Bimbingan dan konseling Islam dengan terapi ruyapuncture dalam mengentaskan migrain akibat stress seorang mahasiswa Malaysia di Surabaya.

(1)

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RUQYAPUNCTURE

DALAM MENGENTASKAN MIGRAIN AKIBAT STRESS SEORANG MAHASISWA MALAYSIA DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Mohamed Nazrin Raziqin Bin Mohamed Zamri B43213041

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Mohamed Nazrin Raziqin Bin Mohamed Zamri, (B43213041), “Bimbingan dan Konseling Islam Dengan Terapi Ruyapuncture Dalam Mengentaskan Migrain Akibat Stress Seorang Mahasiswa Malaysia Di Surabaya”.

Fokus penelitian adalah (1) Bagaimanakah proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture untuk mengentaskan migrain akibat stress seorang mahasiswa Malaysia di Surabaya? (2) Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture dalam mengentaskan migrain akibat

stress seorang mahasiswa Malaysia di Surabaya? Dalam menjawab permasalahan

tersebut, maka konselor menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif komparatif. Sedangkan dalam pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, setelah data terkumpul analisa dilakukan untuk mengetahui proses serta hasil, serta membandingkan bimbingan dan konseling Islam antara teori dan lapangan serta membandingkan kondisi sebelum dan sesudah mendapatkan konseling dalam menganalisa.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Proses bimbingan dan konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture untuk mengentaskan migrain akibat

stress seorang mahasiswa Malaysia di Surabaya. Penelitian ini menggunakan terapi

Ruqyapuncture serta langkah-langkah dan terapi akupunktur dengan menggunakan

jarum akupunktur untuk di tusuk pada titik yang sakit atau titik akupunktur. (2) Hasil akhir dari proses adalah dikatakan cukup berhasil dengan prosentase 66% yang mana hsil tersebut dapat dilihatdari adanya perubahan pada konseli, dimana perilaku konseli dari peri laku yang kurang baik menjadi lebih baik, kurang merasakan sakit kepala, nafsu makan kembali seperti biasa, bisa melakukan aktivitas seharian dan lain sebagainya. konseli juga sudah mula dan tidak tinggal untuk melakukan ibadah yang wajib. Semua perilaku ini muncul setelah proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture.

Kata Kunci: Bimbingan dan Konseling Islam, Terapi Ruqyapuncture, Migrain,


(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN……… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI……….... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ……….. iii

MOTTO………... iv

PERSEMBAHAN………... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULIS SKRIPSI……….vi

ABSTRAK………....vii

KATA PENGANTAR………....…viii

DAFTAR ISI………....xi

DAFTAR TABEL………...…xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..……. 1

B. Rumusan Masalah...………... 9

C. Tujuan Penelitian...……….... 9

D. Manfaat Penelitian………... 10

E. Definisi Konsep………... 11

F. Metode Penlitian………... 19

G. Sistematika Pembahasan ……….. 30

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik………... 33

1. Bimbingan dan Konseling Islam….……….. 33

a. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ……….. 33

b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ……… 38

c. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam ………...…. 39

d. Prinsip Bimbingan dan Konseling Islam ……….... 41

e. Unsur-unsur Bimbingan dan Konseling Islam ………...………...…. 42

f. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam ………..……. 44


(8)

h. Langkah-langkah Bimbingan dan Konseling Islam ……….. 50

2. Terapi Ruqyapuncture ……..………... 51

a. Pengertian Ruqyapuncture ……… 51

b. Dalil Quran Ruqyapuncture ……….. 53

c. Tujuan Terapi Ruqyapuncture ……….. 59

d. Efek-efek Akupunktur ……….. 59

e. Akupunktur Untuk Nyeri Kepala ……….……… 60

3. Migrain ………... 63

a. Pengertian Migrain ………... 63

b. Jenis-jenis Migrain ………... 65

c. Penyebab Berlakunya Migrain ………. 67

4. Stress ……….………. 68

a. Pengertian Stress ……….. 69

b. Faktor-faktor Penyebab Stress ………. 70

c. Cara Mengatasi Stress ……….. 73

5. Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture Untuk Mengentaskan Migrain akibat Stress ………. 79

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ………..………... 85

2. Deskripsi Konselor………...…... 89

3. Deskripsi Konseli………... 87

4. Deskripsi Masalah………. 91

B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Proses Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Terapi Ruqyapuncture Dalam Mengentaskan Migrain Akibat Stress Seorang Mahasiswa Malaysia di Surabaya……… 95

2. Deskripsi Hasil Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Terapi Ruqyapuncture Dalam Mengentaskan Migrain Akibat Stress Seorang Mahasiswa Malaysia di Surabaya ………. 108


(9)

BAB IV : ANALISIS DATA

A. Analisis Proses Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Terapi

Ruqyapuncture Dalam Mengentaskan Migrain Akibat Stress

Seorang Mahasiswa Malaysia di Surabaya ……….……….. 115 B. Analisis Hasil Dari Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan Terapi

Ruqyapuncture Untuk Mengentaskan Migrain Akibat Stress Seorang

Mahasiswa Malaysia di Surabaya ………..……… 121 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan……….…... 124

B. Saran………... 125

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran adalah kitab agung yang terkandung seribu hikmah di dalamnya bagi yang ingin mencari kehidupan yang abadi, ia juga mengisahkan perjalanan hidup umat manusia sebelum, selepas dan juga sedang berlaku. Pengkajian terhadap Al- Quran jelas menunjukkan pelbagai bukti bahwa Al Quran adalah mukjizat termulia Baginda Nabi Muhammad SAW di mana kehadiran Al-Quran bukan hanya berfungsi sebagai petunjuk ibadah dan perhubungan dengan Maha Pencipta, malah lebih luas dari yang dipikirkan.

Fungsi Al-Quran juga adalah sebagai penyembuhan syifa bagi orang orang yang beriman atas berbagai penyakit baik fisiologis, dan juga fisik. Bagi orang yang mengetahui dan mengamalkannya dapat berfungsi sebagai

syifa dari penyakit kebodohan.1 Pembicaraan Al-Quran pada umumnya

bersifat global, parsial dan sering kali menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip pokoknya saja. Itulah keunikan Al-Quran, karena itu Al-Quran menjadi obyek kajian yang tidak habis-habisnya oleh para cendiakawan muslim dan non muslim sehingga Al-Quran tetap aktual sejak diturunkan empat belas abad yang silam.2

1

Aswadi, Konsep Syifa” dalam AL Quran (Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Islam, Kementerian Agama RI, 2012), hlm. 15.

2

Harifuddin Cawidu, Konsep Kufur dalam AlQuran (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 3.


(11)

2

Al-Quran diturunkan Allah untuk menjadi petunjuk bagi manusia dalam upaya mencapai kebahagiaan baik didunia maupun di akhirat nanti. Oleh karena itu, Al- Quran diturunkan sesuai dengan kebutuhan orang perorang dan masyarakat serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Untuk itu, Al-Quran ada pula yang turun tanpa sebab, dan ada pula ayat-ayat yang diturunkan setelah terjadinya sesuatu peristiwa yang perlu direspon atau persoalan yang perlu dijawab.

Di tambah lagi zaman sekarang pelbagai penyakit yang diperolehi setiap manusia, adanya penyakit jasmani dan rohani seperti penyakit Asma, Darah Tinggi, Asam Urat, Diabetes, Kanker, Tumor Jantung, Sihir, Kesurupan, Terkena Santet, Gangguan Ghaib, Mengatasi Stress, Migrain Vertigo, Pikiran Negatif, Homoseks/Lesbian, Depresi Gangguan Tidur dan pelbagai penyakit lagi.3

Jadi dari banyaknya masalah tersebut, Al-Quran dan As-Sunnah merupakan solusi yang tepat karena banyak ayat-ayat yang menjelaskan akan fungsi Al-Quran salah satunya sebagai obat atau penyembuh bagi segala penyakit yang terdapat pada manusia dan Al-Quran juga sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin. Hal tersebut tercantum dalam firman Allah dalam surat Yunus 10:57.

ﺎﮭ أ ﺎ

ىﺪھو روﺪﺼ ا ﻲ ﺎ ءﺎ و ر ﺔﻈ ﻮ ﺗءﺎ ﺪ سﺎ ا

ﺆ ﺔ ﺣرو

Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang

3

Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1997), hlm. 56.


(12)

3

berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang

beriman.4

Selain itu, di sini kami meniliti dengan menggunakan terapi ruqyah dan terapi akupunktur, yaitu ruqyapunktur. Ruqyapunktur ini gabungan daripada terapi ruqyah dan juga terapi akupunktur. Di era modern ini, sulit untuk percaya kalau pengobatan alternatif malah terbukti sangat efisien untuk pasien. Akupunktur adalah metode pengobatan yang menenangkan, dan membantu pasien menghindari efek samping menyakitkan dari kemoterapi. Bahkan, akupunktur telah digunakan untuk membantu seorang pecandu rokok keluar dari kebiasaannya. Kepercayaan dari cara kerja akupunktur adalah terdapat energi dalam tubuh kita, yang disebut Qi. Energi ini beredar dalam tubuh kita dari atas sampai bawah dan mengalir lewat jalur yang disebut garis meridian. Berikut adalah hubungan ayat-ayat Al Qurang yang berkaitan dengan ruqyah dan juga terapi akupunktur. di dalam surat Al Baqaroh ayat 148 dan juga surat Al Isra ayat 82.

� نإ ﺎ

� تﺄ اﻮ ﻮ ﺗ ﺎ أ

ﺮ ﺪ ءﻲ ﻰ

Artinya: Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqaroh 148).

ﺆ ﺔ ﺣرو ءﺎ ﻮھ ﺎ نآﺮ ا لﺰ و

ﻻو

ﺪ ﺰ

ﺎﻈ ا

ﻻإ

ارﺎﺴﺧ

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar

dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah

4

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Madinah: Madinah Mujamma’ Khadim Al-Haramain, 1971), hlm. 215.


