David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa resiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated
assets and liabilities . Sehingga secara umum resiko dapat diartikan sebagai
bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah
satu definisi, resiko Risk adalah sama dengan ketidakpastian uncertainty. Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Resiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya
perbedaan antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi
berbagai resiko yang timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor
untuk melakukan strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
2.1.1.1 Resiko Sistematis
Menurut Tandelilin 2001:50, resiko sistematis merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi dipasar secara keseluruhan, perubahan
pasar tersebut mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Resiko sistematis merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi, dan sering
juga disebut sebagai resiko pasar market risk , karena fluktuasi resiko disebabkan oleh faktor - faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang
beroperasi. Faktor - faktor tersebut adalah seperti kondisi perekonomian, tingkat
Universitas Sumatera Utara
inflasi, tingkat bunga dan lain - lain. Faktor - faktor tersebut menyebabkan kecenderungan saham bergerak bersama.
Menurut Brigham dan Houston 2001:238, resiko pasar market risk itu sendiri adalah resiko yang tumbuh dari faktor – faktor yang secara sistematis akan
mempengaruhi sebagian besar perusahaan, seperti adanya perang, inflasi, resesi, dan juga tingkat suku bunga yang tinggi. Kebanyakan saham akan dipengaruhi
secara negatif oleh faktor – faktor tersebut, dan juga resiko pasar ini tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.
Berikut ini adalah beberapa jenis resiko yang tidak dapat didiversifikasi : 1. Resiko suku bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang
berarti jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga menurun, maka harga saham akan
meningkat. 2. Resiko pasar
Yang dimaksud resiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini dapat
disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, maupun perubahan politik.
3. Resiko inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah
diinvestasikan, sehingga resiko ini juga bisa disebut sebagai resiko daya beli.
Universitas Sumatera Utara
4. Resiko nilai tukar mata uang valas Resiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan
nilai mata uang negara lainnya. Resiko ini juga dikenal dengan nama currency risk
atau exchange rate risk. 5. Resiko negara
Resiko ini juga disebut sebagai resiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar
negeri, maka stabilitas ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari resiko negara yang terlalu tinggi.
Resiko sistematis ini dapat diukur melalui indeks beta suatu saham. Indeks beta saham adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara
pengembalian suatu saham dan pengembalian pasar yang berbeda Keown, 2008:209. Indeks beta saham ditentukan dengan cara membandingkan tingkat
resiko suatu saham terhadap resiko seluruh saham, dimana resiko ini dicerminkan oleh fluktuasi harga saham bersangkutan dan harga pasar rata - rata dari seluruh
saham yang tercatat. Indeks beta saham mengukur sampai sejauh mana harga saham individu
turun naik bersamaan dengan turun naiknya harga pasar. Indeks beta saham dapat bernilai positif dan dapat juga bernilai negatif. Indeks beta saham negatif berarti
selalu terjadi kondisi yang berlawanan. Jika secara umum harga saham mengalami kenaikan, maka saham yang mewakili indeks beta saham negatif mengalami
penurunan.
Universitas Sumatera Utara
Indeks beta saham yang normal adalah satu, terjadi jika rata-rata peningkatan harga seluruh saham yang tercatat meningkat dengan persentasi yang
sama dengan saham yang memiliki indeks beta satu. Apabila indeks beta suatu saham nol, maka saham tersebut bebas dari resiko. Indeks beta saham nol
menunjukkan bahwa meskipun semua saham yang tercatat rata - rata mengalami perubahan harga, saham yang mempunyai indeks beta nol tidak mengalami
perubahan sama sekali. Indeks beta saham sangat membantu investor untuk melakukan investasi
terutama dalam hal memilih suatu saham atau lebih luas lagi untuk mengatur portofolio. Selain itu Indeks beta saham juga digunakan untuk mengukur seberapa
besar tingkat keberanian investor untuk menanggung resiko. Untuk investor yang menyukai resiko risk lover , maka ia akan memilih saham - saham yang
mempunyai gejolak harga yang tinggi, atau saham – saham dengan indeks beta yang besar. Sebaliknya, investor yang tidak menyukai resiko risk averter akan
memilih saham - saham yang mempunyai indeks beta yang kecil karena resiko saham – saham tersebut juga akan lebih kecil. Untuk investor yang tidak takut,
tetapi tidak terlalu berani moderate investor indiferrence investor tidak hanya akan melihat indeks beta saham, akan tetapi juga return saham yang diberikan.
Tipe moderate investor seperti ini akan sangat senang apabila ia dihadapkan pada saham dengan indeks beta yang tinggi yang juga sebanding dengan returnnya
yang tinggi. Jika investor ingin mengoptimumkan resikonya yaitu dengan resiko yang minimum tetapi mengharapkan pendapatan yang maksimum, investor
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat mengkombinasikan beberapa saham dengan indeks beta yang berbeda - beda.
2.1.1.2 Resiko Tidak Sistematis