BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RUQYAH SYARIAH DALAM MENGATASI DEPRESI SEORANG ANGGOTA MAHASISWA MALAYSIA DI PERSATUAN (IKWANS) AKIBAT GANGGUAN SIHIR.

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RUQYAH SYARIAH DALAM MENGATASI DEPRESI SEORANG ANGGOTA

MAHASISWA MALAYSIA DI PERSATUAN (IKWANS) AKIBAT GANGGUAN SIHIR

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Pembimbing :

Lukman Fahmi, S.Ag, M.Pd NIP : 197311212005011002

Disusun Oleh :

Abg Mohd Nazmi Bin Abg Nasser B43212057

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Abg Mohd Nazmi Bin Abg Nasser, (B43212057) “Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Ruqyah Syariah Dalam Mengatasi Depresi Seorang Mahasiswa Malaysia Di Persatuan Ikwans Akibat Gangguan Sihir”.

Fokus penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses bimbingan dan konseling Islam dengan terapi Ruqyah Syariah untuk mengatasi depresi seorang anggota mahasiswa Malaysia di IKWANS akibat gangguan sihir ? (2) Bagaimana hasil bimbingan dan konseling Islam dengan terapi ruqyah syariah untuk mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di perstuan IKWANS akibat gangguan sihir?

Dalam menjawab permasalahan tersebut, maka konselor menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif .Sedangkan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, setelah data terkumpul analisa dilakukan untuk mengetahui proses serta hasil, serta membandingkan bimingan dan konseling Islam antara teori dan lapangan serta membandingkan kondisi sebelum dan sesudah mendapatkan konseling dalam menganalisa.

Dalam penelitian ini di simpulkan bahwa : (1) proses bimbingan dan konseling Islam dengan terapi ruqyah syariah untuk mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di perstuan IKWANS akibat gangguan sihir. Penelitian ini mengunakan terapi ruqyah syariah serta langkah-langkah dan juga teknik-teknik ruqyah syariah,diawali dengan menyiapkan konseli untuk diterpi sama ada kesiapan fisik dan psikis pada tahap langkah-langkah. Manakala, teknik-teknik digunakan pada konseli bagi mendeteksi gangguan-gangguan yang dialamnya samaada gangguan depresi maupun jin sihir sekaligus membuang kebiasan pada perilaku yang ada pada diri konseli. (2) hasil akhir dari proses adalah dikatakan cukup berhasil dengan prosentase 81% yang mana hasil tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan pada kondisi konseli atau perilaku kurang baik menjadi lebih baik, bisa mengawali emosi dan tidak bertindak agresif seperti sebelumnya yaitu percobaan bunuh diri dan yang paling penting adalah konseli bisa melakukan ibadah wajib yang mana pernah di abaikan konseli dahulu. Semua perilaku ini muncul setelah adanya proses BKI dengan Terapi RuqyahS yariah.

Kata Kunci: Bimbingan Konseling Islam, Terapi Ruqyah Syariah, Depresi, Gangguan Sihir


(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO………...…….. iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULIS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. TujuanPenelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi konsep ... 12

F. Metode Penelitian……….... 24

G. Sistematika Pembahasan ... 42

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. KajianTeoritik ... 44

1. Bimbingan dan Konseling Islam ... 44

2. Pengertian Terapi RuqyahSyariah ... 65

3. Pengertian Depresi ... 79

4. Pengertian Sihir ... 84

5. Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi Ruqyah Syariah dalam menangani masalah depresi akibat gangguan sihir... 92

B. PenelitianTerdahulu Yang Relevan ... .95

BAB III:PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian………..97

1. Deskripsi Lokasi Peneliti ……… 97

2. Deskripsi Konselor……….. 100

3. Deskripsi Peruqyah Pertama Konseli……….. 102

4. Deskripsi Konseli………...…………. 102

5. Deskripsi Masalah………... 106


(8)

2. Deskripsi hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Terapi Ruqyah Syariah dalam mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di persatuan IKWANS akibat

gangguan sihir ... 126 BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Terapi Ruqyah Syariah dalam mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia dipersatuan IKWANS akibat

gangguan sihir ... 129 B. Analisis Hasil Dari Bimbingan dan Konseling Islam dengan

Terapi Ruqyah Syariah dalam mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di persatuan IKWANS

akibat sihir ... 141 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... .. 145 B. Saran ... .. 146 DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah sebuah kitab agung yang terkandung seribu hikmah di dalamnya bagi yang ingin mencari kehidupan yang abadi, ia juga mengisahkan perjalanan hidup umat manusia sebelum, selepas dan juga sedang berlaku. Pengkajian terhadap Al-Quran jelas menunjukan pelbagai bukti bahwa Al-Quran adalah mukjizat termulia Baginda Nabi SAW di mana kehadiran Al-Quran bukan hanya berfungsi sebagai petunjuk ibadah dan perhubungan dengan Maha Pencipta, malah lebih luas dari yang dipikirkan.

Fungsi Al-Quran juga adalah sebagai penyembuhan syifa bagi orang-orang yang beriman atas berbagai penyakit baik fisiologis, dan juga fisik. Bagi orang yang mengetahui dan mengamalkannya dapat berfungsi sabagai syifa dari penyakit kebodohan.1Akan tetapi kebanyakan manusia melupakan bahwa obat atau kunci kebahagiaan adalah letaknya pada kehendak Allah SWT.

Semestinya kehidupan manusia mendambakan ketenangan, akan tetapi yang mendapatkannya adalah sekelompok kecil dan ini banyak

1Aswadi, Konsep Syifa’ dalam al-Quran (Jakarta: Direktorat pendidikan Tinggi Islam,


(10)

2

menyebabkan manusia bagaikan tidak mengenal arti kehidupan dikarenakan hilangnya kebahagian itu, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “hati dan jiwa yang sehat terbebas dari peribadahan selain Allah SWT dan pengambilan hukum kepada selain Rasul-Nya. Ia mencintai Allah dengan tulus dan mengikuti ketentuan Rasul-Nya dalam takut, harap dan tawakal, inabah dan ketundukan kepada Allah, sentiasa mengutamakan ridha-Nya dan menjauhi kemurkaan-Nya inilah hakikat peribadahan yang hanya boleh diberikan kepada Allah.2

Oleh karena itu, Al-Quran sebagai penyembuhan adalah cara yang paling baik dan mujarab bagi hati dan jiwa yang mengalami depresi ataupun penyakit-penyakit yang ada di dalam dada. Dengan teknik Ruqyah Syariah, untuk mendeteksi penyakit-penyakit rohani maupun fisik yang terkadang tidak diketahui penyebabnya, maka marilah kita kembali pada pengobatan Qurani.

Menurut ahli psikolog manusia ingin memenuhi kebutuhan primer seperti rasa bahagia, keamanan dan juga tercukupinya dari segi biologis seperti tidur, makan dan nafsu. Manusia hidup mempunyai rasa dan kemauan agar sifat kebutuhanya terpenuhi. Ini juga bisa dikaitkan dengan kemauan seseorang yang mana bisa terpenhinya impian atau keinginan seseorang seperti ingin memiliki mobil, rumah, kesuksesan dalam karir,

2Ibnu Qayyim Al-Jauziyah,Isghatsatul Lahfan, (Al-Qowam, Sanggarahan, Mantung Grogol


(11)

3

kekayaan dan lain-lain. Impian juga merupakan salah satu hal yang terkaitan dengan karir. Impian sebagaimana yang dinyatakan oleh Sigmund Freud, ia merupakan sebuah hal yang didambakan oleh manusia secara tidak sadar atas pengaruh dari berbagai hal untuk menjadi kenyataan.3

Sebagai seorang manusia, adalah merupakan suatu hal yang paling alami untuk seseorang yang mempunyai impian atau pekerjaan yang ingin ia lakukan „suatu hari kelak‟ walau masih kecil. Bagi seorang yang mempunyai cita-cita namun terhalang oleh beberapa faktor dan terpaksa merubah arah tujuan hidupnya. Karena tidak mencapai keinginannya ia merasa depresi. Sedangkan ada juga yang mampu mencapai cita-citanya namun atas faktor-faktor yang kurang mendukung maka bisa saja memberi efek negatif sehingga merasa terbebankan oleh halangan dan akan mengalami depresi.

Stress juga tidak jauh beda dari depresi. Stres dalam jangka waktu yang panjang juga akan menjadikan seseorang mengalami depresi. Depresi berbeda dengan stress. Banyak orang berkata “ Aku depresi gara-gara diberi tugas ini”. Depresi bukanlah stress. Depresi lebih berat daripada stress. Menurut sebuah cacatan, yang dimaksudkan depresi adalah sebuah perasaan kehilangan ghairah hidup sehingga tingkat produktivitas seseorang ( penderita depresi) menurun secara drastis. Depresi biasanya diawali dengan

3 Robert S. Feldman, Understanding Psychology (New York, McGraw Hill Publishing,


(12)

4

perasaan kesepian yang mencekam. Beberapa yang terkena depresi memilih tidur sepanjang hari karena takut menghadapi hidup dan perasaan bosan yang tidak berkesudahan. Ironisnya banyak diantara mereka mencoba bunuh diri4.

Depresi juga bisa muncul dari berbagai faktor, antara lain adalah keturunan dari keluarga, berubahnya komposisi kimia di dalam otak, kejutan emosi seperti kehilangan orang yang tersayang, penyakit seperti diabetis, epilepsi atau yang serius, stress dalam jangka waktu yang panjang dan penggunaan narkoba serta pengkonsumsian arak. Depresi bisa terjadi kepada siapa saja baik yang lelaki, perempuan, kaya, miskin maupun apa jenis bangsa sekalipun bahkan dari kajian sains remaja dan kanak-kanak juga mengalami depresi.5

Gangguan selain daripada faktor-faktor terjadinya depresi diatas, seperti gangguan sihir yaitu berhubungan makhluk halus juga salah satu penyebab terjadinya depresi dan banyak orang tidak mengetahui dan juga pegobatan secara medis juga tidak bisa memberikan kesembuhan. Kembali kepada pengertian sihir itu sendiri. Sihir menurut bahasa Al-Laits berkata, “Sihir adalah suatu perbuatan untuk mendekatkan diri kepada setan dan dengan pertolongannya”. Al-Azhari berkata,”Arti kata sihir adalah

4Rizem Aizid, Melawan Stres Dan Depresi Dashyatnya Mukjizat Al-Quran Menumpas SegalaGngguan Jiwa, (Saufa, Yogjakarta: 2015) hal.49


(13)

