S TE 0707302 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian yaitu metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Ada dua bentuk design yang termasuk dalam kategori quasi experimental design yaitu time series design dan non equivalent control group design. Adapun desain yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu non equivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan ranah kesetaraan maupun grup kontrol.

Desain dari metode penelitian ini dapat digambarkan pada tabel berikut: Tabel 3.1 Non Equivalent Control Group Design

Group Tes awal

(Pre-test) Treatmen

Tes akhir (Post-Test)

Eksperimen O1 Metode Mind Map O2

Kontrol O3 Metode Konvensional O4

Penggunaan pre-test and post-test group design pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya perbedaan skor rata-rata hasil belajar siswa sebelum treatment dan sesudah treatment. Perbedaan skor rata-rata hasil belajar siswa yang didapatkan tersebut disumsikan sebagai efek dari dari treatment yang diberikan. Hasil belajar siswa dari kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol akan dibandingkan untuk kemudian diolah sehingga dapat diketahui apakah rata-rata skor dan simpangan bakunya berbeda secara signifikan atau tidak.


(2)

20

3.2 Alur Penelitian

Alur Penelitian adalah langkah-langkah yang diterapkan seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Alur penelitian sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, karena merupakan pedoman yang merujuk pada acuan sebagai tahapan dalam melakukan penelitian sehingga penelitian lebih sistematis dan terarah sesuai dengan rancana yang telah ditetapkan.

Gambar 3.1 berikut ini merupakan alur atau langkah-langkah penelitian yang diterapkan pada penelitian ini.


(3)

21

Observasi Lapangan

Masalah

Identifikasi Masalah

Merumuskan Masalah

Menentukan Tujuan

Menetukan Hipotesis

Pengumpulan Data Menentukan Metode Penelitian

Observasi

Wawancara

Dokumentasi

Menetukan Populasi dan Sampel

Analisis Data: 1. Uji Normalitas 2. Uji Homogenitas 3. Uji-t

Pembahasan

Kesimpulan

Penyusunan Laporan Mulai

Penyusunan Instrumen

Uji Coba Instrumen: 1. Uji Validitas 2. Uji Realibilitas 3. Uji Tingkat Kesukaran


(4)

22

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini termasuk dalam kategori hubungan sebab akibat antara variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau variabel dependen. Didalam penelitian, variabel bebas atau variabel independen sering juga disebut dengan variabel X dan variabel terikat sering juga disebut dengan variabel Y. Pada penelitian ini yang menjadi varibel X dan variabel Y adalah sebagai berikut.

1. Variabel X: Motode pembelajaran mind map dan metode konvensional.

2. Variabel Y: Hasil belajar siswa pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik di SMK Al Falah Bandung. 3.4 Paradigma Penelitian

Adapun paradigma penelitian yang akan dikembangkan pada penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:


(5)

23

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Listrik di SMK Al Falah Bandung yang mendapatkan mata pelajaran Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik (MSPE).

Dari populasi tersebut di atas, selanjutnya diambil sampel penelitian sebagai wakil dari populasi yang diteliti. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel dengan teknik ini di rasa cukup sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan mengingat populasi yang ada merupakan populasi dengan jumlah yang kecil dan semua anggota populasi di anggap homogen.

Dari penjelasan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Listrik 1 dan XI Listrik 2 di SMK Al Falah Bandung. Sebagai kelas eksperimen yaitu siswa kelas XI Listrik 1 dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa dan sebagai kelas kontrol yaitu siswa kelas XI Listrik 2 dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa.

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Bicara mengenai data penelitian sangat indentik dengan melakukan pengukuran, oleh karena itu diperlukan alat ukur yang baik sehingga dapat digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian. Alat ukur dalam penelitian tersebut kemudian dikenal dengan instrumen penelitian.

Berikut ini merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini.