(13)

4

menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS Al Isra

82).

Akupunktur adalah cara pengobatan dengan cara menusuk jarum, dan bahasa cina disebut Cen Jiu. Jadi akupunktur adalah suatu ilmu dan seni pengobatan tradisional timur dengan penusukan jarum akupunktur, pada daerah khusus di permukaan tubuh, dengan tujuan utama menjaga keseimbangan bionergi dalam tubuh manusia.5

Ilmu pengobatan akupunktur berasal dari cina dan telah dikenal sejak 4000-5000 tahun yang lalu. Menurut buku Huang Ti Nei Ching Su Wen (The

Yellow Emperror’s Classic Of Intenal Medicine), ilmu ini berkembang sejak

zaman batu dimana pada zaman itu digunakan jarum batu untuk menyembuhkan penyakit. Jarum akupunktur kemudian terbuat dari logam perunggu, perak dan emas, dan sekarang jarum akupunktur terbuat dari logam anti karat (stainess-steel).6

Jadi teknik akupunktur ini menusuk menggunakan jarum dititik titik yang sakit atau di sebut sebagai titik meridian. Banyak titik-titik meridian ini, di kaki juga ada, di tangan juga ada diperut, muka dan yang lain. Meridian atau pembuluh energi manusia tidak terhitung jumlahnya. Metode dasar ruqyapunktur diantaranya adalah meridian terapi. Maksudnya adalah melakukan stimulasi pada titik tertentu di sepanjang meridian sehingga energi organ tubuh tertentu menjadi sesuai. Sakit yang muncul pada manusia

5

Koosnadi, S., Agustin, Akupunktur Dasar, ( Surabaya: Airlangga Univversity), hlm. 8.

6

Rajin Mukhamad, Panduan Babon Akupuntur (Yogyakarta: Indoliterasi 2015), hlm. 1.


(14)

5

kebanyakan akibat organ tubuh yang tidak bekerja baik sehingga pengaruh luar tubuh bisa merusak tubuh/membuat sakit.7

Sebagai seorang manusia, adalah merupakan suatu hal yang paling alami untuk seseorang yang mempunyai impian atau pekerjaan yang ingin ia lakukan suatu hari kelak. Bagi seseorang yang mempunyai cita-cita namun terhalang beberapa faktor dan terpaksa merubah arah tujuan hidupnya. Karena tidak mencapai keinginannya ia stress, pusing memikirkannya sehingga menyebabkan migrain. Sedangkan ada juga yang mampu mencapai cita-citanya namun atas faktor faktor yang kurang mendukung maka bisa saja memberi efek yang negatif menyebabkan migrain untuk memikirkannya.

Sakit kepala atau Migrain dan vertigo hampir sama maksudnya ia juga merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menyusahkan sebagian manusia. Umumnya sakit kepala menyerang sebenter sahaja, hari ini sakit kepala, besok hilang lagi. Namun ada juga sakit kepala yang kambuh lagi berbulan bulan, malah ada yang minggu-minggu. Mungkin sakit kepala seperti ini disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti tumor, infeksi, trauma kepala, tekanan darah tinggi, penyakit mata, infeksi hidung, kerongkongan dan telinga.

Pada umumnya sakit kepala terjadi disebabkan oleh stress, mata lelah dan makanan/minuman tertentu. Selain itu, sakit kepala bersifat fungsional dan tidak ada hubungannya dengan perubahan perubahan organis di dalam otak. Otak sendiri sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Artinya, pada

7

Ruqyapuncture Community, Modul 4 Sinergi Pengobatan Thibbun Nabawi (Ruqyah)

dengan Easy &Japanese Acupuntyre. (TT), hlm. 11.


(15)

6

umunya sakit kepala tidak disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di dalam otak. Namun, suatu ketegangan atau tekanan pada selaput otak atau pembuluh darah besar di dalam kepala dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala. Setiap penyakit ini ada pelbagai obatnya8. Obat dari dokter, para terapi dan lain-lain, untuk mengobatinya tidaklah langsung untuk sembuh tapi memerlukan tahapannya.

Gejala migrain terjadi pada konseli yang bernama Abdul Halim yang mengalami penyakit migrain yang terlampau akibat stress, tidak selera makan, tugas yang banyak, dan kerja-kerja berat yang lain. Katanya gangguan migrain ini sudah hampir 3 tahun, migrain ini datang bukan saja tiba-tiba katanya pula, tetapi akibat stress terlalu banyak tugas yang harus selesaikan segera. Migrain ini terlalu sakit nyeri katanya, sehinggakan jika berlaku migrain konseli seharian tidak keluar dari kamar tetapi cuma tidur untuk mengurangi rasa migrain. Kadang pula, konseli tidak makan seharian dan rasa loya ingin muntah.

Abdul Halim merupakan seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Indonesia dan dia aktif dalam persatuan di Surabaya yaitu Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI). Dia juga punya jabatan dalam organisasi tersebut, dia sebagai wakil ketua Persartuan PKPMI. Sewaktu SMA dahulu, Abdul Halim seorang yang aktif berolahraga, futsal, ragbi sepak bola, dan lain lain. Tetapi setelah itu sudah kurang untuk beraktivitas. Konseli berasal dari keluarga yang

8

Junaidi Iskandar, Sakit Kepala, Migrain & Vertigo, (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer 2013), hlm. 1.


(16)

7

sederhana, dia mempunya empat saudara, dan konseli anak yang kedua. Ayahnya seorang warden di sebuah politeknik di Malaysia, tetapi setelah itu, ayahnya tidak seaktif dahulu karena ayahnya konseli mempunyai sakit jantung.

Ibunya pula membuka bisnis menjual kue tradisional melayu, untuk menampung kebutuhan hidup mereka. Dengan hasil jualan oleh ibunya dan juga hasil dari gaji ayahnya itu lah rezeki mereka sekeluarga. Konseli mempunyai empat saudara, semuanya laki-laki, kakaknya yang pertama sudah bekerja, manakala adik-adiknya pula masih sekolah semuanya. Abdul Halim anak yang sangat perihatin, dia sanggup membantu apa saja demi ayahnya, baru-baru ini ayahnya melakukan pembedahan jantung.

Dahulunya Halim jarang sekali terkena migrain, mungkin karena dahulu dia seorang yang aktif. Tetapi setelah masuk ke alam perkuliahan konseli jarang juga melakukan riadah, sering di kamar menyendiri, mengerjakan tugas. Konseli juga mengikuti kelas luar sebagai tambahan ilmunya yaitu kelas bahasa arab. Kelas itu diadakan setiap hari, dari hari senin sehingga jum’at. Waktunya dari sore jam 4 sehingga jam 9 malam. Begitulah rutinitas konseli, adakalanya kuliah selesai jam 3.30 p.m setelah itu langsung masuk kelas bahasa arab. Hari sabtu dan minggu sajalah waktu konseli untuk istirahat. Keluhannya dia merasakan stress kadang-kadang tidak punya waktu untuk menyelesaikan tugas tugasnya.

Sejak beberapa tahun ini migrain konseli makin menjadi jadi. Teman-teman kontraknya sudah tahu jika konseli tidak keluar dari kamarnya


(17)

8

biasanya konseli datang migrain. Konseli tidak mahu di ganggu, makanya konseli berada di kamarnya saja. Kata konseli pelbagai rasanya, pengen marah, muntah, pengen tidur, lemah dan sebagainya. Biasanya migrain konseli ini selama sehari. Besoknya sudah berkurangan cuma pusing-pusing biasa. Konseli tidak pernah mengkonsumsi apa-apa sebarang obatan dari dokter, kadang kadang makan obat panadol supaya pusingnya kurang. Kebanyakkan migrain ini disebabkan stress, stress juga tidak jauh beda dari depresi. Stress dalam jangka waktu yang panjang juga akan menjadikan seorang mengalami depresi. Depresi berbeda dengan stress.

Menurut Tradisional Medicine, kehidupan otak bergantung pada nutrisi dari ginjal, hati, darah, yang berasal dari makanan. Maka yang dimaksud sakit kepala karena faktor dalam (internal) adalah sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan hati, ginjal dan limpa.9

Menurut Albrecht Molsberger, MD, pakar perubatan akupunktur, beliau menyatakan, rawatan akupunktur boleh dijadikan pilihan sebagai rawatan utama untuk merawat migrain sebagai rawatan yang tidak melibatkan obat. Akupunktur teknik melibatkan rangsangan pada titik-titik tertentu pada tubuh dengan menusukkan jarum kecil. Menurut teori akupunktur, setiap penyumbatan aliran energi tubuh akan memicu pada keluhan dan penyakit. Jenis rasa sakit juga sangat penting, termasuk nyeri biasa, nyeri berdenyut

9

Wibisono Yusuf, Titik Bekam 40 Penyakit, (Sukoharjo: Thibbia, 2013), hlm.154.


(18)

9

atau linu. Setelah lokasi nyeri sudah pasti, maka akan di tusuk dengan menggunakan jarum untuk merangsang titik-titik di kepala dan leher. 10

Sehingga sekarang migrain yang dialami oleh konseli berlanjutan sampai sekarang, konseli sudah semester 6. Tinggal satu semester lagi untuk mengerjakan skripsi. Takutnya sewaktu konseli mengerjakan skripsi konseli akan tertekan, stress dan datang lagi migrain konseli. Dengan harapan menggunakan terapi ruqyapunktur ini masalah yang dialami konseli berkurangan bisa untuk fokus kuliahnya sehingga lulus S1, dan juga konseli bisa bergiat aktif semula dalam organisasi PKPMI.

Berdasarkan konteks tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini. Jadi dalam terapi ini, konselor akan menggunakan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture untuk mengurangi Migrain akibat Stress.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Ruqyapuncture dalam mengentaskan Migrain akibat Stress seorang

Mahasiswa Malaysia di Surabaya?

2. Bagaimana hasil Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Ruqyapuncture dalam mengentaskan Migrain akibat Stress seorang

Mahasiswa Malaysia di Surabaya?