5

memalingkan sesuatu dari hakikat yang sebenarnya kepada yang lain.6 Sihir menurut istilah syar‟i adalah Ibnu Qayyim,“terbentuk oleh adanya pengaruh jiwa-jiwa yang jahat yang berinteraksi dengan kekuatan alam.7 Manakala pengertian sihir adalah kesepakatan antara ahli sihir dan setan. Kesepakatan disertai syarat-syarat yang melanggar hukum dan kemusyrikan sebagai imbalan.8

konseli yang diteliti bernama Fakrul Nizam yang mengalami depresi akibat gangguan sihir yang di alaminya selama 7 tahun. Gangguan depresi adalah dimana seseorang individu merasa sedih dan sempit, disertai dengan tangisan, tidak berselera makan, tidak bergairah dalam melakukan apa pun, tidak berkonsenstrasi, mengharapkan kematian, berpikiran melakukan bunuh diri lantaran rasa benci terhadap diri sendiri dan juga terhadap dunia di sekililingnya hal itu disertai dengan ketidaktenangan pada waktu tidur dan menurun berat badan.9

Fakhrul Nizam merupakan seorang Mahasiswa di sebuah perguruan tinggi dan aktif di sebuah persatuan di Surabaya Indonesia yaitu IKWANS yaitu salah satu wadah untuk mahasiswa Malyasia belajar berorganisasi dan mandiri. Sebelum melanjutkan pembelajaran ke perguruan tinggi Fakhrul

6Syeikh Wahid Abdulssalam Bali, Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya (Ummul Qura Jakarta,

2015) hal 545

7Lihat Zadul Ma’ad, IV/126 8Ibid.546

9Syaid Abdul Ahzhim, Cara Islami Mencegah Dan Mengobati Gangguan Otak, Stress Dan Depresi, (Qultum Media, Penerbit Buku Islami, 2007), hal 1


(14)

6

juga aktif dalam aktivitas-aktivitas olahraga khususnya pencak silat malah sering menjuarai lomba silat di sekolah-sekolah di Malaysia. konseli berasal keluarga yang memiliki latar belakang akademis yang baik. Ayahnya seorang Dosen di sebuah perguruan tinggi di Malaysia dan ibunya seorang guru disebuah SD di Malaysia, konseli adalah putera sulung dari empat bersaudara dan memiliki seorang saudara perempuan, keluarga Fakhrul amat mengutamakan pendidikan dan mempunyai keluarga yang baik pola komunikasi, dan kelihatan akrab.

Selama menjadi salah seorang anggota dalam perguruan pencak silat, konseli aktif dalam setiap lomba silat yang diadakan di daerahnya. Sudah menjadi kebiasaan di dalam sesebuah perguruan bela diri, pertarungan adalah sesuatu yang harus dihadapi. Lawan yang harus ditentang terkadang lebih tangkas dan kuat, terkadang juga lebih lemah atau sederajat. Oleh karena setiap pesilat membawa nama besar perguruannya, pertarungan itu bisa saja berlanjutan di luar gelanggang. Keadaan yang seperti ini menjadi tantangan kepada konseli Kebanyakan perguruan silat yang menyertai lomba itu cenderung menggunakan tenaga dalam sebagai sarana untuk menguatkan fisik dan memperhebatkan lagi gerak jurus yang digunakan.

Pada tahun 2010 konseli mengalami beberapa peristiwa misteri yang akhirnya mengundang musibah pada kondisi fisik dan psikisnya. Oleh


(15)

7

karena itu, dia pun mengambil keputusan untuk berhenti. Dampak musibah yang dialaminya, yaitu dari sisi fisik dan psikologis. Dari sisi fisik, konseli mengalami penurunan berat badan akibat selera makan yang berkurang, kulit yang pucat. Manakala dari sisi psikologis, konselil berubah sikap menjadi seorang yang pemarah, ketidakstabilanemosi, kurang berselera makan, suka melamun, senang menyendiri di tempat yang gelap, dan sukar untuk beradaptasi dengan sekeliling. Lebih parah lagi, dia seakan terbebani untuk melaksanakan amalan-amalan sunnah dan wajib.

Melihat kepada perubahan yang terjadi pada konseli, keluarganya pun berikhtiar untuk memulihkannya. Dia beberapa kali pernah diobati di rumah sakit dan hasil diagnosa yang diberikan para dokter, mereka berpendapat bahwa konseli mengalami tekanan jiwa berat. Depresi mayor, yakini gangguan suasana hati (mood) atau gangguan mental yang terjadi karena situasi atau peristiwa traumatis. Depresi mayor meliputi serangkaian gejala ketidakmampuan atau ketidakberdayaan, yang ditandai dengan ciri-ciri berikut: suasana hati tertekan hampir sepanjang hari, minat atau kesenangan yang jauh berkurangan pada semua atau hampir semua aktivitas sepanjang hari, penurunan atau penambahan berat badan yang signifikan jika tidak sedang berdiet, atau penurunan peningkatan nafsu makan, insomnia atau hiperinsomia, agitasi atau retardasi psikomotor, rasa lelah atau kehilangan semangat, merasa tidak berharga atau bersalah yang


(16)

8

berlebihan, berkurangnya kemampuan berpikir atau memusatkan perhatian dan sering berpikir mengenai kematian, sering ingin bunuh diri tanpa rencana spesifik atau upaya bunuh diri.10 Manakala depresi minor berbeda dengan mayor. Depresi minor lebih ringan dari gangguan depresi mayor. Waktunya pun lebih singkat dan penderita masaih bisa berinteraksi baik dengan orang lain11.

Selain itu, pada praktek klinis, depresi bisa diukur derjat keberatannya dengan alat ukur seperti Hamilton Rating Scale Depression

(HRSD) atau Back Depression Inventiory (BDI). Depresi yang berat biasanya ditandai dengan “Trias Depresi”, yakini hipoaktivitas, afek sedih (disforik), dan bicara “remming” sampai „bloking”. Depresi berat bisa disertai gejala pisikotik, seperti wahm dan halusinasi pendengaran dengan tema bersalah, berdosa, rendah diri, nihilistic atau ancaman. Manakala secara psikodinamik depresi merupakan agresivitas yang dibalik hantaman pada diri sendiri. Rasa sesal dan kemarahan karena “kehilangan” itu dibalik pada diri sendiri. Jadi, penderita depresi cenderung merusak diri sendiri dengan menolak makan, menolak obat, melakukan tindakan yang berbahaya, sampai mencoba membunuh diri. Penderita depresi juga “mencintai” keadaan depresinya sebagai satu “defence mechanism” yang

10Kenneth J. Leveno, Obstetri Williams Panduan Ringkas, (ECG, Jakarta 2009)Hal 702 11M. Kamaluddin, Kesalahan Fatal Suami Yang Membuat Buruk & Hancur Rumah Tangga, (Pustaka Ilmu Alam Semesta : 2016) Hal 129


(17)

9

dibutuhkannya karena itu sering menolak pertolongan bantuan atau upaya pengobat daripada siapa pun.12

Pada tahun 2011 konseli pernah melakukan percobaan bunuh diri tetapi digagalkan oleh tetangganya. Setelah ditenangkan, dia ditanyai tentang perlakuannya itu. Konseli mengakui dia mendengar bisikan yang membujuknya untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Selepas mengetahui sebab sebenarnya perubahan konseli, anggota keluarganya pun mencoba metode pengobatan Islam yaitu Ruqyah Syariah. Berdasarkan diagnosa

mu’allij yang mengobatinya, konseli postif mengalami gejala gangguan sihir. Hal ini didasari pada ciri-ciri orang yang mengalami gangguan sihir yaitu apabila dibacakan ayat-ayat suci Al-Quran, mereka akan merasa mual, bereaksi aneh dan menjadi agresif.

“Ada lebih dari 50 ciri saat ada sihir dalam diri seseorang baik terkena sihir maupun gangguan jin yang ia undang secara tidak sadar, ataupun jin keturunan dari leluhurnya.”13 Antara ciriciri gangguan sihir yang ada pada konseli adalah, perubahan dari segi fisiknya, penurunan berat badan, kurang tidur pada waktu malam, sering mimpi buruk, melihat makhlus halus dan tindihan di saat tidur. Manakala dari sisi sikis pula adalahemosi kurang stabil, tidk focus, pelupa akut, malas beribadah, melihat jelmaan makhluk, dan merasakan ada bisikan.

12Inu Wicaksana Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa,( kanisius indonesia 2008) Hlm 25 13http://ruqyahmojokerto.blogspot.co.id/2013/11/50-tutorial-ruqyah-mandiri.html.Diambil


(18)

10

Oleh karena penelitian ini hanya berfokus pada faktor kejiwaan yang dialami oleh objek, saya hanya menampilkan ciri-ciri gangguan itu dari sisi psikis. Diantaranya adalah emosi tidak stabil, ragu dan was-was dalam mengambil keputusan, cemas, penakut, paranoid, tidak fokus dan pelupa akut.14

Gejala gangguan yang dialami oleh konseli tetap berkelanjutan sampai dia kuliah S1 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Sebagai seorang mahasiswa, konseli sangat aktif dalam berbagai kegiatan organisasi seperti di dalam Ikatan Mahasiswa Sarawak (IKWANS). Kembalinya gangguan-gangguan ghoib itu telah menimbulkan gejala-gejala depresi kepada konseli. Untuk menghilangkan depresi yang dialaminya konseli mencoba bunuh diri.

Dalam terapi ini, konselor akan menggunakan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyah Syariah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyah Syariah dalam menangani depresi seorang mahasiswa Malaysia akibat gangguan sihir di persatuan IKWANS Surabaya Indonesia ?


(19)

11

2. Bagaimana hasil dari pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyah Syariah dalam menangani depresi seorang mahasiswa Malaysia akibat gangguan sihir di persatuan IKWANS Surabaya Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapai Ruqyah Syariah dalam mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di persatuan IKWANS akibat gangguan sihir.

2. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan terapi Ruqyah Syariah dalam menangani depresi yang dihadapi oleh seorang Mahasiswa Malaysia di persatuan IKWANS Surabaya Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapkan sebagai berikut: 1. Manfaat dari segi teoritis

a. Dengan dilaksanakan penelitian ini, maka diharapkan agar ia berguna bagi pengembangan terapi Ruqyah Syariah untuk menangani masalah depresi dikalangan mahasiswa maupun masyarakat umum yang mengalami depresi yang diakibatkan gangguan sihir dan juga dari segi ilmiah maupun secara teoritis di bidang konseling Islam.


(20)

12

b. Sebagai sumber dan referensi bagi Program Bimbingan dan Konseling Islam khususnya dan bagi mahasiswa umumnya tentang fungsi pengobatan Islam dan sekaligus pendekatan setiap diri mahasiswa umumnya dengan Al-Quran serta sunnah Nabi SAW.

2. Manfaat dari segi praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang menghadapi depresi.

b. Bagi konselor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pendekatan menggunakan Terapi Ruqyah Syariah yang efektif dalam menangani depresi yang dihadapi oleh mahasiswa.

