manusia. Selain itu, nilai merupakan keyakinan dan keyakinan kejawen klasik yang mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap kebudayaan
yang tercipta dari suatu cerita rakyat. Dari kesimpulan di atas maka nilai kepatuhan merupakan tanda sikap patuh masyarakat. Wujud dari nilai
kepatuhan dapat diukur dari perilaku masyarakat sebagai berikut: a.
Memahami dan mengamalkan prinsip-prinip yang ada di masyarakat b.
Menghormati sebuah petuah yang menjadi pedoman hidup sehari-hari c.
Mengenali tokoh yang memberikan petuah kepada masyarakat d.
Patuh, taat dan setia kepada perintah dengan penuh ikhlas menjalankannya sesuai isi perintah
e. Sanggup berkorban untuk mempertahankan nilai yang terdapat dalam
masyarakat.
2.5 Kerangka Berfikir
Danandjaja 2002:4 menyatakan bahwa cerita rakyat merupakan bagian dari hasil kebudayaan masyarakat kolektifnya yang diwariskan
secara turun temurun, secara tradisional atau secara lisan, oleh karena itu cerita rakyat hadir dalam versi yang berbeda-beda. Penyebaran secara lisan
dan turun temurun mengakibatkan tidak diketahui pengarangnya. Cerita rakyat merupakan suatu cerita pada zaman dahulu
khususnya yang hidup di kalangan masyarakat yang diwariskan secara lisan serta ceritanya dikaitkan dengan keadaan atau bukti-bukti
peninggalan. Penelitian ini mengkaji dua aspek yaitu 1 struktur cerita
yang dikaji dengan struktur naratif ala Maranda, 2 nilai kepatuhan masyarakat desa Somawangi dalam narasi cerita rakyat Raden
Somawangi. Pendekatan yang digunakan untuk meneliti yaitu pendekatan
obyektif, karena akan mengungkap unsur-unsur yang membangun dalam sebuah cerita rakyat itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode
kualitatif. Penelitian kualitatif dalam cerita rakyat Raden Somawangi dilakukan secara deskriptif, artinya data analisis dalam bentuk deskripsi
dan kajian mendalam kualitatif. Data yang diperoleh dari informan dari hasil observasi
mengandung maksud untuk mendapatkan cerita rakyat Raden Somawangi dalan versi yang berbeda serta narasumber yang berbeda pula. Narasumber
yang dijadikan informan merupakan orang benar-benar mengerti akan cerita rakyat tersebut.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik observasi dilakukan dengan
mengunjungi situs makam Raden Somawangi. Teknik wawancara dilakukan dengan mamberikan pertanyaan kepada narasumber berkaitan
dengan cerita. Dokumentasi dengan mencari data-data tertulis mengenai cerita serta keadaan tempat cerita tersebut berkembang.
Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif adalah suatu teknik
dengan cara memilah-milah data menguraikan data ke dalam kata-kata
secara tertulis, tidak dalam bentuk angka. Hasil data yang diperoleh merupakan deskripsi struktur cerita Raden Somawangi.
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah struktur cerita rakyat Raden Somawangi di Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara serta
bagaimana nilai kepatuhan masyarakat desa Somawangi, Kabupaten Banjarnegara dalam cerita rakyat Raden Somawangi.
Masyarakat desa Somawangi ini masih menjunjung tinggi kebudayaan Jawa yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek
moyangnya. Tradisi yang masih melekat di desa Somawangi adalah ziarah ke makam Raden Somawangi setiap hari senin manis dan kamis manis.
Masyarakat melakukan pengajian secara bersama dan doa-doa untuk menghormati arwah leluhur dan sebagai bukti rasa baktinya. Selain tradisi
tersebut, masyarakat juga mendatangi makam Raden Somawangi untuk nadzar, kaul, tarak brata serta yoga.
Masyarakat desa ini masih mempercayai adanya mitos-mitos dalam cerita rakyat yang ada di desa mereka. Masyarakat desa ini merupakan
masyarakat yang rajin bekerja, meskipun mayoritas kehidupan mereka adalah golongan ekonomi ke bawah. Mata pencaharian mereka adalah
rata-rata petani, wiraswasta, pengusaha dan pedagang. Mereka tergolong orang-orang yang ulet dalam bekerja, sehingga sebagian penduduknya