Macam-macam Materi Dakwah Dakwah

a. akhlak terhadap Allah. akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan selain allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya. b. akhlak terhadap diri sendiri akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat di artikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. d. akhlak terhadap sesama manusia. Manusia adalah mahkluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerja sama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam mengajurkan berakhlak yang hbaik kepada saudara,karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya. 15 Jadi,manusia menyaksikan dan menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan kepadanya keutamaan yang tidak terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak bisa dihitung banyaknya, semua itu perlu disyukuri denga berdzikir dengan hati. 15 Zahrudin AR. Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2004 2. Akhlak Al-Mazmumah Akhlak Al-Mazmumah akhlak yang tercela adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut diatas. Dalam ajaran islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahamidengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Adapun akhlak tercela itu adalah sebagai berikut: Berbohong adalah memebrikan atau menyampaikan suatu informasi yang yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Sebagi muslim yang baik sebaiknya kita menghindari sufat bohong tersebut. Takabur sombong adalah merasa atau mengakui dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain sehingga semua orang disekitarnya dianggap rendah oleh orang yang memiliki sifat tersebut. Dengki adalah rasa atau sikap tidak senang atas apa yang diperoleh orang lain. Oarng yang meiliki sifat seprti ini biasanya tidak senang melihat orang lain bahagia. Bakhil atau kikir adalah sukar baginya mengurangi kenikmatan yang diberikan Allah padanya sehingga orang tersebut lebih suka hidup sendiri darp pada barbaur denga orang disekitanya. Sebagaimana diuraikan diatas maka akhlak dalam wujud pengalamannya di bedakan menjadi dua: akhlak terpujidan akhlak tercela. Jika sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik maka itulah akhlak terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk, maka itulah yang dinamakan akhlak tercela. C.Pembinaan Akhlak Muallaf 1. Pengertian Pembinaan Pembinaan berasal dari kata “ bina “ yang berarti bangun, bentuk. Apabila di beri awalan me-maka menjadi membina, yang artinya membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik sehingga pembinaan mengandung arti proses tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 16 Pembinaan dapat juga diartikan sebagai penerimaan, pelayanan, perlindungan, pemberdayaan dan peningkatan pemahaman kepada muallaf mengenai islam dari dari aspek Aqidah, syariah dan akhlak dan lain-lain agar para muallaf merasa aman, terbantu dan terlindungi.terwadahi dalam komunitas agama barunya. Islam mempunyai enam aspek yaitu, keimanan kepada Allah, kepada malaikat, kepada kitab-kitabnya, iman kepada Rasulnya, pada hari akhir dan iman kepada ketentuan yang telah di kehendaki. Dan seluruh aspek ini merupakan hal yang 16 Pemerintah Daerah Khusus Ibukota, Evaluasi Terhadap Eksistensi Bapinroh, Jakarta: Badan Pembinaan Pegawai, Bapinroh,1995, h.10 ghaib, kita tidak mampu menangkapnya dengan panca indra hal ini yang tampak membingungkan kita bagaimana cara menjelaskan kepada anak. Dengan cara apa kita menanamkan enam aspek keimanan tersebut padanya, dan bagaimana kita bisa mengespresikan keimanan mereka. Namun apabila kita mencoba mempelajari proses kehidupan Rasulullah dengan segala yang telah beliau ajarkan, kita akan memperoleh sebuah jawaban berbagai pertanyaan tadi. Kita akan menemukan lima pola dasar pembinaan akidah seperti, membacakan kalimat tauhid pada anak, menanamkan kecintaan pada Allah, pada Rasul, mengajarkan Al- Qur’an dan menanamkan nilai perjuangan serta pengorbanan. 17

