Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS (CURRENT RATIO),
PROFITABILITAS (RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, EARNING PER SHARE) DAN INVENTORY TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
AHMAD FAUZI NUGROHO 110522055
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS (CURRENT RATIO), PROFITABILITAS (RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, EARNING PER SHARE) DAN INVENTORY TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, ... Yang membuat pernyataan
Nim : 110522055 Ahmad Fauzi Nugroho
(3)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS (CURRENT RATIO), PROFITABILITAS (RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, EARNING PER SHARE), DAN INVENTORY TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang terdiri dari current ratio, return on equity, return on investment, earning per share, dan inventory turnover berpengaruh secara parsial dan simultan secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 25 perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2012 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan melalui purposive sampling. Pengumpulan data sekunder berupa laporan keuangan audited dilakukan dengan mengakses situs
Bursa Efek Indonesia Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), dan data harga saham perusahaan diperoleh
dari
digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Uji statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial, return on equity, return on investment, dan earning per share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan currernt ratio, dan inventory turnover tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Pengujian secara simultan, menunjukan bahwa variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share, dan inventory turnover berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci : Current Ratio, Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share, Inventory Turnover, dan Harga Saham.
(4)
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF LIQUIDITY (CURRENT RATIO), PROFITABILITY (RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, EARNING PERSHARE), AND INVENTORY TURNOVER ON SHARE PRICE
ON TEXTILE AND APPAREL COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this study is to investigate and analyze financial performance consisting of the current ratio, return on equity, return on investment, earnings pershare, and inventory turnover and simultaneous partial effect significantly to the stock price on the textile and garment companies listed on the Stock Exchange Indonesia.
The population in this study amounted to 25 textile and garment industry companies listed on the Stock Exchange in the period from 2009 to 2012 and the sample amounted to 16 companies through purposive sampling. Secondary data collection in the form of audited financial statements done by accessing the Indonesia Stock Exchange and the site www.idx.co.id Indonesian Capital Market Directory (ICMD), and the data obtained from the company's stock price and www.saham www.finance.yahoo.com. us. The analytical method used is the method of statistical analysis using SPSS software. The statistical test used was t test (partially) and test F (simultaneously) to test the classical assumption first.
These results indicate that partial, return on equity, return on investment, and earnings persharesecara partially significant effect on stock prices, while currernt ratio, inventory turnover and no significant effect partially to the stock price. Simultaneous testing, showed that the variable current ratio, return on equity, return on investment, earnings pershare, and inventory turnover significantly influence stock prices.
Keywords : Current Ratio, Return on Equity, Return On Investment, Earnings Per Share, Inventory Turnover, and stock price.
(5)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberi bimbingan, bantuan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:S
1. Bapak Prof. Dr. H. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., CA selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., CA selaku Sekretaris
(6)
Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Zainal A. T. Silangit, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran kepada penulis untuk menyelesikan skripsi ini. 6. Ayahanda Sudarto dan Ibunda Supartik yang tidak henti-hentinya
mencurahkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dorongan dan do’anya. Tidak lupa juga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis semua.
Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan dan menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.
Medan, ... Penulis,
Nim : 110522055 Ahmad Fauzi Nugroho
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGHANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ratio Laporan Keuangan ... 7
2.1.1 Pengertian Likuiditas ... 11
2.1.2 Pengertian Profitabilitas ... 13
2.1.2.1 Return On Equity... 13
2.1.2.2 Return On Investment ... 15
2.1.2.3 Earning Per Share... 16
2.1.3 Pengertian Inventory Turnover ... 17
2.1.4 Harga Saham ... 18
2.2 Penelitian Terdahulu ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 23
2.4 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
3.3 Batasan Operasional ... 28
3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 28
3.5 Populasi dan Sampel ... 29
3.6 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31
3.6.1 Variabel Penelitian ... 31
3.6.2 Defenisi Operasional ... 32
3.7 Metode Analisis Data ... 35
3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 35
3.7.1.1 Uji Normalitas Data ... 35
3.7.1.2 Uji Multikolinieritas ... 37
3.7.1.3 Uji Autokorelasi ... 38
(8)
3.7.2 Regresi Linier Berganda ... 39
3.7.3 Pengujian Hipotesis ... 40
3.7.3.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 40
3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 41
3.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 43
4.1.1Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 43
4.1.2Deskriptif Data Variabel ... 44
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 51
4.2.1Analisis Statistik Deskriptif ... 51
4.2.2Pengujian Asumsi Klasik ... 53
4.2.2.1Uji Normalitas ... 53
4.2.2.2Uji Multikolinieritas ... 58
4.2.2.3Uji Heteroskedasitas ... 59
4.2.2.4Uji Autokorelasi ... 60
4.2.3Analisis Regresi Linier Berganda ... 61
4.2.4Pengujian Hipotesis ... 63
4.2.4.1Uji Signifikansi Parsial (t-test) ... 64
4.2.4.2Uji Signifikansi Simultan (F-test) ... 67
4.2.4.3Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 68
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.. ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan . ... 74
5.2 Saran ... ... 75
Daftar Pustaka ... ... . ... 76
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Daftar Harga Saham. ... .. .... 3
2.1 Jenis-Jenis Rasio Likuiditas ... ... 8
2.2 Jenis-Jenis Rasio Aktivitas ... ... 9
2.3 Jenis-Jenis Rasio Hutang ... ... 9
2.4 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas ... ... 10
2.5 Jenis-Jenis Rasio Nilai Pasar ... ... 11
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... ... 22
3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... ... 30
3.2 Definisi Operasional Variabel ... ... 34
4.1 Data Likuiditas (Current Ratio) ... ... 45
4.2 Data Profitabilitas (Return On Equity) ... ... 46
4.3 Data Profitabilitas (Return On Investment) ... ... 47
4.4 Data Profitabilitas (Earning Per Share) ... ... 48
4.5 Data Inventory Turnover ... ... 49
4.6 Data Harga Saham ... ... 50
4.7 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... ... 51
4.8 Hasil Uji Normalitas sebelum transformasi ... ... 54
4.9 Hasil Uji Normalitas setelah transformasi ... ... 55
4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ... ... 58
4.11 Hasil Uji Autokorelasi ... ... 61
4.12 Hasil Analisis Regresi ... ... 62
4.13 Hasil Uji Parsial (t-test) ... ... 64
4.14 Hasil Uji Simultan (F-test) ... ... 67
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... ... 24
4.1 Uji Normalitas (Histogram) ... ... 56
4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot) ... ... 57
4.3 Grafik Scatterplot ... ... 60
(11)
No. Lampiran Judul Halaman 1 Daftar Perusahaan yang Dijadikan
Sampel Penelitian ... ... 79
2 Tabulasi Data Current Ratio ... ... 80
Tabulasi Data Return On Equity ... ... 81
Tabulasi Data Return On Investment ... ... 82
Tabulasi Data Earning Per Share ... ... 83
Tabulasi Data Inventory Turnover ... ... 84
(12)
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS (CURRENT RATIO), PROFITABILITAS (RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, EARNING PER SHARE), DAN INVENTORY TURNOVER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan yang terdiri dari current ratio, return on equity, return on investment, earning per share, dan inventory turnover berpengaruh secara parsial dan simultan secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 25 perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2012 dan yang menjadi sampel penelitian berjumlah 16 perusahaan melalui purposive sampling. Pengumpulan data sekunder berupa laporan keuangan audited dilakukan dengan mengakses situs
Bursa Efek Indonesia Indonesian Capital Market
Directory (ICMD), dan data harga saham perusahaan diperoleh
dari
digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS. Uji statistik yang digunakan adalah uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial, return on equity, return on investment, dan earning per share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan currernt ratio, dan inventory turnover tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham. Pengujian secara simultan, menunjukan bahwa variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share, dan inventory turnover berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci : Current Ratio, Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share, Inventory Turnover, dan Harga Saham.