3.6.1 Observasi

Observasi yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan pengamatan termasuk dalam observasi berperanserta. Studi ini digunakan sebagai pendekatan untuk mendapatkan segala informasi dari sumber data/subjek penelitian berupa pengamatan kondisi sekolah, kelas, lab, perpustakaan, kemampuan belajar siswa,


(6)

24

metode pembelajaran, sikap belajar, dan hubungan antara siswa dan guru. Untuk mendapatkan data tertulis pada saat observasi tersebut, maka pada penilitian ini digunakan lembar wawancara tertulis yang terdapat pada lampiran A10 dan A11. 3.6.2 Tes

Jenis tes yang akan digunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini merupakan jenis tes prestasi. Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur pencapaian siswa pada aspek kognitif sebelum dan setelah mengalami tindak belajar. Tes yang akan diberikan berupa item-item soal berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Tes akan dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test atau tes awal diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal siswa, sementara post-test atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes ini adalah: 1. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai bahan penelitian

yang diambil dari KTSP yaitu pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem Pengendalian Elektromagnetik.

2. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan pada pembuatan berupa tes pilihan berganda dengan lima alternatif jawaban dengan kisi-kisi terlampir.

3. Melaksanakan uji coba instrumen terhadap sejumlah siswa yang mempunyai tingkat kemampuan dan kematangan yang relatif sama dengan siswa dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4. Menganalisis dan menyeleksi terhadap item-item soal yang dianggap kurang tepat. Untuk lebih jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada alur diagram dibawah ini.


(7)

25

Gambar 3.3 Langkah-Langkah Penyusunan dan Uji Coba Instrumen Tes 3.6.3 Lembar Penilain Afektif dan Psikomotor

Lembar penilaian afektif dan psikomotor merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aspek afektif dan aspek psikomotor siswa sehingga dapat diketahui gambaran umum pembelajaran yang terjadi. Adapun format lembar penilaian yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran A8 dan A9.


(8)

26

3.6.4 Angket atau Kuesioner

Jenis angket yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah jenis angket tertutup dengan sepuluh pertanyaan. Tujuan digunakannya angket tersebut yaitu untuk mengetahui respon atau pendapat siswa mengenai standar kompetensi mengoperasikan sistem pengendalian elektromagnetik dan pembelajaran yang dilakukan dengan metode mind map. Adapun format angket yang digunakan dapat dilihat pada lampiran A7.

3.6.5 Dokumentasi

Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk menentukan atau memilih sumber belajar berupa buku-buku paket atau lainnya sebagai acuan dalam pembelajaran.

3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen harus menguji/menilai secara objektif, ini berarti bahwa nilai atau informasi yang diberikan individu tidak dipengaruhi oleh orang yang menilai. Instrument penelitian yang baik ialah instrumen yang memiliki tingkat kesahihan dan kehandalan (validitas dan reliabilitas) yang tinggi, agar diperoleh data yang akurat untuk menjawab sejumlah pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis. Mengingat instrumen yang digunakan belum merupakan alat ukur yang baku, maka perlu dilakukan pengujian terhadap instrument tersebut agar terpenuhi syarat instrumen penelitian yang baik. Pada penelitian ini, pengujian instrumen hanya dilakukan pada instrument tes, sedangkan instrumen angket dan lembar observasi didapatkan dan dikembangkan dari penelitian-penelitian sebelumnya sehingga sudah dianggap memenuhi syarat sebuah instrumen penelitian.

3.7.1 Pengujian Validitas

Untuk menghitung validitas instrumen dalam penelitian ini, yaitu dengan cara menghitung koefisien korelasi, menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:


(9)

27

Keterangan:

= Koefisien antara variabel X dan variabel Y = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y = Jumlah responden

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas Rentang Nilai r Klasifikasi

0,800 – 1,000 Sangat Tinggi 0,600 – 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup 0,200 – 0,399 Rendah 0,000 – 0,199 Sangat Rendah

(Riduwan, 2012:98)

Setelah didapatkan nilai korelasi rxy setiap item soal, selanjutnya digunakan rumus uji-t untuk pengujian signifikansi validitas, sebagai berikut:

(Riduwan, 2012:98) Kemudian hasil perhitungan uji-t tersebut dibandingkan dengan harga ttabel. Apabila didalam perhitungan didapat , maka item soal tersebut valid. Harga ttabel didapatkan dari tabel distribusi t-student pada taraf signifikansi 0,05 (taraf kepercayaan 95%) dengan derajat kebebasan (dk) = n-2.

3.7.2 Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0 digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut.