10

http://drhidayat.com/rawatan-akupuntur-efektif-migrain/. Diambil tanggal 23 Maret 2017.


(19)

10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Ruqyapuncture.

2. Mengetahui hasil setelah dijalankan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture.

D. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat penelitian ini diharapkan sebagai berikut: 1. Manfaat dari segi teoritis.

a. Dengan dilaksanakan penelitian ini, maka diharapkan berguna bagi pengembangan Terapi Ruqyapuncture untuk mengentaskan masalah sakit kepala, migrain dan vertigo di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum akibat tugas-tugas yang berat dan juga dari segi ilmiah maupun secara teoritis di bidang konseling Islam.

b. Sebagai sumber dan referensi bagi Program Bimbingan dan Konseling Islam khususnya dan bagi mahasiswa umunya tentang fungsi pengobatan Islam dan sekaligus pendekatan setiap diri mahasiswa umunya dengan Al-Quran serta sunnah Nabi SAW, dan juga pengobatan dalam dunia medis.

2. Manfaat dari segi praktis.

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa yang menghadapi migrain akibat stress.


(20)

11

b. Bagi konselor, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pendekatan menggunakan Terapi

Ruqyapuncture yang efektif dalam mengentaskan masalah migrain

yang dihadapi oleh mahasiswa.

E. Definisi Konsep

Dalam pembahasan ini, peneliti haruslah membatasi dari sejumlah konsep agar mudah dipahami dan agar memperoleh kejelasan dari judul yang diangkat yaitu “Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Ruqyapuncture Dalam Mengentaskan Migrain Akibat Stress Seorang Mahasiswa Malaysia di Surabaya” maka disini akan dikemukakan beberapa istilah yang terdapat dalam judul ini yaitu:.

1. Bimbingan dan Konseling Islam

Pengertian Bimbingan ialah proses bantuan dalam memberikan informasi agar bisa dimanfaatkan oleh klien agar mampu mengambil keputusan yang tepat. Ia juga merupakan proses agar membantu klien untuk menetapkan suatu tujuan. Antara lain adalah dengan membantu klien agar mampu memehami dirinya sendiri, mengembangkan dirinya serta menjadi individu yang bisa mandiri. Konseling pula adalah bearti nasehat. Ia merupakan sebuah proses interaksi antara konselor dan konseli yang dilakukan dalam situasi yang bersifat profesional untuk mengubah tingkah laku klien, agar konseli memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah yang dihadapinya, membantu


(21)

12

agar konseli memperoleh tujuan yang ingin ia capai, membantu agar konseli mampu memilih langkah-langkah yang tepat dalam pemecahan masalah serta mampu mengatasi masalahnya secara mandiri.11 Konseling merupakan situasi pertemuan atau hubungan antar pribadi (konselor dan klien) dimana konselor membantu klien agar memperoleh pemahaman dan kecakapan menemukan masalah yang dihadapinya.12

Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Quran dan Hadits Rasullah ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Hadits. Apabila internalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadits telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal, maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah, dengan manusia, dan alam semesta sebagai manifestasi dari peranannya sebagai khalifah di muka bumi yang sekaligus juga berfungsi untuk mengabdi kepada Allah.13

Bimbinagn dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture yang akan dilakukan oleh konselor adalah memberikan bantuan kepada konseli untuk meyelesaikan atau mengurangi permasalahannya yang 11

Sjahudi Sirodj, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Surabaya: PT Revka Petra Media, 2012), hlm. 22.

12

Tohirin, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007), hlm. 22.

13

Hallen A., Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 16-17.


(22)

13

menyebabkan migrain yang berat. Konseling Islam merupakan sesi teraputik berlandaskan kesadaran beragama, ia berbeda dari konseling umum karena ia berlandaskan pemahaman agama yang dimiliki oleh konselor dan konseli. Sifat yang dimiliki bersama ini menciptakan hubungan yang berkonsepkan kepercayaan sesama konselor dan klien dalam memberikan motivasi, membangun dan mnegubah klien agar mampu menjalani hidup sesuai tuntutan agama. Dalam konseling islam, konselor berperan agar mencari solusi spiritual pada klien berlandaskan cinta dan takut Allah SWT serta tanggungjawab sebagai hamba Allah. Mengamalkan amar ma’ruf nahi mungkar.14

2. Terapi Ruqyapuncture

Terapi Ruqyapuncture ini dalah gabungan dari dua terapi yaitu, terapi ruqyah dan terapi akupunktur. Ruqyah adalah salah satu pengobatan yang menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Quran dan doa-doa yang disunnahkan baginda Nabi SAW. Ruqyah adalah “Mantra atau jampi perlindungan yang dibacakan kepada yang sakit seperti demam, kesurupan dan penyakit lainnya.15 Bacaan ruqyah diambil dari Al-Quran atau Hadits yang shahih. Sebagai kaum muslimin mengira ruqyah hanya diperentukan untuk masalah non medis (sihir dan gangguan jin), padahal di dalam hadits-hadits shahih dicontohkan ruqyah juga dilakukan untuk penyakit medis. Ruqyah medis adalah metode penyembuhan penyakit

14

G. Hussein Rasool, Islamic Counselling (New York: Routledge, 2016), hlm. 16.

15

Sharhan Safie, Perubatan Islam Menangkis Kejahatan Jin & Sihir (Kuala Lumpur: Sinar Zamdurrani 2011), hlm.9.


(23)

14

medis dengan ruqyah16. Secara medis metode ruqyah dalam arti membacakan ayat-ayat atau doa-doa yang terdapat di dalam Al-Quran maupun As Sunnah, sudah dapat diterima keefektifannya dalam terapi gangguan jiwa.

Manakala terapi akupunktur pula, akupunktur adalah salah satu dari cabang kedokteran Tradisional Cina. Dalam praktiknya, sebuah terapi akupunktur melibatkan penggunaan jarum yang ditusukkan ke beberapa titik spesifik pada tubuh. Proses ini dipercaya dapat menyesuaikan dan mengubah aliran energi menuju pola yang lebih sehat, dan ini digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit dan keluhan kondisi kesehatan.17

Pengobatan yang telah teruji secara medis merupakan pengobatan yang aman dan bermanfaat secara bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang diterima oleh masyarakat, juga menciptakan kemitraan antara pengobatan modern dan pengobatan tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan yang demikian kompleks, dimana tidak semaunya dapat diatasi oleh pengobatan modern.

Akupunktur merupakan pengobatan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum di titik titik tertentu pada tubuh pasien. Untuk mengembalikan sistem keseimbangan tubuh dengan mempengaruhi aliran Bionergi tubuh berdasarkan pada filosofi keseimbangan hubungan

16

Ruyapuncture Community Modul 3 (Ruqyapuntur Sinergi Pengobatan Thibbun Nabawi (Ruqyah) dengan Easy & Japanese Acupunture), hlm. 7.

17

http://rumahsehatholistik.com/terapi-akupuntur-jogjakarta-pengertian-sejarah-khasiat/ Diambil tanggal 25 Maret 2017.


(24)

15

antara permukaan tubuh dan organ melalui sistem meridian yang spesifik sehingga pasin dapat sehat kembali.18

Banyak yang bertanya apakah mungkin penyakit medis bisa sembuh dengan membacakan ruqyah? Maka sesungguhnya banyak sekali riwayat yang membuktikan bahwa bacaan ruqyah benar-benar membantu kesembuhan atas sesuatu penyaakit. Hal ini dapat dipahami bahawa seluruh sel tubuh adalah makhluk Allah, begitu pula seluruh mikroorganisme seperti kuman, bakteria, cacing, parasit, bahkan juga virus semuanya adalah makhluk Allah, pada intinya seluruh isi bumi dan langit adalah makhluk Allah SWT.dalam al Quran surat Al-Hajj ayat ke 18, yang bermaksud:

ﮫ ﺪ ﺴ � نأ ﺮﺗ أ

ۥ

و ضرﻷ ﻰ و تﻮ ﺴ ﻰ

ﺣ ﺮ ﺜ و سﺎ ﺮ ﺜ و باوﺪ و ﺮ

و لﺎ و مﻮ و ﺮ و

ﮫ ﺎ � ﮭ و باﺬ ﮫ

ۥ

� نإ مﺮ

ءﺎ

“Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada dilangit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di anatara manusia yang telah ditetapkan azab keatasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”

Adapun yang dimaksud dengan ruqyapunktur adalah, gabungan daripada ruqyah dan akupunktur. Dimana seorang terapis itu akan membaca ayat-ayat yang berkaitan lalu menusuk jarum di tempat yang sakit. Seorang terapis akan menekan dan bacakan ayat ruqyah atau doa,

18

Ruyapuncture Community Modul 3 (Ruqyapuntur Sinergi Pengobatan Thibbun Nabawi (Ruqyah) dengan Easy & Japanese Acupunture), hlm. 16.


(25)

16

lalu tusuk dengan menggunakan jarum sambil dibacakan pula ayat ruqyah. Terapi tususkan jarum berlawanan ke sisi kanan atau kiri, menusukan pada bagain atas untuk menyembuhkan penyakit pada bagian bawah tubuh, dan menusuk sisi kiri untuk mengobati kanan. Metode menusuk jarum yang terbaik adalah memilih sisi kanan untuk penyakit disebelah kiri dan memilih sisi kiri untuk penyakit sebelah kanan.19

ﺮ ﺪ ءﻲ ﻰ � نإ ﺎ

� تﺄ اﻮ ﻮ ﺗ ﺎ أ

Artinya: Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Baqaroh 148).

ﺆ ﺔ ﺣرو ءﺎ ﻮھ ﺎ نآﺮ ا لﺰ و

ﻻو

ﺪ ﺰ

ﺎﻈ ا

ﻻإ

ارﺎﺴﺧ

Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS Al Isra 82).