(13)
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFECT OF LIQUIDITY (CURRENT RATIO), PROFITABILITY (RETURN ON EQUITY, RETURN ON INVESTMENT, EARNING PERSHARE), AND INVENTORY TURNOVER ON SHARE PRICE
ON TEXTILE AND APPAREL COMPANY LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this study is to investigate and analyze financial performance consisting of the current ratio, return on equity, return on investment, earnings pershare, and inventory turnover and simultaneous partial effect significantly to the stock price on the textile and garment companies listed on the Stock Exchange Indonesia.
The population in this study amounted to 25 textile and garment industry companies listed on the Stock Exchange in the period from 2009 to 2012 and the sample amounted to 16 companies through purposive sampling. Secondary data collection in the form of audited financial statements done by accessing the Indonesia Stock Exchange and the site www.idx.co.id Indonesian Capital Market Directory (ICMD), and the data obtained from the company's stock price and www.saham www.finance.yahoo.com. us. The analytical method used is the method of statistical analysis using SPSS software. The statistical test used was t test (partially) and test F (simultaneously) to test the classical assumption first.
These results indicate that partial, return on equity, return on investment, and earnings persharesecara partially significant effect on stock prices, while currernt ratio, inventory turnover and no significant effect partially to the stock price. Simultaneous testing, showed that the variable current ratio, return on equity, return on investment, earnings pershare, and inventory turnover significantly influence stock prices.
Keywords : Current Ratio, Return on Equity, Return On Investment, Earnings Per Share, Inventory Turnover, and stock price.
(14)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi saham merupakan satu dari sekian banyak pilihan investasi. Investor tertarik pada jenis investasi ini disebabkan oleh sosialisasi serta akses yang semakin mudah jika investor hendak melakukan transaksi. Saham dianggap jalan paling mudah untuk mencapai kebebasan finansial. Saham dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi investor. Investor harus melakukan penilaian terhadap prospek kinerja emiten untuk melakukan investasi, karena pada umumnya hampir semua investasi (khususnya saham) mengandung unsur ketidakpastian. Investor harus melakukan evaluasi dan analisis terhadap faktor yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan emiten di masa yang akan datang, sehingga investor dapat memperkecil kerugian yang timbul seminimal mungkin dari adanya fluktuasi pertumbuhan dan perkembangan emiten yang bersangkutan.
Harga saham di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas), kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) dan efektifitas operasional dari inventory turnover. Investor saham mempunyai kepentingan terhadap informasi antara lain tentang Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Inventory Turnover (ITO) dalam melakukan penentuan harga saham.
(15)
Current Ratio (CR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi baik akan semakin besar. Apabila hal tersebut terjadi maka hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan. Dengan keuntungan yang tinggi maka harga saham juga tinggi.
Return on equity (ROE) menggambarkan hasil pencapaian perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penggunaan modal sendiri (ekuitas). Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi efektifitas penggunaan modal oleh perusahaan dalam menghasilkan laba. Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa ROE yang semakin meningkat dapat meningkatkan harga saham.
Semakin tinggi Return On Investment (ROI) akan semakin baik. Jika Return On Return On Investment (ROI) suatu perusahaan tinggi akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena apabila rasio ini tinggi berarti return yang akan diterimanya juga semakin besar menyebabkan harga saham akan meningkat.
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan investor sebelum membuat keputusan investasinya di suatu perusahaan karena investor tentunya mengharapkan pengembalian atau return yang tinggi dari investasinya sehingga investor akan lebih tertarik untuk berinvestasi di perusahaan yang mempunyai EPS yang tinggi. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cendrung bergerak naik.
(16)
Inventory Turnover mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaannya. Semakin tinggi raio ini maka semakin efektif perusahaan dalam menjual persediaannya yang dapat menghasilkan laba sehingga dapat mempengaruhi peningkatan harga saham. Berikut ini data kinerja keuangan yang menurut dari perusahaan.
Table 1.1 Data Harga Saham
Perusahaan Tekstil dan Garmen Tahun 2009 s.d 2012
No KODE Perusahaan
Harga Saham
2009 2010 2011 2012 1 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 52 68 225 375
2 ARGO Argo Pantes Tbk. 1300 1300 1100 1000
3 POLY Asia Pacific Fibers Tbk. 131 240 450 193 4 CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. 2650 2650 8000 6700
5 ERTX Eratex Djaja Tbk. 85 59 200 325
6 ESTI Ever Shine Tex Tbk. 51 100 160 160
7 INDR Indorama Syntetics Tbk. 470 1700 1980 1420 8 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 123 139 300 345
9 PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 135 1600 440 470
10 PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 250 250 250 250 11 HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 235 250 190 950 12 ADMG Polychem Indonesia Tbk. 134 215 580 365 13 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 195 181 184 174 14 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 250 225 180 134 15 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 310 510 500 620
16 UNTX Unitex Tbk. 3700 3700 3700 3700
Sumber:
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa pergerakan harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia belum menunjukan pergerakan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari adanya beberapa perusahaan yang mengalami penurunan harga saham seperti yang terlihat pada perusahaan Argo Pantes Tbk dan Sunson Textile Manufacture Tbk yang
(17)
mengalami penurunan harga saham selama tiga tahun terakhir. Kondisi ini tentu saja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penurunan ini bisa disebabkan oleh rasio likuiditas, profitabilitas dan perputaran persediaan.
Berdasarkan uraian diatas yang menggambarkan fenomena masalah penelitian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di BEI”
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Likuiditas Current Ratio secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI?
2. Apakah Profitabilitas Return On Equity secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang
terdaftar di BEI?
3. Apakah Return On Investment secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI?
4. Apakah Earning Per Share secara parsialberpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI?
(18)
5. Apakah Inventory Turnover secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI?
6. Apakah Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil
dan Garmen yang terdaftar di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas Current Ratio secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan
Garmen yang terdaftar di BEI.
2. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas Return On Equity secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan
Garmen yang terdaftar di BEI.
3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Investment secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan
Garmen yang terdaftar di BEI.
4. Untuk menganalisis pengaruh Earning Per Share secara parsialberpengaruh
signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang
(19)
5. Untuk menganalisis pengaruh Inventory Turnover secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan
Garmen yang terdaftar di BEI
6. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover terhadap harga saham.
2. Bagi Investor dan Emiten
Memberikan tambahan informasi tentang pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover terhadap harga saham yang diperoleh sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan atau kebijakan keuangan dimasa depan.
(20)
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.
4. Bagi Universitas
Dapat menjadi bahan literatur perbendaharaan hasil-hasil penelitian di Universitas Sumatera Utara, khususnya mengenai pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover terhadap harga saham.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisis Rasio Laporan Keuangan
Dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca tersebut dapat disusun rasio keuangan sesuai dengan kepentingan investor. Menurut Harahap (2009:297) rasio keuangan merupakan “angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan.
Menurut Samsul (2006:143) Analisis rasio adalah
Membandingkan antara unsur-unsur neraca, unsur-unsur laporan laba rugi, unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi serta rasio keuangan emiten yang satu dan rasio keuangan emiten yang lain. Analisis rasio dan analisis trend selalu digunakan untuk mengetahui kesehatan keuangan dan kemajuan perusahaan setiap kali laporan keuangan diterbitkan.
Sedangkan yang dimaksud dengan rasio keuangan menurut Hanafi (2008:111) adalah
rasio yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai sebuah standard.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah dengan melakukan analisa terhadap rasio-rasio keuangan maka akan dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana keadaan sebenarnya perusahaan yaitu mengetahui bagaimana tingkat kesehatan keuangan perusahaan, masalah-masalah yang sedang
(22)
dihadapi dan penyebab-penyebabnya, serta hal-hal lain yang dapat dipengaruhi keadaan perusahaan tersebut. Dengan adanya pengetahuan tersebut maka akan dapat meningkatkan mutu maupun efektifitas manajemen dalam menjalankan perusahaan, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengarahan, maupun pengendalian.
Menurut Wibowo et al. (2010:137) adapun jenis rasio keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas (Tabel 2.1)
Likuiditas suatu bagan usaha diukur dengan kemampuannya memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat kewajiban tersebut jatuh tempo.
Tabel 2.1
Jenis-jenis rasio likuiditas Jenis Rasio
Likuiditas Rumus Keterangan
pCurrent Ratio
Untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang tersedia.
Quick Ratio
Untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid.
Cash Ratio
Untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.
Net Working Capital
Untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar.
2. Rasio aktivitas (Tabel 2.2)
Menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau kegiatan lainnya.
(23)
Tabel 2.2
Jenis-jenis rasio aktivitas Jenis Rasio
Aktivitas Rumus Keterangan
Average
Collection Period
Untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun. Inventory
Turnover
Untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.
Fixed Assets Turnover
Untuk mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap seperti pabrik dan peralatan dalam menghasilkan penjualan.
Total Assets Turnover
Untuk mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
3. Rasio hutang (Tabel 2.3)
Posisi hutang suatu badan usaha menunjukan jumlah uang orang lain yang digunakan dalam upaya memperoleh laba. Secara umum, analisis keuangan sangat perduli dengan utang jangka panjang, oleh karena itu badan usaha sepakat untuk membayar bunga, dan akhirnya membayar pokok pinjaman dalam jangka panjang.
Tabel 2.3 Jenis-jenis rasio hutang Jenis Rasio
Hutang Rumus Keterangan
Debt Ratio
Untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.
Debt to Equity Ratio
Perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
(24)
Time Interest Earned
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga.
Debt Service Coverage
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman (app).
4. Rasio profitabilitas (Tabel 2.4)
Rasio yang mengukur efektivitas badan usaha dalam menghasilkan laba. Rasio ini menggambarkan kinerja operasional, risiko dan pengaruh tuas (levegare). Kita akan menlihat dua jenis profitabilitas, yaitu marjin laba (profit margin) yang mengukur kinerja dalam hubunganya dengan penjualan dan rasio hasil (return ratio) yang mengukur kinerja relatif terhadap beberapa ukuran skala investasi.
Tabel 2.4
Jenis-jenis rasio profitabilitas Jenis Rasio
Profitabilitas Rumus Keterangan
Gross Profit Margin
Untuk mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok (biaya produksi) mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Net Profit Margin
Untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Return On Investment
Mengukur kemampuan
manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset.
Return On Equity
Untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
5. Rasio nilai pasar (Tabel 2.5)
Rasio ini lebih didasarkan pada informasi yang tidak perlu dimuat dalam
laporan keuangan, seperti harga pasar dari saham per lembar. Oleh karena itu, ukuran-ukuran ini hanya dapat dihitung secara langsung
(25)
Tabel 2.5
Jenis-jenis rasio nilai pasar Jenis Rasio
Nilai Pasar Rumus Keterangan
Price Earning Ratio
Menunjukan perbandingan antara harga saham di pasar perdana dengan pendapatan yang diterima.
Earning Yield
Mengukur besarnya laba yang diberikan kepada pemegang saham.
Market to Book Ratio
Rasio yang menunjukan apakah harga saham (harga pasarnya) diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku.
2.1.1 Pengertian Likuiditas
Rasio likuiditas adalah “suatu rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi rasio likuiditas, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya” (Warsono, 2004:32). Dalam penganalisaan posisi likuiditas perusahaan dapat menggunakan dua macam rasio, yaitu rasio lancar (Current Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio).:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Biasanya aktiva lancar terdiri atas kas, surat berharga, piutang dan persedian. Sedangkan kewajiban lancar terdiri atas hutang dagang, hutang bank jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
(26)
satu tahun, pajak yang harus dibayar dan biaya-biaya lain yang masih harus dibayar (terutama gaji dan upah).
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban lancar. Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang paling tidak likuid dan unsur aktiva tersebut seringkali merupakan kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio cepat merupakan ukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan. Perbandingan jumlah antara aktiva lancar yang telah dikurangi persediaan adalah sama dengan jumlah kewajiban lancar yang dimiliki oleh perusahaan
Pengukuran rasio likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, persediaan, piutang dan investasi jangka pendek, sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang dagang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun. Indikator likuiditas (Munawir, 2008:27) adalah :
Rasio lancar yang terlalu tinggi menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya.
Aktiva Lancar Current Ratio =
(27)
2.1.2 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas adalah “hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan” (Lukas, 2008: 39). Untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan dengan melakukan berbagai alat analisis, tergantung dari tujuan analisisnya. Analisis profitabilitas memberikan bukti pendukung mengenai kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan sejauh mana efektivitas pengelolaan perusahaan.