(10)

28

Dimana:

= Reliabilitas instrumen

= Banyaknya butir pertanyaan atau soal = Varians total

= Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal

= 1-p

Harga varians total ( ) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:173) Dimana:

= Jumlah skor total = Jumlah responden

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product moment yang terdapat pada tabel. Jika maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan sebagai pengumpul data pada penilitian ini. Sebaliknya jika maka instrumen tersebut tidak reliabel. 3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menentukan tingkat kesukaran setiap item soal digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:176) Dimana:

= Indeks kesukaran

= Banyak siswa yang menjawab dengan benar = Jumlah seluruh siswa peserta tes


(11)

29

Tabel 3.3 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Nilai TK Klasifikasi

P < 0,30 Soal Sukar

0,30 ≤ P ≤ 0,70 Soal Sedang

P > 0,7 Soal Mudah

(Sumarna Surapranata, 2004:21) 3.7.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:177) Keterangan:

= Indeks diskriminasi (daya pembeda) = Banyaknya peserta kelompok atas

= Banyaknya peserta kelompok bawah

= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan daya pembeda instrumen penelitian dapat melihat table 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Nilai D Klasifikasi

D < 0,20 Jelek

0,20 ≤ D < 0,40 Cukup 0,40 ≤ D < 0,70 Baik 0,70 ≤ D ≤ 1,00 Baik Sekali


(12)

30

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.

3.8.1 Analisis Data Ranah Kognitif dan Ranah Psikomotor

Pada penelitian ini, data ranah kognitif dan ranah psikomotor di analisis menggunakan statistik parametrik dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk menguji hipotesis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.8.1.1Skor Data

Pencapaian hasil belajar siswa pada ranah kognitif didapatkan melalui hasil pre-test dan post-test siswa pada saat mengerjakan soal instrument penelitian. Skor untuk data ranah kognitif ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Penskoran data pada ranah psikomotor dilakukan berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat pada lampiran A9.

a. Pemberian skor tes

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: S = ƩR

Keterangan: S = Skor siswa

R = Jawaban siswa yang benar

b. Perhitungan skor gain yang dinormalisasi

Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:


(13)

31

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Gain

Nilai (g) Klasifikasi

(g) < 0,3 Rendah

0,3 ≤ (g) < 0,7 Sedang

(g) ≥ 0,7 Tinggi

(Hake, 1998) 3.8.1.2Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini digunakan uji distribusi chi-kuadrat. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Langkah 2. Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar - skor terkecil (Riduwan, 2012:121) Langkah 3. Menentukan banyak kelas interval (BK)

BK = 1 + 3,3 log n (Riduwan, 2012:121)

Langkah 4. Menentukan panjang kelas interval (i)

(Riduwan, 2012:121)

Keterangan:

= kelas interval = rentang = banyak kelas


(14)

32

Langkah 6. Menghitung rata-rata (mean)

̅ (Riduwan, 2012:122)

Keterangan :

̅ = Mean (rata- rata x ) = Frekuensi

= Nilai tengah dari kelas interval Langkah 7. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

(Riduwan, 2012:122)

Langkah 8. Menentukan batas bawah dan batas atas kelas

Batas bawah = angka skor kiri kelas interval dikurangi 0,5 Batas atas = angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5 Langkah 9. Menghitung nilai Z-score (harga baku)

(Riduwan, 2012:122)

Langkah 10. Mencari luas 0 – Z dari tabel (Ztabel) berdasarkan nilai Zhitung

Langkah 11. Menghitung luas tiap kelas interval (Li) dengan cara mengurangkan luas 0 – Z dari baris atas dikurangi dengan baris bawahnya.

Langkah 12. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas interval dengan jumlah responden.

fe = Li.n (Riduwan, 2012:123)

Langkah 13. Menghitung Chi-kuadrat (χ2 hitung)

(Riduwan, 2012:124)


(15)

33

Langkah 14. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel

Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3, akan diperoleh besarnya χ2 tabel. Selanjutnya kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel, artinya distribusi data tidak normal, sebaliknya, jika χ2 hitung < χ2 tabel, artinya data berdistribusi normal. 3.8.1.3Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut :

(Budi Susetyo, 2010:160) Langkah 2. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat

kebebasan.