Ayat ini apabila mentafsirkannya, dimana Allah akan mengumpulkan kamu sekalian pada hari kiamat. Seumpama penyakit didalam tubuh manusia juga, Allah mengumpulkan semua penyakit yang ada di tubuhkan dan d kumpulkan satu tempat. Lalu di gunakan dengan terapi akupunktur menusuk jarum akupunktur. jadi begitu caranya dengan terapi Ruqyapuncture ini di lakukan. Selain itu juga, Allah memberitahu bahawa Al Quran adalah penyembuh atau Syifa, sebaik-baik obat.

19

Ruyapuncture Community Modul 3 (Ruqyapuntur Sinergi Pengobatan Thibbun Nabawi (Ruqyah) dengan Easy & Japanese Acupunture), hlm. 17.


(26)

17

3. Migrain

Sebagian besar sakit kepala (sekitar 70%) disebabkan oleh ketegangan otot, sedangkan sebagian kecil lainnya disebabkan oleh sakit kronis pada leher dan punggung, pergeseran piringan sendi dengan saraf, hingga radang di sisi sendi. Sakit kepala menahun dan sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri dan mengganggu, tetapi jarang mencerminkan keadaan kesehatan yang serius. Akan tetapi, apabila terjadi suatu perubahan dalam pola atau sumber sakit kepala, misalnya dari jarang menjadi sering, yang tadinya ringan menjadi berat, bisa jadi hal itu merupakan petanda serius dan memerlukan tindakan medis segera.

Migrain adalah sakit kepala sebelah yang nyerinya berdenyut hebat

dan terjadi berulang-ulang, bisa muncul 1-8 kali dalam sebulan. Migrain dapat menganggu penderitanya, seperti ketidakmampuan penderita untuk berpikir jernih, daya ingat menurun, serta mengganggu hubungan keluarga dan kehidupan sosial akibat sakit kepala yang terus-menerus berlangsung. Biasanya, migrain menyerang salah satu sisi kepala, tetapi terkadang menyerang kedua sisi kepala.Nyeri timbul secara mendadak dan bisa didahului atau disertai dengan gejala gangguan penglihatan, seperti berkunang-kunang, gangguan saraf, atau gangguan saluran pencernaan (mual/muntah).20

20

Junaidi Iskandar, Sakit Kepala, Migrain & Vertigo (Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer 2013), hlm. 19.


(27)

18

Migrain sangat sering terjadi, Satu di antara sepuluh orang akan

mengalaminya. Migrain bisa terjadi pada usia berapa saja, tetapi umumnya pada usia antara 10-30 tahun dan terkadang menghilang setelah usia 50 tahun. Migrain lebih sering menyerang wanita, khususnya yang memiliki riwayat migrain dalam keluarganya. Sakit kepala migrain biasanya lebih hebat daripada sakit kepala menekan. Migrain sapat sering terjadi selama waktu yang panjang, tetapi kemudian menghilang selama beberapa minggu, bulan bahkan bertahun.

4. Stress

Kehidupan penuh dengan pelbagai perkara sama ada baik atau buruk, positif atau negatif. Itu semua merupakan kehidupan seseorang. Tanpa tekanan, kehidupan kita pasti tidak bermakna. Tekanan boleh mematangkan fikiran yang akan mewarnai kehidupan sebagai pengalaman. Stress adalah suatu kondisi ketegangan fisik, psikologis yang disebabkan oleh adanya ketakutan dan kecemasan sejenis frustasi, dimana aktivitas terarah dalam pencapaian tujuan diganggu oleh atau dipersulit, peristiwa ini biasanya disertai dengan was-was, khawatir dan cemas dalam pencapaian tujuan.21

Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka

rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya. Peristiwa tersebut biasanya dinamakan dengan stresor dan reaksi orang

21

Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: PT Pioneer 1987), hlm. 448.


(28)

19

terhadap peristiwa tersebut dinamakan dengan rspons stress.22 Sebagai bagian dari pengalaman hidup, seperti hidup sendiri, stress merupakan hal yang rumit, kompleks. Karena itu stress dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Dalam islam, tekanan ataupun bisa dikatakan kesenangan dan kesusahan merupakan ujian Allah yang semata-mata untuk menguji ketakwaan hambaNya.

Dalam peristiwa stress sekurang-kurangnya ada tiga hal yang saling berkait: hal, peristiwa dan orang, keadaan yang menjadi sumber stress. Disini klien keligatan keadaan sumber yang menjadi si klien stress. Dibila di wawancara dengan klien, banyak perkara yang terlalu dipikirkan oleh klien tersebut.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang kelak akan digunakan dan berfungsi untuk kegunaan tertentu. Langkah-langkah dalam metode penelitian ini adalah:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang yang perilaku yang dapat diamati.23 Dalam metode penelitian kualitatif kualitatif, instrumennya konselor itu sendiri sehingga sebelum peneliti ke lapangan maka peneliti harus mempunyai wawasan yang luas serta teori 22

Rita L. Atkinson, Kamus Pengantar Psikologi, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm. 38.

23

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakari 2007), hlm. 4.


(29)

20

akan digunakan agar bisa menanya, mengobservasi, menganalisa serta mengkonstruksi sebuah situasi sosial agar menjadi lebih jelas dan mempunyai makna.24

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus adalah suatu penyelidikan yang dilakukan secara intensif terhadap suatu individu dan ia juga bisa digunakan untuk menyelidiki unit sosial yang kecil seperti kelompok keluarga dan juga kelompokj yang dilabelkan. 2. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Subyek peneliti adalah merupakan seorang mahasiswa Malaysia yang kuliah di UIN Sunan Ampel yang bernama Abdul Halim Bin Brahim yang mengalami migrain yang berat. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di kontrakan konseli dan juga di Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI). Persatuan (PKPMI) adalah salah satu organisasi bagi seluruh mahasiswa Malaysia yang kuliah di surabaya. Ada surabaya ada 2 Universitas yang ada mahasiwa Malaysia, satunya di UIN Sunan Ampel, dan di Universitas Airlanggar (UNAIR). Oleh itu, konselor tertarik untuk meneliti, karena konseli ahli yang aktif, dan di beri tanggungjawab yang besar.

Subyek yang kedua adalah konselor. Konselor adalah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan Konseling Islam. Pengalaman konselor selama masa kuliah yaitu pengalaman dalam PPL di Biro Konseling Keluarga Sakinah di

24

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitaif, kualitatif dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 15.


(30)

21

Masjid Al Falah, mempelajari dan mengikuti pelatihan terapi

Ruqyapuncture, pelatihan totok, dan pelatihan bekam. Mantan wakil ketua

organisasi Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI)15/16.

Informan dalam penelitian ini adalah orang tua konseli, teman sekontrakan konseli, dan teman-teman seperjuangan (PKPMI) yang kuliah di (UNAIR).

3. Jenis Data dan Sumber Data a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang bersifat non statistik, dimana data yang diperoleh nantinya dalam bentuk kata verbal (diskripsi) bukan dalam bentuk angka.

Adapun jenis data pada penelitian ini adalah:

1) Data Primer adalah data yang langsung didapat dari subjek yang diteliti yakni Abdul Halim Bin Brahim yang mengalami migrain yang amat berat. Wawancara dilaksanakan di kontrakan konseli sendiri, di gang masjid. Sewaktu kekontrakan konseli, konseli lagi sendirian di kamarnya tidak keluar kemana-mana, padahal, teman-teman yang lain pada santai di ruang tamu. Pada awalnya sulit untk ketemu konseli karena konseli berada dikamar terus, di panggil dua tiga kali tidak keluar, akhirnya konseli keluar sendiri setelah beberapa menit yang lalu. Setelah itu, konseli sudah bersedia untuk menceritakan tentang keadaan mengalami migrain. Menurut


(31)

22

konseli, dia adalah seorang yang aktif, katanya suka baiki dalam peralatan sepeda motor, dan juga dulu sering berolahraga. Namun setelah ditimpa migrain yang sering terjadi, konseli jadi malas untuk berolahraga. Kurang fokus dalam pelajaran, ibadah juga di telat waktu.

2) Data Sekunder yaitu data yang diambil dari sumber kedua atau berbagai sumber guna melengkapi data primer. Data sekunder yaitu informasi atau data yang diperoleh dari lingkungan subyek penelitian seperti tetangga, keluarga, teman kontrakan, dan teman-teman konseli agar bisa mendukung dan melengkapi data yang telah diperoleh dari sumber data primer.

b. Sumber Data

Adapun yang dijadikan sumber data adalah:

1) Sumber Data Primer adalah sumber data yang diperoleh peneliti di lapangan berupa informasi langsung dari konseli serta didapat dari peneliti konselor. Adapun sumber data primer dalam poenelitian ini adalah saudara Abdul Halim Bin Brahim, kuliah di Universutas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, fakultas Ushuluddin, jurusan tafsir Al-Quran dan Hadis. Konseli kontrakan di alamat no 27 Gang Masjid Jemurwonosari Kec. Wonocolo Surabaya.

2) Sumber Data Sekunder adalah sumber data yang di dapat dari informan lain yang dirasa mempunyai peranan penting dalam masalah yang dialami konseli sebagai sumber informasi tambahan


(32)

23

untuk melengkapi data yang belum didapat pada sumber data primer. Seperti: orang tua konseli, teman sekelas, teman-teman sekontrakan, teman-teman dekat konseli.

4. Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap penelitian menurut metodologi penelitian kualitatif adalah:

a. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun Rancangan Penelitian

Untuk dapat menyusun rancangan penelitian, maka terlebih dahulu memahami fenomena yang telah berkembang menyangkut masalah tentang migrain yang dialami konseli. Setelah difahami akan fenomena tersebut maka peneliti membuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, difinisi konsep, dan membuat rancangan data-data yang diperlukan untuk penelitian. 2) Memilih Lapangan Penelitian

Dalam hal ini, konselor sendiri salah seorang anggota dalam organisasi (PKPMI) dan juga mantan wakil ketua. Konseli juga kontrak, tidak jauh dari kontranya konselor. Maka, konselor akan melakukan penelitian di persatuan (PKPMI) dan di kontrakan konseli.

