Pengertian Manajemen Strategis ekonomi Syariah

Pengertian Manajemen Strategis Syariah (MSS) menurut penulis adalah rangkaian proses aktivitas manajemen islami yang mencakup
tahapan formulasi, implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan strategis organisasi yang memungkinkan pencapaian tujuan
organisasi duniawi hingga ukhrawi. Sebagai sebuah proses islami, Manajemen Strategis Syariah (MSS) memiliki empat karakter khas yang
membedakannya dengan manajemen strategis konvensional (non-lslami). Keempatnya adalah karakter yang ditinjau dari aspek-aspek: 1)
azas, 2) orientasi, 3) motivasi, dan 4) strategi itu sendiri.
Dalam menetapkan visi, misi dan tujuannya, organisasi/ perusahaan yang menerapkan Manajemen Strategis Syariah (MSS) harus
berlandaskan pada azas tauhid/ ketuhanan, orientasinya harus duniawi hingga ukhrawi, dan motivasinya mengharapkan keberkahan dan
keridhaan Allah (mardhatillah). Demikian juga dalam penyusunan/ formulasi strategi dan implementasinya harus menerapkan strategistrategi yang mengacu pada ketentuan-ketentuan syariah Islam, yaitu tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits, dengan
mengedepankan aturan halal dan haram, pahala dan dosa, kerja sama bagi hasil yang saling menguntungkan semua pihak, tidak serakah
dan merugikan pihak lain. Dalam MSS, strategi yang dipilih dan diterapkan, diyakini akan menghasilkan kinerja yang lebih baik, lebih
bermaslahat, lebih mulia dan lebih menenteramkan bagi pelaku usaha (pemilik, manajemen dan kru).

Menurut Yusanto dan Widjayakusuma (2003), impiementasi
manajemen strategis dengan kendaii syariah akan membawa
organisasi bisnis mencapai empat hal utama, yaitu : 1) target hasil:
profit materi dan benefit non-materi, 2) pertumbuhan, artinya terus
menerus meningkat, 3) keberlangsungan; dalam kurun waktu selama
mungkin, dan 4) keberkahan atau keridhaan Allah.
Menurut guru besar Manajemen dan Strategi Universitas Nevada,
Rafik Issa Beekun (2006), yang juga- merupakan Presiden Asosiasi
llmuwan Sosial Muslim Amerika, berpendapat bahwa Manajemen

Strategis harus dilengkapi dengan sinergitas antara kepemimpinan,
struktur, kultur, etika, dan tawakal kepada Allah SWT, agar memberi hasil
yang bernilai (tangible) dan berkelanjutan (sustainable).

Maka penulis mendefinisikan Manajemen Strategis Syariah
(MSS) adalah "rangkaian proses aktivitas manajemen islami yang
mencakup tahapanformulasi, impiementasi, dan evaluasi strategi untuk
mencapai tujuan organisasi, di mana nilai-nilai Islam menjadi landasan
strategis dalam seluruh aktivitas organisasi, yang diwarnai oleh azas
tauhid, orientasi duniawi-ukhrawi dan motivasi mardhatillah".
Penulis menggambarkan model Manajemen Strategis Syariah (MSS)
secara skematik pada diagram di bawah ini.
Diagram 4. Model Manajemen Strategis Syariah (MSS)

FORMULASI
STRATEGI

IMPLEMENTASI STRATEGI

PENGEND. &

EVALUASI

- Pengemb.
Strategi
- Pemilihan
dan Penetapn
Strategi

- Pengemb.Proses
- Struktur Org.
- Budaya organisasi
& Kepemimpinan

-PenetapanSOP
- Pengukuran &
Evaluasi Kinerja

Nilai2 Etika
Halal & haram
Dosa & pahala


- Mudarabah,
musarakah,
murabahah dll
- Itqan, akhlak
feedback
mulia

- Ihsan
- Takwa dan teg.
jawab llahiyan

I

I

Dari model di atas dapat dilihat bahwa sejak awal penetapan visi,
misi dan tujuan, telah dilakukan internalisasi dan adisi nilai-nilai Islam,
yaitu azas tauhid, orientasi duniawi-ukhrawi, dan motivasi mardhatillah.
Demikian pula pada tahap formulasi strategi sampai tahap

