Peran Masyarakat dalam Penularan Infeksi Kecacingan 1
PERAN MASYARAKAT DAIAM PENULARAN iNFEKSI KECACINGAN*)
Oleh :
Edy Riwidiharso**)
Fak. Biologi Unsoed Purwokerto
PENDAHULUAN
kesehatan pada
Di Negara berkembang masih banyak penyakit yang menjadi masalah
oleh cacing parasit
manusia, salah satu diantaranya ialah penyakit yang disebabkan
ini dapat mengakibatkan
usus yang disebut dengan penyakit kecacingan. Kecacingan
penderitanya' Hal
produktivitas
gizi, kecerdasan dan
menurunnya kondisi kesehatan,
kehilangan
ini secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan
kualitas sumber
karbohidrat dan protein serta kehilangan darah sehingga menurunkan
daya manusia (Anonim, 2006).
Classis Nematoda,
Cacing parasit yang dapat menginfeksi usus manusia terdiri atas
adalah Ascaris
Cestoda dan Trematoda. Cacing yang termasuk Classis Nematoda
Trichinella
lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang, Enterobius vermicularis,
adalah,
Cestoda
spiralis dan Strongyloides stercoralis. Cacing yang termasuk Classis
dan D latum serta
Hymenolepis nana, H diminuta dan T solium, T saginata, D caninum
revolutum
dari Classis Trematoda diantaranya Fasciolopsis buski dan Echinostoma
(Gandahusada, 2000).
yang kurang
lnfeksi kecacingan disebabkan oleh kebiasaan hidup masyarakat
terbehas
higienis dan cara mengkonsumsi makanan Yang tidak henar. Makanan agar
pada
dari agensia parasit harus dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Contoh
ikan dan sayuran, makanan tersebut apabila tidak dimasak terlebih dahulu
daging,
Trematoda ,
sebelum dikonsumsi akan menyebabkan tertularnya cacing Cestoda dan
dari cacing
karena dalam dagin& ikan dan sayuran dapat mengandung stadium infektif
tersebut.
intermedier.
Cestoda dan Trematoda dalam siklus hidupnya membutuhkan hospes
terdapat
Hospes intermedier Cestoda berupa sapi, babi dan ikan. Parasit tersebut
I
dagingnya. sedangkan pada Trematoda, keong merupakan hospes intermedier
dalam
ll. Hymenolepis
dan tumbuhan air, ikan dan kepiting merupakan hospes intermedier
hospes
nana adalah salah satu spesies dari cestoda, yang tidak menggunakan
intermedier dalam siklus hidupnya. lnfeksi oleh spesies Cestoda dan Trematoda
ditularkan melalui makanan berupa daging yant mentah atau dimasak tidak sampai
matang. Contohnya pada spesies dari Cestoda, penularanya terjadi apabila manusia
dan
mengkonsumsi daging sapi atau babi yang mengandung Cysticercus bovis
pita sapi atau babi'
Cysticercus celulosae tanpa dimasak akan terinfestasi oleh cacing
bio.unsoed.ac.id
*) Makalah disampaikan pada penyuluhan di RT 05 Rw lv Kel. Kranii, kab Banyumas'
**) Staf pengaiar Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto'
Sedangkan pada Trematoda yaitu apabila seseorang makan tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria dari cacing jenis Trematoda {Fasciola buski } tanpa
dimasak sampai matang, maka dalam waktu 25 - 30 hari metaserkaria tumbuh
menjadicacing dewasa dan dalam waktu tiga bulan dapat ditemukan telurnya di
dalam tinja.
Penularan Nematoda pada umumnya teriadi secara langsung tanpa
membutuhkan hospes intermedier.lnfeksi kecacingan oleh Nematoda dipengaruhi
oleh baberapafaktor utama yaitu status gizi, usia, ienis kelamin, kondisi sosial
ekonomi dan pekerjaan orang tua serta iklim. lklim fiopis dengan kelembaban tinggi
merupakan faktor penunjang berkembangnya telur-telur meniadistadium infekif
Nematoda usus. Sanitasi lingkungan yang kurang baikmerupakan faktor yang
mendukung tingginya prevalensi infeki cacing parasit usus. Sanitasi lingkungan
tersebut menyangkut masalah penyediaan air minum yang bersih, kebersihan rumah,
ada tidaknya iamban keluarga serta keadaan lantai rumah.
il.