;

Langkah 3. Penentuan keputusan, adapun kriteria pengujian, sebagai berikut. Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dan maka kedua varians dianggap sama (homogen), apabila sebaliknya maka tidak homogen.

3.8.1.4Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t yaitu untuk mengetahui hubungan perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal (pre-test), tes akhir (post-test) dan gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji-t dilakukan apabila syarat normalitas dan homogenitas data terpenuhi.


(16)

34

Ada beberapa rumus uji-t yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis, mengingat jumlah kedua sampel pada penelitian berbeda dan varians sampel homogen, maka digunakan rumus uji-tpolled varians sebagai berikut.

̅ ̅

Dimana:

(Sugiyono, 2012:273) Keterangan :

̅̅̅ = nilai rata – rata kelompok eksperimen

̅̅̅ = nilai rata – rata kelompok kontrol = simpangan baku (standar deviasi)

= jumlah responden kelompok eksperimen = jumlah responden kelompok kontrol

Setelah melakukan perhitungan uji-t, hasil thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikan 0,05 atau taraf kepercayaan sebesar 95% dengan derajat kebebasan (dk) sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:272) Pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan ketentuan berikut ini:

Jika maka diterima.

3.8.2 Analisis Data Ranah Afektif

Data untuk ranah afektif pada penelitian ini didapatkan dari lembar observasi ranah afektif yang terdapat pada lampiran A.9. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan dengan menentukan indeks prestasi kelompok (IPK).


(17)

35

Menurut Luhut Panggabean (1989:29) “Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh ranah penilaian,

dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes”.

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Indeks Prestasi Rata-Rata SM = Skor Maksimal

Tabel 3.6. Kategori Tafsiran IPK Untuk Ranah Afektif No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat negatif

2. 30,00≤ IPK  55,00 Negatif

3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Netral

4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Positif

5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif

(Luhut Panggabean, 1989:32) Tabel 3.7. Kategori Tafsiran IPK Untuk Ranah Psikomotor

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi 1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK  55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil

(Luhut panggabean, 1989:32) 3.8.3 Analisis Data Angket

Angket yang telah diisi oleh responden-responden kemudian dikumpulkan untuk dianalisis. Langkah yang dilakukan dalam proses analisis angket adalah melakukan penghitungan persentase dari hasil jawaban angket. Hal itu dilakukan agar hasil persentase tersebut dapat digunakan sebagai pendukung dalam pemaparan analisis.


(1)

30

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.

3.8.1 Analisis Data Ranah Kognitif dan Ranah Psikomotor

Pada penelitian ini, data ranah kognitif dan ranah psikomotor di analisis menggunakan statistik parametrik dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil analisis tersebut akan digunakan untuk menguji hipotesis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

3.8.1.1Skor Data

Pencapaian hasil belajar siswa pada ranah kognitif didapatkan melalui hasil pre-test dan post-test siswa pada saat mengerjakan soal instrument penelitian. Skor untuk data ranah kognitif ditentukan berdasarkan metode Rights Only, yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Penskoran data pada ranah psikomotor dilakukan berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat pada lampiran A9.

a. Pemberian skor tes

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: S = ƩR

Keterangan: S = Skor siswa

R = Jawaban siswa yang benar

b. Perhitungan skor gain yang dinormalisasi

Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:


(2)

31

Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Nilai Gain

Nilai (g) Klasifikasi

(g) < 0,3 Rendah

0,3 ≤ (g) < 0,7 Sedang

(g) ≥ 0,7 Tinggi

(Hake, 1998)

3.8.1.2Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini digunakan uji distribusi chi-kuadrat. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Langkah 2. Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar - skor terkecil (Riduwan, 2012:121)

Langkah 3. Menentukan banyak kelas interval (BK)

BK = 1 + 3,3 log n (Riduwan, 2012:121)

Langkah 4. Menentukan panjang kelas interval (i)

(Riduwan, 2012:121)

Keterangan:

= kelas interval = rentang = banyak kelas


(3)

32

Langkah 6. Menghitung rata-rata (mean)

̅ (Riduwan, 2012:122)

Keterangan :

̅ = Mean (rata- rata x ) = Frekuensi

= Nilai tengah dari kelas interval

Langkah 7. Mencari simpangan baku (standar deviasi)

