Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek

(1)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN

SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi Empiris pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2008-2010)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Ilham Reza Fahlevi

NIM : 106082002618

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

THE EFFECT OF LIQUIDITY, PROFITABILITY AND SOLVABILITY TO THE COMMON PRICE

(Emphiris Studies of Banking Industry in Indonesia Stock Exchange 2008-2010) Arrange By:Ilham Reza Fahlevi

ABSTRACT

This research was a purpose to provide empirical evident about liquidity, profitability and solvability that effect to the common price. The financial ratios in this research were Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratio as independent variables and Common Price as dependent variable.

The samples of this research are banking company that being active are traded and listed in BEI 2008-2010. Moreover, it is chosen by purposive sampling whereas it is based on some criteria . The statistic method used to test on the research hypothesis is regression.

The result shows that Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratio simultaneously are significant variables in prediction the common price which will be traded. This research also indicate that Debt to Equity Ratio partially is not significant variable in prediction the common price which will be traded.

Keywords: Financial ratios ,Return on Asset, Current Asset, , Debt to Asset Ratio,Debt to Equity ratio and Common Stock


(7)

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM

(Studi Empiris pada Industri Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010)

Oleh: Ilham Reza Fahlevi ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti mengenai pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan terhadap harga saham. Rasio-rasio keuangan yang diteliti yaitu Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratiosebagai variable independent dan harga saham sebagai variable independent.

Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar pada BEI yang aktif diperdagangkan dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling dimana pengambilan sample dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable rasioCurrent Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratio secara statistik simultan berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara statistik parsial variable Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh sigifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan di bursa.

Kata Kunci: Rasio Keuangan, Return on Asset, Current Asset, ,Debt to Equity ratio dan Harga Saham.


(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya milik Allah SWT yang jiwa kita berada dalam genggaman-Nya yang telah memberikan limpahan rahmat dan nikmat kepada kita semua. Sholawat serta salam tercurahkan kepada suri tauladan kita Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat, dan pengikutnya.

Alhamdulillahi Robbil’alamindengan pertolongan Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham” (Studi Empiris Pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008–2010).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Orangtua tercinta Papa (Rohmani H. Tabronih) dan Mama (Endang Yuliarsih) yang selalu berdoa dan berjuang untuk anak-anaknya semoga Allah SWT meridhoi kita serta adik (Wilda dan Akmal), dan seluruh keluarga atas doa serta dukungannya.

2. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 3. Bapak DR. Amilin, SE., Ak., M.Si, selaku pembimbing pertama yang dengan

segala kesabarannya telah berkenan meluangkan waktu, memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran yang sangat berharga dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu DR. Rini, SE, Ak, M.Si, selaku dosen pembimbing kedua yang telah

memberikan arahan, nasehat dan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran bersedia meluangkan waktunya selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Rahmawati SE, MM, selaku Kajur Akuntansi.


(9)

8. Teman-teman crew RRI Pro 2 FM, JJ, Ibas, Ferli, Yudhi, Mariana, Desi, Tiara, Al dan Rigel yang telah memberikan pelajaran serta motivasi, nasihat dan semangat selama saya bekerja disana.

9. Teman seperjuangan, Ikhwan Sugiono, yang sudah berjuang bersama, bergadang bersama dmi selesainya penelitian ini. Ayo kita susul yang lain pek!, Jangan sampai tertinggal lagi!.

10. Teman-teman JakOnline, Saif, Gerry, Doni, Om Tito, Zani, Bang Agung, Junot, Edja, Bang Kebot, Syarif, B-Kam dan Firas.

11. Nawang Permata Sari yang selama ini selalu memberikan dukungan, nasehat dan motivasi tiada hentinya.Thanks for your great spirit.

12. Teman-teman Akuntansi C 2006, Fuad, Tommy, Irfan, Bejo, Adji, Menes, Fajar, Haidar dan Feri yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan penelitian ini. Terimakasih banget bro!.

13. Teman-teman Six Idea, Ikel, Arsy, Iwan, Awang, Anda, Rezi, Jaka dan Zidney yang selalu membuat saya tertawa ketika sayadown.

14. Rekan-rekan CV Antindo Mandiri, Mas Eko, Aulia, Pentul, Awan, Taufik, Rufy, Tommy dan Mamat.

15. Semua saudara dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada peneliti. Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati, peneliti menerima semua kritik dan saran yang membangun.

Jakarta, Mei 2013


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 13

A. Kerangka Teoritis... 13

1. Rasio Keuangan ... 13

a. Pengertian Rasio Keuangan ... 13


(11)

2) Profitabilitas ... 18

3) Solvabilitas... 20

2. Pasar Modal... 23

1) Pengertian Pasar Modal ... 23

2) Manfaat Pasar Modal ... 24

3) Instrumen Keuangan yang Dipasarkan di Pasar Modal ... 24

3. Saham... 25

a. Pengertian Saham... 25

b. Jenis-Jenis Saham ... 27

c. Nilai Saham... 30

1) Nilai Nominal... 31

2) Nilai Buku ... 31

3) Nilai Pasar ... 31

4) Nilai Intristik ... 31

d. Harga Saham ... 32

B. Penelitian Sebelumnya ... 33

C. Perumusan Hipotesis... 36

D. Kerangka Pemikiran... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Ruang Linkup Penelitian... 41


(12)

D. Metode Analisis ... 43

1. Uji Statistik Deskriptif... 43

2. Uji Asumsi Klasik ... 44

a. Uji Normalitas ... 44

b. Uji Multikolinearitas... 45

c. Uji Autokorelasi... 45

d. Uji Heteroskedastisitas ... 46

3. Uji Regresi Berganda ... 46

4. Uji Hipotesis... 47

a. Uji Koefisien Determinasi ... 47

b. Uji Statistik t ... 48

c. Uji Regresi Simultan... 48

E. Batasan Variabel Operasional ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51

B. Deskriptif Data ... 52

C. Analisis Data ... 54

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 54

a. Uji Normalitas ... 54

b. Uji Multikolinearitas... 56


(13)

a. Uji Koefisien Determinasi ... 59

b. Uji Parameter Individual... 60

c. Uji Signifikansi Simultan ... 63

D. Interpretasi... 64

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Implikasi... 69

C. Saran... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(14)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Daftar Nilai Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Harga Saham ... 7