Alat-alat analisis yang sering digunakan untuk analisis profitabilitas adalah rasio profitabilitas sebagai berikut (Rangkuti, 2010: 187):
(1) Return On Investment atau ROI
(2) Rasio keuntungan terhadap modal sendiri atau ROE (3) Rasio tingkat pengembalian terhadap aset atau ROA (4) Net Profit Margin
(5) Produktivitas aset
(6) Gross margin dan Operating Margin (7) Earning Per Share
Penelitian ini dalam mengukur profitabilitas menggunakan tiga rasio yaitu Return on Equity (ROE), Return On Investment dan Earning Per Share.
2.1.2.1 Return on Equity (ROE)
Harahap (2008:305) mengatakan bahwa “rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai ekuitasnya”.
Menurut Radardjo (2007:120) Return on Equity merupakan “salah satu rasio Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya”.
(28)
Sedangkan Sutrisno (2006:266) mengatakan bahwa “Return on Equity juga sering disebut rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua ekuitasa yang dimiliki oleh perusahaan”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola modalnya (ekuitas) yang dimiliki untuk mencapai laba bersih. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi.
Sebaliknya, sebuah perusahaan memiliki profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu menghasilkan laba tinggi. Rumus Return on Equity (ROE) menurut Sutrisno (2006:266) dapat diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan :
- EAT (Earning After Tax) adalah laba bersih setelah dipotong bunga dan pajak.
EAT
Return On Equity = Total Ekuitas
(29)
- Total aktiva adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
2.1.2.2. Return on Investment (ROI)
Radardjo (2007:120) mengatakan “Return on Investment merupakan salah satu rasio Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam di dalamnya”.
Sedangkan Sutrisno (2008:266) mengatakan bahwa “Return on Investment juga sering disebut rentabilitas ekonomis merupaklan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa ROI merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-aset yang dimiliki untuk mencapai laba bersih. Rumus Return on Investment (ROI) menurut Sutrisno (2000:266) dapat diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan :
- ROI adalah tingkat pengembalian dari investment (Return on investment)
- Laba Bersih adalah laba bersih setelah dipotong bunga dan pajak. Laba Bersih
Return on Investment = Total Assets
(30)
- Total investment adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
2.1.2.3. Earning Per Share (EPS)
Komponen pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah adalah laba per lembar saham (EPS). Informasi Earning Per Share (EPS) suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan.
Sutrisno (2010:267) mengatakan bahwa “Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik”.
Harahap (2008:306) mengatakan bahwa “Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba”.
Darmaji (2001:139) mengatakan bahwa “Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar sahamnya”.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) merupakan kemampuan perusahaan menggunakan setiap lembar saham dalam menghasilkan laba bersih. Earning Per Share merupakan ukuran untuk menentukan
(31)
berapa besar laba bersih yang dihgasilkanperusahaan dari setiap lembar saham yang digunakan.
Penilaian rasio Earning Per Share menurut Harahap (2008:306) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Laba bersih EPS =
Harga Pasar Saham Keterangan :
- EPS adalah laba per lembar saham (Earning Per Share).
- Laba bersih adalah jumlah laba bersih yang dihasilkan perusahaan. - Harga pasar saham adalah harga pasar yang berlaku pada setiap
lembar saham.
2.1.3 Pengertian Inventory Turn Over (ITO)
Inventory Turn Over (ITO) adalah “rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola persediaan perusahaan. Semakin tinggi rasio aktivitas, semakin efektif perusahaan dalam menjual seluruh persediaan yang tersedia” (Warsono,2004:33).
Penjualan
ITO =
Persediaan
Keterangan :
- Penjualan adalah jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam menjual produknya.
(32)
2.1.4. Harga Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Anoraga dan Pakarti (2003:112) mengatakan “Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas”.
Hartono (2006:369) mengatakan “harga saham didefenisikan sebagai harga keseimbangan yang mencerminkan konsensus bersama antar semua partisipan pasar”.
Husnan (2005:79) mengatakan “Saham merupakan bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan”.
Sedangkan Sundjaja dan Barlian (2007:348) mengatakan “ditinjau dari sisi perusahaan yang menerbitkan saham, saham dapat diterbitkan dengan nilai nominal maupun tanpa nilai nominal”.
Secara garis besar, saham suatu perusahaan dapat dibedakan berdasarkan hak tagih atau klaim, berdasarkan peralihan hak, dan berdasarkan kinerja saham itu sendiri. Berdasarkan hak tagih atau klaim dibagi menjadi (Husnan, 2005:78) :
1. Saham Biasa.
Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya (one man one
(33)
vote). Pada likuidasi perseroan, pemilik perusahaan memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayaan setelah semua dilunasi.
2. Saham preferen.
Saham Preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk mendapatkan dividen dan atau bagian kekayaan lebih dahulu pada saat perusahan dilikuidasi daripada saham biasa. Disamping itu saham preferen mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi/komisaris.
Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (2010:26-27) adalah “proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari proyeksi laba, proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian deviden”.
Faktor lainnya yang dapat mempengarahi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham.
Fahmi (2011: 87) mengatakan beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
1) Kondisi mikro dan makro ekonomi.
2) Kebijakan perusahaan dalam memutuskan ekspansi (perluasan), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di domestik maupun luar negeri.
3) Kinerja keuangan perusahaan seperti kinerja profitabilitas yang terus mengalami penurunan akan dapat menurunkan harga saham, sebaliknya jika meningkat akan dapat meningkatkan harga saham. 4) Pencapaian nilai ekonomis perusahaan (economic value added)
yang positif akan dapat meningkatkan harga saham.
5) Resiko sistematis, yaitu suatu bentuk resiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
(34)
Menurut Arifin (2004, hal 323) mengatakan “faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten, semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu pula sebaliknya”. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio keuangan”.
1. Faktor Fundamental
Beberapa faktor fundamental yang menggerakkan harga saham adalah: a. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara
keseluruhan. Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktifitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting apda potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya.
b. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan secara individual.
(35)
2. Faktor teknis
Beberapa faktor teknis yang menggerakkan harga saham adalah: a. Adanya demand dan supply
Harga saham akan cenderung naik apabila terdapat lebih banyak pembeli daripada penjual, begitu juga sebaliknya.
b. Antisipasi investor
Antisipasi hasil kinerja suatu emiten, baik itu per tahun, per semester, maupun per triwulan akan mendorong investor untuk memburu saham emiten tersebut atau bahkan akan melepasnya.
c. Corporate action
Merupakan langkah strategis yang diambil perusahaan, seperti pengumuman dividend atau bonus, right issue, stock split, hasil RUPS dan lain-lain.
d. Berita dikoran atau rekomendasi saham
Harga saham sering bergerak atas dasar berita di koran atau rekmendasi saham yang ditulis oleh wartawan atau analisis saham.
e. Intervensi pemerintah
Walaupun jarang terjadi, namun pemerintah terkadang melakukan intervensi secara diam-diam melalui lembaga tertentu untuk membeli/menjual saham sebagai upaya untuk mengembalikan kepercayaan pasar.