ISl
Faktor- faktor resiko infeksi parasit cacing
A. Kondisi Sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi masyarakat meniadi faktor resiko teriadinya penularan
infeksi parasit cacing. Kondisi ekonomi yang cukup pada masyarakat diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan akan gizinya, makin baik kondisisosial ekonomi seseorang
maka makin baik pula kondisi kesehatan keluarganya, makin miskin suatu keluarga,
makin rendah persentase penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokok seperti pangan, sandang dan papan. Rendahnya penghasilan akan turut
menurunkan kemampuan menopang hidup mereka dan sebagaiakibat lebih lanjut
maka kesehatan seseorang yang paling besar resikonya, sehingga dapat terinfeksi
bermacam-macam penyakit.
8. Kondisi higiene pribadFsanitasi lingkungan
Kondisi hygiene pribadi-sanitasi lingkungan yang baik merupakan syarat penting
dalam mencegah dan memutuskan mata rantaipenyebaran penyakit menular seperti
kecacingan. Usaha pencegahan penyakit kecacingan antara lain ; meniaga kebersihan
badan, kebersihan lingkungan dengan baik, makanan dan minuman yang baik dan
bersih, memakai alas kaki, membuang air besar di Jamban{kakus}, memelihara diri
dengan baik seperti memotong kuku dan mencucitangan sebelum makan.
Cara yang paling baik dalam memutus rantai penularan infeksi kecacingan adalah
bio.unsoed.ac.id
melelui tanah sebagai tempat perkembangan telur-telur cacing menjadi stadium
infektif. Dengan selalu menjaga kebersihan pribadi misalnya dengan mencucitangan
dengan sabun sebelum makan dan menggunting kuku secera rutin, sehingga
menghindari penularan cacing dari tangan ke mulut.
C. Kondisi tingkat pendidikan keluarga
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi kondisi kesehatan suatu keluarga.
Tingkat pendidikan mempunyai hubungan eksponensialdengan tingkat kesehatan,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka orang tersebut akan mudah
menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan.
Kesadaran maupun kemampuan untuk hidup sehat pada orang yang berpendidikan
tinggi akan semakin tinggi. Ketidak mampuan ekonomi dapat mengakibatkan
rendahnya tingkat pendidikan sehingga kemungkinan kesadaran dan kemampuan
akan pentingnya hidup sehatiuga rendah. Keluarga dari keluarga yangtingkat
ekonominya tinggi beresiko rendah terinfeksioleh cacing parasit usus dibandingkan
dengan keluarga yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
PENUTUP
lnfeksi kecacingan dapat menimbulkan kekurangan zat gizi berupa kalori dan
dapat menyebabkan kekurangan protein serta kekurangan darah. Selain dapat
menghambat perkembangan fisik, anemia, kecerdasan dan produktifitas keria, juga
dapat berpengaruh besar terhadap penurunan ketahanan tubuh, sehingga mudah
terkena penyakit lainnYa.
Status gizi merupakan bagian penting dari status kesehatan manusia, oleh sebab
itu perlu menjaga kesehatan dengan selalu memperhatikan fakor'faktor resiko
penyebab teriadinya infeksi terutama infeksi penyakit kecacingan.
Sebaiknya perlu dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan tentang hal-halyang
berkaitan dengan infeksi cacing parasit usus untuk mewujudkan kondisi lingkungan
yang bersih dan aman dari terjangkitnya infeksi cacing parasit.
KEPUSTAKAAN
Anonim, 29616. Pedoman Program Pembinaon Prilaku Hidup Bercih dan Sehat, Totanan
Tatanan Rumah Tongga. Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Semarang
Gandahusada, S. 1998. Parositologt Kedokemn. EdisiKetiga. FKUI, Jakarta.lsmid,l dan
Margono S. 1989. Kebersihan Pribadi, Sanitasi Lingkungan dan Status Gizi
Anak Sekolah yang Menderita Ascoriasis. Majalah Parasitologi lndonesia, 2;97'LA2
+l Makalah dibawakan pada penyuluhen di RT 05 RW lV Kel' Kranii Kab.BMS
r*) Staf pengajar Fak. Biologi Unsoed Punrokerto
bio.unsoed.ac.id
Oleh :
Edy Riwidiharso**)
Fak. Biologi Unsoed Purwokerto
PENDAHULUAN
kesehatan pada
Di Negara berkembang masih banyak penyakit yang menjadi masalah
oleh cacing parasit
manusia, salah satu diantaranya ialah penyakit yang disebabkan
ini dapat mengakibatkan
usus yang disebut dengan penyakit kecacingan. Kecacingan
penderitanya' Hal
produktivitas
gizi, kecerdasan dan
menurunnya kondisi kesehatan,
kehilangan
ini secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan
kualitas sumber
karbohidrat dan protein serta kehilangan darah sehingga menurunkan
daya manusia (Anonim, 2006).