2.1 Penelitian Sebelumnya………... 34

4.1 Hasil PengujianDescriptive Statistics ...53

4.2 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 56

4.3 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 57

4.4 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2... 59

4.5 Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 60


(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 40

4.1 Hasil Pengujian Normalitas Data-Histogram ... 54

4.2 Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot... 55


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ... 75

2 Data Hasil Perhitungan Variabel Independen dan Dependen Pada Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia ... 76


(17)

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi

Nama : Ilham Reza Fahlevi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1989

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Haji Syaip No. 66 Rt 04/01 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan 12420

No.Telepon : 021-7652211

No. Handphone : 085692117114

Pendidikan Formal

1. SDN Gandaria Utara 03 Pagi Gandaria Utara, Jakarta Selatan

1994–2000

2. SLTPN 19 Mayestik, Jakarta Selatan 2000–2003

3. SMU Cenderawasih 1 Fatmawati, Jakarta Selatan 2003–2006 4. S1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

(Fakultas Ekonomi dan Bisnis –jurusan Akuntansi)

Ciputat, Jakarta Selatan 2006–2013

Pendidikan Non Formal


(18)

Pengalaman Organisasi

1. Jakonline Anggota 2009–Sekarang

2. Basket SLTPN 19 Anggota 2000–2003

3. Futsal SMU Cenderawasih 1 Anggota 2003–2006

Pengalaman Kegiatan

1. ESQ Leadership Training 2. Seminar Internet Marketing

Pengalaman Kerja

1. Mutumanikam Nusantara 2011-2012


(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bank adalah salah satu perusahaan jasa yang menawarkan jasa keuangan bagi masyarakat. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Melalui fungsi intermediasi tersebut perbankan menjadi sangat diandalkan untuk turut menciptakan kestabilan sistem keuangan.

Salah satu manfaat perbankan dalam kehidupan adalah sebagai model investasi dan kalau berbicara soal investasi, maka kita tidak bisa menghindari satu hal yang bernama saham. selain kita bisa menabung di bank, kita juga bisa menjadi bagian dalam bank tersebut dengan cara membeli atau memiliki sebagian atau mungkin seluruh saham yang dijual oleh bank tersebut. Untuk berinvestasi saham, kita harus mengetahui setiap perkembangan saham yang kita inginkan di pasar modal, untuk di Indonesia, Bursa Efek Indonesia bisa menjadi acuan kita untuk mencari informasi mengenai pergerakan saham yang kita inginkan.

Sehubungan dengan investasi pada pasar modal, banyak para ahli mengemukakan bahwa pasar modal merupakan sarana yang dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini


(20)

dimungkinkan karena pasar modal menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan pada sektor-sektor yang produktif dengan harapan sektor-sektor tersebut dapat berkembang dan menghasilkan lapangan perkerjaan yang baru bagi masyarakat. Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikannya.

Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan perusahaan. Dana diperoleh dari sumber intern dan ekstern perusahaan. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditor dan investor. Dana yang berasal dari kreditor disebut modal asing yang merupakan hutang bagi perusahaan sedangkan dana yang berasal dari investor disebut modal sendiri.

Pasar modal juga merupakan suatu sarana untuk mengatasi permasalahan likuditias perusahaan sekaligus sebagai salah satu sarana investasi bagi pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana. Salah satu instrumen utama dalam menganalisis kondisi fundamental perusahaan adalah informasi keuangan, karena didalamnya mencerminkan kondisi


(21)

pada pasar modal adalah termasuk dalam kategori investasi yang likuiditasnya tinggi serta convertible (mudah dikonversikan) sehingga penting bagi emiten untuk memperhatikan kepentingan pemilik modal yaitu dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas fungsi-fungsi keuangan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan, karena dari laba perusahaan akan dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban bagi para investornya dan juga merupakan elemen penting dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospeknya pada masa mendatang. Untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang secara periodik di-update sebagai salah sstu kewajiban perusahaan publik yang listed di Bursa Efek Indonesia.

Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan di perusahaan tersebut, contohnya manajemen sebagai pihak intern perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan. Bagi pihak ekstern, seperti investor menggunakan laporan keuangan untuk membantu kegiatan investasi di pasar modal.

Informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) revisi 1 Juli 2009 mewajibkan bagi


(22)

setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) wajib menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/annual(audited). Laporan keuangan tahunan (yang telah di audit) antara lain dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang memuat laporan neraca dan laporan laba rugi, serta catatan yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham (dividend payout ratio).

Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten). Emiten berkewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangan pada periode tertentu. Laporan keuangan ini sangat berguna bagi investor untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi, seperti menjual, membeli, atau menanam saham. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat


(23)

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang yang dapat mendorong terjadi perubahan harga saham. Likuiditas tinggi menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan rasio lancar (current ratio). Rasio lancar menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (Sudana, 2009: 24).

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan (Sudana, 2009: 25). Sementara itu menurut Riyadi (2006 : 155), Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba sebelum pajak dengan total asset yang dimiliki bank pada periode tertentu. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan, tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi. Profitabilitas dapat diukur dengan return on assets (ROA). ROA menunjukan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.

Solvabilitas mengukur seberapa besar penggunaan utang dalam pembelanjaan perusahaan. Solvabilitas dapat diukur dengan Debt to equity Ratio (DER). Menurut Darsono (2005: 54), rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi


(24)

pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Apabila rasio keuangan dalam kinerja keuangan perusahaan perbankan mengalami pertumbuhan dengan menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai, maka hal yang sama akan terjadi pada pergerakan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Dengan rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011).

Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang tedaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2008- 2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio-rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu di ikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan peryataan (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011) yang menyatakan dimana kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolak ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan


(25)

Fenomena dari pergerakan harga saham yang terjadi pada perusahaan perbankan periode 2008-2010 yang sebenarnya justru tidak sesuai dengan teori yang ada bahwa pertumbuhan rasio-rasio keuangan yang baik akan diikuti pula dengan pertumbuhan harga saham (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011), hal ini terlihat dari kinerja keuangan bank yang dilihat dari perubahan rasio keuangan yang pada kenyataanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Jakarta menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori yang ada, pada Bank Bukopin misalnya, dengan penurunan profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas pada tahun 2008 ke tahun 2009 dari 0,016879721 menjadi 0,013997486 untuk profitabilitas, 1,061121989 menjadi 1,059039152 untuk likuiditas dan 0,933565231 menjadi 0,931634486 untuk solvabilitas tidak diikuti dengan penurunan harga saham, bahkan harga saham mengalami kenaikan dari Rp 150,00 per lembar menjadi Rp 375,00 per lembar saham. Berikut tabel daftar nilai profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan Harga saham Bank Bukopin periode 2008-2010.

Tabel 1.1

Daftar Nilai Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Harga Saham

F e

Sumber: Laporan keuangan tahunan Bank Bukopin

Fenomena tersebut juga telah dibuktikan oleh Frian Alfrianto Yusak (2011) yang dalam jurnalnya meneliti industri makanan dan No Nama Bank Tahun Likuiditas Profitabilitas Solvabilitas Harga

saham 1. Bank

Bukopin

2008 1,061121989 0,016879721 0,933565231 150,00 2009 1,059039152 0,013997486 0,931634486 375,00 2010 1,050201395 0,014046618 0,93910304 650,00


(26)

minuman menyimpulkan bahwa profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas tidak mempengaruhi peningkatan harga saham, hal ini tidak sejalan dengan teori yang ada dimana semakin baik atau meningkatnya rasio keuangan akan berdampak pada naiknya harga saham suatu industri dikarenakan industri tersebut berada dalam kondisi solvable. Tetapi pernyataan Frian Alfrianto Yusak (2011) ini berlainan dengan apa yang telah ditemukan Achmad Syaiful Susanto (2008) yang menyimpulkan sebaliknya, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan harga saham, Uji ANOVA menunjukan signifikansi penelitian < 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga menunjukan adanya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga saham.

Dari latar belakang uraian teori dan pernyataan penelitian sebelumnya tersebut dalam penelitian ini akan dianalisa untuk dikaji lebih lanjut mengenai hubungan rasio keuangan terhadap pergerakan harga saham yang dimiliki. Banyaknya teori yang menyatakan bahwa kondisi rasio keuangan yang baik, nantinya akan membawa pengaruh yang positif terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga akan berpengaruh positif terhadap harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji ulang sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang ada.


(27)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Industri yang dimaksud adalah industri yang tergabung dalam kelompok perbankan. Namun tidak semua kelompok perbankan dijadikan sampel, tetapi yang memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu bank yang konsisten mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama tiga tahun berturut–turut pada periode 2008 sampai dengan 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio keuangan (Financial Ratios)mempunyai pengaruh terhadap Harga Saham(Common Price). Adapun yang membedakan penelitan yang dilakukan oleh penulis terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti lain ialah mengenai:

1. Variabel yang digunakan

Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah rasio keuangan Perusahaan yang merupakan variable independen dan variable dependen yaitu harga saham.

2. Sampel yang digunakan

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dan secara konsisten mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama tiga tahun berturut–turut pada periode 2008 sampai dengan 2010.


(28)

3. Periode penelitian yang digunakan

Pada penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2008 sampai dengan 2010.

Dengan melihat pentingnya informasi rasio-rasio keuangan perusahaan dan latar belakang yang telah diutarakan oleh penulis, maka penulis memberi judul penelitian skripsi ini adalah “Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008– 2010)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios) perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham(Common Price). 2. Apakah Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) perusahaan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham(Common Price). 3. Apakah Rasio Solvabilitas (Solvability Ratios) perusahaan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham(Common Price). 4. Apakah Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas

secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham(Common Price).


(29)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin memberikan informasi secara empiris tentang:

1. Pengaruh Rasio Profitabilitas (Profitability Ratios) perusahaan terhadap Harga Saham(Common Price).

2. Pengaruh pengaruh Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios) perusahaan terhadap Harga Saham(Common Price)

3. Pengaruh Rasio Solvabilitas (Solvability Ratios) perusahaan terhadap Harga Saham(Common Price).

4. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas secara bersama-sama terhadap Harga Saham(Common Price).

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, pengguna, manajemen, pengambil keputusan, dan penulis, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Bagi pengguna laporan keuangan(users), dalam hal ini adalah investor maupun kreditor, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan dasar bagi para pengguna laporan keuangan dalam menilai kinerja manajemen yang menjadi pertimbangan awal dalam proses transaksi bursa dan proses pengambilan keputusan investasi saham.

2. Bagi manajemen, diharapkan penelitian ini dapat menjadikan motivasi untuk meningkatkan kinerja manajemen, sehingga dapat tercermin dalam laporan keuangan yang mereka susun serta sebagai dasar


(30)

pengambilan keputusan mengenai kebijaksanaan yang menyangkut rasio kinerja keuangan terhadap keputusan investasi saham.

3. Bagi para pengambil keputusan (eksekutif), diharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar penilaian dan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris mengenai perbedaan rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan serta pengaruh rasio keuangan yang tergambarkan dalam laporan keuangan terhadap harga saham.

5. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat membantu dan menambah penulis dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan proses transaksi pada bursa efek.


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis

1. Rasio Keuangan a. Pengertian

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2008:104). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang merupakan hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik ini sangat lazim digunakan para analitis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Rasio keuangan itu bisa banyak sekali (Harahap, 2007:297). Sedangkan Rasio juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam. Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan, analisis rasio bertujuan untuk menilai efektivitas


(32)

keputusan yang telah diambil perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas perusahaannya (Prastowo dan Juliaty, 2002:76).

Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 2001:329). Rasio keuangan, membantu kita untuk menidentfikasi beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan peusahaan yang berarti: (1) kita dapat meneliti rasio antar waktu (katakanlah untuk tahun terakhir) untuk meneliti arah pergerakannya; dan (2) kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat menganalisis informasi keuangan secara sederhana dilakukan dengan membuat standar tolak ukur atas informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan atau juga satu perusahaan dengan batas-batas waktu yang berbeda (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:70-71). Untuk mengukur kinerja keuangan peusahaan dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari rasio yang diukur diinterpretasikan sehingga


(33)

bentuk-bentuk rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas.

b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan 1) Rasio Likuiditas

Menurut Harahap (2007:301) definisi rasio likuiditas adalah Rasio yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Istilah likuiditas menurut Moeljadi (2006:48) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka waktu pendek atau yang segera harus dibayar. Sedangkan Kasmir (2008:129) mendefinisikan rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal kerja sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar (utang jangka pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


(34)

pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Penelitian ini menggunakan rasio lancar (current ratio) sebagai ukuran rasio likuiditas.

Rasio lancar menunjukan likuiditas perusahaan yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar terhadap utang lancar yaitu utang-utang lancar jangka pendek (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:72). Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih (Kasmir, 2008:146). Current ratio menunjukan kemampuan suatu peusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya yang harus segera dibayar dengan menggunakan uang lancar, current ratio ini dihitung dengan cara membagi aktiva lancar (current ratio) dengan utang lancar (current liabilities) (Moeljadi, 2006:48). Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasio lancar menunjukkan seberapa banyak aktiva uang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang


(35)

Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya (Kasmir, 2008:135).

Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:135).

Aktiva lancar Current Ratio=

Utang Lancar

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pangukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.


(36)

ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan parusahaan sebelumnya (Kasmir, 2008:135). Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya (Moeljadi, 2007:301)

2) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio rentabilitas, menurut Moeljadi (2006:52) rasio profitabilitas adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Sementara itu rasio profitabilitas menurut Harahap (2007:304) adalah yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sedangkan menurut Kasmir (2008:196) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuangan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas


(37)

yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba. Perusahaan yang baik (sehat) mempunyai profitabilitas yang besar dan cenderung memiliki laporan keuangan yang sewajarnya sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar dibandingkan dengan jika profitabilitasnya rendah (Petronela, 2004:48). Dalam penelitian ini ukuran rasio profotabilitas menggunaka return on assets (ROA).

Return on assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktiva yang digunakan dalam perusahaan atas suatu ukuran tentang aktivitas manajemen (Kasmir, 2008:211). Return on assets (ROA) adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba/rugi bersih dengan total assets. Pengembalian atas aset-aset (ROA) menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan


(38)

bersih ke total aset-aset (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:77).

Rumus untuk mencari return on assets (ROA) dapat digunakan sebagai berikut (Harahap, 2007:305).

Laba bersih Return on assets(ROA) =

Total aktiva

Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Semakin rendah (kecil) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2008:202). Artinya bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

3) Rasio Solvabilitas

Menurut Moeljadi (2006:52) definisi rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban keuangannya jika perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas menurut Harahap (2007:304) adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal atau asset. Sedangkan Kasmir (2008:196) mendefinisikan rasio solvabilitas sebagai rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.


(39)

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau oleh pihak lain dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Jadi, penggunaan jumlah utang perusahaan tergantung pada keberhasilan pendapatan dan ketersediaan aktiva yang bisa digunakan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi solvabilitas, perusahaan harus semaksimal mungkin meningkatkan labanya agar mampu membiayai dan membayar utang. Apabila tidak mampu menghasilkan laba, dengan demikian, perusahaan tersebut akan bangkrut. Solvabilitas yang tinggi menjadi perhatian auditor karena solvabilitas yang tinggi mengidentifikasikan bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Petronela, 2004:48). Dalam penelitian ini ukuran solvabilitas menggunakan debt to equity ratio (debt ratio).

Debt to Equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total modal dengan total aktiva (Kasmir, 2008:166). Rasio utang (debt to equity ratio) menunjukan beberapa banyak utang yang digunakan


(40)

membiayai aset-aset perusahaan (Keown, Martin, Petty, dan Scott Jr, 2004:80). Sedangkan Rasio DER menurut Diah Andarini (2007:20) dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus untuk mencari debt to equity ratio dapat digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008:156).

Total Kewajiban jk panjang Debt to Equity Ratio=

Total Ekuitas

Apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mempu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula sebaliknya, apabila rasio rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh utang (Kasmir, 2006:156). Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri sejenis.


(41)

2. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets dan hutang pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portfolio investasi (melalui pasar sekunder). Horne (2005:39) mendefenisikan pasar modal sebagai pasar yang berkaitan dengan utang dan instrumen jangka panjang (lebih dari satu tahun). Defenisi lain atas pengertian pasar modal dikemukakan oleh Situmorang (2008:3) bahwa secara teoritis pasar modal didefenisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun hutang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta. Hartono (2008:3) mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar modal yaitu pasar, modal, dan pasar modal. Pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan


(42)

komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal. Pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan merger Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada 1 Desember 2007.

b. Manfaat pasar modal

Banyak manfaat pasar modal didalam dunia perekonomian. Beberapa manfaat keberadaan pasar modal antara lain:

1) Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dan secara optimal.

2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.

3) Menyediakanleading indicatorbagi trend ekonomi negara. 4) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan

masyarakat menengah.

5) Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.

6) Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

7) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek.

c. Instrumen Keuangan yang Dipasarkan Di Pasar Modal


(43)

belikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Bentuk dari instrument keuangan tersebut dinamakan dengan surat berharga. Surat berharga atau sering juga disebut sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisai yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Menurut Hartono (2008:98) instrumen pasar modal pada prisipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjual belikan pasar modal diantaranya adalah saham biasa, saham preferent, obligasi, obligasi konversi, right insue, dan waran. Saham merupakan salah satu instrumen pada pasar modal, dan dalam penelitian ini, penulis akan meneliti signifikansi rasio keuangan terhadap harga saham.

3. Saham

a. Pengertian Saham

Saham (Weston dan Copeland, 2004:56) adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Menurut Alwi (2003:33) saham atau stock adalah surat tanda bukti atau tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering pula


(44)

disebut share merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat diterbitkan dengan cara atas nama atau atas unjuk. Selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).

Menurut Siegel dan Shim (2005:441) saham adalah bukti pemilikan dalam sebuah perusahaan dan tuntutan terhadap aktiva serta keuntungan perusahaan dimana merupakan modal resmi dari sebuah kesatuan yang dibagi menjadi lembaran saham. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrument yang paling dominan diperdagangkan.

Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka (Darmadji dan Fakhruddin, 2001 : 5). Saham dapat diperjual belikan pada bursa efek, yaitu tempat yang dipergunakan untuk memperdagangkan efek sesudah pasar perdana. Penerbitan surat berharga saham akan memberikan berbagai keuntungan bagi perusahaan perbankan.

Berdasarkan uraian diatas secara umum pengertian saham adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang menyatakan pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu atau memiliki sebagian hak dari perusahaan tersebut.


(45)

b. Jenis-jenis Saham

Menurut Alwi (2003:34) saham dapat dibedakan menjadi saham biasa dan saham preferen.

1) Saham Biasa (common stock)

Saham biasa adalah saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut. Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Saham biasa menanggung risiko terbesar karena pemegang saham biasa menerima dividen hanya setelah pemegang saham preferen dibayar dan memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh keuntungan, hak suara pada RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dan pada likuidasi perusahaan, mempunyai hak untuk memperoleh sebagian dari kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi, baik untuk para kreditur maupun para pemegang saham preferen.

2) Saham Preferen (preferred stock)

Saham preferen adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, yaitu: a) Cumulative Preferred Stock

Memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnnya kumulatif dalam suatu presentasi atau jumlah


(46)

tertentu. Apabila pada tahun tertentu dividen yang dibayarkan tidak dibayar sama sekali, maka hal ini diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. Pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.

b) Non Cumulative Preferred Stock

Pemegang saham jenis ini prioritas dalam pembagian dividen sampai pada suatu presentasi atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif, yaitu dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk pemegang saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar dividen saham preferen untuk tahun tersebut.

c) Participating Preferred Stock

Pemilik saham jenis ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap yang diperoleh saham preferen.

d) Non-participating preffered stock

Pemegang saham jenis ini setiap tahunnya memperoleh dividen terbatas sebesar tarif dividennya.


(47)

e) Saham preferen convertible(convertible preferred stock) Saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi penukaran saham preferen dengan saham biasa.

Menurut Darmadji dan Hendi (2001:6) saham dapat juga dibagi berdasarkan peralihan hak, antara lain :

a) Saham atas Unjuk(Bearer stock)

Merupakan jenis saham yang memiliki karakteristik tidak tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor ke investor lainnya. Secara hukum, bahwa siapa yang memegang saham tersebut maka dialah diakui sebagai pemiliknya.

b) Saham atas nama (Registered Stock)

Saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik saham pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu.

Darmadji dan Hendi (2001:6) menjelaskan juga bahwa saham dapat juga dibagi berdasarkan kinerja saham, antara lain :

a) Blue chip stock

Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki


(48)

pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden.

b) Income Stock

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c) Growth Stock

Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leaderdi industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. d) Speculative Stock

Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e) Counter Cyclical Stock

Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

c. Nilai Saham

Menurut Alwi (2003:67) nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam empat konsep yang memberikan makna yang berbeda, yaitu :


(49)

1) Nilai Nominal

Nilai nominal suatu saham adalah nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Nilai nominal adalah modal per lembar yang harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham. Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri per lembar. Jika tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal adalah semua penerimaan bersih yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham yang bersangkutan.

2) Nilai Buku

Nilai buku adalah nilai saham menurut pembukuan perusahaan. Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva bersih per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. 3) Nilai Pasar

Nilai pasar adalah harga saham di bursa efek. Nilai pasar ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar bursa.

4) Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai sebenarnya dari saham. Maksudnya adalah harga saham di pasar mencerminkan nilai sebenarnya dari perusahaan.


(50)

d. Harga Saham

Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan (Anoraga 2006:100). Harga saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan, dan apabila suatu saham aktif diperdagangkan maka dealer tidak akan lama menyimpan saham sebelum diperdagangkan.

Menurut Susanto (2002:12) harga saham adalah harga yang ditentukan secara lelang kontinu. Sedangkan menurut Sartono (2001:70) harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran dipasar modal. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen menjalankan tugasnya atas nama pemegang para pemegang saham. Pemegang saham yang tidak puas dengan kinerja perusahaan dapat menjual saham yang mereka miliki dan menginvestasikan uangnya di perusahaan lain. Tindakan tindakan tersebut jika dilakukan oleh para pemegang saham akan mengakibatkan turunnya harga saham dipasar, karena pada dasarnya tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hal ini berkaitan dengan


(51)

analisis sekuritas yang umumnya dilakukan investor sebelum membeli atau menjual saham.

Menurut Hin (2001;27) dalam terdapat enam istilah mengenai harga saham, yaitu sebagai berikut:

1) Open(pembukaan)

Openadalah harga terjadi pada transaksi pertama suatu saham. 2) Close(penutupan)

Closeadalah harga terjadi pada transaksi terakhir suatu saham. 3) High(tertinggi)

High adalah hakrga tertinggi transaksi yang tercapai pada suatu saham.

4) Low(rendah)

Lowadalah harga terendah transaksi yang tercapai suatu saham. 5) Bid(minat beli)

Bid adalah harga jual yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi.

6) Ask(minat jual)

Ask adalah harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.

B. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta


(52)

kontribusi tambahan bagi investor untuk melihat potensi finansial suatu perusahaan sebagai acuan untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap harga saham.

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2002)

Pengaruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham. 1. Menggunakan harga saham sebagai variabel dependen. 2. Menggunakan rasio profitabilitas sebagai variabel independen. 3. Menggunakan regresi berganda. 1. Menggunakan EVA segabai variabel indepanden. 2. Tidak Menggunakan solvabilitas dan likuiditas pada variabel independen. 3. Tidak hanya

menggunakan ROA untuk mengukur profitabilitas, tapi juga ROE dan ROS. 4. Objek

penelitiannya.