3) Mengurus Perizinan

Setelah melakukan penetapan lokasi, maka konselor haruslah mengurus perizinan untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.


(33)

24

Konselor haruslah mengetahui orang yang berwenang dalam memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di lokasi peneliti tersebut. Konselor akan meminta izin kepada orang tua konseli untuk melakukan penelitian dan melakukan proses konseling terhadap beliau. Dengan adanya perizinan dari pihal tersebut maka ia akan memudahkan konselor untuk melanjutkan penelitian dan proses terapi.

4) Menjejaki dan Menilai Keadaan Lapangan

Peneliti berusaha mengenali segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan di lapangan, kemudian peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di lapangan.

5) Memilih dan Memanfaatkan Informan

Informan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi serta latar belakang kasus tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah konseli, konselor, saudara konseli, orang tua konseli, teman-teman konseli serta rakan sekontrakan konseli.

6) Menyiapkan Perlengakapan Penelitian

Konselor menyiapkan pedoman wawancara, alat tulis, map, buku, perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang berhubung dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi data lapangan.


(34)

25

7) Persoalan Etika Penelitian

Etika penelitian pada dasarnya yang menyangkut hubungan baik antara peneliti dengan subyek penelitian, baik secara perseorangan maupun kelompok. Maka peneliti harus mampu memahami kebudayaan, adat istiadat serta bahasa yang digunakan agar konselor sebagai seorang yang menghormati konseli.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan 1) Memahami Latar Belakang

Untuk memasuki lapangan, peniliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Disamping itu perlu mempersiapkan diri baik secara fisik maupun secara mental. Konselor harus mempersiap mental dan fisik serta yang paling utama adalah menajaga hubungan dengan Allah SWT agar proses Ruqyah Syariah berjalan dengan lancar. Peneliti perlu merasa kebiasaan di tempat penelitian, untuk memudahkan dalam mengumpulakan data.

2) Memasuki Lapangan

Yang perlu dilakukan di saat memasuki lapangan adalah menjalin keakraban hubungan dengan dengan subyek-subyek penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan data. Ini karena bertujuan agar saat melakukan interview maka konseli akan memberikan respon yang baik dan mudah percaya terhadap konselor.


(35)

26

c. Tahap Analisis Data

Suatu proses mengorganisasikan dan mengarutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Konselor menganalisis data yang dilakukan dalam suatu proses yang berarti pelaksanaanya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data yang dilakukan dandikerjakan secara intensif. Kemudian menghasilkan tema dan hipotesis yang sesuai dengan kenyataan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini konselor menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara terbuka dan mendalam serta dokumentasi sebagai penguat data secara tertulis.

a. Observasi

Observasi (pengamatan) menurut Nasution (1998) observasi adalah dasar dari semua ilmu pengetahuan. Para ilmuawan hanya bisa bergerak atau bekerja berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi. Ia bertujuan agar peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, memperoleh pengalaman langsung, bisa mengamati hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain.25 Hasil pengamatan secara langsung dapat di catat, sehingga dapat

25

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 313.


(36)

27

dihindari apabila ada kesalahan yang disebabkan keterbatasan kemampuan pengamatan.26

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat keadaan kontrakan konseli, teman-teman yang sering bersama konseli kegiatan sehari-harain konseli. Ada beberapa faktor yang dapat oleh konselor. Apa yang didapati konselor adalah, keadaan kontrakannya bagus, tetapi setelah ke kamarnya konseli. Didapati konseki berada dalam kamar yang gelap. Seolah-olah tidak punya lampu dikamar. Kamarnya penuh dengan barang-barang konseli dan juga kamar konseli paling belakang sendiri. Kamarnya juga kecil berbanding kamar teman-teman yang lain.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpul data yang berupa tanya jawab antara pihak peneliti informasi dengan sumber informasi yang langsung secara lisan.27 Dalam penelitian ini, konselor akan menggunakan wawancara. Wawancara terbuka dan mendalam adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data. Pedoman wawancara yang digunakan berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakkan. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan sehari-hari

26

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2005), hlm. 127-128

27

Hadari Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992), hlm. 98.


(37)

28

konseli, menggali latar belakang permasalahan konseli, identitas konseli, proses konseling dan hasil dari kegiatan konseling yang telah dilakukan.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode dengan mengumpulkan data mengenai hal yang berkaitan atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat khabar, majalah atau lain-lain yang bersangkutan dengan permasalahan konseli. Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode-metode sebelumnya yaitu wawancara dan observasi.

Data yang kelak akan diperoleh melalui metode ini merupakan gambaran umum tentang lokasi penelitian, identitas konseli, biografi dan masalah konseli. Untuk melakukan proses pengumpulan data, maka peneliti bisa menggunakan dalam bentuk tabel.

Tabel 1.1

Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Sumber Data TPD

1. Data Sekunder Orang tua dan teman sekontrakan

+ Dokumentasi

W+O+ D

2. Data Primer Abdul Halim +Konselor + Orang

Tua (klien) + Dokumentasi

W+D

3. Kondisi klien

sebelum proses

Konselor + Klien + Orang Tua (klien)


(38)

29

konseling

4. Proses Konseling Konselro + Klien W

5. Home Visit Orang Tua (klien) dan teman

sekontrakan

W+O

6. Hasil proses

konseling

Konselor +Klien W+O

Keterangan:

TPD : Teknik Pengumpulan Data O : Observasi

W : Wawancara D : Dokumentasi

6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.28

Teknis analisis data ini dilakukan setelah proses pengumpulan data diperoleh. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif, analisis dan komparatif. Maksudnya adalah setelah data terkumpul maka data diolah dan dianalisis serta dikomparatifkan. Analisis digunakan adalah untuk menganalisis proses serta analisis hasil pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam. Analisis data kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan berdasarkan data yang diperoleh. Hanya bersifat induktif sehingga data yang diperoleh berkembang menjadi hipotesis dan dengan

28

Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT .Remaja Rosdakarya, 1988), hlm. 248.


(39)

30

penginduktifan data tersebut maka bisa membenarkan atau ditoloaknya hipotesis yang sudah dibuat berdasarkan data yang dikumpul.29

7. Teknik Keabsahan Data

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan yaitu lamanya keikutsertaan peneliti pada penelitian dalam pengumpulan data serta dalam meningkatkan kepercayaan data yang dilakukan dalam waktu yang relatif panjang. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan adalah konselor melakukan observasi beserta interprestasi yang benar terhadap sesuatu dan ia membtuhkan tingkat observasi yang tinggi. Antara lain dengan membaca buku, artikel terkait dengan permasalahan maupun hal yang terkait dalam penelitian yang dilakukan.30 Dengan kata lain, jika perpanjangan penelitian menyediakan data yang lengkap, maka ketekunan pengamatan menyediakan pendalaman data. ketekunan pengamatan merupakan bagian penting dalam pemeriksaan keabsahan data.

c. Trianggulasi

29

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung, Alfabeta, 2011), hlm. 243-245.

30

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 272.


(40)

31

Trianggulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.31

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan skripsi ini, peneliti akan mebahas 5 BAB dengan susunan sebagai berikut:

Bab I. dalam bab ini berisi Pendahuluan yang meliputi: : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Jenis Penelitian, Sasaran, dan Lokasi Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Tahap-tahap Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data, serta dalam bab satu ini berisi tentang Sistematika Pembahasan.

Bab II. Tinjauan Pustaka. Bab ini meliputi Bimbingan Konselirng Islam, pengertian Bimbingan Konseling Islam, Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling Islam, Asas-asas Bimbingan Konseling Islam, Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam. Selain tu, bab ini juga berisi tentang Terapi Ruqyapuncture, terdiri dari pengertian ruqyah, teknik-teknik Terapi Ruqyah, dalil-dalil terapi ruqyah, dan pengertian Terapi Akupunktur, teknik-teknik terapi akupunktur, gejala gangguan dan langhkah-langkah proses ruqyapunktur, pengertian migrain, jenis-jenis migrain, gejala migrain.

Bab III. Penyajian Data. Didalam penyajian data, meliputi tentang deskripsi umum objek penelitian yang dipaparkan secukupnya agar pembaca

31

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), hlm. 330.


(41)

32

mengetahui gambaran tentang objek yang akan dikaji dan deskripsi lokasi penelitian meliputi hasil penelitian. Pada bagian ini dipaparkan mengenai data dan fakta objek penelitian, terutama yang terkait dengan perumusan masalah yang diajukan.

Bab IV. Analisis Data. Berisi tentang pemaparan hasil penelitian yang diperoleh beberapa analisis data dari faktor-faktor, dampak, proses serta hasil pe;aksanaan bimbingan konseling Islam dalam mengurangi migrain seorang mahasiswa Malaysia di persatuan (PKPMI) Surabaya Indonesia, apakah Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture bisa mengurangi masalah migrain mahasiswa tersebut.

Bab V. Bagian Akhir berupa Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Biodata Konselor.


(42)

BAB II

BIMBINGAN KONSELING ISLAM,

TERAPI RUQYAPUNCTURE, MIGRAIN, DAN STRESS

A. Kajian Teoritik

1. Bimbingan Konseling Islam

a. Pengertian Bimbingan Konseling Islam

Menurut Roger, mengartikan konseling sebagai hubungan membantu dimana salah satu pihak (konselor) bertujuan meningkatkan kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien), agar dapat menghadapi menghadapi persoalan atau konflik yang dihadapi dengan lebih baik. Roger mengartikan ‘bantuan’ dalam konseling adalah dengan menyediakan kondisi, sarana dan ketrampilan yang membuat klien dapat membantu dirinya sendiri dalam memenuhi rasa aman, cinta, harga diri, membuat keputusan, dan aktualisasi diri. Memberikan bantuan juga mencakup kesediaan konselor untuk mendengarkan perjalanan hidup klien baik masa lalunya, harapan-harapan keinginan yang tidak dapat terpenuhi, kegagalan yang dialami, trauma, dan konflik yang sedang dihadapi klien.32

Pendapat Jonses, Staffire dan Streswart yang mengatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.