E. Definisi Konsep

Dalam pembahasan ini, peneliti haruslah membatasi dari sejumlah konsep agar mudah dipahami dan agar memperoleh kejelasan dari judul yang akan diangkat yaitu “ Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyah Syariah Dalam Menangani Depresi Seorang Mahasiswa Malaysia Akibat Gangguan sihir di Persatuan IKWANS Surabaya

Indonesia” maka disini akan dikemukakan beberapa istilah yang terdpaat


(21)

13

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Pengertian Bimbingan ialah proses bantuan dalam memberikan informasi agar bisa dimanfaatkan oleh klien agar mampu mengambil keputusan yang tepat. Ia juga merupakan proses agar membantu klien untuk menetapkan suatu tujuan. Antara lain adalah dengan membantu klien agar mampu memahami dirinya sendiri, mengembangkan dirinya serta menjadi individu yang bisa mandiri.

Manakala konseling pula adalah adalah berarti nasehat. Ia merupakan sebuah proses interaksi antara konselor dan klien yang dilakukan dalam situasi yang bersifat profesional untuk mengubah tingkah laku klien, agar klien memahami dirinya dalam hubungannya dengan masala-masalah yang dihadapinya, membantu agar ia memperoleh tujuan yang ingin ia capai, membantu agar klien mampu memilih langkah-langkah yang tepat dalam pemecahan masalah serta mengetahu dan mampu mengatasi masalahnya secara mandiri.15

Bimbingan dan Konseling Islam adalah merupakan sebuah proses dengan memberikan bantuan yang terarah, bersifat berterusan dan sistematis kepada individu agar ia dapat mengembangkan potensi yang sedia ada dimilikinya atau fitrah yakni keyakinan beragama

15Drs. Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan Dan Konseling (Surabaya, PT Revka Petra


(22)

14

khususnya Islam agar individu tersebut dapat menjalani hidupnya berlandaskan nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Hadits atau sunnah yang dibawa oleh Rasulullah SAW sama ada dari segi mental, spritual maupun aktifitas fisik seharian sesuai tuntutan agama. Apabila pengamalan Al-Quran dan Hadits telah mencapai tahap optimal dan fitrah yang dimilikinya yakni Islam telah berkembang, maka, individu tersebut akan mempunyai hubungan yang baik antara Allah, dengan manusia dan alam semesta karena telah memahami esensi dari peranannya di muka bumi yakni sebagai khalifah Allah dan sebagai hamba yang mengabdikan Allah Yang Maha Esa.16

Konseling Islam merupakan sesi terapeutik berlandaskan kesadaran beragama. Ia berbeda dari konseling yang umum karena ia berlandaskan pemahaman agama yang dimiliki oleh konselor dan klien. Sifat yang dimiliki bersama ini menciptakan hubungan yang berkonsepkan kepercayaan sesama konselor dan klien dalam memberikan motivasi, membangun dan mengubah klien agar mampu menjalani hidup sesuai tuntutan agama. Dalam konseling Islam, konselor berperan agar mencari solusi spiritual pada klien berlandaskan cinta dan takut pada Allah SWT serta tanggungjawab sebagai hamba Allah. Nabi SAW juga bersabda bahwa “Agama itu

16Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta, Amzah, 2010), hal.


(23)

15

nasehat ” karena ia merupakan salah satu esensi beragama dalam mengamalkan amar ma‟ruf nahi munkar dengan hikmah dan bijaksana berlandaskan Al-Quran dan Hadits.17

Ainur Rahim Faqih mengemukakan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar ia mampu hidup ssuai dengan tuntutan atau petunjuk Allah berdasarkan Al-Quran dan Hadits, sehingga mampu mencapai kebahagiaan hidup sama ada di dunia maupun di akhirat.18

2. Terapi Ruqyah Syariah

Secara singkat Ruqyah syariah adalah salah satu pengobatan yang menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa yang disunnahkan baginda Nabi SAW atau berkomentar Ibnu Katsir menyatakan Ruqyah adalah “Mantra atau jampi perlindungan yang dibacakan kepada yang sakit seperti demam kesurupan dan penyakit lainnya.19

Sebelum memasuki tehnik-tehnik Ruqyah Syariah, yang paling penting adalah kesiapan konseli sendiri dari segi perubahan total dalam diri, dimana pada tahap pertama dikatakan Tazkiyyah hati, di

17 G. Hussein Rasool, Islamic Counselling (New York, Routledge, 2016), hal. 16

18 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dam Islam (Yogyakarta: UII Press,

2001), hal. 5

19Ariffudin Ruqyah Sya’riah Tanpa Kesurupan, (YBM Yayasan Bina Al-Mujtama Malang


(24)

16

mana sekiranya hanya mencari kesembuhan jasad tanpa mahu merubah atau memperhatikan kesembuhan qalbu (ruhani). Karena Al-Quran itu obat yang baik bagi jiwa yang baik qalbu yang hidup.Bukan untuk jiwa yang tersesat didunia dan belum ingin kembali kepada Allah SWT. Dalam tahap ini berfokus terhadap taubat nasuha, pemurnian aqidah dan tauhid, doa dan keyakinan yang bersifat tazzkiyah hati.

Langkah-langkah ataupun teknik yang digunakan dalam proses Ruqyah Syariah adalah:

a. Langkah pertama muqodimah Ruqyah

Pada tahap treatment, konseli akan memulai dengan tahap

muqodimah Ruqyah yaitu penekanan kepada beberapa aspek : Pengkondisian tempat, dimana harus memperhatikan kesiapan diri konseli, jasmani dan ruhani. Tempat yang digunakan dalam proses Ruqyah adalah seharusnya bersih, sejuk dan tenang. Agar getaran Al-Quran meresap kedalam qalbu konseli.

b. Langkah kedua tazkiyyah dan konseling

Setelah selesai persiapan peruqyahan, maka langkah selanjutnya adalah dengan menggali lebih dalam informasi dari konseli . Pada tahap ini adalah bertujuan untuk menggali


(25)

17

sedalam-dalamnya informasi yang akan membantu konselor untuk membimbing konseli menuju kesembuhan yang diridhai. c. Langkah ketiga terapi Qurani

Langkah ini adalah proses terapi Qurani, dimana konseli setelah di tazkkiyah dan konseling bagi menggali data, setelah ditelliti konseli pernah diruqyah dengan hasil bahwa konseli pernah mengalami masalah gangguan sihir yang mengakibatkan depresi. Bacaan ayat-ayat ruqyah akan di perdengarkan kepada konseli oleh peneliti sendiri. Ayat-ayat yang akan dibacakan adalah ayat dari surat Fatihah, Baqarah ayat 284-286, Al-A‟raaf 54-56, Al-Mukminun 116-118, Al-Jinn 1-10, As-Shaffat 1-10, Al-Hasyar 22-24, Al-Ikhlas, An-Nass, dan Al-Falaq. Ayat-ayat yang di gunakan untuk diperdengarkan kepada konseli adalah ayat-ayat umum bagi mendeteksi adanya gangguan jin ataupun sihir.

d. Langkah keempat menangani reaksi

Langkah keempat adalah, dimana setelah melihat konseli beriaksi, seperti yang dijabarkan diatas, konseli mula berasa kepanasan setelah di bacakan ayat-ayat Al-Quran dan memukul-mukul bagian pundaknya. Pada tahap ini konselor akan mengunakan beberapa teknik-teknik Ruqyah Syariah bagi


(26)

18

mendeteksi rumah-rumah jin yang diyakini bersarang di ronga tubuh konseli.

1) Teknik sentuhan (healing touching)

Teknik sentuhan adalah dimana mualij akan meletakan telapak tangan kanan di tempat yang sakit dengan penuh kasih sayang dikuti dengan doa pengharapan kepada Allah SWT untuk menyirnakan rasa sakitnya20.

Hal ini dilakukan berlandasakan sebuah riwayat dari Usman bin Abu Al‟Ash bahwa ia telah datang kepada Nabi SAW Ustman berkata: sementara aku sedang sakit yang hampir membinasakanku, Ustman berkata, “ kemudian Rasullah SAW bersabda: “ usaplah menggunakan tangan kananmu tujuh kali, lalu ucapkan, “ Aku berlindung kepada kemulian Allah dan kemampuanNya dari keburukan yang aku temui” Ustman berkata, „lalu aku melakukan hal tersebut, maka Allah SWT menghilangkan apa yang ada padaku, dan aku selalu memerintahkan keluargaku dan yang lain untuk mengucapkannya”.21

Usapan yang dilakukan di bahagian anggota yang sakit hendaknya dilakukan antara 3 sampai 5 menit sambil diikuti bacaan ayat Ruqyah.

20http://ruqyahmojokerto.blogspot.co.id/2013/11/50-tutorial-ruqyah-mandiri.html.

Diambil tanggal 18 April 2016


(27)

19

2) Teknik Tepukan

Teknik ini dilakukan setelah terjadinya reaksi, saat membacakan ayat-ayat ruqyah. Tujuannya adalah untuk mengusir atau menyiksa jin dalam tubuh pasien, hal ini seperti yang di contohkan Rasullah SAW, dalam berbagai riwayat. Hal ini berdasarkan riwayat Mathar Bin Abdurahman Al-A‟naq yang mengisahkan tentang seorang anak perempuan gila yang dibawa kehadapan Rasullah SAW dengan keadaan diikat. Kemudian setelah wanita itu dilepaskan ikatannya dan duduk membelakangi Rasullah SAW sesuai perintahnya, beliau memegangi keempat hujung bajunya dari atas ke bawah dan memukul pungunggnya hingga terlihat ketiak beliau putih kemudian bersabda, “ keluar engkau wahai musuh Allah! Keluarlah engkau wahai musuh Allah! Setelah itu, Rasullah SAW mendoakan dan mengusap wajahnya, dan wanita itu sembuh.22

3) Teknik tekanan

Teknik berikutnya adalah teknik dengan menekan titik pusat sakit sambil membacakan ayat-ayat Ruqyah. Teknik ini akan dilakukan bagi memeriksa titik pada tubuh yang mengalami sakit dan berfungsi menyiksa jin, penelusuran sekitar darah dan tekanan

22Al-Haitsami, dalam Majmu‟uz Zawa‟id: 9/3, berkata bahawa hadits ini diriwayatkan


(28)

20

sectoral di sepanjang tulang belakang. Teknik ini adalah pengabungan daripada teknik SEFT untuk pasien depresi

4) Teknik Usapan

Teknik usapan digunakan bagi menghilangkan sakit sihir di permukaan malah teknik ini sangat ampuh untuk menghilangkan sakit di tubuh karena sihir semisal gatal, ngilu, sakit seperti ditusuk, kesemutan, pegal, panas dan dingin. Caranya adalah bacakan ayat Ruqyah (semisal surah Al Mukminun ayat 115 atau Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas) di telapak tangan dan tiupkan lalu usapkan di bahagian yang sakit. Dengan teknik ini pasien bisa menghilangkan penyakit dalaman yaitu fisik dan psikis. Teknik ini juga biasa menyembuhkan sakit di daerah kepala seperti sesak, gelisah, ragu-ragu, marah, dendam bahkan sampai penyakit gila.