EPS (X4)

berpengaruh terhadap harga saham (Y), sedangkan ROA (X1),

ROE (X2),

ROS (X3),

BEP (X5), dan

EVA (X6)

tidak berpengaruh terhadap harga saham (Y). Ika Hermawati (2008) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Agroindustri Yang Terdaftar Pada Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. 1. Menggunakan harga saham sebagai variabel dependen. 2. Menggunakan ROA dan DER sebagai variabel independen. 3. Menggunakan

1. Pada veriabel independen menggunakan NPM, EPS, BV, OPM, ROE. 2. Tidak menggunakan likuidas sebagai variabel Hubungan antara NPM, EPS, ROA, BV, OPM, ROE dengan harga saham mempunyai hubungan yang positif, sedangkan hubungan antara DER dengan harga


(53)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Achmad Syaiful Susanto (2011) PengaruhLikuiditas, Profitabilitas, Solvabilitasdan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan Farmasi Di BEI.

1.Menggunakan ROA, DER dan CR untuk variabel independen. 2.Menggunakan harga saham sebagai variabel dependen. 3.Menggunakan regresi berganda. 1. Menambahkan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. 2. Objek penelitiannya. Secara parsial, ROA, CR dan DER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sementara secara simultan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Jeany Clarensia, Sri Rahayu dan Nur Azizah (2011) Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan dan Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010)

1.Menggunakan CR dan ROA sebagai variabel independen. 2.Menggunakan harga saham sebagai variabel dependen. 3.Menggunakan regresi berganda. 1. Menambahkan Profit Margin, OROA dan ROE sebagai proksi profitabilitas. Net Working Capital dan QR sebagai proksi likuiditas. 4. Menambahkan pertumbuhan penjualan dan deviden sebagai variabel independen. 3. Objek penelitiannya. variabel likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan kebijakan dividen secara simultan signifikan mempengaruhi variabel harga saham. Secara persial hanya pertumbuhan penjualan yang tidak signifikan terhadap harga saham. Haryanto dan Toto Sugiharto (2003) Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Air Minuman di BEJ.

1.Menggunakan ROA sebagai variabel independen. 2.Menggunakan harga saham sebagai variabel dependen. 1. Menambahkan ROI untuk mengukur profitabilitas dan tidak menggunakan likuiditas dan solvabilitas sebagai variabel Rasio profitabilitas yang digunakan dalam mengukur performa perusahaan ternyata


(54)

Peneliti (Tahun)

Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 3.Menggunakan regresi berganda. independen. 2. Objek penelitiannya. mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham adalah ROA. Dr. Majed Abdel Majid Kabajeh, Dr. Said Mukhled Ahmed AL Nu’aimat dan Dr. Firas Naim Dahmash (2012) The Relationship between the ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices. 1.Menggunakan ROA sebagai variabel independen. 2.Menggunakan harga saham sebagai variabel dependen. 3.Menggunakan regresi berganda. 1. Menambahkan ROI dan ROE untuk mengukur profitabilitas dan tidak menggunakan likuiditas dan solvabilitas sebagai variabel independen. 2. Objek penelitiannya. Secara simultan, ROA, ROE dan ROI berpengaruh signifikan terhadap harga saham, secara parsial hanya ROA dan ROE yang berpengaruh secara signifikan. Sumber: Diolah dari berbagai referensi

C. Perumusan Hipotesis

1. Rasio Likuiditas terhadap Harga Saham

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Jeany Clarensiaet. al. (2011) didapat Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil yang sama juga ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Frian Alrianto Yusak (2012) dengan analisis jalur atau path analysis dapat diketahui bahwa secara langsung likuiditas berpengaruh terhadap harga pasar saham sebesar 0,0282. Current Ratio (CR) menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang–hutang jangka pendek. Tidak

Tabel 2.1 (Lanjutan) Judul Penelitian


(55)

baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan (Lukman Syamsudin 2007:39). Karena dalam penelitian ini jenis perusahaan berbeda-beda maka hanya diambil kesimpulan dari perusahaan yang digunakan sebagai objek penelitian.

Ha1:Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Harga Saham.

2. Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham

Pada penelitianNoer Sasongko & Nila Wulandari (2006), yaitu meneliti mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap deviden pada sektor industri manufaktur menyatakan bahwa Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

Sementara, pada penelitian yang dilakukan oleh Indah Nurmalasari (2009) menyatakan hasil yang berbeda, Hasil dari Uji-t diketahui bahwa Return On Asset (ROA) terhadap harga saham mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif. Saat laba sebelum bunga dan pajak naik dan total aktiva turun maka ROA akan naik, semakin besar ROA semakin besar tingkat keuntungan yang


(56)

dicapai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa manajemen dapat menggunakan total aktiva perusahaan dengan baik (aktiva lancar dan aktiva tetap) dan pada akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan sehingga menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

Ha2:Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham.

3. Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggrawit Kusumawardani (2010) didapat Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sebesar 102.4%. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Ika Hermawati (2008) yang mengungkapkan bahwa DER tidak ber pengaruh terhadap harga saham. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki perusahaan DER menunjukkan sejauh mana perusahaan dapat menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditornya (Lukman Syamsudin 2007:54). Semakin kecil angka rasio ini, berarti

Semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan dan semakin besar penyangga risiko kreditor. Dari hasil perhitungan didapat nilai DER yang cukup tinggi, hal ini menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan


(57)

dengan total modal sendiri sehingga semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar.

Ha3:Pengaruh Rasio Solvabilitas terhadap Harga Saham.

4. Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham

Dari hasil penalitian yang dilakukan oleh Achmad Syaiful Susanto (2011) yang dalam penelitiannya menunjukan bahwa adanya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga saham. Uji ANOVA menunjukan signifikansi penelitian < 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga menunjukan adanya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER), dan ukuran perusahaan (Total aktiva) secara serentak terhadap harga saham.

Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten).


(58)

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1

Bursa Efek Indonesia

Perusahaan Perbankan

Rasio Keuangan

Likuiditas Profitabilitas Solvabilitas

Harga Saham

Model Regresi

Uji Asumsi Klasik : 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Autokorelasi 4. Uji Heterokedastisitas

Uji Regresi Berganda


(59)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan adalah pada rasio keuangan yang diperoleh melalui laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Jenis riset dalam penilitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif (data sekunder).

Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu selama 3 tahun yaitu sejak tahun 2008-2010. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dalam kurun waktu pengambilan sample tersebut. Sehingga, apabila dilihat dari dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini masuk dalam kelompok datatime series dengan menggunakanannual reportperiode 2008-2010.