(Riduwan, 2012:122)

Langkah 8. Menentukan batas bawah dan batas atas kelas

Batas bawah = angka skor kiri kelas interval dikurangi 0,5 Batas atas = angka skor kanan kelas interval ditambah 0,5

Langkah 9. Menghitung nilai Z-score (harga baku) (Riduwan, 2012:122)

Langkah 10. Mencari luas 0 – Z dari tabel (Ztabel) berdasarkan nilai Zhitung

Langkah 11. Menghitung luas tiap kelas interval (Li) dengan cara mengurangkan luas 0 – Z dari baris atas dikurangi dengan baris bawahnya.

Langkah 12. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas interval dengan jumlah responden.

fe = Li.n (Riduwan, 2012:123)

Langkah 13. Menghitung Chi-kuadrat (χ2 hitung) ∑

(Riduwan, 2012:124)


(4)

33

Langkah 14. Membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel

Dengan menggunakan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3, akan diperoleh besarnya χ2 tabel. Selanjutnya

kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel, artinya distribusi data tidak normal,

sebaliknya, jika χ2 hitung < χ2 tabel, artinya data berdistribusi normal. 3.8.1.3Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Adapun langkah-langkah pengolahan datanya sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut :

(Budi Susetyo, 2010:160)

Langkah 2. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat

kebebasan.

;

Langkah 3. Penentuan keputusan, adapun kriteria pengujian, sebagai berikut.

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dan maka kedua varians dianggap sama (homogen), apabila sebaliknya maka tidak homogen.

3.8.1.4Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t yaitu untuk mengetahui hubungan perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal (pre-test), tes akhir (post-test) dan gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji-t dilakukan apabila syarat normalitas dan homogenitas data terpenuhi.


(5)

34

Ada beberapa rumus uji-t yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis, mengingat jumlah kedua sampel pada penelitian berbeda dan varians sampel homogen, maka digunakan rumus uji-tpolled varians sebagai berikut.

̅ ̅

Dimana:

(Sugiyono, 2012:273) Keterangan :

̅̅̅ = nilai rata – rata kelompok eksperimen

̅̅̅ = nilai rata – rata kelompok kontrol = simpangan baku (standar deviasi)

= jumlah responden kelompok eksperimen

= jumlah responden kelompok kontrol

Setelah melakukan perhitungan uji-t, hasil thitung tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf signifikan 0,05 atau taraf kepercayaan

sebesar 95% dengan derajat kebebasan (dk) sebagai berikut:

(Sugiyono, 2012:272) Pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan ketentuan berikut ini:

Jika maka diterima.

3.8.2 Analisis Data Ranah Afektif

Data untuk ranah afektif pada penelitian ini didapatkan dari lembar observasi ranah afektif yang terdapat pada lampiran A.9. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan dengan menentukan indeks prestasi kelompok (IPK).


(6)

35

Menurut Luhut Panggabean (1989:29) “Indeks prestasi kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh ranah penilaian,

dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dalam tes”.

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Indeks Prestasi Rata-Rata SM = Skor Maksimal

Tabel 3.6. Kategori Tafsiran IPK Untuk Ranah Afektif No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat negatif

2. 30,00≤ IPK  55,00 Negatif

3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Netral

4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Positif

5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat positif

(Luhut Panggabean, 1989:32) Tabel 3.7. Kategori Tafsiran IPK Untuk Ranah Psikomotor

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi 1. 0,00 ≤ IPK  30,00 Sangat kurang terampil 2. 30,00≤ IPK  55,00 Kurang terampil 3. 55,00 ≤ IPK  75,00 Cukup terampil 4. 75,00 ≤ IPK  90,00 Terampil 5. 90,00 ≤ IPK ≤ 100,00 Sangat terampil

(Luhut panggabean, 1989:32)

3.8.3 Analisis Data Angket

Angket yang telah diisi oleh responden-responden kemudian dikumpulkan untuk dianalisis. Langkah yang dilakukan dalam proses analisis angket adalah melakukan penghitungan persentase dari hasil jawaban angket. Hal itu dilakukan agar hasil persentase tersebut dapat digunakan sebagai pendukung dalam pemaparan analisis.