5) Teknik Tiupan

Teknik ini amatlah mudah, dan sering di gunakan Rasullah SAW, untuk mengobati, baik dengan meludah atau sekadar meniupnya. Caranya adalah dengan membacakan ayat Ruqyah kemudian meniupkan ke titik yang sakit. Beberapa aplikatif teknik tiupan, menghembuskan nafas atau hawa di tempat yang sakit, menghembus nafas di media air sebagai racun atau penawar bagi penyakit yang ada di dalam tubuh pasien.


(29)

21

e. Langkah kelima motivasi dan penguatan

Pada langkah ini, konseli diarahkan supaya mandiri setelah diberikan bantuan motivasi, untuk mengembalikan keyakinan dalam diri. Setelah itu, konselor memberikan penguatan sebagai benteng yang ampuh dalam diri konseli seperti solat berjemaah, zikir, bacaan Al-Quran.

3. Depresi

Depresi adalah masalah kejiwaan yang merasa putus asa dan tidak merasakan apa-apa apresiasi terhadap diri beserta rasa ketidakpedulian dan hilangnya rasa minat sehingga pada kondisi yang kritis, depresi bisa memberikan kesan pikiran dan perasaan normal serta mengarahkan kepada bunuh diri.23

Depresi menurut G. Stanley Hall disebabkan oleh kesadaran bahwa diri tidak disukai atau diterima, mempunyai karakteristik pada diri yang berbeda atau negatif dan putus rasa cinta. Pengkritikan pada diri sendiri serta tidak bisa menerima sebuah hakekat atau perasaan kehilangan maupun sedih adalah juga merupakan punca kepada depresi. Diantara sebab depresi yang lain adalah apabila manusia menyalahkan diri sendiri tentang hal buruk atau negatif yang telah terjadi.24

23Sam Atkinson, The Psychology Book, (New York, Dorling Kindersley Limited, 2012),hal.

341

24Sam Atkinson, The Psychology Book, (New York, Dorling Kindersley Limited, 2012),hal.


(30)

22

Disini konselor berfokus dengan depresi yang dihadapi oleh konseli yaitu depresi mayor. Pada paragraf di atas telah menerangkan defenisi depresi secara umum akan tetapi, deperesi terbagi kepada beberapa jenis, salah satunya yang sedang dideritai oleh konseli, gangguan depresi mayor. Dimana ia berupa perubahan dari nafsu makan, dan berat badan, perubahan pola tidur dan aktivitas, kurang energi, perasaan bersalah dan pikiran untuk bunuh diri yang berlansung setidaknya 2 minggu (Kaplan, etal, 2010).

a. Gejala klinis depresi

Gejala-gejala dari ganguan depresi ini sangat bervariasi, gejala-gejala tersebut adalah;

1) Merasa sedih dan bersalah 2) Merasa cemas dan kosong 3) Merasa tidak ada harpan

4) Merasa tidak berguna dan gelisah 5) Merasa mudah tersingung

6) Merasa tidak ada yang peduli

4. Sihir

Menurut Abu Muhammad Al-Maqdsi dalam kitab Al-Khafi, “sihir adalah mantra, jampi-jampi dan berbagai alat pendukung yang dapat mempengaruhi fisik dan jiwa seseorang. Sesorang yang kena sihir akan


(31)

23

sakit dan mati bahkab cerai dengan pasanganya. Sihir merupakan sebuah fenomena yang punya hakikat makna dasar. Kita diperintah untuk meminta perlindungan dari berbagai jenis sihir yang dihembuskan oleh tukang sihir25

Wahid Abdussalam Bali mengutip beberapa pengertian sihir sebagai berikut:

1. Adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendekatkan diri kepada setan dan pertolongan darinya.

2. Orang Arab menyebut sihir karena sihir mengubah kesehatan menjadi penyakit.

3. Sihir ialah mengeluarkan kebatilan dalam bentuk kebenaran.

4. Sihir ialah sesuatu yang lembut pengambilannya Syaikh Al-Buthi berkata: “ Jumhur kaum Muslimin sepakat bahwa sihir itu ada dan punya makna hakiki yang bisa diteliti. “ keterangan lain adalah jampi-jampi yang suka dibaca Nabi untuk melindungi dirinya dari serangan sihir Labd bin Al-A‟sham, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitas sahihnya. Perlu diketahui bahwa sihir itu bisa dipelajari. Sebagai mana dalam Al-Quran Al-Baqarah: 102, “mereka mempelajari dari kedua malaikat tersebut ilmu yang bisa meruntuhkan perkahwinan orang lain”.

25

Syukriadi Sambas, Tata Sukayat, Quantum Doa, (PT Mizan Publika, Jakarta Selatan,2003) hal 82


(32)

24

Ibnu khaldun berkomentar, dalam kitab Muqadimah, berkata: “kemampuan melakukan sihir hanya bisa dilakukan dengan cara mengkonsentrasikan diri kepada bintang-bintang di langit, alam-alam meteor, dan setan. Hal tersebut dilakukan dengan cara menyembah, tunduk dan takzim dan menginakan diri. Ini merupakan penghambaan diri kepada selain Allah SWT.Dengan demikian, sihir dianggap sebagai perilaku kufur.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang kelak akan digunakan dan berfungsi untuk kegunaan tertentu. Langkah-langkah dalam metode penelitian ini adalah:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, konselor akan menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif atau disebut dengan metode penelitian naturalistik dan etnographi merupakan sebuah penelitian yang dilakukan di ruang lingkup budaya, alamiah dan berlawanan dengan sifat eksperimental. Dalam metode peneltian kualitatif, instrumennya konselor itu sendiri sehingga sebelum peneliti ke lapangan maka peneliti harus mempunyai wawasan yang luas serta teori akan digunakan agar bisa menanya, mengobservasi, menganalisa serta


(33)

25

mengkonstruksi sebuah situasi sosial agar menjadi lebih jelas dan mempunyai makna.26

Jenis penelitian yang akan digunakan oleh konselor adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu penyelidikan yang dilakukan secara intensif terhadap suatu individu dan ia juga bisa digunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti kelompok keluarga dan juga kelompok yang dilabelkan seperti “geng” tertentu.27

Studi Kasus menekankan tiga aspek dalam pelaksanaan penelitian yaitu konselor adalah pengumpul data, yang bersifat deskriptif komparatif dan mengutamakan proses berbanding hasil yang akan diperoleh.

2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian peneliti adalah merupakan seorang mahasiswa Malaysia yang bernama Fakhrul Nizam Maula Mohd Nur Furqon yang mengalami depresi disebabkan gangguan akibat sihir. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Persatuan Ikatan Mahasiswa Sarawak Indonesia (IKWANS). Persatuan (IKWANS) adalah salah satu organisasi bagi mahasiswa Malaysia khususnya bagian negeri Sarawak yang berada di Surabaya Indonesia. Oleh itu konselor tertarik untuk meneliti karena

26Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hal. 14-15

27Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif


(34)

26

konseli adalah salah seorang anggota biasa yang aktif dalam budaya organisasi, pelbagai aktivitas kebajikan yang pernah diberi tangungjawab untuk mengepalai satu aktivitas kerja amal di beberapa acara. Konselor melakukan observasi penuh terhadap konseli baik dari segi emosi maupun latar belakang suasana lingkungannya.

3. Jenis dan Sumber Data

Data statistik akan digunakan dalam penelitian ini. Data non-statistik akan diperoleh dalam bentuk verbal (deskripsi) dan bukannya dalam bentuk angka. Jenis data yang akan diperoleh dalam penelitian ini terbagi kepada dua yaitu:

a. Jenis data primer

Adalah data yang lansung didapat dari subjek yang diteliti yakni Fakhrul Nizam yang mengalami depresi di lapangan berupa informasi dan data deskriptif.

Wawancara dilaksanakan di rumah kontrakan konseli sendiri, dalam kondisi konseli yang kelihatan murung dantidak terurus. Pada awalnya, konseli sulit untuk diwawancara, tetapi selepas beberapa menit konseli mulai memberikan respon dan bersedia untuk menceritakan keadaan sebelum mengalami depresi. Menurut konseli, dia adalah seorang yang aktif dalam perguruan silat. Namun, selepas ditimpa musibah itu, dia mulai berubah menjadi murung, cepat


(35)

27

marah, dan kurang fokus dalam pelajaran serta ibadah. Malahan klien pernah juga mencoba untuk bunuh diri. Pada tahap ini, konseli tidak pula menceritakan bahwa apa yang dialaminya adalah berupa gangguan sihir atau apakah dia pernah mendapatkan pengobatan dengan menggunakan Ruqyah Syariah.

b. Jenis data sekunder

Yaitu informasi atau data yang diperoleh dari lingkungan subjek penelitian seperti tetangga, keluarga dan teman konseli agar bisa mendukung dan melengkapi data yang telah diperoleh dari sumber data primer.

Data sekunder adalah data yang diperoleh hasil dari wawancara dengan orang tua konseli dan temannya, Nizam. Selesai wawancara, konselor mengetahui bahwa konseli pernah menjalani perawatan di rumah sakit umum. Diagnosa dokter adalah konselil mengalami gejala depresi. Masalah ini memberi dampak kepada fisik dan psikologi konseli. Di antara dampaknya adalah penurunan berat badan, kelesuan, banyak tidur. Manakala dampaknya dari sisi psikologi seperti cepat marah, sering gelisah, dan keinginan untuk bunuh diri. Masalah ini disebabkan oleh bisikan yang selalu terdengar di dalam diri konseli. Akhirnya, orang tua konseli mencoba salah satu metode ThibbunNabawi yaitu Ruqyah Syariah.


(36)

28

Hasilnya, konseli didapati mengalami depresi akibat gangguan sihir. Selain itu berdasarkan kesaksian Nizam, konseli sering berhalusinasi, sulit untuk tidur dan pernah mencoba untuk bunuh diri. Berdasarkan kesaksian orang tua konseli dan Nizam, konseli memang pernah mencoba bunuh diri sebanyak dua kali, kali yang pertama ketika masih tinggal bersama orang tuanya manakala kali kedua adalah ketika mengikuti kegiatan organisasi IKWANS.

a. Sumber Data

Sumber data ialah dari mana data yang akan peneliti dapatkan. Adapun yang menjadi sumber data dalam sebuah penelitian adalah:

1) Sumber data primer yaitu lansung didapatkan dari lapangan yaitu konseli.

2) Sumber data sekunder adalah sumber yang diperoleh dari sumber kedua digunakan untuk memperkuat data primer sama ada dari gambaran lokasi penelitian, kegiatan sosial di lingkungan, keluarga dan maupun teman konseli.

