Pengertian Ekonomi Syariah

KHES bersama Prof. Jaih Mubarok

DEFINISI EKONOMI
Science or principles of the production,
distribution and consumption (usage) of goods
and (or) services.
Sains atau prinsip produksi, distribusi, dan
konsumsi (barang) dan pelayanan (jasa)
DEFINISI EKONOMI ISLAM
Islamic principles of the production, distribution
and consumption (usage) of goods and (or)
services.
Sains atau prinsip Islam mengenai produksi,
distribusi,
dan
konsumsi
(barang)
dan

AKTIVITAS EKONOMI
Nilai Mashlahah: Dar’ al-Mafasid wa

dan
JalbUang
al-Mashalih
Bank

PRODU
CTION
1. Paradigma
Halal.
2. Ba’id an
al-fasad.
3. Ba’id an
al-zhulm.

DISTRIB
UTION
1. Tidak
2. Tidak
3. Tidak
4. Tidak


riba
garar.
gubun

ihtikar.
5. Mengakui
hukum sp-dm

COMSUM
PTION
1. Halal
2. Tidak Israf.
3. Tidak Tabdzir.
4. Tawasuth
bayna al-Iglal
wa al-tabsith.

WILAYAH EKONOMI
ISLAM

Tiga Wilayah Ekonomi Islam
Iqtishad
iyat
1. Zakat.
2. Wakaf.
3. Kharaj.
4. Ghanimah.

Mubadal
at
1. Al-Bai’
2. Syirkah.
3. Mudharabah
.
4. Murabahah.
5. Ijarah, dll.

Ahwal
Syakhsiyah
1. Mahar.

2. Nafkah.
3. Waris.
4. Wasiat.
5. Hibah.

KUHPerdata DAN
KHES
Perbandingan KUHPerdata dan KHES
KUHPer
data
1. Orang
2. Kebendaan
3. Perikatan
4.
Pembuktia
n dan
Daluarsa

KHES


1. Subyek
Hukum.
2. Amwal.
3. Akad.
4. Zakat dan
Hibah.
5. Akuntansi

Fatwa tentang Bunga Bank
1. Bahtsul Masa’il NU (1937) menetapkan bahwa
hukum bunga bank adalah haram.
2.
Majelis
Tarjih
Muhamamdiyah
(1968)
menyimpulkan bahwa hukum bunga bank
adalah syubhat.
3. Majelis Fatwa Mathla’ul Anwar (1985)
menetapkan bahwa bunga bank hukumnya

mubah karena terpaksa (lil hajah/dharurat);
4. MUI (16 Desember 2003) menetapkan bahwa
hukum bunga bank adalah haram.

SUBYEK HUKUM DAN WALI
Subyek hukum adalah:
a) orang yang cakap (18 tahun, mampu
menerima dan menjalankan beban),
b) badan usaha atau badan lainnya.
Badan Usaha terdiri atas:
a) berbadan hukum (milik milik perorangan
atau syarikat/patungan).
b) tidak berbadan hukum (milik milik
perorangan atau syarikat/patungan).
Subyek hukum yang tidak cakap diampu oleh wali
yang berupa:
a) orang tua muwalla,
b) orang yang menerima wasiat dari orang tua

AMWAL DAN MACAM DAN ASAS

KEPEMILIKANNYA
Harta adalah benda yang dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan,
dan dialihkan.
Macam Harta
1. Berwujud dan tidak berwujud.
2. Bergerak dan tidak bergerak.
3. Terdaftar dan tidak terdaftar.
Asas Kepemilikan Harta
1. Amanah (titipan dari Allah).
3. Ijtima’iyah (fungsi
sosial).
2. Infiradiyah (perorangan).
4. Manfaat (dar’ al-mafasid wa
jalb al-manafi’)

Akad itu Apa?
1. Wa’d (Janji) dan Akad (Kontrak)

2. Perjanjian dan Perikatan (KUHPerdata)
3. Akad dalam Domain Mu’awadhat dan

Tabarru’at.
4. Akad Basith dan Akad Murakkab
(Multiakad)

Cara Perolehan dan sifat Pemilikan
Amwal

Cara Perolehan Amwal
1. Pertukaran 6. Jual-Beli
2. Pewarisan 7. Luqathah.
3. Hibah 8. Wakaf.
4. Wasiat 9. Cara lain yang Dibenarkan syari’ah
5. Pertambahan alamiah

Sifat Pemilikan Amwal
1. Pemilikan penuh (manfaat dan tidak dibatasi waktu).
2. Pemilikan tidak penuh (manfaat dan dibatasi waktu).
3. Pemilikan penuh yang tidak bisa dihapuskan, tapi bisa
dialihkan.
4. Pemilikan bersama (syuraka’).


FALSAFAH AKAD
1. Ikhtiyari (sukarela)
6.
2. Amanah (tepat janji) 7.
dimengerti)
3. Ikhtiyath (hati-hati)
8.
4. Luzum (pasti/jelas)
9.
5. saling menguntungkan
sejalan dengan hukum.

Taswiyah (Kesetaraan)
Mafhum (jelas/dapat
Taisir (kemudahan).
Itikad baik.
10. Halal dan

KEABSAHAN AKAD

Akad yang sah adalah akad yang disepakati dalam
perjanjian dan tidak mengandung unsur khilaf,
paksaan, dan tipuan.
Paksaan dapat menyebabkan batalnya akad apabila:
1. pemaksa mampu untuk melaksanakannya.
2. pihak yang dipaksa memiliki persangkaan kuat
bahwa pemaksa akan segera melaksanakan apa
yang diancamkannya apabila perintahnya tidak
dipatuhi.
3. yang diancamkan menekan dengan berat jiwa
orang yang diancam.
4. ancaman akan dilaksanakan secara serta merta.
5. paksaan bersifat melawan hukum.

INGKAR JANJI
Pihak-pihak dapat dianggap melakukan ingkar
janji apabila karena kesalahnnya:
1. tidak melakukan apa yang dijanjikan untuk
melakukannya.
2. melaksanakan apa yang dijanjikannya, tapi

tidak sebagaimana yang dijanjikan.
3. melakukan apa yang dijanjikannya tapi
terlambat; atau
4. melakukan sesuatu yang menurut perjanjian
tidak boleh dilakukan.

KEADAAN MEMAKSA
Keadaan memaksa/darurat adalah keadaan di mana
salah satu pihak yang mengadakan akad terhalang
untuk melakukan prestasinya.
Syarat keadaan memaksa antara lain:
1. peristiwa yang menyebabkan terjadinya darurat
tidak terduga oleh para pihak.
2.
Peristiwa
tersebut
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak yang harus
melakukan prestasi.
3. Peristiwa yang menyebabkan darurat di luar
kesalahan pihak yang harus melakukan prestasi.
4. Pihak yang harus melakukan prestasi tidak dalam
keadaan beri’tikad buruk.

PENAFSIRAN AKAD
1. Pelaksanaan akad harus sesuai dengan maksud dan
tujuannya, bukan hanya pada kata dan kalimatnya.
2. Pada prinsipnya akad harus diartikan dengan
pengertian aslinya/bukan kiasab.
3. Teks akad yang sudah jelas tidak perlu ditafsirkan.
4. Apabila arti tersurat tidak dapat diterapkan, maka
dapat digunakan arti tersiratnya.
5. Menyebutkan bagian dari benda yang tidak dapat
dibagi-bagi, berarti menyebutkan keseluruhannya.
6. Jika suatu akad dapat diberikan dua macam
pengertian, maka harus dipilihnya pengertian yang
memungkinkan akad itu dilaksanakan.