32

Namora Lumongga Lubis, Memahami Dasar Dasar Konseling (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 2.


(43)

34

Bantuan itu atas dasar prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencampuri hal orang lain. Kemampuan membuat hal seperti itu tidak diturunkan, tetapi harus dikembangkan.33

Bimbingan dan Konseling atau “guidance and counseling” merupakan salah satu program pendidikan yang diarahkan kepada usaha pembaruan pendidikan nasional. Jika dilihat arti dan tujuan bimbingan konseling secara mendalam, maka jelas urgensi bimbingan dan konseling sangat besar bagi usaha pemantapan arah hidup generasi muda dalam berbagai bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental dalam masyarakat.

Melalui program bimbingan dan konseling berarti pula perkembangan jiwa anak bimbing harus diarahkan kepada kemampuan mental spiritual yang lebih tinggi, dan lebih baik. Kemampuan mental spiritual anak bimbing khususnya para generasi muda harus mendapatkan perhatian istimewa dalam bimbingan dan konseling, baik segi-segi umum maupun agama untuk dibina dan dikembangkan agar mereka menjadi generasi mendatang yang kuat dan tangguh, baik fisik, mental maupun spiritual.34

33

Prayitno dan Erman Anti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm.4.

34

Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 1.


(44)

35

Menurut Rachman Natawidjaja menyatakan bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan ketentuan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan demikian, ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.35

Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terarah, terus menerus dan sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran dan hadist Rasulullah SAW ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntutan al-Quran dan Hadist.36

Aunur Rahim Faqih berpendapat bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan keagamaan senantiasa selaras dengan ketentuan-ketentuan dan

35

Rachman Natawidjaja, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasaranan Indonesia, 1990), hlm. 6.

36

Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 23.


(45)

36

petunjuk dari Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.37

Bimbingan Konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terarah, sistematis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran dan hadis, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai dengan tuntuna Al-Quran dan hadis. Dalam Al-Quran dan hadis telah tercapai dan fitrah beragama itu telah berkembang secara optimal maka individu tersebut dapat menciptakan hubungan yang baik dengan Allah.38

Menurut Ahmad Mubarok Ma dalam bukunya konseling agama teori dan kasus, pengertian bimbingan konseling islam adalah usaha pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas-tugas hidipnya dengan menggunakan pendekatan agama, yakni dengan membangkitkan kekuatan getaran batin di dalanm dirinya untuk mendorong mengatasi masalah yang dihadapinya.39

Menurut H. Zainal Arifin Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar dapat

37

Aiunur Rahim Faqih. Bimbingan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII PRESS, 2004), hlm. 4.

38

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 16-17. 39

Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, Cet. 1 (Jakarta: Bina Rencana Pariwara, 2002), hlm. 4-5.


(46)

37

keluar dari berbagai kesulitan untuk mewujudkan kehidupan yang senantiasa di ridhoi Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.40

Dari beberapa pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan dari seseorang yang telah profesional (konselor) kepda orang yang sedang mempunyai masalah (klien) dengan pendekatan berbasis islam agar klien mampu menghadapi dan menyelesaikan masalahnya dengan ketentuan dan nilai nilai yang terkandung dalam al-quran dan hadis dan kemudian mampu selaras dengan syariat islam. Konseling adalah untuk membantu individu secara tepat sesuai yang dibutuhkannya, atau bisa diartikan sebagai bimbingan pengarahan konselor kepada konseli.

Manusia diharapakan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalnanan hidup yang sebenarnya, seperti yang dijelaskan dalam firman Allah surat:

Al-Ashr ayat 1-3:

) ﺮ

او

1

) ﺮ ﻲ نﺎ ﻹا نإ (

2

اﻮ و اﻮ آ ﺬ ا إ (

تﺎ ﺎ ا

ﺮ ﺎ اﻮ اﻮ و ﺎ اﻮ اﻮ و

Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasihati

supaya mencapai kesabaran.41

40

Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 10.

41

Al-Quran dan Terjemahannya, (Surabaya: Departemen Agama RI, 1989), hlm. 934.


(47)

38

Selain ayat di atas, terdapat pula ayat lain yang mendukung pernyataan di atas dalam surat Asy-Sy’ara: 214 yaitu:

ﺮ ﻷا ﺮ

رﺬ أو

Artinya: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabat yang terdekat.42

b. Tujuan Bimbingan Konseling Islam

Secara garis besar Bimbingan dan Konseling Islam dapat dirumuskan sebagai tindakan untuk membantiu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Menurut pada dasarnya Bimbingan Konseling Islam boleh mebuat klien agar:43

1) Mengetahui apa yang harus dan akan dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan.

2) Merasa lebih baik, jauh dari ketegangan dan tekanan terus menerus. 3) Dapat berfungsi secara maksimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Menurut Thohari Musnamar dalam bukunya, bahwa tujuan Bimbingan dan Konseling Islam terbagi dua macam:

1) Tujuan Umum

Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2) Tujuan Khusus

42

Al-Quran dan Terjemahannya, (Surabaya: Departemen Agama RI, 1989), hlm. 97.

43

Singgih, D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta: PT, Gunung Mulia, 2000), hlm. 27.


(48)

39

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah.

b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi. c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

Tujuan Bimbingan Konseling Islam menurut Hamdan Bahran Ad Dzaki adalah:

1) Untuk menghasilkan perubahan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi baik, tenang dan damai, bersikap lapang dada, mendapat pemecahan serta hidayah tuhan

2) Agar mendapat suatu kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat bagi dirinnya sendiri, lingkungan, keluarga, sosial dan sekitarnya.

3) Agar mendapatkan kecerdasan pada individu agar muncul rasa toleransi pada dirinya dan sekitarnya.44

c. Fungsi Bimbingan Konseling Islam

Seterusnya menjelaskan tentang fungsi bimbingan konseling Islam. Adapun fungsi bimbingan konseling Islam sebagai berikut.

1) Fungsi Pemahaman (Undestanding Function) yaitu jonseling yang menghasilkan pemahaman bagi konseli dari segi psikologis baik fisik

44

Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikoterapi Konseling Islam, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 1988), hlm. 167-168.


(49)

40

maupun intelegensi, lingkungan, serta berbagai informasi yang dibutuhkan seperti karier, keluarga, maupun agama.

2) Fungsi Preventif (pencegahan) yaitu membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah kejiwaan. Upaya ini meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan mengantisipasi resiko hidup yang tidak perlu terjadi. Yang dimaksudkan dengan pencegahan ini adalah menghindari dari perbuatan yang tidak baik atau menjauhkan diri dari laranagn Allah SWT. Sesuai dengan firman-Nya surat Al-Ankabut 45:

إ ﻲ وأ ﺎ ا

ة

ا أو بﺎ ا

ٰﻰﮭ ة

ا نإ

ﺮ او ءﺎ

ا

ﺮ ﺬ و

ﺮ أ

�و

نﻮ

Artinya: Bacalah apa yang telahdiwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (AlQuran) dan dirikanlah solat. Sesungguhnya solat itu mencegah dari perbuatan-perbautan keji dan mungkar dan sesungguhnya menginggati Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

3) Fungsi Pengentasan (Curative) yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalah masalah yang dialami dalam kehidupan dan perkembangannya.45

4) Fungsi Remedial atau Rehabilitative yaitu konseling banyak memberikan penekanan pada fungsi remidial karena sangat dipengaruhi psikologi klinik dan psikiatri. Focus peranan remedial

45

Hartono, Psikologi Konseling (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hlm. 36-37.


(50)

41

adalah penyesuaian diri, penyembuhan masalah psikologis yang dihadapi dan mengembalikan kesehatan mental sertra mengatasi gangguan emosional.

5) Fungsi Edukatif (pengembangan atau development) yaitu berfokus pada membatu meningkatkan ketrampilan dalam kehidupan, mengidentifikasi dan memecahkan masalah hidup serta meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan.

d. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Islam

Prinsip-prinsip adalah hal-hal yang dapat menjadi pegangan di dalam proses bimbingan konseling Islam, di nukilan Tohari Musnamar di dalam karyanya Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, sebagai berikut:

1. Membantu individu untuk mengetahui, mengenal dan memhami keadaan dirinya sesuai dengan hakekatnya (mengingkatkan kembali akan fitrahnya).

2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagimana adanya, baik dan buruknya, kekuatn dan kelemahannya sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan Allah, namun manusia hendaknya menyadari bahwa diperlukan ikjtiar sehingga dirinya mampu bertawakal kepada Allah SWT.

3. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapinya.


(51)

42

4. Membantu individu menemukan alternative pemecahan masalah. 5. Membantu individu mengembangkan kemampuannya mengantisipasi

masa depan, sehingga mampu memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan keadaan sekarang dan memperkirakan akibat yang akan terjadi, sehingga membantu mengingat individu untuk lebih berhati-hati dalam melakukan perbuatan dan bertindak.46

e. Unsur-Unsur Bimbingan Konseling Islam

Antara unsur unsur yang ada dalam bimbingan dan konseling islam adalah seperti.

1) Konselor

Konselor adalah orang yang setia dengan sepenuh hati membantu klien dalam menyelesaikan masalahnya berdasarkan pada ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya.47

Adapun syarat yang harus dimiliki kmonselor adalah: a) Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

b) Sifat kepribadian yang baik, jujur, bertanggung jawab, sabar, ramah dan kreatif.

c) Mempunyai kemampuan, ketrampilan dan keahlian (profesional) serta berwawasan luas dalam bidang konseling.48

46

Tohari Musamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogjakarta: UII Press, 1992), hlm. 35-40.

47

Latipun, Psikologi Konseling , (Malang: UMM Press, 2008), hlm. 55.


(52)

43

2) Klien

Klien adalah seseorang yang mengalami kesulitan atau masalah, baikkesulitan jasmani atau rohani di dalam kehidupannya dan tidak dapat mengatasinya sendiri, sehingga memerlukan bantuan orang lain agar bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi.