impelementasinya senantiasa dalam koridor nilai-nilai etika dan syariah,
seperti pertimbangan haial dan haram, dosa dan pahala, serta sistem
kerja sama bisnis yang non-ribawi (mudharabah, musyarakah,
murabahah, dan Iain-Iain) disertai organisasi dan kepemimpinan yang
profesional (itqan) dan berakhlakul karimah. Dari sisi pengendalian dan
evaluasi, diwarnai oleh self-evaluation berupa periiaku ihsan (merasa
diawasi oleh Allah SWT) dan periiaku takwa dan tanggung jawab
ilahiyah, sehingga melahirkan kinerja terbaik bagi organisasi/
perusahaan.
Penulis telah menerapkan kerangka model ini secara praktis dan
aplikatif di sebuah perusahaan selama lima tahun dan menghasilkan
kinerja terbaik, dari sebuah perusahaan yang merugi dan hampir
ditutup, menjadi perusahaan dengan aneka usaha terbaik pertama
nasional tahun 2010. Pada saat yang sama -secara learning by doingpenulis menyempurnakan teori ini dengan lebih mendalam melalui
sebuah penelitian akademis (disertasi) sehingga lebih terukur dan
dapat dievaluasi. Model dan teori Manajemen Strategis Syariah (MSS)
ini telah mendapat pengakuan secara akademis dengan predikat
"sangat memuaskan".

Menurut


penulis, untuk mengembangkan dan
menyempurnakan teori manajemen strategis yang
dirumuskan para ahli manajemen modern agar lebih
berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan internalisasi nilai- nilai
Islam. Dalam beberapa studi kepustakaan, sebagaimana diuraikan
pada bab sebelumnya, dalam menyebutkan paradigma baru
manajemen konvensional terdapat tiga istilah yang digunakan oleh
para ahli, yaitu Manajemen Spiritual, Manajemen Islami dan
Manajemen Syariah. Khusus dalam menyebutkan paradigma baru
manajemen strategis ini, penulis lebih cenderung menggunakan istilah
Syariah untuk lebih menitikberatkan pada adisi dan internalisasi nilainilai, aturan/ ketentuan dan hukum Islam dalam proses manajemen
dan str^teginya. Sehingga, istilah yang lebih tepat menurut pendapat
adalah Manajemen Strategis Syariah, (bukan Manajemen Strategis
Spiritual atau Manajemen Strategis Islami).
Secarasubstansial,aplikasi manajemen strategisyangdikendalikan
oleh nilai-nilai Syariah tentunya akan berbeda dengan manajemen
strategis konvensional yang non-islami. Perbedaan itu tercermin pada
penetapan visi, misi dan tujuan, analisis lingkungan eksternal dan
internal, analisis syariah dalam pemilihan strategi hingga penetapan

strategi dan implementasi strateginya.
Selain strategi yang harus berlandaskan syariah, ada tiga aspek dasar

yang membedakan manajemen strategis konvensional dengan manajemen
strategis syariah, yaitu azas, orientasi, dan motivasi.

Dengan menetapkan landasan keislaman/syariah pada ketiga aspek ini dan
menjadikannya sebagai unsuryang mewarnai penetapan visi, misi, dan tujuan
perusahaan, maka konsep manajemen strategis berupa formulasi strategi,
implementasi strategi dan pengendalian/ evaluasi strategi menjadi bermuatan
Syariah.

Berdasarkan uraian di atas, Manajemen Strategis Syariah
(MSS) pada dasarnya memiliki empat karakter khas yang
membedakannya dengan manajemen strategis konvensional (nonislami). Empat karakter khas yang membedakan tersebut adalah:
1) Azasnya tauhid

2) Orientasinya duniawi-ukhrawi
3) Motivasinya mardhatillah
4) Strategi dan implementasinya berbasis syariah.


Azas adalah dasar atau fondasi yang melandasi segala aktivitas
organisasi untuk mencapai tujuannya. Azas ini merupakan pedoman
utama yang harus dipegang teguh dan dijadikan sebagai falsafah dasar
serta pengikat keutuhan organisasi. Azas yang digunakan dalam
Manajemen Strategis Syariah adalah tauhid. Tauhid menjadi dasar
seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi,
manajemen, politik, sosial maupun budaya.

