intensive dimana nilai pasar saham dipandang dapat menghilangkan perbedaan tersebut Salno dan Baridwan, 2000. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa nilai
total aset kurang tepat untuk dijadikan tolak ukur besarnya suatu perusahaan. Selain itu, semakin besar perusahaan maka kecenderungan pengawasan atau audit
dilakukan secara ketat dan kompeten, sehingga manajemen akan sulit untuk melakukan perataan laba.
Penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Ashari et al. 1994 di Singapura yang tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran
perusahaan merupakan faktor pendorong terjadinya praktik perataan laba. Demikian pula halnya dengan penelitian yang dilakukan di Indonesia yaitu
Sherlita dan Kurniawan 2013 dan Juniarti dan Corolina 2005 juga tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran perusahaan dapat dikaitkan dengan adanya
praktik perataan laba. Namun, hasil ini bertolak belakang dengan penelitian Budiasih 2007 yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
4.4.2.2 Profitabilitas
Perhitungan dengan menggunakan statistik menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan ROA tidak menunjukkan
pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba. Terbukti dari hasil uji logistic regression secara serentak dengan nilai signifikansi sebesar 0,191 lebih
besar dari 0,05 dan logistic regression secara bertahap pada tahap kedua sebesar 0,172 dan pada tahap ketiga sebesar 0,160 yang masih lebih besar dari 0,05. Hal
ini berarti profitabilitas tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian sebelumnya yang juga memberikan hasil yang sama adalah Juniarti dan Corolina 2005. Tidak berpengaruhnya return on asset kemungkinan
dikarenakan return on asset telah menjadi perhatian utama yang dilihat oleh masyarakat, khususnya oleh investor dan kreditur. Oleh karena didorong hal
tersebut maka manajer akan berpikir dua kali untuk melakukan praktik perataan laba yang membahayakan kredibilitas perusahaan demi kelangsungan hidup
perusahaan jangka panjang. Mengingat bahwa perhitungan return on asset melibatkan total aset, maka hal tersebut juga berdampak pada tidak terbuktinya
variabel ukuran perusahaan terhadap terjadinya perataan laba.
4.4.2.3 Financial Leverage
Perhitungan dengan menggunakan statistik menunjukkan bahwa financial leverage yang diproksikan dengan DAR tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap praktik perataan laba. Terbukti dari hasil uji logistic regression secara serentak dengan nilai signifikansi sebesar 0,167 lebih besar dari
0,05 dan logistic regression secara bertahap pada tahap kedua sebesar 0,167, tahap ketiga sebesar 0,136, dan tahap keempat sebesar 0,109 yang masih lebih
besar dari 0,05. Hal ini berarti financial leverage tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiasih 2007 dan Sherlita dan Kurniawan 2013 yang tidak berhasil membuktikan
bahwa financial leverage menjadi faktor pendorong terjadinya praktik perataan laba. Hal ini dikarenakan perusahaan sampel dalam penelitian ini rata-rata
memiliki rasio DAR yang tidak terlalu tinggi, yaitu sebesar 0,4674, sehingga
Universitas Sumatera Utara
risiko yang akan ditanggung oleh pemilik modal juga kecil. Oleh karena itu, variabel financial leverage tidak berpengaruh dalam penelitian ini.
4.4.2.4 Kebijakan Dividen