Untuk itu persyaratan bagi seorang klien antara lain:

a) Klien harus bermotivasi kuat untuk mencari penyelesaian atas masalah yang dihadapi.

b) Keinsafan akan bertanggung jawab yang dipukul oleh klien sendiri dalam mencari penyelesaian masalah dan melaksanakan apa yang diputuskan pada akhir konseling.

c) Keberanian dan kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya.49 3) Masalah

Masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintang atau mempersulit usaha untuk mencapai tujuan, hal yang perlu ditangani ataupun dipecahkan oleh konselor bersama konseli, karena masalah bisa timbul karena berbagi faktor atau bidang kehidupan, maka masalah yang ditangani oleh konselor dapat menyangkut beberapa bidang kehidupan, antara lain.:

48

Syamsu Yusuf, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Remaja Rosdkarya, 2006), hlm. 80.

49

W. S, Winkle, Bimbingan dan Penyeluhan dan Institute Pendidikan, (Jakarta: Grafindo, 1991), hlm. 309.


(53)

44

a) Bidang pernikahan dan keluarga. b) Bidang pendidikan dan keluarga. c) Bidang pendidikan

d) Bidang sosial (kemasyarakatan) e) Bidang pekerjaan

f) Bidang keagamaan.50

f. Asas-Asas Bimbingan Konseling Islam

Dalam penyelenggaran layanan bimbingan dan konseling islam selalu mengacu pada asas-asa bimbingan yang diterapkan dalam penyelenggaraan dan berlandaskan pada Al-Quran dan hadis atau sunnah Nabi. Berikut adalah landasan asa-asa pelaksanaan bimbingan dan konseling islam:

1) Asas kebahagiaan dunia akhirat

Kebahagiaan hidup duniawi, bagi seorang muslim, hanya merupakan kebahgiaan yang sifatnya sementara, kebahagiaan akhiratlah yang menjadi tujuan utama, sebab kebahagiaan abadi, dan bagi semua manusia jika dalam kehidupam dunianya selalu “mengingat Allah” maka kebahagiaan akhiratnya tercapai.

2) Asas Fitrah

50

W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: Gramedia, 1989), hlm.12.


(54)

45

Fitrah adalah potensi laten atau suatu kekuatan yang terpendam yang ada dalam diri manusia, yang dibawanya sejak lahir dan itu semua di miliki oleh setiap manusia. Manusia menurut Islam dilahirkan dalam fitrah, yaitu berbagai kemampuan potensial bawaan dan kecenderungan sebagai muslim atau beragama islam. Bimbingan dan Konseling Islam membantu untuk mengenal dan memahami fitrahnya manakala pernah “tersesat” sehingga akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat karena bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya.

3) Asas lillahi ta’ala

Bimbingan dan Konseling Islam diselenggarakan semata-mata karena Allah, konsekuensi dari asas ini berarti pembimbing melakukan tugasnya dengan penuh keihlasan. Sementara yang dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan dan konseling dengan ikhlas dan rela, karena semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan adalah untuk mengabdi kepada Allah semata, sesuai dengan fungsi dan tugasnya sebagai makhluk Allah yang harus sennatiasa mengabdi kepada-Nya.

4) Asas bimbingan seumur hidup

Dalam kehidupan manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling


(55)

46

Islam diperlukan selama hayat dikandung badan. Bimbingan dan Konseling Islam ini, selain dilihat kenyataan hidup, dapat pula dilihat dari sudut pendidikan, bimbingan dan konseling merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan sendiri berasakan pendidikan seumur hidup, karena belajar menurut Islam wajib dilakukan oleh semua orang Islam tanpa membedakan usia.

5) Asas kesatuan jasmanai dan rohani

Manusia itu dalam hidupnya did dunia merupakan satu kesatuan jasmaniah dan rohaniah. Bimbingan dan konseling Islam memperlukan konselinya sebagai makhluk jasmaniah. Rohaniah tidak memandang sebagai makhluk biologis semata, atau makhluk rohaniah semata. Bimbingan dan konseling Islam membantu individu untuk hidup dalam keseimbangan jasmaniah dan rohaniah tersebut. Membantu klien memahmi dirinya, dan masalahnya.

6) Asas keseimbangan ruhaniah

Rohani manusia memiliki unsur dan daya kemampuan fikir, merasakan atau menghayati dan kehendak bahwa nafsu serta juga akal. Orang yang dibimbing diajaak mengetahui apa yang perlu diketahuinya, kemudia memikirkan apa yang perlu dipikirkan, sehingga memperoleh keyakinan, tidak menerima begitu saja kemudian diajak memahami apa yang perlu dipahami dihayatinya


(56)

47

setelah berdasarkan pemikiran dan analisis yang jernih diperoleh keyakinan tersebut.

7) Asas kemajuan individu

Bimbingan dan Konseling Islam, berlangsung pada citra manusia menurut Islam, memandang seseorang individu merupakan suatu maujud (eksistensi) tersendiri. Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari yang lainnya dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai kosenkuensi dari haknya dan kemampuan dundamentalk potensi rohaniah.

8) Asas sosialitas manusia

Dalam bimbingan konseling Islam, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu. Manusia merupakan makhluk sosial hal ini dapat diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam. Pergaulan, Cinta, Kasih Rasa aman, Penghargaan terhadap diri sendiri, orang lain dapat memiliki dan dimiliki.

9) Asas kekhalifahan manusia

Manusia menurut Islam, diberi kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar yaitu sebagai pengelola alam semesta. Dengan kata lain, manusia dipandang sebagai makhluk berbudaya yang pengelola alam sekitar sebaik-baiknya. Kedudukan manusia sebagai khalifah itu dalam keseimbangan dengan kedudukannya


(57)

48

sebagai makhluk Allah yang harus mengabdi pada-Nya. Dan jika memiliki kedudukan tidak akan memperturutkan hawa nafsu belaka. 10)Asas keselarasan dan keadilan

Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan dan keseimbngan, keserasian dalam segala segi, dengan kata lain, Islam menghendaki manusia berlaku “adil” terhadap hak dirinya sendiri, hak orang lain “hak” alam semesta (hewan dan tumbuhan dan lain sebagainya) dan jga hak Tuhan.

11)Asas pembinaan akhlaqul karimah

Bimbingan konseling Islam membantu konseli atau yang dibimbing, memelihara, mengembangkan, memyempurnakan sifat-sifat yang tidak baik tersebut.

12)Asas kasih sayang

Setiap manusia memerlukan cinta kasih dan sayang dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan banyak hal. Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan berdasarkan kasih sayang bimbingan dan konseling dapat berhasil. 13)Asas saling menghargai dan menghormati.

Dalam bimbingan dan konseling Islam, kedudukan pembimbing pada dasarnya sama satu derajat, perbedaanya terletak pada fungsinya saja, yakni pihak yang satu memberikan bantuan dan pihak yang satu menerima bantuan. Hubungan yang terjalin antara pihak yang


(58)

49

dibimbing merupakan hubungan yang saling menghormati sesuai dengan kedudukan masing-masing sebagai makhluk Allah. Konselor diberi kehormatan oleh konseli karena dirinya dianggap mampu memberikan bantuan mengatasi masalahnya.

14)Asas musyawarah

Bimbingan dan konseling Islam dilakukan dengan asas musyawarah. Maksudnya antara konselor dan konseli terjadi dialog yang baik, tidak ada pemaksaan, tidak ada perasaan tertekan, semua ini berjalan dengan baik.

15)Asas keahlian

Bimbingan dan Konseling Islam dilakukan oleh orangorang yang memang memiliki kemampuan, keahlian dibidang dan konseling mampu dalam bidang yang menjadi permasalahan (obyek garapan/ materi) bimbingan konseling.51

g. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Islam

Bimbingan dan Konseling Islam harus berdiri diatas prinsip ajaran konseling Islam, antara lain:

1) Bahwa nasehat itu merupakan salah satu dianjurkan dalam agama. 2) Konseling Islam harus dilakukan sebagai pekerjaan ibadah yang

dikerjakan semata-mata mengharap ridho Allah.

51

Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm. 22-35.


(59)

50

3) Tujuan praktik konseliong Islam adalah mendorong konseli agar selalu ridho hal-hal yang bermanfaat dan elergi terhadap hal-hal yang mudhorat.

4) Meminta dan memberi bantuan hukumnya wajib bagi setiap orang yang membutuhkan.

5) Proses pemberian bantuan konseling harus sejalan dengan tuntuan syari’at Islam.52

h. Langkah-langkah Bimbingan Konseling Islam

1) Langkah identifikasi masalah. Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak. Dalam langkah ini mencatat kasus-kasus mana yang akan mendapatkan bantuan terlebih dahulu.

2) Langkah diognosis. Langkah diagnosis yaitu langkah untuk menetapkan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya.

3) Langkah prognosis. Langkah ini menetapkan jenis bantuan atau terapi apa yang akan dilaksanakan untuk membimbing kasus. Langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah diagnosis, yaitu setelah ditetapkan masalah beserta latar belakangnya dengan beberapa pertimbangan berbagai faktor.

52

Ahmad Mubarok, Konseling Agama Teori dan Kasus, (Jakarta: Bina Rencana Pariwara, 2002), hlm. 76-77.


(60)

51

4) Langkah terapi. Langkah ini adalah pelaksanaanapa yang ditetapkan dalam langkah prognosis.

5) Langkah evaluasi dan follow up. Langkah ini dimaksudkan untuk menilai atau mengetahui sejauh manakah langkah terapi yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dalam langkah follow up (tindak lanjut), dilihat dari perkembangan selanjutnya dalam jangka waktu yang jauh atau panjang.53

2. Terapi Ruqyapuncture

a. Pengertian Ruqyapuncture

Ruqyahpuncture ini sebenarnya gabungan daripada ruqyah dan

akupunktur. Dimana para terapis akan menggabungkan kedua-dua terapi ini. Jadi penulis akan membahas apa itu terapi ruqyah dan terapi akupunktur. Dari segi etimologi Ruqyah secara bahasa menururt kamus Mishabul Munir adalah masdar dari kata “yar’qo” dari wazan faa’la yang jamaknya adalah “ruq’ya”.54 Sedangkan menurut Ibnu Syyaidah Ruqyah berarti “al-audzah” yang berarti mantra atau jampi55. Bisa dipahami dan dijelaskan dimana maksud Ruqyah jika dilihat dari segi etimologi adalah, memohon perlindungan dengan doa-doa atau jampi, bagi penyembuhan penyakit-penyakit dan juga perlindungan diri.