Classis Nematoda,
Cacing parasit yang dapat menginfeksi usus manusia terdiri atas
adalah Ascaris
Cestoda dan Trematoda. Cacing yang termasuk Classis Nematoda
Trichinella
lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang, Enterobius vermicularis,
adalah,
Cestoda
spiralis dan Strongyloides stercoralis. Cacing yang termasuk Classis
dan D latum serta
Hymenolepis nana, H diminuta dan T solium, T saginata, D caninum
revolutum
dari Classis Trematoda diantaranya Fasciolopsis buski dan Echinostoma
(Gandahusada, 2000).
yang kurang
lnfeksi kecacingan disebabkan oleh kebiasaan hidup masyarakat
terbehas
higienis dan cara mengkonsumsi makanan Yang tidak henar. Makanan agar
pada
dari agensia parasit harus dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Contoh
ikan dan sayuran, makanan tersebut apabila tidak dimasak terlebih dahulu
daging,
Trematoda ,
sebelum dikonsumsi akan menyebabkan tertularnya cacing Cestoda dan
dari cacing
karena dalam dagin& ikan dan sayuran dapat mengandung stadium infektif
tersebut.
intermedier.
Cestoda dan Trematoda dalam siklus hidupnya membutuhkan hospes
terdapat
Hospes intermedier Cestoda berupa sapi, babi dan ikan. Parasit tersebut
I
dagingnya. sedangkan pada Trematoda, keong merupakan hospes intermedier
dalam
ll. Hymenolepis
dan tumbuhan air, ikan dan kepiting merupakan hospes intermedier
hospes
nana adalah salah satu spesies dari cestoda, yang tidak menggunakan
intermedier dalam siklus hidupnya. lnfeksi oleh spesies Cestoda dan Trematoda
ditularkan melalui makanan berupa daging yant mentah atau dimasak tidak sampai
matang. Contohnya pada spesies dari Cestoda, penularanya terjadi apabila manusia
dan
mengkonsumsi daging sapi atau babi yang mengandung Cysticercus bovis
pita sapi atau babi'
Cysticercus celulosae tanpa dimasak akan terinfestasi oleh cacing
bio.unsoed.ac.id
*) Makalah disampaikan pada penyuluhan di RT 05 Rw lv Kel. Kranii, kab Banyumas'
**) Staf pengaiar Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto'
Sedangkan pada Trematoda yaitu apabila seseorang makan tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria dari cacing jenis Trematoda {Fasciola buski } tanpa
dimasak sampai matang, maka dalam waktu 25 - 30 hari metaserkaria tumbuh
menjadicacing dewasa dan dalam waktu tiga bulan dapat ditemukan telurnya di
dalam tinja.
Penularan Nematoda pada umumnya teriadi secara langsung tanpa
membutuhkan hospes intermedier.lnfeksi kecacingan oleh Nematoda dipengaruhi
oleh baberapafaktor utama yaitu status gizi, usia, ienis kelamin, kondisi sosial
ekonomi dan pekerjaan orang tua serta iklim. lklim fiopis dengan kelembaban tinggi
merupakan faktor penunjang berkembangnya telur-telur meniadistadium infekif
Nematoda usus. Sanitasi lingkungan yang kurang baikmerupakan faktor yang
mendukung tingginya prevalensi infeki cacing parasit usus. Sanitasi lingkungan
tersebut menyangkut masalah penyediaan air minum yang bersih, kebersihan rumah,
ada tidaknya iamban keluarga serta keadaan lantai rumah.
il.