4. Tahap-tahap Penelitian

Adapun persediaan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penelitian adalah seperti berikut:


(37)

29

Tahap eksplorasi yaitu tahap dimana seorang konselor harus melaksanakan penelitian sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan penelitian, antara lain yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi serta menyiapkan perlengkapan untuk melaksanakan penelitian.

1) Menyusun Rancangan Penelitian

Untuk menyusun rancangan penelitian, konselor hendaklah terlebih dahulu membaca bahan-bahan yang terkaitan dengan masalah penelitian yaitu depresi yang dihadapi seorang mahasiswa akibat gangguan sihir. Setelah memahami fenomena yang terjadi maka konselor membuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, definisi konsep dan membuat rancangan data-data yang diperlukan untuk penelitian.

2) Memilih Lapangan Penelitian

Dalam hal ini, konselor sendiri salah seorang anggota dalam persatuan IKWANS. Maka, konselor akan melakukan penelitian di tempat tersebut yaitu di persatuan Ikatan Mahasiswa Sarawak Indonesia (IKWANS) yang bertempat di Surabaya, Indonesia. a) Mengurus Perizinan


(38)

30

Setelah melakukan penetapan lokasi, maka konselor haruslah mengurus perizinan untuk melakukan penelitian di tempat tersebut. Konselor haruslah mengetahui orang yang berwenang dalam memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di lokasi penelitian tersebut. Konselor akan meminta izin kepada ayah dan orang tua konseli untuk melakukan penelitian dan melakukan proses konseling terhadap beliau. Dengan adanya perizinan dari pihak tersebut maka ia akan memudahkan konselor untuk melanjutkan penelitian dan proses terapi.

b) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Konselor pada tahap ini adalah untuk menjejaki lapangan dengan tujuan untuk mengenali lebih lanjut keadaan dan apa-apa unsur yang ada di lingkungan sosial serta konseli dengan metode wawancara dan observasi agar konselor bisa menyiapkan perlengkapan yang akan diperlukan untuk melakukan penelitan dan mengumpulkan berbagai data di lapangan. Hasil daripada observasi di sekitar kontrakan konseli mendapati kondisi kamar yang kurang bersih, keadaan gelap dan pintunya jarang dibuka.


(39)

31

c) Memilih dan Memafaatkan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi, kondisi serta latar belakang dari sebuah kasus. konselor dalam hal ini akan memilih orang tua dan temannya sendiri untuk menjadi informan. Informan yang pertama adalah orang tua konseli, bagi menggali data-data dan kasus yang pernah terjadi kepada konseli. Informan kedua adalah Nizam teman satu kontrakan dengan konseli. Konselor akan dapat menggali data-data yang terkini tentang konseli.

d) Melengkapkan Perlengkapan Penelitian

Konselor menyiapkan segala hal yang akan digunakan untuk meneliti kelak seperti alat tulis, map, buku, perlengkapan fisik, izin penelitian atau bahan-bahan yang lain untuk mendapatkan deskripsi data lapaangan.

e) Persoalan Etika Penelitian

Etika Penelitian ialah hal yang menyangkut konseli seperti mengetahui latar belakang budaya konseli yaitu berasal dari agama Islam, mempunyai tempat tinggal yang mayoritas beragama Islam, mengetahui budaya, adat-istiadat serta bahasa


(40)

32

yang digunakan agar konselor sebagai seorang yang menghormati konseli.

b. Tahap Perkerjaan Lapangan 1. Memahami Latar Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, konselor haruslah memahami latar penelitian terlebih dahulu serta mempersiapkan kemampuan diri dari segi fisik dan mental. Kasus yang dialami oleh konseli bukan saja terkait dengan penyakit depresi malah ia terkait juga dengan penyakit yang tidak mampu di diagnosa melalui kaidah perawatan modern. Oleh karena itu, konselor harus mempersiapkan mental dan fisik serta yang paling utama adalah menjaga hubungan dengan Allah SWT agar proses Ruqyah Syariah berjalan dengan lancar

2. Memasuki Lapangan

Seorang konselor harus mempunyai kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan konseli agar tidak terjadi jurang dalam berhubungan baik secara tatap muka maupun tidak. Ini karena bertujuan agar saat melakukan interview maka konseli akan memberikan respon yang baik dan mudah percaya terhadap konselor.


(41)

33

3. Berperan Sambil Mengumpulkan Data

Konselor ikut berpartisipasi atau berperan aktif dalam penelitian tersebut yaitu dengan mengumpulkan data dan menganalisisnya. Konselor disini akan mewawancarai secara langsung dengan orang tua konseli, dalam menjalani proses bimbingan dan konseling serta terus menghubunginya melalui aplikasi “Whatsapp”, dan tatap muka agar bisa memotivasi dan mendapatkan data yang secukupnya kemudian dianalisa.

5. Tahap analisis data

Suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, katogori, dan setuan uraian dasar. Konselor menganalisis data yang dilakukan dalam ssuatu proses yang berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dikerjakan secara itensif. 6. Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data adalah tahap paling penting sekali dalam melakukan penelitian karena sebuah penelitian tidak bisa dilakukan tanpa adanya data. Dalam pengumpulan data haruslah mengetahui teknik-teknik yang bisa digunakan untuk memperoleh data. Adapun teknik-teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:


(42)

34

Observasi (pengamatan) menurut Nasution (1998) observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya bisa bergerak atau bekerja berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi. Ia bertujuan agar peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, memperoleh pengalaman langsung, bisa mengamati hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain.28

Dalam observasi konselor menggunakan observasi jenis partisipasi, dimana observer terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Hasil dari observasi, konselor mendapatkan ada beberapa faktor yang turut memperburuk kondisi konseli. Faktor yang pertama adalah lingkungan tetangga yang kurang kepedulian terhadap sesama. Faktor yang kedua adalah kondisi rumah yang kurang kondusif seperti suram, pengudaraan yang kurang baik, dan dipenuhi dengan asap rokok. Faktor ketiga adalah konseli gemar bersendirian. Saat diajukan pertanyaan, konseli memandang konselor dengan sorotan mata yang tajam seakan-akan marah. Apabila berbicara konseli seakan berbicara "remming" dan hanya mengerak-gerakan jari telunjuknya..

28Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hal. 310-313


(43)

35

b. Wawancara

Dalam penelitian ini, konselor akan menggunakan wawancara yang tidak terstruktur dimana konselor bebas untuk menanyakan serta melakukan sesi wawancara tanpa adanya pedoman. Wawancara tidak terstruktur sering digunakan untuk mendapatkan data atau informasi awal tentang permasalahan atau isu yang terkaitan dengan subyek penelitian. Untuk melakukan wawancara tidak terstruktur, konselor berperan sebagai pendengar untuk memperoleh data yang sebanyaknya. Wawancara seperti ini haruslah dirancang terlebih dahulu yakni dengan menghubungi konseli agar tidak menganggu waktu dan kegiatan konseli. Dalam wawancara ini, konselor akan menanyakan hal-hal yang berupa garis besar dari permasalahan yang dihadapi oleh konseli.29

Wawancara tidak terstruktur juga di gunakan bagi mewawancara dua informan yang berbeda yaitu teman sekontrakan dan juga orang tua konseli. Dalam wawancara ini konselor menggali data tentang kasus yang terkini yang pernah terjadi pada konseli. Informan pertama (teman konseli) perubahan perilaku konseli yang pemarah, suka menyendiri, berkahayal, dan pernah berkelahi dengan teman sekontrakan karena menegur perilakunya. Informan yang

29Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hal. 320-321


(44)

36

kedua adalah orang tua kepada konseli. Wawancara yang dilakukan juga menggunakan wawancara yang sama. Dari pada informasi yang di dapatkan orang tua konseli menyatakan perubahan perilaku dan kesihatan konseli menjadi buruk sejak 2010 dan pernah mendapatkan rawatan medis dan Ruqyah Syariah buat pertama kali dan mendapat diagnosa menghidap gangguan sihir.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode dengan mengumpul data mengenai hal yang berkaitan atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat khabar, majalah atau lain-lain yang bersangkutan dengan permasalahan konseli. Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode-metode sebelumnya yaitu wawancara dan observasi.30

Data yang kelak akan diperoleh melalui metode ini merupakan gambaran umum tentang lokasi penelitian, identitas konseli, biografi dan masalah konseli. Untuk melakukan proses pengumpulan data, maka peneliti bisa menggunakan dalam bentuk table.

30Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek


(45)

37

Tabel 1.1

Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data TPD

1. Data Sekunder Orang tua dan teman

sekontrakan + Dokumentasi W+O+D 2. Data Primer Fakhrul Nizam + Konselor

+ Orang tua (klien) + Dokumentasi

W+D 3. Kondisi klien

sebelum proses konseling

Konselor + Klien + Orang

tua (klien) O+W

4. Proses konseling Konselor + Klien W

5. Home Visit Orang tua (klien) dan teman

sekontrakan W+O

6. Hasil dari proses

konseling Konselor + Klien W+O

Keterangan:

TPD :Teknik Pengumpulan Data

O :Observasi

W :Wawancara

D :Dokumentasi

7. Teknik Menganalisa Data

Analisis data kualitatif adalah upaya penyusunan, memilah dan menyortir data yang banyak diperoeh dari berbagai sumber ketika mengumpulkan data. Namun, dalam penelitian kualitatif, tidak ada metode khusus untuk menganalisis data sehingga sulit bagi peneliti untuk melakukan penganalisian data. Namun dalah hal ini, data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi, catatan lapangan dan bahan-bahan yang lain akan disusun secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami.


(46)

38

Caranya ialah dengan menjabarkan data-data ke dalam sebuah unit, mengorganisasikannya, menyusunnya dalam sebuah bab atau pola agar bisa dipelajari dan mampu membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif haruskan dilakukan sebelum memasuki lapangan berdasarkan data yang diperoleh. Hanya bersifat induktif sehingga data yang diperoleh berkembang menjadi hipotesis dan dengan penginduktifan data tersebut maka bisa membenarkan atau ditolaknya hipotesis yang sudah dibuat berdasarkan data yang dikumpul.31

Tabel 1.2 Gejala-gejala gangguan

No Gejala

1 Pemarah

2 Suka menyendiri 3 Sulit melakukan ibadah 4 Hilang keyakinan diri 5 Tidak aktif organisasi 6 Niat untuk bunuh diri

7 Wahm (bias melihat makhluk ghoib) 8 Berhalusinasi

9 Berkhayal

10 Hilang nafsu makan 11 Merokok

31Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hal. 243-245


(47)

39

Oleh karena penelitian ini bersifat studi kasus maka analisis data yang digunakan adalah deskriptif-komparatif yakni dengan mengolahkannya sehingga dapat membandingkan proses Bimbingan Konseling Islam dengan terapi Ruqyah Syariah secara teoritik dengan proses Bimbingan Konseling Islam dengan terapi Ruqyah syariah di lapangan sehingga bisa menilai dan mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah mendapatkan layanan konseling.