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian yang dilakukan ini, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan data sekunder dengan menggunakan metodePurposive Sampling yaitu metode pengumpulan anggota sampel yang didasari dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(60)

1. Laporan keuangan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar (listing) pada Bursa Efek Indonesia yang telah dipublikasikan selama tahun 2008 -2010.

2. Perusahaan mempunyai data laporan keuangan konsisten dari tahun 2008 -2010.

3. Laporan Keuangan yang dijadikan merupakan Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, karena dianggap laporan tersebut telah sesuai standar akuntansi yang berlaku.

4. Laporan Keuangan yang dijadikan merupakan laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca perusahaan.

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa catatan atau laporan historis yang telah dipublikasikan, yaitu berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang diterbitkan pada periode 2008 -2010. Dimana data-data tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Pusat Referensi Pasar Modal.

Sedangkan menurut jenis datanya, maka data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data dokumenter, yaitu laporan keuangan auditee perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar di BEI sejak tahun 2008-2010. Data dokumenter dalam penelitian ini dapat menjadi bahan atau dasar analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis


(61)

digunakan peneliti pada penelitian ini adalah studi time series. Dimana studi ini lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan(Library Research)

Pengumpulan bahan-bahan berupa teori atau konsep yang diambil dari internet, perpustakaan berupa literatur, koran, dan artikel atau jurnal ilmiah yang dapat mendukung sebagai bahan kajian penelitian dan sebagai landasan untuk menganalisa permasalahan.

2. Studi Lapangan(Field Research)

Data sekunder berupa pengamatan dan pengambilan data langsung di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) atau melakukan Direct Obserrvation di Bursa Efek Indonesia (BEI).

D. Metode Analisis

Setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data-data tersebut, agar dapat mendukung hipotesis yang telah diajukan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi (ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik) sehingga mudah dipahami dan


(62)

diinterpretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan dalam penelitian untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa: rata-rata (mean), median, modus, dan standar deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikoloniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu tahun.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak dengan menggunakan Normal P-Plot. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.Uji normalitas dilakukan dengan analisa grafik, dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti


(63)

b. Uji Multikoliniearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikoliniearitas.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas dari problem multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka data tersebut tidak ada multikolinearitas (Ghozali, 2005:92).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Autokorelasi digunakan pada model regresi yang datanyatime series(Ghozali, 2005: 96).Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Waston, dimana hipotesis yang akan diuji adalah:

1) Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Angka D-W di atas +2, berarti autokorelasi negatif.


(64)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedstisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanvariancedari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain dengan menggunakan grafik Scatteplot.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

3. Uji Regresi Berganda

Uji regresi berganda ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterkaitan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002:163). Untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebasnya. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut:


(65)

Dimana: Y = Harga Saham

α = Konstanta, harga Y bila X = 0

β = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X)

X1 = Likuiditas X2 = Profitabilitas X3 = Solvabilitas e =Error

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.Tetapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R2 berkisar antara nol dan satu.

Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua


(66)

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali: 2005, 83).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5% (Ghozali, 2005: 84-85).

c. Uji Regresi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:84), dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak, namun jika nilai signifikan > 0,05 maka H0diterima.

E. Batasan Variabel Operasional

Penelitian ini mengungkapkan dua variabel, yaitu variabel likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham. Variabel likuiditas, profitabilitas dan likuiditas sebagai variabel lepas (independen) dan harga saham sebagai variabel terikat (dependen).

Untuk menjelaskan lingkup penelitian dan mencapai obyektivitas penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengukuran variabel, maka perlu


(67)

Definisi operasional merupakan salah satu cara dari pendefinisian suatu gagasan.

1. Variabel Bebas(Independen)

Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel-variabel Bebas adalah sebagai berikut :

a. Rasio Profitabilitas (Profitabillity Ratio)

Rasio Profitabilitasmerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan modal tertentu.

Laba Bersih ROA, Rumusnya :

Total Aktiva b. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Aktiva Lancar CR, Rumusnya :


(68)

c. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur tingkat sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang disebut juga rasio hutang atau debt ratio

Kewajiban jk. Panjang DER, Rumusnya :

Ekuitas 2. Variabel Terikat (Dependen)

Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variable dependen, yaitu: Harga Saham yang mencerminkan juga nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor. Prestasi baik yang dicapai perusahan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (emiten)proses penentuan .


(69)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Sampel yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan yang tergabung dalam kelompok perbankan. Namun tidak semua kelompok perbankan dijadikan sampel, tetapi yang memenuhi kriteria kelengkapan data, yaitu bank yang konsisten mencantumkan nilai pasar harga saham dalam annual report selama tiga tahun berturut–turut pada periode 2008 sampai dengan 2010.

Dari kriteria yang ditetapkan diatas, diperoleh daftar kesembilan belas bank yang telah memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bank Agroniaga

2. Bank Artha Graha International 3. Bank BCA

4. Bank BNI 5. Bank BRI 6. Bank Bukopin 7. Bank CIMB Niaga 8. Bank Danamon


(70)

9. Bank ICB Bumiputera 10. Bank International Indonesia 11. Bank Kesawan

12. Bank Mandiri 13. Bank Mayapada 14. Bank OCBC NISP 15. Bank Pan Indonesia 16. Bank Permata 17. Bank Swadesi

18. Bank Victoria International

19. Bank Windu Kentjana International

B. Deskriptif Data

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai minimum dan maksimum, mean, dan standar deviasi.


