T2 942012030 BAB IV
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diambil adalah sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 yang berada di tanah milik seluas 1625 m2 dengan luas bangunan 1500 m2. Jarak
sekolah dengan kantor kecamatan sekitar 2 km dan jarak sekolah dengan pusat otonomi daerah 3 km.
Visi dan Misi SD ini adalah adalah “shine f rom the beginning” atau menjadi terang sejak lahir. Misi SD ini adalah:
1. Meningkatkan keimanan dan dan nilai-nilai kekristenan dengan berlandaskan kepada Tuhan Yesus Kristus
2. Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris dan Teknologi Informatika
3. Membina dan mengembangkan minat dan bakat untuk meraih prestasi baik akademik maupun non akademik
4. Membina dan mengembangkan budi pekerti luhur serta budaya bangsa menuju karakter bangsa yang santun
4.2 Hasil Penelitian
Hasil dalam penelitian ini sudah divalidasi oleh ahli atau orang yang kompeten di bidangnya. Untuk hasil tes kecerdasan majemuk dan pedoman
(2)
32
pelaksanaan diskusi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk sudah melalui diskusi dan validasi Prof. Drs. J.T. Lobby Loekmono, Ph.D.
Penelitian ini berangkat karena adanya masalah. Masalah yang disorot dalam penelitian ini adalah jalannya program kegiatan ekstrakurikuler. Perumusan potensi dan masalah diawali dengan melihat daftar nilai dan keaktifan kegiatan ekstrakurikuler kelas 4 dan 5 peserta didik pada tahun ajaran 2013/2014.
Peserta didik menyebutkan faktor bahwa peserta didik belum mengetahui jenis kegiatan ekstrakurikuler mana yang sesuai dengan bakat yang mereka miliki dan mereka memilih kegiatan ekstrakurikuler tersebut tanpa mempertimbangkan bakat yang dimiliki. Hal ini menyebabkan turunnya motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan setelah mereka merasa bahwa kegiatan yang dipilih tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh peserta didik.
Berdasarkan temuan tersebut, perlu diadakan suatu program untuk memperbaiki tingkat antusiasme peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah belum maksimalnya capaian hasil kegiatan ekstrakurikuler peserta didik, sedangkan kesempatan yang terdapat dalam penelitian ini adalah adanya ruang bagi peserta didik untuk mendapatkan capaian hasil yang lebih baik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti.
(3)
33
Dari temuan tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa tingkat keaktifan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler harus ditingkatkan untuk meraih tingkat capaian atau prestasi yang lebih baik, dimana sesuai dengan pendapat Morrissey (2005) bahwa suatu kegiatan dapat dikatakan berjalan dengan baik bila suatu kegiatan mempunyai nilai capaian tinggi (85.00)
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih dan didikuti oleh peserta didik tidak sesuai dengan bakat atau kecerdasan yang mereka miliki. Masalah ini dapat diatasi melalui penelitian pengembangan dengan cara menemukan suatu model perencanaan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mengatasi masalah tersebut. Data yang dikumpulkan yaitu melalui Tes Kecerdasan Majemuk yang dikembangkan berdasarkan teori Howard Gardner (1989). Tes Kecerdasan Majemuk ini dilakukan untuk mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
Peneliti mengadaptasi Tes Kecerdasan Majemuk yang dikembangkan oleh Armstrong (1993) dalam bukunya, 7 Kinds of Smart, dan menyesuaikan jenis dan bahasa yang digunakan dalam tes dengan populasi penelitian, yaitu anak kelas 4 dan 5 SD. Setelah tes tersusun, dilakukanlah uji coba kepada lima murid SD kelas 4 yang berasal dari berbagai sekolah di Salatiga. Setelah mendapatkan f eedback terhadap tes kecerdasan tersebut, dilakukanlah revisi karena terdapat penggunaan bahasa yang kurang dapat dimengerti oleh anak SD, seperti kata-kata musikalitas dan ketegangan,
(4)
34
sederhana seperti pelajaran music dan olahraga berbahaya. Revisi terhadap Tes Kecerdasan Majemuk ini digunakan untuk mendapatkan draft final Tes Kecerdasan Majemuk (lampiran).