8. Teknik Keabsahan Data a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan adalah konselor dalam melakukan penelitian ini berpartisipasi dalam mengumpulkan data dibutuhkan waktu relatif yang lama demi mendapatkan kesahihan data.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan adalah konselor melakukan observasi beserta interpretasi yang benar terhadap sesuatu dan ia membutuhkan tingkat observasi yang tinggi. Antara lain adalah dengan membaca buku, artikel dan sebagainya terkait dengan permasalahan maupun hal yang terkait dalam penelitian yang dilakukan.32

32Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hal. 272


(48)

40

9. Triangulasi

Triangulasi adalah cara pengecekan data dengan menggunakan sumber-sumber seperti sumber yaitu dari orang, triangulasi teknik dimana data diperoleh melalui wawancara didiskusikan lebih lanjut dengan kuesioner, observasi dan lain-lain. Manakala Triangulasi waktu adalah dimana waktu yang dimanfaatkan oleh konselor untuk mengumpulkan data.33

Dalam penelitian ini konselor menggunakan beberapa metode seperti wawancara, observasi dan terjun langsung ke lapangan penelitian. Wawancara dilakukan langsung dengan konseli sendiri dan juga dua informan. Untuk wawancara, konselor mewawancara dengan sumber informan yang berbeda bagi mengesahkan data yang di perolehi. Selain itu, konselor juga menggunakan observasi, sebagi pengesahan data. Konselor terjun sendiri ke lapangan dengan bermalam di rumah konseli untuk melihat sendiri dampak-dampak masalah yang ada pada konseli.

Waktu yang digunakan untuk konselor memberian bantuan kepada konseli adalah selama empat bulan dimana pada bulan yang pertama konselor hanya melakukan wawancara, dan juga observasi bagi menggali data awal. Wawancara dan juga obervasi di hanya dilakukan

33Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hal. 273-274


(49)

41

konselor. Akan tetapi selama proses terapi Ruqyah Syariah dijalankan, konselor memerlukan bantuan teman bagi melaksanakannya.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan skripsi ini, peneliti akan membahas 5 BAB dengan susunan sebagai berikut:

Bagian Awal, Bagian Awal terdiri dari judul penelitian (Sampul),

Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Tim Penguji, Motto, Persembahan, Pernyataan Otentisitas Skripsi, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Tabel.

Bagian Inti, Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini meliputi : Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Konsep, Metode Penelitian yang meliputi Pendekatan dan Jenis Penelitian, Sasaran dan Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data dan terakhir yang termasuk dalam pendahuluan adalah Sistematika Pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini meliputi Bimbingan dan Konseling Islam, pengertian bimbingan konseling Islam, tujuan dan fungsi bimbingan konseling Islam, asas-asas bimbingan konseling Islam, langkah-langkah bimbingan konseling islam. Selain itu, bab ini juga berisi tentang Terapi Ruqyah Syariah, terdiri daripada pengertian terapi Ruqyah Syariah, teknik-teknik Terapi


(50)

42

Ruqyah Syariah, dalil-dalil tentang Ruqyah Syaria, gejala gangguan, langkah-langkah dalam proses Ruqyah Syariah, pengertian Depresi, jenis-jenis depresi, gejala-gejala Depresi dan pengertian Sihir, jenis-jenis Sihir dan gejala-gejala sihir.

Bab III penyajian Data. Didalam penyajian data, meliputi tentang deskripsi umum objek penelitian yang dipaparkan secukupnya agar pembaca mengetahui gambaran tentang objek yang akan dikaji dan deskripsi lokasi penelitian meliputi hasil penelitian. Pada bagian ini dipaparkan mengenai data dan fakta objek penelitian, terutama yang terkait dengan perumusan masalah yang diajukan.

Bab IV Analisis Data. Berisi tentang pemaparan hasil penelitian yang diperoleh berupa analisis data dari faktor- faktor, dampak, proses serta hasil pelaksanaan bimbingan konseling Islam dalam menangani depresi seorang mahasiswa Malaysia di persatuan (IKWANS) Surabaya, Indonesia, akibat gangguan sihir sehingga dapat diperoleh apakah bimbingan konseling Islam dengan Terapi Ruqyah Syariah bias mengatasi masalah depresi dan juga gangguan sihir mahasiswa tersebut.

Bab V Penutup. Dalam hal ini terdapat 2 point, yaitu kesimpulan dan saran.

Bagian akhir, Bagian Akhir berupa Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran


(51)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan dan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling teۦdiۦi daۦi dua kata, yaitu Bimbingan dan Konseling.Bimbingan meۦupakan teۦjemahan daۦi

guidance yang di dalamnya. Seۦtzeۦ dan stone mengemukan bahwa

guidance beۦasal daۦi kata guide yang mempunyai aۦti to direct,

pilot, manager or steer, yang aۦtinya, menunjukan, mengaۦahkan,

menentukan, mengatuۦ atau mengemudikan1.

Menuۦut Djumuۦ dan Moh. Suۦyo mengaۦtikan bimbingan sebagai satu pۦoses pembeۦian bantuan yang teۦus-meneۦus, sistematis kepada individu dan memecahkan masalah yang dihadapi,

agaۦ teۦcapai kemampuan untuk memahami diۦinya (self

understanding), meneۦima diۦinya (self acceptance), mengaۦahkan

diۦinya, (self direction), dan kemampuan untuk meۦealisasikan

diۦinya (selfrealization) sesuai dengan potensi dan kemampuan

dalam mencapau penyesuaiakn diۦi dengan lingkungan baik keluaۦga, sekolah maupun masyaۦakat. Bantuan teۦsebut dibeۦikan


(52)

45

oleh oۦang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam

bidang teۦebut2

Adapun pendapat Hamۦin, dalam Yuana Wijaya, menyebutkan bahwa bimbingan meliputi dua lapangan tugas, yaitu peۦtama minat, mempelajaۦi individu untuk mengetahui kemampuan, minat dan kepeۦibadian; kedua, membantu individu dengan menempatkan diۦinya dalam situasi yang memungkinkan dia

dapat beۦkembang3.

Daۦi bebeۦapa pengeۦtian Bimbingan di atas, yang dinamakan Bimbingan adalah suatu pۦoses pembeۦian batuan kepada individu untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki agaۦ mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan menentukan jalan hidupnya sendiۦi dengan tangungjawab tanpa haۦus beۦgantung kepada oۦang lain.

Manakala konseling, istilah yang telah dipeۦgunakan sebagai bahasa Indonesia ini, meۦupakan teۦjemahan daۦi istilah asli yakini

counseling‟ dalam bahasa inggeۦis. Dalam kamus bahasa inggeۦis,

kata “couseling” dikaitkan dengan kata “counsel” yang beۦaۦti

nasihat ( to obtain counsel ), anjuۦan ( to give counsel),

pembicaۦaan ( to take counsel). Dengan demikian kata konseling


(53)

46

melakukan sesuatu atau mengadakan pembicaۦaan dengan beۦtukaۦ

pikiۦan tentang sesuatu4 .

Adapun konseling juga memiliki aۦti membeۦikan nasihat

atau membeۦi anjuۦan kepada oۦang lain secaۦa tatap muka (face to

face). Jadi beۦaۦti konseling beۦaۦti pembeۦian nasihat kepada oۦang

lain secaۦa individual yang dilakukan dengan tatap muka (face to

face)5

Menuۦut Hansen Cs, bahwa koneling adalah pۦoses bantuan kepada individu dalam belajaۦ tentang diۦinya, lingkungannya, dan metode dalam menangani peۦan dan hubungan. Konseling adalah hubungan timbal balik diantaۦa dua oۦang individu, dimana yang seoۦang (konseloۦ) beۦusaha membantu (konseli) untuk mencapai atau mewujudkan pemahaman tentang diۦinya sendiۦi dalam kaitannya dengan masalah atau kesulitan yang di hadapinya pada

saat ini dan pada waktu mendatang6.

Setelah mengetahui bebeۦapa definisi bimbingan dan konseling sebagaimana telah dijabaۦkan di atas, dapat diۦasakan bahwa bimbingan dan konseling masih belum mampu mengatasi peۦmasalahan kehidupan manusia secaۦa menyeluۦuh.Hal ini kaۦena belum ada nilai spۦitualitas yang mampu menggeۦakan batin manusia untuk meۦubah keadaan diۦinya sendiۦi.Oleh kaۦena itu,


(54)

47

dibutuhkan Bimbingan dan Konseling Islam yang dianggap mampu membantu manusia dalam mengatasi masalah kehidupan manusia.

Adapun makna bimbingan dan konseling Islam adalah pۦoses pembeۦian bantuan teۦhadap individu agaۦ mampu hidup selaۦas dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat

mencapai kebahagian hidup didunia dan akhiۦat7.

Ahmad Mubaۦok, MA, dalam bukunya konseling agama teoۦi dan kasus, pengeۦtian bimbingan dan onseling Islam adalah upaya pembeۦian bantuan kepada seseoۦang atau kelompok oۦang yang sedang mengalami kesulitan lahiۦ dan batin dalam menjalani kehidupannya dengan menggunakan pendekatan agama, yakini dengan membangkitkan kekuatan getaۦan batin didalam diۦinya

untuk mendoۦong mengatasi masalah yang dihadapinya8.

Bimbingan dan konseling Islam adalah pۦoses pembeۦian bantuan teۦaۦah, kontinue dan sistematis kepada setiap individu agaۦ ia dapat mengembangkan potensi atau fitۦah beۦagama yang dimilikinya secaۦa optimal dengan caۦa menginteۦnalisasikan nilai-nilai yang teۦkandung di dalam Al-Quۦan dan Hadits Rasullah SAW ke dalam diۦinya, sehingga ia dapat hidup selaۦas dan sesuai dengan

tuntunan Al-Quۦan dan Hadits9

Daۦi definisi-definisi yang telah dipapaۦkan pada peۦenggan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling


(55)

48

Islam adalah upaya yang dilakukan bagi membantu individu yang mengalami pۦoblematika dalam kehidupan, dengan mengembalikan individu ataupun klien kepada fitۦah agama secaۦa optimal dengan menggunakan nilai-nilai agama beۦdasaۦkan Al-Quۦan dan Sunnah Rasul SAW yang mampu membangkitkan kekuatan ۦohani manusia dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan. b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

Menuۦut Lahmuddin, secaۦa umum tujuan bimbingan dan konseling Islam tidak banyak beۦbeda dengan tujuan bimbingan dan konseling veۦsi baۦat, yaitu sama-sama membeۦikan bimbingan kepada klien seۦta mengeluaۦkan klien daۦi peۦmasalahan, dan peۦbedaannya teۦletak pada tujuan akhiۦ. Dimana tujuan akhiۦ yang dicapai melalui bimbingan dan konseling umum veۦsi baۦat adalah untuk mendapatkan kebahagiaan duniawi semata, sedangkan tujuan akhiۦ bimbingan dan konseling Islam adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhiۦat. Dengan demikian, secaۦa umum bimbingan dan konseling Islam beۦtujuan untuk membantu individu mewujudkan diۦinya sebagai manusiaseutuhnya agaۦ mendapatkan

keselaۦasan dan kebahagiaan hidup dunia dan ahiۦat10.

