Teori Keagenan Manajemen Laba

ii. Menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu memiliki nilai umpan balik feedback value. iii. Mengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil; yaitu memiliki ketepatan waktu timeliness. b. Reliabilitas Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. i. Daya-uji verifiability ditunjukkan ketika pengukur- pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. ii. Ketepatan penyajian representational faithfulness berarti bahwa angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi. iii. Netralitas neutrality berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual, benar, dan tidak bias. 2. Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan Konsistensi a. Komparabilitas Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan. b. Konsistensi Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. Itu tidak berarti bahwa perusahaan tidak boleh beralih dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya. Perusahaan dapat mengganti satu metode dengan metode lainnya, tetapi perusahaan harus dapat menunjukkan bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Kemudiaan sifat dan pengaruh perubahan akuntansi, serta alasannya, harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya perubahan.

2.1.2 Teori Keagenan

Menurut Anthony dan Govindarajan dalam Budiasih, 2007, teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi memiliki Universitas Sumatera Utara asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Keown et al. 2001: 18 menyatakan bahwa, Masalah keagenan agency problem adalah masalah yang berasal dari konflik kepentingan antara manajer agen dan pemegang saham. Walaupun tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham, kenyataannya masalah keagenan dapat terjadi pada saat tujuan ini diimplementasikan. Masalah keagenan timbul akibat dari pemisahan tugas antara pemegang manajemen perusahaan dengan pemegang saham. Menurut Brigham Daves dalam Lubis dan Putra, 2014: 11 mengenai hubungan keagenan adalah sebagai berikut: Hubungan keagenan timbul pada saat seorang atau lebih individu yang disebut sebagai Principal : 1 menggaji individu lain yang disebut sebagai Agent untuk memberikan jasa kepadanya, 2 kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada Agent tersebut. Didalam konteks manajemen keuangan, hubungan keagenan tersebut terutama antara : 1 pemegang saham dengan manajer, 2 manajer dengan debitur yang memberikan hutang, dan 3 antara manajer dan para pemegang saham, dan debitur yang pada suatu waktu akan menyebabkan distress keuangan financial distress.

2.1.3 Manajemen Laba

Manajemen laba dapat didefinisi sebagai intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi Wild et al., 2005: 120. Stice dan Skousen 2004: 420 menyatakan bahwa terdapat empat alasan yang menjadi pendorong para manajer untuk memanipulasi laba yang dilaporkan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Memenuhi target internal. 2. Memenuhi harapan eksternal. 3. Meratakan atau memuluskan laba income smoothing. 4. Mendandani laporan keuangan window dressing untuk keperluan penawaran saham perdana initial public offering-IPO atau untuk memperoleh pinjaman dari bank. Menurut Wild et al. 2005: 118, manajemen laba dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: a. Mengubah metode akuntansi, yang merupakan bentuk manajemen laba yang paling jelas terlihat. b. Mengubah estimasi dan kebijakan akuntansi yang menentukan angka akuntansi, suatu bentuk manajemen laba yang lebih samar. Menurut Wild et al. 2005: 120, terdapat tiga jenis strategi manajemen laba antara lain: 1. Manajer meningkatkan laba increasing income periode kini. Salah satu strategi manajemen laba adalah meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Cara ini juga memungkinkan peningkatan laba selama beberapa periode. 2. Manajer melakukan “mandi besar” big bath melalui pengurangan laba periode ini. Strategi big bath dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk sering kali pada masa resesi dimana perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi big bath juga sering kali dilakukan setelah strategi peningkatan laba pada periode sebelumnya. 3. Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba income smoothing. Perataan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Pada strategi ini, manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba juga mencakup tidak melaporkan bagian laba pada periode baik dengan menciptakan cadangan atau “bank” laba dan kemudian melaporkan laba ini saat Universitas Sumatera Utara periode buruk. Banyak perusahaan menggunakan bentuk manajemen laba ini. 2.1.4 Perataan Laba 2.1.4.1 Pengertian Perataan Laba

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Kas, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, dan Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2011-2013)

7 99 109

Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, &Asset Tangibility terhadap Financial Leveragepada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 39 84

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

1 10 104

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Dan financial leverage Terhadap Praktik perataan laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014).

0 3 8

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 11

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 15

Pengaruh Kepemilikan Kas, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage, dan Profitabilitas terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2011-2013)

0 0 11

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Kontruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

0 0 19

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (Studi pada Perusahaan Property, Real Estate, dan Kontruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 - reposi

0 0 5