(71)

Tabel 4.1

Hasil PengujianDescriptive Statistics Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Likuiditas 57 1.01653 1.24665 1.0983537 .05086582 Profitabilitas 57 -.00125 .03688 .0149868 .01066241 Solvabilitas 57 .79213 .93910 .8960993 .03492095 Harga saham 57 50.0 10500.0 1669.404 2246.4254 Valid N (listwise) 57

a. Sumber : Data Sekunder Yang Diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai N menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian, yaitu sebanyak 57 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode penelitian 2008 sampai dengan 2010. Data-data yang digunakan merupakan Data-data industri perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Variabel Likuiditas menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 1,0983537 dengan standar deviasi sebesar 0,05086582, Nilai minimum Likuiditas sebesar 1,01653 dan maksimum sebesar 1.24665. Variabel Profitabilitas menunjukkan nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0,0149868 dengan standar deviasi sebesar 0,01066241. Nilai minimum Profitabilitas sebesar -0,00125 dan nilai maksimum sebesar 0,03688. Variabel Solvabilitas menunjukkan bahwa nilai rata–rata yang terjadi sebesar 0,8960993 dengan standar deviasi sebesar 0,03492095. Nilai minimum Solvabilitas sebesar 0,79213 dan nilai maksimum sebesar


(72)

sebesar Rp.1.669,404 dengan standar deviasi sebesar Rp.2.246,4254. Nilai minimum Harga saham sebesar Rp.50,0 dan nilai maksimum sebesar Rp.10.500.

C. Hasil Analisis Data

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik yaitu melalui pengujian normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedasitas.

a. Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas ditunjukkan pada garfik histogram berikut:

Gambar 4.1


(73)

kanan atau ke kiri. Karena kurva berbentuk normal berarti data yang diteliti dalam model regresi memenuhi syarat asumsi normalitas.

Uji normalitas juga bisa disajikan dengan menggunakan grafik normal plot, adapun hasil uji tersebut adalah:

Gambar 4.2

Hasil Pengujian Normalitas Data-P Plot

Dari grafik tersebut diatas, terlihat titik–titik data menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi dalam penelitian ini memenuhi syarat asumsi normalitas (Ghozali 2005:126).


(74)

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Berikut ini adalah hasil dari uji multikolinearitas:

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 6123.525 12226.975

Likuiditas -10751.838 5648.098 -.243 .417 2.395 Profitabilitas 187694.136 19573.130 .891 .791 1.264 Solvabilitas 5068.929 7942.484 .079 .448 2.232 a. Dependent Variable: Harga saham

Berdasarkan tabel 4.2 diatas nilai tolerance variabel likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berkisar antara 0,417 sampai dengan 0,448 atau lebih besar dari 0,10. Hasil perhitungan nilaitolerancetersebut menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan tidak ada korelasi antar variabel independen.

Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel


(75)

berkisar antara 1,264 sampai dengan 2.395, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

c. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Berikut ini adalah hasil dari uji Autokorelasi:

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Autokorelasi

Uji Autokorelasi yang digunakan adalah uji Watson. Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,684. Karena angka D-W berada antara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak terdapat masalah autokorelasi. Jadi dapat disimpulkan dalam model regresi tidak ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengggangu pada periode t-1.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .799a .638 .618 1389.143 1.684

a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: Harga saham


(76)

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Berikut ini adalah hasil dari uji Heterokedastisitas:

Gambar 4.3

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik–titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi atau dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, sehingga model regresi layak dipakai untuk


(77)

memprediksi harga saham berdasarkan masukan variabel independen likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka dapat dilakukan pengujian statistik/signifikan model regresi untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial (individual) maupun secara simultan (bersama–sama).

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R2

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Berikut ini adalah hasil dari uji Koefisien Determinasi R2:

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi R2 Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .799a .638 .618 1389.143

a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: Harga saham

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diperoleh nilai koefisien determinasi (Adjusted Square R) sebesar 0,618 atau sama dengan 61,8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 61,8% variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen


(78)

seperti likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Sedangkan sisanya 38,2% dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain atau variabel–variabel lain diluar model dalam penelitian ini seperti EVA oleh Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2002), kinerja keuangan oleh Hanry Dwi Purnomo (2006).

b. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini adalah hasil dari Uji Parameter Individual (Uji Statistik t):

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Parameter Individual (Uji Statistik t) Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig. B Std. Error

1 (Constant) 6123.525 12226.975 .501 .619 Likuiditas -10751.838 5648.098 -1.904 .062 Profitabilitas 187694.136 19573.130 9.589 .000 Solvabilitas 5068.929 7942.484 .638 .526 a. Dependent Variable: Harga saham

Berdasarkan tabel 4.8 diatas hasil uji t untuk variabel likuiditas yang diproyeksikan olehCurrent Ratio (CR)mempunyai


(1)

79

Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software SPSS

Lampiran 3: Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Likuiditas 57 1.01653 1.24665 1.0983537 .05086582 Profitabilitas 57 -.00125 .03688 .0149868 .01066241 Solvabilitas 57 .79213 .93910 .8960993 .03492095 Harga saham 57 50.0 10500.0 1669.404 2246.4254 Valid N (listwise) 57

Lampiran 4 : Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 6123.525 12226.975

Likuiditas -10751.838 5648.098 -.243 .417 2.395 Profitabilitas 187694.136 19573.130 .891 .791 1.264 Solvabilitas 5068.929 7942.484 .079 .448 2.232 a. Dependent Variable: Harga saham


(2)

Lampiran 5 : Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran 6 : Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .799a .638 .618 1389.143 a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: Harga saham

Model Summary

b

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .799a .638 .618 1389.143 1.684

a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: Harga saham


(3)

81

Lampiran 7 : Hasil Uji Statistik t

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

t Sig. B Std. Error

1 (Constant) 6123.525 12226.975 .501 .619 Likuiditas -10751.838 5648.098 -1.904 .062 Profitabilitas 187694.136 19573.130 9.589 .000 Solvabilitas 5068.929 7942.484 .638 .526 a. Dependent Variable: Harga saham

Lampiran 8 : Hasil Uji Statistik F

ANOVA

b

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1Regression 1.803E8 3 6.011E7 31.149 .000a

Residual 1.023E8 53 1929718.316

Total 2.826E8 56

a. Predictors: (Constant), Solvabilitas, Profitabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: Harga saham


(4)

(5)

83


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 49 84

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 67 80

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 72 95

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Bank Terhadap Opini Audit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 59 110

Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Market Value Saham Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 26 113

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 89

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Harga Saham (Studi Empiris pada Industri Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek

1 6 102

Pencapaian Rasio Profitabilitas Melalui Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas dan Rasio Solvabilitas pada Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 1

Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Laba Per Lembar Saham Terhadap Harga Saham Studi pada Perusahaan Sektor Telekomunikasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 49 63

Pengaruh Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 10