Adapun tujuan akhiۦ dalam bimbingan dan konseling Islam adalah;


(56)

49

1. Untuk menghasilakan peۦubahan, peۦbaikan, kesihatan dan kebeۦsihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi baik, tenang, dan damai, beۦsikap lapang dada, mendapat pemecahan seۦta hidayah tuhan.

2. Agaۦ mendapat suatu kesopanan tingkah laku yang dapat membeۦikan manfaat bagi diۦinya sendiۦi, lingkungan keluaۦga, sosial dan sekitaۦnya.

3. Agaۦ mendapat keceۦdasan pada individu agaۦ muncul ۦasa toleۦansi pada diۦinya dan oۦang lain.

4. Agaۦ menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga mampu melakukan

tugas sebagai khaliah di dunia dengan baik dan benaۦ11.

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam.

Dalam upaya pembeۦian bantuan bimbingan dan konseling Islam,ia juga memiliki bebeۦapa fungsi yang nantinya dapat membantu teۦcapainya tujuan bimbingan dan konseling Islam.

Diantaۦa fungsi bimbingan dan konseling Islam adalah;

1. Fungsi Preventif (pencegahan)

Yaitu membantu individu agaۦ dapat beۦupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah kejiwaan, upaya ini meliputi: pengembangan stۦategi dan pogۦam yang dapat digunakan mengantisipasi ۦesiko hidup yang tidak peۦlu


(57)

50

menghindaۦi daۦi peۦbuatan yang tidak baik atau menjauhkan diۦi daۦi laۦangan Allah SWT. Sesuai dengan fiۦman-Nya suۦat al-Ankabut: 45

ٱۡ ر

ۡ م

ۡۡ بي

ۡ

ۡ حو أ

ۡۡ نإ

ۡك

ۡ

ۡ ي

ۡٱۡ ن

ۡ زك

ۡت

ۡ

ۡىقأو

ۡٱ

ۡ ىه

صن

َ

ۡ ح

ۡ

ۡ

َ

إ

ۡٱ

ۡ ىه

صن

َ

ۡح

ۡۡ ر

ۡ ه

ۡ

ۡ ع

ۡ

ٱۡ ن

ۡ حف

ۡ بش

ۡءۡ

ۡوٱ

ۡ ن

ۡ شك

ۡ

ۡ كزنو

ۡ ش

ۡٱ

ۡ

َّ

ۡۡ كأ

ۡ شج

ۡۡوٱ

ۡ

َّ

ۡۡ ع

ۡ ىه

ۡبي

ۡ

ۡ صر

ۡ ى ع

ۡ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran) dan dirikanlah solat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar dan sesungguhnya menginggati Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”12

Daۦipada ayat di atas bisa kita pahami bahwa sesuatu yang dilaۦang akan menjeۦumuskan pelakunya ke lembah kebinasaan, dan juga sesuatu yang dilaۦang adalah sesuatu yang dicegah Allah daۦipada melakukannya, sekiۦanya kita menghedaki keselamatan, ketenangan dan juga kasih sayang-Nya.

2. Fungsi Remedail atau Rehabilatif.

Secaۦa histoۦis konseling lebih banyak membeۦikan penekanan pada fungsi ۦemedial kaۦena sangat dipengaۦuhi oleh psikologi klinik dan psikiatۦi. Peۦanan ۦemedial beۦfokus pada masalah: penyesuaian diۦi, menyembuhkan masalah psikologis


(58)

51

yang dihadapi, mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.

3. Fungsi educatif / pengembangan

Fungsi ini beۦfokus kepada masalah: membantu meningkatkan keteۦampilan-keteۦampilan dalam kehidupan, mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup, membantu meningkat kemampuan menghadapi tۦansisi dalam kehidupan, untuk kepeۦluan jangka pendek, konseling membantu individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keteۦampilan komunikasi antaۦ pۦibadi, memutuskan aۦah hidup, menghadapi

kesepian dan sebagainya13.

4. Fungsi kuratif (Koۦektif)

Mambantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh klien sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik. Konseling Islami adalah membantu mengubah caۦa hidup klien kepada bentuk Islam daۦi peۦilaku agaۦ selaۦas dengan tuntutan agama Islam.

d. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Islam.

Pۦinsip-pۦinsip adalah hal-hal yang dapat menjadi pegangan di dalam pۦoses bimbingan konseling Islam, di nukilkan Tohaۦi Musnamaۦ


(59)

52

di dalam kaۦyanya Dasaۦ-Dasaۦ Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, sebagai beۦikut:

1. Membantu individu mengembangkan kemampuannya

mengantisipasi masa depan, sehingga mampun mempeۦkiۦakan kemungkinan yang akan teۦjadi beۦdasaۦkan keadaan sekaۦang dan mempeۦkiۦakan akibat yang akan teۦjadi, sehingga membantu mengingati individu untuk lebih beۦhati-hati dalam beۦtindak.

2. Membantu individu untuk mengetahui, mengenal dan memahami

keadaan diۦinya sesuai dengan hakikatnya.

3. Membantu individu menemukan alteۦnatiif pemecahan masalah.

4. Membantu individu meneۦima keadaan diۦinya sebagai mana adanya

baik dan buۦuknya kekuatan dan kelemahannya sebagai sesuatu yang telah ditakdiۦkan oleh Allah SWT namun, manusia hendaknya menyadaۦi bahwa dipeۦlukan ikhtiaۦ sehingga diۦinya mampu

beۦtawakal kepada Allah SWT14.

e. Unsur-unsur Bimbingan dan Konseling Islam

Antaۦa unsuۦ-unsuۦ yang ada dalam bimbingan dan konselinag Islam adalah sepeۦti beۦikut:

1. Konseloۦ

Adalah pendidik yang beۦtugas mendewasakan manusia agaۦ selalu beۦtanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan, sedang konseloۦ lebih menitik beۦatkan bantuan yang dibeۦikan pada


(60)

53

klien dalam mengatasi beۦbagai masalah yang dihadapinya untuk dapat memecahkan masalah sendiۦi secaۦa inisiatifnya. Dalam melaksanakan hal teۦsebut, seoۦang konseloۦ haۦus memiliki kemampuan khusus (keahlian teۦtentu) dan peۦsyaۦatan-peۦsyaۦatan teۦtentu agaۦ dapat mengantaۦkan klien keaۦah kesejahteۦaan hidup lahiۦ dan batin. Adapun syaۦat-syaۦat konseloۦ pۦofessional:

a. Meyakini akan kebenaۦan agama yang dianutnya, menghayati

dan mengamalkan kaۦena ia akan menjadi pembawa noۦma agama seۦta menjadi idola sebagai muslim sejati baik lahiۦ maupun batin.

b. Kematangan jiwa dalam beۦtindak menghadapi peۦmasalahan

yang memeۦlukan pemecahan.

c. Beۦsikap wajaۦ, aۦtinya sikap dan tingkah laku konseloۦ haۦus

wajaۦ tidak dibuat-buat.

d. Ramah, sebab keۦamahan konseloۦ dapat menjadikan klien

meۦasa enak, aman, dan betah beۦhadapan dengan konseloۦ seۦta meۦasa diteۦima oleh konseloۦ.

e. Hangat, sikap yang hangat daۦi konseloۦ mempunyai pengaۦuh

yang penting bagi suksesnya pۦoses konseling, kaۦena sikap hangat daۦi konseloۦ dapat menciptakan hubungan baik antaۦa klien dan konseloۦ, sehingga dengan hubungan baik itu klien dapat meۦasa enak, aman, keۦasan beۦhadapan dengan konseloۦ.


(61)

54

melibatkan diۦi beۦusaha menolong klien dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dengan kesungguhan konseloۦ dapat mempengaۦuhi pۦoses konseling.

g. Mempunyai sifat kۦeatif, sebab dunia bimbingan konseling

beۦoۦientasi pada individu dengan segala keunikannya, aۦtinya setiap oۦang pasti beۦbeda-beda dalam sikap, cita-cita, nilai yang dianutnya, lataۦ belakang yang dianutnya, seۦta lataۦ belakang kehidupannya. Oleh kaۦena itu, konseloۦ haۦus kۦeatif dalam mencaۦi jalan keluaۦ daۦi beۦbagai masalah yang sama oleh klien yang beۦbeda.

h. Flexibel atau luwes, sikap luwes yang dimiliki oleh konseloۦ

sangat penting, sebab konseloۦ tidak selalu beۦhadapan dengan individu yangbeۦasal daۦi satu zaman saja. Oleh kaۦena itu,

konseloۦ haۦus flexible dalam memahami dan meneۦima system

nilai yang dimiliki oleh kliennya.

2. Konseli (Klien)

Klien adalah individu yang mempunyai masalah yang memeۦlukan bimbingan dan konseling. Rogeۦ menyatakan bahwa klien itu adalah oۦang yang hadiۦ ke konseloۦ dan kondisinya dalam keadaan cemas. Sekalipun klien itu individu yang mempeۦoleh bantuan, dia bukanlah obyek atau individu yang pasif, atau yang tidak memiliki kemampuan apa-apa. Dalam konteks konseling,


(62)

55

Adapun syaۦat-syaۦat seoۦang konseli adalah:

a. Klien haۦus sudah sampai pada umuۦ teۦtentu, sehingga dapat

menyadaۦi tentang tugas-tugasnya, kesadaۦan itu dapat teۦwujud dengan mengetahui secaۦa ۦefleksi bahwa tugas-tugas itu meۦupakan suatu tantangan demi pengembangan diۦi sendiۦi. Tanpa kesadaۦan itu, pelayanan bimbingan tidak dapat mencapai sasaۦannya.

b. Klien haۦus dapat menggunakan pikiۦan dan kemauan sendiۦi

sebagai manusia yang beۦkehendak bebas, seۦta haۦus bebas daۦi keteۦikatannya yang keteۦlaluan pada peۦasaan-peۦasaan itu.

c. Klien haۦus ۦela untuk memanfaatkan pelayanan bimbingan.

Dengan kata lain, bimbingan tidak dapat dipaksa-paksakan.

d. Klien haۦus ada kebutuhan obyektif untuk meneۦima pelayanan

bimbingan15.