Tes kecerdasan majemuk tersebut kemudian diberikan kepada peserta didik kelas 4 dan 5 yang berjumlah 43 orang peserta didik. Setelah tes dilakukan kemudian hasil tes kecerdasan majemuk dikompilasikan untuk kemudian dianalisis.
Peneliti kemudian mendata tiga jenis kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat Gardner (1999) bahwa setiap anak memiliki ketujuh kecerdasan dan dan dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat kompetensi yang cukup tinggi, namun mereka mulai menunjukkan perilaku kecenderungan terhadap kecerdasan tertentu. Lebih lanjut lagi hasil temuan Lazear (1992) menunjukkan bahwa tidak ada kecerdasan yang dapat berdiri sendiri. Seseorang membutuhkan setidaknya tiga jenis kecerdasan dalam tingkat kompetensi yang tinggi untuk dapat melakukan suatu kegiatan. Sebagai contoh, seorang penari yang baik harus memiliki tiga jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan musik yang tinggi untuk memahami ritme dan variasi musik, kecerdasan interpersonal yang tinggi untuk memahami cara menginspirasi penonton melalui tariannya, serta kecerdasan kinestetik yang tinggi untuk dapat memiliki kemampuan dan koordinasi fisik yang memadai untuk menghasilkan gerakan yang indah.
(5)
35
Berdasarkan temuan Gardner (1999) serta Lazear (1992) tersebut, dilakukanlah penghitungan untuk mengetahui tiga jenis kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh peserta didik (lampiran 5 dan 6). Data mengenai tingkat kecerdasan majemuk peserta didik kemudian dapat disusun ke dalam tabel seperti berikut:
Tabel 3:
Tingkat Kecerdasan M ajemuk Peserta Didik Tahun Ajaran 2013-2014
Jenis Kecerdasan Jumlah
Bahasa 11
Logika-M atematika 20
M usik 30
Kinestetik 20
Spasial 19
Antar Pribadi 20
Intra Pribadi 9
Dari tabel 3 tersebut dapat diketahui bahwa jenis kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik merata, dimana kecerdasan tertinggi yang dimiliki oleh peserta didik adalah kecerdasan musik, dengan poin 30. Sedangkan kecerdasan naturalis tidak dimiliki oleh seorang pun peserta didik. Karena itu dibutuhkan suatu desain kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memfasilitasi semua kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik.
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti merumuskan rancangan kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mencakup setiap aspek kecerdasan majemuk yang
(6)
36
dimiliki oleh tiap-tiap peserta didik. Konsep kegiatan ekstrakurikuler pendidikan Sekolah Dasar dibagi oleh Mahoney (2000) menjadi enam tipe kegiatan, yaitu: (1) klub hobi (fotografi, memasak, dll.); (2) kegiatan kinestetik beregu; (3) kegiatan kinestetik perorangan; (4) klub drama; (5) klub akademik (seni, komputer, debat, sains, matematika, dll.); dan (6) kelas band.