ISl
Faktor- faktor resiko infeksi parasit cacing
A. Kondisi Sosial ekonomi
Kondisi sosial ekonomi masyarakat meniadi faktor resiko teriadinya penularan
infeksi parasit cacing. Kondisi ekonomi yang cukup pada masyarakat diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan akan gizinya, makin baik kondisisosial ekonomi seseorang
maka makin baik pula kondisi kesehatan keluarganya, makin miskin suatu keluarga,
makin rendah persentase penghasilan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pokok seperti pangan, sandang dan papan. Rendahnya penghasilan akan turut
menurunkan kemampuan menopang hidup mereka dan sebagaiakibat lebih lanjut
maka kesehatan seseorang yang paling besar resikonya, sehingga dapat terinfeksi
bermacam-macam penyakit.
8. Kondisi higiene pribadFsanitasi lingkungan
Kondisi hygiene pribadi-sanitasi lingkungan yang baik merupakan syarat penting
dalam mencegah dan memutuskan mata rantaipenyebaran penyakit menular seperti
kecacingan. Usaha pencegahan penyakit kecacingan antara lain ; meniaga kebersihan
badan, kebersihan lingkungan dengan baik, makanan dan minuman yang baik dan
bersih, memakai alas kaki, membuang air besar di Jamban{kakus}, memelihara diri
dengan baik seperti memotong kuku dan mencucitangan sebelum makan.
Cara yang paling baik dalam memutus rantai penularan infeksi kecacingan adalah
bio.unsoed.ac.id
melelui tanah sebagai tempat perkembangan telur-telur cacing menjadi stadium
infektif. Dengan selalu menjaga kebersihan pribadi misalnya dengan mencucitangan
dengan sabun sebelum makan dan menggunting kuku secera rutin, sehingga
menghindari penularan cacing dari tangan ke mulut.
C. Kondisi tingkat pendidikan keluarga
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi kondisi kesehatan suatu keluarga.
Tingkat pendidikan mempunyai hubungan eksponensialdengan tingkat kesehatan,
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka orang tersebut akan mudah
menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan.
Kesadaran maupun kemampuan untuk hidup sehat pada orang yang berpendidikan
tinggi akan semakin tinggi. Ketidak mampuan ekonomi dapat mengakibatkan
rendahnya tingkat pendidikan sehingga kemungkinan kesadaran dan kemampuan
akan pentingnya hidup sehatiuga rendah. Keluarga dari keluarga yangtingkat
ekonominya tinggi beresiko rendah terinfeksioleh cacing parasit usus dibandingkan
dengan keluarga yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
PENUTUP
lnfeksi kecacingan dapat menimbulkan kekurangan zat gizi berupa kalori dan
dapat menyebabkan kekurangan protein serta kekurangan darah. Selain dapat
menghambat perkembangan fisik, anemia, kecerdasan dan produktifitas keria, juga
dapat berpengaruh besar terhadap penurunan ketahanan tubuh, sehingga mudah
terkena penyakit lainnYa.
Status gizi merupakan bagian penting dari status kesehatan manusia, oleh sebab
itu perlu menjaga kesehatan dengan selalu memperhatikan fakor'faktor resiko
penyebab teriadinya infeksi terutama infeksi penyakit kecacingan.
Sebaiknya perlu dilakukan penyuluhan yang berkesinambungan tentang hal-halyang
berkaitan dengan infeksi cacing parasit usus untuk mewujudkan kondisi lingkungan
yang bersih dan aman dari terjangkitnya infeksi cacing parasit.
KEPUSTAKAAN
Anonim, 29616. Pedoman Program Pembinaon Prilaku Hidup Bercih dan Sehat, Totanan
Tatanan Rumah Tongga. Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Semarang
Gandahusada, S. 1998. Parositologt Kedokemn. EdisiKetiga. FKUI, Jakarta.lsmid,l dan
Margono S. 1989. Kebersihan Pribadi, Sanitasi Lingkungan dan Status Gizi
Anak Sekolah yang Menderita Ascoriasis. Majalah Parasitologi lndonesia, 2;97'LA2
+l Makalah dibawakan pada penyuluhen di RT 05 RW lV Kel' Kranii Kab.BMS
r*) Staf pengajar Fak. Biologi Unsoed Punrokerto
bio.unsoed.ac.id