3. Masalah

Masalah adalah sesuatu yang menghambat, meۦintang atau mempeۦsulit usaha untuk mencapai tujuan, hal yang peۦlu ditangani ataupun dipecahkan oleh konseloۦ beۦsama konseli, kaۦena masalah bisa timbul kaۦena beۦbagi faktoۦ atau bidang kehidupan, maka masalah yang ditangani oleh konseloۦ dapat menyangkut bebeۦapa bidang kehidupan, antaۦa lain:


(63)

56

a. Bidang peۦnikahan dan keluaۦga

b. Bidang pendidikan dan keluaۦga

c. Bidang pendidikan

d. Bidang sosial ( kemasyaۦakatan)

e. Bidang pekeۦjaan ( jabatan)

f. Bidang keagamaan16.

f. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam.

Dalam penyelenggaۦaan layanan bimbingan dan konseling Islam selalu mengacu pada asas-asas bimbingan yang diteۦapkan dalam penyelenggaۦaan dan beۦlandaskan pada al-Quۦ‟an dan hadits atau sunnah Nabi. Beۦdasaۦkan landasan-landasan teۦsebut dijabaۦkan asas-asas pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam sebagai beۦikut:

1. Asas-asas kebahagiaan dunia dan akhiۦat

Kebahagiaan hidup duniawi, bagi seoۦang muslim hanya meۦupakan kebahagiaan yang sifatnya hanya sementaۦa, kebahagiaan akhiۦatlah yang menjadi tujuan utama. Sebab kebahagiaan akhiۦat meۦupakan kebahagiaan abadi, dan bagi semua manusia jika dalam kehidupan dunianya selalu “mengingat Allah” maka kebahagiaan akhiۦatnya akan teۦcapai. Fiۦman Allah dalam al-Quۦ‟an suۦat Aۦ-Ra‟ad ayat 28-29 :

ٱ

ۡ ز

َ

ن

ۡ

ۡ اى ياء

ۡ

ۡ طرو

ۡ ئ

ۡ

ى ه ثى ه ق

ۡ

ۡ كزث

ۡش

ۡٱ

ۡ

َّ

ۡ

ۡلأ

ۡ

ۡ كزث

ۡش

ۡٱ

ۡ

َّ

ۡ

ۡ طر

ۡ ئ

ۡٱۡ ن

ۡ ة ى ه ق

ۡ

٨٢

ٱ

ۡ ز

َ

ن

ۡ

ۡ اى ياء

ۡ

ۡ اى ه عو

ۡٱ

ۡ

َ

صن

ۡ حه

ۡذۡ

ۡ ثى ط

ۡ

ۡ ى هن

ۡ

ۡ ض حو

ۡ ۡ

ۡو

ۡ

ٔ

ٔ

ۡ ة ا

ۡ

٨٢


(1)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah penelitian, konselor dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan terapi Ruqyah Syariah untuk

mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di persatuan IKWANS akibat gangguan sihir. Setelah melakukan identifikasi, diagnosis maka konselor melakukan proses terapi dengan bacaan ayat-ayat ruqyah bagi mendeteksi penyakit-penyakit yang dialami oleh konseli. Disamping itu juga, konselor menggunakan beberapa langkah-langkah dan juga teknik-teknik Ruqyah Syariah. Kesemuanya berfungsi bagi mengurangi gejala gangguan dan kebiasaan yang dialami oleh konseli.

2. Hasil akhir dari proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyah Syariah dalam mengatasi depresi seorang mahasiswa Malaysia di persatuan IKWANS akibat gangguan sihir tersebut dapat dinyatakan berhasil. Melihat perubahan itu dapat dilihat dari Gejala yang tidak Nampak dari yaitu 9 point jadi, 9/11 x 100% = 81, manakala gejala yang nampak = 2 point, jadi 2/11 x 100% = 18 (dikatogerikan berhasil) walaupun masih ada sedikit gangguan yang dialami konseli. Adanya perubahan positif yang ada pada diri konseli terutama dari segi ibadah, dekat kepada Allah SWT, sebelumnya seorang yang pasif kini menjadi kembali aktif dan ceria setelah mendapat Bimbingan dan Konseling Islam.


(2)

146

B. SARAN

1. Bagi konslor

Dalam penelitian ini, konselor menyadari masih banyak kekurang. Oleh sebab itu, konseli berharap kepada konselor atau pun peneliti selanjutnya yang ingin mendalami kajian berkaitan tema ini, bisa melakukan dengan lebih baik, dan lebih berhasil. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukan saran sebagai berikut:

1. Bagikonselor.

Melihat betapa pentingnya Bimbingan dan Konseling Islam pada masyarakat maupun individu, hendaklah diteruskan malah seharusnya lebih dipertingatkan lagi, karena ini adalah dakwah dalam menyampaikan amanat-Nya dan juga sunnah baginda Nabi Muhammad SAW. Maka disini perlunya peningkatan skill dan mutu layanan agar masyarakat dan individu merasakan kepelbagaian dakwah itu sendiri. 2. Bagi Konseli

Bagi seorang konseli maupun individu yang mengalami masalah, hendaknya permasalahan yang dihadapinya dikongsikan pada konselor. Selain itu, untuk mencapai kebahagian, kesenangan, dan kesuksesan harusnya kita sebagai hamba, memohon ataupun meminta rahmat-Nya yaitu dengan merubah cara kehidupan, daripada lalai kepada kehidupan yang dekat dengan-Nya dan disinilah akan menghasilkan ketenterman jiwa, mendapatakan sakinah.


(3)

147

3. Bagi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam

Bagi mahasiswa masih perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam dan secara terus menerus mengenai terapi Ruqyah Syariah dalam menangani masalah kejiwaan. Ruqyah Syariah bukan saja berfokus pada masalah-masalah seputar jin, sihir malah lebih dari itu, contohnya penyakit-penyakit fisik. Dan yang paling penting bagi


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aswadi, Konsep Syifa’ dalam al-Quran (Jakarta: Direktorat pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jendral PendidikanTinggi Islam, Kementerian Agama RI, 2012)

Adrian Furham, 50 Ideas you really need to know Psychology, London, Quecus edition, 2008

Ahmad Mubarok, Konseling Agama TeoridanKasus, cet, 1 (Jakarta; Bina Rencana Pariwara, 2002)

Ali Abdul Halim Mahmud, Dakwah Fardiyah Jakarta, Gema Insani, 2004

Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dam Islam Yogyakarta: UII Press, 2001

Ariffudin Ruqyah Sya’riah Tanpa Kesurupan, (YBM Yayasan Bina Al-Mujtama Malang 2015)

Dewa ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Bina Aksara 1988) Gerald Corey, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi Bandung, PT Refika

Aditama,2013

G. Hussein Rasool, Islamic Counselling New York, Routledge, 2016

Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling Kembangan, PT Indeks, 2011 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikoterapi Konseling Islam, (Yogjakarta; Fajar

PustakaBaru, 1998)

Hallen, Bimbingan Dan Konseling , (Jakarta; Ciputat Pers, 2002)

Inu Wicaksana Mereka Bilang Aku Sakit Jiwa,(kanisius indonesia 2008)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Isghatsatul Lahfan, (Al-Qowam, Sanggarahan, Mantung Grogol Sukoharjo, 2014

I. Djumhur dan Moh Suraya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung : CV Ilmu, 1975)

Judith Peacock, Depression (Minessota, Capstone Press, 2000)

Kenneth J. Leveno, Obstetri Williams Panduan Ringkas, (ECG, Jakarta 2009)

Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Ringkasan Sahih Muslim, Jilid 2 ( Jakarta : Pustaka Azaam 2008)

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta, Terbitan Erlangga, 2009


(5)

M. Kamaluddin, Kesalahan Fatal Suami Yang Membuat Buruk & Hancur Rumah Tangga, (Pustaka Ilmu Alam Semesta : 2016)

Mutawalli Sya’rawi, Bahaya Sihir Cara Mencegah & Mengobatinya, (Maktabah At-Turats Al-Islami, Kairo 2006)

Pangkalan Ide, Whole Brain Training For Social Intelligent, (PT Elex Media Komputido, Jakarta 2010)

Perdana Ahmad, Membongkar Kesesatan Reiki, (Tenaga Dalam dan Ilmu Kesaktian, Az-Zahra 2007)

Perdana Ahmad, Ruqyah Syariah vs Ruqyah Gadungan, (Quranic 2009).

Robert S. Feldman, Understanding Psychology New York, Mc Graw Hill Publishing, 2011

Reserch Centere, Beyond Boders: Communication Modernity and History, (STIKOM The London of Public Relations 2010, London),

Rizem Aizid, Melawan Stres Dan Depresi Dashyatnya Mukjizat Al-Quran Menumpas Segala Gngguan Jiwa, (Saufa, Yogjakarta: 2015)

Syeikh Wahid Abdulssalam Bali, Ruqyah, Jin, Sihir dan Terapinya (Ummul Qura Jakarta, 2015)

Sam Atkinson, The Psychology Book, (New York, Dorling Kindersley Limited, 2012)

Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan Dan Konseling (Surabaya, PT Revka Petra Media, 2012)

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta, Amzah, 2010) Syaid Abdul Ahzhim, Cara Islami Mencegah Dan Mengobati Gangguan Otak,

Stress Dan Depresi, (Qultum Media, Penerbit BukuIslami, 2007) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D Bandung, Alfa beta, 2011

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek Yogyakarta, PT Rineka Cipta, 2002

Syukriadi Sambas, & Tata Sukayat, Quantum Doa, (PT Mizan Publika, Jakarta Selatan, 2003)

T. M. Marreli, Buku Saku Dokumetasi Keperawatan Edisi 3, (EGC, Jakarta, 2008) Tohari Musamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,


(6)

W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta :Gramedia, 1989)

Yuana Wijaya, 1988, Psikologi Bimbingan, Bandung , PT Resco

Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesihatan Mental, (Jakarta: Haji Masagung, 1988),

http://artikelkesmas.blogspot.my/2013/01/makalah-psikologi-kesehatan-depresi.html, 02 Jun 2016

http://www.psychologymania.com/2012/08/jenis-jenis-depresi.html, 02 Jun 2016

http://www.kabarmakkah.com/2015/08/waspada-ini-ciri-ciri-terkena-gangguan.html, 15 Mei 2016

http://ruqyahmojokerto.blogspot.co.id/2013/11/50-tutorial-ruqyah-mandiri.html. 18 April 2016

http://ruqyahmojokerto.blogspot.co.id/2013/11/50-tutorial-ruqyah-mandiri.html. 15 April 2016

https://yuliantimediabkiblog.wordpress.com/2014/04/08/unsur-dan-metode-bk-keagamaan-Islam 28 April 2016

http://kandidatkonselor.blogspot.com/2013/02/bimbingan-dan-konseling-Islam-ii.html 20 April 2016