(36)
f. Koreksi teknis
Pergerakan saham jarang yang terus menerus bergerak naik atau selalu turun. Sesudah periode kenaikan atau penuruan yang cukup lama, biasanya akan dijumpai koreksi teknis.
g. Sentimen pasar
Berita atau issue dari bidang politik, ekonomi dan lain lain akan mampu mempengaruhi aktivitas ekonomi, termasuk harga-harga saham di bursa. Salah satu pengaruh kuat dan konsisten pada pasar modal Indonesia adalah kinerja harga saham di bursa-bursa luar negeri yang sering terefleksi pada harga saham di Indonesia.
a. Penelitian Terdahulu
Tiga penelitian terdahulu menjadi referensi penelitian ini tercantum pada tabel 2.6
Tabel 2.6
Penelitian Terdahulu No
Peneliti Judul Variabel Independen Variabel Dependen Hasil 1 Hadianto (2005) Pengaruh earning per share dan price Earning ratio terhadap harga saham
earning per share, dan price Earning ratio. Harga saham. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa earning per share dan price Earning ratio berpengaruh
(37)
pada
perusahaan ritel di BEI.
saham baik secara parsial maupun simultan. 2 Santoso (2003) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan manufaktur Yang Listing di BEI tahun 2003 – 2006
ROI, DAR, dan PER Harga saham Temuannya membuktikan bahwa variabel ROI, DAR dan PER berpengaruh terhadap harga saham
3
Trisnawati (2003)
Pengaruh Debt
to Investment Ratio dan kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan media elektronik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Debt to Asset Ratio, dan Dividen Payout Ratio. Harga saham Hasil temuanya membuktikan
bahwa Debt to
Asset Ratio tidak berpengaruh
terhadap harga saham sedangkan kebijakan dividen yang diproksikan
dengan dividen
payout ratio berdampak positif terhadap harga saham
(38)
2.3. Kerangka Konseptual
Secara umum kinerja keuangan perusahaan ditunjukan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan yang kemudian dianalisis menggunakan rasio keuangan. Dalam penelitian ini rasio keuangan yang dipakai adalah Current Ratio, Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share, dan Inventory Turnover. Kerangka konseptual hubungan dan pengaruh Current Ratio, Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share, dan Inventory Turnover terhadap harga saham tercantum pada gambar 2.1.
H1
H2
H3
H4
H5
H6
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah penulis, 2014
Current Ratio digunakan untuk menilai likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan likuiditas perusahaan yang
Inventory Turn Over (X5) Earning Per Share (X4) Return On Investmen (X3) Return On Equity (X2) Current Ratio (X1)
(39)
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi baik akan semakin besar. Apabila hal tersebut terjadi maka hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya keuntungan perusahaan. Dengan keuntungan yang tinggi maka tingkat pengembalian (return) saham juga tinggi.
Profitabilitas diproxikan oleh ROE, ROI, dan EPS. Return on equity (ROE) adalah rasio yang menggambarkan hasil pencapaian perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penggunaan modal sendiri (ekuitas). Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi efektifitas penggunaan modal oleh perusahaan dalam menghasilkan laba. Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa ROE yang semakin meningkat dapat meningkatkan harga saham.
Return on Investment (ROI) merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total assets. Jika kemampuan untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham meningkat, dengan kata lain ROI mempengaruhi harga saham, jika ROI naik maka harga saham akan naik sebaliknya ROI turun maka harga saham akan turun.
Earning Per Share (EPS) yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor, dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Hal itu akan mengakibatkan kenaikan laba yang pada akhirnya ada kecenderungan kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya.
(40)
Inventori turnover yang artinya semakin tinggi persentasenya semakin baik yang artinya semakin cepat persediaan jadi kas. Semakin tinggi inventory turnover (ITO), maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan dan laba perusahaan juga dapat meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham.
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Likuiditas (Current Ratio) secara parsialberpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI. H2 : Profitabilitas (Retrun On Equity) secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI.
H3 : Retrun On Investment secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI. H4 : Earning Per Share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga
saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI.
H5 : Inventory Turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di BEI.
(41)
H6 : Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Retrun On Equity, Retrun On Investment, Earning Per Share) dan Inventory Turnover secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan Tekstil dan
(42)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
Variabel Independen (X) dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas (Current ratio), rasio profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), Inventory Turnover (ITO) dan untuk kemudian diuji dan dianalisis pengaruhnya terhadap harga saham (Y) sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Tekstil dan Garmen yang diperoleh secara tidak langsung di Bursa Efek Indoensia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dengan melakukan browsing pada situs www.idx.co.id dan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Sedangkan untuk data mengenai harga saham dapat dilihat dan didownload dari situs
(43)
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2014 sampai dengan selesai yang diprediksi hingga Februari 2015.
3.3. Batasan Operasional
Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti membatasi penelitian dilakukan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas di batasi pada Current ratio (CR)
2. Rasio profitabilitas di batasi pada Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS).
3. Rasio aktivitas di batasi pada Inventory Turnover (ITO)
4. Harga saham dibatasi pada harga penutupan (closing price) pada setiap akhir tahun.
3.4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Hermawan (2005:168), “data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain”.
Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet websites, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder dan lain-lain.
(44)
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan (Sangadji et al, 2010:191). Sifat data ini adalah pooling data atau combined model, yaitu gabungan antara data time series dan data cross section. Menurut Sangadji et al. (2010:190) “Data time-series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan menggambarkan perkembangan dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan menggambarkan keadaan”.
Penelitian ini mengambil data dari 16 perusahaan tekstil dan garmen (section) selama periode 4 tahun (series) yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
3.5. Populasi dan Sampel
Menurut Sangadji et al. (2010:185) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 25 perusahaan (Tabel 3.1).
Menurut Sangadji et al. (2010:186) “sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan purposive sampling.
(45)
Menurut Sangadji et al. (2010:188) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Adapun kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan - perusahaan industri tekstil dan garmen tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
2. Perusahaan - perusahaan industri tekstil dan garmen tersebut tidak sedang dalam proses delisting pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
3. Perusahaan - perusahaan industri tekstil dan garmen tersebut menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dan telah diaudit pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012
Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah menjadi 16 perusahaan yang diperlihatkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
DAFTAR POPULASI DAN SAMPEL PERUSAHAAN
No KODE Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
1 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. √ √ √ Sampel 1
2 ARGO Argo Pantes Tbk. √ √ √ Sampel 2
3 POLY Asia Pacific Fibers Tbk. √ √ √ Sampel 3 4 CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. √ √ √ Sampel 4 5 DOID Delta Dunia Petroindo Tbk. √ x x
6 ERTX Eratex Djaja Tbk. √ √ √ Sampel 5
7 ESTI Ever Shine Tex Tbk. √ √ √ Sampel 6
8 CNTX Century Textile Industry Tbk. √ √ x 9 MYRX Hanson International Tbk. √ √ x
10 INDR Indorama Syntetics Tbk. √ √ √ Sampel 7
11 KARW Karwel Indonesia Tbk √ √ √
(46)
Lanjutan tabel 3.1
Sumber :diolah Penulis, 2014)
3.6 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.6.1 Variabel Penelitian
Menurut Sangadji et al. (2010:133) variabel penelitian adalah “konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena”.
Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Dengan demikian merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai dan memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena yang digeneralisasi dalam konstrak.
Menurut Sekaran (dalam Sangadji et al, 2010:136) ada 2 jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen (Bebas)
Variabel bebas (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.
13 PBRX Pan Brothers Tex Tbk. √ √ √ Sampel 9 14 PAFI Panasia Filament Inti Tbk. √ √ √ Sampel 10 15 HDTX Panasia Indosyntex Tbk. √ √ √ Sampel 11 16 ADMG Polychem Indonesia Tbk. √ √ √ Sampel 12 17 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. √ √ √ Sampel 13
18 BATA Sepatu Bata Tbk. √ x x
19 SSTM Sunson Textile Manufactr Tbk. √ √ √ Sampel 14 20 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. √ √ √ Sampel 15
21 UNTX Unitex Tbk. √ √ √ Sampel 16
22 BIMA Primarindo Asia Tbk. x x x 23 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk. x x x 24 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk. x x x
(47)
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari current ratio, return on equity, return on investment, earning per share dan inventory turnover.
2. Variabel dependen (Terikat)
Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Selain itu variabel dependen dinamakan juga variabel yang diduga sebagai akibat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham.
3.6.2 Defenisi Operasional
Dari skripsi ini dapat diambil definisi operasional sebagai berikut: 1. CR (Current Ratio) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Aktiva lancar terdiri dari kas, persediaan, piutang dan investasi jangka pendek, sedangkan hutang lancar terdiri dari hutang dagang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun pada akhir tahun diukur dengan rasio yang dapat diformulasikan kedalam rumus sebagai berikut :
Aktiva Lancar Current Ratio =
Kewajiban Lancar
2. ROE (Return On Equity) adalah perbandingan laba bersih terhadap total ekuitas pada laporan kinerja keuangan perusahaan pada akhir tahun diukur dengan rasio yang dapat diformulasikan kedalam rumus sebagai berikut :
EAT
Return On Equity =
Total Ekuitas
3. ROI (Return on Investment) juga sering disebut rentabilitas ekonomis merupaklan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir tahun diukur dengan rasio yang dapat diformulasikan kedalam rumus sebagai berikut :
(48)
Laba Bersih Return On Investment =
Total Aset
4. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba pada akhir tahun diukur dengan rasio yang dapat diformulasikan kedalam rumus sebagai berikut :
Laba bersih
EPS =
Harga Pasar Saham
5. Inventory Turn Over (ITO) adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola persediaan perusahaan pada akhir tahun diukur dengan rasio yang dapat diformulasikan kedalam rumus sebagai berikut :
Penjualan
ITO =
Persediaan
6. Harga Saham (Y) adalah tanda pernyataan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas dalam bentuk lembar saham yang mencantumkan nilai nominal dan harga perlembarnya. Model dasar perhitungan harga saham sebagai berikut: Po = =
Keterangan :
Po = Harga saham pada periode 0
dt = Deviden yang diterima pada periode t i = Tingkat pengembalian yang diterima
∑
+ tt i d ) 1 ( n n i d i d i d ) 1 ( . ... ) 1 ( ) 1 ( 2 2 1 1 + + + + + +
(49)
Berdasarkan defenisi dari masing-masing variabel penelitian telah dijabarkan maka berikut ini adalah ringkasan dari defenisi operasional variable yang dapat di lihat pada table 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Defenisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran 1. Current
Ratio (X1)
Rasio ini adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
Aktiva Lancar CR =
Kewajiban Lancar
Rasio
2. Return On Equity (X2)
Rasio ini adalah perbandingan laba bersih terhadap total ekuitas pada laporan kinerja keuangan perusahaan
EAT ROE = Total Ekuitas
Rasio
3. Return on Investment (X3)
Rasio ini adalah ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva
Laba Bersih ROI = Total Aset
Rasio
4. Earning Per Share (X4)
Rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba
Laba bersih EPS =
Harga Pasar Saham
Rasio
5. Inventory Turn Over (X5)
Rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan secara efektif mengelola persediaan perusahaan.
Penjualan
ITO =
Persediaan
Rasio
6. Harga Saham (Y)
Nilai pasar dari selembar
saham perusahaan. Po = = Rasio
Sumber : diolah Penulis, 2014
∑
+ t t i d ) 1 ( n n i d i d i d ) 1 ( . ... ) 1 ( ) 1 ( 2 2 1 1 + + + + + +(50)
3.6. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Sosial Science). Dalam penelitian ini, α atau tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linier Unbiased Estimator / BLUE). Menurut Ghozali (2011:123) “beberapa asumsi-asumsi klasik harus dipenuhi agar suatu penggunaan persamaan regresi linier dapat dipergunakan dalam suatu penelitian ilmiah”. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
3.7.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2007:103) Uji normalitas dapat berguna dan bermanfaat untuk
tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal akan digunakan statistik parametik dan jika data tidak normal digunakan statistik non-parametik atau lakukan treatment agar data normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
(51)
Menurut Ghozali (2011:110), cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua yaitu:
analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan menlihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan menlihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas sebagai berikut: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Menurut Ghozali (2011:115) Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
1. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka signifikan > signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
2. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka signifikansi < signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Menurut Situmorang, et.al (2009:62) ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain:
1. Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log10) atau logaritma natural (Ln) 2. Menambah jumlah data
3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data
(52)
3.7.1.2 Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011:91) multikolinearitas adalah situasi dimana adanya
suatu korelasi diantara variabel independen yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menlihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen.
Menurut Ghozali (2011:91) mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,9.
(53)
3.7.1.3 Uji Autokorelasi
Menurut Situmorang et al.(2009:78) Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana adanya korelasi diantara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin-Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Menurut Ghozali (2011:96) Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi diuraikan oleh, yaitu:
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2. Angka D-W diantara -2 samapai +2 bearti tidak ada autokorelasi, 3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.7.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:111) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat:
apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada
(54)
suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.
Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.7.2 Regresi Linier Berganda
Untuk mempermudah proses analisis yang akan dilakukan, penulis akan membuat model analisis yang akan dilakukan penulis dalam rangka menjawab permasalahan yang ada. Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menggunakan alat statistik regresi berganda.