Peneliti mengimplementasikan pendapat Mahoney mengenai pembagian jenis kegiatan ekstrakurikuler karena pendapat tersebut sesuai dengan teori Kecerdasan Majemuk Gardner (1999) yang mengatakan bahwa jenis kegiatan yang digunakan dalam pengajaran berbasis Kecerdasan Majemuk harus mencakup salah satu antara kecerdasan interpersonal atau kecerdasan intrapersonal. Peneliti merumuskan jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 4:
Jenis kecerdasan yang diperlukan oleh tiap-tiap kegiatan ekstrakurikuler
No. Jenis Kegiatan
Ekstrakurikuler
Jenis Kecerdasan yang Dibutuhkan
1. Kelas memasak linguistik
logika matematika
interpersonal
intrapersonal
2. Kelas futsal kinestetik
spasial
linguistic
interpersonal
(7)
37
musikal
interpersonal
4. Kelas drama intrapersonal
linguistik
interpersonal
5. Kelas sains logika matematika
interpersonal
spasial
6. Kelas band musikal
logika matematika
intrapersonal
intrerpersonal
a. Kelas memasak
Dalam kelas memasak, peserta didik akan dihadapkan pada situasi dimana mereka harus bisa membuat suatu produk masakan tertentu berdasarkan resep dan bahan-bahan yang tersedia. Di dalam kelas memasak, dibutuhkan kecerdasan untuk membaca resep (linguistik), kemudian membaginya dalam bentuk beberapa bagian (logika matematika), mengembangkan menu yang dapat membangkitkan selera semua konsumen (interpersonal), dan menempatkan rasa yang dapat dinikmati secara personal (intrapersonal).
b. Kelas futsal
Dalam kelas futsal, peserta didik akan dilatih dasar-dasar bermain futsal, baik itu teknik maupun teknisnya untuk diterapkan pada suatu
(8)
38
pertandingan. Di dalam kelas futsal dibutuhkan kecerdasan kinestetik (untuk berlari, menendang, dan menangkap bola), kecerdasan spasial (memperkirakan datangnya bola dan jarak tendangan), dan kecerdasan linguistik dan interpersonal (dalam mengargumentasikan point yang didapat dengan cara yang dapat diterima oleh diri sendiri ataupun oleh tim).
c. Kelas tari
Dalam kelas tari peserta didik akan dilatih untuk memadukan gerakan tubuh mereka dengan alunan lagu untuk kemudian dipraktekkan dalam pementasan tari. Di dalam kelas tari dibutuhkan kecerdasan kinestetik untuk melakukan gerakan-gerakan yang rumit, kecerdasan musikal untuk memadupadankan gerakan tubuh dengan alunan lagu, serta kecerdasan interpersonal untuk membuat penonton tertarik kepada tarian yang disampaikan.
d. Kelas drama
Dalam kelas drama peserta didik akan dilatih untuk membaca suatu teks drama dengan intonasi dan ekspresi yang tepat, untuk kemudian menyajikannya dalam bentuk pementasan drama. Di dalam kelas drama ini dibutuhkan kecerdasan intrapersonal untuk menghayati teks drama, kecerdasan linguistik untuk memaparkan teks drama, kecerdasan interpersonal untuk
(9)
39
menyalurkan setiap emosi yang tercipta kepada penonton.
e. Kelas sains
Dalam kelas sains peserta didik akan dilatih untuk melakukan berbagai macam percobaan sederhana berdasarkan ilmuilmu pengetahuan alam. Dalam kelas sains ini dibutuhkan kecerdasan logika matematika untuk menganalisis percobaan yang akan dilakukan serta kecerdasan interpersonal untuk merenungi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di dalam percobaan tersebut, serta kecerdasan spasial untuk menyusun perangkat percobaan yang ada. f. Kelas Band
Di dalam kelas band ini peserta didik akan dipandu untuk memainkan alat musik sehingga membentuk suatu simfoni. Di dalam kelas band ini peserta didik membutuhkan kecerdasan musikal untuk memainkan alat musik, kecerdasan logika matematika untuk membaca notasi, kecerdasan intrapersonal untuk menuangkan emosinya ke dalam music, serta kecerdasan intrerpersonal untuk bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam membentuk suatu simfoni.
(10)
40
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa sebuah perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk.
Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada hasil refisi produk tidak sampai pada uji coba pemakaian dan produksi massal karena dalam penelitian ini tidak sampai dengan implementasi. Hasil penelitian yang didapat meliputi:
4.3.1 M enghasilkan sebuah draff perencanaan
kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan
kecerdasan majemuk
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan menetapkan hal-hal yang akan di kerjakan pada waktu yang akan datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran yang matang dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan. Perencanaan juga merupakan pedoman dan acuan bagi para pelaksana kegiatan, agar kegiatan yang ada dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari semua anggota organisasi atau sekolah agar perencanaan tersebut dapat berjalan lancar. Perencanaan dianggap sebagai suatu fungsi manajemen, dipimpinan (manajer) wajib melaksanakan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan kejelasan apa yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya.
(11)
41
Sebagai upaya untuk menghasilkan sebuah perencanaan kegiatan ekstrakurikuler, peneliti melakukan sebuah penelitian pengembangan. Kegiatan tersebut diawali dengan tahap studi pendahuluan. Dalam tahap studi pendahuluan peneliti melakukan analisis terhadap tingkat partisipasi dan capaian peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tahap ini dilanjutkankan dengan penyusunan suatu instrument tes kecerdasan majemuk yang menghasilkan draf rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil tes tersebut.
Setelah tahap pendahuluan draff perencanaan disusun dan divalidasi pakar, dilakukan revisi hasil validasi, diuji coba keefektifannya, dilakukan revisi hasil uji coba dan diakhiri dengan produk perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk yang siap untuk diimplementasikan.
(1)
36
dimiliki oleh tiap-tiap peserta didik. Konsep kegiatan ekstrakurikuler pendidikan Sekolah Dasar dibagi oleh Mahoney (2000) menjadi enam tipe kegiatan, yaitu: (1) klub hobi (fotografi, memasak, dll.); (2) kegiatan kinestetik beregu; (3) kegiatan kinestetik perorangan; (4) klub drama; (5) klub akademik (seni, komputer, debat, sains, matematika, dll.); dan (6) kelas band.
Peneliti mengimplementasikan pendapat Mahoney mengenai pembagian jenis kegiatan ekstrakurikuler karena pendapat tersebut sesuai dengan teori Kecerdasan Majemuk Gardner (1999) yang mengatakan bahwa jenis kegiatan yang digunakan dalam pengajaran berbasis Kecerdasan Majemuk harus mencakup salah satu antara kecerdasan interpersonal atau kecerdasan intrapersonal. Peneliti merumuskan jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2014/2015 sebagai berikut:
Tabel 4:
Jenis kecerdasan yang diperlukan oleh tiap-tiap kegiatan ekstrakurikuler
No. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Jenis Kecerdasan yang Dibutuhkan 1. Kelas memasak linguistik
logika matematika
interpersonal
intrapersonal 2. Kelas futsal kinestetik
spasial
linguistic
interpersonal
(2)
37
musikal
interpersonal 4. Kelas drama intrapersonal
linguistik
interpersonal 5. Kelas sains logika matematika
interpersonal
spasial
6. Kelas band musikal
logika matematika
intrapersonal
intrerpersonal a. Kelas memasak
Dalam kelas memasak, peserta didik akan dihadapkan pada situasi dimana mereka harus bisa membuat suatu produk masakan tertentu berdasarkan resep dan bahan-bahan yang tersedia. Di dalam kelas memasak, dibutuhkan kecerdasan untuk membaca resep (linguistik), kemudian membaginya dalam bentuk beberapa bagian (logika matematika), mengembangkan menu yang dapat membangkitkan selera semua konsumen (interpersonal), dan menempatkan rasa yang dapat dinikmati secara personal (intrapersonal).
b. Kelas futsal
Dalam kelas futsal, peserta didik akan dilatih dasar-dasar bermain futsal, baik itu teknik maupun teknisnya untuk diterapkan pada suatu
(3)
38
pertandingan. Di dalam kelas futsal dibutuhkan kecerdasan kinestetik (untuk berlari, menendang, dan menangkap bola), kecerdasan spasial (memperkirakan datangnya bola dan jarak tendangan), dan kecerdasan linguistik dan interpersonal (dalam mengargumentasikan point yang didapat dengan cara yang dapat diterima oleh diri sendiri ataupun oleh tim).