53

I, Djumhur dan Moh Suraya, Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu, 1975), hlm. 104-106.

54

Mishabul Munir jilid 1/236. 55

Fathul Haqqi Mubin fil Ahkam Ruqa as Shori’I wa Sihr wal, hlm. 90.


(61)

52

Manakala makna Ruqyah secara Terminologi, Syaikhul Islam Ibnu Timiyah dalam Majmu’ul Fatwa, “Ruqyah artinya memohon perlindungan, Al Istirqa’ adalah memohon dirinya agar diruqyah. Ruqyah termasuk bagian dari doa”. Sa’ad Muhammad Shadiq dalam Shira’ Baina

Haq Wal Batil berkata: “Ruqyah pada hakekatnya adalah berdoa dan

tawasul untuk memohon kepada Allah kesembuhan bagi orang yang sakit dan hilangnya gangguan dari badan”. Selain itu, Ruqyah menurut para ulama adalah suatu bacaan dan doa yang dibacakan dan ditiupkan untuk mencari kesembuhan. Peruqyah yang melakukan ruqyah apanila ia membaca doa perlindungan dan meniup.56

Diatas telah dijelaskan pengertian Ruqyah, dan jelas bahwa Ruqyah itu bearti jampi-jampi yang dibacakan pada konseli, dengan doa-doadan juga ayat-ayat daripada Al-Quran dan sunnah maka inilah yang dikatakan ruqyah syariah.

Ruqya atau ruqyah adalah metode penyembuhan dengan cara membacakan sesuatu pada orang yang menderita karena ‘ain (mata hasad), sengatan hewan, bisa, sihir, sakit, gila, kerasukan dan gangguan jin. Sebagian kaum muslimin mengira ruqyah. Sebagian kaum muslimin mengira ruqyah hanya diperuntukkan untuk maslaah non medis (sihir dan gangguan jin), padahal didalam hadits-hadits shahih dicontohkanruqyah juga dilakukan untuk penyakit medis. Banyak yang bertanya apakah

56

Perdana Ahmad, Ruqyah Syariah vs Ruqyah Gadungan, (Quranic 2007), hlm.1-2.


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian dan pembahasan yang didasarkan atas dasar-dasar yang ada serta identifikasi secukupnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi Ruqyapuncture untuk mengentaskan Migrain akibat Stress seorang mahasiswa Malaysia di Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia (PKPMI). Setelah melakukan identifikasi masalah, diagnosis, prognosis maka konselor melakukan proses terapi ruqyapuncture bagi membantu dan menyembuhkan penyakit-penyakit yang dialami konseli. Disamping itu, konselor menggunakan beberapa langkah-langkah dan juga teknik ruqyapuncture. Semuanya bermakna bagi mengurangi gejala yang dialami konseli. Pada awalnya, perilaku konseli jauh lebuh berubah, dimana awalnya orang yang baik menjadi lebih pemarah, sendirian di kamar, tidak nafsu makan, sakit kepala dan lain sebagainya. Setelah itu, konselor melakukan treatment pada konseli, yaitu dengan terapi ruqyapuncture. Diamana terapi ini gabungan diantara terapi ruqyah dan juga terapi akupunktur. Dari penelitian berikut bisa dikatakan bahwa terapi akupunktur cukup bermanfaat sebagai pengobatan alternatif. Akupunktur dapat mempengaruhi banyak penyakit lainnya dan


(2)

125

bekerja pada meridian, dengan demikian akupunktur diharapkan dapat memberikan efek pengobatan dari berbagai macam penyakit.

2. Hasil akhir dari proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

Ruqyapuncture dalam mengentaskan Migrain akibat Stress seorang

mahasiswa Malaysia tersebut cukup berhasil. Hal itu dapat dilihat dari perhitungan prosentase yaitu 66% yang tergolong dalam kategori 60% - 75%. Adapun tingkat keberhasilannya dapat dilihat dengan adanya perubahan pada diri konseli, katanya sudah jarang sakit kepala lagi tidak seperti sebelumnya, konseli nampak menjadi lebih baik setelah dilaksanakan bimbingan dan konseling Islam dengan terapi Ruqyapuncture.

B. Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyedari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih meyempurnakan hasil dari penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi konselor

Melihat betapa pentingnya Bimbingan dan Konseling Islam pada masyarakat maupun individu, hendaklah diteruskan malah seharusnya lebih dipertingkatkan lagi, karena ini dakwah dalam menyampaikan amanat-Nya. Maka disini perlunya peningkatan skill dan mutu layanan agar masyarakat dan


(3)

126

2. Bagi konseli

Bagi seorang konseli maupun individu yang mengalami masalah, hendaknya permasalahan yang dihadapinya dikongsikan pada konselor. Selain itu, untuk mencapai kebahagiaan, kesenangan harusnya kita sebagai hamba Allah meminta pertolongan pada Allah merubah cara hidup menjadi lebih tenang dan aman.

3. Bagi mahasiswa bimbingan dan konseling Islam

Bagi mahasiswa masih perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam dan secra terus menerus mengenai Terapi Ruqyapuncture dalam mengentaskan masalah yang ada. Terapi Ruqyapunture tidak berfokus pada migrain, bisa juga tentang kerasukan jin, atau sakit-sakit yang lain.


(4)

DAFTAR PUSAKA

Aswadi. Konsep Syifa” dalam Al Quran. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Islam, Kementerian Agama RI, 2012.

Cawidu, Harifuddin. Konsep Kufur Dalam AlQuran. Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1991.

Hawari, Dadang. Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa. Jakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa, 1997.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya. Madinah: Madinah Mujamma’ Khadim Al-Haramain, 1971.

Agustin, Kosnadi, Akupunktur Dasar. Surabaya: Airlangga Univversity. Mukhamad, Rajin. Panduan Babon Akupuntur. Yogyakarta: Indoliterasi 2015.

Ruqyapuncture Community, Modul 4. Sinergi Pengobatan Thibbun Nabawi (Ruqyah)

dengan Easy &Japanese Acupuntyre, 2016.

Iskandar, Junaidi. Sakit Kepala, Migrain & Vertigo. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2013.

Yusuf, Wibisono. Titik Bekam 40 Penyakit. Sukoharjo: Thibbia, 2013.

Sirodj, Sjahudi. Pengantar Bimbingan Dan Konseling. Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2012.

Tohirin, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.

A, Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching, 2005. Rasool, G. Hussein. Islamic Counselling. New York: Routledge, 2016.

Safie, Sharhan. Perubatan Islam Menangkis Kejahatan Jin & Sihir. Kuala Lumpur: Sinar Zamdurrani, 2011.

Ruyapuncture Community Modul 3. Ruqyapuntur Sinergi Pengobatan Thibbun

Nabawi (Ruqyah) dengan Easy & Japanese Acupunture, 2016.

Moleong, Leky J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakari, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitaif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.


(5)

2

Atkinson, Rita L. Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga 1997.

Nawawi, Hadari. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992.

Lubis, Namora Lumongga. Memamahami Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Kencana, 2011.

Anti Erman, Prayitno. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Munir, Samsul. Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah, 2010.

Natawidjaja, Rachman. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widasaranan Indonesia, 1990.

Faqih, Aunur Rahim. Bimbingan Konseling Islam. Yogyakarta: UII Press, 2014. Mubarok, Ahmad. Konseling Agama Teori dan Kasus. Jakarta: Bina Rencana

Pariwara, 2002.

Arifin, Isep Zainal. Bimbingan Penyeluhan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.

Al-Quran dan Terjemahannya. Surabaya: Departemen Agama RI, 1989.

Gunarsa, Singgih,D. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT, Gunung Mulia, 2000. Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. Psikoterapi Konseling Islam. Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru, 1988.

Hartono. Psikologi Konseling. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Musamar, Tohari. Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam. Yogjakarta: UII Press, 1992.

Latipun, Psikologi Konseling. Malang: UMM Press, 2008.

Yususf, Syamsu. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdkarya, 2006.

Winkle, W.S. Bimbingan dan Penyeluhan dan Institute Pendidikan. Jakarta: Grafindo, 1991.

Surya, I, Djumhur dan Moh. Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah. Bandung: CV Ilmu, 1975.

Mishabul Munir Jilid 1/236.


(6)

3

Ahmad, Perdana. Ruqyah Syariah vs Ruqyah Gadungan. Quranic 2007. Sudirman, Syarif. Akupunktur Untuk Nyeri. Jakarta: CV Sagung Seto, 2009. Ryadi, Ayodya L. Migren & Sakit Kepala Lainnya. Jakarta: PT Dian Rakyat, 2002. Quade, Walter MC. Stress, Jakarta: Erlangga, 1991.

A. T, Andi Mappiare. Kamus Istilah Konseling dan Terapi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Lubis, Namora Lumongga. Depresi: Tinjauan Psikologis, Jakarta: Kencana 2009. Wijoyo, Padrniarso M. Cara Mudah Mencegah dan Mengatasi Stress, Bogor: Bee

Media Pustaka, 2011.

Arora, Anjali. 5 Langkah Mencegah dan Mengatasi Stress, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2008.

Drajat, Zakiah. Peranan Agama Dalam Kesihatan Mental, Jakarta: Haji Masagung, 1988.

http://drhidayat.com/rawatan-akupuntur-efektif-migrain/. Diambil tanggal 23 Maret 2017

http://rumahsehatholistik.com/terapi-akupuntur-jogjakarta-pengertian-sejarah-khasiat/ diambil tanggal 25 Maret 2017.