Alat analisis ini digunakan dengan suatu alasan untuk melihat ada tidaknya pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, baik secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (masing-masing). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan rumus :
(55)
Keterangan :
Y = Harga Saham X1 = Current Ratio
X2 = Return On Equity (ROE) X3 = Return On Investment (ROI) X4 = Earning Per Share (EPS) X5 = Inventory Turnover (ITO) a = Konstanta
b = Koefisien Prediktor
έ = Error Term/ Tingkat Kesalahan
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial dakan diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F.
3.7.3.1 Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Menurut Ghozali (2011:84), “uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Bentuk pengujiannya adalah:
(56)
H0 : variabel current ratio, return on equity, return on investment, aerning per share dan inventory turnover secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Ha : variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share dan inventory turnover secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada α = 5% derajat kebebasan (degree of fredom). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
H0 diterima jika thitung < ttabel Ha diterima jika thitung > ttabel.
3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Menurut Ghozali (2011:84), “uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”. Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share dan inventory turnover secara bersama–sama (simultan) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
Ha : variabel current ratio, return on equity, return on investment, earning per share dan inventory turnover secara bersama–sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
(57)
Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
H0 diterima jika Fhitung≤ Ftabelpada α = 5% Ha diterima jika Fhitung≥ Ftabel pada α = 5%
3.7.3.3 Uji Koefisien determinasi (R2)
Menurut Situmorang et al. (2010:144) koefisien determinasi dapat dijelaskan sebagai berikut
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictornya. Range nilai dari R2 adalah 0-1. 0 ≤ R2 ≤ 1.Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independent ditambah ke dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan ke dalam model.
(58)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada populasi dan sampel penelitian, didapat 16 perusahaan tekstil dan garmen yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2012.
4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal indonesia yang stabil.
(59)
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya bursa efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Namun pada tahun 2007 kedua bursa efek ini digabung menjadi satu dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI).
4.1.2. Deskriptif Data Variabel
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pooling data yaitu pengabungan antara data cross section dengan time series. Setelah dilakukan analisis data dari tahun 2009 - 2012, maka dihasilkan 64 observasi data Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Retrun On Equity, Retrun On Investment, Earning Per Share), Inventory Turnover dan harga saham
(60)
perusahaan Textil yang terdaftar di BEI. Berikut ini disajikan data masing-masing variabel.
Tabel 4.1
Data Likuiditas (Current Ratio)
Perusahaan Tekstil dan Garmen Tahun 2009 – 2012
No KODE Perusahaan Current Ratio
2009 2010 2011 2012 1 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 41.04 43.39 46.46 49.77 2 ARGO Argo Pantes Tbk. 65.11 60.91 102.60 78.93 3 POLY Asia Pacific Fibers Tbk. 12.22 18.93 19.84 20.00 4 CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. 63.27 70.19 106.02 98.79 5 ERTX Eratex Djaja Tbk. 41.56 42.04 99.28 94.12 6 ESTI Ever Shine Tex Tbk. 138.37 118.54 113.53 121.22 7 INDR Indorama Syntetics Tbk. 111.81 108.81 110.47 116.29 8 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 0 0 113.34 107.06 9 PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 100.61 122.68 143.98 14.55 10 PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 66.55 30.61 54.21 56.63 11 HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 71.78 84.61 68.56 82.59 12 ADMG Polychem Indonesia Tbk. 109.13 113.74 133.66 144.65 13 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 178.88 181.80 178.07 179.04 14 SSTM Sunson Textile Manufactur Tbk. 123.42 201.12 182.74 220.66 15 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 42.37 100.40 118.98 139.08
16 UNTX Unitex Tbk. 25.42 26.37 27.50 22.70
Sumber : Data diolah penulis 2014
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki Current Ratio tertinggi adalah Ricky Putra Globalindo Tbk sebesar 178.88 dan yang terendah ada pada Nusantara Inti Corpora Tbk sebesar 0. Pada tahun 2010 perusahaan yang memiliki Current Ratio tertinggi adalah Sunson Textile Manufacture Tbk sebesar 201.12 dan yang terendah ada pada Nusantara Inti Corpora Tbk sebesar 0. Pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki Current Ratio tertinggi adalah Sunson Textile Manufacture Tbk sebesar 182.74 dan yang terendah ada pada Asia Pacific Fibers Tbk sebesar 19.84. Pada tahun 2012 perusahaan yang memiliki Current Ratio tertinggi
(61)
adalah Sunson Textile Manufacture Tbk sebesar 220.66 dan yang terendah ada pada Pan Brothers Tex Tbk sebesar 14.55.
Tabel 4.2
Data Profitabilitas (Return On Equity)
Perusahaan Tekstil dan Garmen Tahun 2009 – 2012
No KODE Perusahaan
Return On Equity
2009 2010 2011 2012 1 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. -102.46 -296.60 -221.82 386.19 2 ARGO Argo Pantes Tbk. -266.55 27.47 -160.61 591.96 3 POLY Asia Pacific Fibers Tbk. -14.14 -3.52 1.55 7.93 4 CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. -154.9 -52.95 62.57 -161.54 5 ERTX Eratex Djaja Tbk. 14.45 23.91 -89.06 -22.34
6 ESTI Ever Shine Tex Tbk. 5.84 1.31 3.24 2.05
7 INDR Indorama Syntetics Tbk. 0.75 10.85 14.08 1.15 8 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 2.05 1.81 1.34 0.27
9 PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 26.78 26.46 13.2 40
10 PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 36.27 70.72 30.84 14.37 11 HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 0.18 0.92 3.58 0.45 12 ADMG Polychem Indonesia Tbk. 6.87 5.12 16.24 1.56 13 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 1.5 4.25 4.48 4.14 14 SSTM Sunson Textile Manufactur Tbk. 13.58 4.36 -9.92 3.41 15 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 133.23 11.68 8.73 2.08
16 UNTX Unitex Tbk. -21.73 15.78 5.01 13.94
Sumber : Data diolah penulis 2014