2. Pengertiaan Akhlak

Definisi Akhlak Secara Etimologi Menurut pendekatan etimologi, perkataan akhlak berasal dari bahasa arab jama dari bentuk mufradnya “khuliqun” yang menurut lugat di artikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkata ’khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubunga nnya dengan “khaliq” yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti diciptakan. 18 Jadi berdasarkan sudut pandang kebahasaan akhlak dalam pengertian sehari-hari disamakan dengan budi pekerti, kesusilaan,sopan santun, tata krama, versi bahasa 17 Muhammad Nur Abdul Khafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, Bandung, Al- Bayan 1997, h.109 18 Hasanuddin Sinaga, S.Ag. M.A. Pengantar Studi Akhlak Jakarta, Raja Grafindo Indonesia Persada, 2004, h.1. indonesia sedang dalam bahasa inggrisnya di samakan dengan istilah moral atau ethic. Betapapun semua definisi akhlak di atas berbeda kata-katanya, sebenarnya tidak berjauhan maksudnya bahkan artinya berdekatan satu dengan yang lain. Sehingga Farid Ma’ruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak sebagai berikut: “ kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”. Dalam pengertian yang hampir sama dengan kesimpulan di atas M.Abdullah Dirraz, mengemukakan definisi akhlaksebagai berikut: “ Akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar dalam hal akhlak yang baik atau akhlak yang jahat ”. Selanjutnya menurut Abdullah Dirraz, perbuatan-perbuatan itu manusia di anggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila di penuhi dua syarat yaitu: 1. perbuatan-perbuatan itu di lakukan berulang kali dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. 2. perbuatan-perbuatan itu di lakukan karena dorongan emosi-emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti paksaan dari orang lain yang menimbulkan kekuatan atau bujukan dengan harapan-harapan yang indah-indah dan lain sbagainya. 19

3. Pengertian Muallaf

Muallaf adalah mereka yang baru masuk islam. Dalam arti kata mereka ini orang yang masih mempelajari islam. Intisarinya, para muallaf berasal dari aqidah yang berbeda dengan islam. Sehingga ketika dia menyatakan diri menjadi islam ditandai dengan mengucapakan dua kalimat syahadat, itulah awal hidupnya dengan islam. 20 Muallaf atau orang yang baru pindah keyakinan dari non-islam menjadi pemeluk agama islam adalah termasuk kalangan yang dalam ilmu kesejahteraan sosial dapat dikategorikan sebagai kelompok penyandang masalah sosial. 21 Orang yang masuk islam atau yang lebih dikenal dengan sebutan muallaf sangat membutuhkan perhatian, karena orang-orang ini setelah masuk islam mereka mendapatkan banyak tekanan dari keluarga atau dari orang-orang di sekitarnya sehingga. Terkadang mereka di usir dari lingkungan tempat tinggal mereka dan tidak jarang banyak dari mereka ada yang di siksa oleh keluarga mereka karena di anggap telah salah memilih jalan. 19 Hasanuddin Sinaga, S. Ag. M.A. Pengantar Studi Akhlak Jakarta, raja Grafindo Indonesia persada, 2004, h.7. 20 .http.parapemikir.com 21 . Pedoman Pelaksanaan Pembinaan Muallaf Propinsi DKI Jakarta, 2008 Di dalam masyarakat yang agamis seperti di indonesia, masalah agama dan keyakinan ke agamaan seseorang telah dipupuk sedemikian rupa melalui institusi keluarga hingga institusi keagamaan yang berkembang di dalam strata sosial atau struktur masyarakat yang ada. Kehidupan beragama dimaksud kemudian menjadi persoalan kelompok dan identitas kelompok. Oleh karena itu orang-orang muallaf ini perlu perhatian khusus dan perlindungan dari orang-orang di sekitarnya dan membutuhkan bimbingan yang dapat meringankan beban mereka setelah berpindah keyakinan dan menjalani hidup mereka seperti biasa. Perumusan petunjuk teknis pembinaan muallaf ini memiliki pijakan dan landasan hukum sebagai berikut: 1.Landasan ideal: Surat An-Nahl ayat 125: serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesunggunya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Ali Imran ayat 104: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. 2. Landasan konstitusional pasal 28E Undang-undang Dasar 1945 1. setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkanya, serta berhak kembali. 2. setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nurani. pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 1.Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.