Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Tandelilin 2001:48, resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka akan semakin besar pula resiko investasi tersebut. Ada beberapa sumber resiko yang bisa mempengaruhi besarnya resiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain adalah : resiko suku bunga, resiko pasar, resiko inflasi, resiko bisnis, resiko finansial, resiko likuiditas, resiko nilai tukar mata uang dan resiko negara. Di samping berbagai sumber risiko di atas, dalam manajemen investasi modern juga dikenal pembagian resiko total investasi ke dalam dua jenis resiko, yaitu: resiko sistematis dan resiko tidak sistematis. Resiko sistematis resiko umum – general risk merupakan resiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Resiko sistematis tidak dapat diminimalkan dengan diversifikasi. Perubahan pasar akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Resiko tidak sistematis disebut juga sebagai resiko spesifik resiko perusahaan , yaitu resiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Resiko tidak sistematis ini lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa resiko perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi investasi. Universitas Sumatera Utara Resiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio yang relatif terhadap resiko pasar dapat diukur dengan beta saham. Resiko sistematis ini dapat diukur melalui indeks beta suatu portofolio. Indeks beta saham adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara pengembalian suatu saham dan pengembalian pasar yang berbeda Keown, 2008:209. Indeks beta saham ditentukan dengan cara membandingkan tingkat resiko suatu saham terhadap resiko seluruh saham, dimana resiko ini dicerminkan oleh fluktuasi harga saham bersangkutan dan harga pasar rata-rata dari seluruh saham yang tercatat. Indeks beta saham mengukur sampai sejauh mana harga saham individu turun naik bersamaan dengan turun naiknya harga pasar. Indeks beta dapat bernilai positif dan dapat juga bernilai negatif. Indeks beta negatif berarti selalu terjadi kondisi yang berlawanan. Jika secara umum harga saham mengalami kenaikan, maka saham yang mewakili indeks beta negatif mengalami penurunan. Indeks beta saham yang normal adalah satu, terjadi jika rata - rata peningkatan harga seluruh saham yang tercatat meningkat dengan persentasi yang sama dengan saham yang memiliki indeks beta satu. Indeks beta saham nol menunjukkan bahwa suatu saham bebas dari resiko. Hal ini berarti meskipun semua saham yang tercatat rata - rata mengalami perubahan harga, saham yang mempunyai indeks beta nol tidak mengalami perubahan sama sekali. Dalam aplikasinya, semakin tinggi tingkat beta, maka akan semakin tinggi resiko sistematis dari saham atau portofolio tersebut. Universitas Sumatera Utara Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini akan ditunjukkan oleh gambar sebagai berikut : 1. Resiko Sistematis ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ 2. Resiko Tidak Sistematis ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian Resiko Sistematis Subsektor Pakan Ternak Resiko Sistematis Subsektor Plastik dan Kemasan Resiko Sistematis Subsektor Kimia Resiko Sistematis Subsektor Keramik, Gelas, dan Porselen Resiko Sistematis Subsektor Logam dan Sejenisnya Resiko Sistematis Subsektor Semen Resiko Sistematis Subsektor Pulp dan Kertas Resiko Sistematis Subsektor Kayu dan Pengolahannya Resiko Tidak Sistematis Subsektor Logam dan Sejenisnya Resiko Tidak Sistematis Subsektor Semen Resiko Tidak Sistematis Subsektor Keramik, Gelas, dan Porselen Resiko Tidak Sistematis Subsektor Pakan Ternak Resiko Tidak Sistematis Subsektor Plastik dan Kemasan Resiko Tidak Sistematis Subsektor Kimia Resiko Tidak Sistematis Subsektor Pulp dan Kertas Resiko Tidak Sistematis Subsektor Kayu dan Pengolahannya Universitas Sumatera Utara

2.4 Hipotesis