Tauhid berarti penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Allah,
baik ibadah maupun muamalah. Dasar tauhid adalah: La ilaha illallah.
Tiada Hah kecuali Allah. Hah dalam pengertian yang luas adalah
tuhan- tuhan atau sembahan-sembahan ataupun apa saja yang
diutamakan dan dipentingkan oleh manusia, termasuk harta, uang,
jabatan, kekuasaan, pekerjaan, dan Iain-Iain yang membuat manusia
tunduk dan bertekuk lutut, sampai lupa kepada Allah. Lawan dari
tauhid adalah

syirik, yaitu menyekutukan Allah atau menganggap ada kekuatan lain yang dapat menandingi Allah SWT.
Tauhid merupakan filsafat fundamental dari ekonomi Islam. Landasan

filosofis inilah yang membedakan ekonomi Islam dengan ekonomi
kapitalisme. Dalam konteks muamalah (ekonomi), tauhid berimplikasi
pada adanya keharusan setiap kegiatan ekonomi bertolak dari ajaran
Allah, dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan Allah, dan ditujukan
untuk ketakwaan kepada Allah. Semua sumber daya yang ada di alam ini
merupakan ciptaan dan milik Allah. Manusia hanyalah pengemban
amanah yang ditugasi mengelola sumber daya itu dalam rangka
mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan kehidupan manusia.

Seluruh sendi kehidupan manusia di dunia ini harus mengikuti ketentuan-ketentuan firman Allah SWT
dalam kitab suci Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Di dalam Al-Quran telah ditegaskan
bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang satu (esa), Tuhan seluruh umat manusia, tidak ada sekutu bagiNya dan hanya kepada-Nya manusia menyembah, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran sebagai
berikut:

Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua;
agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku."
(QS. al-Anbiya: 92)

Kitab suci Al-Quran telah diturunkan kepada manusia sebagai


petunjuk dan penerangan bagi kehidupan seluruh umat manusia,
bahwa Islam adalah agama yang satu (universal), orang-orang
beriman harus mengamalkan ajaran Islam secara totalitas (kaffah),
dan bahwa seluruh aktivitas kehidupan manusia hendaknya tunduk
dan hanya diabdikan untuk Allah, Tuhan semesta alam, seperti
dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Quran berikut ini:

"Al-Quran ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran:
138)

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." (QS. al-Baqarah:
208)

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. alAn'am: 162)

Orientasi adalah pendekatan arah tujuan yang dipilih untuk mewujudkan

cita-cita organisasi. Dengan menetapkan orientasi akan membuat target hasil
dan tujuan organisasi tidak terfokus pada salah satu aspek saja, misalnya
profit dari aspek duniawi semata. Orientasi yang dimaksud dalam Manajemen
Strategis Syariah (MSS) ini adalah pendekatan untuk meraih output, outcome
dan profit yang bersifat keduniaan (orientasi duniawi), dan sekaligus
manfaat/ benefit dan pahala di akhirat (orientasi ukhrawi).

Hal ini menjadikan orientasi manajemen strategis syariah tidak
hanya mengejar keuntungan duniawi saja, tetapi juga keuntungan
ukhrawi. Dengan demikian, tujuan perusahaan sejak awal harus
didesain untuk mencapai kemaslahatan dunia dan ukhrawi sekaligus.
Hal ini telah ditegaskan Allah SWT dalam ayat Al-Quran sebagai
berikut:

"Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia saja (maka ia merugi),
karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat, dan Allah Maha
Mendengar lag! Maha Melihat." (QS. an-Nisa: 134)

"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami
tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki

keuntungan di dunia kami berikan kepadanya

sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagianpun di akhirat." (QS. asy-Syura: 20)
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Dailami, Rasulullah SAW
bersabda:
"Berusahalah kamu untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup
selama-lamanya, dan berusahalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu
akan mati esok hari."

Aspek mendasar lainnya dalam penerapan manajemen
strategis syariah yaitu motivasi. Motivasi adalah landasan
keinginan dari lubuk hati yang paling dalam bagi anggota organisasi
dalam mengerjakan atau melaksanakan sesuatu.
Dengan motivasi orang tergerak untuk berbuat dan bertindak atau
melakukan sesuatu. Sebaliknya, tanpa motivasi orang tidak akan tergerak
untuk berbuat, dan tanpa motivasi perbuatan ataupun tindakan seseorang
tidak akan menunjukkan hasil bahkan gagal sama sekali. Menurut
Stephen P. Robbins (2003), motivasi sebagai proses yang menyebabkan
intensitas, arah, dan usaha terus menerus individu menuju pencapaian
tujuan. Menurut John Baldoni (2005), motivasi merupakan proses aktif
yang didorong oleh serangkaian tindakan yang dapat dikelompokkan
dalam tiga kelompok, yaitu memberi daya {energize), mendorong
{encourage), dan mendesak {exhort).

Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan terhadap
serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Menurut
Wibowo (2012), motivasi bersifat jangka panjang. Elemen yang terkandung
dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga,
dan menunjukkan intensitas yang terus

menerus. Motivasi dalam organisasi atau perusahaan dapat dipastikan
mempengaruhi kinerja, walaupun bukan satu-satunya faktor yang
membentuk kinerja. Motivasi kerja individual berhubungan dengan
kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah respons yang bersifat
memengaruhi berbagai segi pekerjaan seseorang. Motivasi datang dari
dalam diri manusia, karenanya pemimpin organisasi perlu menciptakan
kondisi di mana pekerja dapat memotivasi diri mereka sendiri.
Dalam Islam, motivasi utama orang berbuat amal kebaikan adalah
motivasi mardhatillah yaitu mengharapkan pahala dan keridhaan Allah
SWT. Sebuah motivasi jangka panjang mencapai dunia hingga akhirat.
Dan yang memberi motivasi adalah Allah SWT., Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dalam organisasi atau perusahaan, pemberian motivasi mardhatillah
dalam bekerja akan memacu prestasi dan meningkatkan kinerja individu,
tim dan perusahaan.

Dalam Al-Quran, Allah SWTmenjanjikanbalasan pahala
bagiorang- orang yang beriman dan beramal shalih, baik pahala di
dunia maupun pahala di akhirat. Inilah yang menjadi motivasi dan
pendorong umat Islam untuk selalu berbuat amal kebajikan dan
senantiasa mengikuti ketentuan-ketentuan syariah, seperti disebutkan
dalam ayat-ayat Al- Quran berikut ini:

"Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan
Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka
sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di
antaramu pahala yang besar." (QS. al-Ahzab: 29)

Manajemen Strategis Syariah

ff

Penyusunan fomulasi strategi dan implementasi strategi dalam konsep
MSS harus mengutamakan ketentuan/ hukum dan aturan halal dan haram
dalam ekonomi dan bisnis sesuai Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW
serta dapat mengintegrasikan 10 prinsip derivatif pilar ekonomi dan
manajemen Islam serta kepemimpinan yang menerapkan 15 prinsip utama
dan 17 perilaku/ akhlak mulia sebagai budaya organisasi.

Penggunaan strategi yang berbasis Islam/ Syariah mutlak
diperlukan dalam penerapan Manajemen Strategis Syariah (MSS) di
perusahaan. Perlunya strategi yang islami/ syariah dalam setiap
aktivitas umat/ organisasi dan perusahaan berdasarkan Al-Quran dan
Hadits berikut ini:

-5

'*.*

"Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang-orang yang berjuang
di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS. ash- Shaff: 4)
Hadits Rasulullah SAW: "Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang
yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat,
sempurna, tuntas)." (HR. Thabrani)

Hadits Rasulullah SAW: "Apabila sebuah urusan diserahkan bukan
pada ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya." (HR. Bukhari)
Pendapat Khalifah AH bin Abi Thalib RA:

"Kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi, dapat dikalahkan
oleh kebatilan yang diorganisir dengan balk."

Manajemen Strategis Syariah
1!

Teori 2: Orientasi Duniawi-Ukhrawi

Dengan menetapkan tujuan perusahaan berorientasi duniawi- ukhrawi,
yaitu memperoleh profit/ keuntungan duniawi sekaligus benefit/ manfaat
ukhrawi, akan memberi ketenangan, ketenteraman dan kepuasan dalam
bekerja dan beraktivitas sehingga diperoleh/ dirasakan kebahagiaan dalam
menjalankan organisasi/ perusahaan. Teori 3 : Motivasi Mardhatillah
Dengan motivasi mardhatillah yaitu semua aktivitas organisasi/
perusahaan diniatkan semata-mata karena Allah serta mengharapkan
pahala dan ridha Allah SWT, akan memberi dorongan yang lebih kuat bagi
manajemen dan kru untuk mencapai keberhasilan usahanya di dunia
hingga akhirat.
Teori 4 : Keyakinan Ubudiyah daiam bekerja

s
a
n
a
i)
n
n

Dengan keyakinan ubudiyah yaitu meyakini bahwa bekerja adalah
ibadah di mana segala aktivitas dalam organisasi/perusahaan sematamata diniatkan sebagai Ibadah kepada Allah SWT, akan memberi
kekuatan bagi manajemen dan kru untuk menghadapi dan mengatasi
berbagai kendala dan rintangan serta memberi ketenangan, kepuasan,
dan kebahagiaan dalam bekerja dan beraktivitas demi mengharapkan
keberkahan dan keridhaan Allah SWT.
Teori 5 : Kesadaran Ihsaniyah dalam bekerja

ai

in

in

Dengan kesadaran ihsaniyah yaitu meyakini bahwa segala
aktivitas organisasi/ perusahaan merupakan amal shaleh yang
senantiasa diketahui dan dalam pengawasan Allah SWT, akan
mendorong manajemen dan kru untuk bekerja dengan sebaikbaiknya, jujur, amanah, dan Itqan (tepat, sempurna, tuntas) tanpa
harus diawasi oleh atasan, sehingga mendorong tercapainya hasil
dan kinerja yang terbaik.
Secara keseluruhan, hasil penelitian model dan teori tersebut di atas
telah dibuktikan kebenarannya melalui praktik empiris selama