c. Kelas tari
Dalam kelas tari peserta didik akan dilatih untuk memadukan gerakan tubuh mereka dengan alunan lagu untuk kemudian dipraktekkan dalam pementasan tari. Di dalam kelas tari dibutuhkan kecerdasan kinestetik untuk melakukan gerakan-gerakan yang rumit, kecerdasan musikal untuk memadupadankan gerakan tubuh dengan alunan lagu, serta kecerdasan interpersonal untuk membuat penonton tertarik kepada tarian yang disampaikan.
d. Kelas drama
Dalam kelas drama peserta didik akan dilatih untuk membaca suatu teks drama dengan intonasi dan ekspresi yang tepat, untuk kemudian menyajikannya dalam bentuk pementasan drama. Di dalam kelas drama ini dibutuhkan kecerdasan intrapersonal untuk menghayati teks drama, kecerdasan linguistik untuk memaparkan teks drama, kecerdasan interpersonal untuk
(4)
39
menyalurkan setiap emosi yang tercipta kepada penonton.
e. Kelas sains
Dalam kelas sains peserta didik akan dilatih untuk melakukan berbagai macam percobaan sederhana berdasarkan ilmuilmu pengetahuan alam. Dalam kelas sains ini dibutuhkan kecerdasan logika matematika untuk menganalisis percobaan yang akan dilakukan serta kecerdasan interpersonal untuk merenungi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di dalam percobaan tersebut, serta kecerdasan spasial untuk menyusun perangkat percobaan yang ada. f. Kelas Band
Di dalam kelas band ini peserta didik akan dipandu untuk memainkan alat musik sehingga membentuk suatu simfoni. Di dalam kelas band ini peserta didik membutuhkan kecerdasan musikal untuk memainkan alat musik, kecerdasan logika matematika untuk membaca notasi, kecerdasan intrapersonal untuk menuangkan emosinya ke dalam music, serta kecerdasan intrerpersonal untuk bekerja sama dengan peserta didik yang lain dalam membentuk suatu simfoni.
(5)
40
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa sebuah perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk.
Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada hasil refisi produk tidak sampai pada uji coba pemakaian dan produksi massal karena dalam penelitian ini tidak sampai dengan implementasi. Hasil penelitian yang didapat meliputi:
4.3.1 M enghasilkan sebuah draff perencanaan
kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan
kecerdasan majemuk
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan menetapkan hal-hal yang akan di kerjakan pada waktu yang akan datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran yang matang dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan. Perencanaan juga merupakan pedoman dan acuan bagi para pelaksana kegiatan, agar kegiatan yang ada dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan bersama. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari semua anggota organisasi atau sekolah agar perencanaan tersebut dapat berjalan lancar. Perencanaan dianggap sebagai suatu fungsi manajemen, dipimpinan (manajer) wajib melaksanakan perencanaan sebagai pedoman dalam kegiatannya untuk mencapai tujuan kejelasan apa yang akan dilakukan, bilamana akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya.
(6)
41
Sebagai upaya untuk menghasilkan sebuah perencanaan kegiatan ekstrakurikuler, peneliti melakukan sebuah penelitian pengembangan. Kegiatan tersebut diawali dengan tahap studi pendahuluan. Dalam tahap studi pendahuluan peneliti melakukan analisis terhadap tingkat partisipasi dan capaian peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Tahap ini dilanjutkankan dengan penyusunan suatu instrument tes kecerdasan majemuk yang menghasilkan draf rencana kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan hasil tes tersebut.
Setelah tahap pendahuluan draff perencanaan disusun dan divalidasi pakar, dilakukan revisi hasil validasi, diuji coba keefektifannya, dilakukan revisi hasil uji coba dan diakhiri dengan produk perencanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kecerdasan majemuk yang siap untuk diimplementasikan.