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa pada tahun 2009 perusahaan yang memiliki Return On Equity tertinggi adalah Tifico Fiber Indonesia Tbk sebesar 133.23 dan yang terendah ada pada Argo Pantes Tbk sebesar -266.55. Pada tahun 2010 perusahaan yang memiliki Return On Equity tertinggi adalah Panasia Filament Inti Tbk sebesar 70.72 dan yang terendah ada pada Apac Citra Centertex Tbk sebesar -296.60. Pada tahun 2011 perusahaan yang memiliki Return On Equity tertinggi adalah Centex (Preferred Stock) Tbk sebesar 62.57 dan yang terendah ada pada Apac Citra Centertex Tbk sebesar -221.82. Pada tahun 2012 perusahaan yang memiliki Return On Equity
(1)
6
ESTI Ever Shine Tex Tbk. 138.37 118.54 113.53 121.22 7
INDR Indorama Syntetics Tbk. 111.81 108.81 110.47 116.29 8
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 0 0 113.34 107.06 9
PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 100.61 122.68 143.98 14.55 10
PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 66.55 30.61 54.21 56.63 11
HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 71.78 84.61 68.56 82.59 12
ADMG Polychem Indonesia Tbk. 109.13 113.74 133.66 144.65 13
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 178.88 181.80 178.07 179.04 14
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 123.42 201.12 182.74 220.66 15
TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 42.37 100.40 118.98 139.08 16
UNTX Unitex Tbk. 25.42 26.37 27.50 22.70
(2)
Lanjutan Lampiran 2 Tabulasi Data Return On Equity
No KODE Perusahaan
Return On Equity
2009 2010 2011 2012 1
MYTX Apac Citra Centertex Tbk. -102.46 -296.60 -221.82 386.19 2
ARGO Argo Pantes Tbk. -266.55 27.47 -160.61 591.96 3
POLY Asia Pacific Fibers Tbk. -14.14 -3.52 1.55 7.93 4
CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. -154.9 -52.95 62.57 -161.54 5
ERTX Eratex Djaja Tbk. 14.45 23.91 -89.06 -22.34 6
ESTI Ever Shine Tex Tbk. 5.84 1.31 3.24 2.05
7
INDR Indorama Syntetics Tbk. 0.75 10.85 14.08 1.15 8
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 2.05 1.81 1.34 0.27 9
PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 26.78 26.46 13.2 40
10
PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 36.27 70.72 30.84 14.37 11
HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 0.18 0.92 3.58 0.45 12
ADMG Polychem Indonesia Tbk. 6.87 5.12 16.24 1.56 13
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 1.5 4.25 4.48 4.14 14
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 13.58 4.36 -9.92 3.41 15
TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 133.23 11.68 8.73 2.08 16
UNTX Unitex Tbk. -21.73 15.78 5.01 13.94
(3)
Lanjutan Lampiran 2 Tabulasi Data Return On Investment
No KODE Perusahaan
Return On Investment
2009 2010 2011 2012 1
MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 0.73 -5.37 -6.56 -5.54 2
ARGO Argo Pantes Tbk. -5.18 -8.75 -7.47 -9.03
3
POLY Asia Pacific Fibers Tbk. 25.88 8.40 -1.48 -19.14 4
CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. -13.71 -3.33 10.10 -11.69 5
ERTX Eratex Djaja Tbk. -25.95 -42.05 49.27 -3.50 6
ESTI Ever Shine Tex Tbk. 1.48 0.25 0.51 0.77
7
INDR Indorama Syntetics Tbk. 2.08 4.58 6.93 0.33 8
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 0.67 0.44 0.77 0.09 9
PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 4.06 4.01 4.74 18.68 10
PAFI Panasia Filament Inti Tbk. -2.95 -25.82 -19.38 -14.03 11
HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 0.05 0.12 1.71 0.10 12
ADMG Polychem Indonesia Tbk. 1.45 0.00 5.61 0.97 13
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 0.60 1.76 1.90 1.51 14
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 3.55 1.14 -2.86 0.34 15
TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. -9.29 5.45 7.68 1.70 16
UNTX Unitex Tbk. 21.36 -16.43 -5.09 -18.54
(4)
Lanjutan Lampiran 2 Tabulasi Data Earning Per Share
No KODE Perusahaan
Earning Per Share
2009 2010 2011 2012 1
MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 8.99 -68.96 -84.29 -67.9 2
ARGO Argo Pantes Tbk. -225.73 -372.56 -323.29 -397.42 3
POLY Asia Pacific Fibers Tbk. 497.62 140.93 -22.96 -273.39 4
CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. -13620.2 -2998.1 9561.93 -9979.8 5
ERTX Eratex Djaja Tbk. -258.27 -493.62 578.71 -90.77 6
ESTI Ever Shine Tex Tbk. 3.81 0.74 1.62 3.12
7
INDR Indorama Syntetics Tbk. 163.78 355.7 647.01 31.57 8
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 27.64 17.87 30.93 3.8 9
PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 74.72 79.94 23.46 95.29 10
PAFI Panasia Filament Inti Tbk. -8.48 -56.46 -35.6 -19.37 11
HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 0.37 0.78 11.28 0.76 12
ADMG Polychem Indonesia Tbk. 13.84 9.66 75.67 13.71 13
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 5.57 16.86 19.03 18.01 14
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 26.59 8.47 -20.58 2.24 15
TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. -54.94 20.13 55.89 12.94 16
UNTX Unitex Tbk. 3802.42 -3134.2 -1013.7 -3433.6
Sumber :(diakses 10 maret 2014)
(5)
Tabulasi Data Inventory Turn Over
No KODE Perusahaan
Inventory Turn Over
2009 2010 2011 2012 1
MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 9.99 13.65 10.38 6.77 2
ARGO Argo Pantes Tbk. 7.18 5.67 4.48 2.69
3
POLY Asia Pacific Fibers Tbk. 7.60 9.65 7.02 5.29 4
CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. 5.11 4.65 6.58 3.73 5
ERTX Eratex Djaja Tbk. 6.40 4.62 3.31 4.02
6
ESTI Ever Shine Tex Tbk. 2.85 2.92 2.81 1.96
7
INDR Indorama Syntetics Tbk. 6.78 7.24 7.46 5.07 8
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 2.40 2.91 3.24 1.90 9
PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 5.27 3.74 5.13 4.40
10
PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 2.70 2.16 3.72 10.02 11
HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 6.00 3.86 6.05 3.65 12
ADMG Polychem Indonesia Tbk. 5.79 5.58 5.45 3.98 13
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 2.65 2.72 2.75 1.93 14
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 1.81 1.78 1.03 1.14 15
TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 10.08 7.92 9.84 0.00 16
UNTX Unitex Tbk. 3.25 5.05 5.17 3.03
(6)
Lanjutan Lampiran 2 Tabulasi Data Harga Saham
No KODE Perusahaan
Harga Saham
2009 2010 2011 2012 1
MYTX Apac Citra Centertex Tbk. 52 68 225 375
2
ARGO Argo Pantes Tbk. 1300 1300 1100 1000
3
POLY Asia Pacific Fibers Tbk. 131 240 450 193
4
CNTB Centex (Preferred Stock) Tbk. 2650 2650 8000 6700 5
ERTX Eratex Djaja Tbk. 85 59 200 325
6
ESTI Ever Shine Tex Tbk. 51 100 160 160
7
INDR Indorama Syntetics Tbk. 470 1700 1980 1420 8
UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 123 139 300 345 9
PBRX Pan Brothers Tex Tbk. 135 1600 440 470
10
PAFI Panasia Filament Inti Tbk. 250 250 250 250 11
HDTX Panasia Indosyntex Tbk. 235 250 190 950
12
ADMG Polychem Indonesia Tbk. 134 215 580 365
13
RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 195 181 184 174 14
SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk. 250 225 180 134 15
TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk. 310 510 500 620 16
UNTX Unitex Tbk. 3700 3700 3700 3700