Manajemen Strategis Syariah

sehingga memperoleh profit (duniawi) dan benefit (ukhrawi)
sesuai tujuan perusahaan.
4. Dari dimensi informasi, teori Manajemen Strategis Syariah (MSS)
akan berhasil apabila diperoleh data-data dan informasi yang
memadai dalam mendukung analisis, formulasi strategi dan
implementasinya, baik data primer maupun sekunder. Demikian pula
diperlukan kejelian dalam menggali data dan informasi dari kuesioner
dan wawancara, maupun survei data lainnya. Ketentuan dan
kebijakan pemegang saham, dan faktor lingkungan internal maupun
ekstemal juga mempengaruhi penerapan teori ini.

5. Dari aspek kepemimpinan, teori Manajemen Strategis Syariah
(MSS) akan berhasil dengan lebih baik apabila manajer puncak
dari perusahaan memiliki karakter kepemimpinan yang Islami,
meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam memimpin, dan
berusaha menerapkan seluruh formulasi strategi dalam bingkai
syariah, serta senantiasa menggerakkan seluruh manajemen dan
kru untuk melaksanakan 15 prinsip utama dan 17 perilaku/ akhlak
mulia dan menjadikannya sebagai budaya organisasi/
perusahaan.

Sebagai langkah awal penerapannya di perusahaan, faktor
kepemimpinan menjadi pilar utama keberhasilan Manajemen
Strategis Syariah (MSS). Pemegang saham dan direksi/ manajemen
harus bersungguh-sungguh sejak awal formulasi strategi, implementasi
strategi hingga pengendalian strateginya. Apabila pemegang saham
dan direksi/ manajemen perusahaan tidak punya komitmen yang kuat
dalam mengarahkan dan menjalankan MSS, dapat dipastikan konsep
MSS tidak akan berjalan dengan baik.

Manajemen Strategis Syariah

yang menghasilkan Rencana Perusahaan (Corporate Plan). Rencana
perusahaan menargetkan sasaran pada lingkup ekonomi dan sosial yang
harus dicapai oleh perusahaan agar dapat memenuhi harapan para
pemegang saham, dan menggambarkan prinsip-prinsip sekitar lini industri
di mana perusahaan akan mengorganisasikan dan mengelola portofolio
bisnisnya untuk jangka panjang.

Pada level kedua (tingkat bisnis), setelah perusahaan
menetapkan jenis-jenis bisnis dalam lini industri -disebut unit bisnis
strategis (strategic business unit/ SBU)- selanjutnya perusahaan
merumuskan strategi kompetitif untuk bersaing dalam industri setiap
unit bisnis/ SBU. Strategi bisnis (business strategy) didasarkan
pada analisis persaingan industri dan terdiri dari pernyataan tentang
sasaran bisnis, bagaimana cara bersaing, dan serangkaian
kebijaksanaan operasi untuk mengarahkan pilihan strategi
fungsionalnya. Strategi bisnis menghasilkan Rencana Bisnis
(Business Plan) untuk jangka pendek dan jangka menengah.
Pada level ketiga (tingkat fungsional), perusahaan merumuskan
strategi-strategi fungsional yang terdiri dari:
a) Strategi pemasaran (marketing strategy) yang menghasilkan rencana
pemasaran (marketing plan).
b) Strategi operasi/produksi yang menghasilkan rencana operasi/
produksi (operational/production plan).
c) Strategi pengembangan sumber daya manusia yang menghasilkan
rencana pengembangan SDM (Human Resources Development/
HRD Plan).

d) Strategi penganggaran/ keuangan yang menghasilkan
rencana penganggaran/ keuangan (Budgeting/ Financial
Plan). Keseluruhan perencanaan tersebut di atas merupakan
satu
kesatuan yang terpadu (integrated) dalam rencana perusahaan pada
semua tingkatan yang mengacu pada Strategi Induk (GrandStrategy).

Strategi induk perusahaan merupakan strategi jangka panjang

Manajemen Strategis Syariah